MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO COR
(Capital Output Ratio) dan ICOR
( I ncre ncr emental ntal Cap C apii tal tal Output Output Ra R atio)
Oleh: Kelompok 2 1. Ilham Maulana P.W. (17081324002) (17081324002) 2. Tasya Putri Zavida (17081324005) (17081324005) 3. Gayatri Tirta Lesmana P. (17081324016) (17081324016) 4. M. Rizqi Bahrul Amin (17081324026) 5. M. Akhmal Alamsyah D. (17081324035) 6. Junaedi Dwi Mulyanto Mul yanto (17081324044)
Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya 2017
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Menurut Mankiw (2007: 182) pertumbuhan ekonomi merupakan indikator untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dan sebagai penentu adanya kebijakan pembangunan selanjutnya.Suatu negara dapat dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi kenaikan pendapatan nasional dan peningkatan output.Kenaikan pendapatan nasional ini dapat dilihat dari besarnya jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) yang dihasilkan setiap tahun.Bagi suatu daer ah untuk melihat pendapatan daerahnya dilihat dari jumlah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dihasilkan setiap tahun. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakter yang tidak berbeda jauh dengan negara berkembang lainnya, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam proses pembangunannya dihadapkan dengan keterbatasan modal untuk investasi pembangunan Mukhlis (2015: 122). Sedangkan menurut Todaro (2006: 92) salah satu komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap negara adalah akumulasi modal. Penanaman modal merupakan langkah awal untuk melakukan pembangunan. Penanaman modal yang berasal dari dalam negeri yang disebut Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan penanaman modal yang berasal dari luar negeri yang disebut Penanaman Modal Asing (PMA). Keduanya sama penting dan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara Dumairy (1996: 130). Tidak hanya pihak swasta yang berupaya dalam melakukan penanaman modal tetapi pemerintah juga ikut berperan.Misalnya saja pemerintah melakukan perbaikan infrastruktur dan melakukan penambahan aset.Pembiayaan pembangunan daerah untuk infrastruktur ini biasanya disebut dengan belanja modal.Belanja modal merupakan pengeluaran yang berkaitan dengan kegiataninvestasi yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk mencapai sasaran pembangunan. Belanja modal akan menghasilkan penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Untuk menghitung besarnya investasi ada dua cara, yaitu menghitung melalui COR dan ICOR. COR sendiri mengenai perbandingan besarnya modal atau investasi dengan besaran nilai output atau hasil produksi nasional. Konsep COR dikenal melalui teori yang dikemukakan olehEvsey Domar (Massachusetts (Massachusetts Institute of Technology) danSir Roy F. Harrod (Oxford University) selanjutnya terkenal dengan teori HarrodDomar.Teori ini menggambarkan tentang agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dengan mantap (steady growth).COR juga bisa diartikan sebagai banyaknya kebutuhan investasi yang diperlukan untuk mendapatkan 1 unit output. Sedangkan ICOR mengenai perbandingan antara pertambahan investasi dengan pertambahan pendapatan. ICOR atau yang biasa dikenal sebagai Incremental Capital Output Ratio merupakan suatu hubungan antara pembentukan modal dan pertumbuhan output yang tercermin pada indikator makroekonomi. Nilai ICOR ini harus memenuhi kriteria CAP, yaitu Comprehensive, yang berarti terinci secara sektoral dan komoditas; Accurate, yaitu
2
berdasarkan data yang benar dan karakteristik masing-masing subsektor dan komoditas; dan Predictable, yaitu dapat digunakan untuk meramalkan kebutuhan investasi berdasarkan target laju pertumbuhan ekonomi di masa datang. 1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana peranan investasi terhadap kapasitas produksi nasional? 2. Apakah COR dan ICOR itu? 3. Bagaimana cara menghitung besaran nilai COR dan ICOR? 4. Faktor apa saja yang mempengaruhi besaran nilai COR dan ICOR? 5. Apa kaitannya teori Harrod Domar dengan COR? 1.3 TUJUAN
1. Mengetahui peranan investasi terhadap kapasitas produksi nasional? 2. Mengetahui konsep COR dan ICOR. 3. Mengetahui cara menghitung COR dan ICOR. 4. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi besaran nilai COR dan ICOR. 5. Mengetahui seluk beluk teori Harrod Domar dan hubungannya dengan COR.
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1.COR(Capital Output Ratio) dan ICOR ( IncrementalCapital Output Ratio) Merupakan suatu alat yang banyak dipergunakan dalam teori tentang pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan tingkat hidup masyarakat. Sampai seberapa jauh tingginya tingkat kemakmuran dan tingkat hidup ini di cerminkan oleh pendapatan nasional yang dicapai oleh kegiatan ekonomi masyarakat itu sendiri. 2.2. KAPASITAS PRODUKSI NASIONAL Bagaimanakah peranan investasi terhadap kapasitas produksi nasional?. Investasi adalah aktivitas ekonomi baik penambahan fajtor produksi maupun yang berupa peningkatan kualitas faktor produksi. Investasi ini akan memperbesar pengeluaran masyarakat yangf kemudian diperkuat olehg efek multiplier yang akhirnya akan memperbesar pendapatan nasional. Agar supaya produksi nasional tidak berlkurang maka penyusutan atau penurunan produktifitas ini haruslah diimbangi dengan investasi baru. Net invesment akan terjadi bilamana tambahan investasi baru lebih besar dari pada penyusutannya. Akibatnya perekonomian masyarakat yang bersangkitan akan berkembang naik (growing society) sebaliknya bilamana tambahan investasi baru tersebut besarnyta sama de ngan besarnya penyusutan,maka perekonomian masyarakat tidak mengalami perkembangan (stationer) dan perkembangan perekonomian masyarakat menurun bilamana penambahan investasi baru itu lebih kecil dari penyusutan (over comsumtion society) dalam keadaan ini net investment adalah negatif. 2.3. Pengertian COR Capital Output Ratio (COR) merupakan koefisien modal yang menunjukan hubungan antara besarnya investasi dengan nilai output. Konsep COR dikenal melalui teori yang dikemukakan olehEvsey Domar (Massachusetts institute of Technology ) danSir Roy F. Harrod (Oxford University) yang selanjutnya terkenal dengan teori Harrod-Domar.Teori ini memiliki tujuan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dengan mantap ( steady growth).COR juga bisa diartikan sebagai banyaknya kebutuhan investasi yang diperlukan untuk mendapatkan 1 unit output. 2.4.Teori Harrod-Domar Teori pertumbuhan Harrod-Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom yaitu Evsey Domar dan R.F. Harrod Domar.Mereka yang bekerja tetapi bisa menghasilkan kesimpulan yang sama bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya tabungan dan investasi. Jika tabungan dan investasi masyarakat rendah, maka pertumbuhan ekonomi masyarakat atau negara tersebut juga rendah. Hal ini bisa dijumpai pada negara maju dan berkembang, masyarakat di negara maju merupakan
4
masyarakat yang memiliki investasi yang tinggi yang diwujudkan dalam saham, danareksa, indeks, dan bentuk investasi yang lain. Contoh paling dekat dapat dilihat bagaimana masyarakat Singapura memiliki tingkat investasi yang tinggi dibanding negara-negara di Asia Tenggara.Asumsi yang mendasari teori ini bahwa masalah pembangunan pada dasarnya adalah masalah investasi modal. Jika investasi model sudah berkembang baik, maka pembangunan ekonomi negara tersebut juga akan 75 berkembang baik. Maka, salah satu implikasi dalam pembangunan di Indonesia, pemerintah mendorong penanaman investasi dan hal membuat investasi tumbuh subur di Indonesia. Pemerintah Indonesia berpijak dari teori Harrod-Domar, sampai membuat suatu lembaga yaitu Penanaman Modal Nasional, karena langkah ini dianggap sebagai langkah strategis untuk pertumbuhan dan pembanguan ekonomi.Harror mengemukakan teorinya tersebut pertama kali pada tahun 1947 dalam jurnal An American Economic Review, sedangkan Harrod telah mengemukakannya pada tahun 1939 dalam Economic Journal. Menurut Sukirno (2006: 33), teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar bertujuan untuk menerangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan dalam jangka panjang. Dengan menggunakan permisalan-permisalan seperti barang modal telah mencapai kapasitas penuh, tabungan adalah proposional dengan pendapatan nasional, rasio modalproduksi (capital-output ratio) tetap nilainya, dan perekonomian terdiri dari dua sektor. Menurut Jhingan (2003: 229), Harrod dan Domar memberikan peranan kunci kepada investasi di dalam proses pertumbuhan ekonomi. Pertama menciptakan pendapatan sebagai dampak permintaan, dan memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal sebagai dampak penawaran. Karena itu, selama investasi tetap berlangsung, pendapatan nyata dan output akan senantiasa membesar. Namun demikian untuk mempertahankan tingkat ekuilibrium pendapatan pada pekerjaan penuh dari tahun ke tahun, baik pendapatan nyata maupun output tersebut keduanya harus meningkat dalam laju yang sama pada saat kapasitas produktif modal meningkat. Dalam teori Harrod-Domar, untuk menumbuhkan suatu perekonomian diperlukan pembentukan modal sebagai tambahan stok modal. Pembentukan modal tersebut dipandang sebagai pengeluaran yang akan menambah kesanggupan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang-barang maupun sebagai pengeluaran yang akan menambah permintaan efektif seluruh masyarakat. Inti dari teori Harrod-Domar yaitu, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk menganti barang-barang modal (gedung, peralatan, material) yang rusak.Namun demikian untuk menumbuhkan perekonomian tersebut, diperlukan investasi-investasi baru sebagai stok penambah modal (Todaro, 2006: 96). Teori Harrod-Domar ini mempunyai beberapa asumsi yaitu : a) Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh. b) Perekonomian yang terdiri dari dua sektor yaitu rumah tangga dan sektor perusahaan, berarti pemerintah dan perdagangan luar negeri tidak ada.
5
c) Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol. d) Kecenderungan untuk menabung (marginal propensity to save = MPS) besarnya tetap, demikian juga ratio antara modal-output (capital-output 35 ratio = COR) dan rasio pertambahan modal-output (incremental capitaloutput ratio = ICOR) (Arsyad,1999: 58). 2.5.Faktor yang Mempengaruhi COR Besarnya COR tidak tergantung hanya pada jumlah modal yang dipergunakan tetapi juga pada faktor lain seperti:
Ketersediaan sumber alam dan pertumbuhan penduduk,
Tingkat pertumbuhan dan sifat kemajuan teknologi,
Efisiensi penggunaan faktor produksi,
Mutu ketrampilan managerial dan organisasional,
Laju dan komposisi investasi,
Kebijakan harga faktor produksi,
Kebijakan ketenagakerjaan,
Seberapa luas prasarana sosial dan ekonomi,
Perekembangan industrialisasi.
2.6.Metode Perhitungan COR COR dapat diartikan sebagai banyaknya kebutuhan investasi yang diperlukan untuk mendapatkan 1 unit output.Contoh, misalnya besarnya investasi pada satu tahun di negara A adalah sebesar Rp 300 miliar, sedangkan tambahan output yang diperoleh dari hasil penanaman investasi itu adalah Rp 60 miliar, maka COR sebesar 5 (300miliar/60 miliar). Angka ini menunjukkan bahwa untuk menaikkan 1 unit output diperlukan investasi sebesar 5 unit. Menurut Harrod-Domar tingkat pertumbuhan ekonomi dapat ditunjukkan dengan rumus: g = s.a – d Jika s=10% a=0,20 d =1% Maka g=0,10 x 0,20 – 0,01 = 0,02 -0.01 = 0,01 = 1% Apa yg terjadi jika tabungan (s) sebesar 20% ? Apa yg terjadi jika produktivitas modal (a) sebesar 0,40? Apa yg terjadi jika penyusutan (d) adalah 2% ? Penjelasan Matematis model Harrod-Domar (1) Model Keynes Konvensional
6
Jika kita menetapkan COR = k; rasio kecenderungan menabung (MPS) = syang merupakan proporsi tetap dari output total, dan investasi ditentukan oleh tingkat tabungan,maka kita bisa menyusun model pertumbuhan ekonomi yang sederhana seperti berikut: Tabungan (S) merupakan proporsi (s) dari output total (Y), oleh karenanya kita mempunyai persamaan yang sederhana: S = s.Y
Rumus : r = s/k r: ∆Y/Y= Pertumbuhan Ekonomi S: ∆S/∆Y = MPS = Marginal Propensity to save k = COR = Capital Output Rasio Fungsi tabungan (sisi permintaan) S = s.Y dimana s adalah rerata kecenderungan menabung (average propensity to save atau average saving rate). Dalam model investasi Keynes konvensional untuk jangka-pendek, investasi (I) adalah tetap (given). I = Ia Dalam ekuilibrium: S = I Model dapat diuraikan sbb: s.Y = Ia Y = 1/s. Ia = m.Ia dimana m adalah pengganda investasi (investment multiplier) Penjelasan matematis dari model Harrod‐Domar (2) Model Keynes diperluas dengan memperhitungkan pertumbuhan Harrod dan Domar menjelaskan bagaimana penawaran agregat meningkat. Dalam hal ini, investasi membawa dua pengaruh, di sisi permintaan agregat (pelaku usaha membelanjakan lebih banyak) dan di sisi lain adalah penawaran agregat (bertambahnya investasi akan meningkatkan cadangan modal dan karena itu bisnis memproduksi lebih banyak pada periode selanjutnya) Karena itu, kita perlu menambahkan fungsi produksi: Y = a.K fungsi produksi Dimana a adalah produktivitas modal: ΔY/ ΔK, yang bersifat konstan. Sekarang kita bisa menentukan bagaimana perubahan tingkat modal juga berpengaruh terhadap perubahan pendapatan: ΔY = a.ΔK Penjelasan Matematis model Harrod‐Domar (3) Yang perlu diketahui adalah bagaimana modal bertambah. Perubahan itu ditunjang oleh bisnis, dan juga investasi pemerintah: ΔK = Ia Diasumsikan bahwa modal tidak berkurang dengan sendirinya, atau tidak ada depresiasi. Kembali ke kondisi ekuilibrium (S=I) kita dapat memperoleh model untuk jangka- panjang sbb: s.Y = Ia = ΔK, dan kita tahu bhw ΔK = ΔY/a, maka s.Y = ΔY/a s.a = ΔY/Y Kita menyebut
ΔY/Y = g : tingkat pertumbuhan PDB.
7
Penjelasan Matematis model Harrod‐Domar (IV) g = s.a Jika kita mengakui bahwa modal mengalami penyusutan: g = s.a – d Dimana d adalah tingkat penyusutan per tahun. Perhatikan bahwa dalam model ini tingkat pertumbuhan (g) adalah konstan.Mengapa? Inferensi atas penjelasan matematis Menurut Harrod:
K = v.Y dimana v = 1/a
g = s/v Dengan adanya penyusutan:
g = s/v ‐ d 2.4.ICOR Incremental Capital Output Ratio secara sederhana dapat diartikan sebagai ukuran yang menyatakan besarnya tambahan modal yang diperlukan untuk meningkatkan satu unit pengeluaran. ICOR dapat merefleksikan besarnya produktifitas kapital yang pada akhirnya menyangkut besarnya pertumbuhan ekonomi yang bisa dicapai. Hal ini bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu perekonomian disebabkan karena pertumbuhan ekonomi sendiri bisa naik maupun turun bila dipengaruhi oleh pendapatan perkapita pada suatu negara secara agregat.ICOR digunakan untuk menetapkan berapa investasi yang diperlukan terhadap target output nasional. Dalam perkembangannya tinggi rendahnya rasio ICOR dapat pula mencerminkan efisien tidaknya perekonomian suatu negara. Semakin tinggi rasio ICOR semakin tidak efisien perekonomian tersebut artinya penggunaaan anggaran pembelanjaan pemerintah tidak menghasilkan output yang optimal, produktifitasnya rendah. Hubungan kedua variabel ini dapat diformulasikan sebagai berikut: ICOR = ∆K / ∆Y Note :
ICOR = nilai dari Incremental Capital Output Ratio ∆K = Penambahan modal ∆Y = Penambahan pengeluaran
8
Latihan soal •
Produk domestik bruto suatu negara pada tahun 2013 sebesar 1 tril iun yang merupakan kumulatif dari kontribusi sektor pertanian sebesar 400 milyar, industri sebesar 400 milyar, dan 200 milyar dari sektor jasa. Sementara
•
Pada tahun 2014 negara tersebut merencanakan investasi sebesar 200 milyar dengan rincian: untuk sektor pertanian sebesar 75 milyar, industri sebesar 75 milyar dan sektor jasa sebesar 50 milyar.
•
ICOR masing-masing sektor sebagai berikut: sektor pertanian 3, sektor industri 5 dan sektor jasa 5.
•
Pertanyaan: Hitunglah pertumbuhan ekonomi , naik secara keseluruhan maupun secara sektoral. Pertanian
Industri
Jasa
Total
Nilai Output
400
400
200
1000
ICOR
3
5
5
Investasi
75
75
50
200
Nilai ICOR diperoleh dari pembagian unit modal yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit output. Dinyatakan sebagai: ICOR = K / Y. Besarnya tambahan output masing-masing sektor adalah: Sektor pertanian = Yp = Ip/ ICOR p = 75/ 3 = 25 Sektor Industri
= Yi = Ii/ ICOR i
= 75/ 5 = 15
Sektor jasa
= Yj = Ij/ ICOR j
= 50/ 5 = 10
9
Nilai Petambahan output perekonomian adalah penjumlahan pertambahan nilai sektoral yaitu: = 25 + 15 + 10 = 50 Pertumbuhan output masing-masing pertumbuhan sebagai berikut:
sektor
dapat
dihitung
dengan
G = ( Yt / Y t-1) x 100% Besarnya pertumbuhan masing-masing sektor adalah: Sektor pertanian = Gp Sektor Industri = Gi Sektor jasa = Gj
= ( Ypt / Y t-1) x 100% = (25/400) x 100%= 6,25% = ( Yit / Y t-1) x 100% = (15/400x 100%=3,75% = ( Yjt / Y t-1) x 100% = (10/200) x 100% = 5,00%
Dan pertumbuhan output total adalah: G = ( Yt / Y t-1) x 100% = (50/1000) x 100%= 5,00 %
rumus
10
DAFTAR PUSTAKA
Alkadri, 1999.Sumber-sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 1969-1996 Jurnal Studi Indonesia , Jakarta ; Universitas Terbuka Jakarta Pusat Studi Indonesia. Budiman, Arif, (1995): Teori Pembangunan Dunia Ketiga, Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka Utama. Jhingan, 1993, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Rajawali Pers, Jakarta. Jhingan, M. L. ,(2007). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan: Edisi Pertama :Jakarta : RajaGrafindo Persada https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=72