**** Di desa Dadapan, tinggallah seorang gadis kecil. Gadis Ga dis ini in i seorang seor ang anak yatim piatu. Dia bernama bernam a Klenting Kuning. Dia tinggal ikut dengan bibinya yang seorang janda bernama Mami Randa. Mami Randa ini memiliki 5 orang anak, mereka memiliki umur yang rata-rata sama dengan Klenting Kuning. Mereka adalah Klenting Merah, Hijau, Biru, Coklat dan Ungu. Meskipun begitu sifat mereka tidaklah sama. Mereka cenderung pemalas dan manja, sedangkan Klenting Kuning sangatlah rajin, dia juga pekerja keras untuk usianya yang masih belia.
Klenting Kuning
: “Pak, buk, ning kangen sama kalian. Ning ingin sekali bertemu kalian, ning doakan dari sini agar bapak sama ibu bahagia
di
atas
sana”
(duduk termenung
memandangi
foto
kedua
orang
tuanya
yang
sambil telah
meninggal) Terdengar suara Mami Randa datang.
Mami Randa
: “Ning, Klenting Kuning. Kamu dimana to? Di panggilpanggil kok nggak datang-datang” datang-datang ” (Berteriak-teriak sambil berkacak pinggang)
Klenting Kuning
: “Dalem buk! Maaf Ning nggak dengar. Ada apa to Buk ?” Buk ?” (Sambil menyembunyikan foto)
Mami Randa
: “ Halah, gayamu sok-sok nggak dengar! ” (sambil mendorong pundak Klenting Kuning)
Klenting Kuning
: “ Tenan buk, yakin sumpah suer, Ning nggak dengar. ” (sambil mengacungkan mengacungkan jari telunjuk dan jari tengah)
Mami Randa
: “ Udah masak belum kamu tadi?”
Klenting Kuning
: (menganggukkan (menganggukkan kepala) kepala ) “ Sudah buk, itu sudah ning siapkan makanan di atas meja.” meja. ”
Mami Randa
: “ Ya sudah sekarang kamu nyapu, ngepel, habis itu cuci semua pakaian yang ada di ember belakang, dan itu harus selesai dalam waktu 1 jam jam”” (Sambil menunjuk-nunjuk lantai kemudian melihat jam j am tangannya)
Klenting Kuning
: “ What???? 1 jam?” (kaget)
Mami Randa
: “ Ya iyalah 1 jam, masa iya 1 hari. 1 jam lagi kita akan ke pasar”
Klenting Kuning
: “Kepasar? Jadi ning diajak?”
Mami Randa
: ”Ya iya lah, masa ya iya dong.”
Klenting Kuning
: ” Terima kasih ya mami, ning senang sekali! Nanti ning minta dibeliin tempat minum yang baru, terus baju yang baru, terus sandal baru, terus……”
Mami Randa
: ”Stop!” (menutup telinga dengan tangan) “Enak aja minta ini itu, aku tu ngajak kamu biar ada yang bawain barang belanjaan kita, sekarang kerjakan tugasmu” (berlalu pergi)
Klenting Kuning
: ”Lagi-lagi Cuma disuruh jadi tukang angkut-angkut! ” (Ikutan pergi)
*** Siang itu rumah Mami Randa sangatlah ramai. Hal ini lantaran kelima putrinya ditambah Klenting Kuning, baru saja menerima surat tanda kelulusan dari SD dimana mereka bersekolah. Mereka kemudian berdiskusi mengenai SMP mana yang akan mereka pilih untuk melanjutkan sekolah. Setelah melalui seleksi panjang terpilihlan SMP Ande-ande Lumut sebagai tujuan mereka.
Mami Randa
: “ Wah, putri-putriku memang pintar-pintar ya, kalian lulus semua” (Memandang kelima putrinya)
Klenting Merah
: “ Anak siapa dulu?” (Memandang keempat saudaranya)
Kelima Klenting
: “Mami Randa !” (Melambaikan tangan)
Klenting Kuning
: ( Datang menghampiri ) “ Kuning boleh ikut ngobrol tidak ?”
Klenting Biru
: “ Ikut ngobrol? Ya nggak bolehlah. Kecuali kamu jadi patung, duduk dibelakang sana trus dengerin kita ngobrol. ”
Klenting Hijau
: ”Bener banget tu, gimana yang lain setuju kan ?”
Klenting Coklat
: “ Kak Biru, kak Hijau jangan begitu dong. Kasian kan Kuning, sini Ning, kamu duduk di sampingku!”
Klenting Ungu
: “Dek, kamu jangan kaya gitu. Dia kan beda sama kita. Kita kaya dia miskin. Kita cantik dia jelek. Kita wangi dia bau.”
Klenting Biru
: ”Iya aku setuju, mending kamu kebelakang sana jangan duduk bareng kami. Kami mau ngobrol lagi!”
Klenting Merah
: ”Iya sana kebelakang!”
Klenting Kuning lalu duduk dibelakang Klenting Coklat.
Mami Randa
: ”Jadi bagaimana rencana kalian? Kalian ingin melanjutkan kemana?”
Klenting Hijau
: ”Kalau aku ingin ke SMP Ande-ande lumut mami, soalnya aku dengar disana sekolahnya mewah, jadi kan kita bisa gaya-gayaan gitu deh!”
Mami Randa
: ”Terus yang lain gimana?
Klenting Merah
: ”Aku juga sama pengen kesana mami ”
Klenting Ungu
: ”Kalau aku pengennya sekolah yang dekat jalan raya aja mami, dimanapun mau, yang penting aku pulang dan pergi nggak jalan kaki”
Klenting Hijau
: ”Di SMP Ande-ande lumut juga dekat jalan raya kok dek.”
Klenting Ungu
: “ Iya to kak? Wah aku juga pengen kesana kalau begitu ”
Mami Randa
: “ Bagaimana dengan kamu biru?”
Klenting Biru
: “Aku sih yang penting bareng-bareng sama yang lain mami dimanapun mau”
Mami Randa
: “ Coklat juga sama kan?”
Klenting Coklat
: “Tentu saja mami. Aku dengar disana juga berkualitas. Murid-muridnya banyak yang berprestasi, guru-gurunya apa lagi, mereka pintar-pintar!”
Mami Randa
: “Baiklah kalau begitu kalian akan ibu sekolahkan di SMP Ande-ande lumut.”
Semua klenting bersorak kegirangan.
Klenting Kuning
: ”Aku juga boleh ikut kan mami?”
Mami Randa
: ”Kamu nggak usah sekolah lagi ning, dirumah saja. Kan malah enak nggak perlu mikir apa-apa tinggal mengerjakan pekerjaan rumah”
Klenting Kuning
: ”Tapi aku ingin sekali mami”
Mami Randa
: ”Kalau kamu emang punya uang ya silahkan mendaftar sekolah, aku pasti sudah akan kualahan menyekolahkan 5 saudaramu yang lain jadi kamu jangan menambah bebank u”
Klenting Hijau
: ”Udahlah ning nggak usah melanjutkan, kamu jadi babu kita aja!”
Klenting Ungu
: ”Iya ning lagian siapa yang mau berteman sama kamu nantinya”
Klenting Merah
: ”Ya jelas nggak ada yang mau lah dik ”
Klenting Biru
: ”Dia kan emang nggak pun ya teman dari dulu”
Mami Randa
: ” Sudahlah nggak perlu mengurus dia, kita cari baju untuk kalian saja yukkk!
5 Klenting
: ”Yuuukkk mari”
Mami Randa dan kelima putrinya pergi, Klenting Kuning menangis sendirian, sungguh kasian sekali dia.
*** Hari pendaftaran masuk SMP Ande-ande lumut telah tiba. Pagi itu dirumah Mami Randa di Dadapan sangat ramai. Klenting Merah, hijau, biru, ungu dan coklat sedang mempersiapkan diri untuk pergi ke SMP Ande-ande lumut untuk mendaftar. Klenting Kuning ingin sekali ikut namun dilarang oleh Mami Randa .
Klenting Biru
: “Mami, ayo kita berangkat nanti kita telat!”
Klenting Ungu
: ”Iya mami, ayo cepetan!”
Mami Randa
: ”Iya ini mami juga sudah siap, ayo kita berangkat!”
Klenting Kuning
: ” Mami aku ikut mendaftar masuk sekolah ya! Aku ingin sekali mami!”
Mami Randa
: ”Kamu dirumah saja, lagian kamu kan juga gak punya uang, mau bayar pendaftaran pakai apa kamu nanti?”
Klenting Kuning
: ”Apa mami benar- benar tidak mau memberiku?”
Mami Randa
: ”Ya jelas tidaklah”
Klenting Coklat
: ”Kasian si kuning mami, kita ajak aja yuk mami!”
Mami Randa
: ”Kamu itu apa-apaan coklat, dari kemarin-kemarin belain Klenting Kuning terus, atau kamu mau kaya dia nggak sekolah lagi”
Klenting Merah
: ”Iya coklat, kamu itu aneh, hidup enak kok sempatsempatnya belain orang miskin”
Mami Randa
: ”Tu dengarkan kakakmu”
Klenting Coklat
: ”Maaf ya mami!”
Klenting Hijau
: ”Yang penting lain kali jangan kaya gitu lagi!”
Mami Randa
: ”Kalau begitu, ayo kita berangkat!”
Mami Randa dan kelima putrinya berangkat ke SMP Ande-ande lumut.
Klenting Kuning
: ”Aku harus bagaimana ini, ingin sekali rasanya bisa masuk SMP, tapi aku nggak punya uang, lagipula SMP itu juah mana mungkin aku kesana sendirian”
Tiba-tiba datanglah seorang Ibu Kunti yang datang menghampiri Klenting Kuning dengan langkah yang terseok-seok dan terlihat sangat lemah.
Ibu Kunti
: ” Permisi nak ”
Klenting Kuning
: ” Iya” (menoleh pada arah suara) ”Ya ampun ibu kenapa?”
Ibu Kunti
: ” Aku sedang melakukan perjalanan pulang nak, tapi tadi aku terjatuh di jalan, bolehkah aku meminta seteguk air nak? Aku haus sekali!”
Klenting Kuning
: ”Baiklah nek, saya akan segera mengambilkan, sekarang nenek duduk dulu ya” ( mengambil 1 gelas air putih ) ”ini bu, minumlah air putih ini!”
Ibu Kunti
: ”Terima kasih” ( Meminum air putih yang diberikan klenting ) “sebagai imbalannya apa yang harus aku lakukan nak?”
Klenting Kuning
: ”Bu, saya ikhlas. Lagipula itu juga hanya air putih.”
Ibu Kunti
: ”Atau begini saja, ini aku memiliki sebuah kotak, dikotak ini ada sesuatu yang Ibu pikir sangat kamu butuhkan”
Klenting Kuning
: ”Wah, kotak ini indah sekali nek, apa benar ini untukku? ”
Ibu Kunti
: ”Tentu saja, gadis kecil yang baik hati sepertimu pantas mendapatkan hadiah ini!”
Klenting Kuning
: ”Terima kasih nek, saya senang sekali!”
Ibu Kunti
: ”Tetapi kamu harus berjanji sesuatu kepadaku!”
Klenting Kuning
: ”Berjanji apa nek?”
Ibu Kunti
:” Kamu akan membukanya setelah Ibu tidak ada disini, dan tidak akan menceritakan pertemuan kita kepada orang l ain.”
Klenting Kuning
: ”Baiklah bu, aku berjanji” (sambil menatap kotak yang barusaja didapatnya)
Ketika Klenting Kuning menoleh kepada Ibu Kunti itu, ternyata dia sudah menghilang.
Klenting Kuning
:” Aneh sekali, dimana Ibu tadi? Bagaimana bisa dia menghilang? Baiklah sesuai permintaannya aku akan membuka kotak ini!” (membuka kotak dan terkejut akan isinya yang ternyata uang, sebuah botol yang berisi air dan sepucuk surat, Klenting Kuning kemudian membuka surat tersebut) “ Terima kasih telah menolongku, pakailah uang ini untuk melanjutkan sekolahmu, dan simpanlah botol berisu air ini, kelak kamu akan membutuhkannya” (semakin terheran-heran) “Baiklah aku akan menyusul ibuk dan yang lainnya.” ***
Sementara itu di SMP Ande-ande Lumut, Kepala Sekolah dan para guru sedang berdiskusi mengenai kegiatan penerimaan siswa baru.
Kepala Sekolah
“Bapak-ibu : guru, bagaimana rencana mengenaipenerimaan siswa baru kali ini?”
Pak Paino
: “ kita adakan tes kan pak?”
kalian
Kepala Sekolah
: “Ya tentu saja, maksud saya kita mengadakan tes apa saja begitu lho!”
Pak Paino
: ”ooooooo begitu to”
Bu Cinta
: “Begini bapak -ibu sekalian, jika menurut saya, menindaklanjuti pertanyaan dari bapak Kepala Sekolah tadi, sekarang kan jaman seudah berkembang secara modern, ya istilah bekennya ada globalisasi gitu deh, gimana kalau testnya 2 kali, yang pertama tes penampilan anak dan yang kedua tes kekayaan orang tua anak”
Pak Paino
: “ Saya setuju saja bu! Yang penting panitia dapat uang lelah, iya kan pak Kepala Sekolah?”
Kepala Sekolah
: “ untuk uang bagi panitia itu tentu ada, tetapi untuk tes yang seperti itu menurut saya aneh, mohon maaf sebelumnya ya Bu Cinta!”
Bu Cinta
:” itu tu keren pak, ya biar siswa-siswa nanti fashionable kaya saya gitu pak!”
Kepala Sekolah
:” tetapi sekolah ini kan untuk mencerdaskan bangsa bu, bukan ajang model. Bagaimana menurut yang lain, ada yang punya usul?”
Bu Fatimah
: “ sebelumnya maaf, jadi bukan maksud saya menolak usul Bu Cinta, tetapi jika memang ada alternatif yang lebih baik, tes yang ibu ajukan kita ganti saja”
Bu Cinta
:” ya udah saya mengalah, lalu usul Bu Fatimah untuk tes nanti apa? Sampaikan juga alasannya ya, jangan-jangan nggak punya usul!”
Bu Fatimah
:” berdasarkan ilmu yang saya dapatkan setelah mengikuti beberapa workshop pendidikan, ranah kecerdasan anak itu ada 3, yang pertama kognitif atau pengetahuan, afektif atau sikap, dan psikomotorik atau keterampilan. Jadi ada baiknya jika kita melalukan tes ketiganya. Selain sebagai seleksi, itu kan juga bisa kita jadikan acuan untuk tindakan pembelajaran selanjutnya. Kognitif kita uji dengan tes tertulis, afektif dengan wawancara, dan psikomotor dengan tes keterampilan bebas sesuai bakat anak, bagaimana?”
(semua guru hanya memandang penuh heran tanpa ada yang menjawab) “pak, bu? Hallo?” Kepala Sekolah
:” saya setuju sekali bu, usulan ibu top!”
Bu Cinta
:” setuju Bu Fatimah”
Kepala Sekolah
:” Pak Paino bagaimana?”
Pak Paino
:” saya nggak mudeng apa-apa pak, ya saya ngikut aja pokoknya, yang penting dibayar!”
Kepala Sekolah
:”iya-iya Pak Paino, dibayar kok! Kalau begitu usul Bu Fatimah diterima. Baik sekarang untuk pembagian panitia ya. Kita hom pim pah yuk !”
Berdasarkan hasil hom pimp ah, pak Kepala Sekolah kebagian untuk penerima pendaftaran, Pak Paino untuk tes tertulis, Bu Fatimah untuk tes wawancara, dan Bu Cinta untuk tes bakat siswa.Guru-guru kemudian pergi keluar tinggalah Kepala Sekolah yang akan menerima pendaftaran. Mami Randa dan kelima anaknya sampai disekolah mereka kemudian mendaftarkan diri. Selang beberapa saat muncullah Klenting Kuning.
Mami Randa
: “ Pak saya mau mendaftarkan anak saya!”
Kepala Sekolah
: “ Mari silahkan bu, siapa saja namanya?”
Mami Randa
: “ Perkenalkan pak, ada Klenting Merah, hijau, biru, ungu, dan coklat”
Kepala Sekolah
:” namanya warna-warni ya? Baiklah. Untuk 5 anak jadi membayar 5 juta!”
Mami Randa
: “ what 5 juta? Nggak bisa di nego tu pak?”
Kepala Sekolah
: “ ini sudah ketentuan bu, bagaimana jadi tidak?”
Mami Randa
:” ya sudah lah!”
Klenting Kuning
: “ mami, aku datang!”
Mami Randa
:” kamu ngapain kuning? Sana pulang!”
Kepala Sekolah
: “putrinya juga bu?”
Mami Randa
: “ bukan, dia pembantu dirumah.”
Kepala Sekolah
: “ masih kecil kog dijadikan pembantu!”
Klenting Kuning
: “pak saya mau mendaftar sekolah pak, nama saya Klenting Kuning!”
Kepala Sekolah
: “baiklah sekarang bayar 1 juta ya!”
Klenting Kuning
: “baik pak”
Mami Randa
: “dapat duit dari mana kamu? Jangan-jangan kamu nyuri ya!”
Klenting Kuning
: “ tidak mami”
Mami Randa
: “ hayo ngaku!”
Klenting Kuning
: “ampun mami saya jujur”
Kepala Sekolah
: “ sudah-sudah, hentikan. Saya akan menyampaikan aturan mesuk di SMP Ande-ande lumut ini. Nanti anak-anak akan di tes sebanyak 3 kali, tes tertulis, wawancara dan tes bakat. Nah kalian bisa datang lagi besok untuk melaksanakan tes tersebut!
Di sisi lain Mami Randa yang sedang menunggui anak-anaknya tes, ternyata merencanakan kecurangan dengan menyogok salah satu guru disana.dia khawatis seandainya Klenting Kuning diterima maka tidak ada lagi yang bekerja dirumah. Kebetulan lewatlah Pak Paino.
Mami Randa
: “ Permisi pak, ini dengan Pak Paino kan?”
Pak Paino
: “ iya, ada apa bu?”
Mami Randa
: “ pak, untuk masuk sekolah ini tu susah ya pak ternyata.”
Pak Paino
: “ iya bu, ya namanya juga seleksi, biar yang diterima itu berkualitas katanya”
Mami Randa
: “ kalau jalur belakang gitu nggak ada to pak?”
Pak Paino
: “ maksud ibu?”
Mami Randa
: “ biasa….” (sambil memainkan tangannya)
Pak Paino
: “ kalau saya sih gampang-gampang saja bu, tinggal ibu maunya apa dan beraninya berapa?”
Mami Randa
: “ saya pengen anak -anak saya keterima, sedangkan Klenting Kuning ditolak.
Pak Paino
: “ kalau itu mahal bu”
Mami Randa
: “ lha kira-kira berapa pak?”
Pak Paino
: “ 5 juta bagaimana?”
Mami Randa
: “ Mahal banget pak 1 juta deh
Pak Paino
: “ 2 gitu gimana bu?”
Mami Randa
: “ baiklah. Eh iya pak, sudah dulu nanti ada yang lihat.”
Pak Paino
: “ iya bu, pokoknya ibu tenang saja. Semua pasti beres!”
Merekapun berlalu dengan arah berlawanan.
*** Pak Paino pun berencana menggagalkan tes bakat Klenting Kuning untuk esok hari. Ia akan membeli sesuatu yang akan dia berikan kepada Klenting Kuning. Pedagang
: (menari)
Poinem
: (tidur)
Sukijah
: “Heh bangun!! Jualan kok malah tidur terus!! Kapan lakunya??!! (sambil membangunkan Poinem)
Poinem ???”
: (menggeliat bangun) “Ealah jaaah… jadi dari tadi aku ini mimpi
Sukijah
: “Iya, dari tadi kamu itu tiduuuurrr!! Mimpi apa kamu??”
Poinem
: “Aku mimpi kita nari-nari gitu kayak Justin Biber”
Sukijah
:”Ya memang betul kalau itu mimpi!!”
Poinem
: (garuk-garuk kepala sedikit heran)
Sukijah
: “Nem, ngomong-ngomong anakmu kan juga lulus SD mau ke SMP, kamu daftarin sekolah mana??”
Poinem
: “Halah aku tidak tahu Jah, yang tahu sekolah bagus kan suamiku. Lha anakmu kamu daf tarin mana??”
Sukijah
: “SMP Ande-ande Lumut donk!! SMP situ kan berkualitas bagus, tapi sayang bayarnya mahal”
Poinem
:”Oh emang bayarnya berapa?”
Sukijah deh”
:”Satu juta, ya terus gag jadi, tak masukin ke SMP yang biasa aja
Poinem
:”Kalau cuma sejuta sih kecil, lha wong suamiku itu guru SD bersertifikasi kok. Gaji perbulannya aja 6 juta.”
Sukijah
:”Wah enak ya punya suami guru SD.”
Paino
: (datang menghampiri Pedagang buah dan minuman)
Pedagang
: (berebut menghampiri Pak Paino)
Poinem
:”Pak buahnya pak sueger-sueger lho Pak. Buah Jeruk, Anggur, Melon, Pisang juga ada. Mari Pak beli.”
Sukijah
:”Beli minumnya saja Pak. Ada rasa Jeruk, Strawberry, Melon. Sueger Pak buat penghilang dahaga.”
Paino
:”Haduh Buk saya malah bingung, tambah pusing nih.”
Sukijah
:”Nggak perlu bingung Pak, tinggal beli kan beres.”
Poinem
:”Emang pusing kenapa to Pak?”
Paino sekitar)
: (garuk-garuk kepala sambil clingukan mengamati keadaan
“Gini Buk, Saya itu mau menggagalkan tes bakat salah satu peserta yang mau masuk SMP Ande-ande Lumut, biar tidak diterima disana.” Pedagang
: “Oooo…. Begitu to”
Paino
:”Tapi kalian jangan bilang siapa-siapa ya?!!, Awas lho!! Tutup mulut!!!”
Sukijah
:”Bereeesssss… asal beli dagangan kita.”
Paino
:”Oke, kalau gitu saya beli jeruknya 3 kilo dan minumannya 2 krat.”
Pedagang
: (menyiapkan dagangan)
Poinem
:”Ini Pak buahnya sudah siap.”
Sukijah
:”Minuman segar juga sudah ready. Jangan lupa uangnya.”
Paino
: (sambil merogoh-rogoh saku) “Aduh buk dompet Saya ketinggalan nih, ngutang dulu yaa???”
Pedagang
:”Apa??? Ngutang???” (sambil berteriak)
Paino
:”Halah ndak apa-apalah buk, besok pasti saya bayar, orang saya tiap hari lewat sini. Kantor saya juga seberang jalan situ.”
Sukijah
:”Ow tidak bisssaa.”
Poinem
:”Sudah gini saja Jah. Dia boleh ngutang asal tinggalkan KTP, sebagai jaminan.”
Sukijah
:”Wah iya gitu aja. Tumben Poinem pinter.”
Paino
: “Oke. Nih KTP saya, pegang saja kalau ndak percaya.” (sambil menyodorkan KTP)
Poinem
:”Besok lho Pak. Awas kalau nggak dibayar.”
Paino
:”Tenang aja.” (pergi meninggalkan pedagang)
Setelah mengikuti tes tertulis kini mereka datang untuk mengikuti tes sikap. Anakanak tidak tahu kalau sikap mereka benar-benar diamati oleh Bu Fatimah.
Bu Fatimah
: “Baiklah anak-anak sekarang kita melakukan tes wawancara. Sebelumnya perkenalkan nama saya Fatimah, kalian dapat memanggil Bu Fatimah!”
Klenting Hijau
: “Aduh bu, ngapain sih pakai kenalan segala, nggak penting bu.”
Bu Fatimah
: “Ya sudah, kita mulai ya! Pertama ibu tanya sama Klenting Biru. Kamu biasanya dirumah ngapain saja sepulang sekolah?”
Klenting Biru
: “Hem, macam-macam bu. Kadang jalan-jalan, terus nonton televise, tapi paling sering tidur!”
Bu Fatimah
: “Kalau Klenting Hijau?”
Klenting Hijau
: “Kita berlima sih sama aja bu, kegiatannya ya gitu-gitu aja. Kita kan kompak, lagian ngapain capek-capek kan ada pembantu!”
Bu Fatimah
: “Sekarang Klenting Merah, alasan masuk sekolah disini apa?”
Klenting Merah
: “Buat gaya-gayaan aja buk, kan sekolah ini terkenal”
Bu Fatimah
: “Kalau ungu?”
Klenting Ungu
: “Ungu sih yang penting bisa bareng-bareng sama saudara yang lain bu!”
Bu Fatimah
: “Kalau Coklat?”
Klenting Coklat
: “Coklat suka dengan sekolah ini, karena prestasi sekolah ini bagus, coklat pengen pinter bu!”
Bu Fatimah
: “ Ok, terakhir. Kalau Kuning kenapa?”
Klenting Kuning
: “Kuning ingin meraih mimpi kuning untuk menjadi orang yang pintar dan berhasil bu, biar kuning bisa sukses kerja, jadi nggak hanya kerja keras dirumah aja!”
Bu Fatimah
:”Emang dirumah kuning kerja apa?”
Klenting Ungu
: “Wah banyak bu, dia kan pembantu kita- kita!”
Bu Fatimah
: “Ouw, ya sudah ibu rasa cukup. Kalian bisa datang lagi besok untuk tes bakat. Nanti tesnya nyanyi!”
Semua
: “Baik bu”
Merekapun berlalu, kecuali Bu Fatimah. Beliau sungguh merasa sedih melihat kondisi anak-anak sekarang. Beliaupun kemudian melampiaskan dengan sebuah puisi.
*** Pak Painopun berencana menggagalkan tes bakat Klenting Kuning untuk esok hari. Dia menghampiri pedagang di pinggir jalan untuk membeli sesuatu yang akan dia berikan kepada Klenting Kuning.
Pedagang buah
: “Mari pak beli buahnya! Masih seger-seger lho. Baru aja saya petik dari kebun buah tadi pagi.”
Pedagang minuman
: “Beli ditempat saya saja pak, ini minumannya seger-seger, rasanya juga bermacam-macam. Ada rasa anggur, rasa jerik, rasa melon.”
Pak Paino
: “Haduh, saya malah jadi bingung!”
Pedagang buah
: “Nggak perlu bingung pak, tinggal beli beres kan?”
Pedagang minuman
: “Jangan dengarkan dia pak, beli ditempat saya aja!”
Pedagang buah
: “Heh, jangan macem-macem kamu sama pelangganku. Nggak laku nggak laku aja, jangan ganggu orang lain!”
Pedagang minuman
: “Eh berani macem-macem kamu ya!”
Merekapun berkelahi sesaat.
Pak Paino
: “Sudah-sudah jangan berkelahi, saya beli 22nya. 1 kilo apel dan 6 buah minuman gelas”
Pedagang minuman
: “Cuma 6 aja pak, nggak kurang nanti?”
Pak Paino
: “Tidak, itu juga Cuma untuk menjalankan misi!”
Pedagang buah
: “Wah, pakai misi-misi segala, emang misinya apa pak?”
Pak Paino
: “Mau menggagalkan tes bakat salah seorang calon siswa di Ande-ande lumut, mau tak kasih obat biar suaranya hilang untuk sesaat”
Pedagang
: “Ouwwwww”
Pak Paino
: “Tapi saya belum bawa uang. Hutang dulu ya nanti saya antar”
Pedagang buah
: “Asal jangan sampai besok pak!”
Pak Paino
: “Ya sudah, dada”
*** Di kegiatan tes bakat.
Bu Cinta
: “Baik anak-anak, di tes bakat kali ini. Nanti kalian akan menyanyikan lagu ata bisa juga tarian. Kalian setuju?”
Semua klenting
: “Setuju”
Pak Paino
: “Sebelum tes minum ini dulu biar seger”
Semua
: “Trima k asih pak”
Klenting Merah
: “Tapi kok udah dibuka segelnya pak?”
Pak Paino
: “Kan biar gampang minumnya! Ya sudah bapak pergi dulu”
Bu Cinta
: “Sudah minum semua kan, ayo sekarang siapa yang tampil duluan?”
5 klenting
: “Kita mau bareng-bareng bu, tapi kita mau ngedance ya bu!”
Bu Cinta
: “Benarkah? Ibu suka dance. Ayo dimulai sekarang”
5 klenting kemudian melakukan dance. Bu Cinta
: “Wah sungguh bagus sekali.”
Klenting Ungu
: “Kita kan rajin latihan bu”
Bu Cinta
: “Baik, yang terakhir sekarang Klenting Kuning”
Klenting Hijau
: “Pasti nggak bisa nyanyi”
Klenting Kuning kebingungan karena tiba-tiba suaranya hilang.
Bu Cinta
: “Kamu kenapa? Kalau kamu nggak bisa nggak apa2. Nanti tinggal nilaimu ibu kosongi!”
Klenting Biru
: “Udah bu, kosongi aja.”
Klenting Merah
: “ Iya bu, nunggu dia lama”
Klenting Coklat
: “Jangan bu, kita tunggu dulu, kasian”
Klenting Kuning bingung, dia tiba-tiba ingat minuman yang diberi oleh neneknenek tempo hari dia lalu meminumnya.
Klenting Kuning
: Syukurlah suaraku kembali”
Klenting Kuning kemudian bernyanyi.
Bu Cinta
: “Suara yang bagus. Baiklah tes kali ini cukup. Kalian bisa datang lagi besok untuk melihat pengumuman.”
Semua meninggalkan ruangan.
*** Hari yang dinantikan tiba yaitu pengumuman. Di depan sekolah ada pak Kepala Sekolah, semua guru, semua klenting dan Mami Randa .
Kepala Sekolah
: “Berdasarkan tes yang telah dilakukan, maka yang diterima adalah Klenting Coklat dan Klenting Kuning. Karena mereka bertigalah yang lulus ketiga tes, peserta yang lain tidak lulus di tes afektif”
Mami Randa
: “Saya tidak terima ini, saya sudah membayar mahal, masa tidak diterima?”
Kepala Sekolah
: “Ini sudah kebijakan bu!”
Mami Randa
: “Pak Paino, bagaimana ini, anda bilang anda bisa membantu saya? Ups bapak ikut saya”
Pak Paino
: “Saya sudah berusaha bu, tetapi gagal.”
Bu Cinta
: “ Pak Paino, ada apa ini sebenarnya?”
Mami Randa
: “Tidak ada apa-apa kok bu, iya kan pak?”
Pak Paino
: “ Iya”
Kepala Sekolah
: “Iya, pasti ada yang tidak beres?”
Pak Paino
: “Maaf pak, saya dibayar ibu ini untuk menggagalkan tes Klenting Kuning, tapi saya tidak berhasil. Saya mohon maaf pak!”
Kepala Sekolah
: “A pa? Kalau begitu mulai hari ini kamu sa ya pecat!”
Pak Paino
: “Ampun pak, saya janji nggak akan mengulangi!”
Kepala Sekolah
: “Saya tidak menerima janjimu”
Bu Fatimah
: “Sudahlah pak, kita maafkan saja Pak Paino. Semoga dia benar- benar memegang janjinya.”
Kepala Sekolah
: “Kalau Bu Fatimah bilang begitu saya memaafkan!”
Pak Paino
: “Terima kasih pak”
Disisi lain ternyata 5 klenting dan Mami Randa juga minta maaf pada Klenting Kuning. Merekapun dimaafkan oleh Klenting Kuning. Bu Fatimah membisikkan sesuatu pada pak Kepala Sekolah.
Kepala Sekolah
: “Karena Klenting Kuning mau memaafkan saudarasaudaranya, maka semuanya diterima sekolah disini.”
Mereka semua kemudian saling bersalam-salaman.