MAKALAH PENGARUH PEMANASAN GLOBAL TERHADAP KEHIDUPAN
DISUSUN OLEH THARYSHA SHULTANA XI.9 MIPA 4994
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DINAS PENDIDIKAN SMA PLUS NEGERI 17 PALEMBANG 2018
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, makalah yang berjudul “Pengaruh Pemanasan Global Terhadap Kehidupan” ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam pembelajaran Fisika di SMA Plus Negeri 17 Palembang pada tahun pelajaran 2017/2018. Pada kesempatan ini, tak lupa penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu, mengarahkan, dan membimbing dalam menyelesaikan makalah ini, yaitu : 1. Allah SWT yang memberi kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat membuat makalah ini. 2. Parmin, S.Pd., M.M. sebagai kepala SMA Plus Negeri 17 Palembang yang telah banyak memberikan nasihat dan motivasi selama membuat makalah ini. 3. Ariwibowo selaku guru mata pelajaran Fisika yang telah memberikan bimbingan teknis dalam penulisan makalah ini. 4. Guru, orang tua, dan teman serta semua pihak yang memberikan dukungan moral kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka, penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi kepada pembaca.
Palembang, 5 Mei 2018 Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii DAFTAR ISI........................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2 1.3 Tujuan .............................................................................................................2 1.4 Manfaat ...........................................................................................................2 BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pemanasan Global ........................................................................................... 3 2.1.1 Sejarah Pemanasan Global ........................................................................... 3 2.1.2 Pengertian Pemanasan Global ...................................................................... 4 2.1.3 Penyebab Pemanasan Global ....................................................................... 5 2.1.4 Dampak Pemanasan Global Terhadap Kehidupan....................................... 6 2.1.5 Upaya Meminimalisir Pemanasan Global .................................................... 8 2.1.5.1 Upaya yang Telah Dilakukan .................................................................... 8 2.1.5.2 Upaya yang Harus Dilakukan ................................................................... 8 BAB III SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan ......................................................................................................... 11 3.2 Saran................................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Dalam beberapa dekade terakhir, dunia Internasional sedang mengalami keprihatinan mendalam terhadap fenomena perubahan iklim global yang semakin tinggi. Dunia Internasional sedang gencarnya bekerja sama untuk mengatasi fenomena ini karena telah memberikan dampak negatif terhadap keberlanjutan kehidupan di muka bumi, baik ekosistem darat, laut, maupun udara, akibat meningkatnya temperatur bumi yang dikenal dengan peristiwa pemanasan global (Global Warming). Di beberapa belahan dunia telah terjadi kenaikan suhu yang sangat drastis, bahkan pemanasan global telah melanda di daerah – daerah dingin. Hingga saat ini, pemanasan global diperkirakan telah menyebabkan perubahan – perubahan sistem terhadap ekosistem di bumi, antara lain: perubahan iklim yang ekstrim, mencairnya es sehingga permukaan air laut naik, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Adanya perubahan – perubahan sistem ini telah memberikan dampak pada kehidupan di bumi seperti terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan. Adanya perubahan iklim yang ekstrim, tentunya membuat kadar oksigen menurun dan bagi Indonesia tentunya hal ini merupakan masalah yang menyebabkan dampak serius dibandingkan dengan negara 4 musim karena saat pergantian musim, oksigen di lapisan bawah dapat naik. Bagi Indonesia negara kepulauan, hal ini memungkinkan memberikan dampak besar pada ekosistem lautnya. Rantai makanan dan biota laut jelas akan terganggu karena kurangnya kadar oksigen, terumbu karang kemungkinan akan bewarna putih, dan ikan tentunya akan bermigrasi untuk mencari sumber makanan. Hasilnya manusia akan kehilangan mata pencaharian dari ekosistem laut, dan kurangnya sumber makanan. Pemerintah Indonesia harus segera menyelesaikan masalah ini, tentunya bukan hanya Indonesia melainkan seluruh dunia, dan bukan hanya pemerintahan melainkan seluruh masyarakat dunia Internasional harus mengatasi permasalahan dan mencegah kembalinya fenomena ini agar fenomena tersebut tidak memberikan masalah serius terhadap kehidupan manusia di masa mendatan g.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah ini adalah a. Apa pengertian dan penyebab terjadinya pemanasan global? b. Bagaimanakah dampak pemanasan global terhadap kehidupan? c. Bagaimanakah cara untuk mengatasi dan mengurangi pemanasan global?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang tersebut, makalah tujuan yang ingin dicapai adalah. a. Untuk mengetahui pengertian dan penyebab terjadinya pemanasan global b. Untuk mengetahui dampak pemanasan global terhadap kehidupan c. Untuk mengetahui cara mengatasi dan mengurangi pemanasan global
1.4 Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dari makalah ini adalah makalah ini diharapkan bermanfaat untuk mengetahui pengertian dan penyebab dari pemanasan global, dampak pemanasan global terhadap kehidupan, dan cara mengatasi peristiwa tersebut.
2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pemanasan Global 2.1.1 Sejarah Pemanasan Global
a. Berdasarkan kronologis sejarah pembahasan pemanasan global dimulai dari tahun 1841, dimana saat itu ilmuwan Jean Baptiste Joseph Fourier menulits tentang pemanasan nbumi di surat kabar “ Milwaukee Sentinel and Wisconsin Farmer”,
4 Desember 1841. Namun saat itu pemanasan bumi dianggap sebagai
suatu perkembangan positif bagi kehidupan manusia. b. Pada tahun 1894 mulai banyak tulisan di surat kabar yang mengungkap soal revolusi industri seperti dimuat di “The Daily North Western” pada tanggal 10 Februari 1894 dan di “ The Daily Nebraska State Journal ” pada 3 Juli 1886. Di abad 20 para ilmuwan mencatat periode ini sebagai titik awal polusi lingkungan dan proses industrialisasi. c. Tahun 1913-1914 ilmuwan Swedia Laureate Svente Arrhenius pertama kali mengungkap istilah efek gas rumah kaca dan memprediksi iklim bumi akan memanas secara perlahan. Arrhenius memprediksi perubahan ini akan terhadi ribuan tahun yang akan datang d. Tahun 1949-1950 seorang peneliti GS Callendar menulis di koran “The Nebraska State Journal ” pada tanggal 23 Oktober 1949, bahwa efek gas rumah kaca adalah diakibatkan oleh ulah manusia. Respon dari para ilmuwan saat itu adalah mengembangkan cara baru untuk mengukur iklim bumi. e. Tahun 1950-1970 pengembangan teknologi baru membawa kekhawatiran lebih besar soal pemanasan global dan efek gas rumah kaca. Sejumlah studi menunjukkan tingkat karbon dioksida di atmosfer terus meningkst setispn tahunnya dan sorotan soal bahaya polusi pun semakin meningkat. f. Tahun 1979 dilaksanakan koferensi perubahan iklim yang pertama yang memprediksikan bahwa peningkatan gas CO 2 akan meningkatkan suhu bumi hingga 1,4 – 4,5 derajat celcius. Dalam koferensi ini keluarlah deklarasi yang mengajak pemerintah di seluruh dunia mengantisipasinya.
3
g. Pada tahun 1984 teori tentang pemanasan global dan efek gas rumah kaca di antaranya adalah artikel yang ditulis oleh Louise Laughton ” The Greenhouse Effect ” di Syracuse herald Journal pada tanggal 29 Oktober 1984, yang menuliskan bahwa rata-rata suhu bumi meningkat secara drastis, perubahan iklim tak terduga, serta peningkatan vegetasi bumi dan permukaan laut. h. Pada tahun 1988 PBB membentuk parel antar pemerintah berbagai negara untuk membahas soal perubahan iklim. Pada tahun 1990 laporan pertama dari parel ini menyebutkan bahwa ulah manusia adalah penyebab utama meningkatnya emisi gas rumah kaca. i. Tahun 1992 diselenggarakan konferensi PBB di Rio De Jareiro Brazil. Dalam konferensi ini hadir lebih dari 150 negara yang sepakat untuk mengurangi emisi CO2 di negara masing-masing. j. Tahun 1997 diselenggarakan konferensi antar pihak ke-3 di Kyoto, Jepang. Yang menghasilkan protokol Kyoto, yang diantaranya berisi mengenai kesepakatan negara-negara industri maju untuk mengurangi gas rumah kaca periode 2008 hingga 2012 hingga 5,2%. k. Tahun 2007 diselenggarakan konferensi PBB tentang perubahan iklim di Bali yang memperjuangkan deklarasi Bali Road Map yang berisi tentang desakan penurunan emisi CO2 25-40% pada tahun 2020. (Bachtiar, 2007)
2.1.2 Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi. Pada saat ini, Bumi menghadapi pemanasan yang cepat, yang oleh para ilmuan dianggap disebabkan aktivitas manusia. Planet Bumi telah menghangat (dan juga mendingin) berkali-kali selama 4,65 milyar tahun sejarahnya. (Fadliah, 2008) Pemanasan global (Global Warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Berbagai literatur menunjukkan kenaikan temperatur global – termasuk Indonesia – yang terjadi pada
4
kisaran 1,5 – 40oCpada akhir abad 21. Pemanasan global menimbulkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dan sebagainya). (Hanapiah, 2011) Temperatur rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.18 °C selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “Sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.” (Hanapiah, 2011) Jadi, pemanasan global merupakan meningkatnya temperatur di planet bumi secara global, meliputi peningkatan temperatur atmosfir, temperatur l aut dan temperatur daratan bumi yang menimbulkan dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap masa depan bumi termasuk manusia dan makhluk hidup lain. Dampak yang ditimbulkan cenderung mengancam eksistensi bumi, dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. (Hanapiah, 2011)
2.1.3. Penyebab Pemanasan Global
Pemanasan global merupakan meningkatnya temperatur di planet bumi secara global yang menimbulkan dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap masa depan bumi termasuk manusia dan makhluk hidup lain. Peningkatan temperatur bumi tersebut meliputi temperatur atmosfir, laut dan daratan bumi. Hampir semua para ahli yang memiliki kepedulian dan perhatian terhadap fenomena peningkatan temperatur bumi mensinyalir atau menuding bahwa penyebab kenaikan temperatrur bumi tersebut adalah aktivitas-aktivitas manusia yang mendorong timbulnya gas efek rumah kaca. Berbagai aktivitas manusia yang memicu peningkatan gas efek rumah kaca antara lain kegiatan industri, pembabatan dan kebakaran hutan secara terus-menerus, pembakaran pada kendaraan bermotor, kegiatan peternakan dan lain-lain. Pemicu atau penyumbang gas efek rumah tangga yang dianggap paling dominan adalah
5
kegiatan industri, pembakaran pada kendaraan bermotor, dan perambahan dan kebakaran hutan secara terus-menerus. (Rudy, 2008) Sumber dari segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. (Hanapiah, 2011)
2.1.4 Dampak Pemanasan Global terhadap Kehidupan
Pemanasan global telah memicu terjadinya sejumlah konsekuensi yang merugikan baik terhadap lingkungan maupun setiap aspek kehidupan manusia. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim. Perubahan iklim menyebabkan musim sulit diprediksi. Petani tidak dapat memprediksi perkiraan musim tanam akibat musim yang juga tidak menentu. Akibat musim tanam yang sulit diprediksi dan musim penghujan yang tidak menentu maka musim produksi panen juga demikian. Hal ini berdampak pada masalah penyediaan pangan bagi penduduk, kelaparan, lapangan kerja bahkan menimbulkan kriminal akibat tekanan tuntutan hidup. 2. Punahnya berbagai jenis fauna. Flora dan fauna memiliki batas toleransi terhadap suhu, kelembaban, kadar air dan sumber makanan. Kenaikan suhu global menyebabkan terganggunya siklus air, kelembaban udara dan berdampak pada pertumbuhan tumbuhan sehingga menghambat laju produktivitas primer. Kondisi ini pun memberikan pengaruh habitat dan kehidupan fauna.
6
3. Habitat hewan berubah akibat perubahan faktor-faktor suhu, kelembaban dan produktivitas primer sehingga sejumlah hewan melakukan migrasi untuk menemukan habitat baru yang sesuai. Migrasi burung akan berubah disebabkan perubahan musim, arah dan kecepatan angin, arus laut (yang membawa nutrien dan migrasi ikan). 4. Peningkatan muka air laut, air pasang dan musim hujan yang tidak menentu menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir. 5. Ketinggian gunung-gunung tinggi berkurang akibat mencairnya es pada puncaknya. 6. Perubahan tekanan udara, suhu, kecepatan dan arah angin menyebabkan terjadinya perubahan arus laut. Hal ini dapat berpegaruh pada migrasi ikan, sehingga memberi dampak pada hasil perikanan tangkap. 7. Berubahnya
habitat
memungkinkan
terjadinya
perubahan
terhadap
resistensi kehidupan larva dan masa pertumbuhan organisme tertentu, kondisi ini tidak menutup kemungkinan adanya pertumbuhan dan resistensi organisme penyebab penyakit tropis. Jenis-jenis larva yang berubah resistensinya terhadap perubahan musim dapat meningkatkan penyebaran organisme ini lebih luas. Ini menimbulkan wabah penyakit yang dianggap baru. 8. Mengancam kerusakan terumbu karang di kawasan segitiga terumbu karang yang ada di enam negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Kepulauan Salomon, Papua Nugini, Timor Leste, dan Philipina. Dikhawatirkan merusak kehidupan masyarakat lokal yang berada di sekitarnya. Masyarakat lokal yang pertama kali menjadi korban akibat kerusakan terumbu karang ini. Lebih dari 50 persen spesies terumbu karang dunia hidup berada di kawasan segitiga ini. Berdasarkan data Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), sebanyak 30 persen terumbu karang dunia telah mati akibat badai el nino pada 1998 lalu. Diprediksi, pada 10 tahun ke depan akan kembali terjadi kerusakan sebanyak 30 persen. (Utina, 2015)
7
2.1.5 Upaya Meminimalisir Pemanasan Global 2.1.5.1 Upaya yang telah Dilakukan
1. Pemerintah Indonesia telah meratifikasi Konvensi PBB mengenai Perubahan Iklim (UNFCCC) melalui UU No. 6/1994 pada tanggal 1 Agustus 1994. Sebelumnya, pada tahun 1992, Indonesia telah membentuk Komite Nasional Perubahan Iklim yang berwenang untuk mengurusi berbagai hal yang berkaitan dengan isu perubahan iklim. Anggota komite ini berasal dari berbagai instansi pemerintah. Sebagai pihak dari konvensi tersebut, Indonesia wajib melaporkan data yang terkait dengan isu pemanasan global dan perubahan iklim, yaitu sumber misi GRK, jumlah emisi GRK serta perkiraan dampak yang akan dialami Indonesia jika perubahan iklimterjadi. Laporan pertama Indonesia mengenai hal ini telah diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sebagai The First National Communication Indonesia pada tahun 1999. Sesungguhnya, Pemerintah Indonesia sudah lebih lama berperan aktif dalam isu perubahan iklim. Sebelum tahun 1990, telah dilakukan beberapa studi yang terkait dengandampak perubahan iklim. Studi-studi ini dilakukan bersama oleh KLH dan berbagai lembaga penelitian
di
Indonesia.
Dalam
pelaksanaannya,
pemerintah
Indonesia
mendapatkan dukungan dana dari berbagai institusi aupun negara asing. 2. Industri dan Masyarakat Isu perubahan iklim masih merupakan isu yang sangat asing bagi industri dan masyarakat. Kurang membuminya isu ini mengakibatkan ketertarikan pihak industri dan masyarakat sangat kecil. Akibatnya, hingga saat ini masih sangat terbatas upaya dari kedua pihak tersebut yang secara khusus ditujukan untuk menurunkan emisi GRK. (Meiviana, 2004)
2.1.5.2 Upaya yang Harus Dilakukan
1. Membuat sesuatu yang dapat menangkap carbon, contoh :
Menanam Pohon. Pepohonan dapat menghirup CO 2 dari udara dan
kemudian melepaskan O2. 1 ha pepohonan dapat menghisap 13,2 ton CO 2 /tahun.
Membangun pembangkit-pembangkit listrik
Penghematan Energi (Konservasi Energi) :
8
Konservasi Energi dapat dilakukan di : -
Industri
-
Pembangkit Listrik berbahan bakar fossil
-
Bangunan komersial
-
Transportasi
Memperhatikan pertanian dan peternakan Dalam peternakan terutama
sapi, lendirnya banyak menghasilkan gas methane (CH 4)
Memperbaiki pipa-pipa gas, atau BBM yang bocor sehingga gasnya tidak
menyebar kemana-mana. (Ramlan, 2002) 2. Upaya
pendidikan
kepada
masyarakat
luas
dengan
memberikan
pemahaman dan penerapan atas prinsip-prinsip sebagai berikut:
Dimensi manusia Manusia berperan sebagai pengguna-perusak-pelestari alam. Manusia
harus diberi kesadaran akan pentingnya alam bagi kehidupannya. Alam memiliki keterbatasan dibanding kemampuan manusia dalam mengeksploatasi alam. Manusia memanfaatkan alam guna memperoleh sumber makanan dan kebutuhan sosial lainnya, tetapi disadari atau tidak tindakannya dapat berakibat kerusakan faktor-faktor ekologis. Karena itu manusia harus menyadari bahwa ia dan perilakunya adalah bagian dari alam dan lingkungan yang saling mempengaruhi.
Penegakan hukum dan keteladanan Pelanggaran atas tindakan manusia yang merusak lingkungan harus
mendapat ganjaran. Penegakan hukum lingkungan menjadi bagian yang penting guna menjaga kelestarian lingkungan, dan memberi efek jera bagi yang melanggar. Penegakan hukum tidak memandang strata sosial masyarakat. Selain itu adalah panutan dan ketokohan seseorangmemegang peranan penting. Mereka yang memiliki pemahaman yang lebih baik (berpendidikan) terhadap lingkungan hidup hendaknya berperan memberi contoh dan sikap lingkungan yang baik pula kepada masyarakat.
Keterpaduan Seluruh
elemen
masyarakat
harus
mendukung
upaya
pelestarian
lingkungan dan sumberdaya alamserta penegakan hukumnya. Upaya ini harus dilakukan secara komprehensif dan lintas sektor. Misalnya, untuk mengatasi emisi
9
gas-gas rumah kaca akibat peningkatan jumlah kendaraan di Kota Jakarta, harus di atas secara bersama dengan daerah sekitar seperti Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang. Karena pekerja yang menggunakan kendaraan bermotor setiap hari masuk ke kota Jakarta bermukim di empat kota tersebut. Karena itu bencana alam dan kerusakan lingkungan tidak dapat dipilah menurut wilayah administratif semata, tetapi bersifat area geografis-ekologis.
Mengubah pola pikir dan sikap Faktor-faktor lingkungan fisik, mahluk hidup lain dan manusia memiliki
peran masing-masing dalam lingkungan hidup. Manusia sebagai mahluk yang diberi kemampuan logika harus mampu memandang kepentingan hidupnya terkait dengan kehidupan mahluk hidup lain beserta kejadian proses-proses alam.Sikap dan perilaku manusia terhadap alam cepat atau lambat memberi berdampak pada lingkungan hidupnya. Peduli terhadap lingkungan pada dasarnya merupakan sikap dan perilaku bawaan manusia. Akan tetapi munculnya ketidak pedulian manusia adalah pikiran atau persepsi yang berbeda-beda ketika manusia berhadapan dengan masalah lingkungan. Manusia harus memandang bahwa dirinya adalah bagian dari unsur ekosistem dan lingkungannya. Naluri untuk mempertahankan hidup akan memberi motivasi bagi manusia untuk melestarikan ekosistem dan lingkungannya.
Etika lingkungan Kecintaan dan kearifan kita terhadap lingkungan menjadi filosofi kita
tentang lingkungan hidup. Apa pun pemahaman kita tentang lingkungan hidup dan sumber daya, kita harus bersikap dan berperilaku arif dalam kehidupan. Dalam wujud budaya tradisional, kearifan lokal melahirkan etika dan norma kehidupan
masyarakat
dalam
memanfaatkan
sumber
daya
alam
dan
lingkungannya. Selama masyarakat masih menghormati budaya tradisional yang memiliki etika dan nilai moral terhadap lingkungan alamnya, maka konservasi sumber daya alam dan lingkungan menjadi hal yang mutlak. Dalam kehidupan masyarakat demikian, etika lingkungan tidak tampak secara teoretik tetapi menjadi pola hidup dan budaya yang dipelihara oleh setiap generasi. Etika lingkungan akan berdaya guna jika muncul dalam tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. (Utina, 2015)
10
BAB III SIMPULAN DAN SARAN 3.1 Simpulan
Pemanasan global merupakan meningkatnya temperatur di planet bumi secara global, meliputi peningkatan temperatur atmosfir, temperatur laut dan temperatur daratan bumi yang menimbulkan dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap masa depan bumi termasuk manusia dan makhluk hidup lain. Pemanasan global terjadi semata-mata karena aktivitas-aktivitas manusia yang mendorong timbulnya gas efek rumah kaca. Berbagai aktivitas manusia yang memicu peningkatan gas efek rumah kaca antara lain kegiatan industri, pembabatan dan kebakaran hutan secara terus-menerus, pembakaran pada kendaraan bermotor, kegiatan peternakan dan lain-lain. Pemanasan global hanya dapat dikendalikan dengan cara melakukan langkah-langkah pencegahan, seperti mengurangi bahkan menghilangkan karbon dioksida di atmosfer dengan penanaman dan pemeliharaan pohon, dan mengurangi aktivitas-aktivitas yang memicu peningkatan gas efek rumah kaca.
3.2 Saran
Untuk menyelamatkan kehidupan di bumi ini dari pemanasan global, bukan hanya pemerintah tetapi seluruh manusia di bumi harus melakukan langkah-langkah pencegahan mulai dari sekarang.
11
DAFTAR PUSTAKA
DM, Bachtiar dkk.(eds.). 2007. Ada Apa Dengan Ozon. Mojokerto: Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup Fadliah. 2008. “Pemanasan Global, Faktor Penyebab, Dampak dan Solusi”. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Gorontalo. Hanapiah, Ali. 2011. “Pemanasan Global (Global Warming)”. Institut Pemerintahan Dalam Negeri. Jatinangor. Jawa Barat Meiviana, Armely dkk. 2004. Bumi Makin Panas Ancaman Perubahan Iklim di Indonesia. R, Agus dan Rudy S.(eds.). 2008. Global Warming Mengancam Keselamatan Planet Bumi!!!. Ramlan, Mohammad. 2002. “Pemanasan Global (Global Warming). Jurnal Teknologi Lingkungan. (online) jilid 3 nomor 1. (http://ejurnal.bppt.go.id,) Utina, Ramli. 2015. “Pemanasan Global: Dampak dan Upaya Meminimalisirnya”. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Gorontalo.
12