REFERAT KERACUNAN ORGANOFOSFAT Dosen Penguji : Saebani, S. KM, M.Kes Residen Pembimbing : dr. M. Faizal Zulkarnaen,MH.Kes
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KEHAKIMAN DAN MEDIKOLEGAL FAKULT AKULTAS KEDOKTERAN KED OKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DIPONEGO RO RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. KARIADI SEMARANG PERIODE 11 Juni 2012 – 7 Juli 2012
Disusun oleh : Ledya Lusi Crista S
0761050021
FKUKI
Lingga Yudisthira Abral
0761050042
FKUKI
Dwi Feris Martua Sidabutar
0761050045
FKUKI
Miana Margaretta Sagala
0761050047
FKUKI
Elfrida Pakpahan
0861050083 0861050083
FKUKI
Ryna Mahdalena Ambarita
0861050088
FKUKI
David Kevin Graham L
0861050090
FKUKI
Disusun oleh : Ledya Lusi Crista S
0761050021
FKUKI
Lingga Yudisthira Abral
0761050042
FKUKI
Dwi Feris Martua Sidabutar
0761050045
FKUKI
Miana Margaretta Sagala
0761050047
FKUKI
Elfrida Pakpahan
0861050083 0861050083
FKUKI
Ryna Mahdalena Ambarita
0861050088
FKUKI
David Kevin Graham L
0861050090
FKUKI
BAB I
I.1 Latar belakang
Menurut WHO di seluruh dunia diperkirakan per tahunnya terjadi 400.000 2.000.000 orang mengalami keracunan pestisida yang menyebabkan kematian antara 10.000 40.000 40.000 orang
–
–
Di
Indonesia, diperkirakan terjadi 300.000 kasus keracunan setiap tahunnya
Pada
tahun 1996 data Departemen Kesehatan tentang monitoring keracunan pestisida organofosfat dan karbamat pada petani penjamah pestisida organofosfat dan karbamat di 27 provinsi Indonesia menunjukkan 61,82% petani mempunyai aktivitas kolinesterase normal, 1,3% keracunan berat dan 26,89% keracunan ringan
Hasil penelitian Praptini, dkk (2002) Kota
Semarang Tahun 2002, menyimpulkan bahwa rata-rata angka kejadian keracunan pestisida sebesar 69,91%
I.2. Rumusan Masalah •
Mengetahui jenis Pestisida
•
Mengetahui mekanisme keracunan Organofosfat
•
Mengetahui gejala dan dampak pada keracunan Organofosfat
•
Mengetahui bagaimana menangani keracunan Organofosfat
•
Mengetahui pencegahan keracunan Organofosfat
I.3. Tujuan Penulisan •
•
•
•
I.3.1. Tujuan Umum Mengetahui jenis dan mekanisme keracunan Organofosfat
I.3.2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui Gejala, Dampak, dam penanganan pada keracunan Organofosfat
I.4. Manfaat Penulisan
Manfaat untuk Penulis
•
Menambah pengetahuan mengenai berbagai jenis pestisida
•
•
•
•
•
Menambah pengetahuan mengenai mekanisme keracunan organofosfat Menambah pengetahuan mengenai gejala keracunan organofosfat Menambah pengetahuan mengenai dampak dari keracunan organofosfat Menambah pengetahuan mengenai penanganan keracunan organofosfat
Manfaat untuk institusi terkait Menambah referensi ilmu kedokteran forensik dan medikolegal mengenai keracunan Organofosfat
BAB II
Organofosfat (OF) Pestisida Golongan Organofostat Masuk ke dalam tubuh melalui kulit, mulut dan saluran pernafasan maupun saluran pencernaan, organofosfat akan berikatan dengan enzim dalam darah yang berfungsi mengatur bekerjanya saraf (kholinesterase)
Apabila kholinesterase terikat, syaraf terus-menerus mengirimkan perintah kepada otot-otot tertentu. Dalam keadaan demikian otot-otot tersebut bergerak tanpa dapat dikendalikan.
Struktur Komponen Organofosfat
Organofosfat dan Karbamat
•
Menghambat aksi pseudokholinesterase dalam plasma dan kholinesterase dalam sel darah merah juga pada sinapsisnya. Enzim tersebut secara normal menghidrolisis asetylcholin menjadi asetat dan kholin
Saat enzim dihambat
jumlah asetylkholin meningkat
Berikatan dengan reseptor muskarinik dan nikotinik pada system saraf pusat dan perifer
Timbulnya gejala keracunan
Penghambatan kerja enzim terjadi karena organofosfat melakukan fosforilasi enzim tersebut dalam bentuk komponen yang stabil
Pada bentuk ini enzim mengalami phosphorylasi.
Tubuh terpapar secara berulang pada jangka waktu yang lama
Mekanisme kerja enzim asetilkholinesterase terganggu
Terjadi akumulasi substrat (asetilkholin) pada sel efektor
Menyebabkan gangguan sistem syaraf, berupa aktifitas kolinergik secara terus menerus akibat asetilkholin yang tidak dihidrolisis.
Tabel Nilai LD50 Insektisida Organofosfat
Tabel : Efek Muskarinik, Nikotinik dan Saraf pusat pada toksisitas Organofosfat Efek 1. Muskarinik
2. Nikotinik
Gejala
Salivasi, lacrimasi, urinasi dan diare (SLUD)
Kejang perut
Nausea dan vomitus
Bradicardia
Miosis
Berkeringat
Pegal-pegal Tremor Paralysis Dyspnea Tachicardia
3. Sistem saraf pusat
Bingung, Sakit
gelisah, insomnia
kepala, emosi tidak stabil
Bicara
terbata-bata
Kelemahan Depresi dan
umum konvulsi
respirasi
gangguan jantung, Koma
Sampel Darah Hati Limpa Paru paru –
Lemak badan
1. Penentuan kadar AChE •
Cara Edson –
–
Berdasarkan perubahan PH darah. Bandingkan warna yang timbul dengan warna standar pada comparator disc (cakram pembanding) maka dapat ditentukan kadar AChE dalam darah.
Darah Brom-Timol- Biru Perubahan Warna
Analisa hasil 75%-100%
Normal
50% - < 75%
Keracunan Ringan
25% - < 50%
Keracunan Sedang
< 25 %
Keracunan Berat
Darah (korban)
Darah (normal)
Kertas Acholest
Kertas Acholest
Perubahan warna
Perubahan warna
Intepretasi 18 menit
Tidak Ada Keracunan
20-35 menit
Keracunan Ringan
35-150 menit
Keracunan Berat
2. Kromatografi Lapisan Tipis (TLC) Filtrat & Pembanding
Kaca
Pelarut (n-Hexan)
Reagen 1 palladium klorida 0,5% dalam HCL pekat
Reagen 2 difenilamin 0,5% dalam alcohol
Keringkan
Hitam/gelap : golongan Hidrokarbon terklorinasi Hijau, dasar dadu : golongan organofosfat
Penatalaksanaan keracunan ORGANOFOSFAT •
Stabilisasi Pasien
•
Dekontaminasi
•
Pemberian Antidotum
Stabilisasi Pasien
airway
Breathing
circulation
Stabilisasi Pasien mata
tertelan
bila Berhenti nafas
kulit
Dekontaminasi Segera!!!! mengurangi
toksikan
dermal & inhalan Jika tertelan ????
Kosongkan lambung dan Beri Arang aktif 1g/kg BB
Pemberian Antidotum Agen Antimuskarinik
Sulfas atropin 2 mg IV atau IM
setiap 10 15 –
selama 24 48 jam
–
oral 1 2 mg selang beberapa jam –
Pemberian Antidotum Agen Antimuskarinik berfungsi
gejala gejala muskarinik perifer (pada ototpolos dan kelenjar eksokrin) maupun sentral –
Tapi tidak untuk!! gejala kolinergik pada otot rangka
Pemberian Antidotum Pralidoksim
atropin
1 gram pada orang dewasa
tidak ada perbaikan, dosis dapat diulangi dalam 1 2 jam –
Tujuan>>> mengaktifkan kembali enzim kolinesterase pada sinaps
Pemberian Antidotum Oxime mereaktivasi
enzim kholinesterase dengan membuang fosforil organofosfat dari sisi aktif enzim
1
g iv load diikuti 1g/jam selam 48 jam)
digunakan jika dengan atropine tidak membaik
Pemberian Antidotum Efek samping Oxime Dizziness Pandangan Kabur Pusing Drowsiness Nausea Takikardi Peningkatan Tekanan Darah Hiperventilasi Penurunan Fungsi Renal Dan Nyeri Pada Tempat Injeksi
Penatalaksanaan keracunan ORGANOFOSFAT Diazepam mengurangkan
cemas, gelisah (dosis: 5-10 mg IV)
mengkontrol
kejang (dosis: sehingga 10-20 mg IV)
Pencegahan Keracunan Pestisida
1.Penyimpanan pestisida
Pencegahan
3. Cara-cara pencegahan lainnya
2. Pemakaian alat-alat pelindung
Wadah pembungkus
Tempat penyimpanan
Tanda yang jelas
1.Penyimpanan pestisida
Tempat bekas penyimpanan?
Siapkan air dan bahan pembersih
2. Alat Pelindung
Pemeriksaan kesehatan berkala
Waktu kerja dan lokasi
Tdk boleh merokok, makan, minum
Fasilitas mencuci kulit dan pakaian
Wadah yang telah kosong
Pencegahan Lainnya
Arah angin
Pakaian khusus
Cidera dan iritasi kulit
Penyebab umum di lapangan kerja
Pemindahan pestisida Campuran konsentrasi Waktu selama penyemprotan Kontaminasi krena kecelakaan
Edukasi dan baca petunjuk Pengawasan teknis dan medis yang cukup Fasilitas PPPK
BAB III
Kesimpulan Organofosfat adalah insektisida yang paling toksik diantara jenis pestisida lainnya dan sering menyebabkan keracunan pada orang, bahkan menyebabkan kematian.