BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTM) BERBAHAYA “NITROFURAZON”
Disusun Oleh : Dewi Sri Rahayu (A 0101 0035)
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2013
NITROFURAZON
I. PENDAHULUAN a. Pengertian Bahan Tambahan Pangan (BTP) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Men.Kes/Per/IX/1988, bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya merupakan ingredient khas makanan, mempunyai atau tidak mempunya nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan kedalam makanan untuk maksud teknologi (termasuk organoleptic), pada pembuatan, pengolahan, penyediaan, perlakuan, pengemasan, pembungkusan, penyimpanan atau pengangkutan makanan untuk menghasilkan (langsung atau tidak langsung) komponen yang mempengaruhi sifat khas makanan. Menurut Food Protection Committee dari Food and Nutrition Board, National Academy of ScienceNational Research Council (NAS/NRC), bahan tambahan pangan adalah bahan atau campuran bahan dari
luar bahan makanannya sendiri yang terdapat dalam makanan sebagai hasil proses produksi, pengolahan, penyimpanan dan pengemasan.
b. Tujuan Penggunaan BTP Beberapa tujuan penggunaan bahan tambahan pangan diantaranya yaitu : 1. Mempertahankan nilai gizi, penambahan antioksidan pada bahan yang mengandung vitamin A supaya tidak rusak oleh panas/cahaya. 2. Memperbaiki masa simpan, penambahan bahan pengawet. 3. Memperbaiki penampilan, penambahan bahan pewarna, bahan penstabil. 4. Untuk makanan orang-orang tertentu, penambahan pemanis buatan pada makanan diet dan bagi orang-orang penderita penyakit gula.
c. Penggolongan BTP Penggolongan bahan tambahan pangan berdasarkan cara penambahannya : 1. Bahan tambahan pangan yang tidak sengaja masuk kedalam makanan. Contoh : pestisida, insektisida, pupuk. 2. Bahan tambahan pangan yang sengaja ditambahkan dalam makanan.
Contoh : antioksidan, pengawet, pewarna, pengental. Penggolongan bahan tambahan pangan berdasarkan asal bahannya : 1. Bahan alami, diperoleh dari hasil e kstraksi bahan-bahan alami. Contoh : klorofil daun (sebagai pewarna), molase (sebagai pemanis), pandan (pemberi aroma). 2. Bahan identik alami, terbuat dari bahan sintetis tetapi struktur kimianya identik dengan bahan alami. Contoh : pewarna yang berasal dari karotenoid murni yaitu Santoxantin (merah), Apokarotin (merah orange), dan beta karoten (kuning). 3. Bahan sintetis, biasanya merupakan hasil sintetis secara kimia. Contoh : sakarin dan siklamat yang berfungsi sebagai pemanis.
d. Jenis-jenis BTP Sesuai dengan peraturan dari Departemen Kesehatan No. 722/MENKES/PER/IX/88, yang termasuk dalam bahan tambahan pangan yang diizinkan adalah sebagai berikut : 1. Anti Oksidan, adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencegah atau menghambat proses oksidasi.
Bahan Tambahan Makanan Asam Askorbat
Asam eritorbat
BHA (Butil Hidroksianisol)
Jenis Makanan
Batas Maks. Penggunaan (mg/kg)
Daging olahan
500
Ikan beku
400
Buah kalengan
700
Jam, Jelly, dan marmalad
500
Pekatan sari buah
400
Daging olahan
500
Ikan beku
400
Saus apel kalengan
150
Lemak dan minyak makan
200
Margarine
100
Mentega
200
Ikan beku
1000
Ikan asin
200
2. Anti Kempal, adalah bahan makanan yang dapat mencegah mengempal atau menggumpalnya makanan yang berupa serbuk, tepung atau butiran.
Bahan Tambahan Makanan
Jenis Makanan
Batas Maks. Penggunaan (g/kg)
Aluminium Silikat Kalsium Aluminium Silikat
Kalsium Silikat
Susu bubuk
1
Krim bubuk
1
Garam meja
10
Serbuk gram dengan rempah atau bumbu merica
20
Dekstrosa bubuk/gula bubuk
15
Susu bubuk
10
Krim bubuk
1
3. Pengatur keasaman, adalah bahan tambahan makanan yang dapat mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan derajat keasaman bahan makanan. Selain itu, juga berfungsi sebagai penegas rasa, warna, dan pengawet.
Bahan Tambahan Makanan Asam Malat
Jenis Makanan
Batas Maks. Penggunaan
Jam, jeli, marmalad
Secukupnya hingga pH 2,8-3,5
Minuman ringan Asam Sitrat
Pasta tomat
Secukupnya hingga pH tdk lebih dari 4,3
Pasta tomat
Secukupnya hingga pH tdk lebih dari 4,3
Jam, jeli, marmalad Kalsium Asetat Asam Laktat
34 g/L
Secukupnya hingga pH tdk lebih dari 2,8-3,5
Kasein
Secukupnya
Bir
Secukupnya
Makanan bayi kalengan
2 g/kg Secukupnya hingga pH 2,8-3,5
Jam, jeli, marmalad
4. Pemanis, adalah bahan tambahan pangan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan, yang tidak atau hamper tidak mempunyai gizi.
Bahan Tambahan Makanan
Jenis Makanan
Batas Maks. Penggunaan (mg/kg)
Sakarin
Siklamat
Sorbitol
Permen karet
60
Saus
300
Jam dan jeli
200
Minuman ringan
300
Permen karet
500
Saus
3 g/kg
Jam dan jeli
2 g/kg
Minuman ringan
3 g/kg
Kismis
5 g/kg
Jam, jeli, dan roti
300
Makanan lain
120
Sesuai dengan peraturan Badan POM yang baru (HK. 00.05.5.1.4547) tanggal 21 Oktober 2004, terdapat 13 macam pemanis buatan, yaitu :
Jenis Alitam
Kemanisan dan Kalori
ADI (mg/kg berat badan)
Penggunaan
2000 x sukrosa
0,34 mg/kg
Susu, buah olahan, roti, saos
15 mg/kg
Susu, es krim, buah olahan, permen, daging
50 mg/kg
Susu, es krim, jus, saos, minuman diet
Termasuk dalam GRAS
Buah segar, pasta/mie, diet khusus
Termasuk dalam GRAS
Pasta/mie, ikan/daging, diet khusus
Termasuk dalam GRAS
Pasta/mie, formula bayi/ diet khusus
Termasuk dalam GRAS
Mentega, pasta/mie, ikan, diet khusus
Kalori 1,4 kkal/gr Acesulfam K.
200 x sukrosa Tidak ada kalori
Aspartam
60-220 x sukrosa Kalori 0,4 kkal/gr
Isomalt
0,45-0,65 x sukrosa Kalori 2 kkal/gr
Lakitol
0,3-0,4 x sukrosa Kalori 2 kkal/gr
Maltitol
0,9 x sukrosa Kalori 2,1 kkal/gr
Manitol
0,5-0,7 x sukrosa Kalori 1,4 kkal/gr
Neotam
7000-13000 x sukrosa Tidak berkalori
Sakarin
300-500 x sukrosa Tidak ada kalori
Siklamat
30 x sukrosa Tidak ada kalori
Silitol
Sama dengan sukrosa Kalori 2,4 kkal/gr
Sorbitol
0,5-0,7 x sukrosa Kalori 2,6 kkal/gr
Sukralosa
600 x sukrosa Tidak ada kalori
0,2 mg/kg berat badan 5 mg/kg berat badan
Susu, es krim, buah olahan, permen karet, kue, minuman
0-11 mg/kg berat badan
Susu fermentasi, es krim, permen karet, minuman/jus, makanan diet
Termasuk dalam GRAS
Susu fermentasi, buah segar, ikan olahan, bumbu, formula bayi
Termasuk dalam GRAS
Susu fermentasi, mentega, buah segar / olahan, pasta / mi, daging/ikan, diet khusus
0-15 mg/kg berat badan
Susu fermentasi, es krim, buah/sayur olahan, permen, kue, jus
Keterangan : ADI = Acceptable Daily Intake atau Asupan Harian yang dapat diterima, adalah jumlah maksimum pemanis buatan dalam mg/kg berat badan yang dapat dikonsumsi setiap hari selama hidup tanpa menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan. 5. Pemutih dan Pematang Tepung, adalah bahan tambahan pangan yang dapat mempercepat proses pemutihan dan atau pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan.
Bahan Tambahan Makanan
Jenis Makanan
Batas Maks. Penggunaan (mg/kg)
Asam askorbat
Tepung
200
Azodikarbonamida
Tepung
45
Natrium Stearil Fumarat
Roti dan sejenisnya
5
6. Pengemulsi, Pemantap dan Pengental, adalah bahan tambahan makanan yang dapat membantu terbentuknya atau memantapkan system disperse yang homogen pada makanan.
Bahan Tambahan Makanan Agar
Jenis Makanan Es krim
10 g/kg
Kaldu Gom Arab
Secukupnya
Sarden dan ikan sejenis sarden kaleng
20 g/kg
Es krim dan sejenisnya
10 g/kg
Minuman ringan Pektin
500 mg/kg
Yoghurt beraroma
5 g/kg
Es krim dan sejenisnya
10 g/kg
Yoghurt beraroma
10 g/kg
Minuman ringan Amonium Alginat
Batas Maks. Penggunaan
500 mg/kg
Jam dan jeli, marmalad
5 g/kg
Es krim
10 g/kg
Yoghurt
5 g/kg
Keju
5 g/kg
7. Pengawet, adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Bahan Tambahan Makanan Asam Benzoat
Asam Propionat Kalsium Sorbat Kalium Sorbat
Jenis Makanan
Batas Maks. Penggunaan
Kecap
600 mg/kg
Minuman ringan
600 mg/kg
Saus tomat
1 g/kg
Sediaan keju olahan
3 g/kg
Roti
2 g/kg
Pekatan sari nanas
1 g/kg
Margarin
1 g/kg
Keju
1 g/kg
Jam dan jeli
1 g/kg
Margarin
1 g/kg
8. Pengeras, adalah bahan tambahan pangan yang berfungsi sebagai bahan perenyah dan dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan.
Bahan Tambahan Makanan Kalsium Klorida
Jenis Makanan Sayur kalengan
Batas Maks. Penggunaan 260 mg/kg
Apel kalengan Kalsium glukonat
Kalsium sitrat
Jam dan jeli
200 mg/kg
Buah kalengan
350 mg/kg
Tomat kalengan
450 mg/kg
Acar ketimun dalam botol
250 mg/kg
Apel kalengan, sayur kalengan
260 mg/kg
9. Pewarna, adalah bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan. Contoh pewarna yang diijinkan adalah sbb :
Bahan Tambahan Makanan
Jenis Makanan
Batas Maks. Penggunaan
Pewarna Alami Kuning -Anato (Cl.75120)
-Beta Apo-8 karotena
Es krim
100 mg/kg
Keju
600 mg/kg
Lemak minyak
Secukupnya
Es krim
100 mg/kg
Jam jeli
200 mg/kg
Minyak lemak
secukupnya
Yoghurt beraroma
200 mg/kg
Minuman ringan
300 mg/kg
Jam dan jeli, marmalad
150 mg/kg
Jam dan jeli
200 mg/kg
Kembang gula
secukupnya
Cokelat -Karamel
Hijau -Khlorofil (Cl.75100) Putih -Titanium Dioksida (77841)
Pewarna Sintetik Biru
Es krim
100 mg/kg
-Brilliant Blue (Cl. 2028)
Acar ketimun
200 mg/kg
Jam dan jeli, marmalad
300 mg/kg
Kuning
Es krim
100 mg/kg
-Sunset yellow FCF (Cl.15985)
Yoghurt
12 mg/kg
Jam jeli marmalad
200 mg/kg
Merah
Es krim
100 mg/kg
-Eritrosin (Cl. 45430)
Jam jeli
200 mg/kg
Cokelat
Minuman dan Makanan cair
-Cokelat HT (Cl. 20285)
Makanan lain
70 mg/kg 300 mg/kg
Hijau
Es krim, Marmalad
100 mg/kg
-Fast Green FCF (Cl. 42053)
Jam jeli
200 mg/kg
10. Penyedap Rasa dan Aroma serta Penguat Rasa, adalah bahan tambahan pangan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma. Jenis-jenisnya antara lain :
Penyedap rasa dan aroma alami (rempah-rempah, minnyak atsiri)
Penyedap rasa dan aroma sintetik (Benzilaaldehida, Etil Butirat, Vanilin)
Penguat rasa (Asam guanilat, Asam L-glutamat)
11. Sekuestran, adalah bahan tambahan pangan yang dapat mengikat ion logam yang ada dalam makanan sehingga dapat memperbaiki atau memberi warna, cita rasa dan t ekstur pada makanan.
Bahan Tambahan Makanan Asam Fosfat
Jenis Makanan Kepiting kalengan Lemak dan minyak makan, minyak kacang, minyak kelapa, dan lainnya
Dikalium Fosfat Dinatrium Difosfat
Batas Maks. Penggunaan 5 g/kg 100 mg/kg
Daging olahan/awetan
3 g/kg
Kaldu
1 g/kg
Lihat Dikalium Fosfat Potongan kentang goreng beku
Lihat Dikalium Fosfat 100 mg/kg
e. BTP yang Dilarang Digunakan dalam Makanan Bahan tambahan pangan yang dilarang digunakan dalam makanan menurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 dan No. 1186/Menkes/Per/X/1999 adalah sebagai berikut : 1. Natrium Tetraborat (Boraks) 2. Formalin (Formaldehyde) 3. Minyak nabati yang dibrominasi/brominated vegetable oil 4. Kloramfenikol (Chlorampenicol) 5. Kalium klorat (Potassium Chorate) 6. Dietil pirokarbonat (Diethyl Pyrocarbonate, DEPC) 7. Nitrofurazon 8. P-phenethycarbamide, dulcin) 9. Asam salisilat dan garamnya
II. NITROFURAZON a. Deskripsi Nitrofurazon adalah antibiotic yang sekelompok dengan nitrofuran yang biasanya digunakan pada hewan seperti anjing, kucing dan hewan peliharaan lainnya untuk pengobatan topical penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri dan pengobatan nekrosis. Antibiotic ini memiliki spectrum yang luas terhadap aktivitas bakteri gram positif maupun gram negative. Mekanisme kerjanya yaitu merusak DNA bakteri sehingga proses metabolism penting dari mikroorganisme terganggu. Nitrofurazon bersifat genotoksik, sifat mutagenic dan karsinogenik, oleh karena itu tidak mungkin dapat digunakan sebagai terapi pemeliharaan dan tidak dapat juga digunakan pada hewan ternak.
b. Struktur dan Sifat Fisiko Kimia Nitrofurazon memiliki rumus kimia C 6H6N4O4 , dikenal sebagai 2-(5-nitro-2-furanyl) methylene hydrazinecarboxamide; 5-nitro-2-furaldehyde semicarbamazone; dan mempunyai nama dagang amifur, furazin, chemofuran, furesol, nifuzon, nitrofural, nitrozone, furacinnetin, furacoocid, furazol w, coxistat, aldomycin, nefco serta vabrocid.
Gambar 1. Struktur kimia nitrofurazon Nitrofurazon digunakan dalam pakan ternak (drug in feeds), pada pangan digunakan sebagai senyawa antimikroba dan mempunyai komposisi kimia sebagai ber ikut :
Nitrofurazon dibentuk dari 2-formyl-5-nitrofuran dan semicarbamazide hydrochloride.
Memiliki berat massa 198,14 dengan komposisi C = 36,37%; H = 3,05%; N = 28,28%; O = 32,30%. Sifat-sifat kimia nitrofurazon adalah berwarna kuning muda, berasa pahit, terukur pada panjang
gelombang maksimum 375 nm. Larut sangat baik dalam air dengan perbandingan 1 : 4200 dan larut dalam alcohol dengan perbandingan 1 : 590, dalam propylene glycol dengan perbandingan 1 : 350. Dapat larut dalam larutan alkalin dengan menunjukkan warna jingga terang. Tidak larut dalam eter. Memiliki pH larutan jenuh 6,0 – 6,5.
Efek farmakologi nitrofurazon dari hasil penelitian terhadap tikus, maka LD 50 dari zat ini adalah 0,59 g/kg pemberian secara oral dan dapat mengakibatkan skin lession pada kulit serta infeksi pada kandung kemih.
c. Metode dan Prosedur Analisis Metode Kolorometri (SNI, 1992; Farmakope Indonesia, 1995; AOAC, 1995). 1. Sampel dihancurkan dan diayak dengan ukuran 20 mesh. 10 gram sampel dimasukkan dalam Erlenmeyer 125 ml, ditambahkan dengan tepat sebanyak 50 ml dimethilformamide (DMF), kemudian disumbat (ditutup) dan dididihkan pada penangas air selama 15 menit. Aduk selama 10 menit dan disaring dengan kertas saring. Kedalam 25 ml filtrate tambahkan 25 ml air, kemudian diaduk. 2. Menyiapkan kolom adsorpsi yang mengandung adsorben sampai ketinggian 5 cm. alirkan 50% DMF larutan sampel melewati kolom, buang 3 ml eluat pertama. Pipet 5 ml alikuot eluat kedalam setiap 2 angka tabung percobaan. Satu tabung dihindarkan dari cahaya. Tabung lainnya ditambahkan 3 tetes 2% larutan sodium hidrosulfit yang baru saja disiapkan dan biarkan 20 menit, dikocok tiap selang waktu 5 menit. Uji 5 ml alikuot larutan kerja standar dengan cara yang sama. 3. Pipet larutan phenylhydrazine-HCL kedalam tiap tabung percobaan bernomor yang mengandung sampel dan standar. Aduk dan tempatkan tabung pada penangas air 70°C selama 25 menit, lalu dinginkan pada penangas air dengan suhu 15°C selama 5 menit. Tambahkan dengan tepat 10 ml toluene pada setiap tabung, tutup dan aduk dengan kuat selama 40 menit. Langsung disentrifugasi atau saring larutan toluene kedalam kuvet melalui gumpalan kapas yang dimasukkan dalam corong kecil. Baca absorban larutan pada panjang gelombang 440 nm. 4. Perhitungan
DAFTAR PUSTAKA Anonym, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan R I
http://id.scribd.com/doc/55473687/MAKALAH-TOKSIK http://www.pharmawiki.ch/wiki/index.php?wiki=Nitrofural