MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Belajar dan Pembelajaran Matemaika
Oleh,
Dini Nur Hanifah (142151233)
2014 F
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2016
KATA PENGATAR
Segala puji bagi Allah SWT., yang telah memberikan kemampuan dan kesehatan kepada penyusun, sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah ini. Meskipun banyak kesulitan-kesulitan yang penyusun hadapi, tetapi atas dorongan serta bantuan dari berbagai pihak hal tersebut bukan halanagan. Shalawat serta salam tidak lupa penyusun sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW., beserta sahabat-sahabatnya sebagai penyampaian risalahnya. Alhamdulillah pada kesempatan ini penyusun dapat menyampaikan makalah yang berjudul "Model-Model Pembelajaran".
Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini, yaitu kepada :
Kepada Allah SWT., atas rahmat dan kehendaknya alhamdulillah makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Kepada TIM Dosen pengampuh mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Matematika.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh untuk dikatakan sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Tasikmalaya, Januari 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARi
DAFTAR ISIii
Pendahuluan1
Kajian Pustaka
Model Pembelajaran Problem Based Learning2
Model Pembelajaran Inquiry3
Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL) 4
Model Pembelajaran Langsung (Directive Learning) 5
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) atau Kelompok Investigasi (KI) 5
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) 7
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw (TIM AHLI/Expert Group) 8
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture (PP) 9
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Script (CS) 11
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing12
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) 13
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) 14
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bamboo Dancing15
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) 16
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping17
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match18
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) 19
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bertukar Pasangan20
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horey (CRH) 21
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick22
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Explicit Instruction23
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) 24
Model Pembelajaran Aktif Learning Starts With A Question (LSQ) 25
Model Pembelajaran Aktif Team Quiz26
Model Pembelajaran Aktif Modeling the Way27
Model Pembelajaran Aktif Silent Demonstration28
Model Pembelajaran Aktif Bermain Jawaban29
Model Pembelajaran Aktif Index Card Match31
Model Pembelajaran Aktif Guided Teaching32
Model Pembelajaran Aktif The Learning Cell33
Model Pembelajaran Aktif Learning Contracts34
Model Pembelajaran Aktif Examples Non Examples35
Model Pembelajaran Aktif Artikulasi36
Model Pembelajaran Aktif Student Facilitator And Explaining (SFAE) 38
Model Pembelajaran Aktif Demonstration38
Model Pembelajaran Aktif Demonstration39
Model Pembelajaran Aktif Complette Sentence41
Model Pembelajaran Tebak Kata42
Model Pembelajaran Round Club Atau Keliling Kelompok43
Model Pembelajaran Pair Cecks (Spencer Kagen 1993) 44
Penutup45
DAFTAR PUSTAKA
Model-Model Pembelajaran
Pendahuluan
Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia ini adalah maslah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran ini, kurangnya siswa didorong dalam kemampuan berfikir didalam kelas , siswa di dalam kelas diarahkan pada kemampuan untuk menghafal informasi, sehingga anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Akibatnya, ketika peserta didik sudah menyelesaikan jenjang sekolahnya mereka pintar secara teoritis akan tetapi miskin secara pengaplikasian. Oleh sebab itu, seorang pendidik harus memiliki kemampuan mendesain model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan.
Berbicara mengenai model pembelajaran pasti akan berkaitan mengenai gaya mengajar guru dan gaya belajar peserta didik. Menurut Soekamto dkk. dalam Trianto (2010:22) menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran yaitu suatu pedoman atau acuan yang digunakan oleh guru dalam proses perencanaan pembelajaran yang akan dilakukannya agar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Sebagai calon pendidik kita harus memahami model-model pembelajaran dari mulai pengertiannya samapai langkah-langkahnya, sehingga ketika kita nanti menjadi guru, kita bisa tauhu model pembelajaran apa yang cocok untuk siswa ketika pembelajaran berlangsung sehingga bisa membuat proses belajar pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan. Selain itu juga, model pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan materi pelajaran agar terjadi korelasi satu sama lain.
Kajian Pustaka
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Pengertian
Menurut David Bound dan Grahame I. Feletti (1997), problem based learning is a conception of knowledge, understanding, and education profoundly different from the more usual conception underlying subject-based learning. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa PBL merupakan gambaran dari ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pembelajaran yang sangat berbeda dengan pembelajaran subject based learning.
Sedangkan menurut Arends dalam Abbas (2000), model PBL adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa masalah autentik, sehingga ia bisa menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, serta meningkatkan kepercayaan diri.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Guru meginformasikan tujuan pembelajaran.
Guru menciptakan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadi pertukaran ide yang terbuka.
Guru mengarahkan kepada pertanyaan atau masalah.
Guru mendorong siswa mengekspresikan ide-ide secara terbuka.
Guru membantu siswa dalam menemukan konsep berdasarkan masalah.
Guru mendorong keterbukaan, proses demokrasi, dan cara belajar siswa aktif.
Guru menguji pemahaman siswa atas konsep yang ditemukan.
Guru memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok.
Guru mengembangkan dan menyajikan hasil kerja, serta
Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah.
Model Pembelajaran Inquiry
Pengertian
Dikutip oleh Suryosubroto dalam Trianto (2009) menyatakan bahwa, Inquiry merupakan perluasan proses discovery, yang digunakan lebih mendalam, inkuiry yang dalam bahasa Inggris Inquiry berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran inquiry :
Membentuk kelompok-kelompok inkuiri. Masing-masing kelompok dibentuk berdasarkan rentang intelektal dan keterampilan-keterampilan social
Memperkenalkan topik-topik inkuiri kepada semua kelompok. Tiap kelompok diharapkan memahami dan berminat mempelajarinya.
Membentuk posisi tentang kebijakan yang bertalian dengan topik, yakni pernyataan apa yang harus dikerjakan. Mungkin terdapat satu atau lebih solusi yang diusulkan terhadap masalah pokok.
Merumuskan semua istilah yang terkandung di dalam proposisi kebijakan.
Menyelidiki validitas logis dan konsisten internal pada proposisi dan unsur-unsur penunjangnya.
Mengumpulkan evidensi (bukti) untuk menunjang unsur-unsur proposes
Menganalisis solusi-solusi yang diusulkan dan mencari posisi kelompok
Menilai proses kelompok.
Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL)
Pengertian
Contextual Teaching and Learning adalah suatu konsep mengajar dan belajar, yang membantu guru untuk menghubungkan kegiatan dan bahan ajar dengan situasi nyata, yang dapat memotivasi siswa untuk dapat menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari siswa sebagai anggota keluarga, bahkan sebagai anggota masyarakat di sekitarnya. (US Departement of Education, 2011).
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut :
Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri serta mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
Ciptakan masyarkat belajar.
Hadirkan model/ alat peraga sebagai contoh pembelajaran.
Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
Lakukan penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) dengan berbagai cara.
Model Pembelajaran Langsung (Directive Learning)
Pengertian
Model Pembelajaran Langsung (Directive Learning)
Merupakan salah satu model pengajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah (Sofan Amri & Iif Khoiru
Ahmadi, 2010:39).
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Sintaks Model Pembelajaran Langsung adalah :
Guru menjelaskan kompetensi dan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.
Guru mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang benar atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
Guru merencanakan dan memberikan bimbingan pelatihan awal.
Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberikan umpan balik.
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) atau Kelompok Investigasi (KI)
Pengertian
Dalam pandangan Tsoi, Goh, dan Chia (Aunurrahman, 2010 : 151), model investigasi kelompok secara filosofis beranjak dari paradigma konstruktivis, dimana terdapat suatu situasi yang di dalamnya siswa-siswa berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dengan berbagai informasi dan melakukan pekerjaan secara kolaboratif untuk menginvestigasi suatu masalah, merencanakan, mempresentasikan, serta mengevaluasi kegiatan mereka.
Sedangkan menurut Nurasma (2006:62) Model Group Investigation adalah: "Model pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan dengan cara mencari dan menemukan informasi (gagasan, opini, data, solusi ) dari berbagai macam sumber (buku-buku, institusi-institusi, orang-orang) didalam dan diluar kelas. Siswa mengevaluasi dan mensistesiskan semua informasi yang disampaikan oleh masing-masing anggota kelompok dan akhirnya dapat menghasilkan produk berupa kelompok".
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini :
Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.
Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai.Melaporkan hasil kegiatan kelompok berupa produk atau presentasi.
Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok.
Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas.
Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti.
Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.
Penghargaan kelompok.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) atau disebut Kepala Bernomor oleh Spencer Kagan (1992)
Pengertian
Number Head Together (NHT) adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006). Menurut Kagan (2007) model pembelajaran NHT ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran NHT adalah :
Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui jawabannya.
Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
Kesimpulan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw (TIM AHLI/Expert Group) (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, and Snapp, 1978)
Pengertian
Jigsaw adalah salah satu dari model-model pembelajaran koperatif yang paling fleksibel (Slavin, 2005 : 246). Sedangkan menurut Sudrajat (2008 : 1) mengartikan Pembelajaran Model Jigsaw sebagai suatu tipe pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, dimana dalam kelompok tersebut terdiri dari beberapa siswa yang bertanggung jawab untuk menguasai bagian dari materi ajar dan selanjutnya harus mengajarkan materi yang telah dikuasai tersebut kepada teman satu kelompoknya.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dengan anggota maksimal 5 siswa setiap kelompoknya.
Masing-masing siswa dalam setiap kelompok diberi bagian materi yang berlainan..
Masing-masing siswa dalam kelompok diberi bagian materi yang ditugaskan.
Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendikusikan sub bab tersebut.
Setelah anggota dari kelompok ahli selesai mendiskusikan sub bab bagian mereka, maka selanjutnya masing-masing anggota dari kelompok ahli kembali kedalam kelompok asli dan secara bergantian mengajar teman dalam satu kelompok mengenai sub bab yang telah dikuasai sedangkan anggota lainnya mendengarkan penjelasan dengan seksama.
Masing-masing kelompok ahli melakukan presentasi hasil diskusi yang telah dilakukan.
Guru melaksanakan kegiatan evaluasi.
Penutup.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture (PP)
Pengertian
Model pembelajaran picture and picture merupakan sebuah model dimana guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Dengan menggunakan alat bantu atau media gambar, diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik dan dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga apapun pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali oleh siswa.
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis (Hamdani, 2010 : 89). Sehingga siswa yang cepat mengurutkan gambar jawaban atau soal yang benar, sebelum waktu yang ditentukan habis maka merekalah yang mendapat poin.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apa yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya.
Guru menyajikan materi sebagai pengantar. Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini.
Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi. Dalam proses penyajian materi, guru mengajak siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan gambar kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan.
Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau di modifikasi.
Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Dalam langkah ini peran guru sangatlah penting sebagai fasilitator dan motivator agar siswa berani mengemukakan pendapatnya.
Berdasarkan alasan atau urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ingin dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan.
Guru menyimpulkan dan merangkum. Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama dengan siswa. Guru membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Script (CS) (Danserau, dan kawan-kawan, 1985 dalam Riyanto, 2003)
Pengertian
Pembelajaran Cooperative Script menurut Schank dan Abelson dalam Hadi (2007:18) adalah pembelajaran yang menggambarkan interaksi siswa seperti ilustrasi kehidupan sosial siswa dengan lingkungannya sebagai individu,dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas.
Sedangkan, Miftahul A'la (2011 : 97), Cooperative Script diartikan sebagai suatu model pembelajaran dimana para siswa bekerja secara berpasangan dan secara lisan melakukan pengikhtisaran bagian-bagian dan materi ajar yang dipelajarinya pada ruang kelas.
Jadi, model pembelajaran Cooperative Script merupakan penyampaian materi ajar yang diawali dengan pemberian wacana atau ringkasan materi ajar kepada siswa yang kemudian diberikan kesempatan kepada siswa untuk membacanya sejenak dan memberikan/memasukkan ide-ide atau gagasan-gagasan baru kedalam materi ajar yang diberikan guru, lalu siswa diarahkan untuk menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dalam meteri yang ada secara bergantian sesama pasangan masing-masing (Alit, 2002:203).
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
Guru membagi siswa untuk berpasangan.
Guru membagi wacana atau materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :
Menyimak atau mengoreksi atau menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap.
Membantu mengingat atau menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
Merumuskan simpulan bersama-sama antar guru dan murid.
Penutup.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing
Pengertian
Kisworo (2008) mengemukakan bahwa model pembelajaran Snowball throwing adalah suatu metode pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilemparkan dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit.
Setelah siswa dapat satu bola atau satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
Evaluasi.
Penutup.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization)
Pengertian
Model Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) ini dikembangkan oleh Slavin. Menurut Slavin (2005) tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada model pembelajaran TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) adalah :
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
Guru memberikan kuis (pretest) secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.
Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4–5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.
Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
Guru memberikan kuis (posttest) kepada siswa secara individual.
Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TS-TS)
Pengertian
Model belajar mengajar Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992) dan merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain .
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Setiap kelompoknya terdiri dari empat orang. Kelompok yang dibentuk merupakan kelompok heterogen.
Guru memberikan sub pokok bahasan pasa setiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompoknya masing-masing.
Siswa bekerjasama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang. Hal ini, bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir.
Setelah selesai, dua orang dari setiap kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu kepada kelompok lain.
Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka kepada tamu mereka.
Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bamboo Dancing
Pengertian
Model Pembelajaran Tari Bambu mempunyai tujuan agar siswa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur, strategi ini cocok untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antar siswa.Meskipun namanya Tari Bambu tetapi tidak menggunakan bambu. Siswa yang berjajarlah yang diibaratkan sebagai bambu.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
Separuh kelas atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak berdiri berjajar . Jika ada cukup ruang mereka bisa berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu relatif singkat.
Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama
Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi sinformasi.
Kemudian satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini masing-masing siswa mendapat pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
Pengertian
Menurut Nur Citra Utomo dan C. Novi Primiani (2009 : 9), "STAD merupakan desain untuk memotivasi siswa-siswa supaya kembali bersemangat dan saling menolong untuk mengembangkan keterampilan yang diajarkan oleh guru". Menurut Mohamad Nur (2008 : 5), pada model ini siswa dikelompokkan dalam tim dengan anggota 4 siswa pada setiap tim. Tim dibentuk secara heterogen menurut tingkat kinerja, jenis kelamin, dan suku.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain).
Guru menyajikan pelajaran.
Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
Guru memberikan kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa.
Memberi evaluasi.
Kesimpulan.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping
Pengertian
Minf Mapping adalah suatu teknik mencatat yang dapat memetakan pikiran yang kreatif yang efektif serta memadukan dan mengembangkan potensi kera otak baik belahan otak kanan, maupun belahan otak kiri yang tedapat didalam diri seseorang . (Bobby De Porter, Mike Hernacki: 2003:153)
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang kiranya belum dipahami siswa.
Kesimpulan/penutup.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
Pengertian
Teknik Make a Match adalah teknik mencari pasangan, siswa di gabung suruh mencari pasangan dari kartu yang mereka pegang. Keunggulan tekhnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik (Lorna Curran dalam Miftahul Huda, 2011: 113).
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal ataupun jawaban secara acak.
Setelah semua mendapatkan kartu, kelompokkan antara pemegang kartu pertanyaan dan kelompok pemegang kartu jawaban, posisikan berdiri siswa saling berhadapan. Posisi ini bertujuan agar siswa mudah untuk mencari pasanganya.
Tiap siswa memikirkan jawaban ataupun soal dari kartu yang dipegang.
Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. .
Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok.
Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
Pengertian
Frang Lyman dan Koleganya di universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (1997),menyatakan bahwa think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.
Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bertukar Pasangan
Pengertian
Model pembelajaran bertukar pasangan ini merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional (Rustaman et al., 2003: 206).
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
Siswa dibentuk berkelompok secara berpasangan/2 orang (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).
Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan dari kempok yang lain.
Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.
Kesimpulan.
Penutup.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horey (CRH)
Pengertian
Menurut Dwitantra (2010) model pembelajaran Course Review Horay adalah Suatu metode pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay.
Sedangkan menurut Imran (dalam Nur Malechah, 2011) Model pembelajaran Course Review Horay merupakan suatu model pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan tanda benar vertikal atau horisontal, atau diagonal langsung berteriak horey.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi.
Memberikan kesempatan siswa tanya jawab.
Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok.
Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9 atau 16 atau 25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa.
Guru membacakan soal secara dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar ( ) dan salah diisi tanda silang (×)
Siswa yang sudah mendapatkan tanda vertikal atau horizontal, atau diagonal harus berteriak hore ... atau yel-yel lainnya.
Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah hore yang diperoleh.
Guru memberikan rewardv pada yang memperoleh nilai tinggi atau yang banyak memperoleh horay.
Penutup.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick
Pengertian
Talking Stick adalah suatu model pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat, kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib memnjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya, selanjutnya kegiatan tersebut diulang sampai semua kelompok mendapatkan giliran untuk menjawab pertanyaan guru.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang.
Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm.
Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran.
Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana.
Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan.
Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok, setelah itu guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan.
Guru memberikan kesimpulan.
Guru melakukan evaluasi/penilaian, baik secara kelompok maupun individu.
Guru menutup pembelajaran.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Explicit Instruction
Pengertian
Menurut Arends (dalam Trianto, 2009:41) "Model pembelajaran explicit instruction adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah".
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.
Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal.
Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik.
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari.
Penyimpulan dan evaluasi.
Refleksi.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) (Steven dan Slavin, 1995)
Pengertian
Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dari segi bahasa dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting (Suyatno, 2009:68).
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
Membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 orang yang secara heterogen.
Guru memberikan wacana atau kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana atau kliping dan tulis pada lembar kertas.
Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.
Guru membuat kesimpulan bersama.
Penutup.
Model Pembelajaran Aktif Learning Starts With A Question (LSQ)
Pengertian
Menurut Howard (2008:63) Learning start with a question (LSQ) adalah suatu model pembelajaran aktif dalam bertanya. Agar siswa aktif bertanya, maka siswa diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajari yaitu dengan membaca terlebih dahulu, dengan membaca maka siswa memiliki gambaran tentang materi yang akan dipelajari, sehingga apabila dalam membaca/membahas materi tersebut terjadi kesalahan konsep akan terlihat dan dapat dibahas serta dibenarkn secara bersama-sama.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajarannya adalah :
Pengajar menentukan bacaan yang akan dipelajari. Pilihlah bahan bacaan yang sesuai kemudian bagikan kepada siswa. Dalam hal ini bacaan tidak harus difotocopi. Cara lain adalah dengan cara memilih satu topik atau bab tertentu dari buku teks. Usahakan bacaan itu bacaan yang memuat informasi umum atau bacaan yang memberi peluang untuk ditafsirkan berbeda-beda.
Kemudian pengajar meminta pembelajar membaca bacaan tersebut
Pengajar mengelompokkan para pembelajar dalam kelompok-kelompok kecil (beranggotakan 2 orang)
Bersama dengan temannya dalam kelompok kecil bekerjasama memaknai wacana/mempelajari bacaan
Pembelajar diminta memberi tanda pada bagian bacaan yang tidak dipahami dan diminta menyusun suatu pertanyaan.
Pengajar meminta dua kelompok kecil bergabung menjadi satu kelompok (beranggotakan 4 orang) untuk membahas pertanyaan/poin-poin yang tidak diketahui yang telah diberi tanda
Pembelajar di dalam kelompoknya diminta untuk menuliskan pertanyaan tentang materi yang dibaca yang belum dapat diselesaikan.
Pengajar meminta setiap kelompok menginventarisasi pertanyaan yang telah ditulis
Kelompok membacakan pertanyaan yang belum dapat diselesaikan untuk ditanggapi kelompok lain
Pengajar menjelaskan jawaban dari sisa pertanyaan yang belum terjawab
Pengajar mengarahkan pembelajar untuk menarik kesimpulan
Model Pembelajaran Aktif Team Quiz
Pengertian
Model pembelajaran aktif Tipe team quiz yang dikemukakan oleh Dalvi bahwa: "Merupakan salah satu tipe pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar".
Sedangkan menurut Nurhayati, "Team quiz merupakan metode pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh Mel Silberman, yang mana dalam tipe team quiz ini siswa dibagi menjadi tiga tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, dan tim yang lain menggunakan waktunya untuk memeriksa catatan".
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model kuis berkelompok adalah :
Pilihlah topik yang yang dapat disampaikan dalam tiga bagian.
Bagilah siswa menjadi tiga kelompok yaitu A, B dan C.
Sampaikan kepada siswa format penyampaian pelajaran kemudian mulai penyampaian materi. Batasi penyampaian materi maksimal 10 menit.
Setelah penyampaian, minta kelompok A menyiapkan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi yang baru saja disampaikan. Kelompok B dan C menggunakan waktu ini untuk melihat lagi catatan mereka.
Mintalah kepada kelompok A untuk memberi pertanyaan kepada kelompok B. Jika kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan, lempar pertanyaan tersebut kepada kelompok C.
Kelompok A memberi pertanyaan kepada kelompok C, jika kelompok C tidak bisa menjawab, lemparkan kepada kelompok B.
Jika tanya jawab selesai, lanjutkan pelajaran kedua dan tunjuk kelompok B untuk menjadi kelompok penanya. Lakukan seperti proses untuk kelompok A.
Setelah kelompok B selesai dengan pertanyaannya, lanjutkan penyampaian materi pelajaran ketiga dan tunjuk kelompok C sebagai kelompok penanya.
Akhiri pelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan jelaskan sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru.
Model Pembelajaran Aktif Modeling the Way
Pengertian
Model Modeling The Way sebagai model pembelajaran adalah suatu model pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara guru memberikan skenario suatu sub bahasan untuk didemonstrasikan siswa di depan kelas, sehingga menghasilkan ketangkasan dengan keterampilan atau skill dan profesionalisme (Dep Dik Bud, 1993: 219).
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran modeling adalah :
Setelah pembelajaran satu topik tertentu, carilah topik-topik yang menuntut siswa untuk mencoba atau mempraktikan keterampilan yang baru diterangkan.
Bagilah siswa ke dalam beberapa kelompok kecil sesuai dengan jumlah mereka. Kelompok-kelompok ini akan mendemonstrasikan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan skenario yang dibuat.
Berikan kepada siswa waktu 10-15 menit untuk menciptakan skenario kerja.
Beri waktu 5-7 menit untuk berlatih
Secara bergiliran tiap kelompok diminta mendemonstrasikan kerja masing-masing. Setelah selesai, beri kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan masukan pada setiap demonstrasi yang dilakukan.
Guru memberikan penjelasan secukupnya untuk mengklarifikasi.
Model Pembelajaran Aktif Silent Demonstration
Pengertian
Model pembelajaran silent demonstration adalah suatu metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta didik (siswa) terhadap suatu bahan belajar dengan cara memperlihatkan, memperhatikan, dan memperagakan bahan belajar tertentu. Model silent demonstration proses digunakan untuk menunjukkan atau memperagakan suatu proses atau rangkaian kegiatan
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran demonstrasi bisu adalah :
Tentukan prosedur atau langkah-langkah yang akan diajarkan kepada siswa.
Mintalah kepada siswa untuk memerhatikan Anda mengerjakan prosedur tertentu. Lakukan dengan penjelasan atau komentar yang seminim mungkin. Tugas Anda disini adalah memberikan gambaran visual tentang prosedur tersebut. Jangan terlalu berharap siswa akan banyak mengingat apa yang Anda kerjakan. Dalam kesempatan ini Anda hanya dituntut untuk membangun kesiapan belajar mereka.
Bentuk siswa menjadi pasangan-pasangan. Demonstrasikan lagi bagian pertama dari prosedur, usahakan tidak terlalu banyak memberi penjelasan. Minta masing-masing pasangan untuk mendiskusikan apa yang mereka saksikan dari demonstrasi sang guru.
Minta beberapa orang untuk menjelaskan apa yang Anda lakukan. Jika siswa masih kesulitan, ulangi lagi demonstrasi Anda. Komentari observasi yang benar.
Akhiri dengan pemberian tantangan kepada siswa untuk melakukan prosedur dari awal sampai akhir.
Model Pembelajaran Aktif Bermain Jawaban
Pengertian
Model bermain jawaban adalah model pembelajaran yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic. Sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Model bermain ini dapat melibatkan semua siswa dari awal sampai akhir. Dalam permainan ini mereka ditantang untuk mencari jawaban yang benar dan sekaligus bergantung pada faktor keberuntungan. Permainan ini dapat digunakan untuk pretest maupun posttest, selain untuk mengajarkan materi yang baru. Dalam permainan ini guru mengajar dengan menggunakan jawaban-jawaban yang ditemukan oleh siswa.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam mengembangkan model pembelajaran bermain jawaban adalah :
Buatlah sejumlah pertanyaan yang memerlukan jawaban ringkas, dan masing-masing ditulis pada selembar kertas.
Tulislah sejumlah kemungkinan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan no 1 diatas. Jumlah jawaban harus lebih banyak dari jumlah pertanyaan.
Kelompokkan jawaban-jawaban yang dibuat pada langkah yang dibuat sesuai dengan kategori tertentu.
Masukkan jawaban-jawaban tadi ke dalam kantong-kantong kertas. Setiap kantong ditulisi nama kategori sesuai dengan kategori jawaban.
Tempelkan kantong-kantong kertas tadi pada selembar kertas karton atau pada selembar papan.
Tempel atau gantungkan kertas karton tadi di depan kelas.
Selanjutnya, langkah-langkah model pembelajaran bermain jawaban ini adalah :
Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok. Besar kelompok disesuaikan dengan jumlah siswa. Usahakan jumlah siswa dalam tiap kelompok tidak lebih dari 5 orang.
Kepada setiap kelompok diberikan pertanyaan-pertanyaan. Jumlah pertanyaan untuk setiap kelompok adalah sama.
Mintalah masing-masing kelompok untuk mendiskusikan jawaban dan mencari kira-kira di kantong yang mana jawaban tersebut berada.
Mulai permainan dengan meminta salah satu kelompok untuk membacakan satu pertanyaan, kemudian salah satu anggota kelompok mengambil jawaban dari kantong yang ada di depan kelas. Setelah selesai menjawab satu pertanyaan, kesempatan diberikan kepada kelompok yang lain.
Langkah no. 4 diulang untuk kelompok yang lain sampai pertanyaan habis, atau waktu tidak memungkinkan.
Guru memberi klarifikasi jawaban atau menambahkan penjelasan yang bersumber pada materi yang ada dalam permainan tadi.
Model Pembelajaran Aktif Index Card Match
Pengertian
Menurut Silberman (2009: 240) index card match (ICM) adalah cara pembelajaran yang menyenangkan lagi aktif untuk
meninjau ulang materi pelajaran. Guru membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis dengan kawan sekelas.
Sedangkan menurut Zaini, dkk. (2008: 67) index card match (ICM) adalah pembelajaran yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas siswa sudah memiliki bekal pengetahuan.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran mencari pasangan kartu adalah :
Guru membuat potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas.
Kemudian bagilah potongan kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.
Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan disampaikan saat pembelajaran. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.
Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.
Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.
Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban.
Guru memerintahkan kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar siswa tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan kersa kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya, soal tersebut dijawab oleh pasangannya.
Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.
Model Pembelajaran Aktif Guided Teaching
Pengertian
Menurut Zaini , Guided Teaching adalah pembelajaran yang diawali dengan memberikan beberapa pertanyaan untuk mengetahui tingkat pemahaman atau kemampuan siswa yang memperoleh hipoteasa atau kesimpulsn dan membanginya kepada kategori.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran "panduan mengajar" adalah :
Sampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pikiran dan kemampuan yang mereka miliki. Gunakan pertanyaan-pertanyaan yang mempunyai beberapa kemungkinan jawaban.
Berikan waktu beberapa menit untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan. Anjurkan kepada mereka untuk bekerja berdua atau dalam kelompok kecil.
Mintalah kepada siswa untuk menyampaikan hasil jawaban mereka dan catat jawaban-jawaban yang mereka sampaikan. Jika memungkinkan tulis di papan tulis dengan mengelompokkan jawaban mereka dalam kategori-kategori yang nantinya akan Anda sampaikan dalam pembelajaran.
Sampaikan poin-poin utama dari materi Anda dengan ceramah yang interaktif.
Mintalah kepada siswa untuk membandingkan jawaban mereka dengan poin-poin yang telah Anda sampaikan. Catat poin-poin yang dapat memperluas bahasan materi Anda.
Model Pembelajaran Aktif The Learning Cell
Pengertian
Model "Sell Belajar " pertama kali dikembangkan oleh Goldschmid dari Swiss Federal Institute of Technology di Lausanne. Learning Cell menunjuk pada suatu bentuk belajar kooperatif dalam bentuk berpasangan, di mana siswa bertanya dan menjawab pertanyaan secara bergantian berdasarkan materi bacaan yang sama.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran sell belajar adalah :
Sebagai persiapan, siswa diberi tugas membaca suatu bacaan kemudian menulis pertanyaan yang berhubungan dengan masalah pokok yang muncul dari bacaan atau materi terkait lainnya.
Pada awal pertemuan, siswa ditunjuk untuk berpasangan dengan mencari kawan yang disenangi. Siswa A memulai dengan membacakan pertanyaan pertama dan di jawab oleh siswa B.
Setelah mendapatkan jawaban dan mungkin telah mendapatkan koreksi atau diberi tambahan informasi, giliran siswa B mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa A.
Jika siswa A selesai mengajukan satu pertanyaan kemudian dijawab oleh siswa B, ganti B yang bertanya, dan begitu seterusnya.
Selama berlangsung tanya jawab, guru bergerak dari satu pasangan ke pasangan yang lain sambil memberi masukan atau penjelasan dengan bertanya atau menjawab pertanyaan.
Model Pembelajaran Aktif Learning Contracts
Pengertian
Kontrak belajar adalah salah satu metode yang dikembangkan guru untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan siswa dalam pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang hendak dikerjakan siswa untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran kontrak belajar adalah:
Mintalah setiap peserta didik untuk memilih tugas yang ia inginkan untuk dipelajari dan dikerjakan secara independen.
Doronglah setiap peserta didik untuk memikirkan secara hati-hati melalui rencana studi.
Berikan waktu yang cukup untuk konsultasi dalam menyusun rencana.
Mintalah kontrak yang ditulis peserta didik yang mencakup topics, learning objectives (tujuan pembelajaran) , learning strategie (strategi pembelajaran), dan closed date
Model Pembelajaran Aktif Examples Non Examples
Pengertian
Model pembelajaran Example Non Example sesuai dengan pendapat Buehl (1996) yang dikutip dari Apariani dkk, (2010 : 20) dijelaskan sebagai suatu taktik yang tepat diterapkan atau digunakan dalam mengajarkan suatu defini konsep.
Sementara itu definisi dari model Example Non Example yang dikutip dari Roestiyah (2001 : 73) didefinisikan sebagai model pembelajaran yang mempersiapkan dan menggunakan gambar atau diagram maupun tabel yang telah disesuaikan dengan materi bahan ajar dan kompetensi dasar, adapun penyajian gambar dapat ditempel atau ditampilkan menggunakan LCD atau OHP.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelaran ini adalah :
Guru mempersiapakan gambar-gambar yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Berbagai gambar yang hendak dipakai dalam pembelajaran hendaknya adalah gambar yang relevan dengan materi ajar yang akan dibahas oleh guru.
Guru menyajikan atau menampilkan gambar dengan cara menempelkan gambar-gambar di papan ataupun dapat menayangkannya lewat LCD atau in focus dan alat pendukung lainnya..
Guru memberikan arahan dan kesempatan kepda siswa untuk mengamati dan menganalisa gambar-gambar yang telah disajikan. Dalam tahap ini para siswa diberikan kesempatan untuk melihat, menelaah, mengamati gambar yang telah ditampilkan guru, disini guru diperkenankan untuk memberikan deskripsi dari gambar-gambar tersebut.
Siswa mencatat hasil analisa dari gambar setelah melakukan diskusi kelompok yang terdiri 2-3 siswa. Hasil analisa sebaiknya dicatat dalam sebuah kertas yang disediakan oleh guru.
Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
Mulai dari komentar ataupun hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
Guru bersama-sama para siswa menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Model Pembelajaran Aktif Artikulasi
Pengertian
Model pembelajaran Artikulasi merupakan model yang prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan Guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan model pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai 'penerima pesan' sekaligus berperan sebagai 'penyampai pesan.'
Model pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan dalam mode pembelajaran ini.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah :
Guru menyampaikan kopetensi yang ingin dicapai.
Guru menyampaikan materi sebagaimana seperti biasa.
Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
Menugaskan siswa secara bergiliran/diajak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
Guru mengulangi atau menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa.
Kesimpulan atau penutup.
Model Pembelajaran Aktif Student Facilitator And Explaining (SFAE)
Pengertian
Model Student Facilitator And Explaining merupakan suatu model dimana siswa mempresentasikan ide atau pendapat pada siswa lainnya. Sedangkan menurut Agus Supriojo (2009:129) model Student Facilitator And Explaining mempunyai arti model yang menjadikan siswa dapat membuat peta konsep maupun bagan untuk meningkatkan kreatifitas siswa dan prestasi belajar siswa.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran.
Guru mendemonstrasikan atau menyajikan atau mempresentasikan materi.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa yang lainnya misalnya melalui bagan atau peta konsep.
Guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa.
Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
Penutup.
Model Pembelajaran Aktif Demonstration
Pengertian
Demonstrasi menurut Syah (2000 : 208) adalah model pembelajaran dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
Sedangkan menurut Darajat (1995: 296) demonstrasi adalah model pembelajaran yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan.
Menyiapakan bahan atau alat yang diperlukan.
Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai dengan skenario yang telah disiapkan.
Seluruh siswa memerhatikan demonstrasi dan menganalisanya.
Tiap siswa mengemukakan hasil analisisnya dan juga pengalaman siswa didemonstrasikan.
Guru membuat kesimpulan.
Model Pembelajaran Aktif Demonstration
Pengertian
Menurut Saudagar dan Idrus (2011, hlm. 181) pembelajaran "model Time Token adalah pembelajaran dengan struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali".
Sedangkan menurut Huda (2013, hlm. 239) "model Time Token termasuk kedalam pembelajaran yang demokratis, dimana proses belajar menempatkan siswa sebagai subjek, aktivitas siswa menjadi titik perhatian utama, mereka selalu dilibatkan secara aktif, sedangkan guru berperan mengajak siswa mencari solusi bersama dari masalah atau topik yang dibahas."
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
Seluruh siswa dibagi dalam beberapa kelompok (misal 4 kelompok). Siswa diberi waktu beberapa menit untuk menentukan tugas dari masing-masing anggota. Siswa berdiskusi secara terbimbing dan melakukan eksplorasi. Kegiatan eksplorasi yang siswa lakukan antara lain bisa berupa kajian literatur, mencari informasi dari perpustakaan, wawancara orang sekitar, dan lingkungan sekitar.
Setelahnya masing-masing dari siswa diberi satu sampai dengan empat kartu Time Token. Kartu Time Token berisi kata-kata (clue) yang harus siswa jelaskan. Kartu yang dibagikan berfungsi untuk berbicara (berpendapat, menyampaikan informasi, dan mengemukakan pertanyaan) selama kurang lebih 30 detik sampai 60 detik. Ketika salah siswa berbicara, maka kelompok lain ada yang bertugas menghitung waktu bicara dan mencatat hal-hal penting yang dikemukakan.
Siswa diberi waktu beberapa menit untuk berdiskusi seputar kartu yang telah diterimanya. Disini terjadi komunikasi antar anggota kelompok.
Guru memberi aba-aba mulai. Siswa yang berhak menjawab terlebih dahulu adalah siswa yang lebih cepat mengangkat tangan agar lebih sistematis, maka yang pertama kali menggunakan kartunya adalah salah satu anggota dari kelompok satu, karena kelompok satu terdiri dari beberapa anggota maka kelompok lain bertugas untuk memperhatikan siapa yang mengangkat tangan terlebih dahulu. Begitu juga seterusnya sampai kelompok terakhir.
Jika siswa telah selesai mengemukakan pendapatnya, maka kartu yang ia pegang harus dikembalikan kepada guru. Begitu seterusnya sampai tidak ada lagi kartu yang dipegang siswa atau sampai waktu pembelajaran selesai. Siswa yang telah habis kartunya tidak boleh bicara lagi.
Siswa yang kartunya telah habis harus mencatat hal-hal penting yang diungkapkan temannya. Semakin banyak yang dapat dicatat siswa maka akan semakin besar siswa tersebut mendapatkan penghargaan secara individu.
Siswa yang tidak tepat menjawab atau menjawab lebih dari 30 detik maka kartunya belum bisa dikembalikan.
Penghargaan kelompok dan individu, bisa berupa reward bintang maupun poin.
Siswa mengerjakan soal pemahaman tentang apa yang telah dipelajarinya.
Refleksi pembelajaran
Penarikan kesimpulan
Model Pembelajaran Aktif Complette Sentence
Pengertian
Model Pembelajaran Complete Sentence merupakan rangkaian proses pembelajarann yang diawali dengan menyampaikan materi ajar oleh guru, atau dengan penganalisaan terhadap modul yang telah dipersiapkan, pembagian kelompok yang tidak boleh lebih dari tiga orang dengan kemampuan yang heterogen, pemberian lembar kerja yang berisi paragraf yang belum lengkap, lalu diberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan diakhiri dengan pengambilan kesimpulan
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
Mempersiapkan lembar kerja siswa dan modul.
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Guru menyampaikan materi secukupnya atau siswa disuruh membacakan buku atau modul dengan waktu secukupnya.
Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen.
Guru membagikan lembar kerja beruapa paragraf yang kalimatnya belum lengkap.
Peserta didik berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia.
Peserta didik berdiskusi secara kelompok.
Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta membaca sampai mengerti atau hafal.
Kesimpulan.
Model Pembelajaran Tebak Kata
Pengertian
Model pembelajaran tebak kata adalah model pembelajaran yang menggunakan media kartu teka-teki yang berpasangan dengan kartu jawaban teka-teki. Permainan tebak kata dilaksanakan dengan cara siswa menebak kata yang dimaksud oleh kartu soal teka-teki dengan kartu jawaban yang tepat. Melalui permainan tebak kata, selain anak menjadi tertarik untuk belajar juga memudahkan dalam menanamkan konsep pelajaran akuntansi dalam ingatan siswa.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit.
Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas.
Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10 x 10 cm yang nantinya dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5 x 2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan di telinga.
Sementara siswa membawa kartu 10 x 10 cm membacakan kata-kata yang tertulis di dalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10 x 10 cm. Jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu), maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.
Dan seterusnya. .
Model Pembelajaran Round Club Atau Keliling Kelompok
Pengertian
Model Pembelajaran Round Club Atau Keliling Kelompok adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerjasama saling membantu mengkontruksi konsep. Menyelesaikan persoalan atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang, siswa heterogen (kemampuan gender, karakter) ada control dan fasilitasi, serta meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompotensi dasar.
Guru membagi siswa menjadi kelompok.
Guru memberikan tugas atau lembar kerja
Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan dan pemikiran mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan
Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran jarum jamk atau dari kiri ke kanan
Model Pembelajaran Pair Cecks (Spencer Kagen 1993)
Pengertian
Pair check (pasangan mengecek) adalah model pembelajaran berkelompok atau berpasangan yang dipopulerkan oleh Spencer Kagen tahun 1993. Model ini menerapkan pembelajaran berkelompok yang menuntut kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan.
Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
Guru menjelaskan konsep
Siswa dibagi beberapa tim. Setiap tim terdiri dari 4 orang. Dalam satu ti ada 2 pasangan. Setiap pasangan dalam satu tim ada yang menjadi pelatih dan ada yang patner.
Guru membagikan soal kepada si patner
atner menjawab soal , dan si pelatih bertugas mengecek jawabannya. Setiap soal yang benar pelatih memberi kupon.
Bertukar peran. Si pelatih menjadi patner dan si patner menjadi pelatih
Guru membagikan soal kepada si patner
Patner menjawab soal , dan si pelatih bertugas mengecek jawabannya. Setiap soal yang benar pelatih memberi kupon.
Setiap pasangan kembali ke tim awal dan mencocokkan jawaban satu sama lain.
Guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaaban dari berbagai soal dan tim mengecek jawabannya.
Tim yang paling banyak mendapat kupon diberi hadiah
Penutup
Melalui kajian ini dapat disimpulkan bahwa model-model pembelajaran yang ada saat ini sangatlah banyak dan beragam. Kita sebagai calon pendidik harus bisa memahami model-model pembelajaran yang ada, sehingga nantinya ketika kita memahami model-model pembelajaran yang ada kita bisa memodifikasinya sehingga bisa membuat model pembelajaran yang baru yan sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Pemahaman kita yang cukup mengenai model pembelajran, akan memudahkan pendidik untuk memilih model pembelajaran yang cocok untuk digunakan kepada siswa sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Dodo, T. (2012). 41 Macam Model Metode Pembelajaran Efektif. [Online]. Tersedia : https://teguhtdodo.wordpress.com/2014/08/02/41-macam-model-metode-pembelajaran-efektif/. [05 Januari 2016].
Putra, S. R. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jember: DIVA Press.
Riyanto, Y. (2009) .Paradigma Baru Pembelajaran. Surabaya: Kencana Prenada Media Group.
Suprijono, A. (2009). Coopetative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar.