METRONIDAZOLE Infus :: KOMPOSISI ::
Tiap botol (100ml) METRONIDAZOLE METRONIDAZOLE infus mengandung: m engandung: Metronidazole 500 mg :: INDIKASI ::
Infeksi yang disebabkan oleh kuman anaerob dan kuman lainnya yang sensitif terhadap metronidazole. Pencegahan infeksi anaerob sebelum dan sesudah operasi. Amoebiasis dan trichomoniasis.
:: DOSIS DAN CARA PEMBERIAN ::
Infeksi bakteri anaerobik Dewasa: dosis Dewasa: dosis awal IV 15 mg/kg dan diikuti dengan dosis pemeliharaan 7,5 mg/kg BB setiap 6 jam. Dosis maksimum: 4 g/hari (IV atau oral). Lama pengobatan 7 hari. Profilaksis pra- dan paska operasi Dewasa: 15 Dewasa: 15 mg/kgBB dengan infus IV selama 30-60 menit, hingga 1 jam sebelum operasi. Jika perlu, 7,5 mg/kgBB dengan infus IV selama 30-60 menit pada 6 dan 12 jam setelah dosis awal. Dosis awal praoperatif harus selesai diinfuskan sekitar 1 jam sebelum dilakukan operasi. Alternatif untuk profilaksis perioperatif pada operasi colorectal 500 mg-1 g metronidazole diberikan melalui infus IV, 1 jam sebelum operasi dan dosis 500 mg diberikan lewat infus IV, 8 dan 16 jam sesudah. :: KONTRAINDIKASI ::
Pasien yang hipersensitif terhadap metronidazole atau derivat nitroimidazole lainnya. Kehamilan trimester pertama.
:: PERINGATAN DAN PERHATIAN ::
Gangguan sistem saraf pusat, diskrasia darah, hindari alkohol, disfungsi hati yang berat, anak-anak, usia lanjut dan ibu menyusui. :: EFEK SAMPING ::
Nausea, vomitus, abdominal discomfort , rasa logam pada lidah, diare, neuropati perifer, leukopenia dan trombositopenia yang sementara, aplasia sumsum tulang, urine yang
berwarna gelap, erythematous rash, pruritus, fotosensitivitas, tromboflebitis, hipertensi, infark miokardium, rheumatoid arthritis. :: KEMASAN DAN NOMOR REGISTRASI ::
Box, botol @ 100 ml
CIPROFLOXACIN .: Kemasan & No Reg :. • Ciprofloxacin 250 mg tablet (1 box berisi 5 strip @ 10 tablet), No. Reg. : GKL0208505117A1. • Ciprofloxacin 500 mg tablet (1 box berisi 5 strip @ 10 tablet), No. Reg. : GKL0208505117B1. • Ciprofloxacin 200 mg / 100 mL infus (1 box berisi 1 vial 100 mL), No. Reg. : GKL0808515349A1. .: Indikasi :. Untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang sensitif terhadap Ciprofloxacin seperti :
Infeksi saluran kemih termasuk prostatitis Uretritis dan servisitis gonorrhea Infeksi saluran cerna, termasuk demam tifoid yang disebabkan oleh S. thypi Infeksi saluran nafas, kecuali pneumonia akibat Streptococcus Infeksi kulit dan jaringan lunak Infeksi tulang dan sendi.
.: Kontra Indikasi :.
Penderita yang hipersensitif terhadap Ciprofloxacin atau antibiotika derivat quinolone lainnya. Wanita hamil dan menyusui. Anak-anak dibawah usia 18 tahun.
.: Dosis :. Dosis Oral
Infeksi ringan / sedang saluran kemih : 2 x 250 mg sehari. Infeksi berat saluran kemih : 2 x 500 mg sehari. - Infeksi ringan / sedang saluran nafas, tulang, sendi, kulit, jaringan lunak : 2 x 250 - 500 mg sehari. Infeksi berat saluran nafas, tulang, sendi, kulit, jaringan lunak : 2 x 500 – 750 mg
sehari. Prostatitis kronis : 2 x 500 mg. - Infeksi saluran ce rna : 2 x 500 mg sehari. Gonorrhoea akut : 250 mg dosis tunggal. Osteomielitis akut : dosis tidak kurang dari 2 x 750 mg sehari. Lama pengobatan tergantung beratnya infeksi, kemajuan klinis dan bakteriologis. Untuk infeksi akut, lama pengobatan biasanya 5 – 10 hari. Pada umumnya pengobatan harus diteruskan sampai minimal 3 hari setelah gejala klinis hilang. Dosis pada penggunaan fungsi ginjal : Bila bersihan kreatinin kurang dari 20 ml/menit, maka dosis normal hanya diberikan 1 kali sehari atau jika diberikan 2 kali sehari, dosis harus dikurangi separuhnya.
Dosis Infus
Ciprofloxacin infus harus diberikan secara infus intravena lambat dalam waktu lebih dari 60 menit. Infeksi ginjal tanpa komplikasi dan infeksi saluran kemih bagian atas dan bawah : 2 x 100 mg sehari. Infeksi lain : 2 x 200 mg sehari. Gonorrhea akut dan sistitis akut tanpa komplikasi pada wanita : infus tunggal 100 mg. Larutan infus dapat diberikan baik secara langsung atau setelah dicampur dengan larutan infus lain. Larutan infus ciprofloxacin cocok dengan larutan natrium klorida 0,9%, dextrose 5%, air steril untuk injeksi, dextrose 10%, dextrose 5% dan natrium klorida 0,225%, dextrose 5% dan sodium klorida 0,45%, ringer laktat. Larutan infus ciprofloxacin tidak cocok dengan larutan asam amino dan sodium bikarbonat.
.: Peringatan dan Perhatian :. Ciprofloxacin tablet
Ciprofloxacin tablet harus ditelan dengan air secukupnya untuk mencegah kristaluria. Ciprofloxacin harus diberikan dengan hati-hati pada penderita usia lanjut, pasien epilepsi dan pasien yang pernah mengalami gangguan susunan syaraf pusat. Hindarkan penderita dari matahari yang berlebihan. Bila terjadi fototoksisitas pengobatan harus segera dihentikan.
Ciprofloxacin infus
Hati-hati pemberian Ciprofloxacin infus pada:
Pasien gangguan ginjal Pasien yang diketahui atau diduga mempunyai gangguan SSP Pasien yang mempunyai faktor risiko lain untuk terjadinya kejang atau menurunkan nilai ambang kejang.
Reaksi hipersensitivitas (anafilaksis) pernah dilaporkan. Bila timbul ruam kulit atau reaksi hipersensitif lainnya, penggunaan harus dihentikan. - Kolitis pseudomembranosa pernah dilaporkan. - Dapat terjadi pusing dan sakit kepala - Jika terjadi neuropati perifer, hentikan pengobatan.
- Adanya kemungkinan peningkatan efek samping yang melibatkan s endi dan sekitarnya pada pasien anak (< 18 tahun).
TRAMADOL
Deskripsi Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat. Tramadol mengikat secara stereospesifik pada reseptor di sistem syaraf pusat sehingga memblok sensasi rasa nyeri dan respon terhadap nyeri. Disamping itu tramadol menghambat pelepasan neurotransmitter dari syaraf aferen yang sensitif terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat Nama dan struktur kimia - Nama &Struktur Kimia : 2-Dimethylaminomethyl-I-(3-methoxyphenyl)cyclohexanol hydrochloride
- Sifat Fisikokimia : Serbuk kristal berwarna putih, mudah larut dalam air dan metil alkohol, sukar larut dalam aseton. Golongan/Kelas Terapi Analgesik Narkotik Nama Dagang - Centrasic - Contram - Dolana - Dolgesik
- Dolocap - Dolsic - Forgesic - Intradol - Miradol - Nonalges - Nufotram - Orasic - Radol - Seminac - Simatral - Thramad - Tradonal - Tradosik - Tradyl - Tramal - Trasidan - Traumasik - Trazodon HCl - Trazone - Trunal DX - Tugesal - Zephanal - Zumatram - Bellatram Bentuk Sediaan Tablet, Kapsul, Injeksi Ampul Komposisi: Tiap kapsul mengandung: Tramadol Hidroklorida.....................................50 mg Indikasi Untuk mengobati dan mencegah nyeri yang sedang hingga berat, seperti tersebut di bawah ini: - Nyeri akut dan kronik yang berat.
- Nyeri pasca bedah. Kontraindikasi Pasien dengan hipersensitivitas,depresi napas akut,peningkatan tekanan kranial atau cedera kepala. Keracunan akut oleh alkohol, hipnotik, analgesik atau obat-obat yang mempengaruhi SSP lainnya. - Penderita yang mendapat pengobatan penghambat monoamin oksidase (MAO). - Penderita yang hipersensitif terhadap tramadol. Cara Kerja Obat: Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat. Tramadol mengikat secara stereospsifik pada reseptor di sistem saraf pusat sehingga menghentikan sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. Di samping itu TRAMADOL menghambat pelepasan neutrotransmiter dari saraf aferen yang bersifat sensitif terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat. Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Nyeri kronis sedang sampai berat yg tdk memerlukan efek analgesik yg cepat : awal 25 mg/hari kemudian dinaikkan 25 mg per 3 hari hingga 25 mg 4x sehari. Maksimum 400mg. Sesudah itu dapat dinaikkan sesuai toleransi dan kebutuhan: 50mg setiap 3 hari hingga 50mg 4 x sehari. Untuk efek yg cepat : 50 – 100 mg setiap 4 – 6 jam, jika perlu ( maksimum 400 mg/hari). Pasien dengan gangguan ginjal dan hati dosis disesuaikan dengan mengurangi frekuensi pemberian. Farmakologi Aktivitas analgetik yg bekerja di pusat Stabilitas Penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup, 15 – 30° C Efek Samping Sistem saraf : pusing, vertigo (paling sering terjadi, > 26% pasien), stimulasi SSP: anxietas, agitasi, tremor, gangguan, koordinasi, gangguan tidur, eforia dll (>7% pasien), Pencernaan : konstipasi, mual (>24% pasien), muntah (>9% pasien), nyeri perut, anore Interaksi Dengan Obat Lain : Karbamazepin : Meningkatkan metabolisme tramadol shg menurunkan efek analgesik scr signifikan. SSRIs & MAO inhibitor : Tramadol dapat meningkatkan resiko terjadi efek samping, seperti serotonin sindrom (nyeri dada, takikardia, tremor, bingung) & kejang. Warfarin oral : Efek warfarin meningkat. Depresan sistem saraf pusat (alkohol, anestetik, fenotiazin, agonis opioid, sedatif, hipnotik, analgesik yg bekerja di pusat) : potensiasi efek depresi pernapasan & depresi saraf pusat. Digoksin : Dilaporkan terjadi toksisitas digoksin (jarang)
Pengaruh Terhadap Kehamilan Kategori C : Penggunaan pada kehamilan hanya jika potensi manfaat lebih besar dari resiko
thd janin, karena dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan gejala putus obat pada bayi Parameter Monitoring Status sistem pernapasan & status mental Peringatan -Kejang dapat terjadi pada dosis yang direkomendasikan, resiko meningkat pada pasien yg mempunyai riwayat epilepsi, penggunaan bersama dgn SSRIs, MAO inhibitor. Waspada untuk pasien usia lanjut - Hati-hati bila digunakan pada penderita dengan trauma kepala, peningkatan tekanan intrakranial, gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat atau hipersekresi bronkus; karena dapat meningkatkan resiko kejang atau syok. - Dapat terjadi penurunan fungsi paru apabila penggunaan tramadol dikombinasi dengan obat-obat depresi SSP lainnya atau bila melebihi dosis yang dianjurkan. - Tramadol tidak boleh digunakan pada penderita ketergantungan obat. Meskipun termasuk agonis opiat, Tramadol tidak dapat menekan gejala putus obat, akibat pemberian morfin. - Tramadol sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil, kecuali benar-benar diperlukan. - 0,1% Tramadol diekskresikan melalui ASI (Air Susu Ibu). - Tramadol dapat mengurangi kecepatan reaksi penderita, seperti kemampuan mengemudikan kendaraan ataupun mengoperasikan mesin. - Lama pengobatan Pada pengobatan jangka panjang, kemungkinan terjadi ketergantungan, oleh karena it u dokter harus menetapkan lamanya pengobatan. Tidak boleh diberikan lebih lama daripada yang diperlukan. Informasi Waspada pada penggunaan obat bersamaan dengan obat golongan tanskuilizer, hipnotik dan analgesik opioid lain. Hati-hati mengendarai mobil dan menjalankan mesin. Beritahu dokter bila wanita sedang hamil atau merencanakan hamil Mekanisme Aksi Berikatan dengan reseptor opioid µ & menghambat serotonin & norepinefrin reuptake KETOROLAC
Ketorolac tromethamine Indikasi Ketorolac adalah obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID). Indikasi penggunaan ketorolac adalah untuk inflamasi akut dalam jangka waktu penggunaan maksimal selama 5 hari. Ketorolac selain digunakan sebagai anti inflamasi j uga memiliki efek anelgesik yang bisa digunakan sebagai pengganti morfin pada keadaan pasca operasi ringan dan sedang. Farmakodinamik Efeknya menghambat biosintesis prostaglandin. Kerjanya menghambat enzim siklooksogenase (prostaglandin sintetase). Selain menghambat sintese prostaglandin, juga menghambat tromboksan A2. ketorolac tromethamine memberikan efek anti inflamasi dengan menghambat pelekatan granulosit pada pembuluh darah yang rusak, menstabilkan membrane lisosom dan menghambat migrasi leukosit polimorfonuklear dan makrofag ke tempat peradangan. Farmakokinetik
Ketorolac tromethamine 99% diikat oleh protein. Sebagian besar ketorolac tromethamine dimetabolisme di hati. Metabolismenya adalah hidroksilate, dan yang tidak dimetabolisme (unchanged drug) diekresikan melalui urin. Dosis Ketorolac tromethamine tersedia dalam bentuk tablet dan i njeksi. Pemberian injeksi lebih dianjurkan. P emberian Ketorolac tromethamine hanya diberikan apabila ada indikasi sebagai kelanjutan dari terapi Ketorolac tromethamine dengan injeksi. Terapi Ketorolac tromethamine baik secara injeksi ketorolac ataupun tablet hanya diberikan selama 5 hari untuk mencegah ulcerasi peptic dan nyeri abdomen. Efek analgesic Ketorolac tromethamine selama 4-6 jam setelah injeksi. Untuk injeksi intramuscular : pasien dengan umur <65 tahun diberikan dosis 60 mg Ketorolac tromethamine/dosis. Pasien dengan umur >65 tahun dan mempunyai riwayat gagal ginjal atau berat badannya kurang dari 50 kg, diberikan dosis 30 mg/dosis. Untuk injeksi intravena : pasien dengan umur <65 tahun diberikan dosis 30 mg Ketorolac tromethamine/dosis. Pasien dengan umur >65 tahun dan mempunyai riwayat gagal ginjal atau berat badannya kurang dari 50 kg, diberikan dosis 15 mg/dosis. Pemberian ketorolac tromethamine baik secara injeksi maupun oral maksimal : pasien dengan umur <65 tahun diberikan dosis 120 mg/hari. Bila diberikan dengan injeksi intravena, maka diberikan setiap 6 jam sekali. Pasien dengan umur >65 tahun maksimal 60 mg/hari. Efek Samping
Selain mempunyai efek yang menguntungkan, Ketorolac tromethamine juga mempunyai efek samping, diantaranya : a. Efek pada gastrointestinal Ketorolac tromethamine dapat menyebabkan ulcerasi peptic, perdarahan dan perlubangan lambung. Sehingga Ketorolac tromethamine dilarang untuk pasien yang sedang atau mempunyai riwayat perdarahan lambung dan ulcerasi peptic. b. Efek pada ginjal Ketorolac tromethamine menyebabkan gangguan atau kegagalan depresi volume pada ginjal, sehingga dilarang diberikan pada pasien dengan riwayat gagal ginjal. c. Resiko perdarahan Ketorolac tromethamine menghambat fungsi trombosit, sehingga terjadi gangguan hemostasis yang mengakibatkan risiko perdarahan dan gangguan hemostasis. d. Reaksi hipersensitivitas Dalam pemberian Ketorolac tromethamine bias terjadi reaksi hypersensitivitas dari hanya sekedar spasme bronkus hingga shock anafilaktik, sehigga dalam pemberian Ketorolac tromethamine harus diberikan dosis awal yang rendah.
Kontra Indikasi ketorolac tromethamine dikontra indikasikan untuk pasien dengan riwayat gagal ginjal, riwayat atau sedang menderita ulcerasi peptic, an gka trombosit yang rendah. Untuk menghindari terjadinya perdarahan lambung, maka pemberian ketorolac tromethamine hanya selama 5 hari saja.
KETOROLAC
Injeksi
:: KOMPOSISI ::
KETOROLAC 10 mg Tiap ampul (1 ml) mengandung ketorolac tromethamine 10 mg KETOROLAC 30 mg Tiap ampul (1 ml) mengandung ketorolac tromethamine 30 mg :: INDIKASI ::
Untuk penatalaksanaan nyeri akut yang berat jangka pendek (< 5 hari). :: DOSIS DAN CARA PEMBERIAN ::
Injeksi bolus intravena diberikan dalam waktu minimal 15 detik. Pemberian intramuskular dilakukan dalam dan perlahan. Untuk pengobatan intramuskular jangka pendek, diberikan dosis 30-60 mg, dan kemudian dengan dosis 15-30 mg/6 jam, jika diperlukan. Dosis maksimum yang diberikan dalam sehari adalah 120 mg. Untuk meringankan rasa sakit derajat sedang pasca-operasi diberikan dosis 30 mg dan dosis 90 mg dapat diberikan untuk pasien dengan nyeri berat. Durasi maksimum pengobatan dengan ketorolac adalah selama 5 hari. . :: KONTRAINDIKASI ::
Hipersensitif terhadap ketorolac tromethamine dan pernah menunjukkan reaksi alergi terhadap aspirin atau obat AINS lainnya. Pasien dengan atau yang mempunyai riwayat ulkus peptikum akut, perdarahan saluran cerna atau perforasi. Penderita gangguan ginjal berat atau berisiko menderita gagal ginjal. Pasien yang diduga menderita perdarahan serebrovaskular, diatesis hemoragik. Pasien yang sedang mengalami proses persalinan. Ibu menyusui. Mendapatkan obat AINS lainnya dan probenecid . Tidak boleh diberikan secara intratekal atau epidural.
:: PERINGATAN DAN PERHATIAN :: Hati-hati jika digunakan pada pasien yang sedang menjalani terapi antikoagulan atau dengan hemofilia, pasien dengan gangguan hemostasis (efek pada hematologi), penderita penyakit jantung, gagal ginjal akut, hipertensi atau kondisi lain yang berhubungan dengan retensi cairan, kegagalan fungsi hati atau memiliki riwayat gangguan hati dan anak-anak yang berusia kurang dari 16 tahun..
:: EFEK SAMPING ::
Ulkus, perdarahan saluran cerna dan perforasi, hemoragis pasca bedah, gagal ginjal akut, reaksi anafilaktoid, dan gagal hati.
:: KEMASAN :: KETOROLAC 10 mg. Kotak, 10 ampul 10 mg/ml @ 1 ml. KETOROLAC 30 mg. Kotak, 10 ampul 30 mg/ml @ 1 ml.