A. PENGERTIAN 1. Pasien adalah seorang individu yang memerlukan perawatan medis 2. Dewasa muda adalah indivisu yang masih produktif 3. Rentan adalah suatu keadaan dimana seseorang individu mudah terjangkit atau terkena penyakit yang disebabkan oleh menurunnya daya tubuh seseorang 4. Lanjut usia adalah seseorang baik wanita maupun laki-laki yang telah berusia 60 tahun ke atas 5. pa p a s i e n d e n ga n r a s a n ye r i k r o ni s d a n i n t e n s adalah suatu kondisi dimana pasien merasakan sakit yang hebat secara terus menerus 6. pasien denga penyakit infeksi atau penyakit menular adalah pasien memiliki penyakitinfeksi yang bisa menularkan pada orang lain 7. anak dengan ketergantungan bantuan adalah anak yang me me rl uk an ba nt ua ndalam maenuh maenuhii kehi kehidup dupann annya ya seharisehari-hari hari
B. TATA LAKSANA Rumah sakit menetapkan kriteria tertulis tentang asesmen tambahan,
khusus
atau
lebih
mendalam
perlu
dilaksanan
po p o p ul a s i n ya s e p e r t i p a s i e n a n a k - a n a k , d e w a s a m u d a , l a nj u t u s i a yang lemah, pasien dengan rasa nyeri yang kronis dan intens, pa p a s i e n d e n g a n i n f e ks i a t a u p e n ya k i t m e n u l a r . Kr i t e r i a t e n t a n g asesmen tambahan, khusus atau lebih mendalam disusun oleh kelompok
staf
medis
po p o p ul a s i
pasien
rumah
d e n ga n
sakit.
Proses
k e bu t u ha n
asesmen
k h us u s n y a
untuk dapat
dimodifikasi secara tepat sehingga mencerminkan kebutuhannya, dengan melibatkan
keluarga bila perlu sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi yang dapat diterima oleh budaya dan diperlakukan secara konfidensial bi l a
pa si e n
yan ya n g
t er id e n ti f ik a si
ke bu tu ha n
t am ba ha n
asesmen khusus seperti kebutuhan khusus akan jantung,
hipertensi,
diabetes
mellitus
dan
lain-lain
dirujuk
ke pemberi pelayanan kesehatan yang berkompeten baik di internal rumah sakit maupun eksternal rumah sakit apabila pelayanan yang dibutuhkan tidak tersedia di dalam rumah sakit pasien dirujuk keluar rumah sakit. asesmen khusus yang dilakukan dilengkapi da n dicatat dalam rekam medis pasien Berikut ini adalah panduan tatalaksana pelayanan asesmen tambahan/khusus : 1. Asesmen pasien lanjut usia Dengan ketergantungan bantuan diarahkan oleh kebijakan dan prosedur yang sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh masyarakat Tulang Bawang. Pemberian asuhan untuk pasien yang
rentan
s es ua i
dan
dengan
p e n g k a j i a n ,
lanjut
usia
kebijaka n diagnosa,
dengan
da n
ketergantungan
pros edur
meliputi
i n t e r v e n s i , implementasi
dan
evaluasi
2. Asesmen pediatric Penting untuk melakukan pemeriksaan sistematis karena anak sering tidak dapatmengungkapkan keluhannya secara v e r b a l . A m a t i a d a n y a p e r g e r a k a n s p o n t a n pasien terhadap area tertentu yang di lindungi. Tahapan asesmen berupa: a) Keadaan umum 1)
tingkat kesadaran, kontak mata, perhatikan terhadap lingkungan sekitar
2) Tonus otot : meningkat / menurun 3) Respon : gelisah, menyenangkan b) Kepala 1) Tanda trauma 2) Ubun-ubun besar (jika masuh menonjol) : cekung/ menonjol
c) Wajah 1) Pupil : ukuran, simetris, reflek cahaya 2) Hidrasi : air mata, kelembaban mukosa mulut
3. Asesmen anak- anak Penting untuk melakukan pemeriksaan karena anak atau bayi sering tidak dapat mengungkapkan keluhannya secara verbal dan amati adanya pergerakkan spontan anak atau bayi terhadap area tertentu yang dilindunggi. Tahapan asesmen keperawatan anak dan neonatus : a. Identitas meliputi nama, tanggal lahir, jenis kelamin, tanggal dirawat, tanggal pengkajian dan diagnose b. Keluhan utama 1) Riwayat penyakit sekaran 2) Riwayat penyakit dahulu 3) Riwayat penyakit keluarga 4) Riwayat imunisasi c. Pertumbuhan dan perkembangan d. Rasa nyaman neonatal rentang 0-7 semakin tinggi rasa nyeri e. Dampak psikososial
C. DOKUMENTASI Semua asesmen tambahan didokumentasikan direkam medis meliputi: 1.
Pengkajian secara keseluruhan terhadap pasien
2.
Pembuatan asuhan pasien secara tim yan berkesinambungan
3.
Melakukan ronde pasien dengan multi departemen
4.
Membuat dokumentasi dalam bentuk rekam medic baik secara verbal maupun nonverbal