1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Be Belakan lakang g
Infeksi oleh jamur disebut mikosis. Infeksi ini lebih jarang dibanding infeksi bakteri atau virus. Infeksi oleh jamur biasanya baru terjadi apabila ada kondisi kondisi yang menghambat menghambat salah satu mekanisme mekanisme pertahanan pertahanan tubuh. Tujuan Tujuan utama utama pengob pengobata atan n infeks infeksii jamur jamur adalah adalah menghi menghilang langkan kan atau membun membunuh uh organisme yang patogen dan memulihkan kembali flora normal kulit dengan cara memper memperbaik baikii ekolog ekologii kulit kulit atau membra membran n mukos mukosaa yang yang merupa merupakan kan tempat berkembangny berkembangnyaa koloni koloni jamur (Lubis, 2!". #ada saat ini penemuan obat$obat anti jamur yang baru telah mengalami perkembangan yang pesat baik yang berbentuk topikal maupun sistemik dan diharapkan prevalensi penyakit infeksi jamur dapat berkurang. %bat %bat antijam antijamur ur terdiri terdiri dari dari kelom kelompok pok polene polene (amfot (amfoteris erisin in &, nistat nistatin, in, natamisin", kelompok a'ol (ketokona'ol, ekona'ol, klotrima'ol, mikona'ol, flukona'ol flukona'ol,, itrakona'ol" itrakona'ol",, allilamin allilamin (terbinafin", (terbinafin", griseofulvi griseofulvin, n, dan flusitosin. flusitosin. #engetahuan tentang mekanisme kerja, aktivitas spektrum, farmakokinetik, efek samping maupun interaksi obat$obat anti jamur sangat diperlukan dalam memberikan pengobatan (Lubis, 2!". istatin merupakan obat antijamur yang berpotensi tinggi dan memiliki spektru spektrum m yang yang luas luas yang yang diguna digunakan kan sebagai sebagai obat obat topika topikall untuk untuk mikosi mikosiss mukota mukotaneu neus. s. %bat %bat nistat nistatin in ini terlalu terlalu toksik toksik untuk untuk untuk untuk diberi diberikan kan secara secara parenteral sehingga hanya diberikan secara topikal. istatin saat ini tersedia dalam bentuk krim, salep, supositoria, dan bentuk lain untuk digunakan pada kulit dan membran mukosa, dan saluran cerna tidaklah bermakna. )kibatnya, toksisitas toksisitas nistatin nistatin kecil, meskipun penggunaan penggunaan oralnya oralnya seringkali seringkali dibatasi dibatasi oleh rasanya yang tidak enak. istatin aktif terhadap sebagian besar spesies kand kandid idaa dan dan pali paling ng serin sering g digu diguna naka kan n untu untuk k mene meneka kan n infe infeks ksii kand kandid idaa intertriginosis (*at'ung, 2+". istatin oral merupakan terapi profilaksis alternatif yang lebih murah dan tidak diabsorpsi (bersifat lokal" sehingga tidak menimbulkan efek samping
2
sistemik gangguan hati. Terkait dengan latar belakang tersebut maka dalam paper ini akan dikaji secara komprehensif mengenai nistatin sebagai obat antijamur.
1.2 Perumusan Masalah
)dapun rumusan masalah terkait dengan latar belakang di atas yaitu sebagai berikut 1. &agaimana gambaran umum nistatin sebagai obat antijamur2. &agaimana farmakodinamik nistatin sebagai obat antijamur. &agaimana farmakokinetik nistatin sebagai obat antijamur /. &agaiman sediaan nistatin sebagai obat antijamur di pasaran-
1.3 Tujuan Penulisan
)dapun tujuan penulisan dalam paper ini yaitu sebagai berikut 1. 0ntuk mengetahui gambaran umum nistatin sebagai obat antijamur. 2. 0ntuk mengetahui farmakodinamik nistatin sebagai obat antijamur. . 0ntuk mengetahui farmakokinetik nistatin sebagai obat antijamur. /. 0ntuk mengetahui sediaan nistatin sebagai obat antijamur di pasaran.
1. Man!aat Penulisan
asil penulisan paper diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak antara lain sebagai berikut 1. emperkaya khasanah keilmuan dunia kedokteran terutama dalam farmakodinamik dan farmakokinetik nistatin sebagai obat antijamur. 2. emberikan informasi yang komprehensif mengenai nistatin sebagai obat antijamur.
BAB II I"I
2.1 #am$aran Umum Nistatin
istatin
merupakan
obat
yang
tergolong
kelompok
antijamur.
#engobatan oral nistatin dalam bentuk cair sering digunakan untuk mera3at infeksi jamur di mulut. &entuk tablet dan cair digunakan untuk mera3at infeksi di saluran cerna yang dikenal sebagai kandidiasis. Ini terjadi ketika jamur yang dikenal sebagai Candida albicans tumbuh berlebih di saluran cerna akibat dari penggunaan antibiotik atau kortikosteroid. &entuk krem dan ointment digunakan pada kulit untuk mera3at infeksi jamur kulit. &entuk vaginal cream dan vaginal tablets digunakan untuk mera3at infeksi pada vagina yang disebabkan oleh Candida albicans. 0ntuk pengobatan spesies kandida, nistatin dapat digunakan secara topikal pada kulit atau membran mukosa (rongga mulut, vagina" dan dapat juga diberikan secara oral untuk pengobatan kandidiasis gastrointestinal. istatin biasanya tidak bersifat toksik tetapi kadang$kadang dapat timbul mual, muntah, dan diare jika diberikan dengan dosis tinggi. 0ntuk pengobatan kandidiasis oral, diberikan tablet nistatin 4 unit setiap 5 jam dan untuk pengobatan kandidiasis vaginalis diberikan 1 atau 2 vaginal suppositoria (1 setiap unit" yang diberikan selama lebih kurang 1/ hari. 6uspensi nistatin oral terdiri dari 1 unit 7 ml yang diberikan / kali sehari dengan dosis pada bayi baru lahir diberikan 1 ml, bayi yang usianya lebih tua diberikan 2 ml dan untuk de3asa diberikan sebesar 4 ml. istatin telah ditetapkan untuk kategori ) dalam kehamilan oleh 89) bila diberikan sebagai supositoria vagina dan kategori : bila diberikan sebagai troche oral . istatin belum dikaitkan dengan hasil yang merugikan janin, namun nistatin hanya direkomendasikan untuk digunakan selama kehamilan ketika manfaat melebihi risiko. al ini didukung dengan penelitian systematic review yang dilakukan :ochrane ditemukan bah3a tidak ada efek yang signifikan secara statistik terhadap mortalitas neonatus setelah pemberian nistatin.
2.2 %armak&'inamik Nistatin
/
istatin merupakan antijamur yang bekerja lokal, tidak diabsorpsi sistemik, diisolasi dari bakteri Streptomyces noursei pada tahun 1;4. istatin bekerja dengan mengikat ergosterol yang merupakan komponen utama dinding sel jamur. #ada konsentrasi yang cukup, akan membentuk pori pada membran sel jamur yang menyebabkan kebocoran kalium dan kematian sel jamur (*icklighter, 22". #emberian nistatin oral bertujuan menurunkan kolonisasi jamur di saluran cerna.
ystatin
#am$ar 2.1 %armak&'inamik Nistatin
istatin oral menjadi pilihan alternatif utama sebagai profilaksis infeksi jamur sistemik karena sifat yang dimiliki yaitu bereaksi lokal dan tidak diabsorpsi (sistemik", murah, mudah diberikan, dan aman, meskipun pemakaiannya sebagai prosedur rutin masih memerlukan uji klinis lebih lanjut. 9osis yang dianjurkan untuk profilaksis <1 ml (1. I07ml" (*aufman, 2!".
2.3 %armak&kinetik Nistatin
istatin adalah antibiotik makrolida polene dari Streptomyces noursei. 6truktur nistatin mirip dengan struktur amfoterisin &. istatin tidak diserap di membran mukosa atau kulit. %bat ini terlalu toksik untuk pemberian
4
parenteral. &ila diberikan per oral, absorpsinya sedikit sekali dan kemudian diekskresi melalui feses. 6pektrum antijamurnya sebenarnya juga mencakup jamur$jamur sistemik, namun karena toksisitasnya, nistatin hanya digunakan untuk terapi infeksi kandida pada kulit, membran mukosa dan saluran cerna. istatin efektif untuk kandidiasis oral, kandidiasis vaginal dan esofagitis karena kandida. istatin terdapat dalam sediaan obat tetes atau suspensi, tablet oral, tablet vagina, dan suppositoria. &erikut rincian farmakokinetik dari nistatin sediaan oral dan topikal.
"e'ian t&(ikal A$s&r(si
istatin dalam bentuk pasta digunakan topikal pada daerah kulit yang terinfeksi dan tidak ada indikasi penyerapan di kulit yang menyebabkan paparan sistemik terhadap nistatin. al ini sejalan dengan pengamatan untuk antibiotik polene lainnya. istatin tidak diserap di lapisan mukosa ketika dioleskan sehingga toksisitas sistemik tidak diharapkan dari sediaan topikal. Distri$usi
istatin tidak dipenetrasi di kulit sehingga penentuan evaluasi distribusi farmakokinetik standar tidak akan sesuai, karena tidak akan ada paparan sistemik terhadap nistatin. Meta$&lisme
&elum ada systemic review pada metabolisme nistatin. #ada dasarnya, berdasarkan pengalaman klinis panjang dengan senya3a ini fakta ini dianggap tidak penting dalam klinis. Ekskresi
istatin tidak dipenetrasi di kulit, penentuan standar farmakokinetik eliminasi tidak akan sesuai, karena tidak akan ada paparan sistemik terhadap nistatin. "e'iaan )ral A$s&r(si
)da penyerapan langsung di mukosa sehingga terdapat paparan sistemik terhadap nistatin. #enyerapan langsung yang terbatas tersebut tidak cukup
5
untuk menghasilkan efek baik efek kemoterapi sistemik
atau toksisitas
apapun. Interaksi nistatin dan polene lain dengan garam empedu yang menyebabkan bioavailabilitas oral yang buruk untuk senya3a ini. Distri$usi
#aparan sistemik setelah pemberian oral adalah minimal sebagaimana dibuktikan oleh pemulihan sangat rendah di urin = 1,> pada 2/ jam (dosis tidak diberikan", dan konsentrasi rendah dan tidak menentu dalam serum. Meta$&lisme
*onsentrasi nistatin bertahan dalam air liur selama kurang lebih 2 jam setelah mulai larutnya /. unit nistatin secara langsung. &elum ada systemic review yang dilakukan terhadap metabolisme nistatin. Ekskresi
#roporsi nistatin lebih tinggi di feses dan ini adalah kasus dalam penelitian yang dilaporkan oleh 9rouhet? 2> dari dosis nistatin itu dalam tinja dan @1,> dalam urin. 9alam penelitian in vitro, ditunjukkan bah3a nistatin kehilangan aktivitas dalam plasma, darah dan larutan air.
Interaksi )$at
istatin bersinergi dengan antibiotik lain seperti tetrasiklin tetapi mekanisme yang mendasari masih belum jelas, mungkin sebagian disebabkan oleh peningkatan permeabilitas membran yang disebabkan oleh polene. al tersebut mendukung pandangan bah3a tidak ada efek merusak yang diharapkan jika agen terapi itu harus dipakai bersamaan dengan nistatin.
2. "e'iaan )$at Nistatin 'i Pasaran a. *an'istin
istatin 1. 0I
yang diindikasikan untuk terapi kandidiasis pada
rongga mulut. *ontraindikasi pada hipersensitif. 9osis untuk bayi /<1$2
+
ml sehari? anak dan de3asa sehari /<1$5 ml diteteskan ke dalam mulut dan ditahan beberapa 3aktu sebelum ditelan? bayi dan anak diberikan setengah dosis diteteskan pada masing$masing sisi mulut? pengobatan sebaiknya dilanjutkan hingga /! jam setelah gejala menghilangdan kultur normal kembali. &ila keluhan dan gejala memburuk atau menetap (hingga 1/ hari pengobatan", penderita harus dievaluasi dan dipertimbangkan untuk diberikan pengobatan alternatif. *emasan candistin dalam bentuk botol tetes 12 ml. $. *a+etin
istatin 1. 0I7ml suspensi diindikasikan untuk kandidiasis pada rongga mulut dan saluran pencernaan. 9osis untuk de3asa sehari /<1$2 ml? bayi dan anak$anak, sehari $/<1 ml. 9osis untuk profilaksis sehari 1<1 ml. %bat ca'etin tersedia dalam kemasan botol 14 ml dan 1 pipet tetes. ,. De,astin
istatin 4. 0I7tab oral, 1. 0I7tab vaginal. Indikasi penggunaan obat decastin sebagai pengobatan trikomosasidium. %bat 9ecastin tersedia dalam kemasan 9us 1 tab oral? 9us 2<4 tab vaginal. '. En-stin
istatin 1. 0I7ml diindikasi sebagai pengobatan kandidiasis oral dan intestinal. *ontraindikasi terhadap hipersensitivitas. 9osis obat enystin pada orang de3asa dan anaka$anak sebesar sehari /<1$2 ml (1.$ 2. u". Terapi sebaiknya dilanjutkan sampai /! jam setelah gejala menghilang. *emasannya dalam bentuk botol 12 ml (dropsApipet 1 ml" Bp. 1;.4,$ e. %lasg-statin
etronida'ol 4 mg, istatin 1. 0I indikasi untuk pengobatan infeksi vagina yang disebabkan oleh trikomoniasis dan kandidiasis ataupun infeksi campurannya. *ontraindikasi hipersensitif terhadap metronida'ole dan nistatin. Cfek samping obat berupa pruritus dan letikaria. 9osis %vula 1 ovula selama +$1; hari? krim 1 aplikator perhari selama 1 hari. *emasan dalam bentuk tube 24 g krim, 9us 1 ovula.
!
!. %ungatin
istatin 1. 0I7ml indikasi untuk pengobatan infeksi kandida pada mulut, esofagus, usus, kandidiasis oral pada bayi baru lahir dari kandidiasis vagina. al yang perlu diperhatikan dalam penggunaan obat fungatin adalah tidak diperuntukkan untuk infeksi jamur sistemik. Cfek samping yang ditimbulkan berupa mual, muntah, diare, nyeri abdomen berat, iritasi atau sensitasi oral, urtikaria atau kemerahan pada kulit. 6angat jarang menyebabkan sindroma 6teve$Dohson. 9osis orang de3asa yang saria3an dan infeksi rongga mulut karena Candida albicans 1$/ ml pada lesi / kali7hari. *andidiasis intestinal dan oral 1$sehari /<2 ml. Lama terapi selama 1/ hari. *emasan obat ini dalam bentuk suspensi 12 ml. g. an'istatin
istatin 1. 0I7ml suspensi indikasi untuk pengobatan kandidiasis pada rongga mulut, kandidiasis pada kerongkongan dan saluran cerna. #rofilaksis oral trush pada bayi baru lahir. Cfek samping obat ini adalah diare dan gangguan gastrointestinal. 9osis pada orang de3asa sebesar /<1$ 2 ml sehari, untuk anak$anak $/<1ml. 6ebagai profilaksis, dosisnya sebesar 1<1 ml sehari. *emasan obat ini dalam bentuk botol 12 ml suspensi 1. 0I7ml < 12 ml. h. M-,&statin
istatin 1. 0I7ml? 4. 0I indikasi untuk pengobatan kandidiasis mulut dan usus yang kontraindikasi
hipersensitivitas. al yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan obat mycostatin adalah pernah dilaporkan adanya sindrom 6teven Dohson. 9osis mycostastin sebagai pengobatan kandidiasis mulut dan usus sebesar sehari < 1$2 tab atau sehari /<1 ml untuk kandidiasis mulut. 6uspensi obat ini sebaiknya dikulum sebelum ditelan. #rofilaksis pada bayi baru lahir terutama bayi prematur sehari 1<1 ml. *emasan obat ini dalam bentuk botol 12 ml? 1 tab. i. M-,&/0
istatin 1. 0I7ml dan seng oksida 2 mcg7g indikasi untuk pengobatan infeksi jamur karena :andida, yang terhadap pada intertigo,
;
interdigital, mikosis, paronisia, diaper rash dan lain$lain. *emasannya dalam bentuk tube 1 g salep dengan harga sebesar Bp. /+.2,$. j. N-mik&
istatin 1. 0I7ml suspensi indikasi disesuaikan dengan dosis. *ontraindikasi hipersensitivitas. #erlu diperhatikan bah3a obat ini sebaiknya tidak diberikan pada ibu hamil dan menyusui. Cfek samping yang ditimbulkan berupa gangguan saluaran cerna, diare, mual, dan muntah. 9osis
untuk infeksi rongga mulut yang disebabkan Candida
albicans (agar dikunur dahulu sebelum ditelan". &ayi, anak$anak, dan de3asa sehari /<1 ml suspensi. %bat ini dikemas dalam bentuk botol 12 ml suspensi dengan harga Bp. 25.;,$. k. agistin
etronida'ol 4 mg, istatin 1. 0I. Indikasi untuk pengobatan vaginitis disebabkan infeksi Trichomonas vaginalis, Candida albicas, dan bakteri anaerob. *ontraindikasi dan efek samping berupa hipersensitivitas. #erlu diperhatikan, hati$hati pada kehamilan trimester pertama. 9osis sebesar 1 ovula setiap hari diberikan sebelum tidur selama +$1 hari, dimasukkan ke dalam vagina. %bat ini dikemas dalam bentuk 9us <1 ovula (I68I, 21"
BAB III PENUTUP 3.1 "im(ulan
&erdasarkan analisis dan sintesis atas permasalahan yang dikaji, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1
1. istatin adalah obat antijamur yang tersedia dalam berbagai sediaan baik itu krem, oinment, maupun tablet. 0ntuk pengobatan spesies kandida, nistatin dapat digunakan secara topikal maupun secara oral. istatin biasanya tidak bersifat toksik tetapi kadang$kadang dapat timbul mual, muntah dan diare jika diberikan dengan dosis tinggi. 2. istatin dihasilkan oleh Streptomyces noursei, mekanisme kerja obat ini
dengan cara merusak membran sel yaitu terjadi perubahan permeabilitas.
istatin oral menjadi pilihan alternatif utama sebagai profilaksis infeksi jamur sistemik. . 6truktur nistatin mirip dengan struktur amfoterisin &. istatin tidak diserap dari membran mukosa atau dari kulit. %bat ini terlalu toksik untuk pemberian parenteral. &ila diberikan per oral, absorpsinya sedikit sekali dan kemudian diekskresi melalui feses. 6pektrum antijamurnya mencakup jamur$jamur sistemik. /. )da berbagai merek obat nistatin di pasaran diantaranya adalah :andistin, :a'etin,
9ecastin,
Cnystin,
8lasgystatin,
8ungatin,
*andistatin,
ycostatin, yco$E, ymiko, Fagistin yang memiliki indikasi yang berbeda.
DA%TA PU"TAA
Ikatan 6arjana 8armasi Indonesia. 21. I6% (Informasi 6pesialite %bat Indonesia". Folume /!. Dakarta #T I68I Lubis B9, 2!. #engobatan 9ermatomikosis. 9epartemen Ilmu *esehatan *ulit 9an *elamin, 8akultas *edokteran 0niversitas 6umatera 0tara
11
*at'ung &G. 2+. 8armakologi 9asar dan *linik, edisi H. Dakarta, 6alemba edika. alaman !1. *aufman 9. 2!. #revention of invasive Candida infections inmpreterm infants the time is no3. C