MAKALAH PROTEKSI RADIASI TENTANG ORGANISASI PROTEKSI RADIASI INTERNASIONAL
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Proteksi Radiasi Dosen Pengampu: Ardi Soesilo Wibowo, ST, MSi
Disusun oleh : Kelompok 4 kelas 1B 1. Desi Sagita
(P1337430117085) (P1337430117085)
2. Sapto Raharjo
(P1337430117086) (P1337430117086 )
3. Faris Afif
(P1337430117088) (P1337430117088)
4. Nadiyatun Nisa
(P1337430117089) (P1337430117089)
5. Cesna Dwi Saputri
(P1337430117090) (P1337430117090)
6. Muhammad Gamar Nizaruddin Nizaruddi n
(P1337430117091) (P1337430117091 )
7. Loevian Robert Purwanto
(P1337430117092) (P1337430117092 )
8. Annisa Dewi Arumsari
(P1337430117093) (P1337430117093)
9. Berlyan Nanza Aprilia Risqita Maharani
(P1337430117094) (P1337430117094)
10. Iwan
(P1337430117098)
11. Seri Iis Ratun Nisa
(P1337430117099) (P1337430117099)
PRODI DIII TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI SEMARANG JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI POLTEKKES KEMENKES SEMARANG 2017/2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan limpahan rahmat kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas proteksi radiasi tentang organisasi proteksi radiasi internasional. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat menjadi koreksi yang baik bagi kami. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada : 1. Bapak Ardi Soesilo Wibowo, ST, Msi selaku dosen pembimbing mata kuliah Proteksi Radiasi Prodi D-III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang, 2. Teman-teman mahasiswa Prodi D-III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang, 3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi kami saja,melainkan juga bermanfaat bagi para pembaca.
Semarang, April 2018
Kelompok 4
i
Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................................................................i Daftar Isi...............................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...................................................................................................1 B. Rumusan Masalah..............................................................................................1 C. Tujuan................................................................................................................1 D. Manfaat..............................................................................................................1 BAB II ISI 1. Pengertian proteksi radiasi..................................................................................2 2. Organisasi proteksi radiasi internasional............................................................3 3. Rekomendasi Proteksi Radiasi............................................................................5 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan..........................................................................................................10 B. Saran....................................................................................................................10 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era modern ini, umumnya layanan radiologi telah dikelompokkan menjadi 2 (dua) prosedur, yaitu radiologi diagnostik dan intervesional. Radiologi diagnostik adalah cabang ilmu radiologi yang berhubungan dengan penggunaan pesawat sinar-x untuk prosedur diagnosa, sedangkan radiologi intervesional adalah cabang ilmu radiologi yang berhubungan dengan penggunaan pesawat sinar-x untuk memandu prosedur perkutaneus seperti pelaksanaan biopsi, pengeluaran cairan, pemasukan katetern atau pelebaran terhadap saluran atau pembuluhdarah yang menyempit. Jenis pesawat yang digunakan untuk radiologi intervesional: fluoroskopi konvensional dan C-Arm, C-Arm/U-Arm ci nefluografi dan Computed Tomography (CT). Oleh karena prosedur radiologi intervesional tersebut menggunakan radiasi pengion yang berasal dari pesawat sinar-x maka penggunaannya harus berdasarkan proteksi radiasi. Terapan proteksi radiasi tidak hanya terhadap personil atu pekerja, dan pengunjung (anggota masyarakat) yang berada di sekitar ruang pesawat sinar-x tetapi juga proteksi pasien. Dalam proteksi radiasi ada organisasi yang berwenang dalam mengontrol suatu tidakan penanganan radiasi atau aspek-aspek yang berkaitan dengan proteksi radiasi. Ada dua organisasi yang berwenang antara lain organisasi proteki radiasi nasional dan internasional Dalam makalah ini membahas tentang organisasi proteksi radiasi internasional. Dalam makalah ini juga akan membahas secara singkat tentang pengertian organisasi proteksi radiasi internasional, struktur organisasi, wewenang, dan tanggung jawab di bidang proteksi radiasi. B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diangkat penulis dalam makalah ini adalah : 1. Apakah pengertian dari organisasi proteksi radiasi internasional? 2. Apakah tujuan dari organisasi proteksi radiasi internasional? 3. Bagaimana wewenang dari organisasi proteksi radiasi internasional? C. Tujuan
1. Memenuhi tugas mata kuliah proteksi radiasi. 2. Mengetahui pengertian organisasi proteksi radiasi internasional. 3. Mengetahui tujuan dan wewenang dari organisasi proteksi radiasi internasional. D. Manfaat
Membantu dalam pemahaman tentang organisasi proteksi radiasi internasional. 1
BAB II ISI
I.
Proteksi Radiasi
1) Pengertian proteksi radiasi Proteksi Radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi yang merusak akibat Paparan Radiasi.
2) Pengertian keselamatan radiasi Keselamatan Radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya Radiasi. 3) Pengertian petugas proteksi radiasi Petugas Proteksi Radiasi adalah petugas yang ditunjuk oleh Pemegang Izin dan oleh BAPETEN dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan Proteksi Radiasi. 4) Pengertian pekerja radiasi Pekerja Radiasi adalah setiap orang yang bekerja di instalasi nuklir atau instalasi Radiasi Pengion yang diperkirakan menerima Dosis tahunan melebihi Dosis untuk masyarakat umum. 5) Pengertian penyelenggara keselamatan radiasi Penyelenggara Keselamatan Radiasi adalah orang-perorangan, organisasi, komisi dan/atau komite yang bertugas untuk membantu Pemegang Izin dalam melaksanakan tanggung jawab di bidang Proteksi dan Keselamatan Radiasi. 6) Pengertian paparan radiasi 1. Paparan Radiasi adalah penyinaran Radiasi yang diterima oleh manusia atau materi, baik disengaja atau tidak, yang berasal dari Radiasi interna maupun eksterna. 2. Paparan Kerja adalah Paparan Radiasi yang diterima oleh Pekerja Radiasi. 3. Paparan Normal adalah Paparan Radiasi yang diperkirakan akan diterima dalam kondisi pengoperasian normal suatu fasilitas atau instalasi, termasuk kecelakaan minor yang dapat dikendalikan. 4. Paparan Potensial adalah Paparan Radiasi yang tidak diharapkan atau diperkirakan tetapi mempunyai kemungkinan terjadi akibat kecelakaan Sumber atau karena suatu kejadian atau rangkaian kejadian yang mungkin terjadi termasuk kegagalan peralatan atau kesalahan operasi.
2
5. Paparan Medik adalah Paparan Radiasi yang diterima oleh pasien seb agai bagian dari diagnosis atau pengobatan medik, dan orang lain sebagai sukarelawan yang membantu pasien. 7) Pengertian nilai batas dosis Nilai Batas Dosis yang selanjutnya disingkat NBD adalah Dosis terbesar yang diizinkan oleh BAPETEN yang dapat diterima oleh Pekerja Radiasi dan anggota masyarakat dalam jangka waktu tertentu tanpa menimbulkan efek genetik dan somatik yang berarti akibat Pemanfaatan Tenaga Nuklir. 8) Pengertian dosis radiasi Dosis Radiasi yang selanjutnya disebut Dosis adalah jumlah radiasi yang terdapat dalam medan radiasi atau jumlah energi radiasi yang diserap atau diterima oleh materi yang dilaluinya. 9) Pengertian pembatas dosis Pembatas Dosis adalah batas atas Dosis Pekerja Radiasi dan anggota masyarakat yang tidak boleh melampaui Nilai Batas Dosis yang digunakan pada optimisasi Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk setiap Pemanfaatan Tenaga Nuklir. 10) Macam-macam dosis a. Dosis Ekivalen adalah besaran Dosis yang khusus digunakan dalam Proteksi Radiasi untuk menyatakan besarnya tingkat kerusakan pada jaringan tubuh akibat terserapnya sejumlah energi radiasi dengan memperhatikan faktor bobot radiasi yang mempengaruhinya. b. Dosis Efektif adalah besaran Dosis yang khusus digunakan dalam Proteksi Radiasi untuk mencerminkan risiko terkait Dosis, yang nilainya adalah jumlah perkalian Dosis Ekivalen yang diterima jaringan dengan faktor bobot jaringan. II.
Organisasi Proteksi Radiasi Internasional
1. Badan Tenaga Atom Internasional ( International Atomic Energy Agency, disingkat IAEA) •
Didirikan tahun 1956 di bawah PBB
•
Semua peraturan pemerintah suatu negara yang memperoleh bantuan dari Badan
tenaga Atom Internasional harus tunduk pada ketentuan kesehatan dan keselamatan badan tersebut. •
Semua ketentuan kesehatan dan keselamatan yang dikeluarkan oleh Badan Tenaga
Atom Internasional dituangkan dalam bentuk publikasi Safety Series
3
-
Tujuan dan peran IAEA Sebagai badan energi atom dunia yang mempunyai dua misi (dual mission), yaitu ‘committed to containing the spread of nuclear weapons’ dan ‘support the elimination of the nuclear arsenals’, maka pembentukan IAEA adalah bertujuan: •
1.Untuk meningkatkan dan memperbesar kontribusi energi atom bagi perdamaian,
kesehatan, kemakmuran di seluruh dunia •
2. Untuk memastikan, sepanjang badan ini mampu melakukannya, bahwa setiap
reactor nuklir, kegiatan, atau informasi yang berkaitan dengannya akan dipergunakan hanya untuk tujuan-tujuan damai. •
3. Untuk memastikan bahwa segala bantuan baik yang diberikan maupun yang
diminta atau di bawah pengawasannya tidak disalah-gunakan sedemikian rupa untuk tujuan militer. -
Wewenang IAEA Di dalam Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 disebutkan bahwatugas pokok BAPETEN ialah melaksanakan tugas pemerintahan di bidangpengawasan tenaga nuklir melalui peraturan, perizinan dan inspeksi. Pengawasanterhadap pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia didasarkan pada Pasal 14Undang-Undang Nomor 10 tahun 1997 yang menyebutkan bahwa pengawasan terhadap tenaga nuklir dilaksanakan oleh Badan Pengawas melalui peraturan,perizinan dan inspeksi meliputi : 1. Keselamatan (Safety) : Upaya yang dilakukan agar tidak terjadi kecelaka anyang dapat merugikan individu, masyarakat, dan lingkungan hidup 2. Keamanan (Security) : Mencegah, mendeteksi, dan menanggapi adanyasabtase, pencurian, atau pengalihan ilegal dari bahan nuklir atau zat radioaktiftermasuk juga fasilitas terkait. 3. Safeguards : Mendeteksi, mengevaluasi, dan membuktikan bahwa bahannuklir yang digunakan untuk kegiatan maksud damai tidak dialihkan untukpembuatan senjata nuklir atau untuk tujuan yang tidak diketahui.
2. Komisi internasional untuk perlindungan radiologi (ICRP).
•
Bersifat independen dan beranggotakan perorangan yang ahli dalam masalah
kesehatan dan keselamatan radiasi. •
Komisi ini didirikan pada kongres internasional radiologi ke 2 tahun 1928 sebagai
Komisi Internasional untuk Proteksi Radiasi Terhadap Radium dan Sinar X. •
Pada tahun 1950 komisi tersebut mengubah nama menjadi ICRP
4
-
TUJUAN / TUGAS Dalam penelitian radiobiologi dan dosimetri radiasi telah mengantarkan kearah perubahan dalam teknik penentuan nilai batas dosis,
-
WEWENANG Berbagai perkembangan dalam penelitian radoibiologi dan dosimetri radiasi telah mengantarkan ke arah perubahan dalam teknik penentuan nilai batas dosis, sehingga pertemuan ICRP tahun 1950 itu memutuskan untuk 1.Menurunkan dosis tenggang menjadi 0,05 R (50 mR) per hari atau 0,3 R (300 mR) per minggu atau 15 R / tahun 2. Menetapkan kulit sebagai organ kritis dengan dosis tenggangnya sebesar 0,6 R (600 mR) per minggu.
3. KOMISI INTERNASIONAL UNTUK SATUAN DAN PENGUKURAN
RADIOLOGI (ICRU) •
Didirikan tahun 1925, yang bertujuan mengembangkan rekomendasi mengenai
satuan dan pengukuran radiologi yg secara internasional dapat di terima. -
Tujuan dan peran ICRU yang bertujuan mengembangkan rekomendasi mengaenai satuan dan pengukuran radiologi yang secara internasional dapat diterima, terutama dalam masalah-masalah sebagai berikut: 1.Besaran dan satuan radiologi dan radioaktivitas. 2.Prosedur yang tepat untuk pengukuran dan penetapan besaran-besaran tersebut dalam radiologi klinis dan radiobiologi. 3.Data fisika yang diperlukan dalam penetapan prosedur tersebut yang bila di gunakan akan menjamin keseragaman dalam pelaporan
III.
Rekomendasi Proteksi Radiasi
1. Rekomendasi IAEA IAEA adalah salah satu badan yang berada dibawah persatuan bangsa-bangsa (PBB), dibentuk tahun 1957 dan memiliki kewenangan khusus mengenai pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir oleh negara-negara anggota.Tujuan dibentuk IAEA secara legal adalah mempercepat dan memperluas penggunaan atom untuk perdamaian, kesehatan dan kesejahteraan disuluh dunia. IAEA menerbitkan dokumen dalam berbagai jenis sebagai standar keselamatan nuklir (nuclear safety standards) yang terdiri dari 3 kategori, yaitu : Safety fundamentas dengan warna sampul putih 5
Safety reguirement dengan warna sampul merah Safety guides dengan warna sampul hijau Publikasi IAEA sebagai dokumen dasar yang menjelaskan secara rinci mengenai program p dan KR, antara lain : Safety guine, No. RS-G-I.I, 1999 Tecdoc No. 1113, 1999 Tecdoc No. XXX, radiation safety in radiotherapy, may 2000 Selain dokumen tersebut, dokumen lain juga masih ada berupa dokumen teknis (technical documen-TECDOC). Salah satu dokumen IAEA yang paling tersohor saat ini adalah BBS No. 115 yang diadopsi dari rekomendasi ICRP No. 60.IAEA merekomendasikan agar tiap negara anggota IAEA mengikuti BBs No. 115 supaya ketentuan keselamatan tiap negara anggota menjadi standar dan harmonis secara internasional. IAEA tidak menggunakan terminologi prinsip atau asas proteksi radiasi (radition protection principle) dalam BSS No. 115 tetapi dengan terminologi persyaratan. Pemahaman ini diurai dalam BBS pada ke-2, persyaratan untuk pemanfaatan, (reguirement for practices), salah satu unsurnya adalah persyaratan proteksi radiasi (radition protection reguirements) yang harus berurutan, sebagai berikut : Justifikasi pemanfaatan Limitasi dosis Optimisasi proteksi dan keselamatan radaiasi Beberapa tindakan-tindakan pengaman IAEA terdiri dari: Global Safety Regime untuk melindungi penduduk dan lingkungan dari efek radiasi (ionizing radiation), meminimalisir kemungkinan kecelakaan atau tindakan-tindakan jahat (malicious acts) yang dapat menimbulkan kerugian terhadap nyawa dan kekayaan dengan melakukan tindakan pengamanan yang efektif guna mengurangi efek buruk energi nuklir. Membentuk standard-standard keamanan IAEA (Safety Standards) Negara-negara anggota IAEA harus memiliki dan mematuhi standard-standard keamanan teknologi nuklir yang terdiri dari: pengamanan instalasi nuklir (Safety of nuclear installations) pengamanan sumber-sumber radioaktif (Safety of radioactive sources) pemindahan yang aman bahan-bahan radioaktif (Safe transport of radioactive 6
material) d) pengelolaan limbah radioaktif (Management of radioactive waste) e) pengamanan instalasi nuklir, bahan nuklir dan radioaktif (The security of nuclear installations, nuclear material and radioactive material) f) pengelolaan pengetahuan dan jejaring (Knowledge management and networking) 2. Rekomendasi ICRP Komisi internasional untuk proteksi radiasi (international commission on radiological protectin-ICRP) adalah organisasi ilmiah yang non-pemerintah, dibentuk tahun 1928, dan berkompeten dalam memberikan rekomendasi dan pedoman mengenai proteksi radiasi. ICRP pertama kali hanya memberikan perhatiannya mengenai penggunaan radiasi dalam bidang medik yang selanjutnya dikembangkan mencakup kegiatan nuklir lain nya. Selanjutnya ICRP memberikan lagi secara berkala rekomendasinya. Ada 2 rekomendasi yang paling akhir dan masih relevan digunakan IAEA, yaitu ICRP No. 26 Tahun 1977 dan ICRP No. 60 tahun 1990. Meskipun ICRP telah menerbitkan publikasi terbari No. 103 Tahun 2007 namun IAEA juga belum merekomendasi konsep tersebut. Rekomendasi ICRP membentuk dasar standar proteksi radiasi ke seluruh dunia, meskipun ICRP adalan bukan badan pengawas (BP) maupun bukan standar nasional dan internasional, ICRP sadah sejak awal memberikan pemahaman mengenai prinsip atau azaz proteksi radiasi, meliputi: Justifikasi Limitasi dosis Optimisasi Dari uraian di atas maka secara sederhana dapat diartikan bahwa proteksi radiasi adalah upaya atau upaya atau tindakan yang dilakukan untuk memproteksi makluk hidup melalui penerapan prinsipnya yang konsisten.Tujuan proteksi radiasi adalah mencegah efek deterministik orang perorangan dengan tetap mempertahankan dosis dibawah ambang batas dan menjamin terlaksana nya seluruh tindakan yang diperlukan untuk membatasi peluang terjadinya efek stokastik pada masyarakat. 1.Jika dalam rekomendasi sebelumnya masalah proteksi radiasi ini ICRP menggunakan pengertian dosis maksimum yang diizinkan yang didefinikan sebagai : ” dosis radiasi yang memiliki kemumngkinan untuk menibulkan efek stomatik maupun efek genetik yang dapat diabaikan”. Maka dalam rekomendasi tahun 1977 7
pengertian tersebut ditinggalkan dan diganti dengan tiga asas proteksi radiasi sebagaimana telah dikemukakan dalam asas jastifikasi, asas ptimilasi dan asas pembatasan dosis perorangan. 2. Dalam rekomendasi tahun 1977 digunakan besaran dan satuan internasional , seperti : aktivitas dalam Bq, dosis serap dalam Gy, dosis ekuivalen dan dosis ekuivalen efektif dalam Sv dan lain – lain. Nilai batas dosis untuk pekerja radiasi dan masyarakat umum bukan pekerja radiasi misalnya, masiny – masing adalah 50 mSv dan 5 mSv. Diperkenalkan pula istilah – istilah baru seperti efek stokastik, efek nonstokastik, faktor bobot, dosis terikat, indeks dosis dalam, indeks dosis permukaan dan lain – lain. 3.Dalam rekomendasi tahun 1977 juga diterapkan batas masuk tahunan (BMT) atau annual limit intake (ALI) dan batas turunannya yang menggantikan istilah kadar tertinggi yang diizinkan (KTD) atau maximum permissible concentration (MPC). 4.rekomendasi tahun 1977 menerapkannilai batas dosis (NBD), dalam rekomendasikan ini tidak lagi mengenal NBTT, NBRTT serta batas – batas dosis turunan seperti NBTK, NBRTK, NMTM dan NBRTM. 5.Rekomendasi tahun 1977 hanya memperbolehkan seseorang menerima dosis radiasi 2 kali NBD untuk jangka waktu setahun dan 5 kali NBD untuk seumur hidup, dengan catatan bahwa sebelum melakukan pekerjaan terlebih dahulu harus dijelaskan risiko yang terkandung dalam tugas dan tindakan yang perlu diambil selama berlangsungnya pekerjaan. Sedangkan dalam rekomendasi sebelumnya, untukpenyinaran khusus direncanakan seseorang boleh menerima dosis sebesar 10 rem sekali gus asal rumus D = 5 (N – 18) rem tidak terlampau
3. Rekomendasi ICRU -
Pada tahun 1925, Mutscheller memperkirakan secara kuantitatif bahwa nilai dosis total yang diterima selama sebulan dengan nilai dosis haruslah kurang dari 1/100 dari nilai dosis yang dapat menyebabkan terjadinya erythema pada kulit sehingga tidak mungkin menyebabkan kelainan jangka panjang. Nilai penyinaran yang memungkinkan timbulnya erythema pada kulit diperkirakan 600 R, sehingga nila i dosis tenggang untuk pekerja radiasi diusulkan sebesar 6 R dalam jangka penerimaan 1 bulan.
-
Pada tahun 1928 diadakan kongres radiologi ke-2 yang menyetujui pembentukan Komisi Internasional untuk Perlindungan Sinar-X dan Radium dan secara resmi
8
mengadopsi satuan roentgen (R) sebagai satuan untuk menyatakan paparan sinar-X dan gamma. Pada tahun 1934, komisi tersebut mengeluarkan rekomendasi untuk menurunkan dosis tenggang menjadi 0,2 R / hari atau 1 R / minggu. Pada tahun 1936, nilai dosis tenggang diturunkan lagi hingga 100 mR / hari dengan asumsi bahwa diperhitungkan adanya hamburan balik (energi sinar-x yang umumnya digunakan pada saat itu) dimana dosis 100 mR di udara dapat memberikan dosis 200 mR pada permukaan tubuh.
9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Organisasi proteksi radiasi internasional merupakan organisasi yang berwenang dalam pengawasan dan pengendalian dibidang yang memanfaatkan radiasi. Dalam hal ini ada beberapa organisasi yang bersifat independen dan juga yang berada dibawah pemerintah. Organisasi proteksi radiasi internasional yang bersifat independen antara lain ICRP dan ICRU sedangkan organisasi proteksi radiasi internasional dibawah pemerintahan atau PBB yaitu IAEA. Dalam kewenangannya sendiri ada beberapa organisasi yang menjadi pedoman atau harus mengikuti peraturan yang ada karena tergabung dalam organisasi internasional. B. Saran Dalam menentukan rekomendasi proteksi radiasi harus berpedoman peraturan organisasi proteksi radiasi internasional maupun nasional agar tidak membahayakan pekerja dan pasien pada saat pelayanan, maupun bidang-bidang yang memanfaatkan radiasi sebagai sumber utamanya.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://amrinachipp.blogspot.co.id/2015/04/organisasi-proteksi-radiasi.html Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 4 Tahun 2011
11