BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Latar Belak Belakang ang
Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan berdasarkan kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan dari subj subjek ek terk terkait ait,, deng dengan an pema pemaham haman an teor teorii dan dan pembu pembukt ktian ian asums asumsii dan/ dan/at atau au hipotesis. Hasil yang didapat merupakan kesimpulan yang dapat diaplikasikan atau menjadi tambahan pengetahuan bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Sebagi Sebagian an penelit penelitian ian keseha kesehatan tan dapat dapat dilaku dilakukan kan secara secara in vit vitro, memakai model matematik, atau simulasi komputer. Jika hasil penelitian akan dimanfaatkan untuk manusia, diperlukan penelitian lanjutan dengan menggunakan bahan hidup (in vivo vivo)) seper seperti ti galu galurr sel sel dan dan biak biakan an jarin jaringa gan. n. alaupu laupun n demi demiki kian an,, untu untuk k mengamati, mempelajari, dan menyimpulkan seluruh kejadian pada mahluk hidup secara utuh diperlukan he!an percobaan karena he!an percobaan mempunyai nilai pada setiap bagian tubuh dan terdapat interaksi antara bagian tubuh tersebut. He!an percobaan percobaan dalam penelitian penelitian disebut sebagai semi final test tube. tube. Sampai saat ini peneliti kesehatan kesehatan masih melakukan penelitian penelitian dengan dengan memanfaatkan memanfaatkan he!an he!an perc percob obaa aan, n, namu namun n masih masih ada ada keku kekura rang ngan an dalam dalam pena penang ngana anan n dan dan pera!atan he!an percobaan tersebut sebagaimana layaknya diatur dalam etika pemanfaatan he!an percobaan. "elinci yang kelima yang paling umum digunakan di laboratorium mamalia he!an setelah tikus, tikus, marmut dan babi di S!edia S!edia pada pada tahun tahun #$$#. #$$#. %enuru %enurutt statist statistik ik terbaru terbaru untuk untuk negara& negara&neg negara ara anggota 'ni ropa, ## *++ kelinci digunakan selama tahun ---. "edua kelinci
1
peliharaan dan kelinci liar ropa dapat digunakan untuk penelitian eksperimental, tetapi ada beberapa masalah dalam menjaga dan berkembang biak kelinci liar ropa. "elinci digunakan untuk berbagai tujuan dengan sejumlah besar digunakan untuk untuk produk produksi si antibo antibodi, di, tetapi tetapi juga juga untuk untuk ortope ortopedi di dan biomate biomateria rial. l. "elinci "elinci sangat sangat cocok cocok untuk untuk studi studi tentan tentang g reprod reproduks uksi. i. "elinc "elincii juga juga diguna digunakan kan untuk untuk operasi operasi jantung, jantung, dan studi hipertensi, penyakit menular, menular, irologi, irologi, embriologi, embriologi, toksikologi, teratologi eksperimental, arteriosclerosis dan genetika serologi. eberap eberapaa masalah masalah fisiolo fisiologis gis yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan fakta fakta bah!a bah!a mereka mereka bergerak terlalu sedikit, serta gangguan perilaku. Selama $&0 tahun terakhir banyak laboratorium telah meningkatkan pemeliharaan bagi kelinci, baik di kandang terutama kandang kelompok. 1amun, masih ada beberapa aspek yang harus dibahas dalam penggunaan kelinci sebagai he!an coba. 2leh karena itu, makalah makalah ini menguraikan menguraikan mengenai mengenai tujuaan tujuaan dan jenis he!an coba serta anatomi, fisiologi dan penggunaan kelinci sebagai he!an coba. I.2 Tujuan juan Penuli Penulisan san
3dapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tujuan penggunaan he!an coba, jenis&jenis he!an coba, anatomi dan fisiologi kelinci serta cara penggunaan kelinci sebagai he!an coba.
2
BAB II ISI
II.1 Tu Tujuan juan Penggunaan Penggunaan Hewan Coa
ahan ahan uji (obat) (obat) yang yang dituju ditujukan kan untuk untuk penggu penggunaa naan n pada pada manusia manusia,, perlu perlu ditelit ditelitii dengan dengan menyerta menyertakan kan subjek subjek manusi manusiaa sebagai sebagai final test tube. tube. 4ela!an manusia secara etis boleh diikutsertakan jika bahan yang akan diuji telah lolos pengujian di laboratorium secara secar a tuntas, dilanjutkan dengan menggunakan he!an percobaan untuk kelayakan dan keamanannya. keamanannya. He!an He!an percob percobaan aan adalah adalah setiap setiap he!an he!an yang yang diperg diperguna unakan kan pada pada sebuah sebuah penelitian biologis dan biomedis yang dipilih berdasarkan syarat atau standar dasar yang diperluka diperlukan n dalam penelitian penelitian tersebut. tersebut. 5alam mengguna menggunakan kan he!an percobaan untuk penelitian diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai berbagai aspek tentang sarana biologis, dalam hal penggunaan he!an percobaan laboratorium. Pengelolaan he!an percobaan dia!ali dengan pengadaan he!an, meliputi pemilihan dan seleksi jenis he!an yang cocok terhadap materi penelitian. Pengel Pengelola olaan an dilanju dilanjutka tkan n dengan dengan pera!a pera!atan tan dan pemelih pemeliharaa araan n he!an he!an selama selama penelitian berlangsung, pengumpulan data, sampai akhirnya dilakukan terminasi he!an percobaan dalam penelitian. Penggunaan he!an percobaan untuk penelitian banyak dilakukan di bidang fisiologi, farmakologi, biokimia, patologi, 6oologi komparatif, dan ekologi dalam arti luas. 5i bidang kedokteran, selain untuk penelitian, he!an percobaan juga serin sering g digu diguna naka kan n untu untuk k kepe keperl rlua uan n diag diagno nost stik ika. a. Seda Sedang ngka kan n dalam dalam bida bidang ng
3
pendidikan dan psikologi, he!an laboratorium digunakan untuk pengamatan tingkah laku he!an dalam rangkaian pendidikan di tingkat dasar, menengah dan tinggi7 khusunya bagi tingkat balita, he!an laboratorium digunakan untuk menguji tingkat kecerdasan anak. 4ustia!an 3, menguraikan beberapa alasan mengapa he!an percobaan tetap diperlukan dalam penelitian khususnya di bidang kesehatan, pangan dan gi6i antara lain8 . "eragaman dari subjek penelitian dapat diminimalisasi #. 9ariabel penelitian lebih mudah dikontrol *. 5aur hidup relatif pendek sehingga dapat dilakukan penelitian yang bersifat multigenerasi :. Pemilihan jenis he!an dapat disesuaikan dengan kepekaan he!an terhadap materi penelitian yang dilakukan 0. iaya relatif murah +. 5apat dilakukan pada penelitian yang berisiko tinggi . %endapatkan informasi lebih mendalam dari penelitian yang dilakukan karena kita dapat membuat sediaan biologi dari organ he!an yang digunakan ;. %emperoleh data maksimum untuk keperluan penelitian simulasi -. 5apat digunakan untuk uji keamanan, diagnostik dan toksisitas. Penelitian yang memanfaatkan he!an coba, harus menggunakan he!an percobaan yang sehat dan berkualitas sesuai dengan materi penelitian. He!an tersebut dikembangbiakkan dan dipelihara secara khusus dalam lingkungan yang dia!asi dan dikontrol dengan ketat.
4
he!an yang berkualitas dapat mencegah pemborosan !aktu, kesempatan, dan biaya. Pemanfaatan he!an percobaan menurut pengertian secara umum adalah untuk penelitian yang mendasarkan pengamatan aktiitas biologik. erdasarkan pada bidang ilmu yang dibina dan lingkungan tempat bernaungnya laboratorium, maka pemanfaatan he!an percobaan akan mengarah kepada suatu tujuan yang khusus. =aboratorium yang bernaung di dalam uniersitas mengutamakan penggunaan he!an percobaan dalam penelitian murni yang menyangkut aktiitas biologik. =aboratorium yang berada di lingkungan industri cenderung menggunakan he!an percobaan untuk pengujian mutu hasil produksinya, sedangkan laboratorium klinik menggunakannya untuk keperluan diagnosis. 3. idang
5
"arena tujuan akhir dari uji toksikologi ini adalah untuk keselamatan manusia, maka he!an percobaan yang dipilih mempunyai sifat&sifat respon biologik dan adaptasi yang mendekati manusia. "esamaan filogeni antara manusia dan primata mendorong para ilmu!an untuk memilih primata sebagai model. 3kan
tetapi karena pengadaannya
tidak
selalu lancar, serta
pemeliharaannya yang cukup mahal, maka tikus putih dapat dipilih sebagai alternatif. 3lternatif lain adalah penggunaan anjing, mengingat anjing hidup di lingkungan manusia dan makanannya sama dengan makanan manusia. 3njing yang digunakan tentunya bukan yang sedang dipelihara, tetapi merupakan anjing yang tak bertujuan atau sedang dibuang oleh pemiliknya.
6
Selain itu he!an percobaan juga digunakan dalam penelitian kanker, determinasi penyakit berdasarkan perubahan jaringan dan organ tubuh yang terjadi setelah he!an percobaan mendapatkan perlakuan >. 5iagnosis eberapa contoh he!an percobaan dan kegunaannya dalam diagnosis . %encit digunakan untuk diagnosa penyakit yang disebabkan oleh enterbacteriaceae, antraks, pasteurellosis, dan rabies #. %armut digunakan untuk diagnosa <> tipe human, brucellosis, antraks, radang paha, edema malignan, penyakit yang disebabkan oleh ricketsia *. "elinci digunakan untuk diagnosa <> tipe boine dan pasteurellosis :.
=aboratorium 4umah Sakit dan "esehatan %asyarakat Jumlah he!an yang digunakan tidak besar tetapi jumlah keperluan relatif tetap dan ariasi spesies tidak banyak. He!an yang digunakan terutama marmut, kadang mencit dan kelinci.
#.
=aboratorium ?ndustri @armasi %enggunakan tikus atau mencit dalam jumlah besar untuk keperluan penelitian dan pengembangan. 3njing dan tikus digunakan untuk uji toksisitas, diperlukan dalam jumlah yang tidak besar tetapi konstan. erbagai spesies lain juga sekali&sekali digunakan, untuk keperluan penelitian dasar, tetapi jumlahnya tidak banyak.
*.
=aboratorium Penelitian "anker
7
5iperlukan mencit dalam jumlah besar dan tetap, dan secara tidak tetap digunakan spesies lainnya :.
=aboratorium dalam 'niersitas dan =embaga Penelitian Jumlah dan jenis he!an percobaan yang digunakan tidak tetap. Proporsi tiap jenis he!an tidak ditentukan. Penggunaan he!an percobaan di uniersitas dan lembaga penelitian sangat bergantung pada biaya dan hubungan kerja sama dengan disiplin lain. Suatu senya!a yang baru ditemukan, baik hasil isolasi maupun sintetik,
terlebih dahulu diuji dengan serangkaian uji farmakologik pada organ terpisah maupun pada he!an utuh (uji praklinik). ila ditemukan suatu aktiitas farmakologik yang mungkin bermanfaat, maka senya!a yang lolos uji ini akan diteliti lebih lanjut. Sebelum calon obat baru ini dicobakan pada manusia, dibutuhkan !aktu beberapa tahun untuk meneliti sifat farmakodinamik, farmakokinetik, dan efek toksiknya pada he!an percobaan. 5alam studi farmakokinetik, tercakup juga pengembangan teknik analisis untuk mengukur kadar senya!a maupun metabolitnya
dalam
cairan
biologis.
Semuanya
itu
diperlukan
untuk
memperkirakan dosis efektif dan memperkecil resiko penelitian pada manusia. Studi farmakologi toksikologi pada he!an (uji praklinik) umumnya dilakukan dalam * tahap, masing&masing pada # atau * spesies he!an percobaan. a.
'ji
8
'ji toksisitas akut bertujuan untuk mencari besarnya dosis tunggal yang mematikan 0$A dari sekelompok he!an coba (=5 0$). Pada tahap ini sekaligus diamati gejala toksik dan perubahan patologik organ pada he!an tersebut b.
'ji
c.
'ji
berharga, ramalan tepat mengenai efeknya pada manusia belum dapat dibuat karena spesies yang berbeda tentunya menimbulkan perbedaan jalur dan kecepatan metabolisme, kecepatan ekskresi, sensitiitas reseptor, anatomi, dan fisiologi. 2leh karena itu, untuk mempertegas efek obat pada manusia, baik efek terapi maupun nonterapi, perlu dilakukan pengujian langsung pada manusia dalam uji klinik.
II.2 !enis"!enis Hewan Per#oaan
9
He!an percobaan dibagi jenisnya berdasarkan pengaruhnya terhadap responsiitas sistem biologis terisolasi maupun organisme utuh yaitu sebagai berikut8 3. 'mur ayi atau he!an yang baru lahir memiliki respon yang sungguh berbeda terhadap berbagai rangsangan bila dibandingkan dengan he!an yang telah de!asa. Proses ini bermula dari pembuahan hingga kematian organisme. Selama masa perkembangan dan pende!asaan organisme terdapat berbagai periode peningkatan atau penurunan kerentanan terhadap berbagai jenis perangsangan. isa bulu babi yang paralitik lebih berpengaruh pada bayi&bayi he!an dari berbagai spesies.
10
"orelasi antara aktiitas antikonulsan dan kerentanan sistem saraf pusat terhadap kadar karbon dioksida juga telah diketahui. 3ktiitas antikonulsan dari pemberian karbon dioksida, aseta6olamid, dan sulfanilamid, meningkat seiring dengan pertambahan umur he!an. Hal ini diperkirakan karena peningkatan kerentanan terhadap kadar karbon dioksida pada otak he!an&he!an de!asa. ?ndikasi lain dari perbedaan kepekaan sa!ar darah&otak sistem saraf pusat dari he!an yang muda dibandingkan dengan yang lebih tua juga telah diteliti. 4eserpin diberikan kepada tikus bayi dan yang de!asa lalu pengosongan katekolamin
otak
yang
menyertainya
ditentukan.
5itemukan
bah!a
pengosongan yang disebabkan oleh dosis standar reserpin jauh lebih intensif pada he!an muda dibandingkan pada he!an tua. Sejak tahun -+; telah diketahui bah!a tikus bayi memiliki irama sirkadian terhadap aktiitas en6imatik yang sungguh berbeda dengan tikus de!asa. Setelah sekitar #: jam tikus bayi mengembangkan aktiitas tirosin transaminase hati dengan fase yang berla!anan dengan yang terjadi pada tikus de!asa. Pembalikan fase irama ini pada tikus de!asa terjadi ketika he!an mencapai umur # hingga #* hari. 5iperkirakan bah!a perubahan aktiitas en6imatis ini merupakan respon terhadap perubahan pola makan dan berkorelasi dengan jumlah protein yang dikonsumsi. 4esponsiitas tikus bayi terhadap obat&obat otonom juga telah diteliti oleh >ampbell dkk pada tahun -+-. 3mfetamin diketahui selalu menyebabkan
11
perangsangan kesadaran pada tikus yang berumur antara $ hingga $$ hari, sedangkan skopolamin tidak berefek pada tikus yang lebih muda. 5isimpulkan bah!a daerah eksitasi adrenergik pada batang otak lebih cepat matang daripada daerah penghambatan kolinergik di otak depan. %ekanisme adrenergik kardioaskular dipengaruhi oleh umur pada anjing. 3nak anjing yang tidak mengalami agotomi berespon terhadap pemberian norepinefrin berupa peningkatan denyut jantung. 2klusi karotid pada he!an muda ini mengakibatkan peningkatan tekanan darah arteri dan tidak mengubah denyut jantung. 4espon ini berla!anan dengan yang terjadi pada he!an de!asa di mana norepinefrin menurunkan atau tidak mempengaruhi denyut jantung. Hal ini menunjukkan bah!a pada he!an bayi perkembangan relatif sistem adrenergik berbeda dengan sistem kolinergik. >ontoh lain dari perbedaan respon he!an bayi terhadap 6at&6at otonom dikemukakan oleh >herno dkk (-++). Pemberian amfetamin pada mencit muda tidak menimbulkan perubahan toksisitas pada he!an yang ditempatkan bekelompok dalam satu kandang. Hal ini berla!anan dengan peningkatan yang nyata dari toksisitas amfetamin yang diberikan pada mencit de!asa yang juga ditempatkan berkelompok dalam satu kandang.
kerentanan mencit
bayi
bisa menjadi
cerminan
ketidakmampuan relatifnya untuk mengontrol suhu tubuh pada tahap a!al perkembangan.
12
4eilly (-+-) menemukan bah!a tikus bayi memiliki perbedaan respon terhadap pemberian reserpin dari tikus de!asa. 5alam percobaan ulkus lambung akibat pemberian reserpin, peneliti ini menggunakan tikus dari berbagai umur. 5ari percobaan tersebut ditemukan terjadinya penurunan kejadian lesi pada tikus bayi bila dibandingkan dengan tikus muda maupun tikus de!asa. Perubahan responsiitas he!an yang bergantung pada umur, pada dasarnya tidak terbatas pada obat&obat yang bekerja pada sistem saraf pusat atau sistem saraf otonom. %isalnya, perbedaan responsiitas kelinci muda terhadap perubahan permeabilitas askular perifer. radikinin atau histamin disuntikkan secara intraena pada kelinci muda dan kelinci de!asa. Selanjutnya pemberian intraena suatu 6at !arna memperlihatkan bah!a perubahan permeabilitas askular yang disebabkan oleh obat&obat ini jauh lebih kecil pada he!an muda dibandingkan dengan perubahan yang terjadi pada he!an de!as a. 3ktiitas sejumlah en6im di hati menurun pada tikus de!asa dibandingkan dengan pada tikus muda. n6im pemetabolisme obat berkurang pada he!an de!asa termasuk en6im yang terlibat dalam hidroksilasi heksobarbital, 1& demetilasi aminopirin, hidroksilasi anilin, oksidasi striknin, eduksi nitro dari asam p&nitroben6oat, reduksi a6o dari p&dimetil aminoben6ena, 135PH oksidase, 135PH&sitokrom
c
reduktase,
135PH
neotetra6olium
reduktase,
serta
kandungan sitokrom dan P&:0$. ila pentobarbital diberikan pada tikus tua, laju metabolismenya menurun dan durasi aksinya meningkat. . Spesies
13
Pemilihan spesies yang akan mejadi objek penelitian aktiitas farmakologi suatu senya!a baru atau sediaan akan sangat berpengaruh pada tingkat keberhasilan penelitian. Pada kenyataannya kebanyakan percobaan dilakukan dengan jumlah spesies yang relatif kecil, namun ada sejumlah spesies yang memiliki karakteristik yang unik yang memberikan keuntungan bagi penelitian obat yang spesifik. Sebagai contoh, babi memiliki kulit, mata, dan saluran cerna yang sangat mirip dengan yang ada pada manusia7 monyet memiliki sistem respirasi dan thoraks dengan manusia, kucing sangat peka terhadap senya!a yang menimbulkan methemoglobinemia dan tidak mengekskresi glukuronida, laju metabolik pada kelela!ar dapat diatur oleh suhu sekitar, marmut tidak dapat mensintesis asam askorbat serta memiliki kebutuhan yang sangat tinggi akan asam folat, tiamin, arginin, dan kalium. ?ntensitas respon terhadap suatu obat dapat berbeda&beda menurut spesies yang diberi. Perubahan permeabilitas askular yang disebabkan oleh injeksi intrakutan dari bradikinin atau histamin berbeda&berbeda menurut spesies yang dilibatkan. 4espon terbesar terjadi pada marmut, respon menengah pada kelinci, dan paling kecil pada tikus. eberapa perbedaan spesies dalam merespon berbagai obat yang umumnya diketahui antara lain bah!a tikus tidak memiliki refleks muntah sehingga tidak bisa digunakan untuk meneliti aktiitas antiemetik, kelinci memiliki en6im atropinase dalam darahnya yang membuatnya relatif resisten terhadap aktiitas blokade atropin ujung saraf efektor prasimpatomimetik, morfin menyebabkan perubahan yang sangat besar pada sktiitas sistem saraf pusat pada
14
berbagai spesies, seperti katatonia pada tikus, depresi SSP dan pernapasan pada manusia, stimulasi dini SSP pada mencit, tikus, dan kuda. >. Strain Pengembangan tikus dan mencit standar untuk percobaan laboratorium telah berlangsung dengan pesat. Pengembangan strain yang dapat diidentifikasi, yakni hasil dari perka!inan sedarah selama #$ generasi, telah menyediakan jenis mencit dan tikus standar yang dapat direproduksi untuk percobaan laboratorium. 5i samping pengembangan standardisasi he!an laboratorium, efek mutasi dan ariasi biologis lainnya yang disebabkan oleh pengaruh genetik senantiasa mempengaruhi keragaman hasil yang diperoleh dalam percobaan he!an. Satu, atau bahkan lebih dari satu, faktor genetik bisa terlibat dalam penentuan aktiitas sistem biokimia di dalam suatu organisme. ?ni adalah keterlibatan indiidual atau multifaktorial yang menunjang ariasi respon yang terlihat dari indiidu ke indiidu bahkan di dalam strain yang terstandar. Strain he!an yang memiliki aplikasi spesifik di dalam penelitian analog penyakit manusia termasuk hal&hal seperti mencit yang gemuk secara genetik, yang kurang peka terhadap ambilan diafragmatik dan jaringan adiposa terhadap glukosa radioaktif selama pembentukan glikogen7 dan mencit diabetes yang memperlihatkan deposisi lemak yang tidak normal umur * hingga : minggu, dan diikuti dengan hiperglikemia, poliuria dan glikosuria dengan perubahan pada pulau&pulau =angerhans.
15
Perbedaan yang dapat di!ariskan ini menunjang respon obat pada percobaan. 3ktiitas kolinesterase plasma dari sejumlah strain mencit secara konsisten lebih rendah pada mencit jantan dan juga menjadi khas pada setiap strain yang dapat di!ariskan. Pengaruh lingkungan juga mungkin mendukung keragaman aktiitas kolinesterase dalam plasma. alaupun
pada
kenyataannya
sel&sel
suatu
organisme
semuanya
mengandung set gen yang sama, namun sel&sel tersebut membentuk berbagai jenis jaringan, antara lain otot, saraf, adiposa, tulang, dan lain&lain. ?ni adalah hasil dari berbagai kelompok gen yang direpresikan. ?nduksi en6im adalah derepresi gen di mana
6at
penginduksi
diperkirakan
bergabung
dengan
represor
untuk
menimbulkan inaktiasi. "elompok gen struktural cenderung direpresikan oleh represor yang sama, sehingga pelepasan dari represi dapat menyebabkan sintesis simultan beberapa en6im yang biasanya memiliki tugas yang berkaitan. erbagai strain tikus diketahui memiliki perbedaan konsentrasi sel darah putih yang beredar di dalam darahnya. He!an yang memiliki konsentrasi sel darah putih yang tertinggi cenderung memiliki kadar yang lebih banyak terdepresi oleh pemaparan oksida nitrogen daripada he!an normal yang terpapar oleh gas tersebut selama ; hari. 5. Jenis "elamin "ontrol seksualitas oleh hormon steroid tidak hanya mempengaruhi aktiitas tubuh tetapi juga metabolisme dan responsiitas tubuh terhadap aksi obat. Hal ini telah mendorong penelitian untuk menentukan apakah terdapat
16
perbedaan aktiitas biologis antara he!an atau indiidu jantan dan betina.
ontoh lain dari perbedaan responsiitas terkait jenis kelamin terhadap aksi obat adalah sebagai berikut. "ucing jantan dua kali lebih peka daripada betina terhadap efek pressor dari norepinefrin. Pemberian testosteron pada kucing betina menimbulkan peningkatan kepekaan terhadap norepinefrin. Perubahan pH darah juga berbeda menurut jenis kelamin. Pemberian dihidrokodein secara intraena pada kelinci menyebabkan penurunan p>2 # dengan peningkatan kadar bikarbonat plasma pada he!an betina. 'ji yang sering digunakan dalam mengealuasi sejumlah obat melibatkan pemberian barbiturat, seperti heksobarbital, pada mencit atau tikus. aktu tidur yang ditimbulkan sangat dipengaruhi oleh laju metabolisme di dalam hati.
17
aminopirin 1&demetilase, 135PH oksidase, sitokrom c reduktase, dan sitokrom P:0$. Jenis kelamin juga mempengaruhi respon terhadap pemberian reserpin pada tikus.
"elinci laboratorium adalah keturunan kelinci ropa tipe liar, Oryctolagus cuniculus, bersama&sama dengan sejenis kelinci lainnya, ter!elu dan pika, asal mulanya diklasifikasikan sebagai anggota dari 4odentia atau Rodent . alaupun demikian, rodentia mempunyai : pasang gigi seri, tetapi kelinci mempunyai * pasang gigi seri.
18
. "epala 5ari atas, kepala tampak besar dan daun telinga terlihat banyak askularisasinya. ibir atas tampak terbelah, sedangkan bibir ba!ah tidak terlihat terbelah dengan bagian anterior lateral n ya berbentuk commisures, secara relatif mulut hanya terbuka sedikit. Sensor bulu (kumis) sangat menyolok atau sensitive. Nares external berbentuk ovoid dan bertemu dengan bagian bibir atas yang terbelah. %ata terletak lebih ke sisi lateral dibanding dengan kebanyakan mammalia. #. adan adan dibagi ke dalam thorax, abdomen dan dorsal (punggung). agian ventral diba!ah dekat ekor terdapat anus yang tidak berbulu. agian ventral dari anus pada he!an betina terdapat vulva yang ditutupi oleh lipatan&lipatan kulit dan terdapat clitoris dibagian entralnya. Pada kelinci jantan, penis dikelilingi oleh preputium yang letaknya analog dengan ula pada kelinci betina. 5i dalam kantong scrotum terdapat testes, yang masing&masing terdapat pada salah satu sisi. Pada kelinci betina di bagian permukaan entral dari perut dan dada terdapat : atau 0 pasang puting susu. Pembesaran puting susu ini tidak terjadi pada kelinci jantan. *. =eher =eher tidak begitu menciri, kecuali dewlap yang lebih menciri pada beberapa breed (keturunan) daripada yang lain dan tidak jarang berkaitan dengan dermatitis basah karena hidrasi yang berkelanjutan.
19
:. 3nggota Cerak ("aki) "aki belakang berkembang lebih baik, terdiri dari paha, betis dan telapak kaki dan mempunyai : jari yang berkembang sempurna. "aki depan terdiri dari lengan atas lengan ba!ah dan telapak tangan dengan 0 jari. 0. erat berbagai 2rgan Secara klinik berat berbagai organ dari kelinci de!asa muda normal seperti
erat badan 2tak Hati =imfa 3drenal Cinjal
!antan
#.0 $.*+: #.;$ $.$:# $.$$-; $.0# & $.$$.$$00 $.:0 $.#$*
Betina
#.0: $.*: *.#0 $.$* $.$$-0 $.0$ $.$$# & $.$$+* $.0+ $.#$$
. @isiologi 5alam perkembangannya, kelinci merupakan makanan utama bagi he!an pemangsa, sehingga secara fisiologis mempunyai kemampuan untuk meloloskan diri dari pemangsa dan juga punya kemampuan menghasilkan banyak anak. . Penglihatan 5aya penglihatan kelinci akan membentuk secara utuh dan nyata benda yang dilihatnya, !alaupun bagian atas hidungnya kurang mampu dilihat secara nyata. %enurut Suherland dkk, secara garis besar daya penglihatan kelinci adalah sebagai berikut8
20
a. 5iergence antara isual aBes 0$D E $ D b. Panoramic field F*+$D c. inocular field $D E *0D #. Pernafasan "emampuan pernafasan kelinci cukup sulit untuk diukur, karena banyak ariasi aktifitas yang mempengaruhi daya kerja paru&paru.
ung compliance (m=/cm H#2) 3bsolut Per gram paru&paru !hest wall compliance (m=/cm H#2) 3bsolut Per gram paru&paru Per ml paru&paru ung resistance (cm H#2/liter /detik) 3bsolut Per gram paru&paru Per ml paru&paru "ork of breathing (gr cm/menit) !ompliance ratio (chest#lung) aktu konstan Respiratory rate (nafas/menit) 9olume per menit (liter/menit) "onsumsi oksigen (m= 2#/gram organ segar)
Stan&ar
*,0 & $,; $,:: & ,$: ;,# & $,+ $,-: & ,#$ $,: & $,+$ 0.* E :# 0- E ::0 :$$ E *# -; E #0$$ $,-0 E #,:* $,$; E $,-* 0(*#& +$) ,$ ($,* E ,:) +:$ & ;0$
*. Peredaran 5arah
21
erbagai macam nilai darah yang bersirkulasi pada kelinci dapat dilihat pada
Nilai
9olume 5arah "eseluruhan (ml/kg bb) 9olume Plasma (ml/kg bb) 9olume rithrosit (ml/kg bb) 5imensi rithrosit ($ry %ilm)
00,+ E 0,* *;,; (#,; E 0,:) +,; E ,0 ,0 (+,0 E ,0)
$ (-$ E *$) ;$ (+$ E *$) *0 ,*0 (,# E ,0) *$+ E *** ##$
!antan
Betina
--G# #+G* ;+G# :$G# #G ;*:G0:
$*G: *$G0 -$G* :G* #:+G$ #$-;G:;
Pembekuan darah pada kelinci masih menjadi perdebatan diantara para peneliti, karena adanya perbedaan pada metode kerja. Seperti sudah diketahui bah!a tidak ada perbedaan yang mencolok diantara spesies pada saat pembekuan darah, &ageman factor , dan juga reaksi tromboplastin. Perbandingan antara jumlah protrombin pada kelinci sebesar ;-A, sedangkan pada anjing sebesar $$A dan manusia ;-A. :. Saluran Pencernaan
22
Panjang saluran pencernaan kelinci yang meliputi usus kecil, cecum dan usus besar masing&masing sepanjang *, 0+ m7 $,+ m dan ,+ m. dengan rata&rata sebesar *-,0o> 0. Perilaku Seksual "elinci liar yang hidup di alam bebas, ketika melakukan perka!inan akan mengejarngejar kelinci betina, sedangkan kelinci piaraan di dalam kandang tidak dapat mengejar betina, hanya ekornya ditarik ke atas dan digerak& gerakkan sebagai tanda siap ka!in.%enarik ekor katas dan menggerak&gerakan adalah perilaku yang biasa dilakukan jantan ketika hendak melakukan perka!inan. "elinci mengangkat kedua kaki belakangnya dan berjalan dengan anggun serta mengangkat ekornya ke atas punggung, untuk menarik perhatian la!an jenisnya.
eberapa
ariasi
menarik
ekor
tersebut
dilakukan
sambil
mengelilingi kandang. Hal ini bertujuan untuk menstulasi daya penglihatan dan penciuman kelinci jantan pada kelenjar inguinal. "elinci jantan akan mengencingi la!an jenisnya pada saat melakukan pertunjukan/tarian sebelum ka!in. "elinci jantan akan berjalan mengelilingi kandang sambil menandai dengan cara mengencinginya. 'rine juga akan memancar keluar secara tiba& tiba pada saat kelinci terkejut atau dikejutkan sesuatu. "etika kelinci betina siap ka!in, ia akan mengangkat kaki belakangan dan si jantan akan menaiki kelinci betina serta melakukan kopulasi. Setelah ejakulasi kelinci jantan akan loncat ke belakang atau ke samping sambil
23
mengeluarkan tarian khas, yang mengindikasikan kesakitan atau sebagai tanda kepada kelinci lainnya. >airan sperma yang dipancarkan berkisar antara $,0 E ,0 m= sedangkan jumlah sperma sebanyak $,0 B $ ;/m=*,0 B $;/m=. >airan sperma juga mengandung fructose :$:$$ mg/$$ ml7 sedikit glukosa dan glycerylphosphorylcholine #0 *$ mg/$$ ml. Sperma kelinci tahan terhadap hydrogen proksida. "elinci betina liar memeperlihatkan aktifitas reproduksi berupa anestrus dengan periode yang terbatas tergantung pada musim/cuaca, akan tetapi kelinci piaraan tidak menunjukan siklus estrus tertentu. 3da masanya si betina menolak untuk ka!in, tapi siap dika!ini oleh pejantan lain. "elinci betina juga hanya mau dika!ini satu saja dan menolak untuk dika!ini kedua kalinya oleh pejantan yang sama.>iri&ciri betina siap ka!in ditandai dengan ula ber!arna keunguan dan membengkak/mengeras, lembab, gelisah, berusaha mendekati kelinci di kandang terdekat serta mengosok&gosok dagunya. %enurut Staples dan Holtkamp (-++), kelinci tidak mengalami oulasi secara spontan. 2ulasi terjadi $ E * jam setelah ka!in atau setelah disuntik hormon =utein (H>C) sebanyak #$ ?'. Persentase oulasi mempunyai korelasi dengan berat badannya !onseption rate kelinci rata +;A dengan angka tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar ;$A. !onseption ini di pengaruhi oleh musim dansuhu. Periode masa kebuntingan kelinci adalah #:&*: hari, rata& rata *&*# hari, tapi hal itu dipengaruhi oleh iklim atau cuaca.
24
bagian/belakang dan akan teraba adanya perkembangan fetus di dalam uterus pada saat kebuntingan mencapai usia #&: hari. Jumlah anak kelinci sekelahiran (litter si'e) rata&rata sebanyak ekor/induk. 3nak kelinci akan disusui oleh induknya dan disapih pada umur *&: minggu. 3nak kelinci akan mengalami de!asa kelamin pada usia *&+ bulan. Studi tentang litter si'e kelinci, menunjukkan bah!a litter si6e kelinci paling rendah +,:- dan paling tinggi ;,$ ekor per kelahiran dengan rata&rata dari #.:: sampel diperoleh besar litter si'e rata&rata ,*-. II.* Penanganan &an Penggunaan Hewan Coa (elin#i
3. %akanan
25
anaknya (litter) dapat mengkonsumsi air sebanyak gallon (*,;liter) selama #: jam penuh. otol minum harus selalu diganti airnya setiap hari dengan air yang bersih dan fresh. "elinci yang sedang istirahat membutuhkan air minum sebanyak #&* liter /hari, tapi dapat bertambah sesuai dengan musim panas atau dingin. Pada musim dingin, kelinci dengan berat badan 0& kg dan diberi pakan pelet konsentrat membutuhkan air minum sebanyak 0$ m=/ekor/hari. . Peralatan "andang Peralatan kandang he!an percobaan meliputi spring clip untuk tempat pakan, botol air, dan kandang he!an. ahan untuk pembuatan cage dapat berasal dari besi galvanis, sheet steel, stee 'inc, alluminium, stainless steel, kayu, bahan plastik (fiber glass, polycarbonate, polypropylene, linear (hight density) polyethylene,dan styrene. 'kuran kandang menurut Short (-+-) sebesar : ft B ; inchi B ; inchi untuk induk dan anak. Sedangkan untuk pemeliharaan kelinci direkomendasikan pada suhu ;,* o> dengan kelembaban relatif 0$ A atau pada suhu +,+$,$ o>) dengan kelembaban relatie :0 E 00A. >. >ara Handling "adang kelinci mepunyai kebiasaan untuk mencakar atau menggigit. ila penanganan kurang baik, kelinci sering berontak dan mencakarkan kuku dari kaki belakang dengan sangat kuat yang kadang dapat menyakiti dirinya sendiri. "adang kondisi tersebut dapat menyebabkan patahnya tulang belakang kelinci yang bersangkutan.
>ara menghandel adalah dengan menggenggam bagian
belakang kelinci sedikit kedepan dari bagian tubuh, dimana bagian tersebut kulitnya agak longgar. "emudian angkat kelinci dan bagian ba!ahnya disangga.
26
5. Penandaan Penandaan kelinci dapat dilakukan secara indiidu he!an ataupun kelompok. Penandaan banyak dilakukan pada daerah telinga yang berupa Iear tag (anting telinga yang dapat diberi nomor). 5apat juga dengan tatoo pada telinga. . >ara Pengambilan 5arah Sedangkan cara menangani kelinci perlakuan baik untuk diijeksi ataupun untuk pengambilan darah diperlukan peralatan khusus dimana kelinci tidak dapat benyak bergerak.
27
Cambar +. cara menangani kelinci untuk perlakuan pengambilan darah ataupun untuk pemberian obat.
3rteri sentral di telinga
&
agian lateral ena saphena
&
9ena jugularis
&
9ena caa anterior
&
Jantung Sedangan tempat atau lokasi untuk injeksi, olume sediaan dan ukuran
jarum adalah sebagai berikut8 I+
IP
I,
SC
)ral
28
=okasi
9ena marginal telinga
9olume
&0 ml
'kuran jarum
F# guage
2tot Kuadricep, bag. elakang paha, otot lumbal
elakang leher
0$&$$ ml
$,0& ml
0$&$$ ml
0&$ ml/"g
F#gauge
F#$gauge
F#$ gauge
Jarum tumpul ;$ guage
@. 3nastesi 3nasthesia dapat dilakukan secara
inhalant maupun injeksi. 3nasthesia
inhalant dilakukan dengan inhalan Iisofluran, sedangkan untuk injeksi dapat diberikan pentobarbital #$&+$ mg/"g i dan terjadi efek setelah &* jam. eberapa obat anasthesia umum dpat juga diberikan sesuai dengan anjuran. Sedangkan euthanasia (pembunuhan) pada he!an kelinci jarang dilakukan.
BAB III
29
PENUTUP
III.1
(esi%-ulan
'ntuk mengadaptasi atau memelihara he!an percobaan, khususnya kelinci harus diperhatikan mengenai pola makan dan minum, makanan dan air minumnya sehingga kelinci dapat mengkonsumsi secara optimal. 5isamping itu, harus juga diperhatikan mengenai luas, pencahayaan, temperatur dan kelembaban kandang karena kesemuanya ini dapat berpengaruh terhadap kesehatan dan reproduksinya. Pada penggunaan kelinci sebagai he!an coba, perlu diperhatikan cara penandaan, handling, anastesi, pengambilan darah dan injeksi yang tepat. III.2
Saran
5engan adanya makalah ini diharapkan dalam penggunaan kelinci sebagai he!an coba harus memperhatikan aspek perlakuan yang manusia!i terhadap he!an&he!an tersebut, sesuai dengan prinsip 0@ (@reedom) yaitu8 bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari rasa tidak nyaman, bebas dari rasa nyeri, trauma, dan penyakit, bebas dari ketakutan dan stress jangka panjang, bebas mengekspresikan tingkah laku alami, diberikan ruang dan fasilitas yang sesuai (pengayaan lingkungan yang sesuai). Seluruh perlakuan terhadap he!an percobaan dituangkan secara rinci di dalam protokol penelitian yang dianalogikan sebagai informed consent pada penelitian yang menggunakan rela!an manusia.
53@<34 P'S<3"3
30