RESUME BUKU METODOLOGI STUDI ISLAM PENULIS :
PROF. Dr. H. ABUDDIN NATA, M.A OLEH : YODI ARISTA (431307393
!URUSAN MANA!EMEN MANA! EMEN DAK"A DAK"AH FAKULTAS DAK"AH DAN KOMUNIKASI UNI#ERSITAS ISLAM NEGERI AR$RANNIRY BANDA A%EH A%EH &01' & 01'
BAB I MISI A!ARAN ISLAM
Studi terhadap misi ajaran Islam secara komprehensif dan mendalam adalah sangat diperlukan karena beberapa sebab sebagai berikut : Pertama, untuk menimbulkan kecintaan manusia terhadap ajaran Islam yang didasarkan kepada alasan yang sifatnya bulan hanya normatif , yakni karena diperintah oleh Allah, dan bukan pula karena emosional semata-mata karena didukung oleh argumentasi yang bersifat rasional, kultural dan aktual. Yitu argumen yang masuk akal, dapat dihayati dan dirasakan oleh umat manusia. Kedua, untuk membuktikan kepada umat manusia bahwa Islam baik secara normatif maupun secara kultural dan rasional adalah ajaran yang dapat membawa manusia kepada kehidupan yang lebih baik, tanpa harus mengganggu keyakinan agama Islam. Ketiga, untuk menghilangkan citra negatif dan sebagian asyarakat terhadap ajaran Islam. A. !erdapat sejumlah argumentasi yang dapat digunakan untuk menyatakan bahwa misi ajaran Islam sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam. Argumentasi tersebut dikemukakan sebagai berikut : Pertama, untuk menunjukkan bahwa Islam sebagai pembawa rahmat dapat dilihat dari pengertian Islam itu sendiri. "ata Islam makna aslinya masuk dalam perdamaian, dan oran uslim ialah orang yang damai dengan Allah dan damai dengan manusia. #amai dengan Allah, artinya berserah diri sepenuhnya kepada kehendak-$ya dan damai dengan manusia bukah saja berarti menyingkiri berbuat jahat dan sewenang-wenang kepada sesamanya, melainkan pula ia berbuat baik kepada sesamanya. #ua pengertian ini dinyatakan dalam Al%ur&an sebagai inti agama Islam yang sebenar-benarnya. Al-'ur&an menyatakan sebagai berikut : Islam adalah agama perdamaian dan dua ajaran pokoknya, yaitu "eesaan Allah, dan kesatuan atau persaudaraan umat manusia, menjadi bukti yang nyata bahwa agama Islam selaras benar dengan mananya. Islam bukan saja dikatakan sebagai agama sekalian $abi Allah, sebagaimana tersebut di
atas, melainkan juga sesuatu yang secara taksadar tunduk sepenuhnya kepada undang-undang Allah, yang kita saksikan pada alam semesta. Pertama, misi ajaran Islam sebagai pembawa rahmat dapat dilihat dari peran yang dimainkan Islam dalam menangani berbagai problematika agama, sosial, ekonomi, politik, hukum, pendidikan, kebudayaan, dan sebagainya. #ari sejak kelahirannya lima belas abad yang lalu Islam senantiasa hadir memberikan jawaban terhadap permasalahan di atas. Islam sebagaimana dikatakan (.A.). *ibb bukan semata-mata ajaran tentang keyakinan saja, melainkan sebagia sebuah sistem kehidupan yang multi dimensial. #alam bidang sosial, keadaan masyarakat terbagi-bagi kedalam sosial atau kasta yang dibedakan berdasarkan suku bangsa, bahasa, warna kulit, harta benda, jenis kelamin, dan lain sebagainya. #engan sistem kelas yang demikian, maka tidak akan terjadi mobilitas +ertikal yang didasarkan pada pretasinya masing-masing. Selanjutnya
dalam
bidang
ekonomi,
ditandai
oleh
praktik
mendapatkan uang dengan menghalalkan segala cara, seperti dengan praktik riba, mengurangi timbangan, menipu, monopoli, kapitalisme, dan sebagainya. "eadaan yang demikian itu pada gilirannya membawa mereka yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. ersaingan yang tidak sehat terjadi diantara mereka. anusia telah menjadi budah dari harta benda. Selanjutnya dalam bidang pendidikan, ditandai oleh keadaana di mana pendidikan atau ilmu pengetahuan hanya milik kaum elit. )akyat dibiarkan bodoh sehingga dengan mudah dapat disesatkan akidahnya dan selanjutnya dengan mudah dapat diperbudak. #alam pada itu pada masa kedatangan Islam di bidang kebudayaan ditandai oleh keadaan masyarakat yang semata-mata mengikuti hawa nafsu syahwat dan nafsu duniawi. mereka gemar melakukan mabuk-mabukan, foya,foya, berina, berjudi, dan sebagainya. ereka tenggelam dalam dosadosa maksiat. #ari sejak kelahirannya Islam sudah memiliki komitmen dan respon yang tinggi untuk ikut terlibat dalam memecahkan berbagai masalah tersebut di atas. Islam bukan hanya mengurusi sosial ibadah dan seluk beluk yang
terkait dengannya saja, melainkan juga ikut terlibat memberikan jalan keluar yang terbaik untuk mengatasi berbagai masalah tersebut dengan penuh bijaksana, adil, domokratis, manusiawi, dan seterusnya. (al-hal yang demikian itu dapat dikemukakan sebagai berikut : Pertama, dalam bidang sosial, Islam memperkenalkan ajaranyang bersifat egaliter atau kesetaraan dan kesederajatan antara manusia dengan manusia lain. Satu dan lainnya sama-sama sebagai makhluk Allah S!. #engan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kedua, misi Islam sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam dapat dilihat dari ajaran dalam bidan ekonomi yang bersandikan asas keseimbangan dan pemerataan. #alam ajaran Islam seseorang diperbolehkan memiliki kekayaan tanpa batas, namun dalam jumlah tertentu dalam hartanya terdapat milik orang lain yagn harus dikeluarkan dalam bentuk akat, infak, dan sedekah. Ketiga, misi ajaran Islam rahmatan lil alamin dalam bidang politik terlihat dari perintah Al%uran agar seorang pemerintah bersikap adil, bijaksana terhadap rakyat yang dipimpinnya, mendahulukan kepentingan / kepentingan rakyat daripada kepentingan dirinya, melindungi dan mengayomi rakyat, memberikan keamanan dan ketentraman kepada masyarakat. Keempat, missi rahmatan lil alamin ajaran Islam dalam bidang hukumhukum terlihat dari perintah Al%uran surat An-$isa& ayat 01 sebagaimana tersebut di atas. Ayat tersebut memerintah seorang hakim agar berlaku adil dan bijaksana dalam memutuskan perkara. enegakan supremasi hukum sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Kelima, misi ajaran Islam rahmatan lil alamin dapat pula dilihat dalam bidang pendidikan. (al ini terlihat dari ajaran Islam yang memberikan kebebasan kepada manusia untuk mendapatkan hak-haknya dalam bidang pendidikan. Islam menganjurkan belajar sungguhpun dalam keadaan perang, dan menuntut ilmu mulai dari buaian hingga ke linag lahat, serta melakukannya sepanjang hayat. endidikan dalam Islam adalah untuk semua. pemerataan dalam pendidikan adalah merupakan misi ajaran Islam.
2erdasarkan fakta dan analisis sebagaimana di atas, kita dapat mengatakan bahwa misi ajaran Islam adalah untuk melindungi hak-hak asasi manusia baik jiwa, akal, agama, harta, keturunan dan lainnya yang terkait. 3ntuk itu maka Islam sangat nenkankan perlunya menegakkan keadaan duai yang aman, damai, sejahtera, tentram, saling tolong-menolong, toleransi, adil, bijaksana, terbuka, kederajatan, dan kemanusiaan. #engan ajran yang demikian, maka Islam bukanlah agama yang harus ditakuti, apalagi dituduh sebagai sarang teroris, pembuat kekacauan dan sebagainya.
BAB & POSISI ISLAM DI ANTARA AGAMA$AGAMA DI DUNIA
Sebelum Islam datang ke dunia ini, telah terdapat sejumlah agama yang dianut oleh umat mansuia. ara ahli Ilmu erbandingan Agama 4!he 5omparati+e Study 6f )eligion 7 bida membagi agama secara garis besar ke dala dua bagian. ertama, kelompok agama yang diturunkan oleh !uhan melalui wahyu-wahyunya sebagaimana termaksud dalam kitab suci Al%uran. "edua, kelopok agama yang didasarkan pada hasil
renungan
mendalam
dari
tokoh
yang
membawanya
sebagaimana
terdokumentasikan dalam kitab suci yang disusunnya. Islam adalah agama yang terakhir di antara agama besar di dunia yang semuanya merupakan kekuatan raksasa yang mengeerakkan re+olusi dunia, dan mengubah nasib sekalian bangsa. Selain itu, Islam bukan saja agama yang terakhir melainkan agama yang melengkapi segala-galanya dan mencakup sekalian agama yang datang sebelumnya. engenai posisi Islam terhadap agama-agama yang datang sebelumnya dapat dikemukakan sebagai berikut : ertama, dapat dari ciri khas agama islam yang paling menonjol yaitu bahwa Islam menyuruh para pemeluknya agar beriman dan mempercayai bahwa seklian agama besar di dunia yang datang sebelumnya diturunkan dan diwahyukan oleh Allah. #idalam Al%uran dijunpai ayat-ayat yang menyuruh umat Islam mengakui agama-agama yang diturunkan sebelumnya sebaigian dari rukun iman. 2erdasarkan ayat / ayat tersebut terlihat dengan jelas bahwa posisi Islam di antara agama-agama lainnya dari sudut keyakinan adalah agama yang menyakini dan mempercayai agama-agama yang dibawa oleh para rasul sebelumnya. #engan demikian orang Islam bukah saja beriman keapda $abi uhammad SA. melainkan beriman kepada semua nabi. menurut ajaran Al%uran yang terang benderang, bahwa semua bangsa telah kedatangan $abi. tidak ada satu umat, melainkan seorang juru ingat telah berlalu di kalangan mereka 4'S. 8aathir, 90:;7. #engan demikian orang Islam adalah orang yang beriman kepada para nabi dan "itab Suci dari semua bangsa.
"edua, posisi Islam di antara agama-agama besar di dunia dapat pula dilihat dari ciri khas agama Islam yang memberinya kedudukan istimewa diantara sekalian agama. Selain menjadi agama yang terakhir dan yang meliput semuanya, Islam adalah pernyataaan kehendak Ilahiyang sempurna. "etiga, posisi Islam diantara agama-agama lainya dapat dilihat dari peran yang dimainkannya. #alam hubungan ini agama Islam memiliki tugas besar, yaitu 4<7, mendatangkan perdamaian dunia dengan membentuk persaudaraan diantara sekalian agama di dunia dan 47, menghimpun segala kebenaran yang termuat dalam agama yang telah ada sebelumnya 497, memperbaiki kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh para penganur agama sebelumnya yang kemudian dimasukkan ke dalam agamanya itu, 4;7, mengerjakan kebenaran abadi yang sebelumnya tak pernah diajarkan, berhubung keadaan bangsa atau umat pada waktu itu masih dalam tarap permulaan dari tingkat perkembangan mereka dan yang terakhir ialah memenuhi segala kebutuhan moral dan rohani bagi umat manusia yang selalu bergerak maju. "eempat, posisi Islam di antara agama-agama lain dapat pula dilihat dari adanya unsur pembaruan didalamnya. "elima, osisi agama Islam terhadap agama-agama lainnya dapat dilihat dari dua sifat yang yang dimiliki oleh ajaran Islam, yaitu akomodatif dan persuasif.
BAB 3 METODOLOGI PEMAHAMAN ISLAM
A. STUDI ISLAM
#ikalangan para ahli masih terdapat perbedaan disekitar permasalahan apakah studi islam 4agama7 dapat dimasukkan ke dalam bidang ilmu pengetahuan, mengingat sifat dan karakteristik antara ilme pengetahuan dan agama berbeda. ada dataran normati+itas studi Islam agaknya masih banyak terbebani oleh misi kagamaan yang bersifat memihak, romantis, dan apologis, sehingga kadar muatan analisis, kritis, medodologis, historis, empiris, terutama dalam menelaah teks-teks atau naskah-naskah keagamaan produk sejarah terdahulu kurang begitu ditonjolkan, kecuali dalam lingkungan para peneliti tertentu yang masih sangat terbatas. dengan demikian secara sederhana dapat dekemukakan jawabannya bahwa dilihat dari segi normatif sebagaimana yang terdapat di dalam Al%uran dan hadis, maka Islam lebih merupakan agama yang tidak dapat diberlakukan kepadanya pradigma ilmu pengetahuan, yaitu pradigma analisistis, kritis, metodologis, historis, dan empiris. Sebagai agama, Islam lebih bersifat memihak romantis, apologis, dan subjektif. sedangkan jika dilihat dari segi historisnya yakni islam dalam arti yang dipraktikkan oleh manusia serta tumbuh dan berkembang dalam sejarah kehidupan manusia, maka Islam dapat dikatakan sebagai sebuah disiplin ilmu, yakni ilmu keislaman atai Islam Studies erbedaan dalam
melihat Islam yag demikian itu dapat menimbulkan
perbedaan dalam menjelaskan Islam itu sendiri. "etika islam dilihat dari sudur normatif, Islam merupakan agama yang di dalamnya berisi ajaran !uhan dengan urusan akidah dan muamalah sedangkan ketika Islam dilihat dari sudut historis atau sebagaimana yang tampak dalam Islam tampil sebagai sebuah disiplin ilmu 4 Islamic Studies7. B. METODE MEMAHAMI ISLAM
ada bagian ini penulis akan mencoba menelusuri metode memahami Islam sepanjang yang dapat dijumpai dari berbagai literatur keislaman. #alam buku herjudul !entang Sosiologi Islam, karya Ali Syari=ati, dijumpai uraian singkat mengenai metode memahami yang pada intinya Islam harus dilihat dari
berbagai dimensi. #alam hubungan ini, ia mengatakan jika kita meninjau Islam dari satu sudut pandangan saja, maka yang akan terlihat ha-nya satu dimensi saja dari gejalanya yang bersegi banyak. ungkin kita berhasil melihatnya secara tepat, namun tidak cukup bila kita ingin memahaminya secara keseluruhan. 2uktinya ialah Al%uran sendiri. "itab ini memiliki banyak dimensi> sebagiannya telah dipelajari oleh sarjana-sarjana besar sepanjang sejarah. Satu dimensi, misalnya, mengandung aspek-aspek linguistik dan sastra Al%uran. ara sarjana sastra telah mempelajarinya secara terperinci. #imensi lain terdiri atas tema-tema filosofis dan keimanan Al%uran yang menjadi bahan pemikiran hagi para filosof serta para teolog hari ini. #imensi al%uran lainnya lagi yang belum dikenal ialah dimensi manusiawinya, yang mengandung persoalan historis, sosiofogis, dan psikologis. #imensi ini belum banyak dikenal, karena sosiologi, psikologi ilmuilmu manusia memang jauh lebih muda dibandingkan ilmu-ilmu alam. Apalagi ilmu sejarah yang merupakan ilmu termuda di dunia. $amun yang dimaksudkan dengan ilmu sejarah di sini tidaklah identik dengan data historis ataupun buku buku sejarah yang tergolong dalam buku-buku tertua yang pernah ada. 3ntuk memahami islam secara benar ini, $asruddin )aak mengajukan empat cara. : Pertama, Islam harus dipelajari dari sumbernya yang asli, yaitu Al%uran dan
Al-Sunnah )asulullah. "ekeliruan memahami Islam, karena orang hanya
megenalnya dari sebagian ulama dan pemeluknya yang telah jauh dari bimbingan Al%uran dan Al-Sunnah, atau melalui pengenalan dari sumber / sumber kitab fi%ih dan tasawuf yang semangatnya sudah tidak sesuai dengan perkembangan aman. empelajari Islam dengan cara demikian akan menjadikan orang tersebut sebagai pemeluk Islam yang sinkretisme, hidup penuh bid&ah dan khurafat, yakni telah tercampur dengan hal-hal yang tidak Islami, dari ajaran Islam yang murni. Kedua, Islam harus dipelajari secara integral, tidak dengan cara parsial, artinya dipelajari secara menyeluruh sebagai satu kesatuan yang bulat tidak secara. sebagian saja. emahami Islam secara parsial akan membahayakan, menimbulkan skeptis, bimbang dan penuh keraguan. Ketiga, Islam perlu dipelajar dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar.
Keempat , Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan normatif teologis yang ada dalam Al%uran, baru kemudia dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris, dan sosiologis yang ada di masyarakat. #engan cara demikian dapat diketahui tingkat kesesuaian atau kesenjangan antara Islam yang berada pada dataran normatif teologis yang ada dalam Al%uran dengan Islam yang ada pada dataran historis, sosiologis, dan empiris emahami Islam dengan cara keempat sebagaimana disebutkan di atas, akhir-akhir ini sangat diperlukan dalam upaya menjunjukkan peran sosial dan kemanusiaan dari ajaran Islam itu sendiri. #ari uraian tersebut kita melihat bahwa metode yang dapat digunakan. untuk memahami Islam secara garis besar ada dua macam. ertama, metode komparasi, yaitu suatu cara memahami agama dengan membandingkan seluruh aspek yang ada dalam agama Islam tersebut dengan agama lainnya, dengar. cara demikian akan dihasilkan pemahaman Islam yang objektif dan utuh "edua, metode sintesis, +aitu suatu cara memahami Islam yang memadukan antara metode ilmiah dengan segala cirinya yang rasional, objektif, kritis, dan seterusnya dengan metode teologis normatif. etode ilmiah digunakar. untuk memahami Islam yang tampak dalam kenyataan historis, empiris, dar sosiologis, sedangkan metode teologis normatif digunakan untuk memaham: Islam yang terkandung dalam kitab suci. elalui metode teologis normatif ini seseorang memulainya dari meyakini Islam sebagai agama yang mutlak benar. (al ini didasarkan pada alasan, karena agama berasal dari !uhan dari apa yang berasal dari !uhan mutlak benar, maka agamapun mutlak benar Setelah itu dilanjutkan dengan melihat agama sebagaimana norma ajaran yang berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan manusia yang secara keseluruhan diyakini amat ideal. elalui metode teologis normatif yang tergolong tua usianya ini dapat dihasilkan keyakinan dan kecintaan yang kuat, kokoh, dan militan pada Islam, sedangkan dengan metode ilmiah yang dinilai sebagai tergolong uda usianya ini dapat dihasilkan kemampuan menerapkan Islam yang diyakini dan dicintainya itu dalam kenyataan hidup serta memberi jawaban terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi manusia.
BAB 4 TELAAH KONSTRUKSI TEORI) PENELITIAN AGAMA
A. PENGERTIAN *KONSTRUKSI TEORI* PENELITIAN AGAMA
#alam
"amus
3mum 2ahasa Indonesia, .?.S. oerwadarminta
engartikan konstruksi adalah cara membuat 4menyusun7 bangunan / bangunan 4jembatan dan sebagainya7> dan dapat pula berarti susunan dan hubungan kata di kalimat atau di kelompok kata. Sedangkan teori berarti pendapat yang dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa 4kejadian7> dan berarti pula asas-asas dan hukum-hukum umum yang dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan. Selain itu, teori dapat pula berarti pendapat, cara-cara, dan aturan-aturan untuk melakukan sesuatu. Selanjutnya, dalam ilmu penelitian teori-teori itu pada hakikatnya merupakan pernyataan mengenai sebab akibat atau mengenai adanya suatu hubungan positif antara gejala yang diteliti dari satu atau beberapa faktor tertentu dalam masyarakat, misalnya kita ingin meneliti gejala bunuh diri. sudah mengetahui tentang teori integrasi atau kohesi sosial dari @mile #urkheim 4seorang ahli sosiologi erancis kenamaan7, yang mengatakan adanya hubungan positif antara lemah dan kuatnya integrasi sosial dan gejala bunuh diri dari pengertian / pengertian tersebut, kita dapat memperroleh suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan "snstruksi teori adalah susunan atau bangunan dari suatu pendapat, asas-asas atau hukum / hukum mengenai sesuatu yang antara suatu dan lainnya saling berkaitan, sehuingga membentuk suatu banunan. Adapun penelitian berasal dari kata teliti yang artinya cermat, seksama, pemeriksaan yang dilakukan secara saksama dan teliti, dan dapat pula berarti penyelidikan, tujuan pokok dari kegiatan pene litian ini adalah mencari kebenarankebenaran objektif yang disimpulkan melalui data-data yang terkumpul. "ebenaran / kebenaran objektif yang diperoleh tersebut kemudian digunakan sebagai dasar atau landasan untuk pembaruan, perkembangan atau perbaikan dalam masalah-masalah teoritis dan praktis bidang-bidang pengetahuan yang bersangkutan. #engan demikian, penelitian mengandung arti upaya menemukan jawaban atas sejumlah masalah berdasarkan data-data yang terkumpul.
2arikutnya, sampailah kita kepada pengertian agama. !elah banyak ahliahli ilmu pengetahuan seperti antropologi, psikologi, sosiologi, dan lain-lain yang mengcoba mendefinikan agama. ).). aret salah seorang ahli antropologi Inggris, menyatakan bahwa agama adalah yang paling sulit dari semua perkataan untuk didefinisikan karena agama adalah menyangkut lebih daripada hanya pikiran, yaitu perasaan dan kemauan juga, dan dapat memanifestasikan dari menurut segi-segi emosionalnya
walaupun idenya
kabur.(arun
$asution
menyebutkan adanya empat unsur penting yang terdapat dalam agama, yaitu :<7 unsur kekuatan gaib yang dapat mengambil bentuk #ewa, !uhan, dan sebagainya> 7 unsur keyakinan manusia bahwa kesejahterahannya di dunia ini dan hidupnya di akhirat nanti amat tergantung kepada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang dimaksud> 97 unsur respond yang bersifat emosional dari manusia yang dapat mengambil bentuk perasaan takut, cinta, dan sebagainya> dan ;7 unsur pahan adanya yang kudus 4sacred7 dan suci yang dapat mengambil bentuk kekuatan gaib. #ari definisi-definisi tersebut, (arun $asution selannjutnya menyebutkan adanya empat unsur penting yang terdapat dalam agama, yaitu: <7 3nsur kekuatan gaib yang dapat rnengambil bentuk dewa, atau !uhan, dan sebagainya: 7 3nsur keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia ini dan hidupnya di akhirat nanti amat bergantung kepada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang dimaksud : 97 3nsur respons yang bersifat emosional dari manusia yang dapat mengambil bentuk perasaan takut, cinta dan sebagainya dan ;7 3nsur paham adanya yang kudus 4Sacred 7 dan suci yang dapat mengambil bentuk kekuatan gaib, kitab yang mengandung ajaran-ajaran agama yang bersangkutan, dan dalam bentuk tempat-tempat tertentu.
BAB ' TEORI$TEORI PENELITIAN AGAMA
!eori adalah alat terpenting suatu ilmu pengetahuan. !anpa teori berarti hanya ada serangkian fakta atau data saja dan tidak ada ilmu pengetahuan. !eori itu 4<7 menyimpulkan generalisasi fakta-fakta, 47 memberi kerangka orientasi untuk analisis dan klasifikasi fakta-fakta, 497 memberikan kerangka baru, 4;7 mengisi kekosingan pengetahuan tentang gejala / gejala yang telah ada atau sedang terjadi. Ilmu-ilmu agama pada segi-seginya yang menyangkut masalah sosial, termasuk bagian yang dapat diteliti, dimatai dengan menggunakan piranti ilmiah atau metodologi ilmiah yang didalamnya mengandung teori yang akan digunakan. etodologi ilmiah ditentukan oleh objek yang dikaji. "alau segi-segi tertentu agama, katakanlah Islam itu berada pafa fenomena sosial, niscaya metode pengakajian terhadap fenomena itu adalah ilmu-ilmu sosial. Adapun terhadap segi-segi lain yang berpangkal pada postulat / postulat yang lebih bersifat normatif dan dogmatis, sesuai dengan ajaran metode ilmiah yang harus mempertahankan objekti+itas berdasarkan konsep-konsep pemikiran logis dan bukti-bukti empiris. !entu saja kebenaran agama dalam norma dan dogma mendambakan kebenaran mutlak sedangkan kebenaran ilmiah hanyalah kebenaran nisbi, berdasarkan pada logika dan ketetapan ilmu pengetahuan, "arena itu hakikat pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmu pengetahuan tidak mutlak sifatnya. enggunan teori dalam kajian studi islam telah banyak dibahas para ahli )icard 5. artin dalam bukunya berjudul Approaches to Islam in religious studies, telah membahas penggunaan teori dalam melakukan penelitian terhadap bidang studi agama Islam. #emikian pula buku yang berjudul Penelitian Agama. asalah dan pemikiran yang diedit oleh ulyanto Sumradi telah pula mengkaji secara seksama tentang penggunaan teori dalam penelitian agama. ?elasnya untuk mengenal Islam, kita tidak memilih satu pendekatan saja, karena Islam bukanlah berdimensi satu. Islam bukanlah agama yang didasarkan semata-mata pada perasaan-perasaan mistik manusia atau hanya terbatas kepada hubungan antara !uhan dan manusia. Ini hanya dimensi dari akidah Islam. 3ntuk mengenal dimensi tertentu ini kita harus beralih kepada metode filsafat, karena hubungan antara manusia dan !uhan merupakan bagian dari bidan pemikiran 4filsafat7.
BAB + MODEL PENELITIAN FISLASAT ISLAM
8ilsafat Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang keberadaannya telah menimbulkan pro dan kontra. Sebagian mereka yang berpikiran maju dan bersifat liberal cenderung mau menerima pemikiran filsafat Islam. Sedangkan bagi mereka yang bersifat tradisional yakni berpegangan kepada doktrin ajaran Al%uran dan Al-(adis secara tekstual, cenderung kurang mau menerima filsafat, bahkan menolaknya. #ari kedua kelompok : tersebut nampak bahwa kelompok terakhir masih cukup kuat pengaruhnya di masyarakat dibandingkan dengan kelompok pertama. "ajian filsafat Islam> dilakukan sebagian mahasiswa pada jurusan tertentu di akhir abad ke . Sedangkan pada masyarakat secara umum seperti yang terjadi di kalangan pesantren, pemikiran filsafat masih dianggap terlarang, karena dapat melemahkan iman. "alaupun di pesantren diajarkan logika, yang pada hakekatnya merupakan ilmu yang mengajarkan cara berpikir filosofis, namun ini tidak diterapkan, melainkan hanya semata-mata sebagai hafalan. 2erbagai analisis tentang penyebab kurang diterimanya filsafat di kalangan masyarakat Islam Indonesia pada umumnya adalah karena pengaruh pikiran Al-*hoali yang dianggapnya sebagai pembunuh pemikiran filsafat. Anggapan ini selanjutnya telah pula dibantah oleh pendapat lain yang mengatakan bahwa penyebabnya bulanlah Al-*hoali, melainkan sebab-sebab lain yang belum jelas. #engan demikian, metede, penelitian yang ditempuh Ahmad 8ual Al-Ahwani adalah penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang menggunakan bahan-bahan kepustakaan. Sifat dan coraknya adalah penelitian deskriptif kualitatif, sedangkan pendekatannya adalah pendekatan yang bersifat campuran, yaitu pendekatan historis, pendekatan kawasan dan tokoh. ulai pendekatan historis, ia mencoba menjelaskan latar belakang timbunya pemikiran filsafah daalam Islam. Sedangkan dengan pendekatan kawasan ia mencoba membagi tokoh-tokoh filosif menurut tempat tinggal meraka dan dengan pendekatan tokoh, ia mencoba mengemukakan berbagai pemikiran filsafat yang sesuai dengan tokoh yang mengemukakannya.
BAB 7 MODEL PENELITIAN SE!ARAH ISLAM
Sejarah Islma meruapakan salah satu bidang studi Islam yang banyak menarik perhatian para penelitia baik dari kalangan sarjana muslim maupun non muslim, karen abanyak manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian tersebut. 2agi umat Islam, mempelajari sejarah Islam selain akan memberikan kebanggaan juga sekaligus peringatas agar berhati-hati. #engan mengetahui bahwa umat islam dalam sejarah pernah mengalami kemajuan dalam segala bidang selama beratus-ratus tahun misalnya, akan memberikan rasa bangga dan percaya diri menjadi orang muslim. #emikian pula dengan mengetahui bahwa umat Islam juga mengalami kemunduran, penjajahan dan keterbelakangan, akan menyadarkan umat Islam untuk memperbaiki keadaan dirinya dan tampil untuk berjuang mencapai kemajuan. Sementara itu, bagi para peneliti 2arat, mempelajari sejarah Islam selain diajukan untuk pengembangan ilmu, juga terkadang dimaksudkan untuk mencari-cari kelemahan dan kekurangan umat Islam agar dapat dijajah dan sebagainya sebagainya. #isadari atau tidak, selama ini informasi mengenai sejarah Islam banyak berasal dari hasil penelitian para sarjana 2arat. (al ini terjadi, karena selain masyarakat 2arat memiliki etos kemauan yang tinggi juga didukung oleh dana dan kemauan politik yang kuat dari para pemimpinnya. Sementara .dari kalangan para peneliti uslim tampak di samping etos keilmuannya rendah, juga belum didukung oleh keahlian di bidang penelitian yang memadai serta dana dan dukungan politik dari pemeintah yang kondusif. (asil penelitian tersebut nampaknya berguna sebagai informasi awal untuk melakukan penelitian sejarah yang mengambil pendekadan kawasan. enelitian tersebut dapat dikategorikan sebagai penelitian literatur yang didukung oleh sur+ei, dan dianalisis dengan pendekatan sejarah dan perbandingan