“
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
“
SNVT
: Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Maluku Provinsi Maluku.
PPK
: Sungai dan Pantai I.
Pekerjaan
: Normalisasi Alur dan Perkuatan Tebing Sungai Way Lawa, P. Ambon, Kota Ambon (0,30 Km).
Lokasi
: P. Ambon. : P.
Tahun Anggaran
: 2013.
A. Pekerjaan Persiapan : 1. Sebelum dimulai pelaksanaan Pihak Kontraktor bersama Pihak Direksi mengadakan Pra Construction Meeting (PCM) untuk membahas program kerja meliputi : Hubungan dengan Masyarakat dan Pemerintah setempat
o
sehingga mendapat dukungan terhadap pelaksanaan pekerjaan. o
Pihak Kontraktor mengajukan rencana kerja secara terperinci, termasuk jadwal pelaksanaan (time Schedule).
o
Rencana Kerja yang diajukan berupa Net Work Planing (NWP) dengan
tujuan
menjamin
keterpaduan
pekerjaan
dengan
rencana dan kemampuan sumber daya Pemborong. o
Penyusunan waktu kegiatan pada bagian-bagian pekerjaan
o
Penyusunan waktu waktu pengadaan bahan serta peralatan sesuai jumlah yang diperlukan sebelum sebelum pekerjaan dimulai.
o
Penyusunan waktu penyerahan tenaga kerja sesuai sesuai kebutuhan dan sifat pekerjaan.
Hal-Hal
o
yang
dimaksud
tersebut
diatas
menjadi
dasar
monitoring pelaksanaan dan segala perubahan dari rencana pelaksanaan yang telah disusun. 2. Mobilisasi peralatan yang diperlukan untuk mengerjakan proyek ini antara lain : o
Excavator
= 1 Unit
o
Bulldozer
= 1 unit
o
Vibrator Roller
= 1 unit
o
Dump Truck
= 1 Unit
o
Waterpas
= 1 Unit
o
Theodolite
= 1 Unit
3. Mobilisasi Tenaga Personil Pelaksanaan yang diperlukan untuk mengerjakan proyek ini antara lain : o
Tenaga Pelaksana Lapangan
= 1 Orang
o
Tenaga Pembantu Pelaksana
= 1 Orang
o
Tenaga Administrasi & Keuangan
= 1 Orang
o
Kepala Logistik
= 1 Orang
o
Surveyor
= 1 Orang
4. Observasi Lapangan : Tenaga pelaksana memimpin pelaksanaan pekerjaan observasi sesuai ruang lingkup pekerjaan yang tercantum dalam kontrak dan membuat laporan tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) meliputi : o
Pembersihan lapangan, dan Membuat jalan kerja.
o
Pembangunan direksikeet, gudang & barak.
o
Pemasangan Titik tetap/Bench tetap/Bench Mark (BM) yang digunakan untuk dasar pelaksanaan pekerjaan.
o
Melaksanakan pengukuran/Uitzet pengukuran/Uitzet kembali berpedoman berpedoman pada titik tetap yang ditentukan oleh Direksi Lapangan, sebagai dasar Mutual Check Awal (MC.0).
o
Keadaan kecocokan lokasi pekerjaan dengan gambar rencana tentang ukuran, dimensi, sasaran, dan fungsi.
o
Pemasangan patok/bouwplank patok/bouwplank dibuat dari bahan kayu kayu atau bambu yang memenuhi syarat dan ukuran berdasarkan gambar disain atau revisi rencana, yang ditentukan setelah hasil Uitzet .
o
Dokumentasi 0% yang yang nantinya nantinya diserahkan diserahkan kepada kepada Pengawas Pengawas Lapangan dan Pejabat Pembuat Pembuat Komitmen (PPK).
5. Pengadaan bahan-bahan
konstruksi seperti
keranjang bronjong
fabrikasi, batu bronjong dan kayu nani Dia. 10-12 cm dan pengadaan bahan bakar minyak (BBM) serta minyak pelumas/oli. 6. Pada setiap kemajuan kemajuan tahapan pekerjaan ini perlu perlu dibuat dokumentasi dokumentasi dan laporan kemajuan pekerjaan.
B. Pekerjaan Konstruksi : 1. Galian Tanah Normalisasi Sungai o
Yang dimaksud dalam pekerjaan galian tanah normalisasi sungai pada proyek ini adalah galian tanah pada alur-alur sungai atau pada badan sungai, yang dikerjakan dengan menggunakan alat Excavator
dimana
pelaksanaannya
bertujuan
untuk
mengarahkan aliran air ke bagian-bagian tertentu agar tidak terjadi perpidahan aliran air yang tidak terkontrol pada saat banjir. Pelaksanaan
o
pekerjaan
galian
hendaknya
memperhatikan
kemiringan sungai dengan cermat dan memakai waterpass atau theodolite untuk menentukan kemiringan dasar sungai maupun as sungai. o
Selanjutnya galian tanah dilakukan dilakukan untuk menyiapkan menyiapkan tanah dasar dan dibentuk sebagai peletakan dasar bronjong.
o
Tanah hasil galian ditempatkan pada sisi tepi sungai sebagai sebagai stock pile yang nantinya digunakan sebagai bahan timbunan setempat untuk pembentuk tanggul konstruksi bronjong.
Pada setiap kemajuan tahapan kostruksi ini perlu dibuat
o
dokumentasi dan laporan kemajuan pekerjaan. 2. Pengadaan & Pemasangan Pemasangan Tiang Pancang Pancang Kayu Nani Dia. 10-12 cm o
Pengadaan dan pemasangan tiang pancang kayu nani pada konstruksi bronjong dilakukan agar berfungsi sebagai angker atau jangkar supaya posisi bronjong menjadi stabil/tidak bergeser dan sudah harus terpasang sebelum konstruksi bronjong digelar.
o
Dalam pelaksanaan pelaksanaan terlebih dahulu dahulu disetting posisi dan jarak antara tiang pancang serta tinggi agar pemancangan dapat dilakukan sekaligus secara menyeluruh membujur sungai.
o
Selanjutnya menyiapkan menyiapkan tiang kayu nani yang terlebih dahulu diruncingkan salah satu ujung agar memudahkan masuknya kedalam tanah pada saat pemancangan dilakukan.
o
Pemancangan dapat dapat dilakukan dengan menggunakan tripot yang dilengkapi dilengkapi dengan kerekan/katrol dan wire rub (tali kawat
besi/slank) yang diberi pemberat kubus, balok atau pelat besi yang digantung pada ujung wire rub dan dilepaskan pemberat besi tersebut
dengan tinggi jatuh tertentu, secara terus
menerus / berulang-ulang terhadap kepala tiang sehingga tiang kayu tersebut masuk kedalam lapisan tanah yang cukup keras dan sebagian tiang kayu dibiarkan muncul sesuai dengan gambar rencana atau disain. o
Alternatif pemancangan pemancangan dapat dilakukan dengan menggunakan alat excavator dimana kepala tiang ditekan atau dipukul dengan bagian dalam bucket sehingga tiang kayu tersebut masuk kedalam lapisan tanah yang cukup keras dan sebagian tiang kayu dibiarkan muncul sesuai dengan gambar rencana atau disain.
Pada setiap kemajuan tahapan kostruksi ini perlu dibuat
o
dokumentasi dan laporan kemajuan pekerjaan. 3. Bronjong o
Bronjong adalah adalah sistem konstruksi konstruksi yang terbuat dari anyaman anyaman kawat baja berlapis zenk yang berbentuk matras keranjang persegi/persegi panjang yang diisi dengan batu dan dipasang pada tebing-tebing dan tepi-tepi sungai, yang berfungsi sebagai dinding penahan dan memberikan perlidungan terhadap gerusan dan erosi sungai.
o
Pelaksanaannya dilakukan setelah tiang pancang kayu nani terpasang dan galian tanah dasar konstruksi bronjong selesai dikerjakan, maka keranjang bronjong direntangkan/ dibentangkan untuk memperoleh bentuk serta posisi yang benar kemudian diisi dengan
batu antara 15-25 cm. o
Batu ditempatkan satu demi satu sehingga rongga sesedikit mungkin sampai penuh sehingga diperoleh kepadatan maksimum dan rongga seminimal mungkin, kemudian kawat anyaman penutup ditutup, disambung dan diikat dengan kawat pada tepitepi ujungnya dan Sambungan antara keranjang haruslah sekuat seperti anyaman itu sendiri.
o
Pemasangannya
harus sesuai dengan dimensi/ukuran dan
ketinggian yang ditunjukan dalam gambar rencana. o
Setiap tahapan pemasangan pemasangan diikuti dengan tanah timbunan timbunan setempat secara bertahap pula sesuai dengan jumlah teras sering bronjong seperti pada gambar rencana yaitu pemasangan bronjong lapisan ketiga (dihitung dari bawah ke atas) akan dipasang setelah tanah timbunan setempat selesai dikerjakan dan dipadatkan dengan vibrator roller sesuai elevasi permukaan atas bronjong lapisan kedua, demikian seterusnya sampai tinggi rencana bonjong terpasang.
Pada setiap kemajuan tahapan kostruksi ini perlu dibuat
o
dokumentasi dan laporan kemajuan pekerjaan. 4. Timbunan Tanah Setempat o
Material timbunan atau tanah timbunan timbunan untuk penimbunan setempat dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) yaitu:
-
Material timbunannya mengunakan bahan material dari hasil galian yang memenuhi syarat spesifikasi teknis.
-
Atau material material timbunannya timbunannya menggunakan menggunakan bahan material yang yang berasal dari sumber bahan yang disetujui oleh Direksi, biasanya disebut borrow area. o
Sebelum kegiatan penimbunan penimbunan dilaksanakan harus terlebih terlebih dahulu diadakan pemadatan tanah dasar dengan menggunakan alat vibrator roller agar kondisi tanah dasar menjadi stabil.
o
Selanjutnya excavator menggali tanah timbunan timbunan dari stock hasil galian normalisasi sungai dan mengangkutnya kemudian menghamparnya dilokasi rencana bronjong.
o
Excavator membuat perapihan kemudian dilakukan pemadatan dengan
menggunakan
Vibratory
Roller
pada
setiap
penghamparan mencapai ketebalan 20 cm dan pemadatan tersebut dipadatkan dengan 6 pasing (12 lintasan) hingga didapatkan tebal padat 15 cm. o
Untuk mencapai kepadatan maksimum, maka maka perlu diberi air dengan takaran optimum (tidak lebih dan tidak kurang).
Penimbunan setempat pada lokasi pemasangan konstruksi
o
bronjong harus dilakukan secara bertahap sesuai tahapan pemasangan konstruksi bronjong seperti yang sudah dijelaskan diatas pada point 3 (tiga). Penimbunan akhir dilakukan setelah selesai pemasangan
o
konstruksi bronjong dan setelah itu diadakan pembentukan profil timbunan, perapihan dengan excavator sesuai dengan gambar rencana atau disain. Pada setiap kemajuan tahapan kostruksi ini perlu dibuat
o
dokumentasi dan laporan kemajuan pekerjaan. C. Pekerjaan Akhir : Pekerjaan
o
akhir
dilaksanakan
setelah
pekerjaan
telah
mencapai 100%, maka seluruh lapangan dibersihkan dari sisasisa kotoran dan peralatan kontraktor harus dikeluarkan dari lokasi proyek. o
Kontraktor harus harus membuat laporan akhir dan As Built Drawing Drawing (gambar bangunan atau konstruksi terpasang/jadi) dalam rangkap 3 (tiga) disertai dengan dokumentasi pekerjaan mulai tahap 0 %, 50 % dan 100 % dan termasuk tahapan pekerjaan yang dianggap penting, kemudian dokumentasinya disusun rapi pada album sesuai urutan dan jenis pekerjaan, hasil dokumentasi tersebut dicopy dalam CD sebanyak 3 (tiga) keping untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek/Owner pada saat penyerahan pertama (PHO).
o
Kontraktor membuat membuat berita acara acara penyerahan penyerahan akhir (FHO) setelah masa pemeliharaan selesai. Ambon, 9 Januari 2013 CV. MENARA ABADI
GILLIAN KHOE, ST Direktur