i
Pendahuluan
Alkaloid ergot (Metilergometrin) merupakan bloker adrenergik yang pertama kali ditemukan, dan sebagian besar aspek farmakologi umumnya diuraikan dalam penelitian klasik oleh Dale (1906). Alkaloid ergot (Metilergometrin) menujukkan berbagai sifat farmakologis yang kompleks. Senyawa ini bekerja sebagai agonis atau antagonis parsial pada reseptor αadrenergik , 5-HT,dan dopamin. 1 Penggunaan utama Alkaloid ergot (Metilergometrin) adalah untuk menstimulasi kontraksi uterus setelah melahirkan dan untuk meredakan nyeri migrain. Ergonovin dan metilergonovin berguna untuk mencegah dan menangani hemoragi pasca persalinan yang disebabkan oleh atonia uterus dengan menstimulasi kontraksi uterus sehingga menekan pembuluh darah yang mengalami perdarahan.1 Metilergometrin dapat diberikan secara oral, intramuskuler maupun secara intravena. Masing-masing cara pemberian ini memberikan efek dan efek samping yang berbeda-beda. Menurut review dari cochrane, pemberian metilergometrin profilaksis baik secara intramuskuler maupun intravena terbukti efektif dalam mengurangi dan mencegah perdarahan pascasalin. Walaupun mempunyai efek samping, metilergometrin masih banyak digunakan
dalam
penanganan
perdarahan
pascasalin.
RCOG
merekomendasikan pemberian injeksi metilergometrin 0,5 mg secara intravena pelan untuk pencegahan atoni uteri pada operasi seksio sesarea, sedangkan WHO merekomendasikan pemberian 0,2 mg metilergometrin intravena atau intramuskuler, dan bila perlu dapat diulang setiap 15 menit sampai dosis maksimum 1 mg. Karena tingginya angka mual muntah setelah pemberian dengan dosis yang direkomendasikan, yaitu 0,5 mg, menjadikan metilergomerin tidak dijadikan uterotonika pertama pada seksio sesarea. 2
1
II. Tujuan Instruksional Umum dan Tujuan Instruksional Khusus
A. Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami farmakologi dari metilergometrin B. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mempelajari farmakologi dari metilergometrin diharapkan mahasiswa mampu: 1. Mengetahui pengertian methylergometrine (methergin) 2. Memahami farmakokinetik dari methylergometrine (methergin) 3. Memahami farmakodinamik dari methylergometrine (methergin) 4. Memahami interaksi obat dari methylergometrine (methergin) 5. Memahami dosis dari methylergometrine (methergin) 6. Mengetahui sediaan methylergometrine (methergin) 7. Memahami cara pemberian methylergometrine (methergin) 8. Mengetahui cara penyimpanan methylergometrine (methergin)
2
III. TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Asal dan sejarah
Sumber alkaloid ergot ialah Claviceps purpurea suatu jamur yang hidup sebagai parasit dalam butir rye dan gandum, banyak terdapat di Eropa dan Amerika. Penyebaran penularan terjadi melalui perantraan serangga dan angin yang memindahkan spora ke kepala putik yang sudah dibuahi. Selanjutnya spora mengeluarkan miselium yang akan menembus putik, kemudian membentuk jaringan padat berwarna ungu dan menjadi keras. Substansi ini dinamai sklerosium. Sklerosium inilah yang merupakan sumber ergot.3 3.2 Pengertian methylergometrine atau methergin
Methylergometrine (Methergin) merupakan obat golongan alkaloid ergot semi sintetis yang mengandung zat aktif methylergonovine maleate. Methergin tersedia dalam bentuk tablet dan suntikan. Obat ini bekerja pada otot polos rahim secara langsung meningkatkan tonus, frekuensi, dan amplitudo dari ritme kontraksi rahim. Peningkatan kontraksi ini berguna untuk mencegah dan mengontrol perdarahan rahim setelah melahirkan (post partum). Methergin bekerja cepat, yaitu sekitar 5-10 menit setelah diminum.4 3.3 Farmakokinetik
Methylergometerine
(absorbsi,
distribusi,
biotransformasi/ metabolisme, ekskresi/ eliminasi)
Absorsi methergin baik pada pemberian melalui oral maupun intramuscular adalah cepat, kadar maksimum dalam plasma di capai setelah 30 menit absorpsinya menjadi lebih lambat pada gastrointestinal perperium, kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 3 jam. Pada pemberian secara oral, bioavailabilitasnya kurang lebih 60% volume distribusinya rendah (0,5 liter/kg).3,4 Biotransformasi methergin di dalam hati. Ekskresi atau Eliminasinya melalui hati dan ginjal serta terjadi dua tahap, waktu paruh yang lama adalah 0,5 sampai 2 jam. Pada pemberian melalui oral hanya 3 % zat asal dapat 3
ditemukan pada urine, hal ini menunjukkan metabolism yang ekstensif. Kerja methergin terjadi dalam waktu 30-60 detik setelah penyuntikan i.v, 2-5 menit setelah penyuntikan i.m, dan 5-10 menit setelah pemberian peroral dan bertahan selama 4-6 jam.3,4 3.4 Farmakodinamik Methylergometerine
a) Mekanisme Kerja Methylergometerine4
Mempengaruhi otot uterus berkontraksi terus-menerus sehingga memperpendek kala III.
Menstimulasi otot-otot polos terutama dari pembuluh darah perifer dan rahim.
Pembuluh darah mengalami vasokonstraksi sehingga tekanan darah naik dan terjadi efek oksitosik pada kandungan mature
Agonis 5-ht, bekerja langsung pada miometrium untuk meningkatkan tonus, laju, dan amplitudo kontraksi
Sebagaimana dijelaskan di atas, alkaloid ergot bekerja pada berbagai tipe reseptor. Efeknya berupa agonis, agonis parsial dan antagonis pada adrenoreseptor α dan reseptor serotonin ( terutama 5-HT1A dan 5-HT1D. Kurang pada 5-HT1C, 5-HT2 dan 5-HT 3). Serta agonis atau agonis parsial pada reseptor dopamin di susunan saraf pusat. Lebih jauh lagi, beberapa anggota famili ergot memiliki afinitas tinggi terhadap reseptor prasinaptik, sementara lainnya lebih selektif terhadap reseptor pascataut (postjunctional). Terdapat efek perangsangan kuat pada uterus yang tampaknya terkait dengan efek agonis atau agonis parsial pada reseptor 5-HT2.1 Kerja alkaloid ergot dalam merangsang uterus, seperti pada otot polos vaskular, tampaknya merupakan kombinasi efek agonis α, serotonin, dan efek lainnya. Lebih jauh lagi, sensitivitas uterus terhadap efek rangsangan ergot meningkat secara dramatis selama kehamilan, mungkin karena peningkatan dominasi reseptor α1 seiring berlanjutnya kehamilan.
4
Akibatnya, uterus aterm lebih sensitif terhadap ergot dibandingkan uterus pada awal kehamilan dan lebih sensitif lagi dibandingkan uterus pada perempuan yang tidak hamil.1 Pada dosis sangat kecil, preparat ergot dapat mencetuskan kontraksi dan relaksasi uterus ritmik. Pada konsentrasi lebih tinggi, obat ini menimbulkan kontraktur kuat dan berkepanjangan. Ergonovin lebih selektif dibandingkan alkaloid ergot lain terhadap uterus dan merupakan obat pilihan pada bidang obstetrik. 1 b) Efek Samping Methylergometerine4
Efek samping yang sering terjadi dapat berupa nyeri kepala, hipertensi, ruam pada kulit, dan nyeri perut karena kontraksi rahim yang kuat;
Efek samping lain yang jarang terjadi dapat berupa penurunan kesadaran, kejang, nyeri dada, hipotensi, dan mual muntah;
Efek samping seperti syok anafilaktik sangat langka namun dapat
terjadi
pada
pasien
yang
hipersensitif
terhadap
methergin.
c) Indikasi Methylergometerine Penanganan aktif kala ke-3 proses kelahiran, atonia (tidak adanya tegangan atau kekuatan otot)/perdarahan rahim, perdarahan dalam masa nifas, subinvolusi (mengecilnya kembali rahim sesudah persalinan hampir seperti bentuk asal), lokiometra (pembendungan getah nifas di dalam rongga rahim).
4
Uterus aterm sangat sensitif terhadap perangsangan ergot, dan bahkan dosisn sedang dapat menghasilkan spasme ototyang kuat dan bertahan lama, yang tidak sama dengan persalinan alamiah. Oleh karena itu, derivat ergot harus digunakan hanya untuk mengatasi perdarahan uterus lambat dan tidak boleh digunakan sebelum kelahiran. Oksitosin lebih dianjurkan untuk mengatasi perdarahan
5
pasca persalinan, tapi jika peptida ini tidak efektif, ergonovin maleat 0,2 mg, biasanya diberikan intramuskular, dapat dicoba. Ergonovin maleat diberikan pada waktu pelahiran plasenta atau segera setelah timbul perdarahan yang membahayakan. 1 d) Kontraindikasi Methylergometerine Wanita hamil, belum terjadi penurunan kepala tetapi persalinan telah memasuki kala pertama dan kedua, hipertensi berat, toksemia hipertensif, penyakit sumbatan pembuluh darah, sepsis (reaksi umum disertai demam karena kegiatan bakteri, zat-zat yang dihasilkan bakteri, atau kedua-duanya), hipersensitifitas. Gangguan fungsi hati atau ginjal.Hati-hati penggunaan pada penderita hipertensi, penyakit hati, jantung, ginjal, infeksi puerpuralis dan penyakit penyumbatan pembuluh darah. Tidak dianjurkan untuk induksi partus karena masa kerja yang lama dan memberikan kontraksi uterus non fisiologik. Kontraindikasi pengunaan derivat ergot meliputi penyakit vaskular obstruktif dan penyakit kolagen. 1,4 Efek toksik umum derivat ergot yang sering ditemui adalah gangguan gastrointestinal, termasuk diare, mual, dan muntah. Aktivitas pusat muntah medulla oblongata dan aktivasi reseptor serotonin gastrointestinal ikut terlibat.1
3.5 Interaksi Obat Methylergometerine
Makrolid, protease HIV atau penghambat transkiptase, anti jamur azole, vasokonstriktor lain atau alkaloid ergot, bromokriptin, anestesi. Obat tersebut dapat menurunkan efektivitas methergin dan dapat meningkatkan resiko efek samping methergin.
4
ada laporan langka tentang efek samping serius yang terkait dengan penggunaan alkaloid ergot tertentu dan inhibitor CYP3A4 yang poten, yang mengakibatkan vasospasme yang mengarah ke iskemia serebral dan / atau
6
iskemia ekstremitas. Meskipun tidak ada laporan yang bersifat interaktif dengan methylergonovine saja, inhibitor CYP3A4 yang poten (misalnya, klaritromisin, eritromisin, troleandomisin), protease HIV atau penghambat reverse transcriptase (misalnya, delavirdine, indinavir, nelfinavir, ritonavir), atau antijamur azol (misalnya itrakonazol , ketokonazol, vorikonazol) tidak boleh diberikan dengan methylergonovine. Inhibitor CYP3A4 yang kurang poten (mis., klotrimazol, flukonazol, fluoksetin).5 3.6 Dosis Methylergometerine
Oral
: 0.2 – 0.4 mg sehari 2 – 4 kali, selama 2 hari
IV atau IM
: 0.2 mg (1 mL). IM boleh diulang setelah 2 – 4
jam, bila perdarahan hebat. Pemberian IM lebih menguntungkan daripada IV karena efek samping lebih ringan. 4
Gambar 1. Cara Pemberian dan dosis Dikutip dari kepustakaan 4
3.7 Sediaan Methylergometerine 4
Tablet salut 0.125 mg dalam strip 10x10 tablet
Vial 0.2 mg/mL Ampul 1 Ml
3.8 Penyimpanan Methylergometerine 4
Wadah kedap udara
Terlindung dari panas dan cahaya langsung
7
3.9 Cara Pemberian Methergin 4
PO : 0,2-0,4 mg, setiap 6-12 jam maksimum 1 minggu
IM : 0,2 mg setelah melahirkan bahu anterior, setelah melahirkan plasenta atau post partum, ulangi setiap 2-4 jam, dosis dapat diberikan setelah parenteral.
IV : sama seperti IM tetapi perlahan-lahan selama 1 menit dengan pemantuan TD yang hati-hati.
8
BAB III RINGKASAN
Methylergometrine (Methergin) merupakan obat golongan alkaloid ergot semi sintetis yang mengandung zat aktif methylergonovine maleate. Methergin tersedia dalam bentuk tablet dan suntikan. Obat ini bekerja pada otot polos rahim secara langsung meningkatkan tonus, frekuensi, dan amplitudo dari ritme kontraksi rahim. Peningkatan kontraksi ini berguna untuk mencegah dan mengontrol perdarahan rahim setelah melahirkan (post partum). Methergin bekerja cepat, yaitu sekitar 5-10 menit setelah diminum. Absorsi
methergin
baik
pada
pemberian
melalui
oral
maupun
intramuscular adalah cepat, kadar maksimum dalam plasma di capai setelah 30 menit absorpsinya menjadi lebih lambat pada gastrointestinal perperium, kadar maksimum
dalam
plasma
dicapai
setelah
3
jam.
Mekanisme
kerja
methylergometerine yaitu Mempengaruhi otot uterus berkontraksi terus-menerus sehingga memperpendek kala III, Menstimulasi otot-otot polos terutama dari pembuluh darah perifer dan rahim, Pembuluh darah mengalami vasokonstraksi sehingga tekanan darah naik dan terjadi efek oksitosik pada kandungan mature, Agonis 5-ht, bekerja langsung pada miometrium untuk meningkatkan tonus, laju, dan amplitudo kontraksi Efek samping yang sering terjadi dapat berupa nyeri kepala, hipertensi, ruam pada kulit, dan nyeri perut karena kontraksi rahim yang kuat. Indikasi MethylergometerinePenanganan aktif kala ke-3 proses kelahiran, atonia (tidak adanya tegangan atau kekuatan otot)/perdarahan rahim, perdarahan dalam masa nifas, subinvolusi (mengecilnya kembali rahim sesudah persalinan hampir seperti bentuk asal), lokiometra (pembendungan getah nifas di dalam rongga rahim). Dosis Methylergometerine Oral yaitu 0.2 – 0.4 mg sehari 2 – 4 kali, selama 2 hari dosis IV atau IM yaitu 0.2 mg (1 mL). IM boleh diulang setelah 2 – 4 jam, bila perdarahan hebat. Pemberian IM lebih menguntungkan daripada IV karena efek samping lebih ringan.
9
DAFTAR PUSTAKA
4.
Goodman & Gilman. Dasar Farmakologi Terapi Volume 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2016. Rohmah, Anita. Perbandingan pengaruh pemberian metilergometrin secara intravena dan intramiometrial. Yogyakarta: Perpustakaan Pusat UGM. 2014. Link: http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=Pen elitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=62997 Gunawan, Sulistia Gan & dkk. Farmakologi Dan Terapi. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2016. Katzung, B.G. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta : EGC. 2014
5.
Weiner, Carl. Drugs for Pregnant and Lactating Women Second edition.
1.
2.
3.
USA: Expert Consult. 2015.
10