MANAJEMEN STRATEJIK Kasus : Tim Cook’s Leadership and Management Style , Building His Own Legacy at Apple Corporate Culture and Leadership
Rr. Nissa Pressinawangi KRP
(1606962485)
Rezqi Andithika Putri
(1606962434) (1606962434)
Syarifah Fatimah
(1606962554)
Vrieska Wiranda
(1606938952) (1606938952)
Waskitha Weninging Galih
(1606962592) (1606962592)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS INDONESIA 2017
Statement of Authorship
“Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan dengan jelas menggunakannya.” Kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”
Mata Kuliah
: Manajemen Stratejik
Dosen
: Dr. Mohammad Hamsal MSE.,MBA
Nama
NPM
Rr. Nissa Pressinawangi KRP 1606962485 Rezqi Andithika Putri
1606962434
Syarifah Fatimah
160696255
Vrieska Wiranda
1606938952
Waskitha Weninging Galih
1606962592
Tanda Tangan
A. Sinopsis Kasus Pada Maret 2015, Tim Cook (Cook), CEO dari Apple Inc (Apple) disebut sebagai “The W orld’s Greatest Leader ” oleh majalah Fortune. Apple merupakan perusahaan yang selalu fokus pada inovasi. Tetapi tidak lupa selalu menanamkan ‘ fun’ di budaya perusahaan. Budaya kerja di Apple didorong oleh passion for product & attention to the minutest detail. Cook menghabiskan tahun-tahun awal karirnya di IBM dan Compaq Computer sebelum bergabung dengan Apple pada tahun 1998.
Selama masa kepemimpinannya, Cook seringkali dibandingkan dengan Steve J obs (Jobs) yang citranya sangat melekat pada budaya Apple dan dipertanyakan apakah ia dapat melanjutkan kesuksesan Jobs dalam memajukan Apple ke depannya. Jobs menginspirasi karyawan untuk keluar dengan produk yang tidak biasa dengan cara berpikir secara berbeda. Di sisi lain, sebagai CEO, Cook merupakan satu-satunya CEO yang bebicara terbuka kepada publik mengenai orientasi seksualnya, yaitu gay. Dari hal tersebut, Cook kemudian memanfaatkan posisinya sebagai CEO Apple untuk menyebarkan pandangannya tentang pentingnya diversitas. Berikut merupakan perbedaan antara gaya kepemimpinan Cook dan Jobs :
Steve Jobs
Produk dirancang oleh seseorang
Memiliki pendekatan manajemen yang demokratis dan
sendiri oleh Jobs
mengadopsi beberapa langkah
Jobs dapat memprediksi hal besar
yang dilakukan Jobs seperti gaya
apa yang dapat dilakukan ke
Jobs saat ingin meluncurkan
depannya
produk baru dan menciptakan
Keputusan terakhir ada di tangan
gaya kepemimpinan yang unik
Cook tetap mempertahankan
Jobs sangat menjaga kerahasiaan
budaya Apple yang sudah
informasi perusahaan, terutama
terbentuk dari masa
produk baru yang akan
kepemimpinan Jobs
diluncurkan
yang berbakat yang ditunjuk
Jobs
Tim Cook
Cook menekankan pada
Jobs seringkali memerahi
kerjasama dalam tim yang
karyawan jika tidak mendapatkan
mengakibatkan lambatnya proses
hasil sesuai yang diinginkan
pengambilan keputusan, namun
Jobs dapat memecat karyawannya
di sisi lain dapat mengurangi
hanya untuk membuktikan
kekacauan yang dapat
pendapatnya
ditimbulkan jika menggunakan gaya kepemimpinan Jobs
Cook melakukan banyak public exposure terhadap eksekutif utama Apple untuk mendapatkan media exposure dan mengurangi employee retention
B. Identifikasi Masalah Berikut merupakan masalah yang dapat kami identifikasikan dari kasus di atas : 1. Hubungan antara nilai utama Apple dan budaya perusahaan yang terbentuk dengan proses eksekusi strategy 2. Strong culture dan gaya kepemimpinan dari CEO Apple 3. Tim Cook vs Steve Jobs
C. Kajian Teori Budaya perusahaan (corporate culture) adalah nilai-nilai, sikap, keyakinan, dan tradisi perusahaan yang menentukan norma-norma perilaku, praktik kerja, dan gaya operasional perusahaan. Budaya perusahaan didasarkan pada core values dan standar etika perusahaan. Kedua hal ini akan menentukan bagaimana iklim kerja perusahaan dan memberikan panduan terhadap karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Budaya sebuah perusahaan akan memiliki kekuatan dan pengaruh yang berbeda-beda. Ada budaya yang kuat ( strong culture) dan berpengaruh besar dalam kegiatan perusahaan, namun juga ada budaya yang lemah (weak culture)dan hanya sedikit mempengaruhi kegiatan perusahaan.
Budaya perusahaan yang kuat biasanya disebabkan oleh dua buah faktor yaitu adanya sosok pemimpin yang membangun nilai utama, prinsip dan praktis yang dilihat sebagai hal yang mempengaruhi perusahaan dan adanya komitmen jangka panjang untuk menjalankan bisnis sesuai dengan tradisi dan nilai yang berlaku. Hal ini akan
menjadi sesuatu yang berharga dalam proses eksekusi strategi. Sedangkan budaya perusahaan yang lemah, hanya menyediakan sedikit atau tidak ada sama sekali bantuan dalam proses mengeksekusi strategi karena tidak ada tradisi, kepercayaan, nilai atau perilaku yang digunakan manajemen untuk menyelaraskan komitmen untuk mengeksekusi strategi yangdipilih.
Ketika sebuah strategi perusahaan berkembang, maka budaya yang adaptif terhadap perubahan akan lebih baik digunakan oleh perusahaan daripada budaya yang tahan terhadap perubahan. Hal ini dikarenakan budaya adaptif tersebut dapat mendukung proses eksekusi strategi perusahaan yang sudah berkembang. Selain itu, dalam melakukan pengawasan terhadap proses eksekusi strategi, seorang pemimpin atau CEO perusahaan dapat menggunakan teknik Managing by Walking Around (MBWA) untuk selalu memperbaharui informasi mengenai seberapa baik proses eksekusi strategi berlangsung.
D. Analisis Kasus dan Solusi Berikut merupaka analisis kasus dari tiga masalah yang disebutkan pada bagian B : 1. Hubungan antara nilai utama Apple dan budaya perusahaan yang terbentuk dengan proses eksekusi strategy Apple merupakan perusahaan yang terkenal dengan inovasinya dan budaya kerjanya yang menyenangkan. Hal ini dibentuk oleh Steve Jobs, CEO Apple sebelumnya, dan senantiasa melekat pada budaya perusahaan Apple hingga saat ini. Selain itu, Apple juga selalu fokus pada permintaan konsumen dan selalu memperhatikan dengan detail setiap aspek pada produknya.
Dengan berbagai fitur utama dari budaya perusahaan yang dimilikinya, Apple berupaya melakukan inovasi untuk menciptakan produk yang terjangkau dan dapat digunakan dengan mudah oleh seluruh konsumen di seluruh dunia, hal ini berbanding terbalik dengan IBM yang lebih fokus dalam membangun mesin yang besar. 2. Strong culture dan gaya kepemimpinan dari CEO Apple Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh kasus di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa Apple memliki budaya perusahaan yang kuat yang dapat membantu proses eksekusi strategi perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari sosok Jobs sebagai CEO terdahulu yang nilai-nilai utama yang diciptakannya masih sangat
melekat pada kegiatan operasional Apple dan kemudian tetap digunakan pada masa kepemimpinan Cook, meskipun ada beberapa perubahan sebagai bentuk penyesuaian oleh Cook. Budaya perusahaan tersebut menjadi sesuatu yang sangat berharga pada saat proses eksekusi strategi yang dipilih oleh Apple seperti pemilihan produk baru yang akan diluncurkan. Dengan menggunakan fitur utama dari budaya perusahaan, Apple dapat fokus berinovasi untuk menciptakan produk yang dapat digunakan konsumen dengan mudah. 3. Tim Cook vs Steve Jobs Sebagai penerus Jobs yang legendaris, Cook memiliki tantangan yang besar untuk membawa Apple menjadi perusahaan yang lebih maju dari sebelumnya. Untuk itu, Cook tidak hanya menggunakan “apa yang ditinggalkan Jobs” tetapi juga menambah kebijakan sesuai dengan kebutuhan bisnis Apple saat ini. Baik Jobs maupun Cook sama-sama menerapkan teknik managing by walking around (MBWA) untuk memastikan produk yang dihasilkan dapat diterima dengan baik oleh konsumen.
Dengan teknik ini, baik Cook maupun Jobs dapat terlibat langsung dalam proses pengembangan produk. Jobs menerapkan MBWA dengan cara terjun langsung ke karyawan yang bekerja tetapi hingga melayani keluhan konsumen melalui telepon. Sedangkan Cook memilih untuk turun langsung ke toko Iphone ketika produk diluncurkan. Selain itu, Cook juga fokus pada produk utama, berorientasi jangka panjang dan transparan dalam menjawab segala kritik yang diberikan. Cook memang tetap mempertahankan budaya perusahaan Apple yang sudah senantiasa melekat pada seluruh karyawan yang bekerja di dalamnya, namun ia juga menambahkan kebijakankebijakan lain yang menunjukkan perbedaan ia dengan Jobs.
Pertama, Cook lebih memilih untuk mengambil keputusan bersama dengan Tim. Hal ini tentu saja berbeda dengan Jobs yang selalu mengambil keputusan akhir sendiri. Kebijakan ini menunjukkan bahwa Cook menerapkan sistem demokratis pada manajemennya untuk mengurangi kekacauan yang timbul dari kebijakan Jobs yang mengambil keputusan sendiri. Kedua, Cook lebih banyak melakukan public exposure daripada Jobs yang lebih menjaga kerahasiaan informasi perusahaannya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan media exposure dan mengurangi employee retention. Ketiga, Cook lebih menekankan nilai diversitas pada Apple kepada publik dengan menyatakan bahwa ia gay. Dari sana, Cook seringkali menyampaikan opini tentang
pentingnya penyetaraan hak asasi manusia di seluruh dunia, tanpa memandang asal usul, warna kulit, atau orientasi seksual. Dari ketiga perbedaan kebijakan tersebut dapat dilihat bahwa sebagai penerus Jobs, Cook menjalankan perannya dengan sangat baik, dengan melakukan penyesuaian kebijakan sesuai dengan perkembangan situasi saat ini untuk memajukan Apple dibanding periode-periode sebelumnya.
E. Kesimpulan dan Rekomendasi Sebuah budaya perusahaan yang memiliki fitur utama yang dapat membantu proses eksekusi strategi dalam suatu perusahaan akan sangat berharga untuk membantu proses eksekusi tersebut berjalan dengan baik dan sesuai target yang diharapkan. Budaya perusahaan yang kuat dapat diciptakan karena adanya sosok pendiri atau CEO yang dapat menanamkan nilai yang dibentuknya ke dalam perusahaan dan sangat melekat pada kegiatan operasional perusahaan.
Hal ini terjadi pada Apple dimana Cook sebagai CEO, tetap mempertahankan budaya perusahaan yang diciptakan oleh CEO terdahulu, Jobs, meskipun dengan melakukan beberapa perubahan untuk menyesuaikan kondisi usaha saat ini dan gaya kepemimpinan Cook sendiri. Sebagai tambahan, perubahan yang diterapkan Cook malah mempermudah Apple dalam melakukan eksekusi pada strategi yang sudah dipilih.
Menurut kami, gaya kepemimpinan Cook yang “sama tapi beda” dengan Jobs tersebut, merupakan suatu hal yang tidak perlu dipermasalahkan selama ia dapat membawa Apple menjadi lebih baik lagi ke depannya.
F. Pelajaran yang Dapat Diambil Nilai-nilai utama perusahaan yang nantinya menjadi sebuah budaya dari perusahaan itu sendiri, yang diciptakan oleh pendiri atau CEO perusahaan tersebut, akan sangat sulit untuk diubah jika sudah melekat pada setiap unsur perusahaan seperti manajemen dan karyawan. Budaya perusahaan yang kuat dapat menghasilkan dampak positif dalam proses eksekusi strategi.
DAFTAR PUSTAKA
Thompson, A., Peteraf, M., Gamble, J. and Strickland, A. (2018). Crafting and executing strategy. 21th ed. New York, NY: McGraw-Hill Education.