1616
16
16
MAKALAH
PEREKONOMIAN INDONESIA
DAMPAK KURS RUPIAH PERIODE 2014-2015
Diajukan oleh Dosen Pengajar: Ferdian Arie Bowo S.E.,M.M.
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia
Disusun oleh:
Nama : Muhamad Zaenal Syahbudin
NPM : 133342076
Semester : V B Manajemen Reguler Pagi
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
LA TANSA MASHIRO
Tahun Ajaran 2015-2016
Jl. Soekarno Hatta Pasir Jati Rangkasbitung, Kab. Lebak Banten
Telp. (0252) 207163 Fax.(0252) 206794
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-NYA. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mengenai "Dampak Kurs Rupiah Periode 2014-2015" . Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari pengajar mata kuliah Perekonomian Indonesia.
Dalam penyusunan makalah, saya merasa masih banyak kekurangan-kekurangan dalam pengerjaan makalah ini, baik pada teknis penulisan maupun dalam materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penyusun belum sempurna. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan penyusunan makalah ini.
Akhirnya, saya berharap dengan adanya makalah ini, bisa membantu pembaca didalam proses pembelajaran. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Rangkasbitung,8 Januari 2016
Penyusun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritik
1. Nilai Tukar
Kurs atau nilai tukar adalah harga sebuah mata uang dari suatu negara, yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang lainnya. Kurs memainkan peranan yang amat penting dalam keputusan-keputusan pembelanjaan, karena kurs memungkinkan kita menerjemahkan harga-harga dari berbagai negara ke dalam satu bahasa yang sama (Krugman dan Obstfeld, 2004). Menurut Mishkin (2009), kurs merupakan harga satu mata uang dalam mata uang yang lain.
Untuk memahami perilaku kurs dalam jangka pendek adalah memahami bahwa kurs merupakan harga dari aset domestik (deposito bank, obligasi, saham, dan lain-lain, yang didenominasikan dalam mata uang domestik) dinyatakan dalam aset luar negeri (aset serupa yang dengan denominasi mata uang asing). Oleh karena kurs adalah harga dari aset yang dinyatakan dalam aset lainnya, cara alamiah untuk mengetahui penentuan kurs dalam jangka pendek adalah menggunakan pendekatan pasar aset yang sangat bergantung pada teori permintaan aset (Mishkin, 2009).
a. Nilai Tukar Riil
Setiap negara memiliki sebuah mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan jasa. Pengertian nilai tukar valuta asing adalah "Exchange Rate is the price of one nation's money in terms of another nation's money". "The nominal exchange rate is usually called the nilai tukar ". Menurut definisi tersebut nilai tukar diartikan sebagai harga suatu mata uang terhadap mata uang negara lain. Nilai tukar nominal biasa disebut nilai tukar (Pugel, 2004). Menurut Mankiw, nilai
tukar nominal adalah harga relatif dimana seseorang dapat memperdagangkan mata uang suatu negara dengan mata uang lainnya (Mankiw, 2000: 200).
Dengan menggunakan indeks harga konsumen untuk Indonesia (P), sebuah indeks harga untuk harga-harga di luar negeri (P*) dan nilai tukar nominal antara rupiah dengan mata uang asing (e), akan dapat diukur nilai tukar riil keseluruhan antara Indonesia dengan negara-negara lain sebagai berikut :
Nilai Tukar Riil = (e x P) / P*
Terdapat paling tidak 3 faktor utama yang mempengaruhi permintaan valuta
asing. Pertama, faktor pembayaran impor. Semakin tinggi impor barang dan jasa, maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga nilai tukar akan cenderung melemah. Kedua, faktor aliran modal keluar (capital outflow). Semakin besar aliran modal keluar, maka semakin besar permintaan valuta asing dan pada kelanjutannya akan memperlemah nilai tukar. Aliran modal keluar meliputi pembayaran hutang penduduk Indonesia (baik swasta dan pemerintah) kepada pihak asing dan penempatan dana penduduk Indonesia ke luar negeri. Ketiga, kegiatan spekulasi. Semakin banyak kegiatan spekulasi valuta asing yang
dilakukan oleh spekulan, maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga memperlemah nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang asing.
2. Cadangan Devisa
"The need of a central bank for international reserves is similar to an individual's
desire to hold cash balances (currency and checkable deposits)" (Carbaugh,
2004: 513). Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kebutuhan cadangan devisa bagi suatu negara mempunyai tujuan dan manfaat seperti halnya manfaat kekayaan bagi suatu individu.
Motif kepemilikan cadangan devisa dapat disamakan dengan motif seseorang untuk memegang uang yaitu untuk motif transaksi, motif berjaga-jaga dan motif spekulasi. Motif transaksi antara lain untuk membiayai transaksi impor yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mendukung proses pembangunan, motif berjaga-jaga berkaitan dengan mengelola nilai tukar, serta motif yang ketiga adalah untuk lebih memenuhi kebutuhan diversifikasi kekayaan (memperoleh return dari kegiatan investasi dengan cadangan devisa (Gandhi, 2006: 1).
Jhingan (2001) menyatakan bahwa "International liquidity (generally used as a synonym for international reserves) is defined as the aggregate stock of internally acceptable assets held by the central bank to settle a deficit in a country's balance of payments". Cadangan devisa merupakan asset dari bank sentral yang dipergunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan neraca pembayaran. Definisi tersebut senada dengan konsep International Reserves and Foreign Currency Lliquidity (IRFCL) yang dikeluarkan oleh IMF bahwa cadangan devisa idefinisikan sebagai seluruh aktiva luar negeri yang dikuasai oleh otoritas moneter
dan dapat digunakan setiap waktu guna membiayai ketidakseimbangan neraca pembayaran atau dalam rangka stabilitas moneter. Selain untuk tujuan stabilisasi nilai tukar, terkait dengan neraca pembayaran cadangan devisa dapat digunakan untuk membiayai impor dan membayar kewajiban luar negeri. Besar kecilnya akumulasi cadangan devisa suatu negara biasanya ditentukan oleh kegiatan perdagangan (ekspor dan impor) serta arus modal negara tersebut.
Pada sistem nilai tukar mengambang, terjadinya pergerakan nilai tukar dapat diatasi sendiri oleh mekanisme pasar, sehingga jumlah cadangan devisa yang dibutuhkan tidak sebanyak yang dibutuhkan oleh suatu negara dengan sistem nilai tukar tetap yang rigid. Menurut Carbaugh (2004: 516), tujuan utama dari cadangan devisa adalah untuk memfasilitasi pemerintah dalam melakukan intervensi pasar sebagai upaya untuk menstabilkan nilai tukar. Sehingga, suatu
negara dengan aktivitas stabilisasi yang aktif memerlukan jumlah cadangan devisa yang besar pula.
Keterbukaan perekonomian suatu negara tercermin dengan semakin besarnya transaksi perdagangan dan aliran modal antar negara. Semakin terbuka perekonomian suatu negara kebutuhan cadangan devisa-nya cenderung semakin besar guna membiayai transaksi perdagangan. Parameter yang biasa dipakai untuk mengukur kecukupan cadangan devisa sehubungan dengan transaksi perdagangan antar negara adalah marginal propensity to import. Semakin besar angka propensity tersebut menunjukkan semakin besarnya kebutuhan cadangan devisa yang harus dimiliki dan semakin kecil angka propensity tersebut menunjukkan semakin kecilnya kebutuhan international reserves yang harus dimiliki (Gandhi, 2006: 11). Dengan tersedianya cadangan devisa yang
mencukupi maka apabila suatu negara mengahadapi kondisi terms of trade yang buruk yang kemudian akan berpengaruh pada nilai tukar riilnya maka cadangan devisa dapat berperan sebagai absorber.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Dalam perdagangan internasional, kurs mata uang dapat diartikan sebagai perbandingan nilai antar mata uang di setiap negara dengan negara lain. Dikutip di wikipidia.com dengan sedikit perubahan nilai tukar atau nilai kurs merupakan sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing- masing negara. Setiap negara selalu menginginkan nilai mata uangnya stabil terhadap mata uang di negara lain namun untuk mencapai hal tersebut tidaklah mudah.
Menguat atau melemahnya nilai tukar mata uang tidak hanya ditentukan oleh kondisi dan kebijakan ekonomi dalam negeri akan tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian negara lain yang menjadi mitra dalam perdagangan internasionalnya serta kondisi non- ekonomi seperti keamanan dan kondisi politik.
Berikut merupakan faktor- faktor yang mempengaruhi melemahnya nilai tukar rupiah Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat, baik itu faktor di dalam negeri maupun faktor di luar negeri disadur dalam berbagai sumber bacaan seperti buku, jurnal, artikel, dan halaman web di internet.
a. Faktor dalam negeri mempengaruhi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar
- Perekonomian Indonesia yang kurang mapan
Rupiah termasuk soft currency, yaitu mata uang yang mudah terdepresiasi ( depresiasi; melemahnya nilai mata uang suatu negara terhadap negara lain yang ditentukan oleh mekanisme pasar ) karena perekonomian negara asalnya relatif kurang mapan. Mata uang negara-negara berkembang umumnya adalah mata uang tipe ini, sedangkan mata uang negara maju seperti Amerika Serikat disebut hard currency, karena kemampuannya untuk mempengaruhi nilai mata uang yang lebih lemah. Selain itu, sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia berbagi sentimen dengan negara berkembang lainnya. Artinya, ketika sentimen terhadap negara- negara berkembang secara umum baik, maka nilai rupiah akan cenderung menguat. Sebaliknya, ketika di negara-negara berkembang yang lain banyak kerusuhan, bencana, dan lain sebagainya, maka nilai Rupiah akan melemah. Muttaqiena, A. "Faktor- faktor yang menyebabkan rupiah melemah". Diunduh pada tanggal 8 Mei 2015 pukul 15:20 WIB dari http://www.seputarforex.com/artikel/rupiah/lihat.php?id=157900&title=faktorfaktor_yang_menyebabkan_rupiah_melemah.
- Pelarian modal kembali ke luar negeri (Capital Flight)
Modal yang beredar di Indonesia, terutama di pasar finansial, sebagian besar adalah modal asing. Ini membuat nilai rupiah sedikit banyak tergantung pada kepercayaan investor asing terhadap prospek bisnis di Indonesia. Semakin baik iklim bisnis Indonesia maka akan semakin banyak investasi asing di Indonesia dan dengan demikian Rupiah akan semakin menguat. Sebaliknya, semakin negatif pandangan investor terhadap Indonesia, Rupiah akan kian melemah.
Mari ambil contoh pemotongan stimulus yang dilakukan oleh Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, baru-baru ini. Kebijakan uang ketat (tight money policy) tersebut membuat investor memindahkan investasinya dari Indonesia kembali ke Barat sehingga kemudian diikuti oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Muttaqiena, A. "Faktor- faktor yang menyebabklan rupiah melemah". Diunduh pada tanggal 8 Mei 2015 pukul 15:20 WIB dari http://www.seputarforex.com/artikel/rupiah/lihat.php?id=157900&title=faktorfaktor_yang_menyebabkan_rupiah_melemah.
- Ketidakstabilan Politik- Ekonomi di Indonesia
Faktor yang paling mempengaruhi Rupiah adalah kondisi politik- ekonomi. Performa data ekonomi Indonesia, seperti pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product), inflasi, dan neraca perdagangan, juga cukup mempengaruhi Rupiah. Pertumbuhan yang bagus akan menyokong nilai Rupiah, sebaliknya defisit neraca perdagangan yang bertambah akan membuat Rupiah terdepresiasi. Dua sisi dalam neraca perdagangan, impor dan ekspor, sangat penting disini. Inilah sebabnya kenapa sangat penting bagi Indonesia untuk menggenjot ekspor dan mengurangi ketergantungan pada produk impor, defisit neraca perdagangan Indonesia dan tingginya inflasi yang menyebabkan kebutuhan akan dolar meningkat tajam karena impor lebih besar daripada ekspor Muttaqiena, A. "Faktor- faktor yang menyebabklan rupiah melemah". Diunduh pada tanggal 8 Mei 2015 pukul 15:20 WIB. http://www.seputarforex.com/artikel/rupiah/lihat.php?id=157900&title=faktorfaktor_yang_menyebabkan_rupiah_melemah.
- Kultur bangsa yang cenderung konsumtif dan boros
Kultur bangsa yang cenderung konsumtif dan boros serta public policy terkait utang. Pemerintah akan kesulitan berutang di dalam negeri, maka kekurangan akan ditutupi dengan berutang ke luar negeri. Maka karena utang harus dibayar dengan mata uang dolar, nilai tukar rupiah terhadap dolar dipastikan melemah. Kristina, Fransiska. 2014. "Rupiah Masih Akan Melemah Tahun Ini: Jawaban untuk Faisal Basri Maming". KOMPASIANA. 19 Januari 2014. halaman 12- 13.
b. Faktor di luar negeri mempengaruhi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar:
- Keadaan ekonomi Amerika Serikat yang baik
Dalam 8 tahun terakhir ekonomi AS memang cukup stabil, dan bahkan dalam 6 tahun terakhir mencapai kondisi pertumbuhan yang relatif tinggi, tingkat pengangguran turun, dan inflasi rendah. Kenaikan tingkat bunga yang cukup tinggi tidak akan membuat pertumbuhan ekonomi mereka menurun tajam. Muttaqiena, A. "Faktor- faktor yang menyebabkan rupiah melemah". Diunduh pada tanggal 8 Mei 2015 pukul 15:20 WIB dari http://www.seputarforex.com/artikel/rupiah/lihat.php?id=157900&title=faktorfaktor_yang_menyebabkan_rupiah_melemah.
- Rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika The Fed tahun ini
Stimulus moneter sebesar 20% dari PDB Amerika atau US$3,8 triliun akan ditarik perlahan oleh Bank Sentral AS dengan menaikkan suku bunga. Dalam tiga tahun ke depan akan naik 2,5%-3%, AS ekonominya meningkat sendiri sehingga suku bunganya juga naik. Elina, Jabir. "10 penyebab lemahnya rupiah". Diunduh pada tanggal 11 Mei 2015 pukul 04:38 WIB dari http://katadata.co.id/infografik/2015/03/20/10-penyebab-rupiah-tumbang?page=6.
2. Dampak positif melemahnya nilai tukar rupiah Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat bagi perekonomian Indonesia.
1) Nilai gaji dalam Dolar AS akan meningkat
Kurs Rupiah melemah membuat nilai gaji dalam bentuk Dolar AS atau mata uang asing lainnya jadi meningkat saat ditukarkan dengan Rupiah. Kiriman bulanan TKI sebesar 500 USD ke keluarganya di Indonesia, misalnya. Saat kurs Rupiah Rp 12.000,00 per Dolar AS maka jumlah itu hanya akan setara dengan sekitar Rp 6.000.000,00 ; tetapi bila kurs Rupiah melemah hingga Rp 13.000,00 per Dolar AS maka nilainya akan meningkat jadi sekitar Rp 6.500.000,00. Hal ini dengan sendirinya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga Indonesia yang kebetulan kerabatnya bekerja di luar negeri. Muttaqiena, A. "Beragam dampak kurs rupiah melemah". Diunduh pada tanggal 8 Mei 2015 pukul 15:38 WIB. dari http://www.seputarforex.com/artikel/rupiah/lihat.php?id=215463&title=beragam_dampak_kurs_rupiah_melemah.
2) Meningkatkan daya saing produk Made in Indonesia di luar negeri
Jika kurs rupiah melemah, harga produk Indonesia akan makin murah bagi konsumen yang berdomisili di luar negeri. Secara teoritis, hal ini bisa meningkatkan pangsa pasar bagi produk-produk Made In Indonesia. Selain itu, perusahaan berorientasi ekspor menerima pembayaran dari luar negeri dalam bentuk Dolar AS yang nilainya semakin tinggi seiring melemahnya Rupiah. Dengan sendirinya, kondisi ini bisa meningkatkan ekspor Indonesia. Meningkatnya daya saing produk Made In Indonesia di luar negeri ini berpotensi memicu ekspor Indonesia dan menguntungkan perusahaan-perusahaan berorientasi ekspor jika biaya produksi barang-barang ekspor itu sendiri bisa dijaga dalam kisaran normal dan produk Indonesia disukai di luar negeri. Muttaqiena, A. "Beragam dampak kurs rupiah melemah". Diunduh pada tanggal 8 Mei 2015 pukul 15:38 WIB dari http://www.seputarforex.com/artikel/rupiah/lihat.php?id=215463&title=beragam_dampak_kurs_rupiah_melemah.
3) Selisih nilai tukar kurs lebih bagi pengekspor di Indonesia
Saat pengekspor telah mengekspor produknya ke luar negeri secara kredit sebesar USD $ 6,000.00 umpamakan kurs rupiah pada saat pelunasan Rp 12.000,00 berarti pengekspor akan menerima pelunasan sebesar Rp 72.000.000,00 ( dalam rupiah ). Akan tetapi jika kurs rupiah menjadi Rp 13.000,00 maka pengekspor akan menerima pelunasan sebesar Rp 78.000.000,00 ( dalam rupiah jika ditukarkan saat itu. Ini berarti ada selisih lebih piutang sebesar Rp 6.000.000,00.
4) Harga barang konsumsi impor akan naik
Bagi barang-barang impor dari jenis barang konsumsi, mungkin bagus. Jika harga buah-buahan impor naik misalnya, maka orang mungkin akan tertarik untuk membeli buah-buahan lokal yang lebih murah dan segar. Jika masyarakat lebih suka buah lokal, maka impor buah pun akan turun. Pendapatan importir buah ikut anjlok, tetapi di saat yang bersamaan akan menggeser rejeki bagi petani dan pedagang buah local. Hal ini memungkinkan pendapatan petani lokal akan bertambah. Muttaqiena, A. "Beragam dampak kurs rupiah melemah". Diunduh pada tanggal 8 Mei 2015 pukul 15:38 WIB. dari http://www.seputarforex.com/artikel/rupiah/lihat.php?id=215463&title=beragam_dampak_kurs_rupiah_melemah.
3. Dampak negatif melemahnya nilai tukar rupiah Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat bagi perekonomian Indonesia.
1) Beban Hutang Negara Dan Swasta Makin Berat
Pemerintah seringkali perlu berutang guna menjalankan pembangunan, baik secara langsung ke lembaga atau negara tertentu, maupun dengan menerbitkan obligasi (surat utang). Perusahaan-perusahaan swasta pun seringkali perlu berutang dulu untuk mengembangkan usahanya. Jika utang- utang ini dilakukan dalam bentuk Dolar AS, maka pengembaliannya pun harus dilakukan dengan mata uang yang sama, walaupun kurs Rupiah saat pengembalian utang berbeda dengan saat pemberian hutang. Namun selama beberapa tahun terakhir ini, Pemerintah lebih banyak berhutang dalam Rupiah, sehingga risiko krisis jadi lebih kecil. Walaupun demikian, sebagian hutang Pemerintah Indonesia masih ada yang berdenominasi Dolar AS, begitu pula banyak sekali utang- utang perusahaan swasta dalam mata uang tersebut, sehingga ketika kurs Rupiah melemah akan tetap terasa efeknya. Muttaqiena, A. "Beragam dampak kurs rupiah melemah". Diunduh pada tanggal 8 Mei 2015 pukul 15:38 WIB. dari http://www.seputarforex.com/artikel/rupiah/lihat.php?id=215463&title=beragam_dampak_kurs_rupiah_melemah.
2) Harga bahan baku impor akan naik
Kenaikan harga barang impor ini akan buruk sekali bagi industri yang berbahan baku impor, misalnya industri tempe dan tahu. Kebutuhan kedelai Indonesia sebagian besar dipenuhi dari impor, sehingga bila kurs Rupiah melemah terus menerus, maka harga kedelai akan makin menjulang tinggi dan dampaknya harga tempe dan tahu naik, serta industrinya terancam gulung tikar. Semakin banyak industri berbahan baku impor di Indonesia, maka dampak kurs rupiah melemah terhadap perekonomian akan semakin berat. Selain karena perusahaan-perusahaan di industri itu terancam tutup, para pegawainya bisa di-PHK dan pertumbuhan ekonomi juga terancam melambat. Padahal jumlah industri berbahan baku impor ini banyak terdapat di Indonesia. Muttaqiena, A. "Beragam dampak kurs rupiah melemah". Diunduh pada tanggal 8 Mei 2015 pukul 15:38 WIB. dari http://www.seputarforex.com/artikel/rupiah/lihat.php?id=215463&title=beragam_dampak_kurs_rupiah_melemah.
Meningkatnya beban anggaran negara karena berdasarkan data Kementerian Keuangan, setiap rupiah melemah Rp100, defisit anggaran bertambah Rp940,4 miliar-Rp1,21 triliun. Jadi, jika rupiah melemah Rp1.000 sejak awal tahun, maka negara akan mengalami defisit anggaran sebesar Rp9 triliun-Rp12triliun. Muttaqiena, A. "Beragam dampak kurs rupiah melemah". Diunduh pada tanggal 8 Mei 2015 pukul 15:38 WIB. dari http://www.seputarforex.com/artikel/rupiah/lihat.php?id=215463&title=beragam_dampak_kurs_rupiah_melemah.
4. Upaya pemerintah dalam mengendalikan melemahnya laju nilai tukar rupiah Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat
1) Menerapkan kembali UU No 7/ 2011
Salah satu upaya nyata yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi pelemahan rupiah adalah menegakkan kembali UU No 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. UU tersebut dengan tegas menetapkan bahwa setiap transaksi harus dilakukan dengan mata uang rupiah. Bila berhasil dilaksanakan sepenuhnya, tentu rupiah akan terjaga dari tekanan fluktuasi. Jadi, di dalam negeri akan dilarang bertransaksi dengan dolar. Anindito, Rezy. "Dua cara perkuat rupiah". Diunduh pada tanggal 11 Mei 2015 pukul 05:42 WIB. dari http://www.goldbank.co.id/channel/laput/sub-jasa-keuangan/dua-cara.html
2) Mendongkrak ekspor
Ekspor industri, terutama industri manufaktur, menjadi fokus pemerintah karena sektor tersebut dapat memberikan nilai tambah pada kegiatan ekspor. Upaya untuk meningkatkan ekspor industri manufaktur ini sangat menjadi perhatian pemerintah, mengingat sektor industri manufaktur merupakan sektor yang memberikan nilai tambah tinggi bagi kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan ekspor. Untuk mendukungnya, pemerintah telah melakukan revisi terhadap berbagai peraturan yang terkait dengan ekspor. Terutama di sektor produksi tekstil, sepatu, serta kertas. Pemerintah juga mempertimbangkan pemberian fasilitas untuk barang-barang modal yang masuk ke dalam negeri, agar dapat membantu dunia usaha mempertahankan daya saing produk-produknya, terutama produk ekspor. Peningkatan ekspor sangat penting untuk memperkuat nilai tukar rupiah, karena sangat sulit untuk menekan atau menghentikan aktivitas impor di era perdagangan bebas saat ini. Salah satu langkah yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasi persoalan tersebut adalah dengan menyiapkan seluruh struktur ekonomi nasional untuk mampu berasing di era perdagangan bebas. Anindito, Rezy. "Dua cara perkuat rupiah". Diunduh pada tanggal 11 Mei 2015 pukul 05:42 WIB. dari http://www.goldbank.co.id/channel/laput/sub-jasa-keuangan/dua-cara.html.
3) Perkuat modal industri berbahan baku domestik untuk mengoptimalkan ekspor
4) Menjaga kestabilan harga makanan pokok agar kualitas hidup masyarakat terjaga
5) Meningkatkan produktivitas pertanian dan perkebunan domestik sebagai bahan konsumsi nasional
6) Meningkatkan iklan wisata untuk menarik wisatawan mancanegara.
7) Mengalihkan subsidi Bahan Bakar Minyak dari non- produktif kearah produktif
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Faktor- faktor yang mempengaruhi melemahnya nilai tukar rupiah Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor- faktor internal terdiri dari perekonomian Indonesia yang kerang mapan, pelarian modal kembali ke luar negeri (Capital Flight), etidakstabilan politik- ekonomi di Indonesia, dan kultur bangsa yang cenderung konsumtif dan boros. Sedangkan faktor eksternal berupa keadaan ekonomi Amerika Serikat yang baik dan Rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika The Fed 2015.
2. Dampak positif melemahnya nilai tukar rupiah Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat bagi perekonomian Indonesia.
Walaupun sebenarnya melemahnya rupiah berdampak buruk bagi ketahanan ekonomi nasional, melemahnya rupiah memiliki dampak positif seperti nilai gaji dalam Dolar AS akan meningkat, meningkatkan daya saing produk Made in Indonesia di luar negeri, selisih nilai tukar kurs lebih bagi pengekspor di Indonesia, harga barang konsumsi impor akan naik,
3. Dampak negatif melemahnya nilai tukar rupiah Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat bagi perekonomian Indonesia.
Dampak negatifnya berupa beban utang negara dan swasta makin berat, bahan baku impor akan naik, meningkatnya beban anggaran negara karena berdasarkan data .
4. Upaya pemerintah dalam mengendalikan melemahnya laju nilai tukar rupiah Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat.
Jika dibiarkan terus melemah, maka ketahanan ekonomi Indonesia akan buruk. Jadi pemerintah mengupayakan usaha seperti menerapkan kembali UU No 7/ 2011 tentang mata uang, mendongkrak ekspor, perkuat modal industri berbahan baku domestik untuk mengoptimalkan ekspor, menjaga kestabilan harga makanan pokok agar kualitas hidup masyarakat terjaga, meningkatkan produktivitas pertanian dan perkebunan domestik sebagai bahan konsumsi nasional, meningkatkan iklan wisata untuk menarik wisatawan mancanegara, mengalihkan subsidi Bahan Bakar Minyak dari non- produktif kearah produktif.
B. SARAN
Sebaiknya pemerintah segera melaksanakan upaya- upaya dalam memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar sehingga kelangsungan, kesejahteraan masyarakat Indonesia akan naik dan tingkat inflasi tidak tinggi. Memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar maupun mata uang negara lain sangat penting untuk ketahanan ekonomi Indonesia ditingkat global.
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqiena, A. "Faktor- faktor yang menyebabkan rupiah melemah". Diunduh pada tanggal 8 Mei 2015 pukul 15:20 WIB dari http://www.seputarforex.com/artikel/rupiah/lihat.php?id=157900&title=faktorfaktor_yang_menyebabkan_rupiah_melemah.
Kristina, Fransiska. 2014. "Rupiah Masih Akan Melemah Tahun Ini: Jawaban untuk Faisal Basri Maming". KOMPAS. 19 Januari 2014. halaman 12- 13.
Elina, Jabir. "10 penyebab lemahnya rupiah". Diunduh pada tanggal 11 Mei 2015 pukul 04:38 WIB dari http://katadata.co.id/infografik/2015/03/20/10-penyebab-rupiah-tumbang?page=6.
Muttaqiena, A. "Beragam dampak kurs rupiah melemah". Diunduh pada tanggal 8 Mei 2015 pukul 15:38 WIB. Dari http://www.seputarforex.com/artikel/rupiah/lihat.php?id=215463&title=beragam_dampak_kurs_rupiah_melemah.
Anindito, Rezy. "Dua cara perkuat rupiah". Diunduh pada tanggal 11 Mei 2015 pukul 05:42 WIB. dari http://www.goldbank.co.id/channel/laput/sub-jasa-keuangan/dua-cara.html.