LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA (BI-2105)
PENGGUNAAN MIKROPIPET
Tanggal Praktikum: 3 Oktober 2014 Tanggal Pengumpulan: 9 Oktober 2014
Disusun oleh : Oliver Manuel 10613075 Kelompok 4
Asisten : Prily Pebriana 10610054
PROGRAM STUDI BIOLOGI SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Dalam dunia biologi sel dan molekuler, ketelitian dalam pengambilan zat / cairan yang berukuran sangat kecil sangatlah dibutuhkan. Oleh karena itu, pada tahun 1960, Dr. Hanns Schmitz menciptakan mikropipet. Mikropipet merupakan sebuah pipet yang digunakan dalam pengukuran dan pemindahan zat / cairan dalam skala volume mikro yang mempunyai tingkat akurasi dan presisi. Dengan pipet biasa, ketelitian sebuah pengukuran tidak bisa dipasti kan karena pipet biasa tidak mempunyai skala yang terukur. Pada mikropipet, kita dapat mengatur volume zat yang akan diambil sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, mikropipet dibuat dengan beberapa jenis, sesuai dengan kebutuhan pemakainya (Iqmal, 2008). Memiliki
keahlian
dalam
menggunakan
mikropipet
juga
sangat
diperlukan. Keahlian dalam menggunakan mikropipet akan menghindari kesalahan pengukuran dan mengurangi galat dalam suatu penelitian. Di dunia biologi sel molekuler galat sekecil apapun akan sangat berpengaruh pada penelitan, sehingga sangatlah dibutuhkan keahlian dalam menggunakan mikropipet, sehingga galat dalam penelitian akan semakin kecil ( Iqmal, 2008).
1.2 Tujuan
Dalam praktikum kali ini, adapun tujuannya adalah : 1. Menentukan
perbedaan
cara
penggunaan
mikropipet
untuk
pengambilan larutan encer dan kental 2. Menentukan nilai akurasi dan presisi dari mikropipet 3. Menentukan kelayakan mikropipet berdasarkan analisis nilai akurasi dan presisi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Prinsip Kerja Mikropipet
Prinsip penggunaan mikropipet pada dasarnya adalah pergantian volume udara yang dikeluarkan oleh mikropipet dengan larutan. Piston yang berada di dalam
mikropipet akan berpindah posisi ketika volumenya sudah diatur.
Ketika tombol ditekan sampai ke stop pertama piston akan mengeluarkan volume udara. Ketika tips dicelupkan ke dalam larutan/cairan dan tombol dilepaskan akan membuat tekanan parsial yang mengaspirasikan volume tertentu ke dalam tips. tips. Apabila tombol ditekan ke stop ke stop pertama pertama kembali, udara akan bertukar dengan larutan, dan larutan keluar dari mikropipet. Tombol stop kedua digunakan ketika ingin mengosongkan mikropipet secara sempurna (Skoog, 1996).
Gambar 2.1 Stop Pertama dan Stop Kedua (Boston College, 2013)
2.2 Jenis-jenis Mikropipet
Mikropipet terdiri dari beberapa jenis berdasarkan kisaran volumenya. Jumlah dari jenis mikropipet dapat bervariasi, bergantung dari pabrik produsennya. Menurut Gilson (2005), jenis mikropipet yang berasal dari pabrikan Gilson ada beberapa macam, yaitu :
Tabel 2.1 Jenis-jenis mikropipet
Jenis Mikropipet
Volume
P2
0,2 sampai 2 µl
P10
1 sampai 10 µl
P20
2 sampai 20 µl
P100
20 sampai 100 µl
P200
50 sampai 200 µl
P1000
200 sampai 1000 µl
2.3 Bagian-bagian Mikropipet Mikropipet dan Tips
Menurut Boston College (2013), Berikut merupakan gambar dan rincian bagian-bagian dari mikropipet : A = Tombol pengatur volume (Stop pertama digunakan untuk volume yang diharapkan. Stop kedua digunakan untuk mengeluarkan sisa cairan dalam tip) B = Tombol untuk melepaskan tips C = Angka penunjuk volume D = Cincin pengatur volume E = Tempat menempatkan tips Gambar 2.2 Bagian mikropipet (Boston College, 2013)
Tip digunakan sebagai wadah bagi larutan sampel yang akan diambil. Jenis dan warna tip bermacam-macam, bergantung pada kapasitas volume dan jenis mikropipet serta pabrikan yang memproduksinya. Menurut Gilson (2005) jenis-jenis jenis-jenis tips yang diproduksi di pabrikannya ialah :
Ultra mikropipet tips memiliki skala pengukuran 0,5-10 µl
Gambar 2.3 Ultra mikropipet tips (Gilson, 2005)
Yellow mikropipet tips memiliki skala pengukuran 1-200 µl
Gambar 2.4 Yellow mikropipet tips (Gilson, 2005)
Blue mkropipet tips memiliki skala pengukuran 200-1000 µl
Gambar 2.5 Blue mikropipet tips (Gilson, 2005)
Fine tip mikropipet tips memiliki skala pengukuran 1-200 µl
Gambar 2.6 Fine tips mikropipet tips mikropipet tips (Gilson, 2005)
2.4 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan Mikropipet
Menurut Universitas Buffalo (2013), ada banyak hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan mikropipet agar mikropipet berfungsi dengan baik dan tidak rusak, yaitu :
1.
Selalu gunakan mikropipet sesuai skala volume larutan yang ingin
dipindahkan. Jangan mengambil volume larutan diluar skala volume yang tercantum pada mikropipet. Volume larutan yang diambil harus sesuai dengan skala volume mikropipet. 2.
Posisi mikropipet harus selalu tegak pada saat digunakan. Jangan pernah
meninggalkan pipet pada posisi mendatar apalagi terbalik saat tip terisi sampel. 3.
Jangan pernah memaksa menekan tombol pengatur volume apabila sulit
ditekan. 4.
Saat pengambilan larutan sampel, tombol pengatur volume mikropipet
harus ditekan dengan perlahan, hal ini akan membantu memberikan pengukuran yang akurat akurat dan juga mencegah kerusakan dari pipet. 5.
Selalu buang tips ke dalam limbah, setelah dipergunakan. Tips hanya bisa
digunakan sekali.
2.5 Akurasi dan Presisi
Berdasarkan
Surat
SOP
(Standard Operating Procedure) (Standard Procedure )
produk
mikropipet Eppendorf (2013), mikropipet yang layak pakai adalah mikropipet yang akurat dan presisi. Mikropipet harus akurat yaitu memiliki nilai pengukuran sesuai dengan yang diharapkan. Akurat atau tidaknya suatu mikropipet diukur melalui besarnya persentase error. Semakin kecil nilai persentase error, mikropipet semakin akurat. Berikut merupakan rumus perhitungan nilai persentase error : E% =
x 100%
E% = Persentase Error V= Volume rata-rata dari hasil pengukuran V0= Volume standar sesuai spesifikasi alat Mikropipet juga harus presisi yang mana setiap kali pengukuran selalu memberi hasil hasil pengukuran pengukuran yang relatif sama. Presisi atau tidaknya tidaknya suatu mikropipet ditentukan melalui besarnya relatif standar deviasi. Semakin kecil
nilai relatif standar deviasi, mikropipet semakin presisi. Berikut merupakan rumus perhitungan nilai relatif standar deviasi :
x 100% SD = √ ∑ RSD =
RSD = Relatif Standard Deviation SD = Standard Deviation V1 = Volume masing-masing perhitungan N = Jumlah perhitungan
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum kali ini adalah : Tabel 3.1 Alat dan Bahan
Alat
Timbangan
analitik
Bahan
(ketelitian Larutan akuades (berat jenis 1,0)
minimal 0,001 g) Mikropipet
Gliserol (Berat jenis 1,261)
Tabung Eppendorf Tips
3.2 Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini terbagi menjadi 3, yaitu : 3.2.1
Uji Kebocoran Mikropipet Uji kebocoran mikropipet dimulai dengan pengaturan mikropipet.
Mikropipet diatur volumenya hingga mencapai volume maks. Setelah itu, mikropipet diisi akuades pada bagian tips. Kemudian mikropipet didiamkan selama 20 detik dalam posisi tegak. Setelah diatur, mikropipet akan diuji kebocorannya. Tips pada mikropipet dicelupkan ujungnya ke dalam air. Apabila terjadi penurunan permukaan air, berarti terjadi kebocoran. Bila hal itu terjadi, mikropipet tidak layak digunakan. Bila tidak terjadi kebocoran, mikropipet dapat atau layak digunakan.
3.2.2
Pengambilan Larutan Encer Larutan encer yang dgunakan adalah aquades. Pertama-tama,
mikropipet diatur sesuai dengan volume larutan yang akan diambil yaitu
200 . Tips dipasangkan pada ujung mikropipet. Kemudian, tombol ditekan sampai stop pertama. Ujung tips dimasukkan ke dalam tabung berisi aquades kira-kira sedalam 3mm. Tombol dilepas dengan perlahan sehingga masuk ke dalam pipet. Apabila Apabila aquades sudah sudah berhenti masuk ke dalam tips, ujung tips dikeluarkan dari tabung. Kemudian, ujung pipet diletakan pada dinding tabung baru. Tombol dilepas dengan perlahan sampai stop pertama, didiamkan sebentar, lalu tombol ditekan sampai habis (sampai stop kedua). Setelah aquades berhasil dipindahkan dari tips, ujung tips dikeluarkan dari tabung sambil digeser pada dinding tabung. Kemudian, ujung tips dimasukkan ke dalam akuades di beakerglas. Tombol pelepas tips ditekan agar tips bisa dilepaskan dari mikropipet.
3.2.3
Pengambilan Larutan Kental Larutan kental yang dugunakan adalah gliserol. Pertama-tama,
mikropipet diatur sesuai dengan volume larutan yang akan diambil yaitu sebesar
200
.
Tips
dipasangkan
pada
ujung
mikropipet.
Kemudian,tombol ditekan sampai stop kedua. Ujung tips dimasukkan ke dalam tabung berisi larutan gliserol. Tombol dilepas dengan perlahan sehingga larutan gliserol masuk ke dalam pipet. Apabila larutan gliserol sudah berhenti masuk ke dalam tips, ujung tips dikeluarkan dari tabung. Kemudian, ujung pipet diletakan pada dinding tabung baru. Tombol dilepas dengan perlahan sampai stop kedua. Setelah larutan gliserol berhasil dipindahkan dari tips, ujung tips dikeluarkan dari tabung sambil digeser pada dinding tabung. Kemudian, ujung tips dimasukkan ke dalam akuades di beakerglas. Tombol pelepas tips ditekan agar tips bisa dilepaskan dari mikropipet.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan dan Perhitungan
4.1.1
Tabel Massa Aquades dan Gliserol Tabel 4.1 Massa Aquades dan Gliserol
Tabung
4.1.2
Massa Tabung
Massa Tabung
Massa Larutan
Kosong (gram)
Isi (gram)
(gram)
Aquades 1
0,9215
1,0983
0,1768
Aquades 2
0,9124
1,0972
0,1848
Aquades 3
0,9233
1,1203
0,1980
Gliserol 1
0,9215
1,1316
0,2101
Gliserol 2
0,9202
1,1612
0,2410
Gliserol 3
0,9119
1,1513
0,2394
Perhitungan Volume Aquades dan Gliserol Massa jenis aquades = 1 gr/mL Massa jenis gliserol = 1,261 gr/mL
Volume aquades(ml) =
Volume gliserol(ml) =
Tabel 4.2 Volume aquades dan gliserol
Tabung
Volume Larutan (mL)
Aquades 1
0,1768
Aquades 2
0,1848
Aquades 3
0,1980 Volume Aquades Aquades rata-rata = 0,1865 mL
Gliserol 1
0,1666
Gliserol 2
0,1911
Gliserol 3
0,1898
Volume Gliserol Gliserol rata-rata = 0,1825 mL
4.1.3
Perhitungan Akurasi dan Presisi
Akurasi Vo = 0,2 mL
x 100% x 100% =
E% (Aquades) =
= 8,75%
x 100% x 100% =
E% (Gliserol) =
= 6,75%
Presisi Gliserol
√ ∑ √
SD =
= 7,5068 % Aquades SD =
√ ∑
√
= 5,7372 %
4.2 Pembahasan Tabel 4.3 Limit Error Mikropipet (SOP Eppendorf, 2013)
Sesuai dengan hasil perhitungan yang dilakukan, didapatkan nilai akurasi untuk aquades dan gliserol sebesar 8,75 % dan 6,75 %, dan presisi untuk gliserol dan aquades sebesar 7,5068% dan 5,7372%. Jika dibandingkan dengan literature yang tertera pada Tabel 4.3, nilai hasil akurasi dan presisi yang didapatkan sangat jauh berbeda. Karena nilai yang didapatkan sangat berbeda, dapat dikatakan mikropipet tidak akurat dan presisi. Tetapi, ketidakakuratan dan ketidakpresisi ini dapat disebabkan karena kurangnya
ketelitian dan kesalahan dalam mengambil larutan menggunakan mikropipet. Ketidatelitian tersebut disebabkan karena dalam pengambilan larutan dengan mikropipet diambil oleh orang-orang yang berbeda, sehingga dapat menyebabkan perbedaan ketilitian pengambilan larutan. Sedangkan kesalahan yang terjadi disebabkan karena dalam pengambilan larutan dengan mikropipet terdapat gelembung (SOP Eppendorf, 2013). Relative standar deviation menunjukan tingkat presisi sebuah pengambilan sampling. Semakin kecil nilai RSD, maka pengambilan sampel sangat presisi atau konstan (Harvey, 1999). Pada percobaan pengambilan sampel aquades didapat nilai RSD sebesar 5,7372% sedangkan pada pengambilan gliserol di dapat nilai RSD sebesar 7,5068%. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengambilan sampel aquades lebih presisi dibandingkan saat pengambilan sampel gliserol. Saat pengambilan zat, mikropipet harus dalam posisi tegak lurus agar tidak terjadi kesalahan saat pengambilan sampel atau menghindari kerusakan pada mikropipet. Jika mikropipet dalam posisi miring, dikhawatirkan ada udara yang masuk sehingga volume sampel yang diambil tidak akurat. Dalam posisi miring pula dikhawatirkan zat akan masuk kedalam mikropipet dan merusak mikropipet (Eppendorf,2009).
BAB V KESIMPULAN
1. Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan, kita dapat mengetahui perbedaan pengambilan cairan kental dan cairan encer pada mikropipet. Pada pengambilan cairan kental, tombol pada ujung mikropipet ditekan sampai kepada stop 2, sementara pada pengambilan cairan encer, tombol pada ujung mikropipet ditekan sampai kepada stop 1. 2. Akurasi untuk aquades sebesar 8,75%, akurasi untuk gliserol sebesar 6,75%, presisi untuk gliserol sebesar 7,5068%, dan presisi untuk aquades sebesar 5,7372 %. 3. Sesuai dengan analisis data perhitungan yang dilakukan, mikropipet ini tidak akurat dan tidak presisi, sehingga dapat disimpulkan bahwa mikropipet tidak layak.
DAFTAR PUSTAKA
Boston College. Diakses melalui “https://www2.bc.edu/clareoconnor/bcbc/courses/bi204_2014F/3-micropipettes_2013.pdf ” pada tanggal 9 Oktober 2014 Pukul 20.33 WIB. Eppendorf, 2009. “Raise the Limit : Eppendorf Eppendorf Research Plus” Diakses melalui http://www.novalab.be/acms/acmsdata/document/3/121_Eppendorf_resear ch_plus.pdf pada ch_plus.pdf pada tanggal 9 Oktober 2014 Pukul 19.00 WIB. Gilson Inc. 2005. Gilson Guide to Pipetting. Second Edition. Diakses melalui “http://www.emidioalbertini.com/pdf/LABGENMOL3.pdf[online]” “http://www.emidioalbertini.com/pdf/LABGENMOL 3.pdf[online]” pada tanggal 9 Oktober 2014 Pukul 22.00 WIB. Iqmal. 2008. Paper 2008. Paper Seri Manajemen Laboratorium.Penerbit Laboratorium.Penerbit UGM : Yogyakarta. Skoog, D.A., D.M. West & F.J. Holler. 1996. Fundamental 1996. Fundamental of analytical chemistry 7th ed . Saunders College Publishing : Fort Worth. SOP Micropipette Eppendorf. Diakses melalui “http://www.eppendorf.com/int/index.php?l=1&pb=f4fe55e5b4c9d954&a ction=news&contentid=2&sitemap=5.2&itemid=17201”” pada tanggal 9 ction=news&contentid=2&sitemap=5.2&itemid=17201 Oktober 2014 Pukul 23.15 WIB. Universitas Queensland. Diakses melalui “http://www.di.uq.edu.au/sparqmicropipette http://www.di.uq.edu.au/sparqmicropipette”” pada tanggal 9 Oktober 2014 Pukul 21.15 WIB .