Nama : Nur Alivia Arianda No. reg : 3425141811 Kelas : Biologi
NEMATHELMINTHES A. Pendahuluan
Anggota filum Nemathelminthes (pseudocoelomata) bersifat heterogen, misalnya dalam hal cara hidupnya, ada yang akuatik seperti halnya anggota kelas Gastrotricha dan Rotifera, ada yang hidup didarat dan parasitic parasitic pada hewan vertebrata seperti kelas Nematoda.ukuran tubuhnyapun bervariasi, dari yang mikroskopik sampai sepanjang kira-kira 1 cm. Kebanyakan anggota filum ini berbentuk memanjang kadang-kadng silidris. Saluran pencernaan sudah lengkap yaitu mulut, usus, anus.pada umunya organ reproduksi hewan berumah dua. Rotifera adalah jenis hewan renik penghuni danau atau kolam air tawar. Walau ada juga yang hidup dilaut. Simetri tubuh bilateral tidak bersegmen dan dianterior berciri khas mahkota berkelinjak. Corona menunjukkan beragan modifikasi yang berfungsi dalam pergerakan dan cara menangkap makanan, Nematoda atau cacing gilik mempunyai daerah sebaran yant luas, yaitu dari daerah kutub sampai tropic, dalam lingkungan yangt berbeda-beda. Mayoritas Nematoda yang hidup bebas adalah benthos, hidup antara hamparan alga dan sedimen akuatik. Jenis yang terrestrial berada dalam lapisan air yang mengelilingi partikel tanah, sehingga pada dasarnya juga akuatik. Cara makannya beraneka ragam dan kebanyakan melibatkan kontraksi otot faring untuk menelan, jenis yang karnivor dan herbivore mempunyai stylet. Nematode parasite mencakup jenis-jenis penting yang ditinjau dari segi ekonomi dah kesehatan Sampai saat ini masih banyak pendapat tentang kedudukan Nemathelminthes dalam taksonomi. Ada yang mendudukan sebagai filum da nada yang sebagai kelas. Sebagai kelas kolompok ini bernaung pada filum Aschelminthes bersama dengan kelas-kelas Rotifera, Gastrotricha dan Nematomorpha. B. Ciri-ciri Umum
Cacing yang tergolong Nematoda mempunyai tubuh berbentuk silindris, tidak beruasruas, tidak berapendiks, dan tidak memiliki proboscis. Tubuh tertutup kutikula yang elastis dan tersusun oleh protein. Simetri tubuhnya adalah bilateral, memiliki tiga lapisan germinal (triploblastic).
Epidermisnya tipis tetapi membentuk empat tali longitudinal. Dibawah epidermis terdapat satu lapis serabut otot yang terbentang secara longitudinal dan dibagi oleh tali-tali menjadi 4 kuadrans. Saluran pencernaan makanannya lengkap, lurus, mulut dan anusnya terdapat pada ujung yang berbeda. Diantara dinding tubuh dan saluran pencernaan terdapat ruangan atau rongga yang disebut pseoudosoel. Belum memiliki organ sirkulasi dan respirasi. Organ ekskresinya sederhana. Sistem saraf terdiri atas cincin saraf yang mengelilingi esophagus. Cincin saraf itu berhubungan dengan enam saraf anterior dan beberapa saraf posterior. Alat kelaminnya terpisah, hewan jantan lebih kecil daripada yang betina. Gonad berbentuk pembuluh dan berlanjut pada saluran-salurannya. Alat kelamin betina umunya berpasangan dan bermuara pada vulva. Alat kelamin jantan biasanya tunggal dan bermuara pada kloaka. Pembelahan dan diferensiasi sel-sel embrio tampak jelas. C. Klasifikasi a. Rotifera
Rotifera merupakan hewan yang berukuran mikroskopik, panjangnya kurang dari 1 mm. Hewan ini sangat menarik bagi para pengamat mikroskopoik pemula karena bentuk, warnanya dan aktifitas geraknya. Hewan-hewan ini banyak yang hidup dalam lingkungan air tawar, beberapa pada air asin, tetapi juga sering dijumpai pada pangkal daun lumut. Kebanyakan anggotanya hidup bebas, namun ada juga yang hidup sebagai parasite internal dan eksternal. Tubuh rotifera berbentuk silindris, tidak bersegmen.pada bagian anterior tubuh terdapat mahkota berbentuk cakram yang bersilia, sedang bagian posteriornya berbentuk kaki yang menggarpu. Adanya silia pada daerah anterior dan adanya gerakan faring membedakan rotifera dengan hewan akuatik kecil lainnya. Dinding tubuh yang berupa sel sinsitium tertutup oleh kutikula yang keras. Saluran pencernaan makannya memiliki “mastax” yaitu bagian yang selalu bergerak aktif.
Tubuhnya dilengkapi dengan dua protonefridia yang menggulung dan bercabang dengan memiliki sel api. Sistem sarafnya berupa satu ganglion dorsal dan beberapa macam saraf. Organ sensorinya berupa bintik mata. Organ seksualnya terpisah, hewan jantan biasanya kecil dan jumlahnya tidak banyak. Hewan betina mempunyai ovary, kelenjar kuning telur dan oviduk. Perkembangbiakannya dapat berlangsung secara parthenogenesis dan seksual dan bersifat ovipar. Tidak memiliki stadia larva.
Bangsa Selsonacca Bentuk sangat memanjang, dengan leher panjang antara korona dan batang tubuh. Ukuran hewan jantan sama besar dengan hewan betina. Gonad berpasangan. Ovarium tidak memiliki vitelaria. Contoh : Seison Bangsa Bdelloidea Corona biasanya mempunyai cakram berbentuk roda. Jenis jantan tidak dikenal, betina mempunyai dua ovarium dan vitelaria. Contoh : Rotaria Bangsa Monogononta Betina mempunyai satu ovarium, hewan jantan biasanya berukuran lebih kecil daripada betina. Contoh : Branchionus: Keratella, Filinia: Polyarthra
b. Nematoda
Tubuh memanjang, silindris, tidak bersegmen, tidak berkelinjak, dilapisi kutikula, dinding tubuh hanya mempunyai otot membujur, sistem ekskresi berupa kelenjar, biasanya berumah dua.
1) Subkelas Adenophorea (Aphasmidia) Kelompok amphid yang telah berkembang; punya kelenjar-kelenjar kaudal dan hypodermal, organ ekskresi tanpa saluran lateral, hidup bebas dan parasitic. Bangsa Enoplida Super-suku Mermithoidea Faring tipis, tertanam dalam sel-sel, larva parasitic dalam hewan avertebrata, hewan dewasa hidup bebas. Contoh : Mermis Super-suku Trichuroidea Faring seperti pada hewan Mermithoidea, telur berbentuk seperti jeruk limau dengan sumbat polar, ovarium tunggal pada hewan betina, parasite verberata. Contoh : Trichuris : Trichinella. Super-suku Dioctophymatoidea Hewan yang berukuran besar hidup parasitic dalam ginjal vertebrata. Contoh : Dioctophyma 2) Subkelas Sercenentea (Phasmidia) Amphid tidak berkembang dengan baik, ada phasmid, tidak mempunyai kelenjar kaudal ataupun hypodermal, organ ekskresi bersaluran lateral, hidup saprobiotik atau parasitic..
Bangsa Rhabditida Bentuk kecil, transparan,faring dengan tonjolan posterior atau pseudo tonjolan, hidup bebas, saprobiotik atau parasitic. Contoh : Rhabditis : Rhabdias Bangsa Tylenchida Parasite tetumbuhan, berukuran kecil, mulut ber-stylet. Bangsa Strongylida Parasite hewan, hewan jantan punya bursa kopulasi yang ditunjang susuh. Super-suku Ancylostomatoidea Mempunyai kapsul mulut bergerigi atau lempengan pemotong. Contoh : Ancylostoma Super-suku Strongyloidea Kapsul mulut kecil, bergerigi atau tidak. Contoh : Strongylus Super-suku Trichostrongyloidea Kapsul mulut kecil, parasite-usus. Contoh : Trichostrongylus: Haemonchus. Super-suku Metastrongyloidea Kapsul mulut kecil, parasite paru-paru. Contoh : Dictyocaulus : Metastrongylus. Bangsa Ascaridida
Mulut khas berbibir tiga, parasite hewan artropoda dan vertebrata. Super-suku Ascaridoidea Sering berukuran besar, bibir besar, usus sering ber-caenum. Contoh : Ascaris Super-suku Heterakoidea Bibir kecil, hewan jantan memiliki batil isap prakloaka. Contoh : Heterakis. Super-suku Oxyurida Faring dengan tonjolan posterior, parasite usus besar. Contoh : Oxyuris : Enterobilus. c. Gastrotricha
Gastrotricha meliputi 400 spesies. Hewan-hewannya berukuran mikroskopis (0,07-2 mm). Pada umumnya hidup antara endapan-endapan atau didasar perairan tawar atau laut. Jumlah spesies yang hidup di air tawar dan laut kurang lebih sama. Bentuk tubuhnya seperti cacing,kecil. Pada permukaan anterior tubuh yang datar terdapat silia. Permukaan luar tubuh tertutup oleh kutikula yang dilengkapi dengan duri-duri, sisik, atau sisir. Epidermisnya bersifat sinsitial. Pseudocoelomnya menyusut menjadi sebuah rongga kecil diantara dinding tubuh dengan saluran pencernaan. Saluran perncernaan dilengkapi dengan faring berotot, lambung dan intestinenya lurus, berakhir pada anus dibagian posterior. Sistem ekskresi terdiri atas dua protonefridia yang masing-masing dilengkapi dengan satu bola api atau kelenjar ventral yang jumlahnya satu atau dua buah. Pada permukaan tubuh dijumpai “tubus-tubus adesiv” yang bentuknya bermacam-macam. Tubus-tubus
adesiv itu pada beberapa jenis hewan ada yang terdapat di anterior, posterior dan lateral, tetapi ada pula yang hanya terdapat pada bagian posterior saja. Alat kelamin menjadi satu (monosious) tetapi ada yang hanya dijumpai hewan betinanya saja. Beberapa memiliki dua macam telur yang disebut “amictic dan mictic”. Telur yang amictic adalah telur yang memiliki cangkang yang tipis, tidak dapat dibuahi dan berkembang secara parthenogenesis menjadi hewan betina yang amictic. Pembelahan sel telur hanya terjaid secara mitosis, pemasakan sel telur tidak pernah mengalami penbelahan meiosis sehingga telur bersifat diploid. Telur yang mictic juga memiliki cangkang yang tipis tapi bersifat haploid. Jika sel telur tidak dibuahi akan menghasilkan jantan secara parthenogenesis. Namun jika dibuahi telur mictic akan menimbun bahan-bahan sel kuning telur dan menyekresikan sel yang sangat resisten. Sel telur seperti itu disebut sel telur yang dorman, tahan terhadap pemanasan dan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan sehingga tidak menetas selama beberapa bulan. Jika menetas se; telur dorman tersebut akan berkembang menjadi hewan betina. d. Nematomorpha
Cacing yang tergolong Nemotomorpha ini memiliki tubuh yang panjang dan ramping. Cacing muda hidup sebagai parasite pada insekta dan krustasea, sedangkan cacing dewasa hidup bebas. Panjang tubuh bervariasi antara 10-700mm, dengan diameter 0,3-2,5mm. Hewan betina lebih panjang dari hewan jantan.bagian luar tubuh berwarna kuning, abu-abu, coklat atau hitam yang tidak tembus cahaya. Cacing dewasa sering tampak meliuk-liuk didalam kolam , parit, dan pipa ait minum. Jumlah spesies yang diketahui kurang lebih 80 macam. Semuanya hidup di air tawar kecuali Nectonema yang hidup di laut. Secara umum, ciri-ciri Nematomorpha adalah sebagai berikut. Tubuhnya silindris, salah satu ujungnya tumpul dan membulat, tidak bersegmen, simetri tubuhnya bilateral.permukaan tubuhnya dilapisi kutikula terdiri dari lempeng-lempeng atau papilla.
Tubuhnya dilapisi dengan lapisan otot longitudinal. Tetapi, tidak penuh sampai ke ujung tubuhnya. Pseoudocoelomnya bisa kosong atau ada yang terdiri oleh jaringan mesenkim. Saluran pencernaan makanannya mengalami degenerasi, karena cacing muda mengabsorbsi makanan dari inang, sedang yang dewasa tidak makan. Organ sirkulasi, respirasi dan ekskresi belum ada. Sistem sarafnya terdiri atas cincin saraf yang mengelilingi esophagus. Cincing saraf itu berhubungan dengan tali saraf midveentral. Pada Nectonema, cincin saraf itu juga berhubungan dengan tali saraf dorsal. Alat kelaminnya terpisah. Gonadnya berjumlah satu atau dua, saluran reproduksinya berpasangan dan bermuara pada kloaka. Tidak memiliki spikula kopulasi. Telur pada gordioidea berukuran kecil terletak dengan benang-benang gelatin yang panjang. Hewan yang tergolong Nematomorpha meliputi ordo Gordioidea dengan anggota Gordius robustus, dan ordo Nectonematoidea dengan anggotanya Nectonema dan Palaemonetes. e. Kinorhynca
Kelompok ini mempunyai 70 spesies yang hidup di laut. Hidup pada permukaan lapisan lumpur dan pasir dilautan dangkal sampai dalam. Makanannya berupa alga dan bahan-bahan organic yang mati. Ciri-ciri tubuhnya simetri bilateral, tersusun dari 13-14 zonites (ruas-ruas yang saling tumapang tindih). Ruas anterior pertama membentuk kepala dan ruas kedua membentuk leher. Keduanya bersifat reaktil terhadap tubuh. Panjang tubuhnya kurang dari 1 mm. Tubuhnya tertutup oleeh kutikula yang tersusun oleh kitin, bagian dorsal dan bagian lateral mempunyai banyak duri tapi tidak mempunyai silia. Rongga tubuhnya merupakan pseoducoel.mulut terletak diujung anterior kepala, dilanjutkan ke faring, esophagus, lambung, usus dan anus.mempunyai dua saluran ekskresi yang berbentuk tabung, masing-masing mempunyai sel api yang berflagela, bermuara pada ruas tubuh
kesembilan, dipermukaan dorsal. Sistem sarafnya terdapat pada epidermis. Cincin saraf yang mengelilingi faring berhubungan dengan tali saraf midventral. Organ sensori berupa titik mata. Alat kelaminnya terpisah masing-masinng mempunyai dua gonad yang lubangnya terdapat pada bagian ventral tubuh disisi anus. Sistem kelamin jantan dilengkapi dengan duri kopulatori. Hewan muda mengalami pelepasan kulit beberapa kali secara periodik. Setelah dewasa pengeluasan kulit tidak terjadi lagi. Kinorhycha meliputi ordo Homaloraghida dengan anggota Pycnophyes frequens, Trachydemus dan ordo Cyclorhagida dengan anggotanya Echinoderes, Campyloderes, Centroderes, Cartela, Samnoderes.
D. Habitat
Ascaris lumbricoides merupakan cacing yang bersifat endoparasit didalam usus halus manusia. Cacing itu hidup bebas dalam rongga usus. Cacing parasit ini tersebar secara kosmopolit. Cacing Ascaris juga dijumpai dalam usus halus babi dan sapi. Varietas-varietas yang hidup dalam tubuh manusia dan babi mempunyai ciri-ciri morfologi yang sama, tetapi secara fisiologis berbeda.karena cacing yang berada pada tahap infektif tidak dapat berkembang dalam tubuh inang yang berbeda. Ascaris lumbricoides var. sum merupakan varietas yang hidup dalam usus babi. Varietas yang hidup dalam usus babi dapat menginfeksi manusia. Tetapi infeksinya akan hilang setelah 1-2 bulan. E. Morfologi dan Anatomi
Dalam filum Nemathelminthes (Nematoda) salah satu contoh yang akan dibahas secara mendetail adalah cacing perut ( Ascaris lumbricoides) a. Morfologi luar
Ascaris lumbricoides mempunyai tubuh yang panjang, berbentuk silinder, dan runcing pada kedua ujungnya. Hewan betina berukuran 20-29 cm dengan diameter 4-6mm. hewan jantan berukuran lebih kecil, panjangnya 13-31cm dengan diameter 2-4mm. permukaan tubuh pada umunya tidak berwarna. Kutikula luar berwarna putih kekuningan. Warna merah pada tubuhnya disebabkan oleh adanya hemoglobin. Ujung anterior mempunyai bentuk yang sama pada kedua jenis kelamin. Permukaan tubuh tertutup oleh kutikula yang halus, elastis,liat, membentuk garis-garis melintang sehingga menampkakkan ruas-ruas semu pada tubuh cacing. Pada tubuhnya yang silindris terdapat empat tali epidermal yang tampak dari luar, dua tali dorsal dan ventral lebih sempit, sedan g yang lateral lebih tebal. Mulut bagian anterior dan kebanyakan Nematoda dibatasi oleh enam bibir, tetapi pada Ascaris menggabung menjadi satu, sehingga tinggal 3 bibir, satu dibagian dorsal dan dua di
vebtrolateral. Bibir dorsal mempunyai dua pasang papilla sensori, sedang masing-masing bibir ventrolateral mempunyai satu pasang papilla sensori. Keempat pasang papilla sensori tersebut membentuk lingkaran bibir luar. Nematoda juga mempunyai lingkaran bibir dalam sebanyak enam papilla, tetapi pada Ascaris dan Nematoda parasite tidak ada Masing-masing bibir venolateral mempunyai satu papilla lateral yang disebut “amphid”, tetapi bagian ini mengalami reduksi pada nematoda parasite. Amphid merupakan kemoreseptor olfaktorius (indra pembau). Bibir-bibir itu mempunyai gigi yang halus. Dibelakang bibir terdapat satu pasang papilla servikal, masing-masing terletak dibagian sisi berdekatan dengan cincin saraf. Semua papilla merupakan alat sensori. Didekat ujung posterior tubuh terdapat anus dengan bibir yang tebal. Pada yang jantan terdapat kloaka yang merupakan jalan keluarnya spikula kitin atau semi pineal. Pada yang jantan terdapat kloaka terdapat penonjolan kutikula berupa 50 pasang papilla preanal. Papilla-papilla itu berfungsi untuk kopulasi. Pada bagian ujung posterior juga terdapat ekor postanal, yang pada hewan batina lurus dan pada hewan jantan melengkung. Lubang genital betina yang disebut vulva atau gonopor terletak pada sisi ventral kira-kira sepertiga bagian panjang tubuh dari ujung anterior. Dibelakang bibir terdapat sebuah lubang ekskresi yang terletak pada bagian midventral. Dinding tubuh terdiri atas lapisan-lapisan kutikula, Epidermis/hypodermis/subkutikula dan otot. Kutikula membentuk lapisan paling luar, berkerut-kerut dan liat, terbentuk dari 6 lapis protein albumin yang tahan terhadap enzim pencernaan inang, tetapi bersifat permeable terhadap garam dan air. Kutikula itu bukan berupa zat kitin, dan dapat larut pasa KOH. Bagian luar dari lapisan kutikula mengandung keratin keras. Disebelah dalam dari lapisan keratin itu terdapat lapisan serabut halus, dan selanjutnya lapisan protein spons yang mengandung matrisin yang kaya dengan sulfur. Bagian yang paling dalam tersusun oleh jaringan ikat padat yang mengandung serabut-serabut kolagen. Lapisan kutikula mangalami pengelupasan empat kali selama hidup cacing dan pengelupasan terjadi selama masa pertumbuhan. Dibawah lapisan kutikula terdapat satu lapisan epidermis yang mengalami sintisium, sehingga terkesan sel tersebut ,empunyai banyak inti tanpa memiliki dinding sel. Inti-inti sel itu terletak hanya pada tali epidermal longitudinal. Jumlah dari sel-sel epidermal sedikit. Lapisan epidermis mensekresikan kutikula dan membentuk empat tali epidermal dibagian longitudinal yang tebal. Dua dari tali itu merupakan garis lateral yang tebal dan dua yang lain lebih tipis terletak dorsal dan ventral. Tali lateral mengandung saluran ekskresi, sedang tali dorsal dan ventral mengandung saraf. Epidermis dari Nematoda yang hidup bebas mengandung kelenjar epidermal uniselular.
Dibagian dalam epidermis, diantara tali-tali epidermal terdapat lapisan otot yang tersusun oleh satu lapis serabut-serabut longitudinal yang merentang sepanjang tubuh. Tiap sel otot mempunyai dua zona. Zona luar bersifat fibrilar, bergaris melintang dan merupakan bagian otot yang berbentuk gelendong yang bersifat kontraktil. Zona yang lebih dalam merupakan zona protoplasmic, dan membentuk tonjolan yang berbentuk serabut atau ekor otot. Zona protoplasmic itu berbentuk seperti batang yang merupakan masa protoplasma dengan satu nucleus yang berfungsi sebagai jaringan serabut penguat. Ekor-ekor otot dari separo tubuh bagian atas menyisip ke dalam tali dorsal dan bergabung pada saraf dorsal. Ekor-ekor otot pada separo tubuh bagian bawah menyisip ke dalam tali ventral dan bergabung dengan saraf ventral. Otot-otot tersebut terletak pada kuadran yang dipisahkan oleh tali longitudinal. Setiap kuadran kira-kira mempunyai 150 sel otot. Kontaksi dari otot-otot tersebut menyebabkan tubuh meliuk-liuk. Bila sel-sel otot terdapat pada setiak kuadran jumlahnya banyak dan merentang sampai ke dalam rongga tubuh menyebabkan terjadinya suatu kondisi yang disebut poli-myarian. Kondisi seperti ini terdapat pada Ascaris. Jika otot pada tiap kuadran hanya ada dua atau tiga dan memipig, menyebabkan kondisi yang disebut meromyarian, misalnya pada Oxyuris. Namun jika otot-otot itu kecil dan terkemas secara bersama-sama dapat membentuk suatu kondisi disebut holomyarian, misalnya yang terjadi pada Trichiuris. Pada potongan melintang, otot-otot longitudinal menunjukkan suatu daerah serabut peripheral yang berbentu U menutup zona protoplasmic yang berbentuk batang. Disamping otot-otot yang membentuk dinding tubuh juga terdapat otot-otot pada : faring, vagina dari cacing betina, dan daerah spikula dari cacing jantan. Rongga tubuh (pseudocoel) merupakan ruangan yang terletak antara dinding tubuh dengan saluran pencernaan. Pseudocoel itu dibatasi otot-otot dibagian luar dan kutikulakutikula usus dibagian dalam. Pseudocoel terbentuk dari puing-puing sel jaringan ikat. Pada hewan muda pseudocoel itu tersusun oleh jaringan parenkim, tetapi pada hewan dewasa parenkim tidak ada lagi sehingga organ-organ tubuh yang ada tampak menggantung secara bebas. Pseudocoel mempunyai jaringan fibrous dan sel-sel tetap yang disebut Soelomosit atau Pseudocoelosit. Terdapat empat sel soelomosit yang menduduki posisi secara tetap di sepanjang tali lateral. Sel-sel itu bercabang dan berukuran besar sehingga dapat mengisi rongga tubuh.vakoula-vakuola dari sel-sel besar menyebabkan terjadinya pseudosoel. Oleh karena itu pseudosoel merupakan suatu rongga intraselular. Pseudosoel itu terisi oleh suatu cairan jerning yang mengandung banyak protein. Cairan itu mendistribusikan makanannya yang tercerna dan mengumpulkan sisa-sisa makanan. Organ-organ reproduksi terletak bebas didalam pseudosoel. Pada cacing yang hidup bebas pseudosolosis berukuran kecil dan berjumlah besar.
F. Fisiologi a. Sistem Gerak
Gerak pada Nematoda disebabkan oleh adanya otot-otot yang terdapat pada dinding tubuh. Otot-otot itu terletak diantara tali epidermal dan membujur sepanjang tubuh. Otototot itu terbagi menjadi empat kuadran, dua kuadran terletak pada sisi dorsal, dan yang lain pada sisi ventral. kontaksi dan relaksasi dari otot-otot menyebabkan tubuh cacing memendek dan memanjang. Koordinasi gerak dari keempat kuadran otot menyebakan cacing bergerak dengan cara meliuk-liuk.
b. Sistem Respirasi (Pernapasan)
Cacing Ascaris belum mempunyai alat respirasi. Respirasi dilakukan dengan cara anaerob. Energi diperoleh dengan cara mengubah glikogen menjadi CO2 dan asam lemak yang di ekskresikan melalui kutikula. Namun, sebenarnya Ascaris dapat mengkonsumsi oksigen kalau dilingkungannya tersedia. Jika, oksiden tersedia, gas itu diambil leh hemoglobin yang ada di dalam dinding tubuh dan cairan pseoudosoel. c. Sistem Digesti
Pada Ascaris, mulut dikelilingi oleh tiga bibir. Mulut berlanjut pada faring atau esophagus yang berbentuk silindris. Bagian belakang faring atau esophagus itu menebal dan dilengkapi oleh kelep. Dinding faring mempunyai serabut-serabut otot radial yang dapat melebarkan rongga faring. Faring mempunyai tiga sel kelenjar yang bercabang. Kelenjar itu mempunyai saluran yang menuju rongga faring. Rongga faring mempunyai tiga lekuk longitudinal yanga bagian dalamnya dilapisi oleh kutikula. Pada potongan melintang rongga faring tampak bentuk triradiat, dan pada tiga lekuk internal muncul serabut-serabut jaringan ikat yang mengarah pada kutikula penutup faring, yang menjaga agar bentuk triradiat pada rongga faring itu tetap. Faring atau esophagus merupakan saluran pencernaan bagian depan (stomodeum). Faring berlanjut pada intestine itu berbentuk pipih dorsoventral dan berdindinf tipis. Dinding intestine dilapisi oleh selapis sel epitel kolumnar. Dinding luar dan dinding dalam dibatasi oleh kutikula yang tipis dan tidak tertutup oleh lapisan otot. Bagian akhir dari saluran pencernaan makanan (proktodeum) yang merupakan kelanjutan dari intestine adalah rectum. Bagian ini pendek dan sempit, dindingnya mengandung serabut-serabut otot. Dindingnya dilapisi oleh kutikula. Didalam rectum terdapat kelenjar rektal uniselular yang berukuran besar, julmahnya ada tiga pada betina dan enam pada yang jantan. Bagian ujung rectum atau anus mempunyai bibir yang tebal. Pada hewan jantan terdapat sebuah kloaka. Sistem pencernaan pada Ascaris tidak dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar pencernaan. Makanan yang dimasukkan ke dalam tubuhnya berupa
makanan setengah jadi yang berasal dari inangnya. Cacing Ascaris juga mengigit membrane mukosa dengan bibirnya untuk menghisap darah dan cairan jaringan dari inang. Makanan dihisap oleh faring. Sel-sel kelenjar dari faring menghasilkan enzim dan intestinya menyerap makanan serta melaksanakan pencernaan secara intraselular. Kelebihan makanan disimpan sebagai cadangan glikogen dan lemak didalam intestine, otot dan epidermis. d. Sistem Ekskresi
Pada Nematoda yang hidup dilaut sistem ekskresinya terdiri atas satu atau dua sel kelenjar Renette yang terletak didalam pseudosoel bagian ventral, didekat perbatasan antara faring dan intestine. Saluran yang keluar dari sel-sel Renette bergabung dan bermuara pada lubang ekskresi yang terletak pada bagian mid ventral. Banyak bukti menunjukkan bahwa dari sistem kelenjar ini muncul sistem pembuluh ekskresi yang berbentuk huruf H. pembuluh ekskresi itu mempunyai dua saluran ekskresi longitudinal yang dihubungkan oleh jembatan kanal transversal. Dari jembatan kanal transversal ini muncul saluran ekskresi menuju lubang ekskresi. Pada Ascaris lumbricoides terdapat sebuah saluran longitudinal pada setiap tali lateral. Rusuk anterior dari sel yang berbentuk huruf H mengalami reduksi, dan kanal transversal bercabang membentuk satu jaringan dari mana muncul saluran ekskresi umum yang pendek. Saluran umum itu berakhir pada lubang ekskresi yang terletak pada bagian ventral dibelakang bibir. Sistem ekskresi pada cacing ini tidak dilengkapi dengan lubang-lubang internal, silia dan sel api.
e. Sistem Koordinasi
Sistem saraf meliputi sebuah cincin sirkumfaringeal yang mengelilingi faring. Cincin saraf itu tersusun oleh serabut-serabut saraf dan sel-sel saraf difus. Cincin saraf sirkumfaringeal itu berhubungan dengan banyak ganglion, ada ganglion dorsal yang tidak berapasangan dan ganglion subdorsal yang berpasangan. Pada tiap sisi dari cincin saraf sirkumfaringeal terdapat sebuah ganglion lateral yang terbagi menjadi enam ganglion. Pada sisi bawah dari cincin saraf terdapat satu pasang ganglion ventral yang berukuran besar. Masing-masing ganglion mempunyai sel-sel saraf yang jumlahnya tetap. Dari cincin sirkumfaringeal keluar enam saraf kecil kerah anterior, masing-masing mempunyai sebuah ganglion dan tersusun secara radial menuju ke organ sensorik yang terdapat pada ujung anterior. Dari cincin sirkumfaringeal juga keluar enam serabut saraf posterior yang membentang sampai ke ujung posterior. Antara keenam serabut saraf tersebut, satu terletak di mid dorsal, satu di mid ventral, dan sisanya terletak pada tali ventral dan tali dorsal. Saraf mid ventral merupakan saraf utama dan berhubungan dengan ganglion pada bagian anterior. Saraf mid ventral ini disebut tali saraf. Didekat anus terdapat sebuah ganglion anal yang mengirim saraf ke ekor. Keempat saraf posterior lainnya berukuran kecil. Saraf-saraf ini merupakan satu pasang saraf dorsoventral dan saraf ventrolateral. Saraf-saraf tersebut terletak didekat saluran ekskresi. Saraf dorsal dan ventral dihungungkan dengan sejumlah komisura transversal. Sedangkan saraf ventral dan lateral dihubungkan dengan komisura lateral. Ascaris lumbricoides mempunyai empat papilla labial, yang dua teretak dibibir dorsal dan masing-masing satu pada bibir ventrolateral. Tiap papilla labial merupakan organ indra yang ganda. Papilla labial bersifat kutikular dan disarafi oleh serabut saraf. Pada ujung kaudal dari hewan jantan terdapat 50 pasang papilla genital preanal dan 5 pasang papilla genital postanal. Papilla genital itu diinervasi oleh cabang-cabang saraf lateral. Setiap bibir lateral dilengkapi oleh sebuah papilla lateral yang berfungsi sebagai indra. Pada ujung anterior tiap sisi didekat cincin saraf terdapat sebuah papilla servikal yang terletak dibawah kutikula. Papilla servikal ini bersifat sirkular dan disarafi oleh cabang yang berasal dari saraf lateral. Tiap bibir ventrolateral mempunyai sebuah amphid yang terletak didekat papilla lateral. Amphid-amphid itu disarafi oleh saraf amphidial yang
berasal ganglion lateral. Amphid merupakan kemoresptor pembau. Pada setiap sisi dari ekor dibelakang anus terdapat satu kelenjar uniseluler yang disebut phasmid. Kelenjar itu mempunyai saluran yang mengarah keluar berfungsi sebagai glandula sensori. Phasmid banyak dijumpai pada nematode parasite. f. Sistem Reproduksi
Nematode merupakan hewan berkelamin tunggal, artinya alat kelamin jantan dan betina terpisah. Hewan jantan mempunyai ukuran lebih kecil dari hewan betina dan mempunyai ekor yang melengkung. Gonad berbentuk pembuluh yang dilanjutkan dengan saluran-salurannya. Gonad terletak didalam pseudosoel yang penggulung secara bebas. Sistem alat kelamin jantan mengalami reduksi sehingga hanya tinggal satu, sedang sistem kelamin betina ada dua buah. Organ kelamin jantan terletak pada separo tubuh bagian posterior. Testesnya satu, panjang, menggulung dan berlanjut menjadi saluran vas deferens yang memiliki ukuran diameter sama. Vas deferens menggabung dengan vesikula seminalis yang dindingnya berotot dan terletak pada sepertiga tubuh bagian posterior. Vesikula seminalis tersalur ke saluran ejakulasi yang pendek, sempit, dan bermuara pada kloaka. Kloaka membuka kearah luar tubuh oleh aperture kloaka. Dibagian dorsal kloaka terdapat satu pasang kantong muscular yang disebut kantong spikula. Kedua kantung spikula bergabung untuk bergabung dengan kloaka. Kantong-kantong spikula mengandung satu pasang seta pineal atau spikula yang bersifat kutikula dengan inti sitoplasma. Seta pineal itu berfungsi untuk kopulasi, yaitu untuk membuka lubang genital betina dan membantu menyalurkan sperma. Penyaluran sperma dibantu oleh satu lempengan khitin (gubernakulum) yang terletak pada dinding kloaka. Organ kelamin betina bersifat “didelfik”, artinya jumlahnya ada dua. Organ ini terletak pada dua pertiga bagian tubuh dari arah posterior. Ovarinya berjumlah dua berbentuk benang yang menggulung. Ovary mempunyai saluran telur (oviduk) yang berukuran lebih lebar. Oviduk menuju ke uterus yang dindingnya berotot. Uterus mempunyai satu lapisan dalam yang tebal dan tersusun oleh otot sirkular, sedang lapisan luar yang tipis tersusun atas otot obliq/ serong. Bagian awal dari uterus berfungsi sebagai reseptakulum seminalis yang berfungsi untuk menyimpan sperma dan tempat terjadinya
fertilisasi. Bagian berikutnya dari uterus berfungsi untuk menyimpan telur yang telah dibuahi dan dinding-dindingnya dapat memproduksi kuning telur dan bahan-bahan penyusun cangkang telur. Kedua uterus bergabung dan bermuara pada vagina. Lubang vagina atau vulva terletak pada sepertiga bagian tubuh dari arah anterior. Pada nematode tertentu bagian ujung vagina membentuk “ovojektor” yang bersifat muscular. Gerakan peristaltic dari ovojektor menekan telur keluar satu per satu menjadi gonopor. Gonad nematode ada yang bersifat “hologonik” dan “telogonik”. Pada gonad yang hologonik, sel-sel germ muncul sepanjang gonad. Pada gonad yang bersifat telogonik, sel-sel germ muncul hanya pada ujung proksimal yang disebut zona germinal. Gonad telogonik dimiliki oleh Ascaris. Ujung yang lain gonad telogonik merupakan zona pertumbuhan yang merupakan tempat membesarnya gametogonia. Di dalam ovary, telurtelur yang tumbuh memanjang tertata secara radial mengelilingi sabuah rachis sitoplasmik sental. Perkembangan sperma yang bersifat amoeboid dalam testis , dikemas disekitar rachis sentral. Pada bagian akhir gonad, gametosit-gametosit terbentuk dan terbebas dari rachis. Pada tempat ini gametosit-gametosit mengalami pematangan untuk membentuk sel telur dan sperma.