Deskripsi
- Nama Nama & Stru Strukt ktur ur N-allylnoroxymorphine hydrochloride : Kimia - Sifat Fisikokimia Pemeri Pemerian: an: Serbuk Serbuk putih putih atau atau hampir hampir putih. putih. Laruta Larutan n dalam dalam air bersif bersifat at asam. Kelarutan dalam air: Larut dalam air, dalam asam encer, dan dalam alkali kuat; sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam eter dan :
dalam kloroform. Rotasi jenis: Antara -170° dan -181°, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan menggunakan larutan yang mengandung 25 mg per ml. Susut pengeringan: Tidak lebih dari 0,5% untuk bentuk anhidrat dan tidak lebih dari 11,0% untuk bentuk hidrat;
lakukan pengeringan pada suhu 105° hingga bobot tetap. - Keterangan :Golongan/Kelas Terapi Antidot dan Obat Lain untuk Keracunan Nama Dagang - NARCAN
- NOKOBA
- PHARXIS
- NARCAXIONE
Indikasi Mengatasi depresi napas yang dipicu oleh opioid Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Untuk digunakan pada masa paskabedah, dosis harus dititrasi untuk tiap pasien agar efek pada pernapasan pernapasan optimum optimum dan pada saat yang sama menjaga analgesia analgesia yang memadai. memadai. Dengan injeksi intravena, 100-200 mcg (1,5-3 mcg/kg); bila reaksi tidak memadai, naikkan dosis 100 mcg tiap 2 menit; dosis lanjutan dengan denga n injeksi intramuskuler setelah 1-2 jam bila diperlukan. ANAK : Dengan injeksi intravena, 10 mcg/kg; dosis lanjutan 100 mcg/kg bila tidak ada reaksi perbaikan; bila injeksi intravena tidak mungkin, dapat diberikan melalui suntikan intramuskuler atau subkutan dalam dosis terbagi. NEONATAL : Melalui injeksi subkutan, intramuskuler, atau intravena, 10mcg/kg diulang tiap 2-3 menit atau 200 mcg (60mcg/kg) secara intramuskuler sebagai dosis tunggal pada saat kelahiran (mula kerja obat lebih lambat).
Untuk keracunan opioid :
Injeksi intravena 0,4-2 mcg diulangi setiap interval 2-3 menit sampai dicapai maksimum 10 mg bila fungsi napas tidak membaik (kemudian pertanyakan ketepatan diagnosis); ANAK : 10 mcg/kg; bila tidak menunjukkan respons diberikan dosis 100 mcg/kg. Injeks Injeksii subkut subkutan an atau atau intram intramusk uskula ular, r, sepert sepertii injeks injeksii intrav intravena ena tetapi tetapi hanya hanya bila bila cara cara intravena tidak memungkinkan (mula reaksi lebih lambat) Infus intravena berkelanjutan (continuous), 2 mg dilarutkan dalam 500 ml larutan infus dengan kecepatan yang disesuaikan dengan respons pasien. Dosi Dosiss yang yang dipa dipaka kaii dala dalam m kera keracu cuna nan n opio opioid id akut akut mung mungki kin n tida tidak k sesu sesuai ai untu untuk k penat penatala alaksa ksanan nan depres depresii napas napas dan sedasi sedasi yang yang ditimb ditimbulk ulkan an oleh oleh opioid opioid pada pada mereka mereka yang yang menerima perawatan paliatif dan terapi opioid kronik. Farmakologi Nalokson adalah antagonis opiat yang utama yang tidak mempunyai atau hanya sedikit mempunyai aktivitas agonis. Jika diberikan pada pasien yang tidak menerima opiat dalam waktu dekat, nalokson hanya memberi sedikit atau bahkan tidak memberikan efek. Sedangkan pada pasien yang sudah menerima morfin dosis tinggi atau analgesik lain dengan efek mirip morfin, nalokson nalokson mengantagonis mengantagonis sebagian besar efek opiatnya. opiatnya. Akan terjadi peningkatan peningkatan kecepatan respir respirasi asi dan minute minute volume volume,, penuru penurunan nan arteri arterial al PCO2 PCO2 menuju menuju normal normal,, dan tekana tekanan n darah darah menuju normal jika ditekan. Nalokson mengantagonis depresi pernapasan ringan akibat opiat dosis rendah. Karena durasi kerja nalokson lebih singkat dibandingkan durasi kerja opiat, maka efek opiat mungkin muncul kembali begitu efek nalokson menghilang. Nalokson mengantagonis efek sedasi atau tertidur yang dipicu oleh opiat. Nalokson tidak mengakibatkan toleransi atau ketergantungan fisik maupun psikologis. Stabilitas Penyimpanan Sediaan injeksi harus disimpan pada suhu 15-30°C dan terlindung dari cahaya. Sediaan injeksi injeksi stabil pada pH 2,5-5. Jika telah dilarutkan dilarutkan dalam dektrosa dektrosa 5% atau NaCl 0,9% sehingga sehingga konsentrasi menjadi 0,004 mg/mL (4mcg/mL), Nalokson hidroklorida mungkin stabil selama 24 jam; setelah 24 jam, larutan yang tidak digunakan harus dibuang. Kontraindikasi hipersensitif terhadap Nalokson Efek Samping
Mual dan muntah pernah dilaporkan namun jarang, pada pasien yang menerima nalokson hidrok hidroklor lorida ida parent parentera erall dengan dengan dosis dosis di atas atas dosis dosis yang yang biasa biasa direkom direkomenda endasik sikan; an; namun namun keterkaitan keterkaitannya nya belum diketahui. diketahui. Tremor Tremor dan hiperventil hiperventilasi asi yang disebabkan oleh kesadaran kesadaran kembali yang tiba-tiba terjadi pada beberapa pasien yang menerima nalokson untuk overdosis opiat. Meski keterkaitannya belum diketahui dengan pasti, hipotensi, hipertensi, takikardia dan fibril fibrilasi asi ventri ventrikul kular ar dan edema edema paru paru dilapor dilaporkan kan kadang kadang terjad terjadii pada pada pasien pasien yang yang diberi diberikan kan nalokson nalokson hidroklori hidroklorida da paska operasi. Efek samping samping kardiovaskul kardiovaskular ar terjadi terjadi pada kebanyakan kebanyakan pas pasie ien n pask paskaa opera operasi si denga dengan n riwa riwaya yatt peny penyak akit it kard kardio iova vask skul ular ar atau atau pada pada pasie pasien n yang yang mengkonsumsi obat dengan efek yang mirip dengan efek kardiovaskular. Interaksi
- Dengan Obat Lain : Nalokson menurunkan efek analgesik narkotik.
- Dengan Makanan : -
Pengaruh
- Terhadap Kehamilan : Faktor resiko C (Obat dapat diberikan hanya jika manfaat
pemberian melebihi risiko yang dapat ditimbulkan terhadap fetus).
terdistribusi busi dalam ASI atau tidak, tidak, - Terhadap Ibu Menyusui : Tidak diketahui apakah terdistri sehingga harus digunakan secara hati-hati pada ibu menyusui.
- Terhadap Anak-anak : -
- Terhadap Hasil Laboratorium : -
Parameter Monitoring
Kecepatan respirasi, detak jantung, tekanan darah
Bentuk Sediaan
Cairan Injeksi
Peringatan
Penyakit kardiovaskuler atau pasien yang menerima obat kardiotoksik, iritabilitas (efek kardiovaskuler yang negatif telah dilaporkan); ketergantungan fisik pada opioid (memicu gejala putus obat); nyeri; lama kerjanya singkat. Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus
Informasi Pasien
Sediaan mungkin mengandung metil dan propil parabean
Mekanisme Aksi
Mekanisme yang pasti dari aktivitas antagonis opiat dari nalokson tidak diketahui dengan pasti. Nalokson kemungkinan berperan dalam antagonis kompetitif pada reseptor opiat µ, K, dan S pada sistem saraf pusat; diperkirakan nalokson mempunyai afinitas tertinggi terhadap reseptor µ.
Ipung Simafhia Sawah