MIKROORGANISME PATOGEN PENYEBAB PENYAKIT PADA MANUSIA
Jenis-jenis mikroba dan penyakit yang ditimbulkan serta tindakan pencegahan dan pengobatannya
PRASETYA RAMADHAN, S.Si
1
1 MIKROBA PATOGEN Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan dan hewan, termasuk mikroorganisme. Sekalipun tak kasat mata, mikroorganisme juga dapat bersifat merugikan bagi manusia disamping juga bermanfaat untuk mikroba tertentu. te rtentu. Mikroba yang merugikan disebut juga mikroba pathogen. Patogen adalah organisme atau mikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada organisme lain. Kemampuan patogen untuk menyebabkan penyakit disebut dengan patogenitas. Mikroba yang secara alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora normal, atau mikrobiota. Selain itu, disebutkan bahwa flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat . Kebanyakan flora normal yang terdapat pada tubuh manusia adalah dari jenis bakteri. Namun beberapa virus, jamur, dan protozoa juga dapat ditemukan pada orang sehat. Untuk dapat menyebabkan penyakit, mikroorganisme patogen harus dapat masuk ke tubuh inang, namun tidak semua pertumbuhan mikroorganisme dalam tubuh inang dapat menyebabkan penyakit. Banyak mikroorganisme tumbuh pada permukaan tubuh inang tanpa menyerang jaringan tubuh dan merusak fungsi normal tubuh. Flora normal dalam tubuh umumnya tidak patogen, namun pada kondisi tertentu dapat menjadi patogen oportunistik. Penyakit timbul bila infeksi menghasilkan perubahan pada fisiologi normal tubuh.
2
Mikroorganisme tidak saja terdapat dan hidup di lingkungan, akan tetapi juga di tubuh manusia. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari mikroorganisme, begitu manusia dilahirkan ia langsung berhubungan dengan mikroorganisme. Ø Faktor-faktor Faktor-faktor yang mempengaruhi mikrobiota pada tubuh manusia adalah : 1. Nutrisi 2. Kebersihan seseorang 3. Lingkungan 4. Penerapan prinsip-prinsip kesehatan Mikroflora pada tubuh berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu : 1. Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous) yaitu mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis ataupun jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora normal/tetap yang terdapat pada tubuh merupakan organisme komensal. Flora normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini akan mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-produk buangan tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme ini umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk dari lingkungannya. Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis,Pityrosporum ovale,Candida albicans. 2. Mikroorganisme sementara (transient flora) yaitu mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang berada di kulit dan selaput lendir/mukosa
selama
kurun
waktu
beberapa
jam,
hari,
atau
minggu.
Keberadaan
mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika flora tetap berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi, berbiak dan menimbulkan penyakit.
3
Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang kontak langsung dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, saluran urogenital, mata, dan telinga . Organ-organ dan jaringan biasanya steril. 1. Kulit
Kebanyakan bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang seakan-akan bersisik (lapisan luar epidermis), membentuk koloni pada permukaan sel-sel mati. Kebanyakan bakteri ini adalah spesies Staphylococcus dan sianobakteri aerobik atau difteroid. Jauh di dalam kelenjar lemak dijumpai bakteri-bakteri anaerobik lipofilik, seperti Propionibacterium acnes penyebab jerawat. Jumlahnya tidak dipengaruhi oleh pencucian. Staphylococcus epidermidis yang bersifat nonpatogen pada kulit namun dapat menimbulkan penyakit saat mencapai tempat -tempat tertentu seperti katup jantung buatan dan sendi prostetik (sendi buatan). Bakteri ini lebih sering ditemui pada kulit dibandingkan dengan kerabatnya yang bersifat patogen yaitu Staphylococcus aureus. 2
Secara keseluruhan ada sekitar 103-104 mikroorganisme/cm yang kebanyakan terletak pada stratum (lapisan) korneum. Bakteri anaerob dan aerob sering bersama-sama menyebabkan infeksi sinergistik, selulitis dari kulit dan jaringan lunak. Bakteri-bakteri tersebut merupakan bagian dari flora normal. 2. Hidung dan Nasofaring (nasopharynx)
Flora utama hidung terdiri dari korinebakteria, staphylococcus dan strepthococcus. Dalam hulu kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai bakteri Branhamella catarrhalis (suatu kokus gram negatif) dan Haemophilus influenzae (suatu batang gram negatif). Pemusnahan flora normal faring dengan penisilin dosis tinggi dapat menyebabkan over growth bakteria negatif Gram seperti Escherichia coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas atau jamur. 3. Mulut
Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan terlarut secara konstan dan juga partikel partikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam dan, banyak bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing individu.
4
Pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya merupakan suatu inkubator yang steril, hangat, dan lembab yang mengandung sebagai substansi nutrisi. Air liur terdiri dari air, asam amino, protein, lipid, rongga mulut menjadi mantap. Jasad-jasad renik ini tergolong ke dalam genus Streptococcus, Neisseria, Veillonella, Actinomyces,dan Lactobacillus.
4. Orofaring (oropharinx)
Orofaring (bagian belakang mulut juga dihuni sejumlah besar bakteri Staphylococcus aureus dan S. epidermidis dan juga difteroid , tetapi kelompok bakteri terpenting yang merupakan penghuni asli orofaring ialah Streptococcus hemolitik , yang juga dinamakan Streptococcus viridans. Biakan yang ditumbuhkan dari orofaring juga akan memperlihatkan adanya Branchamella catarrhalis, spesies Haemophilus, serta gular-galur Pneumokokus avirulen (Streptococcus pneumonia). 5. Perut
Isi perut yang sehat dan steril karena adanya asam hidroklorat di dalam sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah bakteri bertambah tetapi segera menurun kembali dengan disekresikannya getah lambung dan pH zat alir perut pun menurun. 6. Usus Kecil
Usus kecil bagian atas (usus dua belas jari) mengandung beberapa bakteri. Di antara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus gram positif. Didalam jejunum atau usus halus kos ong (bagian kedua usus kecil, di antara usus dua belas jari dan ileum atau usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies Enterokokus, Laktobasilus, dan Difteroid . Khamir Candida albicans dapat juga dijumpai pada bagian usus kecil ini. Pada bagian usus kecil yang jatuh (ileum), mikrobiota mulai menyerupai yang dijumpai pada usus besar. Bakteri anaerobik dan enterobakteri mulai nampak dalam jumlah besar. 7. Usus Besar
Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi mikroba yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam spesimen tinja adalah kurang lebih 1012 organisme per gram. Basilus gram negatif anaerobik yang ada meliputi spesies Bacteroides (B. fragilis, B. melaninogenicus, B. oralis) dan Fusobacterium. Basilus gram positif diwakili oleh spesies-spesies Clostridium serta spesies-spesies Lactobacillus. 5
Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen empedu dan asam empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis mikroba patogen. 8. Saluran Kemih
Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), dan kandung kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada umumnya dijumpai pada uretra (saluran dari kandung kemih ke luar) bagian bawah baik pada pria maupun wanita. Tetapi jumlahnya berkurang di dekat kandung kemih, agaknya disebabkan efek antibakterial yang dilancarkan oleh selaput lendir uretra dan seringnya epitelium terbilas oleh air seni. Ciri populasi ini berubah menurut variasi daur haid. Penghuni utama vagina dewasa adalah laktobasilus yang toleran terhadap asam. Bakteri ini mengubah glikogen yang dihasilkan epitelium vagina, dan didalam proses tesebut menghasilkan asam. Penumpukan glikogen pada dinding vagina disebabkan oleh kegiatan indung telur. Hal ini tidak dijumpai sebelum masa akil balig ataupun setelah menopause (mati haid). Sebagai akibat perombakan glikogen, maka pH di dalam vagina terpelihara pada sekitar 4,4 sampai 4,6. Mikrooganisme yang mampu berkembang baik pada pH rendah ini dijumpai di dalam vagina dan mencakup enterokokus, Candida albicans , dan sejumlah besar bakteri anaerobik. Sistem urinari dan genital secara anatomis terletak berdekatan, suatu penyakit yang menginfeksi satu sistem akan mempengaruhi sistem yang lain khususnya pada laki-laki. Saluran urin bagian atas dan kantong urine steril dalam keadaan normal. Saluran uretra mengandung mikroorganisme seperti Streptococcus,
Bacteriodes,
Mycobacterium,
Neisseria
dan enterik .
Sebagian
besar
mikroorganisme yang ditemukan pada urin merupakan kontaminasi dari flora normal yang terdapat pada kulit. Keberadaan bakteri dalam urine belum dapat disimpulkan sebagai penyakit saluran urine kecuali jumlah mikroorganisme di dalam urine melebihi 105 sel/ml. 9. Mata (Konjungtiva) dan Telinga
Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid (Coynebacterium xerosis), S. epidermidis dan Streptokukus non hemolitik. Neiseria dan basil gram negatif yang menyerupai spesies Haemophilus (Moraxella) seringkali juga ada. Flora konjungtiva dalam keadaan normal dikendalikan oleh aliran air mata, yang mengandung lisozim. Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora kulit. Dapat dijumpai Streptococcus
pneumonia,
batang
gram
negatif
6
termasuk Pseudomonas
aeruginosa,
Staphylococcus aureus dan kadang-kadang Mycobacterias aprofit . Telinga bagian tengah dan dalam biasanya steril. 10. Bakteri di Darah dan Jaringan
Pada keadaan normal darah dan jaringan adalah steril. Kadang-kadang karena manipulasi sederhana seperti mengunyah, menyikat gigi, ekstraksi gigi, flora komensal dari mulut dapat masuk ke jaringan atau darah. Dalam keadaan normal mikroorganisme tersebut segera dimusnahkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal seperti itu dapat terjadi pula dengan flora faring, saluran cerna dan saluran kemih. Pada keadaan abnormal seperti adanya katup jantung abnormal, atau protesa lain, bakteremia di atas dapat mengarah pada pembentukan koloni dan infeksi.
Jalan Masuk Mikroorganisme kedalam Tubuh Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang melalui berbagai macam jalan, misalnya melalui membran mukosa, kulit, ataupun rute parental. Banyak bakteri dan virus memiliki akses memasuki tubuh inang melalui membran mukosa saluran pernafasan, gastrointestinal, saluran genitourinari, konjungtiva, serta membran penting yang menutupi bola mata dan kelopak mata. Saluran pernafasan
Saluran pernafasan merupakan jalan termudah bagi mikroorganisme infeksius. Mikroorganisme terhirup melalui hidung atau mulut dalam bentuk partikel debu. Penyakit yang muncul umumnya adalah pneumonia, campak, tuberkulosis, dan cacar air. Saluran pencernaan
Mikroorganisme dapat memasuki saluran pencernaan melalui bahan makanan atau minuman dan melalui jari tangan yang terkontaminasi mikroorganisme patogen. Mayoritas mikroorganisme tersebut akan dihancurkan oleh asam klorida (HCL) dan enzim-enzim di lambung, atau oleh empedu dan enzim di usus halus. Mikatroorganisme yang bertahan dapat menimbulkan penyakit. Misalnya demam tifoid, disentri amoeba, hepatitis A, dan kolera. Patogen ini selanjutnya dikeluarkan melalui feses dan dapat ditransmisikan ke inang lainnya melalui air, makanan, atau jari-jari tangan yang terkontaminasi. Kulit
7
Kulit sangat penting sebagai pertahanan terhadap penyakit. Kulit yang tidak mengalami perlukaan tidak dapat dipenetrasi oleh mayoritas mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme memasuki tubuh melalui daerah terbuka pada kulit, folikel rambut, maupun kantung kelenjar keringat. Mikroorganisme lain memasuki tubuh inang pada saat berada di jaringan bawah kulit atau melalui penetrasi atau perlukaan membran mukosa. Rute ini disebut rute perenteral. Suntikan, gigitan, potongan, luka, atau pembedahan dapat membuka rute infeksi parenteral. Rongga mulut
Pada permukaan rongga mulut terdapat banyak koloni mikroorganisme. Salah satu penyakit yang umum pada rongga mulut akibat kolonisasi mikroorganisme adalah karies gigi. Karies gigi diawali akibat pertumbuhan Streptococcus mutans dan spesies Streptococcus lainnya pada permukaan gigi. Hasil fermentasi metabolisme menghidrolisis sukrosa menjadi komponen monosakarida, fruktosa, dan glukosa. Enzim glukosiltransferasi selanjutnya merakit glukosa menjadi dekstran. Residu fruktosa adalah gula utama yang difermentasi menjadi asam laktat. Akumulasi bateri dan dekstran menempel pada permukaan gigi dan membentuk plak gigi. Populasi bakteri plak didominasi oleh Streptococcus dan anggota Actinomyces. Karena plak sangat tidak permeable terhadap saliva, maka asam laktat yang diproduksi oleh bakteri tidak dilarutkan atau dinetralisasi dan secara perlahan akan melunakkan enamel gigi tepat plak tersebut melekat.
2 8
BAKTERI PATOGEN “Jenis- jenis bakteri yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia”
Bakteri merupakan mikroorganisme dengan diameter rata-rata berukuran 1-5 mikron. Ada tiga bentuk dari bakteri yaitu spirila (spiral), basil (batang) , dan kokus (bulat). Selain bentuk-bentuk dasar tersebut, bakteri juga dapa t berbentuk kokobasil (gabungan kokus dan basil) dan filamen. Struktur dan fungsi dasar dari bakteri adalah dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan. Sedangkan struktur dan fungsi tambahannya adalah berupa bagian kapsul, flagellum, fimbria, klorosom, vakuola gas dan endospora. Bakteri bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual bakteri adalah berupa pembelahan biner, sedangkan reproduksi seksualnya berupa rekombinasi DNA. Bakteri dapat memberikan efek positif bagi kehidupan manusia, namun juga dapat memberikan efek negative. Efek negative yang disebabkan oleh bakteri rata-rata karena kontaminasi dari bakteri pathogen. Apa saja bakteri yang tergolong pathogen bagi organism lain? Berikut akan dibahas mengenai bakteri-bakteri yang tergolong pathogen bagi organisme lain di alam
2.1 Salmonella Typhii, Penyebab penyakit Thypus Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Bakteria Filum: Proteobakteria Kelas: Gamma Proteobakteria Ordo: Enterobakteriales Famili: Enterobakteriaceae Genus: Salmonella
Karakteristik Umum
Salmonella adalah suatu bakteri yang bila diamati dengan mikroskop berbentuk batang, termasuk golongan bakteri Gram-negatif, termasuk dalam enterobacteria non-spora, dengan
9
diameter sekitar 0,7-1,5 pM, panjang dari 2 sampai 5 pM, dan flagela yang mengarah ke segala penjuru. Salmonella merupakan patogen sejati dengan kata lain dimana ada Salmonella, pasti disana juga terdapat penyakit.
Salmonella typhi memiliki kombinasi karakteristik yang
menjadikannya patogen efektif. Mikroorganisme ini memproduksi dan mengekskresikan protein yang yang disebut “invasin” yang memberi jalan pada sel non-fagosit yang memiliki kemampuan hidup secara intraseluler. Selain itu, S. typhi juga memiliki kemampuan menghambat tekanan oksidatif leukosit, yang menjadikan sistem respons imun manusia menjadi tidak efektif. Infeksi S. typhi kemudian akan berkembang menjadi demam atau typhoid.
Salmonella Thypii bila dilihat dari mikroskop (Sumber: salmonellathypii.com)
Penyebaran
Salmonella Typhi hanya hidup pada manusia.. Orang dengan demam tipus membawa bakteri dalam aliran darah dan saluran usus.Selain itu, sejumlah kecil orang, disebut carrier sembuh dari demam tifoid namun tetap membawa bakteri tersebut.
Penyakit yang ditimbulkan
Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan ( foodborne diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. S. typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian. S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain. 10
Demam typhoid terjadi karena : - Bakteri melampirkan dan menginfeksi lapisan usus kecil yang memproduksi diare - Ada ulcerations diproduksi di dinding usus yang menyebabkan hilangnya elektrolit (natrium, kalium, klorida, dll), yang merupakan elemen penting untuk metabolisme normal - Menyebabkan septicemia.. Setelah di aliran darah mereka dapat menginfeksi organ, terutama empedu kandung kemih, limpa dan sumsum tulang - Dinding usus bisa berlubang dan mikroorganisme masuk ke rongga perut dan biasanya menyebabkan kematian. - Masa inkubasi bakteri ini bervariasi dari 1 sampai 3 minggu.
Pencegahan
Kunci untuk menghindari infeksi oleh S. typhi adalah pencegahan kontaminasi tinja dalam air minum dan persediaan makanan. Karena satunya sumber agen ini adalah infeksi terhadap manusia, maka untuk mengendalikan perpindahan bakteri tersebut, seharusnya kebersihan yang layak harus selalu dijaga, pengelolaan limbah, pemurnian air. Pencegahan juga dapat dibantu dengan vaksinasi untuk bakteri, namun efektivitas ini telah dipertanyakan. Selain itu, terlihat bahwa ukuran inokulum besar demam tipus telah memainkan peran penting dalam sejarah. patogen ini tumbuh subur di masyarakat berkembang atau daerah di mana sering terjadi bencana. Meskipun kejadian di Amerika Serikat adalah sangat rendah, wabah penyakit dan substansial masih tetap dimungkinkan karena perjalanan di seluruh dunia dan ketidaktahuan pembawa penyakit. Pengembangan pengobatan antibiotik dan beberapa vaksin telah menyajikan kemungkinan pemberantasan di seluruh dunia.
2.2 Shigella Dysenteriae, Penyebab penyakit Disentri Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan:
Bacteria
Filum:
Proteobacteria
Kelas:
Gammaproteobacteria
Ordo:
Enterobacteriales
Keluarga:
Enterobacteriaceae
Genus:
Shigella
Spesies:
S. dysenteriae
Karakteristik Umum
11
Shigella dysenteriae adalah spesies dari genus Shigella. Shigella adalah termasuk bakteri gram negative, termasuk bakteri non-spora, anaerobic serta bakteri yang nonmotil
Penyebaran
Kontaminasi S. Dysenteriae dapat disebabkan melalui kontaminasi terhadap ma kanan dan minuman. Selain itu, tangan yang kotor juga dapat menjadi media penyebaran bakteri ini, karena ketika terjadi interaksi antara tangan dan makanan, bakteri ini kemudian berpindah sampai akhirnya makanan tersebut masuk kedalam mulut.
Penyakit yang ditimbulkan
S. Dysenteriae adalah penyebab disentri yang terpenting dan tersering (± 60% kasus disentri yang dirujuk serta hampir semua kasus disentri yang berat dan mengancam jiwa disebabkan oleh Shigella). Tanda-tanda yang paling umum yang dapat ditemui terkait dengan infeksi Shigella disentri antara lain kolitis , kekurangan gizi , prolaps rektum , tenesmus , artritis , dan masalah sistem saraf pusat . Selanjutnya , S. dysenteriae dikaitkan dengan perkembangan sindrom uremik hemolitik , yang meliputi anemia , trombositopenia , dan gagal ginjal.
2.3 Vibrio Cholerae, Penyebab penyakit Kolera
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan: Bacteria Filum:
Proteobacteria
Kelas:
Gamma Proteobacteria
Ordo:
Vibrionales
Famili:
Vibrionaceae
Genus:
Vibrio
Spesies:
V. cholerae
12
Vibrio Cholera dilihat dari mikroskop electron (Sumber : Wikipedia.org) Karakteristik Umum Vibr io cholerae merupakan bakteri gram negatif, berbentuk basil (batang) dan bersifat
motil (dapat bergerak), memiliki struktur antogenik dari antigen flagelar H dan antigen somatik O, gamma-proteobacteria, mesofilik dan kemoorganotrof, berhabitat alami di lingkungan akuatik dan umumnya berasosiasi dengan eukariot.
Penyakit yang ditimbulkan
Spesies Vibrio kerap dikaitkan dengan sifat patogenisitasnya pada manusia, terutama V. cholerae penyebab penyakit kolera di negara berkembang yang memiliki keterbatasan akan air bersih dan memiliki sanitasi yang buruk. V. cholerae ditemukan pertama kali oleh ahli anatomi dari Italia bernama Filippo Pacini pada tahun 1854. Namun, penemuan awal ini baru dikenal luas setelah Robert Koch, yang mempelajari penyakit kolera di Mesir, pada tahun 1883 berhasil membuktikan bahwa bakteri tersebut adalah penyebab kolera. Ciri utama penyakit kolera adalah buang air besar encer berwarna putih seperti air tajin (cucian beras) dengan bau yang amis. Pengobatan utama dilakukan dengan mengembalikan cairan tubuh yang hilang atau rehidrasi yang cukup hingga masa penyakit selesai (biasanya 1 hingga 5 hari tanpa pemberian antibiotik).Rehidrasi dapat dilakukan cara infus intravena cairan (pada kasus yang parah) atau dengan rehidrasi oral dengan oralit (oral rehydration solution). Pemberian antibiotik sebaiknya dilakukan setelah gejala muntah-muntah mereda (atau setelah rehidrasi pertama dan pemulihan dari asidosis). Pilihan pertama antibiotik yang digunakan di Indonesia adalah tetrasiklin dan
13
pilihan keduanya adalah trimethoprim/sulfamethoxazole (bila V. cholerae pada pasien resisten terhadap tetrasiklin)
2.4 Haemophilus Influenzae, Penyebab penyakit Influenza
Klasifikasi Ilmiah
Domain:
Bacteria
Kerajaan:
Eubacteria
Filum:
Proteobacteria
Kelas:
Gammaproteobacteria
Ordo:
Pasteurellales
Keluarga:
Pasteurellaceae
Genus:
Haemophilus
Spesies:
H . inf luenza
Karakteristik Umum
Ciri khas Karakteristik Umum dari organisme ini adalah terlihat sebagai kokobasil pendek kira-kira 1,5 μm atau seperti rantai pendek. Pada biakan Karakteristik Umumnya bergantung pada umur dan pembenihan. Setelah kira-kira 6-8 jam dalam pembenihan diperkaya, bentuk kokobasilnya ditemukan terbanyak. Kemudian didapatkan batang yang lebih panjang, bakteri mengalami lisis dan berbentuk pleomorfik. Haemophilus influenzaemempunyai ukuran 1 m x 0.3 m. Bakteri ini bebentuk batang negative Gram dan merupakan bakteri yang tidak harus
membutuhkan oksigen untuk
pertumbuhannya. Pada tahun 1930, bakeri ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu koloni R
yang
dibentuk oleh kuman-kuman yang tidak ramah lingkungan (tak bersimpai) dan koloni S yang dibentuk oleh sebaliknya, yaitu oleh kuman-kuman yang bersimpai. Haemophilus influenzae sangat peka terhadap desinfektan dan kekeringan. Bakteri ini tumbuh optimum pada suhu 37oC dan pada pH 7.4 sampai 7.8 dalam suasana CO2 10%.
14
Haemophillus Influenzae dalam media Blood Agar (Sumber : Wikipedia.org)
Tumbuh
di media kultur yang membutuhkan faktor X (hemin) suatu derivat
haemoglobin yang termostabil, dan faktor V (NAD atau NADP) yang termolabil.
Penyakit yang ditimbulkan 1. Artritis Infeksiosa
Pada anak anak akan menyebabkan demam dan nyeri (anak cenderung rewel). Mereka biasanya tidak mau menggerakkan sendi karena akan sangat nyeri.
Pada remaja sampai dewasa gejalanya dapat terjadi secara tiba-tiba.
Persendian akan memerah dan terasa hangat, jika digerakkkan akan sangat nyeri. Sendisendi yang sering terkena adalah lutut, bahu, pergelangan tangan, panggul, jari dan sikut.
Sendi akan bengkak karena penumpukan cairan terinfeksi.
Penderita juga bisa mengalami demam dan menggigigil. Sebagian besar infeksi bakteri, jamur dan mikobakteria, hanya mengenai satu sendi atau kadang-kadang mengenai beberapa sendi.
2. Meningitis
15
H. influenzae juga menjadi penyebab utama meningitis bakteri pada anak-anak (usia 5 bulan sampai 5 tahun). Terkadang pada bayi timbul laringotrakeitis obstruktif yang hebat dengan epiglotis yang membengkak dan berwarna merah anggur. Keadaan ini memerlukan intubasi segera untuk menyelamatkan hidup. Pneumonitis dan epiglotis akibat H. influenzae dapat terjadi setelah saluran pernapasan terinfeksi (pada anak kecil dan orang dewasa). Selain itu orang dewasa dapat menderita bronkitis atau pneumonia akibat H. influenzae.
2.4 Streptococcus Pneumoniae, Penyebab penyakit Pneumonia Klasifikasi Ilmiah
Domain:
Bacteria
Filum:
Firmicutes
Kelas:
Bacilli
Ordo:
Lactobacillales
Keluarga:
Streptococcaceae
Genus:
Streptococcus
Spesies:
S. pneumoni ae
Bakteri Streptococcus pneumoniae, penyebab umum pneumonia, gambar diambil menggunakan mikroskop elektron
Karakteristik Umum
16
Kokus dan berbentuk lanset, berpasangan (diplokokus) dan berselubung. Pneumokokus tipe III berbentuk bulat, baik dari eksudat maupun perbenihan. Rantai panjang pada perbenihan yang mengandung sedikit magnesium. Gram positif dan pada perbenihan tua gram negatif, tidak membentuk spora, tidak bergerak (tidak berflagel). Pada jenis yang virulen berselubung, menghasilkan α hemolisis pada agar darah, lisis oleh empedu dan detergen.
Penyakit yang ditimbulkan
Bakteri ini adalah penyebab penyakit pneumonia lobaris, juga sinusitis, otitis media, osteomielitis, artritis, periotonitis, ulserasi kornea dan meningitis. Dari pneumonia lobaris dapat terjadi komplikasi berupa septikemia, empiema, endokarditis, perikarditis, meningitis, dan artriris. Pneumonia sekunder oleh pneumokokus setelah infeksi virus. Pneumokokus menyebabkan penyakit melalui kemampuannya berbiak dalam jaringan. Gejala pneumonia lobar akut oleh pneumokokus berupa demam, rasa menggigil, rasa sakit pari-paru, Alveoli paru-paru penuh terisi eksudat, sering terjadi bakteremia.
2.5 Mycobacterium Tubercolosis, Penyebab penyakit TBC
Klasifikasi Umum
Kerajaan: Bacteria Filum:
Actinobacteria
Ordo:
Actinomycetales
Upaordo: Corynebacterineae Famili:
Mycobacteriaceae
Genus:
Mycobacterium
Spesies:
M . tubercul osis
17
Mycobacterium adalah salah satu bakteri yang banyak ditemukan di masyarakat. Salah satu spesiesnya adalah Mycobacterium tuberculosis yang dapat menularkan kuman tuberculosis melalui udara, percikan dahak, atau ludah yang terinfeksi oleh kuman tuberculosis. Menurut Sommer dan Good dalam buku Journal of Clinical tahun 1980, dilakukan kajian tentang Klasifikasi Mycobacteria, pada masing-masing kelompok terdiri dari Divisio, Kelas, Keluarga, Genus, dan spesies. Pada bagian spesies ini banyak ditemukan macam dan ragam dari koloninya, dan juga kehidupannya dipengaruhi dengan sifat asam atau basa pada media yang ditumbuhinya. Jika dilakukan pembiakan di laboratorium maka akan tampak perbedaan koloni serta sifat pertumbuhannya, hal ini juga dipengaruhi oleh suhu dan pH pertumbuhan koloni.
Karakteristik Umum
Sifat-sifat pertumbuhan kuman tersebut secara bakteriologik adalah: - Tidak membentuk spora dan tidak bergerak - Berbentuk coccoid dan seperti benang - Gram positif staf (sulit diwarnai dengan gram, memerlukan waktu lama) - Tahan asam dan alkohol, berwarna merah dengan pulasan Ziehl-Nellsen - Tumbuh lambat pada media buatan (6-8 minggu)
Karakteristik Umum kuman adalah berbentuk langsing seperti silinder, akan tetapi bisa juga berbentuk benang. Pertumbuhan pada media kultur yang tua tampak bercabang karena pengaruh obat-obatan, dan dapat juga berubah bentuk involusi, karena kuman tidak berspora tidak bergerak dan tidak berkapsul. Sifat pertumbuhan kuman tuberculosis adalah aerob, sukar tumbuh pada media biasa, dan memerlukan pembenihan istimewa (mengandung telur). Suhu optimum 37° C, pH optimum pembenihan antara 6,0-8,0 dan pH optimum antara 6,5-6,8. Keistimewaan kuman ini adalah sekali menangkap zat warna maka sukar terlepaskannya, tahan terhadap asam dan mineral. Oleh karena itu dikenal dengan sebutan “ Acid Fast S taining” atau Bakteri Tahan Asam (BTA).
18
Penyakit yang Ditimbulkan
Sebagian besar dari golongan Mycobacterium ini hidup bebas dan tidak merugikan manusia, akan tetapi beberapa spesies dapat menyebabkan penyakit pada manusia, binatang, burung, dan mamalia. Yang menyebabkan penyakit pada manusia umumnya adalah Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium leprae. Kuman yang menyerang manusia biasanya melalui udara yang tercemar bakteri tuberculosis, melalui hirupan nafas dan masuk ke dalam paru-paru melalui bronkus dan menyebar di dalam paru dalam waktu lama. Apabila seseorang sudah tertular kuman tuberculosis, maka gejalanya adalah batuk-batuk secara terus menerus >3 minggu, berat badan menurun, berkeringat malam hari walau tidak ada aktifitas. Penderita yang sudah dinyatakan positif TB, harus diobati dengan segera dan minum obat anti tuberculosis (OAT) selama 6-8 bulan lamanya.
Beberapa tipe dari tuberculosis adalah:
1. M. tuberculosis type human: dapat menyebabkan penyakit TBC pada manusia 2. M. tuberculosis type bovine: dapat menyebabkan penyakit TBC pada hewan (sapi) 3. M. tuberculosis type avium: menyebabkan penyakit TBC pada burung 4. M. tuberculosis type murine: menyebabkan penyakit TBC pada tikus
M. tuberculosis dinamakan juga “Basil Koch” karena pertama sekali ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1882, sedangkan M. leprae yang bentuk kumannya serupa ditemukan oleh Hansen pada tahun 1868, dan kuman ini juga disebut basil Hansen. Untuk kelangsungan hidup
dan
perkembangbiakan Mycobacterium
dipengaruhi
oleh
lingkungan
tempat
kehidupannya, penanganan, dan pengenalan koloni sangat diperlukan, karena tiap koloni mempunyai sifat kehidupan yang berbeda satu sama lainnya.
2.6 Clostridium Tetani, Penyebab Tetanus Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan
: Bacteria
Division
: Firmicutes
Kelas
: Clostridia 19
Ordo
: Clostridiales
Keluarga
: Clostridiaceae
Genus
: Clostridium
Spesies
: Clostridium tetani
Karakteristik Umum
Clostridium tetani adalah bakteri berbentuk batang lurus, langsing, berukuran panjang 25 mikron dan lebar 0,4-0,5 mikron. Bakteri ini membentuk eksotoksin yang disebut tetanospasmin. Kuman ini terdapat di tanah terutama tanah yang tercemar tinja manusia dan binatang. Clostridium tetani termasuk bakteri gram positif anaerobic berspora, mengeluarkan eksotoksin. Costridium tetani menghasilkan 2 eksotosin yaitu tetanospamin dan tetanolisin. Tetanospaminlah yang dapat menyebabkan penyakit tetanus. Perkiraan dosis mematikan minimal dari kadar toksin (tenospamin) adalah 2,5 nanogram per kilogram berat badan atau 175 nanogram untuk 70 kilogram (154lb) manusia. Clostridium tetani tidak menghasilkan lipase maupun lesitinase, tidak memecah protein dan tidak memfermentasi sakarosa dan glukosa juga tidak menghasilkan gas H2S. Menghasilkan gelatinase, dan indol positif. Spora dari Clostridium tetani resisten terhadap panas dan juga biasanya terhadap antiseptis. Sporanya juga dapat bertahan pada autoclave pada suhu 249.8°F (121°C) selama 10 – 15 menit. Juga resisten terhadap phenol dan agen kimia yang lainnya.
Clostridium Tetani dilihat dari mikroskop electron (Sumber : old.lf3.cuni.cz)
20
Penyebaran
Clostridium tetani dalam bentuk spora masuk ke tubuh melalui luka yang terkontaminasi dengan debu, tanah, tinja binatang atau pupuk. Biasanya penyakit terjadi setelah luka tusuk yang dalam misalnya luka yang disebabkan tertusuk paku, pecahan kaca, kaleng, atau luka tembak, karena luka tersebut menimbulkan keadaan anaerob yang ideal. Selain itu luka laserasi yang kotor, luka bakar, dan patah tulang terbuka juga akan megakibatkan keadaan anaerob yang ideal untuk pertumbuhan C. Tetani ini. Walaupun demikian, luka-luka ringan seperti luka gores, lesi pada mata, telinga atau tonsil dan traktus digestivus serta gigitan serangga dapat pula merupakan porte d’entree dari C. Tetani. Juga sering ditemukan telinga dengan otitis media perforata sebagai tempat masuk C. Tetani. Spora kuman tetanus yang ada di lingkungan dapat berubah menjadi bentuk vegetatif bila ada linkungan anaerob, dengan tekanan oksigen jaringan yang rendah. Dalam kondisi anaerobik yang dijumpai pada jaringan nekrotik dan terinfeksi, basil tetanus mensekresi 2 macam toksin: tetanospasmin dan tetanol isin
Penyakit yang Ditimbulkan
Clostridium Tetani adalah salah satu penyebab penyakit Tetanus. Tetanus sendiri sudah dikenal oleh orang-orang yang dimasa lalu, yang dikenal karena hubungan antara luka-luka dan kekejangan-kekejangan otot fatal. Pada tahun 1884, Arthur Nicolaier mengisolasi toksin tetanus yang seperti strychnine dari tetanus yang hidup bebas, bakteri lahan anaerob. Etiologi dari penyakit itu lebih lanjut diterangkan pada tahun 1884 oleh Antonio Carle dan Giorgio Rattone, yang mempertunjukkan sifat mengantar tetanus untuk pertamakali. Mereka mengembangbiakan tetanus di dalam tubuh kelinci-kelinci dengan menyuntik syaraf mereka di pangkal paha dengan nanah dari suatu kasus tetanus ma nusia yang fatal di tahun yang sam a tersebut. Pada tahun 1889, C.tetani terisolasi dari suatu korban manusia,
oleh Kitasato Shibasaburo, yang kem
udiannya menunjukkan bahwa organisme bisa menghasilkan penyakit ketika disuntik ke dalam tubuh binatang-binatang, dan bahwa toksin bisa dinetralkan oleh zat darah penyerang kuman yang spesifik. Tetanus merupakan infeksi berbahaya yang biasa me ndatangkan kematian. Bakteri ini ditemukan di tanah dan feses manusia dan binatang. Infeksi ini muncul (masa inkubasi) 3 sampai 14 hari. Di dalam luka yang dalam dan sempit sehingga terjadi suasana anaerob. Clostridium tetani berkembang biak memproduksi tetanospasmin suatu neurotoksin yang kuat. Toksin ini akan mencapai system syaraf pusat melalui syaraf motorik menuju ke bagian anterior spinal cord.
21
Jenis-jenis luka yang sering menjadi tempat masuknya kuman Clostridium tetani sehingga harus mendapatkan perawatan khusus adalah:
Luka-luka tembus pada kulit atau yang menimbulkan kerusakan luas
Luka baker tingkat 2 dan 3
Fistula kulit atau pada sinus-sinusnya
Luka-luka di bawah kuku
Ulkus kulit yang iskemik
Luka bekas suntikan narkoba
Bekas irisan umbilicus pada bayi
Endometritis sesudah abortus septic
Abses gigi
Mastoiditis kronis
Ruptur apendiks
Abses dan luka yang mengandung bakteri dari tinja
Gejala
Masa tunas biasanya 5 – 14 hari, tetapi kadang-kadang sampai beberapa minggu pada infeksi ringan atau kalau terjadi modifikasi penyakit oleh antiserum. Penyakit ini biasanya terjadi mendadak dengan ketegangan otot yang makin bertambah terutama pada rahang dan leher. Dalam waktu 48 jam penyakit ini menjadi nyata dengan : 1. Trismus (kesukaran membuka mulut) karena spasme otot-otot mastikatoris 2. Kaku kuduk sampai opistotonus (karena ketegangan otot-otot erektor trunki) 3. Ketegangan otot dinding perut 4. Kejang tonik terutama bila dirangsang (karena toksin yang terdapat di kornu anterior) 5. Risus sardonikus, karena spasme otot muka (alis tertarik ke atas, sudut mulut tertarik ke luar dan ke bawah, bibir tertekan kuat pada gigi) 6. Kesukaran menelan, gelisah, mudah terangsang, nyeri kepala, nyeri anggota badan 7. Spasme yang khas, yaitu badan kaku dengan opistotonus, ekstremitas inferior dalam keadaan ekstensi, lengan kaku dan tangan mengepal kuaty. Anak tetap sadar. Spasme mjula-mula intermiten diselingi periode relaksasi. Kemudian tidak jelas lagi dan serangan tersebut disertai rasa nyeri. Kadang-kadang terjadi perdarahan intramuskulus karena kontraksi yang kuat. 22
8. Asfiksia dan sianosis terjadi akibat serangan pada otot pernapasan dan laring. Retensi urin dapat terjadi karena spasme otot uretral. Fraktura kolumna vertebralis dapat pula terjadi karena kontraksi otot yang sangat kuat. 9. Demam biasanya tidak tinggi dan terdapat pada stadium akhir. 10.
Biasanya terdapat leukositosis ringan dan kadang-kadang peninggian tekanan intrakranial.
2.7 Neisseria Meningtidis, Meningtidis, Penyebab Meningitis Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan:
Bacteria
Filum:
Proteobacteria
Kelas:
Beta Proteobacteria
Ordo:
Neisseriales
Famili:
Neisseriaceae
Genus:
Neisseria
Spesies:
N. meni meni ngitidi s
Karakteristik Umum
Bakteri Neisseria meningitis (meningokokus) memiliki ciri identik pada warna dan karakteristik Karakteristik Umumnya dengan Neisseria gonorrhoeae. Ciri khas bakteri ini adalah berbentuk diplokokus gram negative, berdiameter kira-kira kira-kira 0,8 μm. Neisseria meningitis tidak bergerak (nonmotil) dan tidak mampu membentuk spora. Masing-masing dari kokusnya berbentuk seperti ginjal dengan bagian ba gian yang rata atau cekung b erdekatan. Meningokokus han ya menginfeksi manusia dan tidak pernah diisolasi dari hewan karena bakteri tidak bisa mendapatkan zat besi dari sumber lain selain manusia ( transferin ( transferin dan laktoferin dan laktoferin ).
Penyakit yang Ditimbulkan
23
Meningokokus bisa menyebabkan me nyebabkan infeksi infe ksi pada selaput yang ya ng menyelimuti men yelimuti otak dan sumsum tulang belakang (meningitis), infeksi darah dan infeksi berat lainnya pada dewasa dan anak-anak.
Gejala
Gejala yang khas dan umum ditampakkan oleh penderita meningitis diatas umur 2 tahun adalah demam, sakit kepala dan kekakuan otot leher yang berlangsung berjam-jam atau dirasakan sampai 2 hari. Tanda dan gejala lainnya adalah photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya terang), phonophobia (takut/terganggu dengan suara yang keras), mual, muntah, sering tampak kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri. Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit diketahui, namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif), gemetaran, muntah dan enggan menyusui.
2.8 Neisseria Gonorrheae, Gonorrheae, Penyebab penyakit penyakit Kencing Nanah Nanah Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan:
Bacteria
Filum:
Proteobacteria
Kelas:
Beta Proteobacteria
Ordo:
Neisseriales
Keluarga:
Neisseriaceae
Genus:
Neisseria
Spesies:
N. gonorr hoeae hoeae
Karakteristik Umum
bakteri Neiserria bakteri Neiserria gonorrhoeae berbentuk gonorrhoeae berbentuk oval dengan ukuran 0,8 µm µm x 0,6 µ 0,6 µm, m, berpasangan (kadang-kadang (ka dang-kadang breupa bre upa single coccus) dan berhadapan be rhadapan menurut sumbu panjangnya menyerupai biji kopi. Dari biakan murni, 25% tampak dalam betuk berpasangan / diplococcus, 75% tampak kokus tunggal.
24
Penyakit yang Ditimbulkan
Bakteri ini menyebabkan penyakit gonorrhoe atau kencing nanah. Penyakit ini merupakan penyakit kelamin yang sering terjadi dan manusia merupakan satu-satunya hospes alamiah. Istilah gonorrhoe mula-mula diperkenalkan oleh Galen pada 130 tahun sebelum masehi. Penyakit ini sudah dikenal orang sejak zaman tiongkok purba dan mesir mesir purba. Pada tahun 1874, Neisser menemukan penyebab penyakit ini dari secret purulen dari urethra seorang yang menderita urethritis akut, vaginitas dan pada secret mata pe nderita konjungtivitas akut. Masa inkubasi penyakit bervariasi antara 1-32 hari, biasanya sekitar 4 hari atau 2-8 2 -8 hari. Gejala pada laki-laki: 1. Urethritis anterior acuta. Keluhan mula-mula terasa gatal dan panasa seperti terbakar dibagian distal urethra. Kadang-kadang terdapat pula ereksi-erksi yang nyeri, demam dan leukositas. Tetapi pada 10% penderita terjadi tanpa gejala sama sekali, disebut urethtritis gonorrhoeica yang gonorrhoeica yang asimptomatik. Kemudian dari mulut urethra, akan keluar secret yang mukopurlen berwarna kuning. Neiserria gonorrhoeae tidak bisa menyerang epitel squamus bertatah tetapi menyerang epitel stratifiedcollumnar. epitel stratifiedcollumnar. Penetrasi bakteri ke dinding urethra laki-laki lewat ruang intraseluler dan mencapai jaringan bawah epitel pada hari ke 3-4. Sel PMN, limfosit, sel plasma dan sel mast, segera muncul ditempat tersebut terutama didaerah kelenjar littre dan salurannya, serta Lacuna serta Lacuna morgagni. Sejumlah besar leukosit dan serum yang mengandung gonococcus masuk ke lumen urethra menimbulkan secret yang khas disebut ecoulement . Sasluran kelenjar littre dapat tersumbat sehingga t erbentuk retensi kista dan terjadi abses. a bses. Penyebaran bakteri selanjutnya melalui me lalui jaringan bawah epitel dan secara limfogen, menimbulkan me nimbulkan prostatitis dan epididimitis. Keluhan prostatitis misalnya anyang-anyangan (dull pain) di daerah perineum dan dengan rectal touching (mesase prostat) dadpat dikeluarkan secret. Pada pemeriksaan klinis osteum urethraeksterna tampak merah bengkak dan ekteropion. 2. Urethritis posterior
25
Biasanya, terjadi 2 minggu sesudah urethritis akut. Keluhan yangtimbul sama dengan urethritis anterior, hanya tempat yang sakit di bagian proksimal urethra. Terdapat keluhankeluhan miksi, seperti disuria, polakisuria, misuria bahkan hematuria. 3. Pan urethritis yang menahun Di sini gejala hanya ringan saja, berupa tetesan-tetesan nanah atau bercak padad celana pada pagi hari, yang disebut bonjour drops, la goutte millitaire atau good morning drops. Antibiotik yang biasa digunakan dalam kaitannya untuk proses medikasi penyakit ini adalah Ceftriaxone yang biasanya dikombinasikan dengan azithromycin atau doxycycline.
2.9 Treponema Pallidum, Penyebab penyakit Sifilis Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan: Eubacteria Filum:
Spirochaetae
Kelas:
Spirochaetae
Ordo:
Spirochaetales
Famili:
Spirochaetaceae
Genus:
Treponema
Spesies:
T. palli dum
Karakteristik Umum
Treponema pallidum pallidum merupakan bakteri yang motil (dapat bergerak), yang umumnya menginfeksi melalui kontak seksual langsung, masuk ke dalam tubuh inang melalui celah di antara sel epitel. Organisme ini juga dapat ditularkan kepada janin melalui jalur transplasental selama masa-masa akhir kehamilan. Struktur tubuhnya yang berupa heliks memungkinkan Treponema pallidum pallidum bergerak dengan pola gerakan yang khas untuk bergerak di dalam medium kental seperti lendir (mucus). Dengan demikian organisme ini dapat
26
mengaksessistem peredaran darah dan getah bening inang melalui jaringan dan membran mucosa.
Penyakit yang Ditimbulkan
Penyakit akibat Treponema pallidum yaitu Sifilis ini penyebarannya tidak seluas gonorea, tetapi lebih menakutkan karena kerusakan yang mungkin ditimbulkannya lebih besar. Seperti gonorea, penyakit ini disebarkan melalui kontak langsung dengan luka-luka pada orang yang ada pada stadium menular. Spiroketa, seperti gonokokus, adalah mikrobe yang tidak tahan berada di luar tubuh manusia, sehingga kemungkinan tertulari dari benda mati sangat kecil. Manusia merupakan satu-satunya habitat tempat hidup bakteri Treponema pallidum yang menyebabkan penyakit sifilis. Sifilis berjangkit secara alamiah hanya pada manusia dan terutama ditularkan lewat hubungan kelamin atau dari ibu yang terinfeksi kepada janinnya (sifilis bawaan atau sebelum lahir) lewat ari-ari. Bakteri Treponema pallidum yang menyebabkan penyakit sifilis ini sangat berbahaya bagi manusia. Tidak ada vaksin terhadap sifilis. Untuk perseorangan penggunaan kondom sangat efektif. Untuk masyarakat, cara utama pencegahan sifilis ialah melalui pengendalian yang meliputi pemeriksaan serologis dan pengobatan penderita. Sifilis bawaan dapat dicegah dengan perawatan prenatal (sebelum kelahiran) yang semestinya Pengobatan dilakukan dengan memberikan Antibiotika seperti Penisilin atau turunannya. Pemantauan serologik dilakukan pada bulan I, II, VI, dan XII tahun pertama dan setiap 6 bulan pada tahun kedua. Selain itu, kepada penderita perlu diberikan penjelasan yang jelas dan menyeluruh tentang penyakitnya dan kemungkinan penularan sehingga turut mencegah transmisi penyakit lebih lanjut. Bagi penderita yang tidak tahan dengan penisilin dapat diganti dengan tetrasiklin atau eritromisin, yang harus dimakan 15 hari. Sifilis yang telah menyebabkan penderita lumpuh dan gila biasanya tidak dapat diobati lagi.
27
2.10 Microbacterium Leprae, Penyebab Lepra Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan:
Bacteria
Filum:
Actinobacteria
Ordo:
Actinomycetales
SubOrdo:
Corynebacterineae
Keluarga:
Mycobacteriaceae
Genus:
Mycobacterium
Spesies:
M . leprae
Karakteristik Umum
Secara Karakteristik Umum kuman ini berbentuk pleomorf lurus dengan kedua ujung bulat dengan ukuran panjang 1-8 mikron dan lebar 0,2 - 0,5 mikron, bersifat tahan asam, berbentuk batang dan gram positif, biasanya berkelompok dan ada yang tersebar satu -satu, hidup dalam sel terutama jaringan yang bersuhu dingin seperti kulit, mukosa hidung, saraf tepi (terutama sel Schwann). Dengan pewamaan Ziehl Neelsen termasuk golongan Basil Tahan Asam. Mycobacterium leprae tidak dapat dikultur dalam media buatan. Kuman ini tumbuh lambat dan untuk membelah dirinya memerlukan waktu sekitar 20-30 hari. Mycobacterium leprae ini mampu bertahan pada hembusan kering dari hidung selama 7 hari pada suhu 20,6°C dengan kelembaban 43,7% dan 10 hari pada suhu 35,7° dengan kelembaban 77%. M. leprae dikatakan mampu bertahan diluar tubuh manusia selama beberapa bulan pada kondisi yang sesuai, misalnya: tanah, air. Ada juga yang mengatakan bahwa M. leprae bertahan selama beberapa minggu (2-4 minggu) di lingkungan khususnya kondisi lembab. Kondisi ini ada di dan sekitar lingkungan hidup pada area-area endemik. Reservoir M. leprae, selain manusia, dapat dijumpai pada hewan armadillo, sejenis monyet dan tikus.
Penyakit yang Ditimbulkan
Mycobacterium lepra merupakan agen penyakit Lepra (penyakit Hansen) adalah infeksi menahun yang terutama ditandai oleh adanya kerusakan saraf perifer (saraf di luar otak dan medulla spinalis), kulit, selaput lendir hidung, buah zakar (testis) dan mata. Untuk mendiagnosa penyakit leprae, maka dilakukan pemeriksaan mikroskopis dari pewarnaan bakteri tahan asam,
28
uji sitologi dari sel kulit yang terinfeksi dan tes kulit lepromin. Sampai saat ini belum dapat dilakukan pemeriksaan kultur terhadap M. leprae(Minasari, 2009).
Penderita lepradi India pada tahun 1990 (Sumber : google.com)
Uji serologi non treponemal terhadap sifilis seperti VDRL dan RPR kadang-kadang menunjukan hasil positif palsu dari sampel penderita lepra. Diagnosis penyakit kusta ditegakkan jika seseorang mempunyai satu atau lebih tanda utama (cardinal sign) kusta yang ditemukan pada waktu pemeriksaan klinis. Cardinal Sign kusta dapat berupa bercak mati rasa, penebalan syaraf dengan gangguan fungsi syaraf serta BTA positif. Untuk menetapkan diagnosis penyakit kusta perlu dicari tanda-tanda utama atau tanda kardinal, yaitu: A. Lesi (kelainan) kulit yang mati rasa. Kelainan kulit/lesi yang dapat berbentuk bercak keputihan (hypopigmentasi) atau kemerahan (erithematous) yang mati rasa (anaesthesia). B. Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf. Gangguan fungsi saraf tepi ini biasanya akibat dari peradangan kronis pada saraf tepi (neuritis perifer). Adapun gangguan-gangguan fun gsi saraf tepi berupa: a. Gangguan fungsi sensoris: mati rasa. b. Gangguan fungsi motoris: kelemahan otot ( parese) atau kelumpuhan ( paralise). 29
c. Gangguan fungsi otonom: kulit kering. d. Ditemukannya M. leprae pada pemeriksaan bakteriologis.
2.11 Bordetella Pertussis, Penyebab Batuk Rejan Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan:
Bacteria
Filum:
Proteobacteria
Kelas:
Beta Proteobacteria
Ordo:
Burkholderiales
Keluarga:
Alcaligenaceae
Genus:
Bordetella
Spesies:
B. pertu ssis
Koloni Bordetella Pertussis dalam media agar
Karakteristik Umum
Ciri organisme ini : pendek, gram negative, dan dengan pewarnaan toluidin biru dapat terlihat granula bipolar metakromatik. Bakteri ini aerob murni dan membentuk asam tapi tidak membentuk gas dari glukosa dan laktosa.
Penyakit yang Ditimbulkan
Bordetella Pertussis adalah pembawa penyakit Pertussis atau Batuk rejan.
Batuk rejan
disebut juga dengan batuk gonggong karena suara batuknya diiringi suara gonggong atau suara melengking. Selain itu, sering disebut juga dengan nama batuk 100 hari, karena batuknya dapat berlangsung cukup lama yaitu sekitar 6 minggu atau lebih. Penyakit ini termasuk infeksi pernafasan akut yang sangat menular. Batuk rejan lebih sering menyerang anak-anak terutama dibawah umur 2 tahun yang tidak mendapatkan imunisasi. Oleh karena itu semua bayi sebaiknya diimunisasi untuk membentuk kekebalan (imunitas), sehingga walaupun terjadi batuk rejan hanya dalam bentuk yang ringan. Penyakit ini juga dapat terjadi pada orang dewasa namun tidak berbahaya, tetapi menjadi lebih berbahaya apabila terjadi pada anak-anak balita dan orang lanjut usia.
30
Batuk rejan disebabkan oleh infeksi bakteri Bordetella pertussis dan kadang-kadang oleh Bordetella parapertussis atau Bordetella bronchiseptica. Penularannya melalui batuk atau bersin yang dihamburkan ke udara oleh penderita yang terinfeksi. Secara tipikal, serangan batuk rejan terjadi secara mendadak, terutama pada malam hari. Gejala atau tanda pertama dari batuk rejan muncul sesudah 7-14 hari terinfeksi oleh bakteri Bordetella pertussis. Batuk rejan berlangsung dalam 3 stadium dengan masing-masing stadium berakhir 2 minggu. Stadium awal menunjukan gejala batuk yang teriritasi terutama pada malam hari, serangan batuk biasanya didahului bersin, napsu makan hilang, lesu, mata kelihatan merah dan berair. Pada stadium kedua, batuk semakin parah disertai dahak kental, setiap batuk diakhiri suara melengking atau gonggong dan berulang-ulang dengan cepat . penderita dapat mengalami muntah di atara serangan batuk. Selama batuk, muka penderita kelihatan merah kebiru-biruan, urat leher tegang, air mata tergenang dan lemas. Pada bayi serangan batuk dapat menyebabkan bayi tidak bernafas secara periodik, kekurangan oksigen dan gangguan metabolisme. Stadium kedua merupakan stadium yang paling rentan. Stadium akhir : intensitas batuk yang mengikil serta muntah berkurang dan hilang secara bertahap.
Pencegahan dan perawatan yang dapat dilakukan antara lain :
lakukan vaksinasi pada bayi untuk mencegah terserangnya penyakit ini. Vaksinasi tidak boleh diberikan kepada anak-anak berumur 6 tahun ke atas karena dapat menyebabkan demam yang parah.
Tempatkan penderita dalam ruang terpisah dengan anak – anak lainnya kira- kira 6 minggu untuk menghindari penularan.
Berikan makanan yang bergizi yang mudah dicerna sedikit demi sedikit
Hindari makanan yang banyak mengandung gula pasir, pemanis buatan, gorengan dan makanan/minuman dingin.
Batuk rejan yang terjadi pada bayi dan balita harus segera di periksa ke dokter.
Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk pengobatan batuk rejan diantaranya berkhasiat sebagai anti-infeksi, antibakteri, antibiotik, antibatuk (antitussive), peluruh dahak (ekspektorant).
31
Pengobatan
Pemberian Eritromisin pada stadium kataral akan membantu pencegahan dan pembasmian mikroorganisme. Sedangkan pengobatan pada stadium paroksismal jarang mengubah gejala klinik. B pertussis peka terhadap obat antimikroba in vitro. Jika penyakitnya berat, penderita biasanya dirawat di Rumah Sakit dan ditempatkan di kamar yang tenang dan tidak terlalu terang. Keributan juga bisa merangsang serangan batuk. Dapat pula dilakukan pengisapan lendir dari tenggorokan. Pada kasus yang berat, oksigen diberikan langsung ke paru paru melalui selang yang dimasukkan ke trakea. Diberikan cairan melalui infuse untuk menggantikan cairan yang hilang karena muntah pada bayi dan karena biasanya tidak dapat makan akibat batuk. Gizi yang baik sangat penting, dan sebaiknya makanan diberikan dalam porsi kecil tapi sering. 2.12 Clostridium Botulinum, Penyebab Botulisme Klasifikasi Ilmiah
Domain:
Bacteria
Kelas:
Clostridia
Ordo:
Clostridiales
Keluarga:
Clostridiaceae
Genus:
Clostridium
Spesies:
C. botul inu m
Koloni Clostridium Botulinum dalam media agar
32
Karakteristik Umum
Bakteri ini masuk kedalam genus Clostridium. Bakteri ini pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh Emile van Ermengem dan umumnya dapat ditemukan di tanah. C. botulinum termasuk bakteri gram positif, anaerob obligat (tidak bisa hidup bila terdapat oksigen), motil (dapat bergerak), dan menghasilkan spora.
Penyakit yang Ditimbulkan
Bakteri ini merupakan sumber dari penyakit Botulisme. Botulisme adalah penyakit yang menyebabkan kekakuan otot yang terkadang bersifat fatal. Penyakit ini umumnya disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi toksin botulinum. Penyakit ini tidak menular antar manusia ketika kulit bersentuhan. "Botulisme bayi" adalah jenis botulisme lain ketika spora Clostridium botulinum masuk ke saluran pencernaan bayi dan mengkolonisasi usus sebelum bakteri simbion berkembang di dalam. Jenis lain yaitu "Botulisme luka" adalah ketika spora bakteri Clostridium botulinum menginfeksi luka yang terbuka dan melepaskan toksin
2.13 Lysteria Monocytogenes Klasifikasi Ilmiah
Kingdom:
Bacteria
Division:
Firmicutes
Class:
Bacilli
Order:
Bacillales
Family:
Listeriaceae
Genus:
Listeria
Species:
L . monocytogenes
33
Lysteria Monocytogenes bila dilihat dari mikroskop electron (Sumber : Wikipedia.org) Karakteristik Umum
Bakteri ini merupakan bakteri Gram-positif, dan motil/bergerak dengan menggunakan flagella. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa 1-10% manusia mungkin memiliki L. monocytogenes di dalam ususnya. Bakteri ini telah ditemukan pada setidaknya 37 spesies mamalia, baik hewan piaraan maupun hewan liar, serta pada setidaknya 17 spesies burung, dan mungkin pada beberapa spesies ikan dan kerang. Bakteri ini dapat diisolasi dari tanah, silage (pakan ternak yang dibuat dari daun-daunan hijau yang diawetkan dengan fermentasi), dan sumber-sumber alami lainnya. Sebagai bakteri yang tidak membentuk spora, L. monocytogenes sangat kuat dan tahan terhadap efek mematikan dari pembekuan, pengeringan, dan pemanasan. Sebagian besar L. monocytogenes bersifat patogen pada tingkat tertentu.
Penyakit yang Ditimbulkan
Listeria monocytogenes adalah suatu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi serius dan fatal pada bayi, anak-anak, orang sakit dan lanjut usia, serta orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Orang sehat juga dapat terinfeksi bakteri Listeria, dengan gejala jangka pendek yang muncul seperti demam tinggi, sakit kepala parah, pegal, mual, sakit perut dan diare. Listeriosis merupakan nama penyakit yang disebabkan oleh bakteri L. monocytogenes. Infeksi
34
Listeria
dapat
menyebabkan
keguguran
pada
perempuan
hamil,
ujar
dr.
Subuh.
L. monocytogenes merupakan salah satu penyebab penyakit yang serius dengan tingkat kematian sekitar 20-30 persen. Tingkat kematian di antara bayi yang baru lahir yang terinfeksi L. monocytogenes adalah 25-50 persen. Di Spanyol, kasus listeriosis pada manusia jarang terjadi, sekitar 1 kasus per 100.000 penduduk. Tahun 1981 di Kanada, pernah terjadi wabah listeriosis yang menyebabkan kematian beberapa domba akibat memakan kubis yang terkontaminasi L. monocytogenes. Dua tahun kemudian, lebih kurang 14 orang meninggal dunia dari sejumlah 49 orang yang dirawat di rumah sakit di Massachusetts dengan gejala klinis berupa septikemia dan meningitis karena mengkonsumsi susu pasteurisasi yang terkontaminasi. Tahun 1985, terjadi wabah listeriosis di Los Angeles dan California. Dilaporkan sejumlah 29 orang meninggal akibat mengkonsumsi keju yang terkontaminasi. Selanjutnya, antara tahun 1991-2002 di Eropa juga pernah dilaporkan 19 kasus listeriosis invasif. Kasus Listeriosis juga dilaporkan 9 negara lainnya dengan total wabah listeriosis sebanyak 526 kasus. Sejak
tahun 1998, Perancis telah mengembangkan
sistem untuk melaksanakan kegiatan monitoring listeriosis pada manusia dan dilakukan investigasi pada sumber foodborne listeriosis. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan bahwa telah terjadi sekitar 1600 kasus dengan 260 kematian karena listeriosis setiap tahunnya di Amerika Serikat. Data tahun 2013 menyebutkan bahwa rata-rata kejadian listeriosis di Amerika Serikat setiap tahunnya adalah 0,26 kasus per 100.000 penduduk. Trend kejadian listeriosis dibandingkan dengan 1996-1998, kejadian listeriosis telah menurun sekitar 42% tahun 2012. Wabah listeriosis terbesar dalam sejarah AS terjadi pada tahun 2011, ketika terjadi 147 penyakit, 33 kematian, dan 1 keguguran pada penduduk di 28 negara bagian yang mana wabah dikaitkan dengan konsumsi blewah dari sebuah pertanian. Diagnosis dan Pencegahan
Listeriosis hanya dapat didiagnosis secara pasti dengan cara membiakkan organisme ini dari darah, cairan cerebrospinal yaitu cairan otak dan sumsum tulang belakang, atau kotoran (sulit dilakukan dan terbatas kegunaannya). Untuk pencegahan, ada beberapa langkah pencegahan agar terhindar dari infeksi bakteri Listeria, yaitu:
35
1) Bilas bahan mentah dengan air mengalir, seperti buah-buahan dan sayuran, sebelum dimakan, dipotong, atau dimasak. Bahkan jika hasil tersebut sudah dikupas, tetap harus dicuci terlebih dahulu; 2) Menggosok produk hasil pertanian, seperti melon dan mentimun, dengan menggunakan sikat bersih sebelum disimpan, dan keringkan produk dengan kain bersih atau kertas; 3) Pisahkan daging mentah dan unggas dari sayuran, makanan matang, dan makanan siap-saji; 4) Cuci peralatan masak, berupa alat atau alas pemotong, yang telah digunakan untuk daging mentah, unggas, produk-produk hewani sebelum digunakan pada produk makanan lainnya; serta 5) Cuci tangan menggunakan sabun sebelum mengolah makanan, dan saat akan makan. Pencegahan secara total mungkin tidak dapat dilakukan, namun makanan yang dimasak, dipanaskan dan disimpan dengan benar umumnya aman dikonsumsi karena bakteri ini akan mati pada temperatur 75
36
3 JAMUR PATOGEN “Jenis- jenis jamur yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia”
Jamur merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit pada manusia. Penyakit yang disebabkan jamur pada manusia disebut mikosis, yaitu mikosis superficial dan mikosis sistemik. Mikosis superfisial merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku, dan rambut terutama
disebabkan
oleh
3
genera
jamur,
yaitu
Trichophyton,
Microsporum,
dan
Epidermophyton. Sedangkan mikosis sistemik merupakan mikosis yang menyerang alat-alat dalam, seperti jaringan sub-cutan, paru-paru, ginjal, jantung, mukosa mulut, usus, dan vagina. Infeksi jamur pada manusia berlangsung melalui sporanya dan dapat dibagi dalam mycosis umum dan mycosis permukaan. 1.
mycosis umum (sistemik) . pada infeksi umum, jamur atau ragi tersebar di tubuh atau
mengakibatkan infeksi dalam organ tubuh, yang kadang-kadang dapat membahayakan jiwa, terutama penderita-penderita yang daya tahan imunnya menurun akibat misalnya infeksi (AIDS) atau
yang
menggunakan
obat-obat
yang
menekan
daya
imunitas.
contohnya
adalah actinomycosis aspergillosis, dan candidiasis (infeksi candida dari khusus saluran cerna dan alat pernapasan). 2. mycosis permukaan (tinea). infeksi ini yang jauh lebih sering terjadi, terbatas pada kulit,
rambut, kuku, dan mukosa. infeksi ini mencakup dermatomikosis, candidiasis vaginal, candidiasis mulut, dan alat cerna. mycosis kulit juga dinamakan tinea (latin= dimakan oleh ngengat, "moth-eaten") disusul dengan lokasinya, misalnya tinea corporis, cruris, capitis, dan pedis, masing-masing berarti infeksi di tubuh, lipat paha, kepala, dan kaki. ContohJamur Patogen Pada Manusia:
37
1. Bl astomyces derm atiti dis Klasifikasi Ilmiah
Kingdom:
Fungi
Phylum:
Ascomycota
Class:
Eurotiomycetes
Order:
Onygenales
Family:
Ajellomycetaceae
Genus:
Blastomyces
Blastomyces dermatitidis merupakan jamur pathogen
yang menyebabkan penyakit
menular yang disebut Blastomikosis. Penyakit inimenyerang kulit, paru-paru, viscera, tulang dan sistem saraf. Blastomycosis kulit gejalanya berupa papula atau pustula yang berkembang menjadi ulcus kronis dengan jaringan granulasi pada alasnya. Kulit yang sering terkena adalah wajah, leher, lengan dan kaki. Bila menyerang organ dalam, gejalanya mirip tuberculosis. Jamur B. dermatitidis banyak ditemukan di tanah yang mengandung sisa-sisa bahan organik dan kotoran hewan. Ketika konidia (salah satu bagian tubuh) dari B. dermatitidis terhirup oleh manusia maka akan terjadi perubahan bentuk dari miselium menjadi khamir dan sistem imun manusia tidak sempat menghasilkan respon imun terhadap perubahan tersebut. Agen penyakit akan menyebar melalui sistem limfa dan aliran darah. Gejala penyakit ini sangat bervariasi karena banyak sistem organ yang berperan dalam penyebarannya. Namun, beberapa gejala yang paling sering diperiksakan adalah gejala yang berkaitan dengan manifestasi pulmonari, lesi pada kulit yang tidak sembuh, lesi tulang yang seringkali tanpa rasa sakit, dan gejala yang berkaitan dengan sistem genitouorinari (urogenital).
38
Bl astomyces dermati ti dis (Sumber: Wik ipedia.org)
2. Pseudoall escheri a boydii . Klasifikasi Ilmiah
Kingdom:
Fungi
Division:
Ascomycota
Class:
Sordariomycetes
Order:
Microascales
Family:
Microascaceae
Genus:
Pseudallescheria
Species:
P. boydii
Merupakan mikosis pada kaki yang ditandai dengan terjadinya massa granulomatous yang biasanya meluas ke jaringan lunak dan tulang kaki. Gejalanya dimulai dengan adanya lesi pada tapak kaki bagian belakang, timbul massa granulomatous dan abses yang kemudian terjadi sinus-sinus yang mengeluarkan nanah dan granula.
39
3. Candida al bicans. Klasif ikasi I lmiah
Kingdom:
Fungi
Division:
Ascomycota
Class:
Saccharomycetes
Order:
Saccharomycetales
Family:
Saccharomycetaceae
Genus:
Candida
Species:
C. albican s
Karakteristik Umum
Beberapa karakteristik dari spesies ini adalah berbentuk seperti telur (ovoid) atau sferis dengan diameter 3-5 µm dan dapat memproduksi pseudohifa. Spesies C. albicansmemiliki dua jenis Karakteristik Umum, yaitu bentuk seperti khamir dan bentuk hifa. Selain itu, fenotipe atau penampakan mikroorganisme ini juga dapat berubah dari berwarna putih dan rata menjadi kerut tidak beraturan, berbentuk bintang, lingkaran, bentuk seperti topi, dan tidak tembus cahaya. Cendawan ini memiliki kemampuan untuk menempel pada sel inang dan melakukan kolonisasi.
Penyakit yang Ditimbulkan
Organ sasaran jamur candida adalah organ wanita (vagina) - menyebabkan rasa gatal disekitar vulva/vagina dan menyebabkan keputihan. Kulit - menimbulkan rasa gatal, dan timbul lesi di kulit. Kuku - menyebabkan jaringan kulit sekitar kuku terinfeksi akibat dari kotoran yang ada didalam kuku. Mulut - Menyebabkan rasa tidak nyaman, terbakar, perubahan rasa pengecapan, terbentuk lesi putih pada dinding mulut. Saluran Pencernaan - menyebabkan mual, nyeri menelan, diare, terbentuk lesi putih pada saluran pencernaan, kehilangan nafsu makan. infeksi ini bisa menyebar hingga kerongkongan dan disebut sebagai ESHOPHAGITIS. Beberapa gejala yang biasanya muncul diantaranya adalah kembung,sakit perut, kelelahan, sakit kepala, kecanduan alkoh
40
ol,kecemasan, diare, perubahan mood, sembelit, ketidakmampuanuntuk berkonsentrasi, iritasi kulit, kelemahan otot, gang guanpencernaan, sakit tenggorokan, dan nyeri sendi. Cara pengendalian infeksi jamur candida
Untuk mengatasi Candida, dapat dilakukan empat hal utama : -
Membunuh khamir tersebut
-
Mengurangi atau membatasi penggunaan antibiotik dan obatimunosupresif
-
Diet atau pengurangan makanan yang dibutuhkan Candida untukberkembang
-
Menyeimbangkan dan meningkatkan sistem imun tubuh denganpemenuhan kebutuhan nutr isi tubuh secara tepat.
Candida albicans dil ih at dari mik roskop electron (kanan), dan Candida Al bicans dalam media PDA (Sumber : wiki pedia.org)
4. Epi dermophyton f loccosum dan T ri chophyton sp. Klasif ikasi I lmiah
Kingdom:
Fungi
Division:
Ascomycota
Class:
Eurotiomycetes
Order:
Onygenales
Family:
Arthrodermataceae
Genus:
Epidermophyton
41
Species:
E. f loccosum
Karakteristik Umum
Epidermophyton
floocosum merupakan
jamur
yang
termasuk
kelas Deuteromycotina mempunyai cirri-ciri yaitu dinding selnya tersusun atas zat kitin, multiseluler, hifa bersekat, dibedakan tipe hifa Primer (berinti satu) dan sekunder (berinti dua), mengandung inti haploid, Memiliki keturunan diploid lebih singkat, dan reproduksi vegetative dengan membentuk konidiospora Penyakit yang ditimbulkan
Jamur ini yang meyebabkan penyakit kutu air atau menyebabkan penyakit pada kelainan kulit contohnya pada tinea korporis,tinea cruris dan tinea pedis. Merupakan jamur superfisial yang menyerang lubang telinga dan kulit di sekitarnya yang menimbulkan rasa gatal dan sakit. Bila ada infeksi sekunder akan menjadi bernanah. Epidermophyton adalah genus jamur yang menyebabkan dangkal dan kulit mikosis, termasuk E. floccosum, penyebab tinea corporis (kurap), tinea cruris (gatalgatal), tinea pedis (kaki atlet), dan onikomikosis atau tinea unguium, infeksi jamur kuku.
Sebagaimana umumnya jamur, maka jamur jamur penyebab kurap ini berkembang biak dengan spora. sangat mudah menular dan menyebar. Cara paling baik untuk menghindarinya adalah dengan menjaga kebersihan badan dan lingkungan sebaik mungkin. dan jika memang sudah terkena penyakit kulit ini, obat paling ampuh biasanya adalah obat luar, yang bisa langsung berkontak dengan jamur dan sporanya.
42
Gbr 8: Epi derm ophyton fl occosum 5. Tr ich ophyton sp. Klasifikasi Ilmiah
Kingdom:
Fungi
Division:
Ascomycota
Class:
Eurotiomycetes
Order:
Onygenales
Family:
Arthrodermataceae
Genus:
Trichophyton
Penyakit yang Ditimbulkan
Trichophyton adalah satu penyebab infeksi pada rambut, kulit terutama Kutu air (Tinea pedis), dan infeksi pada kuku manusia. Trichophyton merupakan salah satu parasit di antara dermatofit. Selain itu, jamur ini juga dapat menyebabkan infeksi pada kulit kepala, kulit badan yang tidak berambut dan kuku. Gejalanya berupa bintik-bintik putih pada kulit kepala kemudian membesar membentuk kerak yang berwarna kuning kotor. Kerak ini sangat lengket daln bila diangkat akan meninggalkan luka basah atau bernanah.
43
Tr ichophyton rubr um
6. Aspergillus Fumigatus Klasifikasi Ilmiah
Kingdom
:
Myceteae
Divisi
:
Amastigomycota
Kelas
:
Ascomycetes
Ordo
:
Eurotiales
Famili
:
Euroticeae
Genus
:
Aspergillus
Spesies
:
Aspergillus fumigatus
Karakteristik Umum
Aspergillus fumigatus memiliki tangkai-tangkai panjang (konidiofor), konidiofora berseptat atau nonseptat yang muncul dari sel kaki, pada ujung konidiofor muncul sebuah gelembung, keluar dari gelembung ini muncul sterigma, pada sterigma muncul konidium – konidium yang tersusun berurutan mirip bentuk untaian mutiara yang mendukung kepalanya
44
yang besar (vesikel). Di kepala ini terdapat spora yang membangkitkan sel hasil dari rantai panjang spora. Aspergillus fumigatus ini mampu tumbuh pada suhu 37°C. Penyakit yang Ditimbulkan
Penyakit yamg ditimbulkan oleh jamur ini adalah Aspergilosis Bronkopulmoner Alergika. ABPA terjadi karena terdapat reaksi hipersensitivitas terhadap A. fumigatus akibat pemakaian kortikosteroid terus menerus. Akibatnya akan terjadi produksi mukus yang berlebih karena kerusakan fungsi silia pada saluran pernapasan. Mukus ini berbentuk sumbatan yang mengandung spora A. fumigatus dan eosinofil di lumen saluran napas. Akan terjadi presipitasi antibodi IgE dan IgG melalui reaksi hipersensitivitas tipe I menyebabkan deposit kompleks imun dan sel-sel inflamasi di mukosa bronkus. Deposit ini nantinya akan menghasilkan nekrosis jaringan dan infiltrat eosinofil (reaksi hipersensitivitas tipe III) hingga membuat kerusakan dinding bronkus dan berakhir menjadi bronkiektasis. Tak jarang ditemui spora pada mukus penderita aspergilosis paru. Penderita biasanya mengeluh batuk produktif dengan gumpalan mukus yang dapat membentuk kerak di bronkus., kadang menyebabkan hemoptisis. ABPA juga bisa terjadi berbarengan dengan sinusitis fungal alergik, dengan gejala sinusitis di dalamnya dengan draina se sinus yang purulen. Secara umum gejala klinis aspergilosis tidak ada yang khas, pasien ABPA mungkin akan mengalami demam, batuk berdahak, dengan mengi pada auskultasi. Pasien dengan aspergilosis invasif dan CNPA selain mengalami demam juga sering batuk berdahak. Khusus pengidap aspergilosis invasif akan mengalami takipneu dan hipoksemia berat. Penderita aspergiloma akan mengalami gejala sesuai penyakit yang mendasarinya, namun gejala yang paling sering ialah hemoptisis. Secara umum, gejala klinis dan hasil lab semua jenis aspergilosis akan sesuai dengan penyakit yang mendasarinya.
Pengobatan
Prinsip pengobatan yang disebabkan oleh jamur Aspergillus fumigatus adalah dengan menghilangkan jamur dan sporanya yang terdapat dalam tubuh.
Penderita ABPA diobati sesuai
proses penyakitnya, karena ABPA terjadi akibat proses hipersensitivitas, maka respon alergi harus dikurangi. Meskipun ABPA terjadi karena pemakaian kortikosteroid terus-menerus, namun 45
pengobatannya juga menggunakan kortikosteroid, namun dengan oral, bukan lagi inhalasi. ABPA yang kronik memerlukan antijamur semisal itraconazole yang dapat mempercepat hilangnya infiltrat. ABPA yang berbarengan dengan sinusitis alergik fungal memerlukan tindakan operasi jika terdapat polip obstruktif. Kadang-kadang dapat juga dibilas dengan amfoterisin untuk mempercepat peyembuhan.
Cara Pencegahan :
• Udara ruangan yang disaring dengan High Efficiency Particulate Air (HEPA) dapat menurunkan infeksi aspergillosis invasive pada penderita yang dirawat di RS terutama penderita dengan netropenia. • Orang-orang dengan faktor predisposisi (asma, fibrosis kistik, dll), sebaiknya menghindari lingkungan dimana jamur aspergillus ditemukan.
Aspergi ll us fu mi gates bil a dil ih at dengan mik roskop elektr on (Sumber : Wik ipedia.or g)
46
4 VIRUS, PARASIT YANG BERSIFAT PATOGEN “Jenis-jenis virus yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia”
Virus hanya bisa bereproduksi dalam makhluk hidup, atau dengan kata lain virus tidak bisa hidup diluar makhluk hidup. Ia membutuhkan makhluk hidup yang lain sebagai “tumpangan” untuk hidup dan berkembang biak. Ada banyak sekali jenis-jenis virus yang menyerang manusia dan mengancam kehidupan manusia. Berikut 10 jenis-jenis virus yang membahayakan bagi kehidupan manusia: 1. Virus HIV atau human immunodeficiency virus .
Virus HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang menyerang sistem pertahanan (kekebalan manusia). Virus ini mengakibatkan munculnya penyakit AIDS. Penderita yang terserang atau terinfeksi virus ini ditandai dengan menurunnya CD4, CD3,CD8 dan sebagainya. Cara penularan virus ini adalah melalui transfusi darah, air susu ibu, hubungan seksual dan jarum suntik. Jenis-jenis virus HIV sendiri terdiri dari ada 2 macam yaitu HIV-1 dan HIV-2. Untuk mengetahui apakah seseorang telah menderta HIV AIDS ini dapat melakukan test PCR, tes antiodi HIV, tes antigen HIV. Seseorang yang sudah bersiko terkena virus ini sebaiknya segera melakukan pemeriksaan, karena penanganan sedini mungkin semakin baik karena kerusakan imun belum parah.
47
2. Human Papilloma Virus atau HPV
Lebih dari 95% dari kanker serviks disebabkan oleh virus HPV, infeksi virus ini ditandai dengan munculknya kutil raksasa bisa seperti kembang kol. Pada umumnya sistem imun akan membersihkan virus HPV, akan tetapi jika sistem imun melemah dan tidak bisa membunuh virus sehingga virus berkembang dan menimbulkan penyakit dalam tubuh. Virus HPV bisa menyerang pria dan wanita dan menimbulkan penyakit pada sistem reproduksi wanita dan pria. Virus ini menular lewat hubungan seksual. Menjaga sistem imun kuat sangat penting untuk mencegah virus ini berkembang dalam tubuh dan membasmi virus ini sebelum berkembang dalam tubuh. Untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi jenis virus ini adalah test Pap (Pap Smear). 3. Virus Hepatitis.
Virus hepatitis adalah virus yang menyerang hati atau lever. Ada 5 jenis-jenis virus hepatitis yaitu:
Virus hepatitis A (HVA)
Virus ini gampang menular karena bisa mengular lewat air dan makanan. Infeksi yang terjadi karena virus ini tergolong ringan, infeksi pada virus ini umumnya bisa pulih kembali karena tidak menimbulkan kerusakan pada jaringan hat atau dengan kata lain penderita bisa sembuh total. Pencegahan terhadap penularan virus ini dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri, lingkungan tempat tinggal, kebersihan makanan dan minuman sehari-hari. Untuk mengetahui apakah sudah terinfeksi virus ini dokter akan melakukan pemeriksaan atau tes IgM anti – HAV.
Virus hepatitis B (HVB)
Penyebaran virus ini tidak semudah penularan virus hepatitis A. Penularan bisa lewat darah, sperma, cairan tubuh lainnya, penggunaan jarum suntik dari penderita hepatitis, hubungan seksual. Bahkan orang sehat yang membawa virus hepatitis B pun bisa menularkan virus ini
48
kepada orang lain. Wanita hamil yang membawa atau mengidap hepatitis juga bisa menularkan virus ini kepada bayinya. Infeksi virus ini cukup berbahaya karena bisa mengakibatkan kanker dan sirosis hati kalau tidak diobati secara serius pada tahap awal infeksi. Banyak penderita hepatitis yang sembuh dalam waktu singkat dan mengalami kekebalan, namum ada juga yang akhirnya berkembang menjadi sirosis dan kanker hati. Pemeriksaan terhadap infeksi ini dapat dilakukan dengan test HbsAG, HbeAG, anti-Hbe, antiHbc, anti-Hbc IgM, anti-HBS). Menjaga sistem kekebalan dan melakukan pengobatan yang tepat dan dini adalah tindakan terbaik bagi seseorang yang sudah terinfeksi virus ini. Keluhan yang dirasakan oleh seseorang yang sudah terinfeksi oleh virus ini biasanya lemes, nyeri pada sendi, muntah, mudah letih, tidak nafsu makan, kulit berwarna kuning, buang air kecil berwarna coklat tua. Jika anda mengalami gejala ini segera kunjungi dokter anda untuk melakukan pemeriksaan. Menjaga pola hidup yang sehat, menghindari stress adalah salah satu cara untuk menguatkan sistem imun. Sistem imun yang kuat akan membantu penderita melawan virus ini.
Virus hepatitis C (HVC)
Virus yang menyerang hati jenis ini biasanya menular lewat darah, jarum suntik, penggunaan alat-alat medis yang tidak steril. Infeksi menahun pada penyakit ini bisa mengakibatkan sirosis hati, kanker hati, gagal hati, pembengkakan pembuluh darah yang bisa mengakibatkan kematian. Lebih dari 80% dari kasus hepatitis C berkembang menjadi sirosis hati (pengerasan hati) dan kanker hati. Sampai saat ini belum ada vaksin untuk hepatitis C. Gejala yang biasa dirasakan oleh penderita hepatitis C adalah mudah lelah, letih, mual, nyeri diperut bagian bawah, selera makan menurun dan kulit atau mata menguning. Melakukan pemeriksaan darah adalah satusatunya cara untuk mengetahui apakah sudah terinfeksi virus hepatitis C.
Virus Hepatitis D
49
Menurut kamus wikipedia virus hepatitis D merupakan rekan infeksi virus hepatitis B, sehingga infeksi virus hepatitis menjadi semakin berat. Virus ini menular melalui hubungan seksual, darah dan dari ibu hamil kepada janinnya. Gejala yang dirasakan oleh penderita hepatitis D biasanya demam, penyakit kuning, urin berwarna hitam, fases berwarna merah kehitam-hitaman serta pembengkakan hati. Jika anda mengalami gejala ini, segera hubungi dokter anda.
Virus hepatitis E
Virus yang menyerang hati jenis ini biasanya menular lewat makanan dan minuman, mudah berkembang dilingkungan yang tidak bersih atau memiliki sanitasi yang buruk. Gejala yang muncul bagi orang yang terserang virus ini seperti demam, rasa letih, hilang nafsu makan, rasa mual, sakit perut, air seni berwarna tua, warna kekuningan pada mata dan kulit. Jika anda mengalami gejala seperti ini, segera hubungi dokter anda. 4. Virus Flu Burung.
Virus ini merupakan virus yang biasa menjangkiti burung dan mamalia, virus ini kenal dengan istilah H5N1. Virus ini bisa menular lewat udara, makanan atau minuman atau bersentuhan. Virus ini mati dengan suhu tinggi seperti dimasak, oleh karena itu telur, daging atau hewan yang dimasak dengan matang akan menghindari penularan virus ini. Bentuk lain dari virus ini adalah H7N9, beberapa orang meninggal dicina karena terjangkit virus ini. Virus ini sangat berbahaya karena ribuan orang telah meninggal setelah terinfeksi virus ini. Menjaga kebersihan lingkungan, makanan dan minuman adalah penting untuk menghindari penularan dari virus ini. Gejala yang dialami orang yang terinfeksi virus ini adalah demam tinggi, batuk, lemas, sakit tenggorokan, sakit kepala,tidak ada selera makan, nyeri sendi, nyeri perut. Infeksi yang menyebar ke paru-paru bisa mengakibatkan radang paru-paru sehingga mengakibatkan sulit bernafas. Pasien harus dirawat secara intensif di rumah sakit jika sudah mengalami infeksi virus berbahaya ini.
50
5. Virus Deman Berdarah (virus dengue)
Orang yang terinfeksi virus ini bisa mengakibatkan infeksi akut, virus ini masuk kedalam peredarah darah manusia melalui gigitan nyamuk genus aedes. Gejala yang muncul pada orang yang terinfeksi virus ini adalah demam tinggi, ruam-ruam merah, sakit kepala parah, nyeri pada belakang mata, nyeri pada tulang dan tulang, mual serta muntah. Jika anda mengalami gejala ini segera hubungi dokter anda dan lakukan pemeriksaan, karena penanganan yang terlambat dapat mengancam nyawa. Menjaga kebersihan lingkungan yang bisa menjadi tempat berkembangnya nyamuk ini seperti menguras bak mandi seminggu sekali, mengganti air vas bunga seminggu sekali, menutup rapatrapat penampuangan air, mengubur kaleng-kaleng bekas,ban bekas atau wadah-wadah yang bisa menjadi tampungan air. Melakukan fogging atau pengasapan adalah salah satu cara untuk membunuh nyamuk-nyamuk yang sudah dewasa. 6. Virus Herpes Simpleks 1 dan 2.
Virus ini banyak menyerang mata, wajah, tenggorokan dan kelamin. Virus herpes simplek 1 menyerang mata, waja dan tenggorokan. Biasanya ditandai dengan adanya nyeri pada mulut, tenggorokan, kelenjar leher bengkak dan suhu tubuh yang tinggi. Penularan virus ini adanya kontak langsung melalui kulit dengan penderita dan ibu hamil kepada bayinya pada saat hami dan atau persalinan. Sedangkan herpes simpleks 2 menyerang kelamin sehingga penularannyapun lewat hubungan seksual. Biasanya ditandai dengan adanya merah yang menyakitkan, lesi yang tersebar di area yang luas. Jika anda mengalami gejala-gejala seperti herpes, segera hubungi dokter anda. Orang yang sudah terinfeksi virus ini tidak bisa sembuh total, karena virusnya hanya bisa ditidurkan dan suatu waktu bisa aktif kembali jika sistem imun melemah atau terdapat faktorfaktor lainnya yang bisa memicu. Sehingga sangat penting bagi penderita untuk menjaga sistem imun tetap kuat agar virus ini tidak aktif kembali.
51
7. Virus Rubella
Menurut kamus wikipedia virus rubella adalah virus yang menyerang manusia yang menyebabkan terjadinya campak. Virus ini bisa menyerang anak-anak dan orang dewasa. Infeksi karena virus ini ditandai dengan munculnya bercak merah pada kulit. Virus ini bisa menular melalui dahak penderita yang masuk ke dalam tubuh orang sehat melalui udara. Virus ini juga bisa menular melalui cairan tubuh seperti keringat. Jika daya tahan tubuh seseorang kuat, maka virus ini akan mati. Akan tetapi jika sistem imun lemah, maka virus akan berkembang dalam tubuh. Orang yang terinfeksi virus rubella biasanya mengalami deman berkepanjangan akan tetapi suhu tubuh tidak tinggi, flu, pusing-pusing, lemas, mual, lemah, nyeri otot dan munculnya bercak bercak merah pada kulit. Jika ibu hamil terinfeksi virus ini maka dapat mengakiba tkan cacat atau kelainan janin. Oleh karena itu ibu hamil perlu menjaga sistem imunnya kuat, karena sistem imun yang kuat akan membunuh virus ini. 8. Virus Polio.
Virus ini sudah dikenal sejak akhir abad ke 18, bahkan mungkin sejak zaman mesir kuno. Menurut kamus wikipedia virus ini merupakan penyebab penyakit poliomielitis dan virus ini menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi melalui tinja. Biasanya jika salah satu anggota keluarga terinfeksi, maka anggota keluarga lainnya juga akan terinfeksi. Orang yang terinfeksi virus ini akan mengalami lemahnya otot dan mengakibatkan kelumpuhan. Virus ini bisa menyerang siapa saja seperti orang tua, dewasa dan anak-anak, tidak mengenal usia. Kebanyakan kasus virus ini menyerang anak-anak usia 3 sampai 5 tahun. Pemberian vaksin waktu balita akan sangat membantu ketika setelah dewasa. Infeksi pada pada saat dewasa akan lebih berbahaya dibanding masa kanak-kanak. Gejala yang biasa dirasakan bagi orang yang terinfeksi virus polio adalah deman, nyeri sendi, tulang dan otot, kelamahan,kram otot, gangguan aktivitas sehari-hari seperti berjalan, gerakan tubuh dan gangguan pada pernafasan. Jika anda mengalami gejala-gejala seperti ingi segera hubungi dokter anda.
52
9. Virus Influenza
Virus influenza adalah virus yang mengakibatkan flu, virus ini sangat mudah menular dan ditularkan melalui udara dengan batuk atau bersin. Virus ini menyerang pernafasan sehingga orang yang terinfeksi virus ini mengalami kesulitan bernafas. Gejala yang dirasakan bagi seseorang yang terinfeksi virus ini adalah pilek, demam, batuk kering hingga batuk berdahak, kerongkongan gatal, hidung mampet, hidung meler, bersin-bersin, hidung terasa gatal dan merah serta badan terasa pengal-pegal atau rasa tidak nyaman secara umum. Kadang-kadang bisa muncul gejala mual dan muntah, terutama pada anak-anak. Jika imunitas seseorang baik, maka virus influenza akan mati diserang oleh sistem imunnya. Akan tetapi jika sistem imunnya lemah, maka virus influenza akan berkembang dalam tubuhnya. Anak-anak lebih mudah terserang virus ini dibandingkan dengan orang dewasa. Karena itu menjaga imunitas sangat penting untuk mempertahankan kesehatan kita dari serangan virus ini. Virus influenza juga bisa menular melalui tangan yang bersentuhan dengan orang yang terkena inflenza. Virus bisa masuk kedalam tubuh dengan sentuhan tangan ke mata dan mulut, oleh karena itu mencuci tangan sangat penting sebelum mengkonsumsi makanan. 10. Virus Cacar Air
Menurut kamus wikipedia cacar air disebabkan oleh virus varicella zoster. Seperti gejala infeksi pada umumnya pada awal infeksi panas, demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu dan lemah. Masa inkubasinya 2 hingga 3 pekan. Kemudian muncul kemerahan kecil atau ruam melepuh pada wajah, leher dan kemudian menjalalar keseluruh tubuh. Jika mengalami gejala ini segera hubungi dokter anda. Virus ini menular dengan cepat melalui udara, bisa dari bersin dan batuk dari penderita atau kontak langsung kulit dengan penderita. Cacar air lebih sering ditemukan pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. Bagi orang yang sistem imunnya kuat jarang ditemukan adanya komplikasi. Setelah terinfeksi maka sistem imun akan membentuk antibodi untuk pertahanan dimasa mendatang, sehingga jika ada serangan berikutnya virus akan langsung diserang dan di kalahkan oleh sistem imun. Jarang terjadi infeksi kedua kalinya bagi setiap orang. 53
Untuk anak-anak yang sistem imunnnya lemah bisa mengalami komplikasi adanya bekas luka karena kebiasaan menggaruk, kulit memerah dan perih karena adanya infeksi beberapa bakteri, infeksi telinga, infeksi otak dan sebagainya. Untuk menjaga sistem imun kuat sangatlah penting untuk melawan serangan virus ini, untuk menghindari komplikasi ke penyakit lainnya. Bagaimana kita bisa menghadapi atau melawan jenis-jenis virus diatas?
Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk melindungi tubuh kita dari serangan jenis-jenis virus sebagai berikut: 1. Menjaga kebersihan lingkungan seperi rumah dan pekarangan, tempat kerja dan lingkungan kerja. 2. Menghindari sumber penularan atau kontak dengan sumber penularan. 3. Mencuci tangan sebelum makan. 4. Menguatkan sistem imun sebagai benteng pertahanan un tuk jenis-jenis virus yang sudah terlanjur masuk ke dalam tubuh. Lawan virus melalui sistem imun
Imunitas atau sistem pertahanan atau Sistem imun kita adalah bagian tubuh yang bertugas melindungi kita dari infeksi jenis-jenis virus. Jika sistem imun kita kuat, sebagian besar virusvirus yang masuk ke dalam tubuh bisa langsung dimusnahkan atau dibunuh atau dinetralisir. Oleh karena itu penting sekali bagi orang yang sehat maupun orang yang sudah terinfeksi untuk menjaga kekebalan tubuh.
54
5 KASUS-KASUS PENYAKIT DI DUNIA YANG DISEBABKAN OLEH MIKROORGANISME PATOGEN
Tahukan Anda bahwa jaman dulu sebelum eksistensi mikroorganisme diketahui, para mikroba patogen telah menyebabkan terrenggutnya jutaan nyawa karena penyakit yang ditimbulkannya. Bahkan hingga saat ini para mikroba patogen mulai virus hingga bakteri masih tetap menimbulkan penyakit yang tak terduga. Berikut adalah beberapa wabah dan penyakit yang
1. The Black Death The Black Death (Kematian Hitam) atau The Black Plague (Wabah Hitam), adalah salah satu pandemi paling mematikan dalam sejarah manusia. Wabah ini diperkirakan dimulai dari Asia Tengah kemudian menyebar ke Eropa sekitar tahun 1340-an. Jumlah total kematian di seluruh dunia akibat pandemi ini diperkirakan mencapai 75 juta orang! Bahkan diperkirakan kematian mencapai 20 sampai 30 juta hanya di Eropa saja. The Black Death diperkirakan telah membunuh antara sepertiga hingga dua pertiga populasi manusia di Eropa. Penyakit berbahaya ini disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis. Manusia infeksiYersinia pestis mengalam tiga penyakit utama: pneumonia (radang paru-paru), septicemia (keracunan darah), dan pes. Tiga bentuk penyakit ini diyakini telah bertanggung jawab untuk sejumlah 55
kematian epidemi tinggi sepanjang sejarah manusia. Kini telah diketahui secara meyakinkan bahwa malapetaka tersebut berasal dari populasi hewan di Cina. Baru-baru ini, Yersinia pestis telah mendapatkan perhatian serius karena bisa digunakan sebagai agen senjata biologis. Oleh CDC (Pusat Pengendalian Penyakit) Amerika Serikat telah diklasifikasikan sebagai kategori patogen A yang memerlukan perhatian penting untuk kemungkinan dimanfaatkan oleh para teroris.
2. Cacar (variola vera)
Cacar adalah penyakit menular yang serius dan kadang-kadang fatal. Tidak ada obat khusus untuk penyakit cacar. Yang ada hanya pencegahan melalui vaksinasi. Ada dua bentuk klinis dari cacar. Variola mayor (besar) adalah bentuk parah dan paling umum, ditandai dengan ruam kulit yang luas dan demam tinggi. Secara historis, variola besar memiliki tingkat kematian keseluruhan sekitar 30%, namun, perdarahan yang terjadi bisa berakibat fatal. Variola minor merupakan bentuk kurang umum dari cacar. Jenis ini kurang parah, dengan angka kematian historis dari 1% atau kurang. Penularan terjadi melalui inhalasi (pernafasan) virus variola di udara, cairan atau lendir dari mukosa mulut, hidung, atau faring dari orang yang terinfeksi. Penularan dari satu orang ke orang lain terutama bila berdekatan dengan orang yang terinfeksi, biasanya dalam jarak sekitar 1,8 m, tetapi juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau benda yang terkontaminasi (fomites) seperti tempat tidur atau pakaian. Sangat jarang virus cacar menyebar terbawa udara dalam ruang tertutup seperti gedung, bus, dan kereta api. Penyakit ini berasal dari Amerika Selatan pada abad ke-18 dan dari waktu membunuh lebih dari 60 juta orang.
56
Penderita cacar variola (cacar nanah)
3. Wabah Ebola
Virus maut ini dinamai dari nama Sungai Lembah Ebola di Republik Demokratik Kongo (dulunya Zaire), yang merupakan lokasi wabah yang ditemukan pertama kali tahun 1976, di sebuah rumah sakit misionaris yang dijalankan oleh biarawati Flemish. Kasus yang ditimbulkan virus ini sebagian besar tetap tidak jelas sampai tahun 1989, ketika wabah dipublikasikan secara luas terjadi pada beberapa monyet di Amerika Serikat. Gejala yang umum adalah ruam, mata merah, cegukan, dan perdarahan internal dan eksternal yang dapat dilihat pada beberapa pasien. Ketika ruam muncul pada kulit gelap, seringkali tidak terlihat sampai ruam mulai mengelupas. Pada wanita hamil, aborsi (keguguran) dan perdarahan berat melalui vagina termasuk gejala umum Ebola. Kematian biasanya terjadi pada minggu kedua. Kematian pada korban Ebola biasanya disebabkan karena kehilangan darah dalam jumlah besar.
57
Virus Ebola ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, darah, dan jaringan dari orang yang terinfeksi. Penularan virus Ebola juga telah terjadi pada penanganan hewan atau orang yang sakit atau mati. Umumnya hewan liar yang terinfeksi adalah simpanse, gorila, monyet, kijang hutan, kelelawar buah. Penyakit ini menewaskan lebih dari 160,000 orang dari tahun 1976 hingga tahun 2000. Orang-orang biasanya menderita penyakit pes karena digigit oleh kutu tikus yang membawa bakteri Pasteurila pestis. Wabah ini masih terjadi di masyarakat pedesaan atau di kota-kota, terutama mereka yang biasa berhubungan dengan tikus dan kutu tikus. Gejala dari penyakit pes adalah demam tinggi, menggigil, sakit kepala, lemas, dan sakit pada ulu hati. Wabah ini pernah terjadi pada tahun 1300 AD dan menewaskan lebih dari 250 juta orang!
4. Wabah Flu Spanyol Pandemi influenza pada tahun 1918-1919 telah menewaskan lebih banyak orang dibandingkan dengan kematian pada Perang Dunia I (PD I), antara 20 dan 40 juta orang. Ini telah tercatat sebagai epidemi yang paling menghancurkan dalam sejarah dunia. Lebih banyak orang meninggal akibat influenza dalam satu tahun dibandingkan empat tahun wabah pes Black Death 1347-1351.
Dikenal sebagai "Flu Spanyol", influenza dari 1918-1919 adalah bencana global. Virus ini menyerang dengan kecepatan luar biasa, sering membunuh korbannya dalam waktu beberapa jam dari tanda-tanda pertama infeksi. Penyakit ini menyebabkan infeksi sekunder pneumonia yang mematikan dan menyebabkan pendarahan tak terkendali yang memenuhi paru-paru. Pada awal 1990-an, 75 tahun penelitian yang dilakukan telah gagal menjawab pertanyaan mengapa flu Spanyol ini paling fatal terjadi. Sejak 1918 tidak ada virus yang mampu diisolasi. Hanya dalam waktu dua tahun virus ini menewaskan lebih dari 100 juta orang.
Virus, bakteri, memang tak kenal ampun. Keganasan mereka tak mengenal batas negara dan benua. Dengan ukurannya yang mikroskopis, virus dan bakteri telah memberikan warna
58
tersendiri pada sejarah kehidupan manusia. Warna hitam kelam yang dikenal sebagai pandemi atau wabah. Puluhan bahkan ratusan tahun, dunia kedokteran berusaha untuk memerangi pasukan pasukan mikroskopis ini. Peperangan ini tak pelak, telah memakan begitu banyak korban jiwa. Tercatat ada 10 pandemi paling mematikan berdasarkan jumlah jatuhnya korban jiwa. 5. Flu Hong Kong (1968 - 1969) Kategori pandemik dua untuk virus influenza. Flu Hong Kong disebabkan oleh virus H3N2 yang merupakan turunan dari virus H2N2. Walau wabah ini hanya terjadi dalam rentang waktu satu tahun, namun dampaknya sungguh luar biasa. Wabah ini masuk sebagai pandemi mematikan ke-10 dengan total korban jiwa mencapai 1 juta orang.
59
6 LANGKAH PREVENTIF DAN PENGOBATAN “Pertumbuhan dan penyebaran mikroorganisme patogen dapat diminimalisir dengan tindakan preventif yang tepat ”
Untuk mengatasi berbagai aktifitas bakteri yang dapat merugikan, perlu di lakukan tindakan yang tepat. Tindakah tersebut dapat berupa tindakan pencegahan (preventif) maupun tindakan pengobatan. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi, sterilisasi, dan pasteurisasi, dan pengawetan bahan makanan.
1. Vaksinasi
Vaksinasi adalah pencegahan penyakit dengan pemberian vaksin, bakteri yang sudah dilemahkan, sehingga tubuh menerima dapat terhadap bakteri penyebab penyakit tertentu. Beberapa contoh vaksin untuk pencegahan penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah vaksin kolera untuk mencegah penyakit kolera, vaksin tifus untuk mencegah penyakit tifus, vaksin BCG (Bacile Calmette-Guerin) untuk mencegah penyakit
TBC,
vaksin
DTP
(Dipteria-Tetanus-Pertusis
vaccines)
untuk mencegah penyakit difterie, pertusis (batuk rejan), dan tetanus), dan vaksin TCD (Typus Chorela Disentry) untuk mencegah penyakit typus, kholera, dan desentri.
2. Sterilisasi
Sterilisasi adalah pemusnahan bakteri misalnya dalam pengawetan makanan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kondisi steril (suci hama), metodenya disebut aseptis. Sterilisasi dapat dilakukan melalui pemanasan dengan menggunakan udara 60
panas atau uap air panas bertekanan tinggi. Sterilisasi dengan udara panas O
O
menggunakan oven dengan temperatur 170 C – 180 C. Cara ini digunakan untuk mensterilisasikan
peralatan
di
laboratorium.
Sterilisasi
dengan
uap
air
panas bertekanan tinggi dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut autoklaf, O
pada temperatur 115 – 134 C. Autoklaf digunakan untuk sterilisasi bahan dan peralatan.
Sterilisasi pada umumnya digunakan pada industri makanan atau minuman kaleng, penelitian bidang mikrobiologi, dan untuk memperoleh biakan murni suatu O
jenis bakteri. Sedangkan Pasteurisasi adalah pemanasan dengan suhu 63 C O
72 C selama 15 - 30 menit. Pasteurisasi dilakukan pada bahan makanan yang tidak tahan pemanasan dalam suhu tinggi, misalnya susu. Sehingga untuk mematikan bakteri patogen (Salmonella rasa dan aroma khas susu dapat dipertahankan.
Teknik sterilisasi dengan suhu rendah ini ditemukan oleh Louis Pasteur (18221895), seorang
ilmuwan
Perancis. Selain
dengan
sterilisasi dan
pasteurisasi,
pengawetan makanan juga bisa dilakukan secara tradisional. Kalian mungkin pernah melihat proses pengasinan ikan, pemanisan buah-buahan, pengasapan daging, atau pengeringan makanan. Apakah tujuannya? Semua kegiatan tersebut bertujuan agar makanan yang diasinkan, dimaniskan, diasap, dan diasamkan menjadi lebih awet dan tidak mudah busuk. Prinsipnya adalah membuat makanan dalam kondisi yang tidak ideal untuk ditumbuhi bakteri pembusuk, misalnya pada lingkungan yang terlalu panas, terlalu asam, atau terlalu asin. Jadi, pemanisan, pengasapan, pengasinan, dan pengasaman
dilakukan
untuk
menghambat
pertumbuhan
bakteri.
3. Pengawetan Bahan Makanan Pengawetan Makanan adalah salah satu cara pengolahan pangan yang sering dilakukan untuk mencegah kerusakan bahan pangan dan menjaga kualitasnya. Pengawetan makanan yang dikembangkan dalam skala industri masa kini berbasis pada cara-cara tradisional yang dikembangkan untuk memperpanjang daya tahan bahan makanan. Cara pengawetan bahan makanan harus disesuaikan dengan keadaan
61
bahan makanan, komposisi bahan makanan, dan tujuan dari pengawetan. Kebanyakan pengawetan yang dilakukan hanya sebatas pemanasan atau pendinginan, namun dalam perkembangannya pengawetan dengan bahan kimia jauh lebih efektif menangkal jamur dan bakteri-bakteri.
Dengan penambahan bahan-bahan kimia. Pengawetan dengan bahan-bahan kimia dalam makanan sangat praktis karena dapat menghambat berkembangbiaknya mikroorganisme seperti jamur atau kapang, bakteri, dan ragi namun penambahannya harus sesuai dengan prosedur sebab kalau tidak akan mempunyai efek samping yang berbahaya bagi kesehatan konsumen. Bahan Kimia yang sering digunakan untuk melakukan pengawetan antara lain:
Asam propionat (natrium propionat atau kalsium propionat)
Asam Sitrat (citric acid)
Asam Benzoat (acidum benzoicum atau flores benzoes atau benzoic acid)
Garam Bleng
Garam dapur (natrium klorida)
Garam sulfat
Gula pasir
Kaporit (Calsium hypochlorit atau hypochloris calsiucus atau chlor kalk atau
kapur klor)
Natrium Metabisulfit
Nitrit dan Nitrat
Sendawa
Zat Pewarna
Menghindari Infeksi Bakteri Patogen Setelah memahami fatalnya infeksi berbagai jenis bakteri patogen, akan lebih bijaksana apabila Anda memahami cara-cara mengantisipasi infeksi bakteri-bakteri ini. Di antara beberapa cara menghindari infeksi bakteri ini adalah: 1. Menjaga daya tahan tubuh agar tubuh tak rentan terinfeksi virus atau bakteri. 2. Menjaga lingkungan agar selalu bersih, tak kumuh dan tak banyak lalat beterbangan.
62
3. Mengolah makanan dengan cara higienis, di antaranya ialah dengan mencuci higienis bahan makanan dan mengolahnya hingga benar-benar matang. 4. Membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun antikuman, terutama sebelum makan dan setelah buang air. 5. Memastikan alat masak dan alat makan selalu terjaga kebersihannya 6. Membeli makanan yang higienis kemasan dan proses pengolahannya.
6.1 Pencegahan Penyakit Penyakit dapat dicegah dengan kekebalan tubuh dan vaksinasi/imunisasi. a. Kekebalan Tubuh
Ø
Kekebalan tubuh aktif alami: kekebalan tubuh yang dihasilkan karena limfosit teraktivasi oleh antigen pada patogen
Ø
Kekebalan tubuh aktif buatan: kekebalan tubuh yang dihasilkan melalui proses injeksi antigen ke dalam tubuh
Ø
Kekebalan tubuh pasif alami: antibodi diberikan ibu kepada bayinya melalui ASI (sementara)
Ø
Kekebalan tubuh pasif buatan: antibodi diekstrak dari satu individu disuntikkan ke tubuh orang lain sebagai serum
a.
Vaksinasi
Vaksin adalah suatu antigen yang disuntikkan atau secara oral yang menyebabkan perkembangan kekebalan tubuh aktif dari individu yang diberi vaksin. Sejumlah antigen diperkenalkan ke tubuh seseorang sehingga menstimulasi produksi antibodi, seperti saat terjadi infeksi alami. Kekebalan tubuh melalui vaksinasi sifatnya tahan lama sebab tubuh mampu memproduksi sel-sel memori yang akan ”mengingat” antigen yang masuk ke dalam tubuh. Sebelum diberikan ke tubuh individu, antigen untuk vaksin dijadikan tidak berbahaya terlebih dahulu. Vaksin diperoleh dari sumber berbagai berikut:
63
Ø
Mikroorganisme mematikan yang dimatikan. Mikroorganisme tersebut dimatikan
dengan pemanasan atau pemberian senyawa kimia yang mendenaturasi enzim-enzim sel mikroorganisme. Patogen yang mati tidak akan menimbulkan penyakit, tetapi masih memiliki antigen yang akan dikenali limfosit T dan B, sehingga menghasilkan pembentukan antibodi oleh tubuh penerima vaksin. Contohnya adalah bakteri penyebab batuk rejan. Ø
Strain hidup yang tidak mematikan. Vaksin yang dihasilkan melalui cara tersebut sering dinamakan vaksin yang dilemahkan. Patogen dilemahkan untuk memastikan tidak menyebabkan infeksi yang parah. Contohnya adalah virus penyebab rubella dan vaksin BCG yang digunakan untuk melawan tuberkulosis dan vaksin Sabin untuk melawan poliomielitis.
Ø
Toksin yang dimodifikasi. Pada vaksin tersebut, toksoid (senyawa toksik) yang digunakan untuk menstimulasi produksi antibodi dengan tidak ada resiko terjadi infeksi. Contohnya adalah vaksin yang digunakan untuk melawan difteri dan tetanus.
Ø
Antigen hasil isolasi yang terpisah dari patogennya. Antigen yang penting dipisahkan dari mikroorganisme melalui pemecahan struktur patogen dan mengambil glikoprotein. Contohnya adalah vaksin influenza. Vaksin influenza mengandung campuran sejumlah antigen dari berbagai strain virus influenza, dengan tujuan mengalahkan banyaknya variasi strain virus influenza yang ada. Variasi antigen tersebut timbul pada mikroorganisme yang memiliki kecepatan mutasi tinggi.
Ø
Antigen hasil rekayasa genetik. Antigen dihasilkan melalui ekstraksi gen pengkode antigen tertentu dari patogen, kemudian disisipkan ke plasmid mikroorganisme lain, misalnya bakteri yang tidak berbahaya. Sel bakteri tersebut kemudian akan
64
bereplikasi, menghasilkan antigen dalam jumlah besar. Contohnya pada vaksin hepatitis B.
6.2 Antiseptik, Preventif Mikroba untuk Masuk kedalam Tubuh Antiseptik adalah anti-bakteri berbentuk semprot, salep, atau lotion yang dioleskan ke luka untuk mencegah infeksi. Antiseptik digunakan untuk memperlambat perkembangan kuman dan bakteri agar tidak menyebar dari jaringan yang terluka ke seluruh tubuh. Pada dasarnya terdapat dua jenis antiseptik yaitu germisida dan bakterisida. Germisida mampu menghancurkan mikroba sedangkan bakterisida digunakan untuk memperlambat pertumbuhan bakteri. Kedua jenis antiseptik tersebut efektif melindungi luka dan mempercepat penyembuhan luka. Meskipun antiseptik sangat efisien melawan bakteri dan kuman, penggunaannya tidak boleh dilakukan berlebihan dan harus dengan sepengetahuan dokter. Sebelum menggunakan antiseptik, luka harus dibersihkan terlebih dahulu untuk kemudian ditutup dengan perban atau kain kasa setelah antiseptik digunakan. Namun dalam kasus tertentu, beberapa antiseptik seperti fenol (dikenal pula sebagai hidrogen peroksida) harus kering terlebih dahulu sebelum luka diperban. Jika kulit alergi, gunakan antiseptik secukupnya dan bicarakan hal ini dengan dokter. Orang yang alergi mungkin lebih cocok menggunakan salep antibiotik, alih-alih antiseptik. Selain antiseptik, substansi lain yang biasa digunakan adalah desinfektan. Jika luka membutuhkan lebih dari sekedar obat penyembuhan lambat, desinfektan mungkin harus digunakan. Selalu ingat untuk membersihkan luka dengan memastikan tidak ada kotoran, jaringan mati, serta minyak di kulit untuk mencegah perban menempel pada luka. Anda dapat memilih berbagai bentuk antiseptik seperti spray atau salep. Pastikan tidak menggunakannya secara berlebihan. Gunakan hanya cukup untuk menutupi luka atau abrasi. Antiseptik umum digunakan untuk luka bakar, luka terpotong, dan luka ringan lainnya. Antiseptik tidak boleh digunakan untuk luka serius seperti luka dalam, infeksi jangka panjang, kemungkinan luka fatal, gigitan binatang, tusukan, dan luka yang mengalami perdarahan terusmenerus.Antiseptik adalah obat antibakteri yang bisa digunakan bersamaan dengan krim antibiotik atau produk penyembuhan lain.
65
Perbedaan Antiseptik dan Desinfektan
Antiseptik dan disinfektan keduanya digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme lainnya. Perbedaan utama antara keduanya adalah tempat di mana mereka digunakan. Antiseptik digunakan pada bagian tubuh yang mengalami luka atau sayatan bedah untuk mencegah infeksi. Di lain sisi, disinfektan digunakan pada permukaan bukan tubuh seperti alat operasi atau ruang operasi untuk menghancurkan mikroba berbahaya. Penggunaan antiseptik dan disinfektan merupakan inovasi modern dalam praktik medis. Sebelumnya, teori bahwa penyakit disebabkan oleh pengaruh lingkungan buruk alih-alih akibat mikroorganisme, masih diterima secara luas hingga pertengahan abad ke-19. Perintis awal dalam penelitian tentang antiseptik dan disinfektan, seperti Ignaz Semmelweis, mengamati bahwa kematian di antara ibu yang dirawat tanpa prosedur antiseptik dapat dikurangi dengan penerapan sanitasi dasar yang memadai. Meski demikian, masih banyak kalangan medis yang tidak kunjung menyadari arti pentingnya sanitasi yang baik saat merawat pasien. Joseph Lister adalah penganjur paling sukses akan penggunaan antiseptik dan disinfektan yang akhirnya mengubah cara kerja dunia medis. Antiseptik dan disinfektan sama-sama bekerja untuk membunuh mikroba. Saat digunakan, antiseptik juga tidak boleh menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh. Hidrogen peroksida dan alkohol adalah beberapa antiseptik yang paling umum digunakan dalam aplikasi medis dan rumah tangga. Dua bahan kimia tersebut biasanya digunakan untuk membersihkan kulit sebelum suntikan atau sayatan. Antiseptik juga dapat digunakan untuk mengobati luka atau lecet permukaan untuk membunuh mikroba yang mungkin telah memasuki luka. Hanya saja, proses ini sedikit dapat merusak jaringan dan menyebabkan ketidaknyamanan. Agen disinfektan, tidak seperti antiseptik, tidak perlu aman digunakan pada jaringan hidup. Hal ini karena disinfektan tidak digunakan pada jaringan hidup, melainkan diterapkan pada perkakas atau lokasi tertentu. Sebagai contoh, pemutih sangat efektif membunuh sebagian mikroba sehingga digunakan secara luas dalam rumah tangga atau fasilitas medis sebagai disinfektan. Bila menggunakan bahan kimia sebagai disinfektan tidak diinginkan, pilihan lain juga tersedia seperti menggunakan sinar ultraviolet atau radiasi. Contoh-contoh antiseptic antara lain hydrogen peroksida, garam merkuri, boric acid, dan triclosan. Sedangkan contoh disinfektan antara lain Klorin, Iodine, Alkohol,Ammonium Kuartener, Kalium permanganate dan Fenol.
66
Contoh Desinfektan dan Antiseptik (sumber : google.com )
6.3 Pengobatan Penyakit dengan Antibiotik Antibiotik merupakan senyawa kimia yang dihasilkan suatu mikroorganisme yang dapat membunuh mikroorganisme lain. Antibiotik pertama yang dikembangkan pada tahun 1930-an dan 1940-an merupakan senyawa kimia yang dihasilkan suatu mikroorganisme, yang dapat membunuh
mikroorganisme
lain.
Sebagai
contoh
67
penisilin,
antibiotik
pertama
yang
dikembangkan dalam skala besar untuk melawan infeksi bakteri. Penisilin merupakan hasil produksi suatu jenis jamur. Semenjak itu, antibiotik telah diekstrak dari berbagai sumber, seperti kulit katak dan butiran salju, dan ada pula yang disintesis. Berdasarkan jangkauan keefektifannya dan cara kerjanya, antibiotik dibagi menjadi 2, yaitu: a.
Antibiotik sprektum luas: antibiotik yang dapat membunuh berbagai jenis bakteri
b.
Antibiotik sprektum kecil: antibiotik yang efektif terhadap sedikit jenis bakteri (untuk
membunuh bakteri yang spesifik)
Semua antibiotik harus memiliki sifat toksisitas spesifik, yaitu antibiotik tersebut harus mampu mematikan atau menghambat pertumbuhan bakteri, tapi menyebabkan sedikit atau tidak ada kerusakan bagi jaringan tubuh. Target kerja antibiotik adalah proses metabolisme sel seperti sintesis protein, dll. Penggunaan antibiotik yang terlalu sering dan tidak sesuai aturan perlu dihindari karena penggunaan antibiotik berkali-kali menyebabkan semakin banyak bakteri yang mampu bertahan hidup dan mewariskan gen-gen resisten kepada strain yang berbeda. Penemuan antibiotik diinisiasi oleh Paul Ehrlich yang pertama kali menemukan apa yang disebut “magic bullet’, yang dirancang untuk menangani infeksi mikroba. Pada tahun 1910, Ehrlich menemukan antibiotika pertama, Salvarsan, yang digunakan untuk melawan syphilis. Ehrlich kemudian diikuti oleh Alexander Fleming yang secara tidak sengaja menemukan penicillin pada tahun 1928. Tujuh tahun kemudian,Gerhard Domagk menemukan sulfa, yang membuka jalan penemuan obat anti TB, isoniazid. Pada 1943, anti TB pertama ,streptomycin, ditemukan oleh Selkman Wakzman dan Albert Schatz. Wakzman pula orang pertama yang memperkenalkan terminologi antibiotik. Sejak saat itu antibiotika ramai digunakan klinisi untuk menangani berbagai penyakit infeksi. Cara kerja antibiotik mengobati infeksi bakteri bervariasi sesuai dengan je nis dari antibiotik itu sendiri. Berdasarkan formulasi obat dan cara memerangi bakteri, ada dua jenis antibiotik – bakteriostatik (bacteriostatic) dan bakterisida (bactericide) :
68
1.
Antibiotik Bakteriostatik
Seperti namanya, antibiotik bakteriostatik menghambat pertumbuhan bakteri, alih-alih membunuhnya secara langsung. Karena bakteri patogen terhambat pertumbuhannya, sistem kekebalan tubuh dapat dengan mudah memerangi infeksi.Mekanisme kerja antibiotik bakteriostatik
adalah
dengan
mengganggu
sintesis
protein
pada
bakteri
penyebab
penyakit.Contoh antibiotik bakteriostatik populer adalah spectinomycin (mengobati gonore), tetracycline (umum digunakan untuk infeksi), chloramphenicol (untuk semua jenis infeksi bakteri), dan macrolide (efektif untuk bakteri gram positif), 2.
Antibiotik Bakterisida
Antibiotik bakterisida mengandung senyawa aktif yang secara langsung membunuh bakteri.Untuk membunuh bakteri, antibiotik jenis ini menargetkan dinding sel luar, membran sel bagian dalam, serta susunan kimia bakteri.Contoh umum antibiotik bakterisida adalah penicillin (menyerang dinding sel luar), polymyxin (menargetkan membran sel), dan quinolone (mengganggu jalur enzim), penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol , polipeptida, rifampisin, isoniazid dll. Beberapa zat bakteriosida digunakan sebagai disinfektan, sterilisasi, dan antiseptik.
Satu jenis antibiotik tidak akan mampu membunuh semua baktreri.Dengan demikian, selain klasifikasi menurut modus tindakan, antibiotik juga diklasifikasikan berdasarkan kekhususan target.Itu sebab, antibiotik juga bisa diklasifikasikan menjadi antibiotik spektrum luas dan antibiotik spektrum sempit.Antibiotik spektrum luas efektif membunuh jenis bakteri patogen (misalnya tetracycline, tigecycline, dan chloramphenicol). Sedangkan antibiotik spektrum sempit (misalnya oxazolidinone dan glycylcycline) direkomendasikan untuk mengobati jenis tertentu dari bakteri penyebab penyakit. Penggunaan jangka panjang antibiotik atau terlalu sering menggunakan antibiotik dengan dosis semakin meningkat akan menyebabkan resistensi (kekebalan) antibiotik.Cara efektif menghindari resistensi antibiotik adalah dengan mengkonsumsi antibiotik di bawah pengawasan dokter.
Antibiotik untuk Bakteri Gram-Positif
Mayoritas bakteri gram negatif adalah patogen karena karakteristik membran luar dinding selnya. Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif yang paling dikenal. Beberapa contoh 69
lain bakteri gram negatif diantaranya termasuk Pseudomonas, Klebsiella, Salmonella, Shigella, Helicobacter, Acinetobacter, Neisseria, Haemophilus, Bordetella, Bacteroides, Enterobacter, dan lainnya. Bakteri gram negatif adalah patogen yang kuat karena memiliki membran ganda pada dinding sel, bersifat endotoksin, dan memiliki kemampuan resistensi terhadap obat. Bakteri gram negatif adalah agen penyebab berbagai infeksi saluran pernapasan, penyakit menular seksual, maupun penyakit pencernaan. Bakteri gram negatif juga menjadi penyebab utama infeksi nosokomial. Endotoksin yang terdapat di dinding sel bakteri gram negatif bila memasuki aliran darah akan menyebabkan endotoksemia. Endotoksemia bisa terjadi melalui infeksi sistemik atau lokal atau melalui bakteri gram negatif yang terdapat dalam usus. Saluran pencernaan manusia merupakan rumah beberapa bakteri gram negatif. Selama bakteri bereplikasi, endotoksin disintesis terus menerus dan berpindah ke aliran darah namun dalam jumlah yang rendah. Kadar endotoksin yang rendah tidak akan menimbulkan kerusakan pada tubuh. Namun, kadar endotoksin yang meningkat akan menyebabkan peradangan jaringan dan mengaktifkan berbagai proses seluler sistem kekebalan tubuh. Pada kasus yang ekstrim, kondisi ini bisa menimbulkan syok endotoksik atau syok septik. Beberapa gejala syok endotoksik diantaranya adalah sebagai berikut:
Demam dan menggigil, atau penurunan suhu tubuh
Peradangan
Ruam kulit
Napas cepat
Peningkatan denyut jantung
Tekanan darah rendah
Gagal organ multiple
Penanganan Infeksi Bakteri Gram Negatif
Membran luar yang unik membuat bakteri gram negatif resisten terhadap antibiotik maupun obat-obatan sehingga sulit diobati. Beberapa antibiotik tertentu cukup efektif untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif diantaranya streptomisin, kloramfenikol, dan sefalosporin. Kombinasi antibiotik tersebut banyak digunakan untuk menangani infeksi gram
70
negatif. Perawatan untuk menangani gejala diantaranya adalah menggunakan alat bantu napas serta obat-obatan untuk mengatur suhu dan fungsi jantung.
71