Metode Pelaksanaan KEGIATAN PENGEMBANGAN PPI SELAKAU PEKERJAAN BELANJA BARANG, JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN UNTUK DISERAHKAN KEPADA MASYARAKAT / PEMDA ( PENINGKATAN DERMAGA ) METODE & TAHAPAN PELAKSANAAN Untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efisiensi waktu dan optimalisasi
biaya
pelaksanaan,
dimana
Kontraktor
harus
dapat
merealisasikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, biaya yang telah dianggarkan dan kualitas pekerjaan sesuai dengan yang diinginkan pihak pengguna anggaran, sebagai upaya untuk terlaksananya rencana
proyek
tersebut,
maka
berikut
ini
kami
susun
Metode
Pelaksanaan. Demi kelancaran, keamanan, mobilisasi alat, bahan serta staff dan pekerja yang akan memasuki lahan harus mendapat ijin, sesuai peraturan yang berlaku serta berkoordinasi dengan keamanan setempat. Manajemen Proyek: Metode pelaksanaan mengacu pada prinsip bahwa target pembangunan harus dapat diselesaikan tepat waktu yaitu selama 130 ( seratus tiga puluh ) hari kalender, tepat biaya sesuai dengan SPH dan tepat mutu sesuai dengan RKS + Spesifikasi teknis. Proyek ini merupakan proyek paket pekerjaan Arsitektur, dimana pelaksanaan mengikuti pekerjaan struktur
dan
sipil
yang
sudah
berlangsung
dan
dibangun
perencanaan. Metode yang kami susun berdasarkan 2 (dua) tahap yaitu : 1. TAHAP PERENCANAAN PENJADWALAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
sesuai
a. Pembuatan Rencana Kerja ( Kurva S ) Penjadwalan adalah penentuan waktu dengan urutan-urutan kegiatan
proyek
hingga
menghasilkan
waktu
penyelesaian
proyek secara keseluruhan. Penjadwalan ini disusun untuk merencanakan antara lain: Untuk
menyusun
jadwal
proyek
dilakukan
langkah-langkah
berikut: Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas (MK), akan disahkan oleh Pemberi Tugas. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja 3 (tiga) rangkap kepada MK, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada Direksi keet di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan/prestasi kerja. Untuk rencana kerja (Kurva S) sebagai acuan dalam pelaksanaan dilapangan kami lampirkan dalam dokumen teknis. Setelah dilakukan penjadwalan pekerjaan melalui pembuatan Rencana kerja & Network Planning, dibutuhkan waktu selama 130 ( seratus tiga puluh ) hari kalender untuk menyelesaikan proyek pembangunan, sehingga apabila dimungkinkan maka penyelesaian
proyek
dapat
dipercepat
dari
yang
direncanakan, Hal ini akan sangat bermanfaat agar gedung dapat segera dioperasikan dengan baik. PENGAJUAN/PERIJINAN 1.2.1 Pelaksanaan Pengurusan Ijin Kerja Dalam pelaksanaan Kontraktor menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan system mutu yang dimiliki serta memberitahukan/ijin setiap akan melaksanakan pekerjaan, agar kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk menghindari dari pekerjaan bongkar pasang
yang
keterlambatan pelaksanaan
akan serta
mengakibatkan penambahan
terjadinya
biaya
dalam
1.2.2 Gambar Kerja (Shop Drawing) Sebelum memulai pekerjaan dibuat gambar kerja (Shop Drawing) yang detail dan diajukan kepihak MK untuk mendapat persetujuan. Gambar kerja dibuat berdasarkan gambar perencana, dan setelah mendapat persetujuan dari MK diserahkan kepada Site Manager untuk dilaksanakan di lapangan. Gambar kerja dibuat rangkap 3 (tiga): 1 (satu) set untuk kontraktor, 1 (satu) set untuk pengguna jasa dan 1 (satu) set untuk konsultan pengawas (MK). 1.2.3 Material/Bahan Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan material/bahan yang akan dipergunakan, diajukan contoh untuk mendapat persetujuan dari pihak MK. Semua material yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini sedapat mungki dilengkapi dengan spesifikasi dari produsen sesuai dengan brosur serta mengacu kepada persyaratan/RKS .
MOBILISASI PERSONIL DAN PERALATAN Selain pekerja, tukang, kepala tukang dan mandor, kontraktor juga akan memobilisasi personil inti yang terlah bersertifikat antara lain, sebagai berikut : 1. 1 Orang Site Manager dengan Profesi Ahli Madya Manajemen Proyek 2. 1 Orang Site Engineer dengan Profesi Ahli Madya Teknik Dermaga 3. 2
Orang
Pelaksana
Lapangan
dengan
keterampilan
Pelaksana
Bangunan Gedung / Pekerjaan Gedung dan Tukang Konstruksi Baja dan Plat (dan Tukang Pasang Menara) 4. 1 Orang Administrasi Adapun alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan yang akan dimobilisasi adalah sebagai berikut : 1. 4 Unit Dump Truck
2. 2 Unit Pick Up 3. 1 Unit Waterpass 4. 1 Unit Mesin Pompa Air 5. 1 Unit Jack Hammer 6. 2 Unit Concrete Mixer 7. 2 Unit Concrete Vibrator 8. 4 Unit Gerobak Dorong 9. 4 Unit Viberglass 10.
Dan 6 Set Peralatan Tukang .
2. TAHAP PELAKSANAAN Pekerjaan pembangunan ini meliputi : I.
PEKERJAAN PENDAHULUAN a) Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan b) Perancah Kerja c) Papan Nama Proyel
II.
PEKERJAAN PONDASI a) Minipile 30/30 dengan Panjang 6 M b) Pemancangan MInipile dia.30 c) Pemotongan dan Pembobokan Minipile d) Plat Penyambung Minipile e) Pengelasan Titik Minipile
III.
PEKERJAAN STRUKTUR a) Poer Pile 45 x 45 x 50 cm b) Balok Beton Bertulang Ukuran 20/30 cm c) Balok / Lisplank Fender
IV.
PEKERJAAN LANTAI a) Plat Lantai t = 20 cm
V.
PEKERJAAN LAIN - LAIN a)
Karet Fender Type V 150H
b)
Balok Leuning Dermaga
3. METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PENDAHULUAN 1)
Pembersihan Lokasi Kontraktor harus membersihkan lokasi pekerjaan dari segala sesuatu
yang
dapat
mengganggu
kelancaran
pelaksanaan
pekerjaan, seperti sampah dan bahan-bahan bekas lainnya. 2)
Papan Nama Proyek Kontraktor diwajibkan membuat papan nama proyek. Papan nama dibuat dari kayu klas 2 dan seng datar dengan ukuran 0,8 m x 1,7 m, dicat dengan warna dasar putih dan tulisan warna hitam. Data proyek yang dicantumkan sesuai dengan petunjuk Direksi Proyek.
3)
4)
Perancah Kerja Perancaha kerja dibuat sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi dengan volume 376 M² Jaminan Keselamatan Kerja Segala hal yang menyangkut jaminan social dan keselamatan pekerja diberikan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Adapun hal yang harus diperhatikan untuk menjamin Keselamatan dan kesehatan para pekerja antara lain : menyediakan obat-obatan dan atribut P3K yang selalu dalam keadaan siap untuk mengatasi segala kemungkinan musibah, menyediakan air minum yang cukup dan bersih serta kamar mandi dan WC yang layak serta tempat penginapan untuk menjaga keamanan.
PEKERJAAN PONDASI Pondasi yang digunakan adalah Minipile ukuran 30 cm dengan panjang 6 M. 1)
Pertama dibuat bekisting dengan papan kayu kelas III. Setelah pembuatan
bekisting
selesai
dikerjakan,
pekerja
melanjutkan
pemasangan besi tulangan dengan dia.16 mm dan tulangan beugel 2)
dengan dia.10 mm. Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan dingin. Besi dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar, dipasang sesuai dengan petunjuk agar sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat.
Ukuran pembesian dan jarak pemasangan dikerjakan sesuai dengan gmbar kerja, setelah pembesi selesai dikerjakan dilanjutkan dengan 3)
pengecoran beton Beton diaduk menggunakan mesin molen. Proporsi semen, pasir dan kerikil dan air harus sesuai perbandingannya, sehingga didapat
4)
kekuatan beton dengan kualitasn K 300. Lama pengadukan beton dilakukan hingga campuran beton benar – benar homogeny dan menghasilkan adukan dengan susunan
5)
kekentalan dan warna yang merata / seragam. Pengangkutan adukan dilakukan dengan gerobak dorong ke tempat pengecoran. Waktu pengangkutan dari lokasi pengadukan ke lokasi pengecoran harus diperhitungkan secara cermat, agar tidak terjadi perbedaan waktu mencolok antara beton yang sudah di cor dengan
6)
yang akan dicor. Sebelum melakukan penuangan, pastikan bekisting harus bersih dari segala kotoran, pastikan posisi sudah benar – benar sesuai
7)
pada tempatnya. Pemadatan beton dilakukan dengan concrete vibrator dengan frekuensi paling sedikit 6000 putara dalam 1 menit atau menurut petunjuk konsultan pengawas. Pekerjaan pemadatan ini termasuk paling penting, maka haruslah menunjuk pekerja yang benar –
8)
benar sudah mengerti dan pengalaman dan terlatih. Setelah selesai pengecoran, dilanjutkan dengan pembongkaran cetakan dan acuan. Waktu minimum pembongkaran haruslah sesuai dengn spesifikasi yang telah ditentukan dan mendapat persetujuan
9)
dari pengawas lapangan. Setelah beton siap untuk minipile dilanjutkan dengan pekerjaan
10)
pemancangan. Pemancangan minipile menggunakan hammer dengan bobot 2 ton.
11)
Di tumbuk secara manual. Jarak dan posisi pemancangan minipile disesuaikan dengan gambar
12)
kerja. Setelah dilakukan pemancangan, minipile dipotong dan dibobok
13)
untuk selanjutnya di pasang plat. Plat dipasang menggunakan cara pengelasan.
PEKERJAAN STRUKTUR
Poer pile beton dengan ukuran 45 x 45 x 50 Adapun tahap – tahap pelaksanaan pembuatan poerpile adalah sebagai berikut : 1) Pertama dibuat bekisting dengan papan kayu kelas II. Setelah pembuatan
bekisting
selesai
dikerjakan,
pekerja
melanjutkan
pemasangan besi tulangan dengan dia.16 mm. 2) Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan dingin. Besi dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar, dipasang sesuai dengan petunjuk agar sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat. Ukuran pembesian dan jarak pemasangan dikerjakan sesuai dengan gmbar kerja, setelah pembesi selesai dikerjakan dilanjutkan dengan pengecoran beton 3) Beton diaduk menggunakan mesin molen. Proporsi semen, pasir dan kerikil dan air harus sesuai perbandingannya, sehingga didapat kekuatan beton dengan kualitas K 225. 4) Lama pengadukan beton dilakukan hingga campuran beton benar – benar homogeny dan menghasilkan adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata / seragam. 5) Pengangkutan adukan dilakukan dengan gerobak dorong ke tempat pengecoran. Waktu pengangkutan dari lokasi pengadukan ke lokasi pengecoran harus diperhitungkan secara cermat, agar tidak terjadi perbedaan waktu mencolok antara beton yang sudah di cor dengan yang akan dicor. 6) Sebelum melakukan penuangan, pastikan bekisting harus bersih dari segala kotoran, pastikan posisi sudah benar – benar sesuai pada tempatnya. 7) Pemadatan beton dilakukan dengan concrete vibrator dengan frekuensi paling sedikit 6000 putara dalam 1 menit atau menurut petunjuk konsultan pengawas. Pekerjaan pemadatan ini termasuk paling penting, maka haruslah menunjuk pekerja yang benar – benar sudah mengerti dan pengalaman dan terlatih. 8) Setelah selesai pengecoran, dilanjutkan dengan pembongkaran cetakan dan acuan. Waktu minimum pembongkaran haruslah sesuai dengn spesifikasi yang telah ditentukan dan mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
Balok Beton Ukuran 20 x 30 cm. Adapun tahap – tahap pelaksanaan pembuatan balok beton ukuran 20 x 30 adalah sebagai berikut : 1) Pertama dibuat bekisting dengan papan kayu kelas II. Setelah pembuatan
bekisting
selesai
dikerjakan,
pekerja
melanjutkan
pemasangan besi tulangan dengan dia.16 mm dan beugel dia.10 mm 2) Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan dingin. Besi dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar, dipasang sesuai dengan petunjuk agar sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat. Ukuran pembesian dan jarak pemasangan dikerjakan sesuai dengan gmbar kerja, setelah pembesi selesai dikerjakan dilanjutkan dengan pengecoran beton 3) Beton diaduk menggunakan mesin molen. Proporsi semen, pasir dan kerikil dan air harus sesuai perbandingannya, sehingga didapat kekuatan beton dengan kualitas K 225. 4) Lama pengadukan beton dilakukan hingga campuran beton benar – benar homogeny dan menghasilkan adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata / seragam. 5) Pengangkutan adukan dilakukan dengan gerobak dorong ke tempat pengecoran. Waktu pengangkutan dari lokasi pengadukan ke lokasi pengecoran harus diperhitungkan secara cermat, agar tidak terjadi perbedaan waktu mencolok antara beton yang sudah di cor dengan yang akan dicor. 6) Sebelum melakukan penuangan, pastikan bekisting harus bersih dari segala kotoran, pastikan posisi sudah benar – benar sesuai pada tempatnya. 7) Pemadatan beton dilakukan dengan concrete vibrator dengan frekuensi paling sedikit 6000 putara dalam 1 menit atau menurut petunjuk konsultan pengawas. Pekerjaan pemadatan ini termasuk paling penting, maka haruslah menunjuk pekerja yang benar – benar sudah mengerti dan pengalaman dan terlatih. 8) Setelah selesai pengecoran, dilanjutkan dengan pembongkaran cetakan dan acuan. Waktu minimum pembongkaran haruslah sesuai
dengn spesifikasi yang telah ditentukan dan mendapat persetujuan dari pengawas lapangan. Balok Lisplank Fender 1) Pertama dibuat bekisting dengan papan kayu kelas II. Setelah pembuatan
bekisting
selesai
dikerjakan,
pekerja
melanjutkan
pemasangan besi tulangan dengan dia.12 mm. 2) Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan dingin. Besi dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar, dipasang sesuai dengan petunjuk agar sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat. Ukuran pembesian dan jarak pemasangan dikerjakan sesuai dengan gmbar kerja, setelah pembesi selesai dikerjakan dilanjutkan dengan pengecoran beton 3) Beton diaduk menggunakan mesin molen. Proporsi semen, pasir dan kerikil dan air harus sesuai perbandingannya, sehingga didapat kekuatan beton dengan kualitas K 225. 4) Lama pengadukan beton dilakukan hingga campuran beton benar – benar homogeny dan menghasilkan adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata / seragam. 5) Pengangkutan adukan dilakukan dengan gerobak dorong ke tempat pengecoran. Waktu pengangkutan dari lokasi pengadukan ke lokasi pengecoran harus diperhitungkan secara cermat, agar tidak terjadi perbedaan waktu mencolok antara beton yang sudah di cor dengan yang akan dicor. 6) Sebelum melakukan penuangan, pastikan bekisting harus bersih dari segala kotoran, pastikan posisi sudah benar – benar sesuai pada tempatnya. 7) Pemadatan beton dilakukan dengan concrete vibrator dengan frekuensi paling sedikit 6000 putara dalam 1 menit atau menurut petunjuk konsultan pengawas. Pekerjaan pemadatan ini termasuk paling penting, maka haruslah menunjuk pekerja yang benar – benar sudah mengerti dan pengalaman dan terlatih. 8) Setelah selesai pengecoran, dilanjutkan dengan pembongkaran cetakan dan acuan. Waktu minimum pembongkaran haruslah sesuai
dengn spesifikasi yang telah ditentukan dan mendapat persetujuan dari pengawas lapangan. PEKERJAAN LANTAI Plat Lantai Tebal 20 cm 1) Pertama dibuat bekisting dengan papan kayu kelas II. Setelah pembuatan
bekisting
selesai
dikerjakan,
pekerja
melanjutkan
pemasangan besi tulangan dengan dia.12 mm 2) Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan dingin. Besi dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar, dipasang sesuai dengan petunjuk agar sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat. Ukuran pembesian dan jarak pemasangan
dikerjakan
sesuai
dengan
gmbar
kerja,
setelah
pembesi selesai dikerjakan dilanjutkan dengan pengecoran beton 3) Beton diaduk menggunakan mesin molen. Proporsi semen, pasir dan kerikil dan air harus sesuai perbandingannya, sehingga didapat kekuatan beton dengan kualitas K 225. 4) Lama pengadukan beton dilakukan hingga campuran beton benar – benar homogeny dan menghasilkan adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata / seragam. 5) Pengangkutan adukan dilakukan dengan gerobak dorong ke tempat pengecoran. Waktu pengangkutan dari lokasi pengadukan ke lokasi pengecoran harus diperhitungkan secara cermat, agar tidak terjadi perbedaan waktu mencolok antara beton yang sudah di cor dengan yang akan dicor. 6) Sebelum melakukan penuangan, pastikan bekisting harus bersih dari segala kotoran, pastikan posisi sudah benar – benar sesuai pada tempatnya. 7) Ketebalan pengecoran harus sesuai dengan gambar yaitu 20 cm. 8) Setelah selesai pengecoran, dilanjutkan dengan pembongkaran cetakan dan acuan. Waktu minimum pembongkaran haruslah sesuai dengn spesifikasi yang telah ditentukan dan mendapat persetujuan dari pengawas lapangan. PEKERJAAN LAIN – LAIN
1)
Pengadaan dan Pemasangan Karet Fender V 150H. dipasang sesuai
2)
dengan gambar kerja. Balok Leuning Dermaga Adapun tahap pelaksanaan
pembuatan
balok
leaning
adalah
sebagai berikut : a. Pertama dibuat bekisting dengan papan kayu kelas II. Setelah pembuatan bekisting selesai dikerjakan, pekerja melanjutkan pemasangan besi tulangan dengan dia.8 mm. b. Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan dingin. Besi dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar, dipasang sesuai dengan petunjuk agar sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat. Ukuran pembesian dan jarak pemasangan dikerjakan sesuai dengan gmbar kerja, setelah
pembesi
selesai
dikerjakan
dilanjutkan
dengan
pengecoran beton c. Beton diaduk menggunakan mesin molen. Proporsi semen, pasir dan kerikil dan air harus sesuai perbandingannya, sehingga didapat kekuatan beton dengan kualitas K 225. d. Lama pengadukan beton dilakukan hingga campuran beton benar – benar homogeny dan menghasilkan adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata / seragam. e. Pengangkutan adukan dilakukan dengan gerobak dorong ke tempat
pengecoran.
Waktu
pengangkutan
dari
lokasi
pengadukan ke lokasi pengecoran harus diperhitungkan secara cermat, agar tidak terjadi perbedaan waktu mencolok antara beton yang sudah di cor dengan yang akan dicor. f. Sebelum melakukan penuangan, pastikan bekisting harus bersih dari segala kotoran, pastikan posisi sudah benar – benar sesuai pada tempatnya. g. Pemadatan beton dilakukan dengan concrete vibrator dengan frekuensi paling sedikit 6000 putara dalam 1 menit atau menurut petunjuk konsultan pengawas. Pekerjaan pemadatan ini termasuk paling penting, maka haruslah menunjuk pekerja yang benar – benar sudah mengerti dan pengalaman dan terlatih. h. Setelah selesai pengecoran, dilanjutkan dengan pembongkaran cetakan dan acuan. Waktu minimum pembongkaran haruslah
sesuai dengn spesifikasi yang telah ditentukan dan mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
Singkawang , 14 Juli 2015 CV. MALINI
ARIF DARMAWAN Dirketur