LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK JALAN RAYA
MODUL 6 DAKTILITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN
KELOMPOK UBA02
Dhanny Halim Actacipta
1142004007
Larasari Tisno Suryawati
1142004016
Nadia Listiawati
1142004014
Vihanda Rizqo Ramadhan
1142004002
Tanggal Praktikum
: 15 April 2017
Asisten Praktikum
: Arina Devi
Tanggal Disetujui
:
Nilai
:
Paraf Asistensi
:
LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BAKRIE DEPOK 2017
J-06 DAKTILITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN (PA-0306-76) (AASTHO T-51-81) (ASTM D-113-79)
1. MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengukur jarak terpanjang yang dapat ditarik antara cetakan yang berisi bitumen keras sebelum putus, pada suhu dan kecepatan tarik tertentu.
2. PERALATAN
a. Cetakan daktilitas kuningan, gambar 10. b. Termometer sesuai gambar 11. c. Bak perendam isi 10 liter yang dapat menjaga suhu tertentu selama pengujian dengan ketelitian 0,1 °C, dan benda uji dapat direndam sekurang-kurangnya 10 cm, dibawah permukaan air. Bak tersebut diperlengkapi dengan pelat dasar yang berlubang diletakkan 5 cm dari dasar bak perendam untuk meletakkan benda uji. d. Mesin uji dengan ketentuan sebagai berikut:
Dapat menarik benda uji.
Dapat menjaga benda uji tetap terendam dan tidak menimbulkan getaran selama pemeriksaan.
e. Methyl Alkohol teknik dan sodium klorida teknik (ji ka diperlukan)
3. BENDA UJI
a. Lapisi semua bagian dalam cetakan daktilitas dan bagian atas pelat dasar dengan campuran glycerin dan dextrin atau glycerin dan talk atau glycerin dan kaolin atau amalgam. b. Panaskan contoh aspal kira-kira 100 gram sehingga cair dan dapat dituang. Untuk menghindarkan pemanasan setempat, lakukan dengan hati-hati. Pemanasan dilakukan sampai suhu antara 80 °C sampai 100°C (diatas titik lembek). Kemudian contoh disaring dengan saringan No. 50 setelah diaduk, dituangkan dalam cetakan.
c. Pada waktu mengisi, contoh dituangkan hati-hati dari ujung ke ujung hingga penuh berlebihan. d. Dinginkan cetakan pada suhu ruang selama 30 sampai 40 menit lalu pindahkan seluruhnya ke dalam bak peredam yang telah disiapkan pada suhu pemeriksaan (sesuai dengan spesifikasi) selama 30 menit, kemudian ratakan contoh yang berkelebihan dengan pisau atau spatula yang panas sehingga cetakan terisi penuh dan rata.
4. DASAR TEORI
Pengujian daktilitas aspal yaitu untuk menentukan keplastisan suatu aspal, apabila digunakan nantinya aspal tidak retak. Percobaan ini dilakukan dengan cara menarik benda uji berupa aspal dengan kecepatan 50 mm/menit pada suhu 25˚C dengan dengaa toleransi ± 5 %. Sifat reologis daktilitas digunakan untuk mengetahui ketahanan aspal terhadap retak dalam penggunaannya sebagai lapis perkerasan. Aspal dengan daktilitas yang rendah akan mengalami retak-retak dalam penggunaannya karena lapisan perkerasan mengalami perubahan suhu yang agak tinggi. Oleh karena itu aspal perlu memiliki daktilitas yang cukup tinggi. Sifat daktilitas dipengaruhi oleh sifat kimia aspal, yaitu susunan senyawa hidrokarbon yang dikandung oleh aspal tersebut. Standar regangan yang dipakai adalah 100 – 200 cm. Pada pengujian daktilitas disyaratkan jarak terpanjang yang dapat ditarik antara cetakan yang berisi bitumen minimum 100 cm. Adapun tingkat kekenyalan dari aspal adalah : ·
< 100 cm
= getas
·
100 - 200 cm = plastis
·
> 200 cm
= sangat plastis liat
sifat daklitas ini sangat dipengaruhi oleh kimia aspal yaitu akibat susunan senyawa karbon yang dikandungnya. Bila aspal banyak mengandung senyawa prakin dengfan senyawa panjang, maka daktalitas rendah. Demikian aspal didapatkan dari blowing, dimana gugusan aspal hidrokarbon tak jenuh yang mudah menyusut sedangkan yang banyak mengandung parakin karena susunan rantai hidrokarbonya dan kekuatan strukturnya kurang plastis.
5. PROSEDUR
a. Benda uji didiamkan pada suhu 25 °C dalam bak perendam selama 85 sampai 95 menit, kemudian lepaskan benda uji dari pelat dasar dan sisi-sisi cetakannya. b. Pasanglah benda uji pada alat benda uji dan tariklah benda uji secara teratur dengan kecpatan 5 cm/menit, sampai benda uji putus. Perbedaan kecepatan lebih kurang 5% masih diizinkan. Bacalah jarak antara pemegang cetakan, pada saat benda uji putus (dalam cm). Selama percobaan berlangsung benda selalu terendam sekurang-kurangnya 2,5 cm dari air dan suhu dipertahankan tetap (25 ± 0,5) °C.
6. PENGOLAHAN DATA
Percobaan ini dilakukan terhadap benda uji. Berikut ini merupakan tabel percobaan untuk sampel yang digunakan : No
Waktu (menit)
Jarak (mm)
1
1
47
2
2
97
3
3
150
4
4
202
5
5
258
6
6
305
7
7
355
8
8
408
9
9
458
10
10
510
11
11
562
12
12
615
13
13
665
14
14
715
15
15
769
16
16
802
17
17
871
18
18
924
19
19
975
Data hasil percobaan yang diperoleh, yaitu suhu wan waktu di plot menjadi grafik. Berikut ini merupakan grafik untuk aspal uji :
Grafik Hubungan Waktu dan Jarak 1200 1000 800 600
Jarak (mm)
400 200 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Gambar 1.1 Grafik waktu dan jarak pada sampel 7. ANALISIS a. Analisis Percobaan
Pada praktikum yang berjudul daktilitas bahan-bahan bitumen memiliki tujuan yakni untuk mengukur jarak terpanjang yang dapat ditarik antara cetakan yang berisi bitumen keras sebelum putus, pada suhu dan kecepatan tarik tertentu. Pada percobaan ini yang perlu pertama dilakukan adalah menyiapkan benda uji yang telah diletakan pada cetakan daktilitas dan telah didiamkan sampai mongering selama lebih kurang 24 jam. Setelah benda uji didiamkan dengan suhu udara, kemudian benda uji tersebut direndam dalam air pada bak perendaman dengan suhu 25º selama 30 menit atau lebih. Selanjutnya benda uji yang telah direndam pada bak perendaman, benda uji diletakan pada mesin uji daktilitas dengan masing-masing kedua ujung dari cetakan dikaitkan pada ujung mesin dan cetakan benda uji ditarik secara perlahan dengan kecepatan yang konstan yakni 5cm/menit, penarikan terus dilakukan sampai benda uji putus atau telah mencapai jarak 1 meter. Pembacaan panjang penarikan dilakukan setiap menitnya sampai benda uji dirasa cukup yakni mencapai nilai 1 meter jarak.
b. Analisis Hasil
Dari percobaan ini, praktikan memperoleh data-data berupa jarak dalam satuan millimeter dan waktu dalam satuan menit. Percobaan ini menggunakan satu benda uji aspal yang bertujuan untuk mengukur jalan terpanjang yang ditarik oleh
cetakan yang berisi bitumen kasar sebelum putus, pada suhu dan kecepatan tertentu. Dari hasil uji yang dilakukan praktikan, diperoleh untuk sampel aspal adalah 97,5 cm (≤100). Menurut SNI 06-2432-1991 nilai daktilitas minimum pada aspal 60/70 adalah 100 cm. Dan berdasarkan pada kriteria aspal bahwa aspal atau bitumen yang panjang putusnya ≤100 cm termasuk aspal mutu tidak baik, tidak berstandar SNI.
c. Analisis Kesalahan
Analisa kesalahan yang terjadi pada praktikum ini sehingga mengakibatkan munculnya ketidak akuratan pada hasil percobaan adalah : -
Kesalahan pembacaan jarak pada mesin uji, sehingga mempengaruhi
jarak pada menit tersebut -
Kesalahan estimasi waktu, kecerobohan praktikan dalam memantau
stopwatch sehingga pembacaan tidak tepat dilakukan pada menit tersebut, sehingga telah terjadi pemanjangan tidak pada saat menit seharusnya. -
Kesalahan benda uji yang menyentuh dasar alat uji sehingga
menimbulakn gaya gesekan antara keduanya.
d.
Analisis K3
Dalam
melakukan
praktikum
daktilitas
bahan-bahan
bitumen
perlu
diperhatikan aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Oleh karena itu, ketika melakukan
praktikum
praktikan
dihimbau
untuk
menggunakan
alat-alat
keselamatan seperti jas laboratorium serta sepatu tertutup. Sepatu tertutup digunakan untuk mengantisipasi adanya benda atau meterial yang cukup berat terjatuh dari ketinggian dan menimpa kaki praktikan dan juga sampel aspal yang mengenai kaki praktikan. Jas laboratorium digunakan untuk mengantisipasi adanya sampel aspal yang mengenai kulit praktikan dan menyebabkan luka atau iritasi. Pada praktikum pengujian daktilitas bahan-bahan bitumen ini, kecelakaan yang mungkin terjadi adalah menempelnya sampel aspal pada praktikan yang dapat menyebabkan sulitnya untuk menghilangkan bekas aspal yang menempel pada anggota tubuh praktikan. Lalu, sebaiknya praktikan dihimbau untuk menggunakan jas laboratorium, hal ini untuk menghindari terganggunya akibat sampel aspal yang mengenai anggoa tubuh.
8. APLIKASI
Aplikasi pengujian daktilitas bahan-bahan bitumen di lapangan adalah sebagai acuan dalam pelaksanaan pencampuran, penghamparan, dan pemadatan aspal. Manfaat dari pemeriksaan daktilitas bahan-bahan bitumen adalah untuk menentukan jenis aspal yang digunakan di lapangan berdasarkan tingkat keelastisan pada suatu tempat. Daktilitas bahan-bahan bitumen ini menunjukkan bahwa aspal yang digunakan di lapangan harus mempunyai kemampuan untuk menahan kekuatan tarik yang tinggi, sehingga aspal dapat digunakan dalam perkerasan jalan.
9. KESIMPULAN
Dari percobaan ini maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
Pembacaan pengukuran pada alat uji daktilitas adalah 97,5 cm
Tingkat kekenyalan aspal berdasar daktilitasnya : Kecil 100 cm = Getas 100 – 200 cm = Plastis Besar 200 cm = Sangat Plastis
Benda uji dikategorikan dalam keadaan getas.
10. REFERENSI
Badan Standarisasi Nasional Indonesia, . SNI 06-2434-1991 ; uji daktilitas bahan-bahan bitumen.
Laboratorium Struktur dan Material. Pedoman Praktikum Pemeriksaan Bahan Perkerasan Jalan.
2009. Depok : Departemen Teknik Sipil FTUI
11. LAMPIRAN
Gambar 1. Penarikan Bahan Bitumen
Cetakan Benda Uji Daktilitas
Termometer Daktilitas