PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Tripl Triplee Bottom Bottom Line Line memilik memilikii konsep konsep pemban pembangun gunan an Profit, Profit, People People,, dan Planet. Profit berarti keuntungan yang akan diperoleh perusahaan, People berarti tangg tanggung ung jawab jawab dengan dengan sosial, sosial, dan Planet Planet berarti berarti tanggu tanggung ng jawab jawab terhada terhadap p lingkungan, sehingga dengan terpenuhinya tanggung jawab sosial dan lingkungan akan lebih memudahkan memudahkan tercapainya tercapainya pembangun pembangunan an yang berkelanjutan. berkelanjutan. Sebab sumber-sum sumber-sumber ber produksi produksi yang sangat penting bagi aktiitas aktiitas perusahaan perusahaan dapat lebih terjaga. !engan konsep pembangunan yang berkelanjutan, perusahaan tidak lagi lagi dihada dihadapka pkan n pada pada tanggu tanggung ng jawab jawab yang yang berpij berpijak ak pada pada single single bottom bottom line line "SBL#, yaitu nilai perusahaan "corporate alue# yang direfleksikan dalam kondisi ekonomi "financial# saja. Tapi lebih berpijak pada triple bottom lines "TBL# yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. !alam mempertahank mempertahankan an keberlangsu keberlangsungan ngan suatu perusahaan perusahaan tidak cukup cukup hanya hanya dengan dengan mengeja mengejarr profit profit saja, saja, ini dibukt dibuktika ikan n dengan dengan adanya adanya fenome fenomenanafenomena di sekitar kita, dimana beberapa perusahaan-perusahaan terkemukan diindikasikan melakukan perusakan hutan tropis yang membahayakan kehidupan satwa, lalu pembakaran hutan oleh perusahaan di sumatera dan kalimantan akhirakhir ini, dan banyak fenomena lainnya. $ni mengimplikasikan bahwa apabila perusahaan terfokus pada kesehatan keuangan saja, maka tidak akan menjamin perusahaan bisa tumbuh secara berkelanjutan. %eberlanjutan perusahaan akan terjamin terjamin apabila apabila perusahaan perusahaan memperhatikan memperhatikan dimensi dimensi terkait lainnya, termasuk termasuk dimensi sosial lingkungan. &leh karena itu, perusahaan kini tidak cukup dengan hanya memperhatikan kepe kepent ntin inga gan n
shar shareh ehol olde derr
teta tetapi pi
juga juga
haru haruss
memp memper erha hati tika kan n
kepe kepent ntin inga gan n
stakeho stakeholde lder, r, sehing sehingga ga pengun pengungka gkapan pan inform informasi asi pada pada perusa perusahaa haan n tidak tidak hanya hanya deng dengan an info inform rmasi asi keua keuang ngan an peru perusah sahaan aan saja, saja, teta tetapi pi juga juga meng mengun ungk gkap apka kan n informasi tentang tanggung jawab perusahaan terhadap sosial dan lingkungan.
Masalah
Berdasarkan latarbelakang yang diuraikan sebelumnya, maka masalah yang akan dikaji pada makalah ini adalah '. ). +. .
Bagaimana %onsep dari Triple Bottom Line( Bagaimana $mplementasi Triple Bottom Line di $ndonesia dan *ancanegara( Bagaimana %eberlanjutan dari %onsep S Terkait TBL ini( Bagaimana Pengungkapan dan /lasan Pengungkapan TBL(
Tujuan
*erujuk pada masalah yang diungkapkan di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah '. 0ntuk *engetahui %onsep dari Triple Bottom Line ). 0ntuk *engetahui $mplementasi Triple Bottom Line di $ndonesia dan *ancanegara +. 0ntuk *engetahui %eberlanjutan dari %onsep S Terkait TBL ini . 0ntuk *engetahui Pengungkapan dan /lasan Pengungkapan TBL
PEMBAHASAN
Konsep Triple Bottom Line
!alam konteks global, istilah S mulai digunakan sejak tahun '123an dan semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business "'114#, karya 5ohn 6lkington. *engembangkan tiga komponen penting sustainable development, yakni economic groth, environmental protection, dan social e!uity, yang digagas the 7orld ommission on 6nironment
and !eelopment
"76!# dalam
Brundtland "'142#, 6lkington mengemas S ke dalam tiga fokus +P, singkatan dari pro"it, planet dan people# a.
Profit "%euntungan# Profit atau keuntungan menjadi tujuan utama dan terpenting dalam setiap kegiatan usaha. Tidak heran bila fokus utama dari seluruh kegiatan dalam perusahaan adalah mengejar profit dan mendongkrak harga saham setinggitingginya. karena inilah bentuk tanggung jawab ekonomi yang paling esensial terhadap
pemegang
saham.
/ktiitas
yang
dapat
ditempuh
untuk
mendongkrak profit antara lain dengan meningkatkan produktiitas dan melakukan efiisensi biaya. Peningkatan produktiitas bisa diperoleh dengan memperbaiki manajemen kerja mulai penyederhanaan proses, mengurangi aktiitas yang tidak efisien, menghemat waktu proses dan pelayanan. Sedangkan efisiensi biaya dapat tercapai jika perusahaan menggunakan material sehemat mungkin dan memangkas biaya serendah mungkin. b.
People "*asyarakat Pemangku %epentingan# People atau masyarakat merupakan stakeholders yang sangat penting bagi perusahaan, karena dukungan masyarakat sangat diperlukan bagi keberadaan, kelangsungan hidup, dan perkembangan perusahaan. *aka dari itu perusahaan perlu berkomitmen untuk berupaya memberikan manfaat sebesar besarnya kepada masyarakat. !an perlu juga disadari bahwa operasi perusahaan berpotensi memberi dampak kepada masyarakat. %arena itu perusahaan perlu untuk melakukan berbagai kegiatan yang dapat menyentuh kebutuhan masyarakat.
c.
Planet "Lingkungan#
Planet atau Lingkungan adalah sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang dalam kehidupan manusia. %arena semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia sebagai makhluk hidup selalu berkaitan dengan lingkungan misalnya air yang diminum, udara yang dihirup dan seluruh peralatan yang digunakan, semuanya berasal dari lingkungan. 8amun sebagaian besar dari manusia masih kurang peduli terhadap lingkungan sekitar. 9al ini disebabkan karena tidak ada keuntungan langsung yang bisa diambil didalamnya. %arena keuntungan merupakan inti dari dunia bisnis dan itu merupakan hal yang wajar. *aka, manusia sebagai pelaku industri hanya mementingkan bagaimana menghasilkan uang sebanyak-banyaknya tanpa melakukan upaya apapun untuk melestarikan lingkungan. Padahal dengan melestarikan lingkungan, manusia justru akan memperoleh keuntungan yang lebih, terutama dari sisi kesehatan, kenyamanan, di samping ketersediaan sumber daya yang lebih terjamin kelangsungannya. Profit berarti keuntungan yang akan diperoleh perusahaan, People berarti tanggung jawab dengan sosial, dan Planet berarti tanggung jawab terhadap lingkungan, sehingga dengan terpenuhinya tanggung jawab sosial dan lingkungan akan lebih memudahkan tercapainya pembangunan yang berkelanjutan. Sebab sumber-sumber produksi yang sangat penting bagi aktiitas perusahaan dapat lebih terjaga. !engan konsep pembangunan yang berkelanjutan, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line "SBL#, yaitu nilai perusahaan "corporate alue# yang direfleksikan dalam kondisi ekonomi "financial# saja. Tapi lebih berpijak pada triple bottom lines "TBL# yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. 0ntuk keterkaitannya, yakni antara dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan sebagai konsep, bisa dideskripsikan sebagai sebagai berikut:
Social
Bearable
equitable Sustainable
ssssssss
Environment
Viable
Economic
Pada gambar di atas menunjukkan komponen utama dalam triple bottom line yaitu economic, social, enironment saling berkaitan agar dapat menciptakan sustainable. TBS sebagai suatu konsep dituntut untuk membuat suatu perusahaan agar sustainability. *aka dari itu perusahaan itu tidak cukup hanya dengan memperhatikan keuangan atau ekonomi saja, tetapi juga memperhatikan sosial dan lingkungannya dikarenakan perusahaan memiliki berbagai kewajiban kepada para stakeholder. 9al ini juga membuat bahwa perusahaan tidak bisa sukses dalam jangka panjang jika mereka terus mengabaikan kepentingan para stakeholder. &leh karena itu sebaiknya perusahaan melakukan pengungkapan triple bottom line pada laporan tahunan perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab ke para stakeholder. /dapun tujuan adanya Triple Bottom Line adalah sebagai berikut: a.
*enempatkan upaya pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan pada titik sentral dari keseluruhan strategi perusahaan.
b.
/danya pergeseran paradigma pengelolaan bisnis dari ;shareholders-focused< ke ;stakeholders-focused<.
c.
*enjaga kelestarian sosial dan lingkungan untuk generasi masa depan.
Standarisasi Triple Bottom Line
!alam akuntansi bisnis tradisional dan penggunaan umum, =bottom line= mengacu pada =keuntungan= atau =kerugian=. Selama beberapa tahun terakhir, pendukung lingkungan dan =keadilan sosial= telah berjuang untuk membawa definisi yang lebih luas dari bottom line ke dalam kesadaran publik dengan memperkenalkan akuntansi full costing. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan menunjukkan keuntungan moneter, tapi tambang asbes mereka menyebabkan
ribuan kematian akibat asbestosis, dan tambang mereka mencemari sungai, dan pemerintah akhirnya menghabiskan uang pembayar pajak pada perawatan kesehatan dan pembersihan sungai, lalu bagaimana kita melakukan analisis biaya manfaat sosial( Triple bottom line menambahkan dua lagi =bottom lines=. %epedulian sosial dan lingkungan "ekologi#. !engan dilakukannya ratifikasi standar PBB dan $L6$ TBL untuk perkotaan dan masyarakat akuntansi pada awal tahun )332 ini menjadi pendekatan yang dominan dilakukan oleh sektor publik yang menerapkan akuntansi full costing. Standar PBB diterapkan untuk modal alam dan pengukuran sumber daya manusia untuk membantu dalam pengukuran yang dibutuhkan oleh TBL, misalnya standar 6coBudget untuk melaporkan jejak ekologis. Triple Bottom Line "TBL# memperluas kerangka pelaporan tradisional untuk memperhitungkan kinerja sosial dan lingkungan di samping kinerja keuangan. >reer Spreckley berpendapat bahwa perusahaan harus mengukur dan melaporkan kinerja sosial, lingkungan dan keuangan. 0ntuk melaporkan usaha perusahaan mereka, bisa dengan menunjukkan komitmen mereka terhadap tanggung jawab sosial perusahaan "S# melalui: '. ). +. . ?. A.
%eterlibatan *anajemen Top-leel "6&, !ireksi# %ebijakan $nestasi Program Penandatanganan standarisasi sukarelawan Prinsip "@lobal ompact-eres Prinsip PBB# Pelaporan "@lobal eporting $nitiatie#
Triple Bottom Line di Dunia
!i tingkat internasional, ada banyak prinsip yang mendukung praktik S di banyak sektor. *isalnya 6uator Principles yang diadopsi oleh banyak lembaga keuangan internasional. 0ntuk menunjukkan bahwa bisnis mereka bertanggung jawab, di leel internasional perusahaan sebenarnya bisa menerapkan berbagai standard S seperti : a. /ccount /bilityCs "//'333# standard, yang berdasar pada prinsip ;Triple Bottom Line< "Profit, People, Planet# yang digagas oleh 5ohn 6lkington
b. @lobal eporting $nitiatieCs "@$# panduan pelaporan perusahaan untuk mendukung pembangunan berkesinambungan yang digagas oleh PBB lewatoalition for 6nironmentally esponsible 6conomies "66S# dan 086P pada tahun '112 c. Social /ccountability $nternationalCs S/4333 standard d. $S& '333 enironmental management standard e. %emudian, $S& )A333. %esadaran tentang pentingnya mengimplementasikan S ini menjadi tren global seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat global terhadap produk-produk yang ramah lingkungan dan diproduksi dengan memperhatikan kaidah-kaidah sosial dan prinsip-prinsip hak asasi manusia "9/*#. Bank-bank di 6ropa menerapkan kebijakan dalam pemberian pinjaman hanya kepada perusahaan yang mengimplementasikan S dengan baik. Sebagai contoh, bank bank 6ropa hanya memberikan pinjaman pada perusahaan-perusahaan perkebunan di /sia apabila ada jaminan dari perusahaan tersebut, yakni ketika membuka lahan perkebunan tidak dilakukan dengan membakar hutan.
Triple Bottom di ndonesia
!i $ndonesia sebuah kewajiban pada Perseroan Terbatas untuk menerapkan TBL melalui 0ndang-0ndang 8omor 3 Pasal 2 ayat "'# tahun )332 tentang Perseroan Terbatas, menjelaskan ;Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danDatau berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan Tanggung 5awab Sosial dan Lingkungan.< Banyak car a bisa dilakukan perusahaan untuk menerapkan program tanggung jawab social dan tetap menjaga keseimbangan Triple Bottom Line. Beberapa contoh perusahaan yang telah menerapkan program tanggung jawab sosial antara lain: PT Sampoerna, salah satu perusahaan rokok terbesar menyediakan beasiswa bagi pelajar S!, S*P, S*/ maupun mahasiswa. Selain kepada anak-anak pekerja, PT Sampoerna juga memberika beasiswa kepada masyarakat umum. Selain itu, melalui program bimbingan anak Sampoerna, perusahaan ini terlibat sebagai sponsor kegiatan-kegiatan konserasi dan pendidikan lingkungan.
PT Toyota /stra *otor menerima predikat sebagai The Best in @reen *arketing oleh *ajalah *arketing sebagai perusahaan terbaik dalam mendukung isu-isu kepedulian terhadap lingkungan. Prdikat The Best in @reen *arketing menjadi pemacu bagi Toyota untuk konsisten menggerakkan program-program terkait lingkungan. Toyota ar >or Tree merupakan sebuah program peduli lingkungan dari Toyota dengan cara menggunakan sebagian keuntungan dari setiap mobil yang terjual untuk didonasikan kepada lingkungan dalam bentuk pohon. TBL merupakan salah satu konsep yang dapat dilakukan perusahaan untuk melakukan kepedulian terhadap masyarakat. *elihat penerapan TBL yang dilakukan oleh PT Sampoerna di buktikan adanya program beasiswa, yaitu adanya Beasiswa Sampoerna >oundation dalam instansi-instansi pendidikan yang terdapat di $ndonesia dan PT Toyota /stra *otor dibuktikan dengan adanya penghargaan bahwa Toyota telah mengimplementasikan program TBL dengan menciptakan program Toyota ar >or Tree, saya berpendapat bahwa perusahaan tersebut tidak hanya berorientasi pada profitabilitas internal akan tetapi sangat peduli dengan lingungan sekitar perusahaan. !engan hal ini dapat dikatakan bahwa perusahaan di $ndonesia mampu mengadaptasi dan mengimplementasikan TBL demi kesejahteraan masyarakat maupun kelestar ian lingkungan.
Sustaina!le De"elopment
%eseimbangan triple bottom line merupakan suatu upaya yang sungguhsungguh untuk bersinergi dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang secara konsisten mendorong keseimbangan ekonomi, sosial dan lingkungan. $dealnya, tentu saja perusahaan melakukan seluruh kegiatan triple bottom line bagi para stakeholders-nya. 8amun, hal yang terpenting sebenarnya, perusahaan melakukan S dengan menekankan pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan "sustainable deelopment#. Beberapa prinsip pembangunan berkelanjutan dari !eklarasi io pada tahun '11) adalah sebagai berikut:
'. *anusia menjadi pusat perhatian dari pembangunan berkelanjutan. *ereka hidup secara sehat dan produktif, selaras dengan alam. ). !alam rangka pencapaian pembangunan berkelanjutan, perlindungan lingkungan
seharusnya
menjadi
bagian
yang
integral
dari
proses
pembangunan dan tidak dapat dianggap sebagai bagian terpisah dari proses tersebut. +. Penduduk asli dan setempat mempunyai peran penting dalam pengelolaan dan pembangunan lingkungan karena pemahaman dan pengetahuan tradisional mereka. konsep keberlanjutan dapat diperinci menjadi tiga aspek pemahaman, yaitu: '. %eberlanjutan ekonomi, yang diartikan sebagai pembangunan yang mampu menghasilkan barang dan jasa secara kontinu untuk memelihara keberlanjutan pemerintahan dan menghindari terjadinya ketidakseimbangan sektoral yang dapat merusak produksi pertanian dan industri. ). %eberlanjutan lingkungan: Sistem yang berkelanjutan secara lingkungan harus mampu memelihara sumber daya yang stabil, menghindari eksploitasi sumber daya alam dan fungsi penyerapan lingkungan. %onsep ini juga menyangkut pemeliharaan keanekaragaman hayati, stabilitas ruang udara, dan fungis ekosistem lainnya yang tidak termasuk kategori sumber-sumber ekonomi. +. %eberlanjutan sosial: %eberlanjutan secara sosial diartikan sebagai sistem yang mampu mencapai kesetaraan, menyediakan layanan sosial termasuk kesehatan, pendidikan, gender, dan akuntabilitas politik. $de di balik konsep triple bottom line ini tak lain adalah adanya pergeseran paradigma pengelolaan bisnis dari ;shareholdersfocused< ke ;stakeholdersfocused<. !ari fokus kepada perolehan laba secara membabi-buta menjadi perhatian pada kepentingan pihak-pihak yang terkait "stakeholder interest# baik langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan. %onsekuensinya, peran dunia bisnis semakin signifikan sebagai alat pemberdaya masyarakat dan pelestari lingkungan. ;The business entit should be used as a ehicle for coordinating stakeholder interests, instead of maEimiFing shareholder profit.< *enurutnya, $de triple bottom line ini sekaligus mencoba menempatkan upaya pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan pada titik s entral dari keseluruhan strategi perusahaan bukan periferal, bukan tempelan, bukan kosmetik.
onentional wisdom yang selama ini ada mengatakan: tumpuk profit sebanyak banyaknya, lalu dari profit yang menggunung itu sisihkan sedikit saja untuk kegiatan sosial dan pelestarian lingkungan. !engan triple bottom line, maka pendekatannya menjadi berbeda. !ari awal perusahaan sudah menetapkan bahwa tiga tujuan holistik 6conomic, 6nironmental, Social tersebut hendak dicapai secara seimbang, serasi, tanpa sedikitpun pilih kasih.
Pengungkapan Triple Bottom Line
!alam era globalisasi peursahaan tidak hanya mementingkan aspek ekonomi saja, tetapi harus memperhatikan aspek sosial dan ekonomi. &leh karena itu, setiap perusahaan berusaha untuk memenuhi kegiatan yang berkaitan dengan memperhatikan
kepentingan
sosial
dan
lingkungan.
Perusahaan
yang
berkelanjutan bukan hanya mengejar keuntungan financial, bukan hanya peningkatan nilai pemegang saham. 8amun yang paling baik adalah dicapai melalui kerangka kerja yang luas di bidang ekonomi, sosial, lingkungan dan nilainilai etika serta tujuan bersama yang melibatkan interaksi antara perusahaan dan berbagai pemangku kepentingan. Selanjutnya, konsep ini dikembangkan seperti penelitian Gu ")331# yang mengungkapkan tentang teori triple bottom line dengan tiga aspek utama yaitu, ekonomis, sosial dan lingkungan. Triple bottom line menangkap spektrum yang lebih luas dari nilai-nilai dan kriteria untuk mengukur kesuksesan organisasi yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial. 9al ini berarti memperluas kerangka kerja pelaporan sederhana untuk memperhitungkan kinerja sosial dan lingkungan disamping kinerja
keuangan.
$ni
juga menangkap
esensi pembangunan
berkelanjutan "sustainability deelopment# dengan mengukur dampak ketiga aspek tersebut dari kegiatan operasi perusahaan. Pengenalan konsep sustainability deelopment memberi dampak besar kepada perkembangan konsep triple bottom line selanjutnya. Sebagai contoh the organiFation
for
economic
cooperation
and
deelopment
"&6!
merumuskan
kepada para pemegang saham, upah bagi karyawan dan pembuatan produk serta jasa bagi para pelanggan melainkan perusahaan bisnis juga harus memberi perhatian terhadap berbagai hal yang dianggap penting serta nilai-nilai masyarakat<. Solihin ")334# menyatakan paparan tentang triple bottom line. Haitu menyatakan bahwa semua konsep ini sebagai adopsi dari atas konsep sustainability deelopment, saat ini perusahaan secara sukarela menyusun laporan setiap tahun yang dikenal dengan sustainability report. Laporan tersebut menguraikan
dampak
organisasi
perusahaan
terhadap
ekonomi,
sosial,
lingkungan. Salah satu model awal yang digunakan oleh perusahaan dalam menyusun suistanability report mereka adalah dengan mengadopsi metode akuntansi yang dinakaman triple bottom line. *enurut 5ohn 6lkington konsep triple bottom line merupakan perluasan dari konsep akuntansi tradisional yang hanya membuat single bottom line tunggal yakni hasil-hasil keuangan dari aktiitas ekonomi perusahaan. Secara lebih rinci, 6lkington menjelaskan triple bottom line sebagai berikut. ;The three lines of the triple bottom line represent society , the economy and the enironment. Societ depend on the global ecosystem, whose hearh represents ultimate bottom line. The three line are not stableI they are in constant fluE, due to social, political, economic and enironmental pressures, cycle and conflicts.< !ari pengertian dan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa aktiitas perusahaan yang berkaitan dengan ekonomi, sosial dan lingkungan sangat berkaitan dengan masyarakat. Terutama pada aktiitas sosial dan lingkungan sesuai dengan definisi &6! dan dari 5ohn 6lkington, bahwa tidak ada pengembalian secara langsung yang dapat dirasakan oleh perusahaan. &leh karena itu pengungkapan TBL sangat penting diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan.
#aktor Pengungkapan Triple Bottom Line
Berdasarkan telaah pustaka dan beberapa kajian mengenai pengungkapan triple bottom line yaitu pengungkapan ekonomi sosial dan lingkungan. >aktor yang mempengaruhi pengungkapan triple bottom line dalam penelitian dapat dianalisa dari + sisi yaitu: karaktristik perusahaan, struktur kepemilikan, dan good corporate goernance. !alam analisa mengenai pengaruh kerakteristik perusahaan terhadap pengungkapan TBL diukur dengan beberapa ariabel antara lain, leerage, profitabilitas, likuiditas, dan jenis industri. !an pada masing-masing ariabel jenis pengukurannya juga berbeda-beda. Sehingga masing-masing ariabel diharapakan bisa menjelaskan keterkaitan antara karakteristik perusahaan dan pengungkapan TBL. Pengungkapan TBL selanjutnya juga dipengaruhi oleh struktur kepemilikan perusahaan.
!an
bagaimanapun
juga
struktur
kepemilikan
perusahaan
berhubungan langsung dengan aktiitas perusahaan, salah satunya adalah dalam pengungkapan TBL dilaporan tahunan perusahaan. %arakteristik kepemilikan perusahaan dapat diukur dengan beberapa ariabel yaitu, kepemilikan asing, kepemilikan manajemen, dan kepemilikan institusional. '.
Leerage dan Pengungkapan Triple Bottom Line. Bahwa perusahaan yang mempunyai leerage yang tinggi beresiko memiliki biaya monitoring yang tinggi pula. Sehingga manajemen secara konsisten mengungkapkan untuk tujuan monitoring agar memastikan kepada kreditor kemampuan untuk membayar. 9al ini dilakukan untuk mengurangi biaya agensi. 5ika perusahaan mempunyai tingkat utang yang tinggi, maka kemampuan
perusahaan
untuk
melakukan
kegiatan
dalam
rangka
penungkapan triple bottom line menjadi sulit. ).
Profitabilitas dan Pengungkapan Triple Bottom Line. Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan, sehingga perusahaan dapat bertahan selama-lamanya. Sehingga besar kecilnya suatu perusahaan itu dinilai dari profit yang dihasilkan. Sebagai bentuk pertanggung jawaban dari agen yang memegang kendali pada perusahaan maka perusahaan pasti melakukan pengungkapan ekonomi, sosial dan lingkungan serta pelaporannya.
+.
LikuiditasJdan Pengungkapan Triple Bottom Line. Likuiditas perusahaan adalah faktor utama penting bagi pengungkapan yang dilakukan perusahaan, karena inestor, kreditor dan pemangku kepentingan lainnya sangat memperhatikan status going concern perusahaan. Sesuai konsep agensi, manajer perusahaan sebagai agen berusaha untuk memenuhi kepentingan para inestor "prinsipal# antara lain dengan meningkatkan nilai perusahaan dan menjaga kelangsungan operasi perusahaan dengan menjaga likuiditasnya agar perusahaan dapat bertahan lama. Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi selalu menciptakan nilai berupa image positif terhadap prinsipalnya.
.
5enis $ndustri dan Pengungkapan Triple Bottom Line. Perusahaan pada jenis industri yang sejenis mempengaruhi penuh kebijakan pengungkapan informasi dan informasi yang disampaikan cenderung serupa, baik isi dan pengungkapannya. 5enis industri dikategorikan berdasarkan low profile dan high profile. Perusahaan dengan kategori high profile berusaha memberikan pengungkapan informasi yang cenderung lebih luas. 9al ini dilakukan perusahaan untuk melegitimasi kegiatan usahanya agar mengurangi tekanan dari masyarakat.
?.
%epemilikan /sing dan Pengungkapan Triple Bottom Line. 9ubungan pengungkapan triple bottom line di $ndonesia dengan kepemilikan asing adalah untuk menjamin bagaimana kepercayaan yang diberikan oleh prinsipal yaitu inestor asing dipertanggungjawabkan oleh maanajemen yang bersangkutan.
A.
%epemilikan manajemen dan Pengungkapan Triple Bottom Line. Semakin tinggi tingkat kepemilikan manajemen, semakin tinggi pula untuk melakukan program tanggung jawab sosial perusahaan. %epemilikan manajemen
berpengaruh
positif
terhadap
pengeluaran
program
tanggungjawab sosial dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan. 8amun pada suatu titik yang mana mengurangi nilai perusahaan dan batasan yang telah dicapai ditemukan hubungan negatif. 9al ini berhubungan dengan kepemilikan saham perusahaan. /kan berbeda jika prinsipalnya ada lah orangorang yang duduk dalam manajemen perusahaan itu sendiri.
2.
%epemilikan $nstitusional dan Pengungkapan Triple Bottom Line. Persentase saham institusional menyebabkan tingkat monitor lebih efektif. &leh karena itu, semakin tinggi kepemilikan institusi, maka untuk program tanggungjawab sosial dan lingkungan semakin luas. *onitor yang ketat yang dilakukan oleh prinsipal dalam hal ini dilakukan untuk meminimalkan biaya agensi yang terjadi. Sehingga pengungkapan triple bottom line menjadi lebih luas.
4.
0kuran dewan komisaris dan Pengungkapan Triple Bottom Line. Sandra ")3''# menyatakan bahwa dari konsep teori legitimasi, adanya direktur independen dalam komposisi dewan perusahaan dapat memperkuat pandangan publik terhadap legitimasi perusahaan. *asyarakat menganggap dan menilai tinggi suatu perusahaan jika memiliki independen direktur yang seimbang atau banyak dalam dewan perusahaan, karena kondisi seperti ini menandakan lebih efektifnya pengawasan dalam aktiitas managemen perusahaan.
1.
0kuran komite audit dan Pengungkapan Triple Bottom Line. !alam pelaksanaan good corporate goernance banyak aspek yang dapat dilakukan oleh manajemen sebagai pelaku utama dalam melakukan mekanisme perusahaan. Salah satu aspek dari pelaksanaan good corporate goernance adalah pembentukan komite audit. !asar pembentukan komite audit juga berdasarkan atas keputusan %etua Bapepam 8omor %ep)1DP*D)33 dalam peraturan 8omor $K.$.? disebutkan bahwa komite audit yang dimiliki oleh perusahaan minimal terdiri dari tiga orang di mana sekurang-kurangnya satu orang berasal dari anggota komisaris independen dan dua orang lainnya berasal dari luar emiten atau perusahaan publik.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah dibahas maka dapat disimpulkan bahwa pada masa kini, perusahaan akan dapat mempertahankan kelangsungan usahanya jika
perusahaan tersebut menerapkan orporate Social esponsibility "S# yang berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan. !engan adanya konsep pembangunan yang berkelanjutan, perusahaan tidak lagi berpijak pada Single Bottom Line "SBL#, akan tetapi lebih berpijak pada Triple Bottom Line "TBL# yang terdiri atas +P, yaitu Profit, Planet, People yang memiliki pedoman bahwa faktor ekonomi saja tidak menjamin nilai perusahaan akan tetap bertumbuh secara berkelanjutan, perusahaan juga harus memperhatikan kesejahteraan masyarakat baik pihak internal mauupun pihak eksternal, dan turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian alam demi generasi yang akan datang. Sebagai intinya, %onsep TBL mengimpikasikan bahwa perusahaan harus lebih mengutamakan stakeholder daripada shareholder. 5ika dilihat di $ndonesia, perusahaan saat ini telah banyak yang beralih untuk menggunakan konsep triple bottom line diantaranya menciptakan produk yang ramah lingkungan, pemberian bantuan kepada pihak masyarakat, yang telah dipaparkan oleh penulis. 8amun, kadangkala masih terdapat perusahaan yang melihat program TBL sebagai program yang menghabiskan banyak biaya dan merugikan, bahkan perusahaan menerapkan konsep ini karena terpaksa karena di $ndonesia telah di tetapkan peraturan undang-undang perseroan terbatas tentang triple bottom line. 8amun secara garis besar, dengan adanya konsep Triple Bottom Line ini, perusahaan dapat menyeimbangkan antara kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan dengan cara menyisihkan sebagian dari profitnya untuk kepentingan bersama.
DA#TA$ PUSTAKA
/ulia, Sandra. )3''. /nalisis Pengungkapan Triple Bottom Line dan >aktor yang *empengaruhi Lintas 8egara $ndonesia dan 5epang. @inting, *uhammad Saufi. )3'+. *e-echarge Triple Bottom Line untuk *eningkatkan Pembangunan Berkelanjutan.
/rif Budimanta, dkk. )33. orporate Social esponsibility. 5akarta: $ndonesia enter >or Sustainable !eelopment "$S!#.