REKINNOVATION 2017
Bussiness Plan Overview : Offshore Decommissioning Project berbasis EPRD (Engineering, Preparation, Removal, and Disposal)
1.Executive 1. Executive Summary Dekade ini pembicaraan mengenai decommissioning (pembongkaran) fasilitas produksi minyak dan gas bumi tengah hangat di kalangan praktisi di Indonesia. Hal ini dipicu oleh banyaknya fasilitas yang sudah memasuki fase abandonment namun masih belum dilakukan karena masih perlunya pematangan dalam hal regulasi, metode maupun cost yang harus dkeluarkan. Secara umum, kegiatan hulu migas dibagi ke dalam 2 (dua) pekerjaan utama, yaitu eksplorasi dan eksploitasi. Meski demikian, para praktisi minyak dan gas bumi membagi bisnis hulu migas menjadi 4(empat) fase, yaitu fase eksplorasi, fase pengembangan, fase produksi, dan fase abandonment. Di dalam fase eksplorasi terdapat kegiatan seperti studi serta analisa geologi dan geofisika, seismik, dan pengeboran. Masa pengembangan (development) mencakup kegiatan Pre Front End Engineering Design (Pre-FEED), ( Pre-FEED), FEED, FE ED, dan pembangunan atau konstruksi. Fase Fas e produksi atau ekstraksi melingkupi meli ngkupi kegiatan pengoperasian pengope rasian peralatan peralat an produksi dan mengoptimalkan lapangan dengan melakukan pengeboran sumur pengembangan, pengeboran sumur produksi, dan melakukan pembangunan lanj utan yang diperlukan di perlukan untuk mengoptimalkan fasilitas produksi. Fase terakhir, yaitu fase abandonment dengan kegiatan berupa penutupan sumur, decommissioning peralatan dan fasilitas produksi, serta penyerahan kembali lapangan kepada pihak yang berwenang dan pemilik lahan dalam hal ini negara.
Dari kerangka waktu, keseluruhan fase tersebut dideskripsikan ke dalam gambar berikut:
Gambar 1. Fase pengelolaan lapangan Migas
REKINNOVATION 2017
Sampai saat ini Jumlah platform di Indonesia sebanyak 613 (data SKK Migas), dan yang berumur > 20 tahun sebanyak 335 platform. Jumlah ini sudah pasti akan memerlukan cost yang sangat besar. Kondisi ini memberikan peluang bagi kontraktor dalam negri untuk dapat berpartisi dalam kegiatan decommissioning ini. Dari sisi ekonomi, kegiatan decommissioning sudah tidak menguntungkan lagi bagi operator karena merupakan decommissioning capital expenditure namun tidak akan menghasilkan annual annual return. Namun disisi lain regulasi mewajibkan operator untuk mengembalikan lapangan yang sudah di ekplorasi kembali seperti semula. Untuk itu diperlukan strategi decommissioning agar menjadi lebih ekonomis.
2.Decommissioning 2. Decommissioning Overview Decommissioning merupakan aktifitas yang sangat kompleks dan bisa mencakup beberapa proyek tahapan mulai dari strategi hingga eksekusi. Seluruh rangkaian proses ini biasanya terdiri dari EPRD (Engineering, Preparation, Removal and Disposal). Di daerah North Sea, EPRD sudah sangat berkembang berkembang dan telah menghabiskan £1 - £2 Billion sepanjang sepanjang 2015. Inilah yang menjadi latar belakang serta pemicu bagi belahan dunia lain untuk mulai merencanakan dan mengeksekusi EPRD Project ini. Estimasi biaya bisa jadi sangat challenging karena tergantung dari timing, ruang lingkup dan skala yang merupakan faktor sensitivitas utama. Faktor yang membuat biaya offshore decommissioning
menjadi
sangat
challenging
adalah
karena
faktor uncertainty
data (ketidakpastian data, karena platform tua) dan transparency (keterbukaan nilai nilai platform, platform,
kondisi, dll) sehingga kontraktor selalu mematok harga konservatif yang mahal. Karena menurut kontraktor, ketidakpastian ini membuat kontraktor harus menyiapkan segala kemungkinan dari hal yang belum diketahui.
Gambar 2. Strategy Option dalam skema project EPRD
REKINNOVATION 2017
Pemilihan strategi menjadi hal yang sangat penting di dalam kegiatan EPRD. Masing-masing strategi sangat sensitif terhadap biaya yang akan dikeluarkan. Secara umum strategi ini dibagi menjadi 2 yaitu Partial removal dan Complete removal . Partial removal diartikan dengan masih menyisakan beberapa bagian di dalam laut yang dapat dipergunakan baik sebagai terumbu karang buatan maupun dipergunakan sebagai fasilitas marine. Sedangkan untuk complete removal merupakan pembongkaran seluruh bagian yang nantinya dapat dipergunakan kembali
maupun dijadikan scrap sehingga masih memiliki sisi ekonomis. 2.1
Izin dan Regulasi
SKK Migas dalam presentasinya dalam event Indodecom 2016 menjelaskan dasar regulasi utama yang digunakan sebagai pedoman decommissioning fasilitas minyak dan gas bumi lepas pantai adalah sebagai berikut :
Permen Keuangan No. 135/2009 : PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA (Asset Handover).
Permen Keuangan No. 83/2016 : TATA CARA PELAKSANAAN PEMUSNAHAN DAN PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA (Asset Write Off).
Permen ESDM No. 01/2011 : PEDOMAN TEKNIS PEMBONGKARAN INSTALASI LEPAS PANTAI MINYAK DAN GAS BUMI
PTK No. 040 2010 : ABANDONMENT AND SITE RESTORATION
SKK Migas Guideline – Technical Guideline of Abandonment and Site Restoration for Offshore & Onshore Production Facility (Sedang dalam tahap development)
Berikut adalah skema yang menunjukkan beberapa instansi pemerintah yang terkait dalam kegiatan decommissioning fasilitas minyak dan gas bumi lepas pantai. Asset Handover & Write Off (DEPKEU)
Transportati on
Technical (SKK Migas & DEPHUB)
(DEPHUB) Decommissioning Regulation & Procedure
Amdal (Kementerian LKH)
Budget (SKK Migas)
Gambar 3 : Decommissioning Regulation & Procedure
Peran yang dapat diambil oleh REKIND sebagai kontraktor pekerjaan decommissioning dalam tahapan ini hanya mencakup assistance dalam “technical study” saja, sedangkan yang lain adalah wewenang dari KKKS sebagai operator yang akan menyerahkan aset Barang Milik Negara (BMN) kembali ke pemerintah. Peran serta KKKS adalah sebagai interface ke instansi pemerintah
REKINNOVATION 2017
untuk beberapa ijin prinsip yang dibutuhkan, juga ke kontraktor lain yang melakukan pekerjaan Plug & Abandonment sumur dan
Purge Hydrocarbon untuk memastikan tidak ada residu
hydrocarbon di dalam pipa dan vessel.
3.Opportunities Sebagaimana diketahui, eksplorasi dan ekploitasi lepas pantai sudah mulai ada sejak tahu 1971 dimana lapangan minyak pertama berada di wilayah Cinta, Pantai Utara Jawa atau sekitar perairan Pulau Seribu.Seiring berjalanannya waktu, platform sudah mulai bertambah jumlahnya dan sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Mulai dari di Laut Jawa, perairan Kalimantan Timur, perairan Timur Laut Sumatera hingga perairan Natuna. Dengan ukuran usianya berkisar antara 20 hingga 25 tahun.
Gambar 4. Usia offshore platform di Indonesia Source : SKK Migas
Berdasarkan data yang didapat dari SKK Migas, jumlah platform yang sudah memasuki usia decommissioning berjumlah 335 dari total 613 platform (54,65 %) dan sebagian besar merupakan type 4 legs dengan kedalaman air sekitar dibawah 100 m. Untuk perairan dibawah 100 m metode yang digunakan biasanya complete removal agar tidak menganggu jalur pelayaran dan tangkapan. Potensi inilah yang harus dimanfaatkan terutama oleh kontraktor EPRD.
REKINNOVATION 2017
4.Decommissioning Activity Forecast – 2017 to 2025 Perencanaan untuk decommissioning merupakan proses yang panjang dan menantang. Seiring waktu, ruang lingkup setiap proyek disempurnakan sebagai
engineering
study dan
komparatifpenilaian dilakukan untuk mengetahui pendekatan yang optimum. Prencanaan jadwal yang tepat dari aktivitas Decommissioning menjadi point penting dalam perencanaan project. Tabel 1. Estimasi biaya EPRD per tonne
Removal Cost per Tonne
To psid es Substructures
North Sea 2015 Surve y
$4300/ Tonn e $5500/Tonne
Gulf of Mexico
2016 Suvey
2015 Survey
2016 Suve y
$4000/ Ton ne $6000/ To nn e $3400/ Ton ne $5000/Tonne $6000/Tonne $3400/Tonne
South East Asia Estimate d Cost
$2800/ Tonn e $3000/Tonne
Biaya yang dikeluarkan dalam proses EPRD sangat tergantung dari berat fasilitas yang akan di decomm. Komponen biaya tersebut meliputi persiapan, mobilisasi kapal, sea-fastening, transportasi baik di laut maupun di darat. Berikut forecast market share yang diambil dari biaya per tonne untuk area Indonesia :
Forecast Market Share EPRD Project TOTAL LEBIH DARI 1.5 MILLIAR DOLLAR
Substructure, $532,500,000
Topside, $994,000,000
2017 - 2025
Gambar 5. Total marketshare EPRD Project
Bila dilihat dari forecast diatas, potensi EPRD project sangat besar di Indonesia. Total lebih dari 1.5 Milliar Dollar market share dari 2017 sampai 2025. Untuk dapat mengambil bagian diperlukan kesiapan baik dari segi teknologi maupun asset. Forecast market share diatas masih tergantung dari beberapa faktor, salah satunya adalah kesiapan dari financial cost.
REKINNOVATION 2017
5.Competitor Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, untuk EPRD project masih sangat jarang di Indonesia. Hal ini membuat masih sedikitnya kompetisi karena belum ada yang benar benar fokus menggarap sektor ini terutama untuk kontraktor dalam negri. Berikut peta kompetisi dan juga strategy position dari masing masing kontraktor : Tabel 2 : Competition Scheme
6.Methodology Berdasarkan PTK No. 040 2010 tentang Abandonment and Site Restoration, secara umum proses decommissioning fasilitas minyak dan gas bumi lepas pantai dibagi kedalam 7 tahapan yaitu :
Perencanaan Teknik (Engineering Design),
Perijinan dan kepatuhan terhadap peraturan,
Penutupan sumur (Plug & Abandon),
Pembongkaran (Decommissioning),
Transportasi,
Penyimpanan (Disposal),
Pemulihan Area (Site Restoration).
Dalam laporan ini, ketujuh tahapan diatas akan dirangkum kedalam 4 bagian utama yaitu : Ijin dan Regulasi, Tahap Persiapan, Aktivitas Pembongkaran & Restorasi dan Aktivitas Onshore Disposal.
REKINNOVATION 2017
a) Survey dan Engineering Study Analisa engineering untuk decommissioning akan sangat berisiko jika tidak dilengkapi dengan data-data yang memadai seperti As built drawing dan weight control record atas additional/modifikasi yang pernah dilakukan selama umur operasi struktur. Semakin sedikit data-data yang tersedia akan berdampak pada Risk cost yang semakin besar pula. Untuk meminimalkan risiko failure in engineering, beberapa hal berikut perlu dilakukan :
Melakukan survey keseluruhan member structure dengan mengambil datadata seperti dimensi aktual dan thickness. Survey ini penting karena tidak ada yang mengetahui secara pasti efek korosi terhadap masing-masing bagian struktur.
Melakukan modeling sesuai dengan data survey yang diperoleh, kemudian menentukan lifting point dan roll off support untuk dianalisa.
Jika terdapat member utama yang fail dan berpotensi terhadap kegagalan proses lifting dan roll-off, maka perlu dilakukan reinforcement. Tetapi jika hanya secondary member saja yang fail dan tidak membahayakan structure secara keseluruhan, maka hal ini dapat diabaikan.
b) Tahap Persiapan (Preparation) Tahapan yang akan dilakukan setelah suatu fasilitas minyak dan gas bumi telah habis masa operasinya dan telah mendapat persetujuan untuk di decommissioning adalah melakukan pembersihan fasilitas dari hydrocarbon (purge hydrocarbon). Seluruh line piping di flushing, equipment-equipment dan area-area di fasilitas harus dipastikan bersih sehingga potensi limbah berbahaya dan mudah terbakar/meledak sudah dieliminasi. Proses penutupan sumur atau yang umum dikenal dengan Plug & Abandon (P&A) kemudian dilakukan oleh kontraktor yang kompeten. Proses P&A ini bertujuan untuk mengisolasi hydrocarbon
yang
ada
di
dalam
sumur/resevoir
agar
tidak
keluar
dan
terjadi
kontaminasi/pencemaran ekositem laut yang bisa berakibat fatal. Secara umum ada tiga metode yang biasa digunakan dalam proses P&A ini yaitu : balanced plug method , dump bailer method dan two-plug method .
Gambar-2 : Ballance Plug Method (kiri); Dump Bailer Method (kanan)
REKINNOVATION 2017
Gambar 6 : Two Plug Method
Ketiga metode ini tidak akan dibahas secara detail dalam report ini, tetapi sebagai referensi pembaca
dapat
melihat
di
https://hub.globalccsinstitute.com/publications/long-term-
integrity-co2-storage-%E2%80%93-well-abandonment/2-well-plugging-and-abandonment . Tahap persiapan ini dapat dinyatakan selesai jika sertifikat completion yang menyatakan fasilitas minyak bumi telah ditutup dengan benar dan bebas dari hidrokarbon, telah dikeluarkan oleh KKKS dan/atau kontraktor P&A. c) Pembongkaran dan Restorasi (Removal and Restoration)
Pembongkaran (Removal) Berdasarkan kedalaman, terdapat 3 (tiga) metode umum yang diterapkan dalam pembongkaran fasilitas minyak dan gas lepas pantai, yaitu total removal , partial removal , dan toppling . Total removal disarankan untuk fasilitas instalasi lepas pantai dengan kedalaman di bawah 100 (seratus) meter dari permukaan air. Sedangkan partial removal dapat diaplikasikan untuk fasilitas instalasi lepas pantai yang berada di laut yang lebih dalam. Mayoritas anjungan di Indonesia memiliki struktur jaket 4 kaki dan terpasang di kedalaman 50 – 100 meter di bawah permukaan laut, sehingga pembongkaran dengan metode total removal disarankan untuk diaplikasikan.
Gambar 7 : Metode total removal (kiri atas); Metode partial removal (kanan atas); Metode Topling (bawah)
REKINNOVATION 2017
Metode total removal merupakan metode yang complicated karena membutuhkan banyak prosedur & perencanaan, survey & engineering study, peralatan khusus seperti cutting tools & heavy lift vessel dan tentunya tepapar risiko yang lebih banyak. o
Tools dan Equipment
Cutting Tools Pemilihan cutting tool yang digunakan dalam proses decommissioning fasilitas minyak dan gas sangat bergantung kepada tipe dan konfigurasi struktur. Yang paling efisien dan mudah pengoperasiannya adalah internal abrasive cutting tool . Kelemahannya, alat ini tidak dapat digunakan jika member struktur terisi
concrete atau material lainnya, sehingga solusinya yaitu menggunakan cutting tool tipe external seperti inline diamond wire saw , articulated diamond wire saw , ROV diamond wire saw , dll.
Gambar 8 : Inline diamond wire s aw ; Articulated diamond wire saw; Internal (abrasive) multi string cutting tool
Marine Spread Marine spread adalah komponen yang mengambil cost portion paling besar dalam kegiatan decommissioning ini. Marine spread yang digunakan antara lain heavy lift vessel , transportation barge dan towing vessel . Pemilihan metode yang tepat dengan mengoptimalkan penggunaan marine spread akan berdampak signifikan terhadap biaya proyek yang pastinya akan membuat REKIND semakin kompetitif. Perlu diperhatikan juga bahwa marine spread untuk decommissioning harus memiliki kapabilitas dan certified untuk pengangkutan limbah berbahaya.
REKINNOVATION 2017
Study lebih lanjut megenai perbandingan metode decommissioning yang paling optimum dapat dilakukan misalnya dengan membandingkan “metode single lift menggunakan HLV dengan kapasitas besar” vs “metode sectional (memotong platform menjadi beberapa bagian agar lebih ringan) dengan menggunakan crane barge kapasitas lebih kecil”.
Gambar 9 : Metode single lift menggunakan HLV dengan kapasitas besar
Gambar 10 : Metode sectional menggunakan crane barge kapasitas lebih kecil
Restoration Proses restoration adalah membersihkan area di sekitar fasilitas yang telah di decommissioning dari segala bentuk kotoran/ debris yang timbul selama umur operasi fasilitas minyak dan gas, dan mengembalikan seperti kondisi semula. Poses restoration wajib dilakukan jika menggunakan total removal dan partial removal , sedangkan jika menggunakan metode toppling tidak perlu restorasi. Survey setelah restorasi selesai wajib dilakukan sebagai evidence bahwa area restorasi telah sepenuhnya bersih dari kotoran/ debris. Hal ini sesuai dengan Permen ESDM No. 01/2011 Pasal 12 ayat 4.
d) Onshore Disposal Dalam sebuah event yang diselenggarakan oleh IAFMI (Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia), salah satu kontraktor internasional yang berpengalaman melakukan aktifitas decommissioning di beberapa wilayah di Eropa dan Asia, memaparkan
REKINNOVATION 2017
bahwa di Indonesia belum ada yard yang memiliki kapabilitas sebagai tempat disposal module yang telah di decommissioning. Kapabilitas yang dimaksud adalah kemampuan dan ijin untuk menyimpan, pengumpulan, pemanfaatan, pengolahan & penimbunan/dumping limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang ada di platform. Ini bisa menjadi peluang REKIND ke depan untuk mempersiapkan lokasi yard yang capable untuk potensi decommisioning ke depan di Indonesia. Berikut adalah metode penanganan limbah B3 untuk masing-masing kategori :
Tabel 3 : Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun
KLASIFIKASI B3
Beracun (Toxic)
Corrosive
Flammable
Explosive
Compressed Gas
Radioaktif
PENYIMPANAN YANG AMAN
Penyimpanan yang Aman Ruangan sejuk, sirkulasi udara yang baik, jauh dari potensi kebakaran, tidak terkena langsung sinar matahari Ruangan sejuk, sirkulasi udara yg baik (menghindari penguapan), logam disekeliling harus dicat dan tahan korosif, tempat penampung harus tahan korosif Ruangan cukup dingin, sirkulasi udara yang baik, jauh dari lokasi yang potensinya mudah terjadi kebakaran, singkirkan semua sumber pemicu api Penyimpanan yang Aman Ruangan harus kokoh (tahan dari api dan lantai tidak dari bahan yang menimbulkan loncatan api), sirkulasi udara yang baik, harus selalu terkunci. Ruangan sejuk, sirkulasi udara yg baik, bangunan harus tahan api, tabung harus disimpan dengan posisi berdiri dan diikat, jauhkan dari sinar matahari langsung. Pemakai zat radioaktif dan sumber radiasi harus memiliki instalasi fasilitas atom, tenaga yang terlatih dan peralatan teknis yang mendapat ijin dari BATAN
REKINNOVATION 2017
7.Strategy Plan Melihat besarnya potensi project EPRD, perencanaan dan juga strategi bisnis harus dimulai sedini mungkin. Dari hasil SWOT analisis didapat beberapa point strategi sebagai berikut:
Gambar 11 : Hasil SWOT analisis
Beberapa point penting yang didapat dari SWOT analisis: 1. Focus to project suitable with current experience and resource : Rekind saat ini telah memiliki experiance di project EPRD sehingga menjadi salah satu keunggulan Rekind untuk bisa fokus dalam project Decommissioning. 2. Maximize connection with upstream client to secure upcoming project : Project decommissioning merupakan project yang tidak memiliki benefit bagi produksi serta tidak memiliki urgensi untuk dilaksanakan secepatnya. Untuk itu perlu dilakukan client intimacy guna assist dalam tahapan “technical study” dan influance client sedini mungkin. 3. JV with experianced and owned heavy lift vessel and yard : Pada point ini strateginya adalah joint venture maupun partnership terutama dengan vessel owned. Strategi ini dipilih karena dirasa lebih menguntungkan karena dapat lebih menyesuaikan dengan type fasilitas yang akan di-decommissioning serta availabilitynya sehingga bisa lebih bersaing dari segi harga. Referensi potensial heavy lift vessel dan yard tersedia dalam Lampiran-1 : Potensial HLV dan Yard. 4. Develop optimum procedure, technology and scheme : Strategi ini dipilih untuk mendapatkan cost yang lebih kompetitif. Salah satu goal dari EPRD project adalah Focus on safety and reduction of environmental impact serta harga yang paling ekonomis
sehingga perlu terus dilakukan optimasi baik dari sisi teknologi maupun skema pengerjaan.
REKINNOVATION 2017
8.Referensi a. Arief Riyanto – SKK MIGAS. Jakarta, 6 October 2016 - 3 rd IndoDecomm in Oil & Gas. The Challenges of Oil and Gas Platform Decommissioning In Indonesia. b. Sari Amelia ST, MM. Januari 2017. Studi Literatur Proyek Pembongkaran Fasilitas Instalasi Lepas Pantai. c.
Abdul Syukur. PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN – B3. (https://www.slideshare.net/abdulsyukur75/penanganan-bahan-berbahaya-danberacun-b3-handling )
d. Long Term Integrity of CO2 Storage – Well Abandonment. Technical Study Report No. 2009/08 November 2009. IEA Greenhouse Gas R&D Programme.
REKINNOVATION 2017
Lampiran -1 : Potensial HLV dan Yard Table -1 : Heavy Lift Vessel List Vessel Name
Falcon Force
Specification
Advantage
Disadvantage
Flag : Indonesia
- Berbendera Indonesia,
- Kapasitas crane kecil
Accomodation : 424
- Dilengkapi akomodasi yang
sehingga terbatas untuk
men
cukup banyak,
single lifting platform lebih
Crane Capacity : 200 MT
- Mob/Demob murah,
kecil dari 100 Ton, sehingga
Helideck Available
- Daily rate murah,
hanya bisa digunakan jika
- Self propelled.
menggunakan metode decommissioning section by section.
Flag : Indonesia
- Berbendera Indonesia,
- Kapasitas crane kecil
Accomodation : N/A
- Dilengkapi akomodasi yang
sehingga terbatas untuk
Crane Capacity : 378 MT
cukup banyak,
single lifting platform lebih
Helideck Not Available
- Mob/Demob murah,
kecil dari 150 Ton,sehingga
- Daily rate murah.
hanya bisa digunakan jika menggunakan metode
AST Maju
decommissioning section by section,
- Tidak self propelled sehingga perlu AHT, - Tidak ada akomodasi sehingga perlu AWB.
Armada KP-1
Flag : Indonesia
- Berbendera Indonesia,
- Kapasitas crane terbatas
Accomodation : 275
- Dilengkapi akomodasi yang
untuk single lifting platform
men
cukup banyak,
lebih kecil dari 300 Ton.
Crane Capacity : 598 MT
- Mob/Demob murah (jika
Untuk tripod platform hanya
Helideck Available
dibandingkan dengan foreign
bisa dilakukan dengan
flag),
metode decommissioning
- Daily rate murah (jika
section by section .
dibandingkan dengan foreign flag),
- Crane kapasitas cukup besar sehingga bisa melakukan single lifting sampai 300 Ton (platform monopod).
REKINNOVATION 2017
Vessel Name
Specification
Advantage
Disadvantage
Flag : Indonesia
- Berbendera Indonesia,
- Kapasitas crane terbatas
Accomodation : 293
- Dilengkapi akomodasi yang
untuk single lifting platform
men
cukup banyak,
lebih kecil dari 500 Ton.
Crane Capacity : 900 MT
- Mob/Demob murah (jika
Untuk tripod platform
Helideck Available
dibandingkan dengan foreign
berukuran besar dan four
flag),
leg platform hanya bisa
- Daily rate murah (jika
dilakukan dengan metode
dibandingkan dengan foreign
decommissioning section by
flag),
section .
Timas DLB01
- Crane kapasitas cukup besar sehingga bisa melakukan single lifting sampai 500 Ton (platform monopod dan tripod), - Self propelled.
Asian Hercules II
Flag : Siangapore
- Kapasitas angkat besar
- Bendera asing sehingga
Accomodation : N/A
sehingga bisa melakukan
perlu re-flagging,
Sheer Leg Type
single lift sampai 2500 T
- Model sheer leg sehingga
Crane Capacity : 3200
(monopod, tripod,four leg),
tidak fleksibel dalam
MT
- Daily rate lebih murah jika
manouvering/swing,
Helideck Not Available
dibandingkan dengan Derrick
- Mob/Demob mahal.
barge, - Self propelled. Flag : Siangapore
- Kapasitas angkat besar
- Bendera asing sehingga
Accomodation : 330
sehingga bisa melakukan
perlu re-flagging,
men
single lift sampai 2500 T
- Mob/Demob mahal.
Sapura
Derrick Barge Type
(monopod, tripod,four leg),
3000
Crane Capacity : 3000
- Self propelled.
MT
Helideck Available
REKINNOVATION 2017
Table -2 : Yard List Yard Name
Specification
Advantage
Disadvantage
Lokasi : Gresik - Jawa Timur Luas Area : Unknown Jetty facility : N/A
- Anak perusahaan REKIND sehingga relatif mudah dalam control dan koordinasi, - Memiliki cukup banyak equipment yang dapat mendukung proses pembongkaran platform, - Lokasi dekat West Madura Offshore field yang banyak terdapat offshore facility.
- Tidak mempunya seaside facility/jetty sehingga proses roll-off tidak bisa dilakukan. Jika roll-off dilakukan di jetty lain, perlu study untuk transportasi dan akses dari jetty ke Lintech yard. - Ukuran yard relatif kecil, - Belum ada fasilitas storage/disposal limbah B3.
Lokasi : Lamongan Jawa Timur Luas Area : ±82.000 m2 Jetty facility : 230m.L with 8m draft. Ground Bearing Cap. : 15~35t/m2
- Mempunyai seaside facility/jetty yang cukup dan bisa dipakai untuk proses rolloff, - Luas area cukup besar untuk lokasi storage/disposal dan prose pembongkaran platform, - Memiliki cukup banyak equipment yang dapat mendukung proses pembongkaran platform, - Lokasi dekat West Madura Offshore field yang banyak terdapat offshore facility.
- Belum ada fasilitas storage/disposal limbah B3.
Lokasi : Serang - Banten Luas Area : ±82.000 m2 Jetty facility : 50m.L with 7m draft. Ground Bearing Cap. : 35t/m2
- Mempunyai seaside facility/jetty yang cukup dan bisa dipakai untuk proses rolloff, - Luas area cukup besar untuk lokasi storage/disposal dan prose pembongkaran platform, - Memiliki cukup banyak equipment yang dapat mendukung proses pembongkaran platform, Lokasi dekat Offshore North West Java field yang banyak terdapat offshore facility.
- Belum ada fasilitas storage/disposal limbah B3.
PT. Puspetindo
PT.Lintech Seaside Facility
PT. Bakrie Construction
REKINNOVATION 2017
Yard Name
PT. Gunanusa Utama Fabricator
Spesifikasi
Advantage
Disadvantage
Lokasi : Serang - Banten Luas Area : ±176.559 m2 Jetty facility : 186m.L with 7.5m draft. Ground Bearing Cap. : 25t/m2
- Mempunyai seaside facility/jetty yang cukup dan bisa dipakai untuk proses rolloff, - Luas area cukup besar untuk lokasi storage/disposal dan prose pembongkaran platform, - Memiliki cukup banyak equipment yang dapat mendukung proses pembongkaran platform, - Lokasi dekat Offshore North West Java field yang banyak terdapat offshore facility.
- Belum ada fasilitas storage/disposal limbah B3.
REKINNOVATION 2017
Lampiran -2 : List Production Field dan Usianya
REKINNOVATION 2017
REKINNOVATION 2017
REKINNOVATION 2017