Prinsip-prinsip Network planning DEFINISI NETWORK NETWORK PLANNING Meskipun Network Planning termasuk system informasi pada penyelenggaraan proyek, tetapi tidak semua informasi bisa diberikan kepada Network Planning untuk diproses dan tidak semua informasi dapat dilaporkan oleh Network oleh Network Planning . Informasi yang ada kaitannya dengan Network Planning hanya Planning hanya menyangkut kegiatan yang ada dalam Network dalam Network diagram diagram saja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, Network Planning adalah salah satu model yang digunakan dalam penyelenggaraan proyek yang produknya adalah informasi mengenai kegiat kegiatan-k an-kegi egiata atan n yang yang ada dalam dalam Network diagram diagram proye proyek k yang yang bersan bersankut kutan. an. Inform Informasi asi tersebut mengenai sumberdaya sumberdaya yang digunakan oleh kegiatan yang bersangkutan dan informasi mengenai jadwal pelaksanaannya. Network Planning adalah Salah satu model yang dipakai dalam penyelenggaraan proyek. • Produk Produk dari dari model model ini adalah adalah inform informasi asi kegiat kegiatanan- kegiat kegiatan an yang yang ada dalam dalam model model • tersebut. Inform Informasi asi yang yang dihasi dihasilka lkan n mengen mengenai ai sumber sumberday dayaa yang yang dibutu dibutuhka hkan n oleh oleh kegiat kegiatanan• kegiatan beserta jadwalnya.
Tahap-tahap aplikasi Network aplikasi Network Planning pada Planning pada penyelenggaraan proyek. A.
Pembuatan
Tujuan akhir dari tahap pembuatan ini adalah terciptanya suatu model yang dapat dipakai sebagai sebagai patokan patokan selama selama penyelengg penyelenggaraan araan proyek, proyek, yaitu berupa pelaksanaa pelaksanaan n berbagai berbagai kegiatan, kegiatan, baik jadwal pelaksanaan pelaksanaan maupun maupun penyediaan penyediaan dan pemakaian pemakaian sumberdaya sumberdaya.. Proses pembuatan (disain) meliputi tahap-tahap sebagai berikut : A.1. Inventarisasi kegiatan Pada Pada tahap tahap ini yang yang dilaku dilakukan kan adalah adalah mengur menguraika aikan n atau atau menuru menurunka nkan n proye proyek k menjadi kegiatan- kegiatan. Inventarisasi umumnya berlaku untuk proyek- proyek yang telah sering diselenggarakan. A.2. Hubungan antar kegiatan Pada Pada tahap tahap ini ditent ditentuka ukan n hubung hubungan an tiap tiap kegiat kegiatan an dengan dengan kegiat kegiatanan- kegiat kegiatan an lainny lainnya. a. Hubung Hubungan an yang yang menent menentuka ukan n adalah adalah hubung hubungan an keterg ketergant antung ungan an antar antar kegiat kegiatan an yang yang secara secara logika logika menunt menuntut ut keterg ketergant antung ungan an terseb tersebut. ut. SebabSebab-seb sebab ab ketergantungan lainnya tidak turut diperhitungkan dalam tahapan ini. A.3. Network diagram Network diagram Deng Dengan an dite ditent ntuk ukan anny nyaa hubu hubung ngan an anta antarr kegi kegiat atan an,, maka maka dapa dapatt dira dirang ngka kaik ikan an (disambung-sambungkan) berbagai kegiatan yang berkaitan sehingga keseluruhan kegiatan kegiatan menyusun menyusun jaringan jaringan kerja ( Network diagram) yang mencerminkan proyek secara keseluruhan.
A.4. Data kegiatan Setelah Network Setelah Network diagram diagram tersusun yang terdiri atas kegiatan- kegiatan, maka dicari data data kegi kegiat atan an melip meliput utii : lama lama kegi kegiat atan an,, biay biaya, a, dan dan sumb sumber erday dayaa yang yang akan akan dikend dikendali alikan kan (sebab (sebab sesuai sesuai dengan dengan hukum hukum Pareto Pareto pada pada umumny umumnyaa tidak tidak semua semua sumberdaya perlu dikendalikan). A.5. Analisa waktu dan sumberdaya Tujua Tujuan n anal analis isaa waktu waktu adal adalah ah untu untuk k meng mengeta etahu huii saat saat mula mulaii dan dan saat saat sele selesa saii pelaksanaan setiap kegiatan, sehingga bila terjadi keterlambatan bisa diketahui bagaimana pengaruhnya dan selanjutnya ditetapkan tindakan apa yang harus diambil. diambil. Tujuan Tujuan analisa analisa sumberday sumberdayaa adalah adalah untuk mengetahui mengetahui tingkat tingkat kebutuhan kebutuhan sumberdaya sehingga persiapan agar sumberdaya selalu dalam keadaan siap pakai bisa diselenggarakan setepat-tepatnya. Secara nyata, pada tahap ini dihitung atau ditentukan : saat mulai, saat selesai, dan tenggang waktu tiap kegiatan, tenggang waktu peristiwa, histrogram dan kurva S sumberdaya yang dikendalikan.
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
A.6. Batasan dan persyaratan Pada tahap ini diinventarisasikan batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar, baik mengenai waktu maupun distribusi penggunaan sumberdaya. A.7. Leveling Leveling adalah suatu hasil usaha pemecahan persoalan yang timbul akibat tidak sesuainya keadaan ideal (tahap A1 sampai A5) dengan batasan-batasan yang berlaku (tahap A6). B.
Pemakaian
Bila pembuatan telah selesai, maka model yang telah jadi tersebu dipakai pada proses pelaksanaan proyek dengan melaporkan kemajuan proses pelaksanaan tiap kegiatan sesuai dengan kegiatan- kegiatan yang ada dalam Network diagram. Terdapat beberapa alternatif secara pelaporan berdasarkan kuantitas dalam bentuk satuan pekerjaan/ kegiatan atau dalam bentuk relative atau persentase; dan berdasarkan jangka waktunya secara kumulaif kegiatant atau periodik. Disimpulkan untuk : B.1. Laporan B.2. Evaluasi C.
Perbaikan
Perbaikan dilakukan karena tidak tepatnya asumsi yang dipakai pada saat pembuatan yang disebabkan oleh berbagai alasan. Cara dan proses perbaikan hampir sama dengan cara dan proses pembuatan, perbedaan hanya terdapat pada ruang lingkup masingmasing. Tahap perbaikan mempunyai ruang lingkup yang terbatas karena tidak seluruh kegiatan ditinjau. Kegiatan yang ditinjau hanya yang mempunyai kaitan dengan perubahan asumsi dan yang dipengaruhi oleh perubahan tersebut. Proyek adalah lintasan atau lintasan-lintasan kegiatan yang dimulai pada suatu saat awal dan selesai pada suatu saat akhir, yaitu pada saat tujuan proyek tercapai. Network diagram adalah visualisasi proyek berdasarkan Network Planning. Network diagram berupa jaringan kerja yang berisi lintasan-lintasan kegiatan dan urutan-urutan peristiwa yang ada selama penyelenggaraan proyek. Dengan Network diagram dapat segera dilihat kaitan suatu kegiatan dengan kegiatan- kegiatan lainya, sehingga bila sebuah kegiatan terlambat maka dengan segera dapat dilihat kegiatan apa saja yang dipengaruhi oleh keterlambatan tersebut dan berapa besar pengaruhnya serta dapat diketahui kegiatankegiatan mana saja atau lintasan-lintasan mana saja yang kritis, sehingga dengan mengetahui tingkat kekritisannya dapat ditetapkan skala prioritas dalam menangani masalah-masalah yang timbul selama penyelenggaraan proyek. Simbol dimana jumlah symbol yang digunakan dalam sebuah Network diagram, minimum dua macam dan maksimum tiga macam. Ketiga macam symbol tersebut adalah : a. Anak panah yang melambangkan kegiatan, b. Lingkaran yang melambangkan peristiwa, c. Dummy (anak panah putus-putus) yang melambangkan hubungan antara dua peristiwa.
Ada enam (6) alternatif cara menggambar anak panah dan dummy (anak panah putus-putus) yaitu : 4
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Herisontal Miring ke atas Miring ke bawah Garis patah ke atas Garis patah ke bawah Garis lengkung
4
2 1
2 1
3 5
3 5
6
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
6
Hubungan antarsimbol
Untuk dapat membaca Network diagram sebuah proyek, perlu dijelaskan pengertian dasar hubungan antarsimbol yang ada dalam setiap Network diagram. Hubungan antarsimbol hanya ada dua buah yaitu anak panah dengan lingkaran yang melambangkan hubungan kegiatan dan peristiwa, dan hubungan antara anak panah putus-putus dengan lingkaran yang melambangkan hubungan antara dua peristiwa. Sedangkan hubungan antara anak panah dengan anak panah terputus-putus tidak pernah ada. Notasi yang dipakai dalam penjelasan mengenai hubungan antarsimbol ini adalah sebagai berikut : PAW i
PAK
SPA
i
SPL
i
X L PAW
= = =
PAK
=
i j SPA SPL SPAi SPLi SPA j SPL j MPA MPL
= = = = = = = = = =
FPA
=
FPL
=
X L
SPA
j
j SPL j
nama kegiatan Lama kegiatan perkiraan (expected time) peristiwa awal, peristiwa yang terletak pada ekor anak panah atau ekor dummy (anak panah terputus-putus) peristiwa akhir, peristiwa yang terletak pada kepala anak panah atau kepala dummy (anak panah terputus-putus) nomor peristiwa awal nomor peristiwa akhir saat paling awal suatu peristiwa mungkin terjadi saat paling lambat suatu peristiwa boleh terjadi saat paling awal peristiwa awal mungkin terjadi saat paling lambat peristiwa awal boleh terjadi saat paling awal peristiwa akhir mungkin terjadi saat paling lambat peristiwa akhir boleh terjadi saat mulai paling awal sebuah kegiatan, selalu sama dengan SPAi saat mulai paling lambat sebuah kegiatan, mungkin sama dengan SPLi, tapi umumnya belum tentu sama saat selesai paling awal sebuah kegiatan, mungkin sama dengan SPA j, tetapi umumnya belum tentu sama saat selesai paling lambat sebuah kegiatan, selalu sama dengan SPL j
Contoh-contoh Kasus Kasus 1
Alternatif I
Alternatif II
Kegiatan
Kegiatan Pengikut
Kegiatan
Kegiatan Pendahulu
A B C
B,C
A B C
̶
̶ ̶
A A
C B
B
A
C A
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
Kasus 2
Alternatif I
Alternatif II
Kegiatan
Kegiatan Pengikut
Kegiatan
Kegiatan Pendahulu
A B C D
B,C D D
A B C D
̶
̶
A A B,C
D
C B
C A
B
D
A
Kasus 3
Alternatif I
Alternatif II
Kegiatan
Kegiatan Pengikut
Kegiatan
Kegiatan Pendahulu
A B C D E F
B,C,D,E F F F F
A B C D E F
̶
̶
A A A A B,C,D,E
E
D E
C
D F
B
A
C A
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
B
F
Kasus 4
Alternatif I
Alternatif II
Kegiatan
Kegiatan Pengikut
Kegiatan
Kegiatan Pendahulu
B C D E
D,E D,E
B C D E
̶ ̶
̶ ̶
B
B,C B,C
D
E
D E
C
C
B
Kasus 5
Alternatif I
Alternatif II
Kegiatan
Kegiatan Pengikut
Kegiatan
Kegiatan Pendahulu
A B C P Q R
P,R P,Q Q,R
A B C P Q R
̶ ̶ ̶
̶ ̶ ̶
R
A,B B,C A,C
A
P
B
R
C
Q
Q C P A
B
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
Kasus 6
Alternatif I
Alternatif II
Kegiatan
Kegiatan Pengikut
Kegiatan
Kegiatan Pendahulu
A B C D P Q R S
P,S P,Q,R,S P,Q,R,S P,Q,R
A B C D P Q R S
̶ ̶ ̶ ̶
̶ ̶ ̶ ̶
A,B,C,D B,C,D B,C,D A,B,C
A
S
S
R B Q
P C
P A
B
C
D Q D R
Kasus 7
Alternatif I
Alternatif II
Kegiatan
Kegiatan Pengikut
Lama (hari)
Kegiatan
Kegiatan Pendahulu
A B C D E F
D
3 5 2 1 4 2
A B C D E F
̶ ̶ ̶
E F E
̶ ̶
2
A B,D C
3 4
D
A
1 3
1
0
B
0
5
3
C 2
4
E 4
5 5
2 7
F 2
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
5
9 9
Kasus 8
Kegia tan A B C D E F G H I
Kegiatan Pendahulu
̶ A A B B B D,E C,E,F G,H
Lama (hari) 8 5 11 2 10 7 3 9 4
23 5
D 2
29
G 3 1
0
A
0
8
2
8
B
8
5
3
13
E
13
10
4
23
7
23
32
I
32
4
8
H 9
F 7 6
C
23 23
11
Tenggang Waktu Kegiatan
Tenggang waktu kegiatan (activity float ) adalah jangka waktu yang merupakan ukuran batas toleransi keterlambatan kegiatan. Dengan ukuran ini dapat diketahui karakteristik pengaruh keterlambatan terhadap penyelenggaraan proyek dan terhadap pola kebutuhan sumberdaya dan pola kebutuhan biaya. Ada tiga macam tenggang waktu kegiatan yaitu : total float, free float, dan independent. Untuk dapat menghitung perlu dipenuhi beberapa syarat : Syarat menghitung tenggang waktu kegiatan
Syarat yang harus dipenuhi agar dapat menghitung tenggang waktu seluruh kegiatan yang ada dalam sebuah network diagram suatu proyek adalah: 1. Telah ada network diagram yang tepat yaitu network diagram yang terdiri dari : kegiatan peristiwa, dan dummy ( bila di perlukan ) yang jumlah tepat hubungan logika antar kegiatan memenuhi persyaratan dan nomor-nomor peristiwanya memenuhi persyaratan yaitu : peristiwa awal di beri nomor 1, peristiwa akhir diberi nomor maksimal ( yang nilai nya sama dengan jumlah peristiwa) prristiwa “ lainya diberi nomor peristiwa akhir ( nomor “ tsb nilainya selalu lebih besar 1 ) dan selalu lebih kecil dari pada nomor maksimal) 2. Lama kegiatan masing2 kegiatan telah ditentukan 3. Berdasarkan network diagram tsb telah dihitung saat paling awal (SPA) dan saat paling lambat (SPL) semua peristiwa. Ada tiga macam tenggang waktu kegiatan kegiatan yaitu : Total Float, Free Float, dan Independent Float.
Total Float (TF) sebuah kegiatan adalah jangka waktu antara saat paling lambat peristiwa akhir (SPL j) kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya kegiatan yang bersangkutan, bila kegiatan tersebut dimulai pada saat paling awal peristiwa awal (SPAi)-nya.
Free Float (FF) sebuah kegiatan adalah jangka waktu antara saat paling awal peristiwa akhir (SPA j) kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya kegiatan yang bersangkutan, bila kegiatan tersebut dimulai pada saat paling awal peristiwa awal (SPAi)-nya.
Independent Float (IF) sebuah kegiatan adalah jangka waktu antara saat paling awal peristiwa akhir (SPA j) kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya kegiatan yang bersangkutan, bila kegiatan tersebut dimulai pada saat paling lambat peristiwa awal (SPLi)-nya.
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
36 36
RUMUS menghitung tenggang waktu SPA j = SPAi + L
SPLi
=
Keterangan
SPL j ̶ L
Waktu kritis : SPA = SPL TF
=
SPL j ̶ L ̶ SPAi
FF
=
SPA j ̶ L ̶ SPAi
IF
=
SPA j ̶ L ̶ SPLi
L
=
SPAi SPLi SPA j SPL j TF FF IF
= = = = = = =
Lama kegiatan perkiraan (expected time) saat paling awal peristiwa awal saat paling lambat peristiwa awal saat paling awal peristiwa akhir saat paling lambat peristiwa akhir Total Float Free Float Independent Float
Skema 5
8
9
10
10
X
12
L =7
11 12
13
14
15
9
16
17
18
19
21 25
20
21
22
23 24
25
26
IF
X L =7
FF
X L =7 TF
SPAi
SPLi
SPA j
SPL j
SPA5
SPL5
SPA9
SPL9
PENILAIAN KETERLAMBATAN
A.
KASUS 1 Keterlambatan lebih kecil atau sama dengan FF ( T ≤ FF ) a. Umur proyek tetap b. Lintasan kritis tetap c. Saat mulai kegiatan pengikut tetap d. Pola kebutuhan sumber dayanya berubah
B.
KASUS 2 1. 2. Maka : a. b. c. d.
T > FF → Keterlambatan lebih besar dari pada FF T < TF → Keterlambatan lebih kecil dari pada TF Umur proyek tetap Lintasan kritis tetap Saat mulai kegiatan pengikut di undur Pola kebutuhan sumber daya berubah
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
27
C.
KASUS 3 Keterlambatan sama dengan total float ( T = TF ) a. Umur proyek tetap b. Lintasan kritis tetap ( bila kegiatan yang terlambat bermuara kelintasan kritis yang ada ), atau bertambah (bila kegiatan yang terlambat tidak bermuara kelintasan kritis yang telah ada ). Bila kegiatan pengikutnya mempunyai independent float, maka lintasan yang mengikutinya tidak akan menjadi kritis. c. Saat mulai kegiatan pengikut di undur d. Pola kebutuhan sumber daya berubah.
D.
KASUS 4 Keterlambatan lebih besar dari pada total float (T > TF) a. Umur proyek bertambah b. Lintasan kritis tetap (bila kegiatan yang terlambat bermuara kelintasan kritis yang ada) atau berubah (bila kegiatan yang terlambat tidak bermuara kelintasan kritis yang telah ada). c. Saat mulai kegiatan pengikut berubah d. Pola kebutuhan sumber daya berubah
Kesimpulan dari keempat kasus diatas : 1. Keterlambatan 1 atau beberapa kegiatan a. Belum tentu merubah umur proyek b. Pasti mengubah pola kebutuhan sumber daya 2. Perubahan pola kebutuhan sumber daya a. Pasti memperlabat 1 atau beberapa kegiatan b. Belum tentu mengubah umur proyek 3. Umur proyek bertambah bila ada 1 atau beberapa kegiatan terlambat lebih besar daripada Total Float-nya.
E.
CONTOH PEMAKAIAN Diket : 1. Network diagram 2. Lama kegiatan / perkiraan masing kegiatan (L) 3. Saat paling awal (SPA) dan saat paling lambat (SPL) masing-masing peristiwa E
12
2
14
A
5 12
1
12
3
12
H
15
25
C 25
5
37
J 18
I 8
8
35
11
26
F B
G
20
4
0 0
23
D
6
7
37
8
K
55 55
15
40
25
L
25
30
Di minta menilai pengaruh keterlambatan kegiatan D terhadap penyelenggaraan proyek. Keterlambatan tsb masing masing sbb: : kegiatan D terlambat 2 hari ( T ≤ FF ) 1) Kasus 1 2) Kasus 2 : kegiatan D terlambat 6 hari ( T > FF, T < TF ) : kegiatan D terlambat 9 hari ( T = TF ) 3) Kasus 3 : kegiatan D terlambat 15 hari ( T > TF ) 4) Kasus 4 Catatan: Kegiatan-kegiatan lainnya tidak ada yang terlambat.
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
Penyelesaian Kasus 1: Untuk kegiatan D kiketahui : a. Lama kegiatan perkiraan L = 5 b. Saat paling awal peristiwa awal, SPA i = SPA2 = 12 c. Saat paling lambat peristiwa awal, SPLi = SPL2 = 14 d. Saat paling awal peristiwa akhir, SPA j = SPA4 = 20 e. Saat paling lambat peristiwa akhir, SPL j = SPL4 = 26 Maka didapat : Total Float (TF) = SPL j ̶ L ̶ SPAi 26 ̶ 5 ̶ 12 = 9 Free Float (FF) = SPA j ̶ L ̶ SPAi 20 ̶ 5 ̶ 12 = 3 Independent Float (IF) = SPA j ̶ L ̶ SPLi 20 ̶ 5 ̶ 14 = 1 Kegiatan D terlambat dua hari, sehingga bisa dianggap lama kegiatan perkiraannya menjadi tujuh hari. Terlambat dua hari ini lebih kecil dari pada Free Float (FF), kegiatan D = 3 hari. E
12
2
14
23
D
A
5+27
12 0
1
B
0
8
12
3
18
I
8
12
C
5
25
55
8
K
37
7
H 25
15
J
11
26
F
37
G
20
4
35
6
55
15
40
25
L
25
30
Jadi kesimpulan kasus 1 : Umur proyek tidak berubah. Tidak ada perubahan saat mulai kegiatan pengikut. Lintasan Kritis tidak berubah atau bertambah. Ada pemindahan waktu pemakaian sumberdaya dan berarti terjadi perubahan pola kebutuhan sumberdaya. • • • •
Kasus 2: Kegiatan D terlambat enam hari
2
12
E
14
23
A
D 11
12
1
0
B 12
H
15
25
C 25
5
37
J 18
I 8
12
35
11
26
8 3
G
23
4
F
0
6
7
37
8
K
55 55
15
40
25
L
25
30
Jadi kesimpulan kasus 2 : Umur proyek tidak berubah. Ada perubahan penundaan saat mulai kegiatan pengikut selama 3 hari. Lintasan Kritis tidak berubah atau bertambah. Ada pemindahan waktu pemakaian sumberdaya dan berarti terjadi perubahan pola kebutuhan sumberdaya. • • • •
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
Kasus 3: Kegiatan D terlambat sembilan hari E
12
2
12
A
14 12
1
B 3
H
15
25
C
5
25
37
J 18
I 8
12
37
11
26
8
12
G
26
4
F
0 0
23
D
6
7
37
8
K
55 55
15
40
25
L
25
30
Jadi kesimpulan kasus 3 : Umur proyek tidak berubah. Ada perubahan penundaan saat mulai kegiatan pengikut selama 6 hari. Lintasan Kritis tidak berubah dan ada penambahan Lintasan Kritis. Ada pemindahan waktu pemakaian sumberdaya dan berarti terjadi perubahan pola kebutuhan sumberdaya. • • •
•
Kasus 4: Kegiatan D terlambat limabelas hari E
12
2
12
A
20 12
1
B 12
C 25
5
J
I
H 25
21
43
18
8
12
43
11
32
8 3
G
32
4
F
0 0
23
D
6
7
40
8
K
61 61
15
46
25
L
31
30
Jadi kesimpulan kasus 4 : Umur proyek berubah. Ada perubahan penundaan saat mulai kegiatan pengikut di kegiatan G, I, J dan K. Lintasan Kritis berubah yang semula C, L = 55 menjadi A, D, G, J = 61 Ada pemindahan waktu pemakaian sumberdaya dan berarti terjadi perubahan pola kebutuhan sumberdaya. • • •
•
MEMPERCEPAT UMUR PROYEK A. SYARAT MEMPERCEPAT UMUR PROYEK Syarat yang harus dipenuhi agar dapat membuat rencana dengan umur proyek yang lebih cepat daripada keadaan semula adalah : 1. Telah ada network diagram yang tepat 2. Lama kegiatan perkiraan masing-masing kegiatan telah ditentukan 3. Berdasarkan ketentuan diatas, dihitung saat paling awal (SPA) dan saat paling akhir (SPL) semua peristiwa. 4. Ditentukan pula umur rencana proyek (UREN)
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
B. PROSEDUR MEMPERCEPAT UMUR PROYEK Prosedur yang harus dipenuhi gar dapat mempercepat umur proyek adalah: 1. Buat network diagram dengan nomor-nomor peristiwa sama seperti semula dengan lama kegiatan. Perkiraan baru untuk langkah ulangan, dan sama dengan semula untuk langkah siklus pertama. 2. Dengan dasar saat paling awal peristiwa awal, SPA1 = 0 dihitung saat peristiwa awal lainnya. Umur perkiraan proyek (UPER) = saat paling awal peristiwa akhir (SPA m, m adalah nomor peristiwa akhir network diagram dan nomor maksimal peristiwa). 3. Dengan dasar paling lambat peristiwa akhir network diagram (SPL m) = umur proyek yang direncanakan (UREN), dihitung saat paling lambat semua peristiwa. 4. Dihitung TF semua kegiatan yang ada, bila tidak ada TF yang berharga negative, proses perhitungan selesai. Bila masih ada TF yang berharga negative, lanjutkan ke langkah berikut : 5. Cari lintasan-lintasan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang TF masingmasing besarnya : TF = UREN – UPER = SPLm – SPAm berharga negative = SPLi – SPAi 6. Lama kegiatan dari kegiatan tsb diatas adalah Ln, n adalah nomor urut kegiatan tsb dalam satu lintasan, n = 1,2,3,…………………. z. 7. Hitung lama kegiatan baru dari kegiatan tsb diatas (langkah ke – 5 dam ke – 6)dengan mengggunakan rumus :
}
Ln (baru)
= Ln (lama) + Ln (lama) x (UREN – UPER) Li
Keterangan : Ln (baru) Ln (lama) Li UREN UPER
= lama kegiatan baru = lama kegiatan lama = jumlah kegitan pada satu lintasan yang harus dipercepat = umur rencana proyek = umur perkiraan proyek
8. Kembali kelangkah 1.
Contoh Soal: Diket: 1. Sebuah network diagram suatu proyek yang telah dilengkapi dengan lama kegiatan perkiraan semua kegiatan, saat paling awal dan saat paling lambat semua peristiwa. Dari network diagram tersebut diketahui bahwa umur perkiraan proyek (UPER) = 61 hari. 2. Kerena satu dan lain hal, proyek tersebut harus dipercepat penyelesaiannya, sehingga umur rencana proyek (UREN) = 50 hari. E
12
2
12
A
20 12
1
12
3
12
H
21
25
C 25
5
43
J 18
I 8
8
43
11
32
F B
G
32
4
0 0
23
D
6
7
40 46
25
L
31
30
Diminta :
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
8
K 15
61 61
Kegiatan-kegiatan mana saja yang harus dipercepat waktu pengerjaannya agar proyek dapat diselesaikan dalam waktu 50 hari. Penyelesaian : Langkah 1:
E
12
2
1
A
20 12
1
B 3
H
10
25
C
5
25
Kegiata n A
SPL j
Ln
SPAi
TF
1
12
0
- 11
10
12
0
-2
C
20
25
0
-5
D
21
20
12
- 11
I
32
23
12
-3
F
21
8
12
1
G
32
11
32
- 11
35
25
12
-2
I
35
8
32
-5
J
50
18
43
- 11
40
-5
L
50
30
25
-5
K
40
61 50
15
35
25
L
20
30
Lama kegiatan (baru) 10
12 12
+
x
( −11)
x
( −11)
=
16
x
( −11)
=
9
x
( −11)
=
15
=
10
20
16
20
+
9
11
11 +
61
H
15
7
8
61
E
50
J
61
B
K
32
18
8
12
43
11
21
8
12
G
32
4
F
0 -11
23
D
6
18
15
18
+
61
Langkah 2: E
10
2
10
A
16 10
1
12
3
12
H
10
25
C
5
25
Kegiata n A B C
SPL j
Ln
SPAi
TF
10
10
0
0
12
0
-2
0
-5
16
10
0
10 20+ 25
25 x
55
( −25 5)
=
23
D
26
E
35
23
10
2
F
26
8
12
6
G
35
9
26
0
H
35
25
12
-2
I
35
8
26
1
J
50
15
35
0
35
J 15
I 8
8
35
9
26
F B
G
26
4
0 -5
23
D
6
7
37 35
25
L
20
30
Lama kegiatan (baru)
23
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
8
K 15
55 50
K
50
L
30 50+
15
30 x
( −30 5)
=
27
37
-2
25
-5
27
55
Langkah 3:
E
10
2
10
A
1
23
D 16
10
26
C
5
23
SPL j 10 12
10+ 12
x
52
Ln
SPAi
TF
10
0
0
0
-2
23
0
0
( −12 2 ) = 12
C
23
D
26
16
10
0
E
35
23
10
2
F
26
8
12
6
G
35
9
26
0
12
-2
8
26
1
15
35
0
37
-2
23
0
H
25
35+ 25
I
35
J
50
K
15 50+
L
x
52 15 x
52
50
( −25 2)
( −15 2)
=
=
23
15
27
Langkah 4:
10
A
1
0
12
27
15
6
G
26
12
H
12
23
5
23
35 35
9
26
J 15
I 8
C
Kegiata n A
23
8 3
15
23
4
B
50
12
F
0
K
52
Lama kegiatan (baru)
16 10
8
35
L
23
D
37
23
E
10
2
7
H 25
10
J 15
8
12
3
35
I
8
12
35
9
26
4
B
-5
B
G
F
0
Kegiata n A
6
7
35 35
23
L
23
27
SPL j
Ln
SPAi
TF
10
10
0
0
B
12
12
0
0
C
23
23
0
0
D
26
16
10
0
E
35
23
10
2
F
26
8
12
6
G
35
9
26
0
H
35
23
12
0
I
35
8
26
1
J
50
15
35
0
K
50
15
35
0
L
50
27
23
0
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
8
K 15
50 50
Dengan melihat langkah 4, semua hasil perhitungan akhir Total Float (TF) tidak ada yang bernilai negatif lagi, jadi prosedur perhitungan sudah selesai. JADWAL KEGIATAN (Bar-Graph) PAW i
PAK
SPA
SPA
X L
i
SPL
i
PAW
j
1
j SPL j
0 0
PAK A 2 hari
2
2
5
Bar-Graph : kumpulan jadwal semua kegiatan yang ada dalam proyek tersebut
Bar-Graph kegiatan tersebut yang merupakan batas (limit) yaitu : Tipe I, kegiatan dimulai dan selesai seawal mungkin. Dimulai pada hari ke-HM1, yaitu : i. HM1 = SPAi + 1 = 0 + 1 = 1 Diselesaikan pada hari ke-HS1 yaitu : ii. HS1 = SPAi + L = 0 + 2 = 2 PAK Tipe II, kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin. PAW Dimulai pada hari ke-HM2, yaitu : i. 0 2 A 1 HM2 = SPL j ̶ L + 1 = 5 ̶2 + 1 = 4 2 2 hari 0 5 Diselesaikan pada hari ke-HS2 yaitu : ii. HS2 = SPL j = 5 Tipe III, kegiatan dilaksanakan dengan cara menghabiskan free Float atau selesai pada saat paling awal peristiwa selesai (SPA j) PAW PAK i. Dimulai pada hari ke-HM3, yaitu : 1 8 HM3 = SPA j ̶ L + 1 = 2 ̶2 + 1 = 1 K 4 7 Diselesaikan pada hari ke-HS3 yaitu : ii. 2 hari 10 12 HS3 = SPA j = 2
Tipe I
1 12345678910111213 1
Tipe II
Tipe III
Histogram : Grafik yang sumbu horisontalnya menyatakan waktu pelaksanaan dalam hari dan sumbu vertikalnya menyatakan kebutuhan sumberdaya per satuan waktu (per hari). Kurva S : Grafik yang sumbu horisontalnya menyatakan waktu pelaksanaan dalam hari dan sumbu vertikalnya menyatakan jumlah pemakaian sumberdaya kumulatif dari mulai hari pertama sampai dengan hari tertentu.
Contoh Soal: Diket: Kebutuhan sumberdaya proyek PROFIK untuk setiap kegiatan : Jumlah Sumberdaya yang dibutuhkan Nama Kegiatan
Kegiatan Pengikut
A
B
Lamanya Kegiatan (hari) 2
Biaya
Tenaga
Mobil
(Rp Juta) (hari-orang) (hari-truk)
Pertanyaan:
Solar
1.
Buatkan Diagram Network-nya.
2.
a. Hitunglah Umur proyek & Lintasan Kritisnya.
(liter)
30
20
B
C
3
60
18
15
1800
C
12
120
60
36
4320
D
C,E,G
8
80
40
E
F
2
40
18
12
1440
F
4
60
20
G
J
3
45
18
9
1080
H
I
4
80
16
16
1920
I
J
2
100
20
J
5
50
30
10
1200
b. Jika kegiatan E terlambat 10 hari c. Proyek di percepat menjadi 17 hari
3.
4.
5.
Hitunglah TF, FF dan IF Hitunglah Kebutuhan Sumberdayanya untuk Tipe I, Tipe II dan Tipe III pada masing2 Sumberdaya. Buatlah Histogramnya.
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
-
Penyelesaian : 1. Diagram Network 2
2
B
5
3
5
8 8
C
A 12
2
1
0
D
0
8
3
8
E
8
2
6
10
F
16
4
G H
8
20 20
J
3
4
5 4
4
I 2
13
7
11 15
2. Umur proyek = 20 hari dan Lintasan kritisnya = D, C 3. Total Float (TF), Free Float (FF), dan Independent Float (IF) TF = SPL j ̶ L ̶ SPAi FF = SPA j ̶ L ̶ SPAi IF = SPA j ̶ L ̶ SPLi Kegiatan
SPL j
SPA j
Ln
SPLi
SPAi
A B C D E F G H I J
5 8 20 8 16 20 15 13 15 20
2 8 20 8 10 20 11 4 11 20
2 3 12 8 2 4 3 4 2 5
0 5 8 0 8 16 8 0 13 15
0 2 8 0 8 10 8 0 4 11
TF 3 3 0 0 6 6 4 9 9 4
FF 0 3 0 0 0 6 0 0 5 4
IF 0 0 0 0 0 0 0 0 -4 0
4. Kebutuhan Sumberdayanya untuk Tipe I, Tipe II dan Tipe III pada masing2 Sumberdaya. a. Kebutuhan biaya, bila semua kegiatan dimulai dan diselesaikan seawal mungkin (Tipe I) Kegiata
i a r h a u t H u r b e e P K n
A
15
B
20
C
10
D
10
E
20
F
15
G
15
H
20
I
50
J
10
Kebutuhan Sum berdaya Per Hari (Biaya dalam Rp 0 00,000) 1
2
15
15
3
4
5
6
7
8
9
20
10
10
10
10
10
10
10
14
15
16
17
18
19
20
10
10
10
10
10
10
10
10
12 0 80
15 20
10
10 20
40 15
20
13
60
20
20
12
20 10
10
11
30 20
10
10
a n h a t u t n a u i b g e e K K
15
15
15
15
60
15
45
20
80 50
50
10 0 10
10
10
10
10
50
Jumlah Per Ha
45
45
50
50
80
60
10
10
45
45
40
35
35
35
20
20
10
10
10
10
Jumlah Kumula
45
90
140
190
2 70
330
340
350
39 5
4 40
4 80
515
550
585
605
62 5
63 5
6 45
6 55
665
66 5
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
b. Kebutuhan biaya, bila semua kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin (Tipe II) Kegiatan
i a r h a u t H u r b e e P K n
A
Kebutuhan Sumberdaya Per Hari (Biaya dalam Rp 000,000) 1
2
3
15
B
20
C
10
D
10
E
20
F
15
G
15
H
20
I
50
J
10
4
5
6
15
15
7
8
9
10
20
10
10
10
13
14
15
16
17
18
19
20
20
60 10
10
12
30 20
10
11
a n h a u t t a u n i b g e e K K
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
120 80
20
20
40 15
15 20
20
20
15
15
15
15
15
60 45
20
80 50
50
100 10
10
10
10
10
50
Jumlah Per Har 10
10
10
25
25
30
30
30
10
30
30
30
45
75
95
40
35
35
35
35
Jumlah Kumulat
20
30
55
80
110
140
170
180
210
240
270
315
390
485
525
560
595
630
665
665
10
c. Kebutuhan biaya, bila semua kegiatan dilaksanakan menghabiskan Free Float (Tipe III) Kegiata
i a r h a u t H u r b e e P K n
A
15
B
20
C
10
D
10
E
20
F
15
G
15
H
20
I
50
J
10
Kebutuhan Sumberdaya Per H ari (Biaya dalam Rp 000,000) 1
2
3
15
15
4
5
6
7
8
9
20
20
20
10
10
10
10
10
12
13
14
15
16
17
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
20
15 20
10
10
10
12 0 80
20
40 15
20
19
60
20
20
18
30 10
10
11
a n h a t u t n a u i b g e e K K
15
15
15
15
15
60 45
20
80 50
50
10 0 10
10
10
10
10
50
Jumlah Per Ha
45
45
30
30
10
30
30
30
45
95
75
10
10
10
10
20
35
35
35
35
Jumlah Kumula
45
90
120
1 50
1 60
190
220
250
29 5
390
465
475
485
495
505
525
560
595
630
665
66 5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
5. Histogram
100
80
0 0 0 , 0 0 0 p R
60
40
20
0
1
2
3
4
5
Hari Tipe I Tipe II
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
6. Kurva S 800
700
600
500
I e p T i
l n a o i s e r a p O o r d i r K o
400
300
I I e p T i
200
100
1 Jumlah Kumulatif 45 Jumlah Kumulatif 10
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
90 140 190 270 330 340 350 395 440 480 515 550 585 605 625 635 645 655 665 20 30 55 80 110 140 170 180 210 240 270 315 390 485 525 560 595 630 665
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP