BAB l PENDAHULUAN 1. LAT LATAR BELA BELAK KANG ANG
Cacat bawaan adalah suatu kelainan/cacat yang dibawa sejak lahir baik fisik maupun mental. Cacat bawaan dapat disebabkan akibat kejadian sebelum kehamilan, kehamilan, selama kehamilan dan saat melahirkan melahirkan atau masa perinatal. perinatal. Cacat ini ini dapa dapatt akib akibat at peny penyak akit it gene geneti tik, k, peng pengar aruh uh ling lingku kung ngan an baik baik sebe sebelu lum m pembuahan (bahan mutagenik) maupun setelah terjadi pembuahan (bahan teratogenik). Bila Bila cacat cacat bawa bawaan an teru teruta tama ma malf malfor orma masi si mult multip ipel el diser disertai tai deng dengan an retarda retardasi si mental mental dan kelain kelainan an rajah rajah tangan tangan (derma (dermatao taogli glifi) fi) member memberika ikan n kecurigaan kelainan genetik (kromosomal). Penyakit genetik adalah penyakit yang yang terjadi terjadi akibat akibat cacat cacat bahan bahan keturu keturunan nan pada pada saat sebelum sebelum dan sedang terja terjadi di pemb pembua uaha han. n. Peny Penyak akit it gene geneti tik k tida tidak k selal selalu u akib akibat at pewa pewari risan san dan dan diwariskan, dapat pula terjadi mutasi secara spontan yang dipengaruhi oleh lingkungan. Penyakit infeksi dalam kandungan, pengaruh lingkungan seperti radiasi sinar radioaktif radioaktif dan kekurangan/keleb kekurangan/kelebihan ihan bahan nutrisi nutrisi juga dapat menyebabkan cacat bawaan. Kelain Kelainan an bawaan bawaan pada pada neonat neonatus us dapat dapat terjad terjadii pada pada berbag berbagai ai organ organ tubuh. Diantaranya meningokel dan ensefalokel. Mening Meningoke okell dan ensefal ensefaloke okell merupa merupakan kan kelain kelainan an bawaan bawaan di mana mana terjadi pemburutan selaput otak dan isi kepala keluar melalui lubang pada tengkorak atau tulang belakang. Meningokel biasanya terdapat pada daerah servikal atau daerah torakal sebelah atas. Kantong hanya berisi selaput otak, sedangkan korda tetap dalam kord kordaa spina spinali liss ( dalam dalam duram duramete eterr tida tidak k terd terdap apat at saraf saraf). ). Oper Operasi asi akan akan mengoreksi kelainan, sehingga tidak terjadi gangguan sensorik dan motorik dan bayi akan menjadi normal.
2. RUMU RUMUSA SAN N MAS MASAL ALAH AH
1) Apa Apa defin definisi isi Men Menin ingo goke kell ? 2) Apa saja klasifi klasifikas kasii Mening Meningoke okell ? 3) Apa etilog etilogii dari dari Meni Meningo ngokel kel ? 4) Bagaim Bagaimana ana tanda tanda dan dan gejal gejalaa Mening Meningoke okell ? 5) Bagaim Bagaimana ana patofi patofisio siolog logii dari Meningo Meningokel kel ? 6) Bagiamana Bagiamana penatalaksan penatalaksanaan aan pada Meningokel Meningokel ? 7) Apa pemeriksaan pemeriksaan penunjang penunjang dari Meningokel Meningokel ? 8) Apa kompli komplikas kasii dari dari Mening Meningoke okell ? 9) Bagaim Bagaimana ana asuhan asuhan keper keperawat awatan an Mening Meningoke okell ?
3. TUJUAN
a. Tujuan umum Mengetahui Mengetahui gambaran pemberian pemberian asuhan keperawatan keperawatan pada klien dengan dengan kasus meningokel b. Tujuan khusus 1. Menget Mengetahu ahuii defi definis nisii Meni Meningo ngokel kel 2. Menget Mengetahu ahuii saja klasi klasifik fikasi asi Menin Meningok gokel el 3. Menget Mengetahu ahuii etilo etilogi gi dari dari Meni Meningo ngokel kel 4. Menget Mengetahu ahuii tanda tanda dan dan gejala gejala Meni Meningo ngokel kel
5. Menget Mengetahu ahuii patofisi patofisiolo ologi gi dari Mening Meningoke okell 6. Menget Mengetahu ahuii penatalak penatalaksan sanaan aan pada pada Meningok Meningokel el 7. Mengetahui Mengetahui pemeriksaan pemeriksaan penunjang penunjang dari Meningokel Meningokel 8. Menget Mengetahu ahuii kompli komplikas kasii dari Menin Meningok gokel el 9. Menget Mengetahu ahuii asuhan asuhan keperawa keperawatan tan dari dari Meningok Meningokel el 4. MANFAAT
Semo Semoga ga maka makala lah h ini ini dapa dapatt berm berman anfaa faatt bagi bagi tenag tenagaa peraw perawat at dala dalam m menerapkan asuhan keperawatan pada anak dengan kasus Meningokel.
BAB ll PEMBAHASAN A. KONSEP KONSEP DASAR DASAR TEO TEORI RI 1. Defi Defini nisi si Meni Mening ngok okel el
Meningokel adalah salah satu dari tiga jenis kelainan bawaan spina bifida. Meningokel adalah meningens yang menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan dibawah kulit. Spina bifida (sumbing tulang belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang (vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh (Wafi Nur, 2010). Mening Meningoke okell adalah adalah penon penonjol jolan an dari dari pembun pembungku gkuss medull medullaa spinal spinalis is mela melalu luii spin spinaa bifi bifida da dan dan terl terlih ihat at seba sebaga gaii benj benjol olan an pada pada perm permuk ukaa aan. n. Pembengkakan
kisti stis
ini
ditutupi
oleh
kulit
(Prinsip Keperawatan Pediatric, Rosa M. Sachrin, 2008).
yang
sangat
tipis.
Meningokel terbentuk saat meninges berherniasi melalui defek pada lengkung vertebra posterior. Medulla spinalis biasanya normal dan menerima posisi normal pada medulla spinalis, meskipun mungkin terlambat, ada siringomielia, atau diastematomielia. Massa linea mediana yang berfluktuasi yang dapat bertransiluminasi terjadi sepanjang kolumna vertebralis, biasanya berada dipunggung bawah. Sebagian meningokel tertutup dengan baik dengan kulit dan tidak mengancam penderita (Behrman dkk, 2000).
2. Etiologi Penyebab spesifik dari meningokel atau spina bifida belum diketahui. Banyak faktor seperti keturunan dan lingkungan diduga terlibat dalam terjadinya defek ini. Tuba neural umumnya lengkap empat minggu setelah konsepsi. Hal-hal berikut ini telah ditetapkan sebagai faktor penyebab; kadar vitamin maternalrendah, termasuk asam asam folat, folat, mengon mengonsum sumsi si klomif klomifen en dan asam asam valfro valfroat, at, danhip danhipert erterm ermia ia selama selama kehamilan. Diperkirakan hampir 50% defek tuba neural dapatdicegah jika wanita bersangkutan meminum vitamin-vitamin prakonsepsitermasuk prakonsepsitermasuk asam folat. Kelainan Kelainan kongenital SSP yang paling sering dan penting penting ialah defek tabung tabung neural yang terjadi pada 3-4 per 100.000 lahir hidup. Bermacam-macam penyebab yang berat menentukan morbiditas dan mortalitas, tetapi banyak dari abnormalitas ini mempunyai makna klinis yang kecil dan hanyadapat dideteksi pada kehidupan lanjut yang ditemukan secara kebetulan.
3. Pat Patofis ofisio iolo logi gi
Ada dua jenis kegagalan penyatuan lamina vertebrata dan kolumna spin alis yaitu spina bifida okulta dan spina bifida sistika.Spina bifida okulta adalah defek penutupan dengan meningen tidak terpajan di permukaan kulit. Defek vertebralnya kecil, umumnya pada daerah lumbosakral. Spin Spinaa bifi bifida da sisti sistika ka adal adalah ah defek defek penu penutu tupa pan n yang yang meny menyeb ebab abka kan n penonjolan medula spinalis
dan pembungkusnya. Meningokel adalah
penonjolan yang terdiridari meninges dan sebuah kantong berisi cairan serebrospinal (CSS): penonjolanini tertutup kulit biasa. Tidak ada kelainan neurologi, dan medulla spinalis tidak terkena. Hidrosefalus terdapat pada 20% kasus spina bifida sistika. Meningokel umumnya terdapat pada lumbosakral atau sacral. Hidrosefalu Hidrosefaluss terdapat terdapat padahampir padahampir semua anak yang menderita menderita spina bifida (85% sampai 90%), kira-kira60% kira-kira60% sampai 70% tersebut memiliki IQ normal.Banyak ahli percaya bahwa defek primer pada NTD (neural tube defect)merupa defect)merupakan kan kegagalan kegagalan penutupan penutupan tuba neural selama perkembang perkembangan an awal embrio.Akan tetapi, ada bukti bahwa defek ini merupakan akibat dari pemisahan tubaneural yang sudah menutup karena peningkatan abnormal tekanan cairanserebrospinal selama trimester pertama.
4. Pathway
Genetik, Lingkungan, Kongenital Gagal menyatukan lumina vertebrata & Kolumna spinalis Penonjolan medula spinalis dan pembungkusnya Penurunan/gangguan fungsi pada bagian tubuh yang dipersarafi
Ketidakmampuan mengontrol pola berkemih
MK : Inkotinensia Urine
Kelumpuhan/kelemahan pada ekstremitas bawah
Orang tua cemas
Imobilisasi
Kurang informasi tentang penyakit
MK : Resiko Kerusakan Integritas Kulit
MK : Kurang Pengetahuan
Peningkatan Abnormal Sel
TIK
MK : Gangguan Perfusi Jaringan
5. Tand Tanda a da dan Gej Gejal ala a
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf yang terkena. Beberapa anak memiliki gejala ringan atau tanpa tanpa gejala, gejala, sedang sedangkan kan yang yang lainnya lainnya mengal mengalami ami kelump kelumpuha uhan n pada pada daerah yang dipersarafi oleh korda spinalis atau akar saraf yang terkena. Gejala pada umumnya umumnya berupa berupa penonjolan penonjolan seperti kantung kantung dipunggu dipunggung ng tengah tengah sampai sampai bawah bawah pada pada bayi bayi baru baru lahir. lahir. Kelump Kelumpuha uhan/k n/kelem elemaha ahan n pada pada pinggul, tungkai atau kaki, penurunan sensasi, inkontinesia uri maupun inkont inkontine inensi nsiaa tinja. tinja. Korda Korda spinal spinalis is yang yang tekena tekena rentan rentan terhada terhadap p infeks infeksii (meningitis). 1) Gang Ganggu guan an persa persara rafan fan 2) Gang Ganggu guan an ment mental al 3) Ganggu Gangguan an tingka tingkatt kesad kesadaran aran
5. Tand Tanda a da dan Gej Gejal ala a
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf yang terkena. Beberapa anak memiliki gejala ringan atau tanpa tanpa gejala, gejala, sedang sedangkan kan yang yang lainnya lainnya mengal mengalami ami kelump kelumpuha uhan n pada pada daerah yang dipersarafi oleh korda spinalis atau akar saraf yang terkena. Gejala pada umumnya umumnya berupa berupa penonjolan penonjolan seperti kantung kantung dipunggu dipunggung ng tengah tengah sampai sampai bawah bawah pada pada bayi bayi baru baru lahir. lahir. Kelump Kelumpuha uhan/k n/kelem elemaha ahan n pada pada pinggul, tungkai atau kaki, penurunan sensasi, inkontinesia uri maupun inkont inkontine inensi nsiaa tinja. tinja. Korda Korda spinal spinalis is yang yang tekena tekena rentan rentan terhada terhadap p infeks infeksii (meningitis). 1) Gang Ganggu guan an persa persara rafan fan 2) Gang Ganggu guan an ment mental al 3) Ganggu Gangguan an tingka tingkatt kesad kesadaran aran
6. Mani Manife fest stas asii Klin Klinis is
Gejala bervariasi tergantung kepada beratnya kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf yang terkena. Beberapa anak memiliki gejala ringan atau tanpa gejala gejala,, sedang sedangkan kan yangla yanglainn innya ya mengal mengalami ami kelump kelumpuha uhan n pada pada daerah daerah yang yang dipersarafi dipersarafi oleh korda spinalis spinalis maupunnaka maupunnakarr saraf yang terkena.Gejalany terkena.Gejalanyaa dapat berupa : a) Penonj Penonjola olan n seperti seperti kantung kantung di punggung punggung tengah tengah sampai sampai bawah pada pada bayi baru lahir. b) Jika disinari, kantung tersebut tidak tembus cahaya. c) Kelumpuha Kelumpuhan n / kelemaha kelemahan n pada pada pinggul, pinggul, tungkai tungkai atau kaki. d) Seberkas Seberkas rambut rambut pada pada daerah sakral (panggul (panggul bagian bagian belakan belakang). g).
e) Leku Lekuka kan n pada pada daera daerah h sakru sakrum. m.
7. Peme Pemeri riks ksaa aan n Penu Penunj njan ang g
1) Rontgen Rontgen tulang belakang belakang untuk untuk menentukan menentukan luas luas dan lokasi lokasi kelainan. kelainan. 2) USG tulang tulang belakang belakang bisa menunjuk menunjukkan kan adanya adanya kelainan kelainan pda korda spinalis maupun vertebra 3) CT sca scan atau atau MRI MRI tula tulang ng bela belaka kang ng kada kadang ng dila dilaku kuka kan n untu untuk k menentukan lokasi dan luasnya kelainan.
8. Pena Penata tala laka kasa sana naan an
Tuju Tujuan an dari dari peng pengob obat atan an awal awal meni mening ngok okel el adal adalah ah meng mengur uran angi gi keru kerusa saka kan n
saraf, saraf, memi memini nimal malka kan n
komp kompli lika kasi si
(misa (misaln lnya ya
infek infeksi) si),,
serta serta
membantu keluarga dalam menghadapi kelainan ini. Pembedahan dilakukan pada periode neonatal untuk mencegah rupture. Perbai Perbaikan kan dengan dengan pembed pembedaha ahan n pada pada lesi spinal spinal dan pirau CSS pada bayi bayi hidrosefalus dilakukan pada saat kelahiran. Pencangkokan kulit diperlakukan bila lesinya besar. Antibiotic profilaktik diberikan untuk mencegah meningitis. meningitis. Intervensi keperawatan yang dilakukan tergantung ada tidaknya disfungsi dan berat ringannya disfungsi tersebut pada berbagai system tubuh. Terapi fisik dilakukan agar pergerakan sendi tetap terjaga dan untuk memperkuat fungsi otot. Untuk mengobati dn mencegah meningitis, infeksi salu salura ran n
kem kemih
dan dan
lain lainn nya
dib diberik erikan an
anti antib bioti iotic. c.
Untu Untuk k
mem memban bantu
memperlancar aliran kemih bias dilakukan penekanan lembut diatas kandung kemih. Pada kasus yang berat kadang harus dilakukan pemasangan kateter. Diet Diet kaya kaya serat serat dan dan prog program ram pela pelati tiha han n buan buang g air air besar besar bisa bisa memb memban antu tu memperbaiki fungsi saluran pencernaan.
Untuk mengatasi gejala muskulo skeletal (otot dan kerangka tubuh) perlu campur tangan dari ortopedi (bedah tulang) maupun terapi fisik. Kelein Keleinan an saraf saraf lainnya lainnya diobat diobatii sesuai sesuai dengan dengan jenis jenis dan luasny luasnyaa ganggu gangguan an fungsi yang terjadi. Kadang-kadang pembedahan shunting untuk memperbaiki hidrosefalus. Seksio Seksio sesarae sesarae terenca terencana, na, sebelu sebelum m melahi melahirka rkan, n, dapat dapat mengur mengurang angii kerusakan neurologis yang terjadi pada bayi dengan defek korda spinalis. Penatalaksanaan: 1) Sebelu Sebelum m dioper dioperasi, asi, bayi dimasukka dimasukkan n kedalam kedalam incubato incubatorr dengan dengan kondisi kondisi tanpa baju. 2) Bayi Bayi dala dalam m posi posisi si telu telung ngku kup p atau atau tidu tidurj rjik ikaa kant kantun ungn gnya ya besa besarr untu untuk k mencegah infeksi. 3) Berkol Berkolabo aborasi rasi dengan dengan dokter dokter anak, ahli bedah bedah dan ahli ahli ortope ortopedi, di, dan ahli urol urolog ogi, i, teru teruta tama ma untu untuk k tida tidaka kan n pemb pembed edah ahan an,, deng dengan an sebelu sebelumn mnya ya melakukan informed consent Lakuka Lakukan n pengam pengamata atan n dengan dengan cermat cermat terhada terhadap p adanya adanya tandatanda-tan tanda da hidrosefalus (dengan mengukur lingkar kepala setiap hari) setelah dilakukan pembedahan atau juga kemungkinan terjadinya meningitis (lemah, tidak mau minum, minum, mudah mudah terangs terangsang ang,, kejang kejang dan ubun-u ubun-ubun bun akan akan besar besar menonj menonjol) ol).. Selain itu, perhatikan pula banyak tidaknya gerakan tungkai dan kaki, retensi urin dan kerusakan kulit akibat iritasi urin dan feses.
9. Komplikasi
1. Hed Hedeose eosefa falu luss 2. Meningitis 3. Hidr Hidros osiri iring ngom omie ieli liaa 4. Intr Intras aspi pina nall tum tumor or 5. Kip Kiposko oskoli lios osis is 6. Kelemahan Kelemahan permanen permanen atau atau paralisis paralisis pada pada ekstermitas ekstermitas bawah
7. Serebr Serebral al palsy palsy disfun disfungsi gsi batang batang otak otak 8. Infek Infeksi si pada pada siste sistem m orga organ n lain lain 9. Sind Sindro roma ma Arn Arnol oldd-Ch Chia iari ri 10. Gangguan Gangguan pertumbuhan pertumbuhan B. KONSEP KONSEP ASUHAN ASUHAN KEPERW KEPERWATA ATAN N 1. Pengkajian
1.1. 1.1. Anam Anamne nesa sa : a. Iden Identi tita tass bayi ayi b. Identitas ibu c. Riwa Riwaya yatt keha kehami mila lan n ibu ibu kadar alfa-fetoprotein dalam serum ibu dan cairan amnion ditemukan meningkat pada usia 16-18 minggu d. Riwa Riwaya yatt kela kelahi hira ran. n. Seksio sesarae terencana atau normal e. Riwa Riwaya yatt Kelu Keluar arga ga.. f. Anak Anak sebe sebelum lumnya nya mender menderita ita spina spina bifida bifida Riwayat atau adanya faktor resiko Jenis kelamin laki-laki 1.2. 1.2. Pemerik Pemeriksaan saan Fisik. Fisik. Observasi adanya manifestasi mielomeningokel 1) Kanton Kantong g yang yang dapat dapat dili dilihat hat 2) Gangguan Gangguan sensori sensori biasanya biasanya disfungs disfungsii motorik motorik paralel paralel Di bawah vertebra lumbal kedua
a. Flaksid, Flaksid, paralis paralis parsial arefleksik arefleksik pada pada ekstremitas ekstremitas bawah bawah b. Berbagai derajat defisit sensori c. Inkontenen Inkontenensia sia aliran berlebihan berlebihan dengan penetesan penetesan urin konstan konstan d. Kurang Kurang kontrol kontrol defikasi defikasi e. Prolapsus Prolapsus rektal (kadang-kad (kadang-kadang) ang) Di bawah vertebra sakrum ketiga a. Tida Tidak k ada ada keru kerusak sakan an mot motor orik ik b. Dapat berupa anestesia sadel dengan paralis sfingter kandung kemih dan sfingter anus Deformitas sendi (terkadang terjadi di uterus) a. Talipe Talipess valgu valguss atau atau kont kontrak raktur tur varus varus b. Kifosis c. Skolio Skoliosis sis lumbos lumbosakr akral al d. Dislok Dislokasi asi pingg pinggul ul 3) Lakukan
ata atau
bantu
dengan
pemeriksaan aan
neur eurologis
untuk
menentukan tingkat kerusakan motorik dan sensorik 4) Inspeksi Inspeksi mielomening mielomeningokel okel untuk untuk adanya adanya perubahan perubahan pada penampil penampilan, an, sebagai contoh, abrasi, robekan, tanda-tanda infeksi 5) Observ Observasi asi adanya adanya tanda-ta tanda-tanda nda hidros hidrosefal efalus us 6) Observ Observasi asi adany adanyaa tanda-tan tanda-tanda da alergi alergi lateks lateks 7) Bantu dengan dengan prosedur prosedur diagnostik diagnostik dan penguj pengujian. ian. -
Radiologi
-
Tomografi
1.3. 1.3. Pengel Pengelomp ompoka okan n data data Data Subyektif 1) Orang Orang tua tua klien klien mengun mengungka gkapka pkan n cemas cemas 2) Orang tua tua klien klien mengeluh mengeluh anaknya anaknya terus terus berkemih berkemih dalam dalam jumlah jumlah besar 3) Orangtua Orangtua klien klien mengatak mengatakan an anaknya anaknya jarang jarang di berikan berikan cairan
Data Obyektif 1) Tampak Tampak kesada kesadaran ran klien klien menu menurun run 2) Adanya Adanya tanda-t tanda-tand andaa Tekanan Tekanan intrakr intrakrani anial al 3) Enuresis 4) Diurnal 5) Nokturnal 6) Orang tua tua klien meminta meminta informasi informasi tentang tentang tindakan tindakan yang dilaku dilakukan kan 7) Orang tua klien klien sering sering bertanya bertanya tentang tentang penyak penyakit it anaknya anaknya 8) Oran Orang g tua tua tampa tampak k geli gelisah sah 9) Klien Klien tidak tidak dapat dapat menge mengerak rakkan kan kaki kakinya nya 10) Tampak penonjolan seperti kantung di punggung punggung tengah klien 11) Kulit klien tampak tampak kering 12) Kulit klien tampak tampak pucat 13) Adanya Adanya Lesi
1.4. 1.4. Analisa Analisa Data Data No 1.
Symptom
DS : DO : -
Tampak kesadaran klien menurun
-
Adanya tanda-ta -tanda Tekanan intrakranial
Etiologi
Problem
Penonjolan medula spinalis Ganguan Perfusi dan pembungkusnya Jaringan
Peningkatan Abnormal Sel
TIK
Ganguan Perfusi Jaringan 2.
DS :
Penonjolan dari korda spinalis Inkontinensia Urin dan akar saraf
- Orang tua klien mengeluh mengeluh anaknya anaknya terus berkemih dalam jumlah Penurunan/gangguan fungsi pada bagian tubuh yang besar dipersarafi DO : · Enuresis · Diurnal · Nokturnal
Ketidakmampuan mengontrol pola berkemih
Inkontinensia Urin 3.
DS : - Oran Orang g tua tua klie klien n mengungkapkan cemas
Penurunan/gangguan fungsi Kurang Pengetahuan pada bagian tubuh yang dipersarafi
DO : - Orang Orang tua klien klien memi meminta nta informasi tentang tindakan yang dilakukan
Orangtua cemas
Kurang terpajan informasi
- Orang Orang tua klien klien sering sering bertanya tentang penyakit anaknya
Kurang Pengetahuan
- Orang Orang tua tua tamp tampak ak geli gelisah sah 4.
DS : -
Orangtua meng mengat atak akan an jarang di cairan
Penurunan/gangguan fungsi Resiko Kerusakan pada bagian tubuh yang Integritas Kulit klien dipersarafi anak anakny nyaa berikan
DO : -
Kulit kl klien ta tampak kering
-
Kulit Pucat
-
Adanya Lesi
Kelumpuhan/kelemahan pada ekstremitas bawah
Immobilisasi
Resiko Kerusakan Integritas Kulit
2. Diag Diagno nosa sa Kep Keper eraw awat atan an
2.1 Ganguan perfusi jaringan serebral b.d peningkatan tekanan intracranial
2.2 Inkont Inkontine inensi nsiaa urin urin berhub berhubung ungan an dengan dengan ketida ketidakma kmampu mpuan an mengon mengontro troll keinginan berkemih. 2.3 Kurang Kurang pengetahuan pengetahuan orang tua tentang tentang proses proses penyakit penyakit dan penanganan penanganan penyakit anaknya berhubungan berhubungan dengan kurang terpajan informasi. 2.4 2.4 Resik Resiko o
terj terjad adin inya ya keru kerusak sakan an integ integri ritas tas kuli kulitt
berh berhub ubun unga gan n
deng dengan an
peningkatan
teka ekanan
immobilisasi. 3. Inter Interven vensi si dan Implem Implement entasi asi
3.1. Diagnosa 1 -
Ganguan
perfusi fusi
jaringan
ser serebral
b.d
intracranial Tujuan :
-
Pasien Pasien kemb kembali ali pada pada,, keadaa keadaan n status status neur neurolo ologis gis sebe sebelum lum saki sakitt
-
Mening Meningkat katnya nya kesada kesadaran ran pasien pasien dan fungsi fungsi sensori sensoriss
Kriteria Hasil
-
Tand Tandaa - tanda tanda vita vitald ldala alam m bat batas as norm normal al
-
Kesad sadaran me meningkat
-
Adan Adanya ya peni pening ngka kata tan n kogn kognit itif if dan dan tida tidak k ada ada atau atau
hila hilang ngny nyaa
tand tandaa-
tanda tekanan intrakranial yang meningkat Intervensi
Rasional
1. Pasi Pasien en bedr bedrest est total total deng dengan an posi posisi si 1. Peru Peruba baha han n pada pada tekana tekanan n intr intrak akra rani nial al tidur terlentang tanpa bantal
akan dapat meyebabkan resiko untuk terjadinya herniasi otak
2. Moni Monito torr tanda tanda-ta -tand ndaa statu statuss neurologis dengan GCS.
2. Dapat apat mengu engura rang ngii
keru kerusa saka kan n
otak otak
lebih lanjut
3. Monito Monitorr tanda-t tanda-tand andaa vital vital dan hatihati- 3. Pada ada kead eadaan aan norm ormal auto autore regu gula lasi si hati pada hipertensi sistolik
memper mempertah tahank ankan an
keadaa keadaan n
tekana tekanan n
darah rah
siste stemik
berubah
secar cara
fluktuasi. Kegagalan autoreguler akan meny menyeb ebab abka kan n
keru kerusak sakan an
vask vaskul uler er
cerebral yang dapat dimanifestasikan deng dengan an
peni pening ngka kata tan n
diiu diiuku kuti ti
oleh oleh
diast diastol olik ik.. suhu
sist sistol olik ik
penu penuru runa nan n
Seda Sedang ngka kan n dapat
dan dan
teka tekana nan n
peni pening ngka kata tan n
menggambarkan
perjalanan infeksi 4. Moni Monito torr inta intake ke dan dan out outpu putt
4. Hiperte Hipertermi rmi dapat dapat menyeb menyebabk abkan an peningkatan IWL dan meningkatkan meningkatkan resiko dehidrasi terutama pada pasien yang tidak sadar, nausea yang menurunkan intake per oral
5. Bant antu pasie sien
untuk
membatasi asi 5. Aktifi Aktifitas tas ini dapat dapat
gerak atau berbalik ditempat tidur.
mening meningkat katkan kan
tekanan intrakranial
dan
intra
abdomen. Kolaborasi 6. Berika Berikan n
cairan cairan perinf perinfus us
dengan dengan 6. Memini Meminimal malkan kan fluktu fluktuasi asi pada pada beban beban
perhatian ketat.
vaskuler dan tekananintrakranial, vetr iksi cairan dancairan dapat menurunkan edema cerebral
7. Monito Monitorr AGD AGD bila bila dipe diperlu rlukan kan pem 7. Adanya Adanya kemung kemungkin kinan an berian oksigen
asidosi asidosiss
disertai dengan pelepasan oksigen padatingkat sel dapat
menyebabkan
terjadinya iskhemik serebral 8. Beri Berika kan n tera terapi pi sesu sesuai ai dari dari dokt dokter er 8. Terap Terapii yang yang dibe diberi rika kan n dapa dapatt seperti
:
Ster teroid
Antibiotik.
Aminofie fiel,
menurunkan permeabilitas kapiler. -
Menu Menuru run nkan kan ed edema ema ser sereb ebri ri
-
Menurunka
metabolik
konsumsi dan kejang. 3.2. Diagnosa 2
se l /
-
Inkont Inkontine inensi nsiaa urin berhubu berhubunga ngan n dengan dengan ketidak ketidakmam mampua puan n mengont mengontrol rol keinginan berkemih.
Tujuan :
Inkontinensia urin dapat berkurang/teratasi Kriteria hasil :
- Enuresis, Enuresis, diurnal diurnal dan nokturnal nokturnal berkurang/ berkurang/tidak tidak ada - Klien berkemih berkemih dalam dalam jumlah jumlah dan dan frekuen frekuensi si yang yang normal normal Intervensi 1. Kaji Kaji pola pola berkem berkemih ih dan tingk tingkat at inkontinensia klien 2. Berika Berikan n peraw perawatan atan pada pada kuli kulitt klien klien yang basah karena urin (dilap dengan air hangat kemudian dilap kering dan diberi bedak) 3. Anjur Anjurkan kan ibu klien klien untu untuk k serin sering g memeriksa popok klien, jika basah segera diganti 4. Kolab Kolabora orasi si deng dengan an tim tim medi mediss dalam dalam pemberian obat (misalnya: Antikolinergik)
Rasional 1. Sebaga Sebagaii data data dasar dasar untuk untuk inte interve rvensi nsi selanjutnya 2. Pera Perawa wata tan n yang yang bai baik k dapa dapatt mencegah iritasi pada kulit klien
3. Popok Popok yang yang sela selalu lu basah basah dapat dapat menimbulkan iritasi dan lecet pada kulit 4. Obat Obat antiko antikolin linergi ergik k dipe diperlu rlukan kan untuk menghilangkan kontraksi kandung kemih tak terhambat
3.3. Diagnosa 3 -
Kurang peng engetahuan orang tua tentang ang prose rosess penyaki akit dan penanganan penyakit anaknya berhubungan dengan kurang terpajan informasi.
Tujuan :
-
Orang Orang tua tua klien klien dapa dapatt memaha memahami mi prose prosess penyak penyakit it dan dan prosed prosedur ur penanganan penyakit anaknya
Kriteria hasil :
- Oran Orang g tua tua klie klien n tamp tampak ak ten tenan ang g
- Orang tua klien klien dapat dapat menjela menjelaskan skan proses proses penyak penyakit it dan prosedur prosedur penanganan penyakit anaknya Intervensi
Rasional
1. Kaji Kaji tingk tingkat at penge pengetah tahua uan n orang orang tua 1. Sebagai data dasar dalam klien klien tentan tentang g proses proses penyak penyakit it dan memnentukan intervensi selanjutnya penanganan penyakit anaknya 2. Beri Berika kan n kese kesemp mpat atan an kepa kepada da oran orang g 2. Memberikan jalan untuk tua klien untuk bertanya mengekspres mengekspresikan ikan perasaannya perasaannya dan menget mengetahu ahuii pemaha pemahaman man orang orang tua klien tentang penyakit anaknya 3. Jelas Jelaska kan n denga dengan n baik baik kepad kepadaa orang orang 3. Meni Menigk gkatk atkan an pemah pemahama aman n oran orang g tua tua tua tent tentan ang g pros proses es peny penyak akit it dan dan klien tentang penyakitnya anaknya prosedur penanganannya 4. Beri Berika kan n duku dukung ngan an posi positi tiff kepa kepada da 4. Dukungan yang positif dapat orang tua klien memberikan semangat kepada orang tua untuk menerim rima penyakit anak anakn nya dan memba emban ntu pro proses ses perawatan.
3.4. Diagnosa 4 -
Resi Resiko ko terj terjad adin inya ya keru kerusa saka kan n inte integr grit itas as kuli kulitt berh berhub ubun unga gan n deng dengan an immobilisasi Tujuan:
Kerusakan integritas kulit tidak terjadi Kriteri hasil :
- Kuli Kulitt tamp tampak ak hal halus us dan dan lem lembu butt - Tidak Tidak ada iritasi iritasi/lec /lecet, et, dekubi dekubitus tus
Intervensi
1. Kaji tingkat keterbatasan san (immobilisasi) klien
Rasional
gerak 1. Seba Sebaga gaii data dasar dasar untu untuk k interv interven ensi si
2. Rubah Rubah posi posisi si klie klien n setia setiap p dua dua jam jam
3. Jaga Jaga pakai pakaian an dan dan line linen n tetap tetap kering kering
selanjutnya 2. Penek enekan anan an yang ang lam lama pada pada sala salah h satu bagian tubuh dapat menyebabkan terjadinya dekubitus
3. Paka Pakaia ian n dan line linen n yang yang basah basah dapa dapatt mengiritasi kulit 4. Ajar Ajarka kan n pada pada orang orang tua tua klien klien untu untuk k memassa memassage ge daerah daerah yang yang tertek tertekan, an, 4. Memperlanc ancar peredaran darah, gunakan lotion meningkatkan relaksasi dan mencegah iritasi
BAB lII PENUTUP 1. Kesimpulan
Kela Kelain inan an
kong kongen enit ital al
meru merupa paka kan n
kela kelain inan an
dala dalam m
pert pertum umbu buha han n
struktur struktur bayi yang timbul sejak kehidupan kehidupan hasiI konsepsi konsepsi sel telur. Kelainan Kelainan kongenital dapat merupakan sebab penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematia kematian n segera segera setelah setelah lahir. lahir. Kemati Kematian an bayi bayi dalam dalam bulanbulan-bul bulan an pertam pertamaa kehidupann kehidupannya ya sering diakibatkan diakibatkan oleh kelainan kongenital kongenital yang cukup cukup berat. Meningokel Meningokel merupakan kelainan kongenital kongenital SSP yang paling seringterjad seringterjadi. i.
Biasan Biasanya ya terleta terletak k di garis garis tengah tengah.. Mening Meningoke okell biasan biasanya ya terdap terdapat at didaer didaerah ah servikal atau daerah torakal sebelah atas. Kantong hanya berisi selaputotak, sedangkan korda tetap dalam korda spinalis (dalam durameter tidak terdapat saraf). Tidak terdapat gangguan sensorik dan motorik. Bayi akan menjadi normal sesudah operasi. 2. Saran
Dete Deteks ksii dini dini dan dan penc penceg egah ahan an pada pada awal awal keha kehami mila lan n dian dianju jurk rkan an untu untuk k semu semuaa ibu ibu yang yang tela telah h mela melahi hirk rkan an anak anak deng dengan an gang ganggu guan an ini ini dan dan pemeriksaan ditawarkan bagi semua wanita hamil.