MATA KULIAH :
TEKNIK INSTALASI LISTRIK ( 3 SKS )
A. Bargainser
B. Pengaman Listrik
C. Kabel
D. Stop Kontak
E. Staker
F. Sakelar
G. Pentanahan/Arde/Grounding
Listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel atau
pengantar lainnya. Di dalam kabel akan timbul arus listrik,yaitu muatan
aliran electron yang mengalir tiap satuan waktu. Listrik merupakan
pembantu bahkan serbagai penopang utama aktivitas manusia modern.
Listrik Indonesia dihasilkan dari energi yang dapat diperbaharui
dan dari energi yang tidak dapat diperbaharui. Pembangkit listrik yang
dapat diperbaharui misalnya pembangkit listrik tenaga air (PLTA).Tetapi
pembangkit ini sangat tergantung pada debit air,bila debitnya kecil maka
turbulennya tidak dapat diputar dengan baik sehingga akan sulit untuk
beroperasi.
Sementara itu, pembangkit listrik yang tidak dapat diperbaharui
antara lain pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). PLTU menggunakan bahan
dasar dari uap batu bara. Namun, selain akan menguras sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaharui, pemakaian batu bara juga menimbulkan efek
lain yaitu polusi udara yang dapat mengakibatkan efek rumah kaca sebagai
pemicu pemanasan global yang berdampak sangat buruk bagi kehidupan
manusia dalam jangka panjangnya.
Dilihat dari jenis arusnya, listrik dibedakan menjadi dua jenis yaitu DC
dan AC.
1) Listrik dengan arus searah/Direct Current (DC) adalah listrik
yang mengalir Satu arah saja, yaitu dari kutub positif menuju
kutub negative. Yang termsuk sumber listrik arus searah adalah
baterai dan aki.
2) Listrik dengan arus bolak-balik/Alternating Current (AC) adalah
listrik yang mengalir dari kutub asal menuju kutub lainnya dan
kemudian berbalik kembali dari kutub lainnya ke kutub asal,
demikian seterusnya. Pada listrik AC ini todak terdapat kutub
positif maupun negative.Yang termasuk arus searah adalah dynamo
dan generator.
Sistem listrik yang mengalir kerumah tinggal biasanya menggunakan
sistem listrik 1 fase, yang terdiri dari 2 buah kabel sebagai berikut.
-Kabel Fasa ( Stroom ), merupakan kabel yang menjadi sumber listrik
bolak-balik.Kabel inilah yang membawa tegangan dari pembangkit
tenaga listrik.
-Kabel Netral (0), disebut juga kabel acuan tegangan nol yang
biasanya di sambungkan ke tanah di lokasi pembangkit.
-Kabel Tanah atau Arde, Ground (G), merupakan kabel yang berfungsi
sebagai acuan nol di lokasi pemakai yang biasanya disambungkan ke
tanah dirumah pemakai.
Saat memasang instalasi listrik di rumah, perlukan diperhatikan
pemasangan kabel tanah karena apabila lalai terhadap pemasangan kabel
tanah dapat mengakibatkan terjadi bahaya kejut listrik yang dapat
mengakibatkan kejadian fatal pada penghuninya. Selain itu, mengakibatkan
rusaknya beberapa peralata listrik atau elektronika yang sensitive karena
terjadi induksi listrik yang muncul pada chasis-nya.
A. Masuknya Listrik ke Dalam Rumah Tinggal
Perjalanan listrik ke rumah tinggal dilalui oleh beberapa tahapan.
Adanya pentahapan ini berfungsi untuk mereduksi tegangan sehingga
tegangan yang diterima instalasi listrik rumah tinggal tidak terlalu
besar. Adapun beberapa tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
Listrik dibangkitkan melalui PLTA/PLTU sebagai sumber energi.
Dari pembangkit listrik kemudian disalurkan menuju GITET (Gardu
Induk Tegangan Ekstra Tinggi)
Dari GITET, listrik disalurkan melalui SUTET (Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi) menuju GITET berikutnya.
Dari GITET, listrik disalurkan melalui SUTT (Saluran Udara
Tegangan Tinggi) menuju gardu induk atau bisa langsung menuju ke
konsumen industri besar.
Dari gardu induk, listrik kemudian disalukan melalui JTM
(jaringan tegangan menengah) menuju gardu distribusi atau bisa
juga langsung menuju konsumen industri.
Dari gardu distribusi inilah listrik masuk ke konsumen rumah
tangga, melalui JTR (jaringan tegangan rendah).
Dari JTR, listrik masuk kerumah tinggal melalui bargainser (kWh
meter) yang juga dipasang meter listrik untuk mengukur pemakain
konsumen.
Setelsh melalui bargainser, barulah listri menuju ketitik energi
berupa fiting lampu atau titik daya untuk pembangkit daya alat-
alat listrik yang digunakan di rumah.
Selain menggunakan PLN, listrik juga bisa dibangkitkan sendiri
dengan menggunakan genset. Genset ini biasanya hanya digunakan sebagai
pembangkit listrik cadangan apabila listrik dari PLN sedang ada gangguan.
Cara kerjanya sangat sederhana. Listrik yang dibangkitkan oleh genset
langsung dialirkan ke panel listrik kemudian disalurkan lagi ke setiap
titik energi di dalam rumah yang berupa fiting lampu dan stop kontak.
C. Manfaat Listrik pada Rumah Tinggal
Dikelompokkan menjadi 2,,yaitu
1. Manfaat Primer
Disebut manfaat primer karena listrik yang paling menunjang
kegiatan pokok dalam rumah tinggal yang meliputi pencahayaan,
pengudaraan, dan tata air.
a. Listrik untuk pencahayaan
Cahaya merupakan kebutuhan pokok dalam suatu rumah tinggal. Listrik
merupakan hal pokok yang harus ada seiring dengan maraknya
penggunaan lampu listrik.
b. Listrik untuk pengudaraan
Udara berfungsi untuk memberi kenyamanan suhu., dapat dihadirkan
dengan cara alami yaitu berupa jendela, jalusi, dan sebagainya.
Namun, ada juga dengan menggunakan listrik yang bekerja secara
elektrik yaitu sebagai sumber energi untuk menyalakan alat-alat
pengudaraan buatan seperti kipas angina atau air conditioner (AC)
c. Listrik untuk tata air
Penggunaan pompa air listrik telah banyak digunakan karena
pengoperasiannya lebih mudah. Selain pompa air juga diterapkan
pada alat pemanas air yang lebih dikenal dengan water heater.
2. Manfaat Sekunder
Yaitu sebagai penghasil energi untuk menyalakan berbagai alat
listrik yang lain, seperti mesin cuci, lemari es, televisi, dll.
APA YANG DIMAKSUD INSTALASI LISTRIK
Instalasi listrik pada rumah tinggal adalah suatu sistem/rangkaian
yang digunakan untuk menyalurkan daya listrik ke lampu atau alat-alat
listrik yang lain sebagai penunjang aktivitas rumah tangga sehari-hari.
Instalasi listrik dibagi menjadi dua bagian, yaitu
Instalasi pencahayaan listrik adalah seluruh instalasi yang
digunakan untuk memberi daya listrik pada lampu. Daya
listrik/tenaga ini diubah menjadi cahaya.
Instalasi daya listrik adalah instalasi listrik yang digunakan
untuk menjalankan alat-alat elektrik selain lampu seperti mesin
cuci, setrika, televisi, dan lain-lain.
Syarat-syarat teknis dalam perencanaan instalasi listrik adalah
aman bagi manusia, hewan, atau barang
material yang dipasang harus memenuhi standar kualitas
penghantar arus atau kabel yang digunakan harus berdiameter sesuai
dengan kuat arus yang mengalir
kerugian tegangan/drop voltage pada beban tidak dapat melebihi :
- 2 % dari tegangan nominal pada penerangan
- 5 % dari tegangan nominal pada alat-alat listrik
-
Berbagai jenis perlengkapan yang digunakan dalam instalasi listrik
rumah tinggal.
A. Bargainser
Bargainser merupakan alat yang berfungsi sebagai pembatas daya yang
masuk ke rumah tinggal sekaligus juga berfungsi sebagai pengukur
jumlah daya listrik yang digunakan rumah tinggal tersebut. Batasan
daya tersebut seperti 220 VA, 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, 2.200 VA.
Pada bargainser terdapat tiga bagian utama, yaitu
Sakelar
Berfungsi untuk memutuskan tegangan secara otomatis jika daya yang
dihantarkan terlalu berlebihan, yang bersifat on/off dan dapat juga
berfungsi sebagai saklar utama dalam rumah. Jika sakelar bargainser
dalam kondisi off maka seluruh aliran listrik dalam rumah akan
berhenti.
Meter listrik/kWh meter
Merupakan alat pengukur seberapa besar daya listrik yang digunakan
oleh rumah tinggal dalam satuan kWh.
Spin Kontrol
Merupakan sebuah alat Kontrol penggunaan daya dalam rumah tinggal yang
terdapat di dalam bargainser. Spin control akan selalu berputar selama
ada daya listrik yang digunakan rumah tinggal. Perputarannya akan
semakin cepat jika daya listrik yang digunakan semakin besar.
Perputarannya akan berhenti jika tidak ada aliran listrik seperti mati
lampu atau bargainser dalam posisi off.
Pada bargainser terdapat beberapa jenis kabel, yang dibedakan menjadi
kabel input dan kabel output. Masing-masing memiliki tiga jenis kabel fasa,
yaitu kabel fasa positif (+), kabel fasa netral (0), kabel fasa ground (G)
yang disalurkan ketanah.
B. Pengaman Listrik
Tujuan dipasang pengaman listrik adalah sebagai pemutus rangkaian
instalasi listrik dengan arus listrik apabila rangkaian tersebut
terjadi hubungan pendek atau konsleting. Terdapat dua jenis pengaman
listrik, yaitu:
Pengaman lebur (biasa disebut Zekering) merupakan alat pengaman
listrik yang sifat kerjanya meleburkan kawat yang ditempatkan pada
suatu tabung apabila kawat tersebut dilewati oleh arus listrik
dengan ukuran tertentu, biasanya 2 A, 4 A, 6 A, 10 A dan
seterusnya.Namun, jenis ini jarang digunakan karena untuk
menormalkan kembali pengaman listrik tersebut harus dilakukan
penggantian dengan alat pengaman yang baru.
Pengaman elektris termis (biasa disebut MCB) merupakan alat
pengaman listrik yang bekerja dengan system termis/panas. Apabila
arus listrik yang melewati sistem termis tersebut melebihi ukuran
tertentu maka secara mekanik aliran listrik tersebut akan terputus
dan tuas yang ada pada pengaman tersebut akan berubah arah. Jenis
ini lebih banyak digunakan karena untuk menormalkan kembali
pengaman listrik tersebut cukup murah, tidak perlu menggantinya
namun cukup mengembalikan tuas keposisi normal.
Instalasi listrik pada rumah tinggal sebaiknya dibuat grup atau
kelompok. Tujuannya untuk pengamanan. Apabila terjadi short
circuit/hubungan pendek suatu peralatan listrik maka tidak keseluruhan
instalasi akan terputus. Ada
sebagian instalasi yang masih nyala,yang dapat memudahkan mencari kelompok
instalasi yang rusak.
C.Kabel
Adalah komponen listrik yang berfungsi menghantarkan energi listrik
sampai ke sumber cahaya. Adapun jenis-jenis kabel adalah
NYA
Merupakan kabel yang berisolasi PVC dan berintikan tunggal. Jenisnya
adalah kabel udara (tidak di tanam dalam tanah) yang berwarna merah,
hitam, kuning, dan biru. Kabel NYA tidak cukup kuat terhadap gesekan,
gencetan, atau gigitan binatang seperti tikus karena isolasinya hanya
satu lapis,untuk membuat kabel ini menjadi kuat maka diperlukan
pelapisan luar dengan menggunakan pipa conduit dari PVC atau besi.
NYM
Merupakan kabel dengan isolasi PVC yang berintikan lebih dari satu
(ada yang 2, 3, 4) jenisnya adalah kabel udara dengan warna isolasi
luar putih dan warna isolasi bagian luar beragam. Karena isolasinya
dobel maka jenis kabel ini lebih kuat, dan ukuran kabel yang
dipergunakan 3 X 2,5 mm2.
NYY
Merupakan kabel berisolasi yang berintikan 2, 3, atau 4 dengan warna
luar hitam. Kabel ini tahan terhadap air dan gencetan karena termasuk
dalam kabel jenis tanah.
NYMHYO
Merupakan jenis kabel serabut dengan dua buah inti yang terdiri dari
dua macam warna. Biasanya digunakan untuk loudspeaker/sound system
atau untuk lampu berdaya kecil sampai ukuran sedang.
C. Stop Kontak
Adalah komponen listrik yang berfungsi sebagai muara hubungan
antara alat listrik dengan aliran listrik.
Berdasarkan bentuk serta fungsinya, stop kontak dibedakan menjadi
dua macam,yaitu:
stop kontak kecil
merupakan stop kontak dengan dua lubang (kanal AC) yang berfungsi
untuk menyalurkan listrik yang berdaya rendah kealat listrik melalui
steker yang juga berjenis kecil.
stop kontak besar
merupakan stop kontak dengan dua lubang (kanal AC) yang juga
dilengkapi dengan lempeng logam pada isi atas dan bawah kanal AC yang
berfungsi sebagai ground. Stop kontak ini berfungsi untuk menyalurkan
listrik berdaya tinggi.
Berdasarkan tempat pemasangannya, dikenal ada dua tipe stop kontak,
yaitu:
1. stop kontak in-bow merupakan stop kontak yang ditanam permanent
didalam tembok.
2. stop kontak out-bow merupakan stop kontak yang portable dan tidak
ditanam di dalam tembok, tetapi hanya diletakkan di permukaan
tembok.
D. Steker
Merupakan bagian dari instalasi listrik berupa dua buah colokan
logam yang berfungsi untuk menghubungkan alat listrik dengan aliran
listrik sehingga alat tersebut bisa nyala.
Berdasarkan fungsi dan bentuknya, steker juga memiliki dua jenis,
yaitu:
steker kecil
digunakan untuk menyambung alat-alat listrik berdaya rendah dengan
arus listrik,seperti lampu atau tape. Steker kecil ini hanya memiliki
dua buah stake(colokan) dari logam sebagai penerima listrik AC dari
stop kontak.
steker besar
digunakan untuk menyambung alat-alat listrik yang berdaya tinggi
dengan arus listrik, seperti computer, lemari es, dan mesin cuci.
Selain memiliki dua buah stake, steker juga memiliki kanal ground
sebagai pengaman.
F. Sakelar
Sakelar (switch) merupakan komponen instalasi listrik yang berfungsi
menyambung dan memutus aliran listrik pada suatu penghantar.
Berdasarkan besarnya tegangan listrik, sakelar dapat dibedakan
menjadi sakelar untuk listrik bertegangan rendah, tinggi, serta sangat
tinggi. Pada rumah tinggal, sakelar yang biasa digunakan adalah sakelar
untuk listrik bertegangan tinggi. Sedangkan berdasarkan tempat dan
pemasangan sakelar dapat dibedakan menjadi sakelar in-bow yang ditanam di
dalam tembok dan sakelar out-bow yang dipasang pada permukaan tembok.
Jenis sakelar berikutnya dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu
sakelar on-off dan sakelar push-on.
Sakelar on-off merupakan sakelar yang bekerja menghubungkan arus
listrik jika tombolnya ditekan pada posisi on. Untuk memutuskan
hubungan arus listrik, tombol sakelar harus ditekan pada posisi off.
Sakelar jenis ini biasanya digunakan untuk sakelar lampu.
Sakelar push-on merupakan sakelar yang menghubungkan arus listrik jika
tombolnya ditekan pada posisi on dan akan otomatis memutus arus
listrik ketika tombol dilepas dan kembali ke posisi off dengan
sendirinya. Biasanya sakelar ini digunakan untuk sakelar bel rumah.
Berdasarkan jumlah per unitnya sakelar dapat dibedakan juga menjadi
dua jenis, yaitu sakelar tunggal dan sakelar majemuk.
Sakelar tunggal merupakan sakelar yang hanya mempunyai satu buah kanal
input yang terhubung dengan sumber listrik serta kanal output yang
terhubung dengan beban listrik/alat listrik yang digunakan.
Sakelar majemuk merupakan sakelar yang memiliki satu buah kanal input
yang terhubung dengan sumber listrik, namun memiliki banyak kanal
output yang terhubung dengan beberapa beban listrik/alat listrik yang
digunakan. Jumlah kanal output tergantung dari jumlah tombol pada
sakelar tersebut.
TIPS PENGGUNAAN SAKELAR
Lindungi sakelar dari percikan air karena air dapat menyebabkan
korsleting. Untuk sakelar kamar mandi sebaiknya diletakkan pada
dinding luar kamar mandi dekat pintu masuk. Jangan letakkan sakelar di
dalam ruangan kamar mandi.
Jika terpaksa sakelar diletakkan pada dinding di luar rumah maka
sebaiknya lindungi sakelar tersebut dengan satu box yang tertutup
rapat agar terhindar dari air hujan.
Letakkan sakelar lampu pada posisi di dekat pintu masuk ruangan
sehingga memudahkan mencari sakelar ketika kondisi ruangan masih
gelap. Perletakkan sakelar yang ideal adalah 30 cm di samping pintu
serta 150 cm dari permukaan lantai.
Jangan letakkan sakelar di balik pintu karena akan susah dicari dan
rawan terhadap banturan-benturan dari daun pintu.
G. Pentahan/Ardel/Grounding
Tujuan penggunaan pentahan/arde atau istilah umumnya grounding adalah
untuk memberikan perlindungan pada peralatan listrik agar terhindar dari
kerusakan dan terutama lagi untuk memberikan keselamatan kepada pengguna
peralatan listrik (manusia). Pengertian arde/grounding sendiri adalah
penyaluran hubungan ke bumi atau tanah apabila terdapat kebocoran instalasi
atau arus listrik. Bumi atau tanah merupakan penetral aliran listrik yang
besar.'
Prinsip instalasi arde/grounding sama dengan instalasi penangkal
petir, terutama pada bagian penyalur sampai ke elektroda tanah. Dalam
instalasinya harus dibuatkan bak kontrol pengukuran juga. Jadi, sebaliknya
instalasi arde/grounding dengan instalasi penangkal petir tidak digabung.
Cara kerja dari sistem arde/grounding adalah apabila terdapat arus
yang terlalu besar akibat kebocoran arus listrik atau kegagalan isolasi
dapat segera dihubungkan ke tanah/bumi sehingga peralatan listrik terhindar
dari kerusakan dan pengguna peralatan pun akan terhindar dari sengatan
aliran listrik.
A. Hemat Menggunakan Lampu
Lampu merupakan alat listrik yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat. Dalam sebuah rumah tinggal pasti terdapat lebih dari satu buah
lampu listrik. Dengan lampu listrik ini, penghuni rumah bisa memperoleh
pencahayaan buatan pada rumah tinggalnya terutama untuk pencahayaan malam
hari. Karena tingkat kebutuhannya yang sangat tinggi, perlu diketahui
beberapa kiat bagaimana menghemat penggunaan lampu listrik tersebut.
1. Menghitung Jumlah Lampu
Dalam menentukan kebutuhan lampu dalam ruangan harus diketahui
terlebih dahulu fungsi dari ruangan tersebut, apakah untuk kegiatan
bekerja, tempat santai, atau fungsi lainnya. Tujuannya adalah untuk
memberikan kenyamanan pencahayaan sesuai dengan fungsi ruang ketika ruangan
tersebut dipergunakan terutama pada saat lampu dinyalakan. Kenyamanan
penerangan ini tentu saja akan mengurangi beberapa masalah pencahayaan
seperti silau atau cahaya yang kurang terang.
Dalam perencanaan pencahayaan terdapat standar kekuatan pencahayaan
yang disebut lux. Minimum nilai lux ini harus terpenuhi untuk mencapai
kenyamanan pencahayaan pada ruangan.
Sebagai contoh, pencahayaan ruang teras tidak harus sama dengan ruang
tamu. Pada ruang teras dibutuhkan pencahayaan yang tidak terlalu terang
asalkan nyaman. Berbeda dengan ruang tamu yang membutuhkan ruangan yang
cukup terang.
Berikut ini merupakan rekomendasi pencahayaan untuk setiap ruangan
pada rumah tinggal.
TABEL 1. STANDAR KEKUATAN PENCAHAYAAN MINIMAL UNTUK RUANG- RUANG RUMAH
TINGGAL
"Jenis Ruang "Rekomendasi pencahayaan "
"Teras "60 "Lux "
"Ruang tamu "120-250 "Lux "
"Ruang makan "120-250 "Lux "
"Ruang kerja "120-250 "Lux "
"Ruang tidur "120-250 "Lux "
"Kamar mandi "250 "Lux "
"Dapur "250 "Lux "
"Garasi "60 "Lux "
"Mushola "200 "Lux "
Selain istilah lux untuk menyebut kekuatan pencahayaan ruangan, juga
dikenal istilah lumen dan candela. Lumen adalah besarnya arus cahaya,
sedangkan candela adalah kekuatan cahaya sebuah lampu.
Kekuatan cahaya sebuah lampu disebut candela karena nilainya
disertakan dengan cahaya lilin (inggris: candle). Jadi, jika kekuatan
cahaya sebuah lampu listrik dibandingkan dengan 1 batang lilin maka
dihitung setara dengan 9/10 atau 0,9 candela. Artinya, jika lampu dengan
kekuatan cahaya 40 cahaya lilin maka kekuatan cahayanya 40 x 0,9 candela =
36 candela atau watt.
Dalam menghitung jumlah lampu pada suatu ruangan, dapat digunakan
rumus berikut.
" E "
"x A "
"N = "
"F x UF x LLF "
N = jumlah lampu
E = tingkat lux yang diperlukan ruangan (sesuai dengan Tabel 1)
A = luas ruangan (panjang ruangan x lebar ruangan)
F = flux total (biasanya tertera pada kemasan lampu)
UF = faktor penggunaan dari tabel produk (dianggap sebesar 0,7)
LLF = faktor kehilangan cahaya, misalnya pada industri bersih sebesar 0,7;
atau pada kantor ber-AC sebesar 0,8
2. Memilih jenis lampu yang efisien
Efisiensi lampu adalah kemampuan lampu memancarkan cahaya dalam suatu
waktu dengan menghemat penggunaan daya. Satuan dari nilai efisiensi lampu
adalah lumen/watt. Semakin tinggi nilai lumen/watt-nya maka semakin efisien
pula lampu tersebut jika digunakan.
Seperti gambaran, berikut disajikan data berbagai karakteristik
pencahayaan lampu yang umum digunakan dengan berbagai macam dayanya yang
ada di pasaran. Pada data tersebut dapat terlihat efisiensi lampu, indeks
perubahan warna, serta umur lampunya. Masing-masing lampu berikut merupakan
jenis yang biasa digunakan pada rumah tinggal.
TABEL 2. EFISIENSI BERBAGAI JENIS LAMPU YANG DIGUNAKAN PADA RUMAH TINGGAL
"Jenis lampu"Daya Lampu "Efisiensi "Indeks "Umur Lampu"
" "(watt) "Rata-rata "Perubahan "(jam) "
" " "(lumen/watt) "Warna " "
"Lampu pijar"5,15,40,60,75,100"8-18 "100 "1.000 "
" ",dll. " "(sangat " "
" " " "baik) " "
"Lampu neon "18,36,58,dll. "38-70 "70 "5.000 "
"tabung " " "(cukup) " "
"crypton " " " " "
"Lampu neon "5,7,9,11,18,24,36"26-70 "85 "8.000 "
"kompak CFL ",dll. " "(baik) " "
3. Memilih jenis lampu yang hemat energi
Lampu hemat energi adalah lampu yang mampu menghemat penggunaan daya
istrik serta memiliki umur/masa nyala yang cukup lama.
Untuk membuktikan bahwa memilih lampu hemat energi akan lebih efisien
daripada lampu pijar biasa, berikut akan dilakukan simulasi untuk
memperbandingkan kedua jenis lampu tersebut dengan mengambil contoh kasus
sebuah rumah tinggal.
Pada kasus berikut akan diperbandingkan total kebutuhan lampu pada
ruangan jika menggunakan lampu hemat energi CFL 18 W dan lampu pijar 40 W.
Seluruh ruangan dianggap sama-sama menggunakan kedua jenis lampu tersebut
yang merupakan ukuran daya lampu untuk menghasilkan penerangan yang paling
maksimal dan ideal untuk rumah tinggal.
Sebelum menghitung kebutuhan lampu pada contoh kasus ini, perlu
dihitung terlebih dahulu luas dari masing-masing ruang yaitu sebagai
berikut.
R.tamu = 3 m x 3 m = 9 m2
R.keluarga = 1,7 m x 3 m = 5,1 m2
R.tidur = (3 m x 2,5 m) – 1 m2 = 6,5 m2
R.tidur utama = 3,8 m x 3 m = 11,4 m2
Dapur = 1,25 m x 3 m = 3,75 m2
KM/WC = 2 m x 1,8 m = 3,6 m2
Arus cahaya lampu CFL 18 W adalah 1.040 lumen, sedangkan lampu pijar
40 watt adalah 430 lumen. Jika tingkat kebutuhan cahaya setiap ruangan
seperti tertera pada Tabel 1 (pada pembahasan sebelumya), jumlah kebutuhan
lampu masing-masing ruangan bisa diperoleh melalui rumus berikut.
" E "
"x A "
"N = "
"F x UF x LLF "
Jika pada ruang tamu digunakan lampu CFL 18 watt maka jumlah
kebutuhan lampunya dapat dihitung sebagai berikut.
120 x 9 1.080
N = = = 1,85 buah = 2 buah
1.024 x 0,7 x 0,8 582,4
Sementara itu, jika ruang tamu tersebut menggunakan lampu pijar 40
watt maka kebutuhan jumlah lampunya sebagai berikut.
120 x 9 1.080
N = = = 4,49 buah = 5 buah
430 x 0,7 x 0,8 240,8
Dengan cara yang sama,kebutuhan lampu untuk semua ruangan agar dapat
digunakan untuk beraktivitas dengan nyaman dapat dilihat pada tabel
berikut.
TABEL 3. PERBANDINGAN KEBUTUHAN LAMPU RUANGAN ANTARA LAMPU CFL 18 W DAN
PIJAR 40 W
"Nama Ruang "Kode Lampu"Lux "Luas (m2) "Penggunaan Lampu "
" " " " "(buah) "
" " " " "CFL 18 W "Pijar 40 W"
"Ruang tamu "E "120 "9 "2 "5 "
"Ruang "D "120 "5,1 "1 "3 "
"keluarga " " " " " "
"Ruang tidur "G "120 "6,5 "2 "6 "
"Ruang tidur "A "120 "11,4 "1 "3 "
"utama " " " " " "
"Dapur "B "250 "3,75 "2 "4 "
"KM/WC "F "250 "3,6 "2 "4 "
"Teras "H/J "60 "3,6 "1 "1 "
"Jumlah "11 "26 "
Dari data di atas diperoleh informasi bahwa penggunaan lampu CFL
secara kuaintitas akan lebih hemat daripada penggunaan lampu pijar.
Berikutnya kedua jenis lampu tersebut akan diperbandingkan kembali
dari segi kebutuhan lampu dalam jangka panjang melalui komparasi umur
lampunya. Dalam kondisi normal, umur lampu pijar adalah 1.000 jam,
sedangkan lampu CFL adalah 8.000 jam. Jika penggunaan tiap lampu dalam
rumah dianggap 7 jam dalam satu harinya maka kebutuhan tiap tahunnya untuk
kedua jenis lampu tersebut adalah sebagai berikut.
7 jam x 360 hari
- Lampu pijar = = 2,52 buah = 3 buah
1.000 jam
7 jam x 360 hari
- Lampu CFL = = 0,32 buah = 1 buah
8.000 jam
Dari kebutuhan daya listrik untuk lampu tiap tahunnya di atas, dapat
dihitung kebutuhan biaya rekening listrik untuk tiap tahunnya. Jika tarif
per watt-nya diasumsikan Rp 360,00 maka kebutuhan biaya pembayaran rekening
listrik untuk kedua lampu tersebut tiap tahunnya dapat dihitung sebagai
berikut.
- Lampu pijar = 3.120 watt x Rp 360,00
= Rp 1.123.300,00
- Lampu CFL = 198 watt x Rp 360,00
= Rp 71.280,00
Berikutnya akan diperbandingkan juga tentang biaya yang harus
dikeluarkan untuk membeli lampu tiap tahunnya. Jika harga per buah lampu
pijar Rp 4.000,00 dan lampu CFL Rp 25.000,00 maka kebutuhan biaya untuk
membeli lampu pijar per tahun adalah sebagai berikut.
- Lampu pijar = 26 buah x 3 buah x Rp 4.000,00
= Rp 312.000,00
- Lampu CFL = 11 buah x 1 buah x Rp 25.000,00
= Rp 275.000,00
Kesimpulannya, jika menggunakan lampu pijar maka hanya akan diperoleh biaya
murah di awal, namun akan mahal di kemudian hari karena umur lampunya yang
pendek sehingga pembelian lampunya pun menjadi lebih banyak. Sedangkan
lampu CFL hemat energi hanya mahal pada saat pembelian awal, namun dalam
jangka panjang akumulasi biayanya justru lebih murah karena umur lampunya
panjang sehingga menekan jumlah pembelian lampu di masa yang akan datang.
Perhitungan untuk perbandingan kedua lampu di atas dapat
disederhanakan dalam tabel berikut. Pada tabel ini terlihat bahwa
penggunaan lampu pijar ternyata lebih boros daripada penggunaan lampu CFL
yang hemat energi.
TABEL 4. PERBANDINGAN LAMPU CFL 18 W DAN PIJAR 40 W DARI BERBAGAI HAL
"Jenis "Kebutuhan "Kebutuhan "Kebutuhan Biaya "Kebutuhan "
"Lampu "Lampu Tiap"Daya Listrik"Pembelian Lampu "Biaya "
" "Tahun "Tiap Tahun "Tiap Tahun "Pembayaran "
" " " " "Rekening "
" " " " "Listrik "
"Lampu CFl "1 buah "198 watt "Rp 75.000,00 "Rp 71.280,00 "
"Lampu "1 buah "3.120 watt "Rp 312.000,00 "Rp "
"pijar " " " "1.123.200,00 "
4. Kiat merawat dan menggunakan lampu agar hemat listrik
Lampu sebagai alat pencahayaan buatan pada ruangan perlu diperhatikan
juga penggunaannya agar lebih hemat listrik. Beberapa langkan yang dapat
dilakukan antara lain sebagai berikut.
Lakukan pembersihan lampu secara rutin. Lampu yang dipasang
dalam jangka waktu lama tentu menimbulkan debu yang melekat pada
permukaan lampu. Debu ini mengakibatkan cahaya lampu menjadi
kusam dan kurang terang walaupun daya yang dipakai tetap. Hal
inilah yang menimbulkan pemborosan listrik.
Pilh warna dinding ruangan yang cerah untuk membantu
memantulkan cahaya lampu sehingga ruangan menjadi lebih terang
tanpa harus menggunakan lampu yang berdaya tinggi.
Lakukan pengecatan dinding ruangan secara berkala agar selalu
tampak cerah dan dapat memantulkan cahaya lampu secara optimal.
Pengecetan ulang dilakukan maksimal tiga tahun sekali.
Segera ganti lampu jika cahaya lampu masih tetap kusam
walaupun sudah dibersihkan. Hal ini untuk menghindari penggunaan
energi listrik yang tinggi, namun tingkat pencahayaannya relatif
rendah sehingga kurang efisien.
Sesuaikan jumlah titik lampu pada ruangan dengan daya lampu
yang akan digunakan. Jika menggunakan lampu yang berdaya besar,
titik lampu yang dibutuhkan tidak terlalu banyak. Namun, jika
menggunakan lampu berdaya kecil, titik lampu yang dibutuhkan
perlu ditambah agar tidak menimbulkan gelap di sebagian ruangan.
Gunakan jenis lampu yang hemat energi. Beberapa jenis lampu
hemat energi antara lain yang berjenis TL atau CFL.
Padamkan lampu jika tidak digunakan.
Gunakan lampu yang tepat daya dan sesuai dengan kebutuhan
ruangan yang akan diterangi. Untuk rumah tinggal dapat
direkomendasikan jenis lampu sebagai berikut.
TABEL 5. REKOMENDASI JENIS LAMPU UNTUK RUANG-RUANG DALAM RUMAH TINGGAL
"Nama Ruang "Jenis Lampu "Daya "Pemakaian Per"Energi Per "
" " " "Hari "Bulan "
"Teras "TL "2 x 10 W "12 jam "7,20 kWh "
"Ruang "Pijar "25 W "5 jam "3,74 kWh "
"tamu/tengah " " " " "
"Ruang "Pijar "25 W "4 jam "3,00 kWh "
"belajar " " " " "
"Kamar tidur "TL "2 x 10 W "4 jam "2,40 kWh "
"Dapur "Lampu hemat "10 W "5 jam "1,50 kWh "
" "energi (SL) " " " "
"Kamar mandi "Pijar "10 W "2 jam "0,60 kWh "