Strategi Pembelajaran Diterbitkan
12
Januari
2008
kuri kuriku kullum
dan dan
pem pembela belaja jara ran n
48 Commen Com ments ts
Tags: artikel, berita, KTSP, kurikulum, makalah, metode, opini, pembelajaran, pendekatan, pendidikan, umum
Oleh : Akhmad Sudrajat
Dalam mengimplementasikan Kurikulum Berbasis Kompetensi, E. Mulyasa (2003) mengete mengetengah ngahkan kan lima lima model model pembel pembelaja ajaran ran yang yang diangg dianggap ap sesuai sesuai dengan dengan tuntut tuntutan an Kuriku Kurikukum kum Berbas Berbasis is Kompet Kompetens ensi; i; yaitu yaitu : (1) Pembel Pembelaja ajaran ran Konteks Kontekstua tuall (Contextual Teaching Learning ); ); (2) Bermain Peran ( Role Playing ); ); (3) Pembelajaran Partisipatif ( Participative Teaching and Learning ); (4) Belajar Tuntas (Mastery (Mastery Learning Learning ); ); dan (5) Pembe Pembela laja jara ran n denga dengan n Modu Modull (Modular Modular Instruction Instruction)). Semen ementa tara ra itu, tu, Gulo Gulo (200 (2005) 5) inquiry). Di bawa memandan memandang g pentin pentingny gnyaa strate strategi gi pembel pembelaja ajaran ran inkuir inkuirii (inquiry). bawah h ini ini akan akan diuraikan secara singkat dari masing-masing model pembelajaran tersebut. A. Pembelajaran Kontekstual (Contextual (Contextual Teaching Learning )
Pembelajara Pembelajaran n Kontekstual Kontekstual (Contextual Contextual Teaching eaching Learning Learning ) atau atau biasa biasa dising disingkat kat CTL merupakan konsep pembelajaran pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan keterkaitan antara materi pem pembe bela laja jara ran n
deng dengan an duni duniaa
kehi kehidu dupa pan n
nyat nyata, a, sehi sehing ngga ga pese pesert rtaa
didi didik k
mamp mampu u
menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran pembelajaran kontekstual, kontekstual, tugas guru adalah memberikan memberikan kemudahan belajar belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. memadai. Guru bukan hanya menyampaikan menyampaikan materi pembelajaran pembelajaran yang berupa hapalan, hapalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar. Dengan mengutip pemikiran Zahorik, E. Mulyasa (2003) mengemukakan lima elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual, yaitu : 1. Pembelajaran Pembelajaran harus harus memperhat memperhatikan ikan pengetahuan pengetahuan yang yang sudah dimiliki dimiliki oleh oleh peserta peserta didik 2. Pembelajaran Pembelajaran dimulai dimulai dari dari keseluruhan keseluruhan (global) (global) menuju bagian-ba bagian-bagianny giannyaa secara khusus (dari umum ke khusus)
1
3. Pembel Pembelaja ajaran ran harus harus ditekankan ditekankan pada pemahama pemahaman, n, dengan cara: cara: (a) menyusu menyusun n konsep konsep sement sementara ara;; (b) melakuk melakukan an sharin sharing g untuk untuk memper memperole oleh h masuka masukan n dan tanggapan dari orang lain; dan (c) merevisi dan mengembangkan konsep. 4. Pembel Pembelaja ajaran ran ditekanka ditekankan n pada pada upaya upaya mempra mempraktek ktekan an secara secara langsung langsung apa-apa apa-apa yang dipelajari. 5. Adanya Adanya refleksi refleksi terhadap terhadap strategi strategi pembelaja pembelajaran ran dan pengemba pengembanga ngan n pengeta pengetahua huan n yang dipelajari. B. Bermain Peran ( Role Playing )
Bermain peran merupakan salah satu model pembelajaran yang diarahkan pada upaya upaya pemecah pemecahan an masala masalah-m h-masal asalah ah yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan hubunga hubungan n antarma antarmanus nusia ia relationship), terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik. (interpersonal relationship), Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi, kemampuan kerjasama, komunikatif, dan menginterprestasikan suatu kejadian Melalu Melaluii bermai bermain n peran, peran, pesert pesertaa didik didik mencob mencobaa mengeks mengeksplo ploras rasii hubunga hubungan-h n-hubun ubungan gan antarma antarmanus nusia ia dengan dengan cara cara mempera memperagaka gakan n dan mendis mendiskus kusika ikanny nnya, a, sehing sehingga ga secara secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi parasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah. Dengan mengutip dari Shaftel dan Shaftel, E. Mulyasa (2003) mengemukakan tahapan pembel pembelaja ajaran ran bermai bermain n peran peran melipu meliputi ti : (1) menghan menghangat gatkan kan suasan suasanaa dan memoti memotivas vasii pesert pesertaa didik; didik; (2) memili memilih h peran; peran; (3) menyus menyusun un tahaptahap-tah tahap ap peran; peran; (4) menyiap menyiapkan kan pengamat; (5) menyiapkan pengamat; (6) tahap pemeranan; (7) diskusi dan evaluasi tahap diskusi dan evaluasi tahap I ; (8) pemeranan ulang; dan (9) diskusi dan evaluasi tahap II; dan (10) membagi pengalaman dan pengambilan keputusan. C. Pembelajaran Partisipatif (Participative ( Participative Teaching Teaching and Learning)
Pembelajaran Partisipatif ( Participative Teaching and Learning ) merupakan merupakan model pemb pembel elaj ajar aran an denga dengan n meli melibat batkan kan pese pesert rtaa didi didik k seca secara ra aktif aktif dala dalam m pere perenca ncanaa naan, n, pelaks pelaksana anaan, an, dan evaluas evaluasii pembela pembelajar jaran. an. Dengan Dengan meminj meminjam am pemiki pemikiran ran Knowles Knowles,, (E.Mulyasa,2003) menyebutkan indikator pembelajaran partsipatif, yaitu : (1) adanya keterlibatan emosional dan mental peserta didik; (2) adanya kesediaan peserta didik untuk untuk member memberika ikan n kontrib kontribusi usi dalam dalam pencapai pencapaian an tujuan; tujuan; (3) dalam dalam kegiat kegiatan an belaja belajar r terdapat hal yang menguntungkan peserta didik.
2
Pengembangan pembelajaran partisipatif dilakukan dengan prosedur berikut: 1. Menciptakan Menciptakan suasana suasana yang yang mendorong mendorong peserta peserta didik didik siap siap belajar belajar.. 2. Memb embant antu
pesert erta
didik
menyu nyusun
kelom elompo pok k,
agar
siap
bel belajar
dan dan
membelajarkan 3. Memb Memban antu tu pese pesert rtaa didi didik k untu untuk k mend mendia iagn gnos osis is dan dan mene menemu muka kan n kebu kebutu tuha han n belajarnya. 4. Membantu Membantu pesert pesertaa didik didik menyu menyusun sun tujuan tujuan belajar belajar. 5. Membantu Membantu peserta peserta didik didik meranc merancang ang pola-pola pola-pola pengalaman pengalaman belajar belajar.. 6. Membantu Membantu pesert pesertaa didik didik melakuk melakukan an kegiatan kegiatan belajar belajar. 7. Memb Memban antu tu pese pesert rtaa didi didik k mela melaku kukan kan evalu evaluas asii diri diri terh terhad adap ap pros proses es dan hasil hasil belajar. D. Belajar Tuntas ( Mastery Mastery Learning )
Belajar tuntas berasumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil yang maksimal terhadap seluruh materi materi yang yang dipela dipelajar jari. i. Agar Agar semua semua pesert pesertaa didik didik memper memperoleh oleh hasil hasil belaja belajarr secara secara maksimal, maksimal, pembelajara pembelajaran n harus dilaksanakan dilaksanakan dengan sistemati sistematis. s. Kesistemat Kesistematisan isan akan tercermin dari strategi pembelajaran yang dilaksanakan, terutama dalam mengorganisir tujuan dan bahan belajar, melaksanakan evaluasi dan memberikan bimbingan terhadap peserta didik yang gagal mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran harus diorganisir secara spesifik untuk memudahkan pengecekan hasil belajar, bahan perlu perlu dijaba dijabarka rkan n menjad menjadii satuansatuan-sat satuan uan belaja belajarr terten tertentu, tu,dan dan penguas penguasaan aan bahan bahan yang yang lengkap untuk semua tujuan setiap satuan belajar dituntut dari para peserta didik sebelum proses belajar melangkah pada tahap berikutnya. Evaluasi yang dilaksanakan setelah para pesert pesertaa didik didik menyel menyelesai esaikan kan suatu suatu kegiat kegiatan an belaja belajarr terten tertentu tu merupak merupakan an dasar dasar untuk untuk memperoleh balikan (feedback). (feedback). Tujuan utama evaluasi adalah memperoleh informasi tentang tentang pencapa pencapaian ian tujuan tujuan dan penguas penguasaan aan bahan bahan oleh pesert pesertaa didik. didik. Hasil Hasil evaluas evaluasii digun digunaka akan n untu untuk k menen menentu tukan kan dimana dimana dan dan dalam dalam hal apa apa para para pese pesert rtaa didi didik k perlu perlu mempero memperoleh leh bimbin bimbingan gan dalam dalam mencapa mencapaii tujuan tujuan,, sehing sehingaa seluru seluruh h pesert pesertaa didik didik dapat dapat mencapai tujuan ,dan menguasai bahan belajar secara maksimal (belajar tuntas). Strategi belajar tuntas dapat dibedakan dari pengajaran non belajar tuntas dalam hal berikut : (1) pelaksanaan tes secara teratur untuk memperoleh balikan terhadap bahan
3
yang diajarkan sebagai alat untuk mendiagnosa kemajuan (diagnostic (diagnostic progress test ); ); (2) peserta didik baru dapat melangkah pada pelajaran berikutnya setelah ia benar-benar menguasai menguasai bahan pelajaran pelajaran sebelumnya sebelumnya sesuai sesuai dengan patokan yang ditentukan; ditentukan; dan (3) pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik yang gagal mencapai taraf penguasaan penuh, melalui pengajaran remedial (pengajaran korektif). Strate Strategi gi belaja belajarr tuntas tuntas dikemb dikembangk angkan an oleh oleh Bloom, Bloom, melipu meliputi ti tiga tiga bagian bagian,, yaitu: yaitu: (1) mengidentifikasi pra-kondisi; (2) mengembangkan prosedur operasional dan hasil belajar; dan (3c) implementasi dalam pembelajaran klasikal dengan memberikan “bumbu” untuk menyesuaikan dengan kemampuan individual, yang meliputi : (1) corrective technique yaitu semacam pengajaran remedial, yang dilakukan memberikan pengajaran terhadap tujuan yang gagal dicapai peserta didik, dengan prosedur dan metode yang berbeda dari sebe sebelu lumn mny ya; dan dan (2) (2) memb member erik ikan an tamb tambah ahan an wakt waktu u kepa kepada da pese pesert rtaa didi didik k yang ang membutuhkan (sebelum menguasai bahan secara tuntas). Di samping implementasi dalam pembelajaran secara klasikal, belajar tuntas banyak diimplementasikan dalam pembelajaran individual. Sistem belajar tuntas mencapai hasil yang optimal ketika ditunjang oleh sejumlah media, baik hardware maupun software, termasuk penggunaan komputer (internet) untuk mengefektifkan proses belajar. E. Pembelajaran dengan Modul ( Modular Modular Instruction) Instruction)
Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Pembelajaran dengan sistem modul memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Setiap Setiap modul modul harus harus memberik memberikan an informas informasii dan petunj petunjuk uk pelaksanaa pelaksanaan n yang yang jelas jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh peserta didik, bagaimana melakukan, dan sumber belajar apa yang harus digunakan. 2. Modu Modull meri meripak pakan an pemb pembel elaj ajar aran an indi indivi vidu dual al,, sehi sehingg nggaa meng mengup upay ayaka akan n untuk untuk melibatkan sebanyak mungkin karakteristik peserta didik. Dalam setiap modul harus harus : (1) memung memungkin kinkan kan pesert pesertaa didik didik mengal mengalami ami kemajua kemajuan n belaja belajarr sesuai sesuai dengan kemampuannya; (2) memungkinkan peserta didik mengukur kemajuan belajar yang telah diperoleh; dan (3) memfokuskan peserta didik pada tujuan pembelajaran yang spesifik dan dapat diukur.
4
3. Penga Pengala lama man n bela belaja jarr dalam dalam modul modul dise disedi diaka akan n untuk untuk memb memban antu tu pese pesert rtaa didi didik k menc mencap apai ai
tuju tujuan an
pemb pembel elaj ajar aran an
seef seefek ekti tiff
dan dan
seef seefis isie ien n
mung mungki kin, n,
sert sertaa
memungkinkan peserta didik untuk melakukan pembelajaran secara aktif, tidak seked sekedar ar memb membaca aca dan mend mendeng engar ar tapi tapi lebi lebih h dari dari itu, itu, modu modull member memberik ikan an kesempatan untuk bermain peran (role playing), simulasi dan berdiskusi. 4. Materi Materi pembelajaran pembelajaran disajikan disajikan secara secara logis logis dan sistematis sistematis,, sehingga sehingga peserta peserta didik dapat menngetahui kapan dia memulai dan mengakhiri suatu modul, serta tidak menimbulkan pertanyaaan mengenai apa yang harus dilakukan atau dipelajari. 5. Setiap Setiap modul modul memili memiliki ki mekanisme mekanisme untuk untuk menguk mengukur ur pencapaia pencapaian n tujuan tujuan belajar belajar peserta didik, terutama untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik dalam mencapai ketuntasan belajar. belajar. Pada Pada umumny umumnyaa pembel pembelaja ajaran ran dengan dengan sistem sistem modul modul akan meliba melibatka tkan n beberap beberapaa komponen, diantaranya : (1) lembar kegiatan peserta didik; (2) lembar kerja; (3) kunci lembar kerja; (4) lembar soal; (5) lembar jawaban dan (6) kunci jawaban. Komponen-komponen tersebut dikemas dalam format modul, sebagai beriku: 1. Pendahuluan; yang yang beri berisi si deskr deskrip ipsi si umum, umum, seper seperti ti mater materii yang yang disa disaji jika kan, n, pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan dicapai setelah belajar, termasuk kemampuan awal yang harus dimiliki untuk mempelajari modul tersebut. 2. Tujuan Pembelajaran Pembelajaran;; berisi berisi tujuan tujuan pembel pembelaja ajaran ran khusus khusus yang yang harus harus dicapa dicapaii peserta didik, setelah mempelajari modul. Dalam bagian ini dimuat pula tujuan terminal dan tujuan akhir, serta kondisi untuk mencapai tujuan. 3. Tes Awal ; yang digunakan untuk menetapkan posisi peserta didik dan mengetahui kemampuan awalnya, untuk menentukan darimana ia harus memulai belajar, dan apakah perlu untuk mempelajari atau tidak modul tersebut. 4. Pengalaman Belajar; Belajar; yang berisi rincian materi untuk setiap tujuan pembelajaran khusus khusus,, diikut diikutii dengan dengan penilai penilaian an format formatif if sebaga sebagaii balika balikan n bagi pesert pesertaa didik didik tentang tujuan belajar yang dicapainya. Sumber Belajar ; berisi tentang sumber-sumber belajar yang dapat ditelusuri dan 5. Sumber Belajar digunakan oleh peserta didik.
5
6. Tes Akhir Akhir ; inst instru rume men n yang yang digu digunak nakan an dala dalam m tes tes akhi akhirr sama sama denga dengan n yang yang digunakan pada tes awal, hanya lebih difokuskan pada tujuan terminal setiap modul Tugas Tugas utama guru dalam pembelajaran pembelajaran sistem modul adalah mengorganisas mengorganisasikan ikan dan mengatur proses belajar, antara lain : (1) menyiapkan situasi pembelajaran yang kondusif; (2) membantu peserta didik yang mengalami kesulitan kesulitan dalam memahami isi modul atau pelaksanaan tugas; (3) melaksanakan penelitian terhadap setiap peserta didik. F. Pembelajaran Inkuiri
Pembelajara Pembelajaran n inkuiri inkuiri merupakan merupakan kegiatan kegiatan pembelajara pembelajaran n yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Joyce (Gulo, 2005) mengemukakan kondisi- kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa, yaitu : (1) aspek sosial di dalam kelas dan suasana bebasbebas-ter terbuk bukaa dan permis permisif if yang yang mengund mengundang ang siswa siswa berdis berdiskus kusi; i; (2) berfok berfokus us pada hipotesis yang perlu diuji kebenarannya; dan (3) penggunaan fakta sebagai evidensi dan di dalam dalam proses proses pembela pembelajar jaran an dibica dibicarak rakan an validi validitas tas dan reliab reliabili ilitas tas tentan tentang g fakta, fakta, sebagaimana lazimnya dalam pengujian hipotesis, Proses inkuiri dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: masalah; kemampuan yang dituntut adalah : (a) kesadaran terhadap 1. Merumuskan masalah; masalah; (b) melihat pentingnya masalah dan (c) merumuskan masalah. Mengembangkan hipotesis hipotesis;; kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan 2. Mengembangkan hipotesis ini adalah : (a) menguji dan menggolongkan data yang dapat diperoleh; (b) melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara logis; dan merumuskan hipotesis. Mengujii jawaba jawaban n tentat tentatif; if; kemam 3. Menguj kemampua puan n yang yang ditu ditunt ntut ut adal adalah ah : (a) (a) mera merakit kit per peris isti tiwa wa,,
terd terdir irii
dari dari
:
meng mengid iden enti tifi fika kasi si
peri perist stiw iwaa
yang ang
dibu dibutu tuhk hkan an,,
mengumpulkan data, dan mengevaluasi data; (b) menyusun data, terdiri dari : mentranslasikan data, menginterpretasikan data dan mengkasifikasikan data.; (c) analisis data, terdiri dari : melihat hubungan, mencatat persamaan dan perbedaan, dan mengidentifikasikan trend, sekuensi, dan keteraturan.
6
4. Menarik kesimpulan; kemampuan yang dituntut adalah: (a) mencari pola dan makna hubungan; dan (b) merumuskan kesimpulan 5. Menerapkan kesimpulan dan generalisasi Guru dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas mempunyai peranan sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis dan fasilitator. Ia harus dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok, serta memberi kemudahan bagi kerja kelompok. Untuk Untuk memaham memahamii lebih lebih lanjut lanjut tentan tentang g modelmodel-mod model el pembel pembelaja ajaran ran ini, ini, Anda Anda dapat dapat mengakses tautan di bawah ini. Sumber :
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar . Bandung : Pustaka Setia Kuriku ikulu lum m Berba Berbasi siss Komp Kompet etens ensi. i. Kons Konsep; ep; Karak Karakte teri rist stik ik dan dan E. Mulya Mulyasa. sa.200 2003. 3. Kur Implementasi. Implementasi. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya. 2004; Panduan Pembelajaran KBK. Bandung _________. 2004. Implementasi 2004. Implementasi Kurikulum 2004; : P.T. Remaja Rosdakarya. Strategi Belajar Belajar Mengajar Mengajar . Jakarta : Pusat Penerbitan Udin S. Winataputra, dkk. 2003. Strategi Universitas Terbuka Mengajar Jakarta :. Grasindo. W. Gulo. 2005. Strategi Belajar Mengajar Jakarta
7
Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, Taktik, dan Model Pembelajaran
Tanggal: 03 Oktober 2008 oleh: Akhmad Sudrajat Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adal adalah ah::
(1) (1)
pend pendek ekat atan an
pemb pembel elaj ajar aran an,,
(2) (2)
pembel pembelaja ajaran ran;; (4) teknik teknik pembel pembelaja ajaran ran;;
stra strate tegi gi
pemb pembel elaj ajar aran an,,
(3) (3)
meto metode de
(5) taktik taktik pembelaja pembelajaran ran;; dan (6) model model
pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu prose prosess yang yang sifatny sifatnyaa masih masih sangat sangat umum, umum, di dalamny dalamnyaa mewadah mewadahi, i, mengin menginsip sipras rasi, i, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan student centered approach) approach) dan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa ( student (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher (teacher centered approach). approach). Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam stra strate tegi gi pembel pembelaj ajar aran. an. Newma Newman n dan dan Logan Logan (Abi (Abin n Syam Syamsu sudd ddin in Makm Makmun, un, 2003) 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu : 1. Mengid Mengident entifi ifikas kasii dan menetapka menetapkan n spesif spesifika ikasi si dan kualif kualifika ikasi si hasil (out put) dan sasara sasaran n (targ (target) et) yang yang harus harus dicapai dicapai,, dengan dengan memper mempertim timban bangka gkan n aspira aspirasi si dan selera masyarakat yang memerlukannya. 2. Mempertimba Mempertimbangkan ngkan dan memili memilih h jalan pendekata pendekatan n utama (basic (basic way) way) yang paling paling efektif untuk mencapai sasaran. 3. Mempertimba Mempertimbangkan ngkan dan dan menetapkan menetapkan langkah-l langkah-langkah angkah (steps (steps)) yang akan dtempuh dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran. 4. Memper Mempertim timban bangkan gkan dan menetapka menetapkan n tolok tolok ukur (criteri (criteria) a) dan patokan patokan ukuran ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha. Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
8
1. Meneta Menetapkan pkan spesifik spesifikasi asi dan kualifi kualifikas kasii tujua tujuan n pembela pembelajar jaran an yakni yakni perubah perubahan an profil perilaku dan pribadi peserta didik. 2. Memp Memper erti timb mban angk gkan an dan dan
memi memili lih h
sist sistem em pend pendek ekat atan an pemb pembel elaj ajar aran an yang ang
dipandang paling efektif. 3. Mempertimba Mempertimbangkan ngkan dan menetap menetapkan kan langkah-lan langkah-langkah gkah atau prosedur prosedur,, metode dan dan teknik pembelajaran. 4. Menetapkan Menetapkan norma-nor norma-norma ma dan batas batas minimum minimum ukuran ukuran keberhas keberhasilan ilan atau atau kriteria kriteria dan ukuran baku keberhasilan. Seme Sement ntar araa
itu, itu,
Kemp Kemp
(Win (W inaa
Senj Senjay ayaa,
2008 2008))
meng mengem emuk ukak akan an
bahw bahwaa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajara pembelajaran n terkandung terkandung makna perencanaan. perencanaan. Artinya, Artinya, bahwa strategi pada dasarnya dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran pembelajaran.. Dilihat Dilihat dari strateginy strateginya, a, pembelajaran pembelajaran dapat dikelompokkan dikelompokkan exposition-discovery scovery learning learning dan (2) groupke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-di individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian
dan cara cara pengo pengola lahan hanny nya, a, stra strate tegi gi pembe pembela laja jara ran n dapat dapat dibed dibedaka akan n anta antara ra stra strate tegi gi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi Strategi pembelajara pembelajaran n sifatnya sifatnya masih konseptual konseptual dan untuk mengimpleme mengimplementasi ntasikannya kannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something ” sedangkan metode adalah “a “a way in achieving something ” (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk bentuk kegiata kegiatan n nyata nyata dan prakti praktiss untuk untuk mencapa mencapaii tujuan tujuan pembela pembelajar jaran. an. Terdapat erdapat bebera beberapa pa metode metode pembela pembelajar jaran an yang yang dapat dapat digunak digunakan an untuk untuk mengim mengimple plemen mentas tasika ikan n strate strategi gi pembel pembelaja ajaran ran,, dianta diantaran ranya: ya: (1) ceramah ceramah;; (2) demons demonstra trasi; si; (3) diskus diskusi; i; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya. Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan
9
sese seseor orang ang dalam dalam mengi mengimp mplem lemen enta tasi sika kan n suat suatu u meto metode de seca secara ra spes spesif ifik ik.. Misa Misalk lkan, an, penggun penggunaan aan metode metode ceramah ceramah pada kelas kelas dengan dengan jumlah jumlah siswa siswa yang yang relati relatiff banyak banyak membutu membutuhkan hkan teknik teknik tersen tersendir diri, i, yang yang tentuny tentunyaa secara secara teknis teknis akan berbeda berbeda dengan dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. pembelajaran merupak Sementara taktik pembelajaran merupakan an gaya gaya seseor seseorang ang dalam dalam melaks melaksanak anakan an
metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang orang sama-s sama-sama ama menggu menggunaka nakan n metode metode cerama ceramah, h, tetapi tetapi mungki mungkin n akan sangat sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementa sementara ra yang yang satuny satunyaa lagi lagi kurang kurang memili memiliki ki sense sense of humor humor,, tetapi tetapi lebih lebih banyak banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, guru, sesuai sesuai dengan dengan kemampu kemampuan, an, pengalam pengalaman an dan tipe tipe kepriba kepribadia dian n dari dari guru guru yang yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat) Apabila Apabila antara antara pendeka pendekatan tan,, strate strategi, gi, metode, metode, teknik teknik dan bahkan bahkan taktik taktik pembel pembelaja ajaran ran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut pembelajaran. Jadi, dengan model pembelajaran Jadi, model model pembel pembelaja ajaran ran pada dasarny dasarnyaa merupa merupakan kan
bentuk pembelajaran pembelajaran yang tergambar tergambar dari awal sampai sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Beny Benyami amin n Sura Surase sega, ga, 1990) 1990) menge mengete teng ngahk ahkan an 4 (emp (empat at)) kelo kelomp mpok ok mode modell pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
10
Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut:
Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain pembelajaran. Jika Jika strate strategi gi pembel pembelaja ajaran ran lebih lebih berken berkenaan aan dengan dengan pola umum dan
prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada kepada caracara-car caraa mere merenca ncanak nakan an suat suatu u sist sistem em ling lingku kunga ngan n bela belaja jarr tert terten entu tu sete setela lah h ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun. Berda Berdasa sark rkan an urai uraian an di atas atas,, bahwa bahwa untu untuk k dapat dapat mela melaks ksan anaka akan n tugas tugasny nyaa secar secaraa profesional profesional,, seorang seorang guru dituntut dapat memahami memahami dan memliki memliki keterampilan keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
11
Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang yang kadang-k kadang-kada adang ng untuk untuk kepenti kepentingan ngan peneli penelitia tian n (peneli (penelitia tian n akademi akademik k maupun maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas atas,, maka maka pada pada dasa dasarn rny ya guru guru pun pun dapa dapatt seca secara ra krea kreati tiff menc mencob obak akan an dan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembel pembelaja ajaran ran versi versi guru guru yang yang bersan bersangku gkutan tan,, yang yang tentun tentunya ya semaki semakin n memper memperkay kayaa khazanah model pembelajaran yang telah ada. Sumber:
Abin Abin Syams Syamsuddi uddin n Makmun Makmun.. 2003. 2003. Psikologi Psikologi Pendidikan Pendidikan.. Bandu Bandung: ng: Rosd Rosdaa Karya Karya Remaja. Dedi Supriawan Supriawan dan A. Benyamin Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung. Udin Udin S. Winataput inataputra. ra. 2003. 2003. Strategi Strategi Belajar Belajar Mengajar Mengajar . Jakart Jakarta: a: Pusat Pusat Penerb Penerbita itan n Universitas Terbuka. Pendidikan. Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
12