PANDUAN URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT UMUM KUNINGAN MEDICAL CENTER LURAGUNG
RUMAH SAKIT UMUM KUNINGAN MEDICAL CENTER TAHUN 2016
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan elemen organisasi yang sangat penting. Sumber daya manusia merupakan pilar utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam upaya mewujudkan visi dan misinya. Karenanya harus dipastikan sumber daya ini dikelola dengan sebaik mungkin agar mampu memberikan kontribusi secara optimal. Maka diperlukanlah sebuah pengelolaan secara sistematis dan terencana agar tujuan yang diinginkan dimasa sekarang dan masa depan bisa tercapai yang sering disebut sebagai manajemen sumber daya manusia. Tujuan manajemen sumber daya manusia adalah mengelola dan menembangkan kompetensi pegawai agar mampu merealisasikan misi organisasi dalam rangka mewujudkan visi Rumah
sakit
merupakan
suatu
organisasi
pelayanan
jasa
yang
mempunyai keunikan dalam hal Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana. Rumah Sakit merupakan organisasi yang padat modal, padat SDM, padat teknologi dan ilmu pengetahuan serta padat regulasi. Padat modal karena rumah sakit memerlukan investasi yang tinggi untuk memenuhi persyaratan yang ada. Padat sumber daya manusia karena didalam rumah sakit pasti terdapat berbagai profesi dan jumlah karyawan yang banyak. Padat teknologi dan ilmu pengetahuan karena di dalam rumah sakit terdapat peralatan-peralatan canggih dan mahal serta kebutuhan berbagai disiplin ilmu yang berkembang dengan cepat. Padat regulasi karena banyak regulasi/peraturan-peraturan yang mengikat berkenaan dengan syarat-syarat pelaksanaan pelayanan di rumah sakit. Pengelolaan Rumah Sakit yang khas menjadikan studi pengelolaan SDM Rumah Sakit merupakan hal yang menarik untuk dikaji. Terdapat dua kelompok besar dalam SDM rumah sakit yakni tenaga medis yang terdiri dari dokter, perawat, tenaga kesehatan lain, dan tenaga non-medis yang terdiri dari tenaga administratif dan tenaga pelaksana lainnya.
Organisasi rumah sakit mempunyai bentuk yang unik, yang berbeda dengan organisasi lain pada umumnya. Rumah sakit mempunyai kekhususan yang lahir dari adanya hubungan yang terjadi antara Medical Staff (kelompok dokter) dan Administrator atau CEO (manajemen), serta Governing Body. Oleh karena adanya
kekhususan
tersebut,
membuat
Rumah
Sakit
memiliki
tingkat
kompleksitas yang tinggi. Tuntutan adanya interaksi yang tinggi antara ketiga hal tersebut membuat pengelolaan rumah sakit menjadi tidak mudah. Pemeliharaan Karyawan atau Retensi karyawan/ Employee Retention merupakan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan karyawan potensial yang dimiliki perusahaan untuk tetap loyal terhadap perusahaan. Pengembangan program Employee Retention haruslah merupakan komponen yang krusial bagi Rumah Sakit. Jika Employee Retention buruk, maka akan meningkatkan employee turnover yang secara negatif mempunyai dampak terhadap pelayanan terhadap pelanggan, standar produksi kerja dan profitability. Secara umum, hubungan antara Employee Retention terhadap kinerja sangatlah kompleks, terdapat bukti bahwa kinerja dapat menurun jika Employee Retention karyawan buruk dan ada kemungkinan terdapat stagnasi karyawan jika turnover terlalu rendah (Abelson dan Baysinger, 1984 serta Glebbek dan Back, 2004). Pemberian pelayanan yang memuaskan merupakan tujuan yang diinginkan oleh masyarakat. Capaian pelayanan yang memuaskan merupakan tugas utama dan tugas pokok yang harus dilakukan oleh Selulurh Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak Tulungagung mulai dari Pimpinan Rumah Sakit sampai dengan staf yang terbawah.
Seringkali terjadi perbedaan pendapat antara Pegawai dan Organisasi, tentang tugas yang harus dikerjakan atau acuan yang digunakan sebagai batas wewenang. Dengan Uraian Tugas, apa yang diharapkan oleh Rumah Sakit dan dan bagaimana agar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap pegawai dapat diketahui dan dipahami dengan jelas Uraian tugas adalah uraian singkat tentang tugas, kondisi pekerjaan, serta tututan yang diperlukan ketikamenjabat suatu posisi yang didalam memuat Nama pegawai,
jabatan yang diduduki, tugas pokok, tugas tambahan dari
pemegang jabatan. Didalam sebuah unit kerja atau organisasi bahwa Uraian Tugas menjadi salah satu indikator dalam pencapaian kinerja organisasi. Uraian tugas menjadi
suatu titik tolak dalam pelaksanaan pekerjaan dan pembagian tugas secara tuntas dan akan menjadi permasalahan apabila tidak dilakukan. Dengan uraian tugas seorang pegawai akan mengetahui batas wewenagnya sehingga tidak terjadi tumpang tindih dengan jabatan lainnya. Uraian tugas dapat digunakan suatu organisasi untuk pengembangan dan perampingan suatu jabatan serta dapat dipergunakan untuk menghitung analisa beban kerja dalam suatu organisasi. Pembuatan Uraian Tugas membutuhkan tehnik yang tepat sehingga dapat di jadikan sebagai bahan dalam pelaksanakan tugas sehari-hari sebagai Pegawai dan perubahan uraia tugas bersifat dinamis akan selalu mengikuti perubahan dinamika organisasi yang berkembang dengan sangat cepat.
B. Tujuan panduan Tujuan Umum Panduan ini dibuat sebagai referensi Rumah Sakit dalam mebuat uraian tugas bagi Pegawai yang akan melakukan tugas dan tanggung jawabnya Tujuan khusus a.
Sebagai
landasan
bagi
atasan
untuk
mengoptimalkan
peran
dan
tanggungjawab bawahannya. b.
Sebagai landasan bagi Pimpinan Organisasi untuk dapat memimpin dan memberikan motivasi agar pemegang jabatan menghasilkan kinerja yang optimal
c.
Sebagai panduan dan pedoman kerja pegawai serta untuk mengetahui apa yang harus dilakukan dan yang diharapkan dari organisasi
d.
Sebagai landasan untuk perencanaa karier, penempatan individu sesuai dengan peran, tanggungjawab dan kebutuhan organisasi
e. Sebagai alat ukur dalam pencapaian kinerja seorang pegawai dan sebagai bahan analisis untuk untuk mengetahui dengan tepat jumlah pegawai yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dalam suatu unit organisasi. f.
Sebagai landasan pimpinan unit dan pimpinan organisasi untuk mengetahui calon yang tepat untuk suatu kebutuhan jabatan, kebutuhan diklat bagi pemegang jabatan, melakukan analisa terhadap pemegang jabatan dan perencanaan pengembangan organisasi
C. Landasan Hukum 1.
Peraturan Perundang-undangan yang mengatur tentang Jabatan Fungsional tertentu;
2.
Peraturan Kepala BKN Nomor 12 Tahun 2011 tentang Analisa Jabatan;
3.
Peraturan Kepala BKN Nomor 03 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsinal Umum;
BAB II DEFINISI A.
Arti Uraian Tugas Pengertian uraian tugas sebagaimana terdapat pada Peraturan KepalaBadan Kepegawaian Negara Nomor 12 Tahun 2011 ditegaskan Urian Tugasadalah paparan semua tugas jabatan yang merupakan upaya pokok pemangkujabatan
dalam
memproses
bahan
kerja
menjadi
hasil
kerja
menggunakanperangkat kerja dalam kondisi tententu .
B.
Pentingnya Uraian Tugas Pentingnya uraian tugas pegawai sebagai alat ukur dalam pencapaian kinerja seorang pegawai dan sebagai bahan analisis untuk untuk mengetahui dengan tepat jumlah pegawai yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dalam suatu unit organisasi. Sebagaimana dikemukakan oleh A.S. Moenir bahwa Uraian pekerjaan sangat berguna untuk penilaian pekerjaan (job appraisal) karena didalam uraian pekerjaan diuraikan beberapa standar. Dengan adanya uraian pekerjaan maka dalam penilaian akan dapat diperoleh nilai yang faktual dan jujur. Berkaitan dengan hal tersebut di atas apabila uraian tugas laksanakan dengan baik maka akan dapat diperoleh nilai dari hasil pembagian kerja dan pendelegasaian pekerjaan. Dengan pendelegasaian tersebut akan muncul rasa tanggung jawab bagi seluruh staf yang berada dibawahnya yakni : 1. Memberikan orang otoritas dan pertanggungjawaban, bukan sekedar kerja dan tugas. 2. Memberikan orang kesempatan untuk memilkul tanggung jawab, 3. Membuat orang memikirkan saran dan masukan yang berharga. 4. Mengembangkan orang dengan mengambil kemampuan mereka lebih banyak dari pada biasanya. 5. Membiarkan orang belajar dari kesalahan mereka sendiri
3
Dengan demikian uraian tugas yang diberikan kepada pendelegasian pekerjaan kepada seseorang akan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab, tentu juga akan lebih mudah dalam memberikan penilaian bagi seseorang yang telah diberikan uraian tugas. Disamping hal yang telah dikemukakan diatas didalam lingkungan pemerintah sebagai salah satu upaya yang dilakukan dalam menghitung kebutuhan akan pegawai, sehingga akan dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menentukan formasi pegawai dalam satu unit kerja. Apabila kita kaitkan dengan peningkatan kinerja pegawai maka dari hasil penilaian terhadap seorang pegawai tentu bisa dijadikan sebagai bahan dalam hal pembinaan dan pengembangan pegawai tersebut. Sehingga dalam rangka pembinaan terhadap pegawai akan mudah mengambil tindakan apakah seorang pegawai perlu mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan sikap seorang pegawai
4
BAB III RUANG LINGKUP Membuat urai tugas yang perlu dipertimbangkan adalah apa bagianbagian isi dari uraian tugas tersebut dan kepengkapan isi sebuah uraian tugas tergantung dari kebutuhan organisasi. A. Susunan Uraian Tugas Untuk mempermudah dalam menyusun Uraian Tugas perpedoman pada Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 12 Tahun 2011 tentang Analisa Jabatan yang terdiri dari : 1. Nama Jabatan Nama jabatan atau nomenklatur jabatan merupakan sebutan yang bersifat ringkas, bersifat substantif, menggunakan huruf kapital setiap huruf pertama dan jelas. Dalam menetapkan nama jabatan berpedoman pada : a.
Jabatan Struktural : Penulisan nama jabatan struktural disesuaikan dengan Peraturan. Misal :
Direktur, Wakil Direktur, Kepala Bagian/Bidang, Kepala Sub Bagian / Kepala Seksi.
b.
Jabatan Fungsional tertentu: Penulisan nama jabatan
Fungsional tertentu dengan Peraturan
Perundang-undang yang berlaku dari masing-masing jabatan fungsional tertentu: Misal :
Dokter Pertama, dst,
Perawat Pelaksana Pemula dst, dan
sebagainya. c.
Jabatan Fungsional Umum : Penulisan
nama
jabatan
fungsional
umum
disesuaikan
dengan
Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara 03 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsinal Umum. Misal : Agendaris, Resepsionis, Pengadministrasi, Pengolah Data, Pembuat
SPJ,
Juru
Rawat,
Juru
Saji,
Penyusun
dan
sebagainya. 3.
Atasan Langsung Pemangku Jabatan. Suatu jabatan
yang langsung membawahi suatu jabatan baik jabatan
struktural, fungsional tertentu dan fungsional umum.
5
4.
Bawahan langsung pemangku jabatan.
Suatu jabatan yang secara langsung berada dibawah pemangku jabatan struktural 5. Ikhtisar jabatan Ikhtisan jabatan merupakan ringkasan dari uraian tugas yang disusun dalam satu kalimat yang mencerminkan pokok-pokok tugas jabatan. Dalam menyusun ikhtisan jabatan harus memenuhi kriteria : 1. Apa yang dikerjakan 2. Bagaimana cara mengerjakan 3. Mengapa tugas tersebut harus dukerjakan. 6. Uraian tugas : Uraian tugas merupakan suatu paparan atau bentangan atas semua tugas jabatan yang dilakukan oleh pemegang jabatan dalam memproses bahan kerja menjadi hasil kerjadalam kondisi tertentu. Uraian tugas dibagi menjadi 2 (dua) yakni : a. Tugas pokok Suatu kegiatan yang dibebankan kepada pemangku jabatan yang berkaitan langsung dengan jabatan yang dipangkunya yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku: b.
Tugas tambahan : Suatu kegiatan / tugas yang dibebankan pada pemangku jabatan dan masih berkaitan dengan jabatan yang dipangkunya namun yang tidak tercantum dalam tugas pokok Misalnya : * Jabatan internal yang diberlakukan di RSU KMC LURAGUNG (Kepala Instalasi, Kepala Ruangan dan Wakil Kepala Ruangan. * Ketua / Anggota Tim/Komite.
7. Wewenang / Kewenangan klinis bagi pemangku jabatan fungsional tertentu. Wewenang merupakan hak pepegang jabatan dan kekuasaan pemegang jabatan untuk memilih, mengambil sikap atau tindakan tertentu dalam melaksanakan tugas dan mempunyai peras sebagai penyeimbang terhadap tanggung jawab guna mendukung pelaksanaan tugas. * Khusus untuk Jabatan Fungsional tertentu wewenang pemangku jabatan disesuaikan dengan kewenangan klinik hasil Kredensialing dari Tim Kredensial.
6
8. Tanggung jawab Tanggung jawab adalah merupakan tuntutan jabatan terhadap kesanggupan seorang Pegawai untuk menyelesaian pekerjaan yang telah diserahkan kepadanyadengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktu yang telah ditentukan serta berani mengambil resiko atas keputusan yang diambil. Tindakan yang telah dilakukan. 9. Kriteria / syarat Jabatan : Kriteria/syarat jabatan adalah kwalifikasi yang harus dipenuhi oleh Pegawai untuk dapat melakukan pekerjaan atau pemangku jabatan Kriteria Jabatan/Syarat jabatan terdiri dari Pendidikan dan Diklat yang pernah diikuti. 10. Hubungan kerja Suatu aspek yang memiliki dampak bagi pemangku jabatan dalam melakukan hubungan pekerjaan terhadap rekan kerja di dalam suatu unit organisasi atau di luar unit organisasi. Pencantuman hubungan kerja bermanfaat untuk menggambarkan kepada siapa saja pemangku jabatan melakukan bentuk hubungan kerja baik bersifat horisontal maupun Vertikal. Secara umum hubungan kerja dibagi dalam dua besaran utama yakni :
Hubungan kerja Internal (Hubungan kerja di dalam organisasi itu sendiri)
Hubungan kerja Eksternal (hubungan kerja diluar organisasi).
11. Posisi dalam suatu organisasi. Gambaran posisi jabatan dari Pegawai yang memiliki uraian tugas, sehingga jelas garis koordinasinya. B. Tata Cara Pembuatan Uraian Tugas/Pekerjaan Didalam pembuatan Uraian tugas harus memperhatikan hal hal sebagai berikut : 1.
Sistematis memenuhi aturan, bentuk, syarat-syarat tertentu.
2.
Jelas harus dapat memberi isi dan maksud yang jelas dan dapat dipahami oleh calon penerima tugas
3.
Ringkas perlu menggunakan kata-kata dan kalimat yang singkat dan benar sehingga calon penerima tugas tidak perlu waktu yang lama untuk memahaminya
4.
Tepat harus menyajikan uraian yang sesuai dan cocok seperti apa yang dimaksudkan oleh isi jabatan.
5.
Taat azas kata-kata dan kalimat tersebut isinya menunjukkan maksud dan arah yang sama.
6.
Akurat harus disusun secara teliti, tidak kurang dan tidak lebih. 7
Didalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 12 Tahun 2011 didalam pembuatan uraian tugas ini perlu diperhatikan dengan penggunaan kata kerja yang dapat memberikan makna sebagai gambaran tugas dari setiap pegawai mulai dari tingkat atas sampai pada tingkat yang paling bawah. Adapun kata kerja yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Manajerial setingkat eselon I kata kerja yang digunakan digunakan dalam
pembuatan uraian tugas adalah : Menyusun
Kebijakan,
Mengorganisasikan,
Merumuskan
Mengendalikan,
Sasaran,
Mengkoordinasikan,
Merencanakan, Mengarahkan,
Membina. 2. Manajerial setingkat eselon II kata kerja yang digunakan dalam pembuatan
uraian
tugasnya
adalah
:
Mengkoordinasikan,
Merumuskan,
Membina,
Mengarahkan, Menyelenggarakan, Mengevaluasi, Melaporkan. 3. Manajerial setingkat eselon III kata kerja yang digunakan dalam pembuatan
uraian tugasnya adalah : Merencanakan Operasional, Membagi Tugas, Memberi Petunjuk, Menyelia, Mengatur, Mengevaluasi, Melaporkan. 4. Manajerial setingkat eselon IV kata kerja yang digunakan dalam pembuatan
uraian tugasnya adalah : Memberi Petunjuk, Membimbing, Membagi Tugas, Memeriksa,
Mengecek,
Mengoreksi,
Mengontrol,
Membuat
Laporan,
Merencanakan Kegiatan. 5. Jabatan non manajerial (Jabatan Fungsional Umum) kata kerja yang digunakan
adalah : Menabulasikan, Membuat, Menyortir, Mewawancarai, Memindahkan, Menyimpan, Menyarankan, Menyusun, Mengagenda, Mengantarkan, Memasang, Memasukkan,
Menyampaikan,
Mengemudikan,
Mencatat,
Membersihkan,
Menghitung, Mengeluarkan, Memeriksa, Menyalin, Mengumpulkan, Menjalankan, Mengetik,
Menghimpun,
Mengoperasikan,
Menarik,
Menggandakan,
Memberhentikan, Melayani, Membubuhkan, Menganalisis, Mengkompilasikan, Mengolah, Menggolongkan 6. Khusus
untuk
jabatan fungsional
tertentu
uraian
tugas
(tugas
pokok)
disesuaikan dengan Peraturan perundang-undang yang mengatur tentang angka kredit jabatan fungsional tertentu ditambah satu poin tugas pokok yakni “ Peningkata Mutu pelayanan Rumah Sakit.
8
PENUTUP Dalam upaya menciptakan kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas agar tidak terjadi tumpang tindih maka perlu dibuat uraian tugas yang jelas. Pembuatan uraian tugas tersebut diperlukan pemahaman mulai dari Ikhtisar tugas yang harus dijalankan oleh pemangku pekerjaan agar dapat diselesaikan secara menyeluruh dan disajikan Isi pekerjaan (job content) yang menggambarkan pada tanggung jawab dan wewenang bagi orang yang melaksanakan pekerjaan tersebut serta harus dikaitkan dengan kondisi atau keadaan tempat kerja dan lingkungannya. Betapa pentingnya dalam hal pembuatan uraian tugas ini, maka uraian tugas ini harus merupakan gambaran yang tepat sesuai dengan keadaan dari pekerjaan itu. Sehingga dengan demikian dalam pembuatan uraian tugas untuk dapat mencapai sasaran maka harus dibuat oleh atasan langsung dari pemangku jabatan atau orang yang ada pada lingkup pekerjaan tersebut,dengan demikian dapat memberikan hasil rincian tugas dengan baik. Panduan Uraian tugas kiranya dapat dijadikan sebagai alat ukur capaian kinerja pegawai dan dapat dipergunakan oleh semua pejabat strukrural dalam mengelola dan meningkatkan SDM yang langsung berada dibawahnya serta akan dapat membagi habis tupoksi yang ada. Dengan
demikian
kinerja
organiasai
khusunya
keberadaan
SDM
sungguh-sungguh dapat tertata dan dikelola secara optimal.
Kuningan,
2017
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KUNINGAN MEDICAL CENTER LURAGUNG
dr. SYARIEF HIDAYAT, MARS Pembina NIP.
9