MAKALAH BAHASA INDONESIA PENGARUH BAHASA ASING DALAM PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
PENYUSUN : NAMA
NPM
KELAS
DIDIT PRASETYO
12110005
3 KA 34
PROGRAM SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA KAMPUS “J” KALIMALANG
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga makalah mata kuliah Bahasa Indonesia ini dapat diselesaikan untuk salah satu tugas yang diberikan dosen mata kuliah Bahasa Indonesia sebagai mata kuliah dasar umum.
Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnyakepada dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberi bimbingan kepada saya sehingga makalah ini dapat dikumpulkan. Tugas makalah ini berjudul “PENGARUH BAHASA ASING DALAM PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA”. Yang membahas segala sesuatu tentang penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karenanya saya masih mengharapkan bimbingan dari dosen mata kuliah Bahasa Indonesia. Agar dilain kesempatan saya dapat mengerjakan tugas makalah dengan lebih baik lagi. Saya berharap agar makalah ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun pembaca. Akhir kata saya ucapkan terima kasih, Wassalamualaikum.
Bekasi, 6 Januari 2013
Didit Prasetyo
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………… …………………………………………………… ………………………………………… ……………… i DAFTAR ISI …………………………………………………… …………………………………………………………………………….. ……………………….. ii BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………………………… ……………………………………………………… …………………………………….. ………….. 1 1.2. Tujuan ………………………… …………………………………………………… ………………………………………………… ……………………… 2 1.3. Rumusan Masalah ……………………………………… ……………………………………………………………….. ……………………….. 2 BAB II PERMASALAHAN
2.1. Kedudukan Bahasa Nasional dan Bahasa Asing ………………………… ……………………………….. ……..
3
2.2. Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia …………………………… ……………………………………... ………...
14
BAB III KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan……………………… Kesimpulan…………………………………………………… ……………………………………………… …………………
19
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….
21
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap negara mempunyai media komunikasi yang mana dapat meperlancar suatu hubungan antar individu. Alat komunikasi ini kita sebut bahasa. Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya. Bahasa Indonesia merupakan media komunikasi yang digunakan oleh rakyat Indonesia dalam berbhasa antar daerah. Bahasa Indonesia juga bisa disebut sebagai jati diri bangsa Indonesia itu sendiri. Bahasa Indonesia sudah dikenal dari anak‐anak hingga dewasa karena merupakan suatu media yang menasional. Keadaan ini sungguh memprihatinkan. Jika generasi penerus masa depan bangsa Indonesia sudah tidak bisa menghargai bahasa sendiri maka bahasa Indonesia tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai bahasa Nasional. Sudah saatnya pemerintah bertindak dalam menyelamatkan bahasa Indonesia dari keterpinggiran. Setidaknya penyelamatan ini dimulai dari pemerinta uang mengeluarkan kebijakan agar Bahasa Indonesia tetap dapat menjalankan fungsinya walaupun terdapat sekolah yang di anggap memenuhi standart internasional. Tidak hanya pemerintah tetapi masyarakat yang berpendidikan harus membantu dalam menyelamatkan bahasa Indonesia, agar bahasa Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Sehingga Bangsa Indonesia bisa maju dengan tetap menghargai bahasa sendiri.
1
1.2 Tujuan
a) Untuk mengetahui cara menyamakan kedudukan Bahasa asing dengan Bahasa nasional b) Untuk mengetahui jati mengetahui jati diri Bangsa Indonesia c) Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dalam perkembangannya saat ini 1.3 Rumusan Masalah
a) Bagaimana cara menyamakan kedudukan antara Bahasa Asing dan Bahasa Nasional ? b) Bagaimana jati Bagaimana jati diri Bangsa Indonesia yang membedakannya dengan Bangsa lain? c) Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia?
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Kedudukan Bahasa Nasional dan Bahasa Asing
Kata serapan dalam bahasa atau lebih tepatnya antar bahasa adalah merupakan suatu hal yang lumrah. Setiap kali ada kontak bahasa lewat pemakainya pasti akan terjadi serap menyerap kata. Unit bahasa dan struktur bahasa itu ada yang bersifat tertutup dan terbuka bagi pengaruh bahasa lain. Tertutup berarti sulit menerima pengaruh, terbuka berarti mudah menerima pengaruh. Bunyi bahasa dan kosa kata pada umumnya merupakan unsur bahasa yang bersifat terbuka. Oleh karena itu, dalam kontak bahasa akan terjadi saling pengaruh, meminjam atau menyerap unsur asing dengan sendirinya Tidak ada dua bahasa yang sama persis apalagi bahasa yang berlainan rumpun. Dalam proses penyerapan dari bahasa pemberi pengaruh kepada bahasa penerima pengaruh akan terjadi perubahan‐perubahan. Ada proses penyerapan yang terjadi secara utuh, tetapi ada juga proses penyerapan yang terjadi dengan beberapa penyesuaian baik dalarn bahasa lisan maupun bahasa tulisnya. Bahasa Indonesia dari awal pertumbuhannya sampai sekarang telah banyak menyerap unsur‐unsur asing terutarna dalam hal kosa kata. Bahasa asing yang memberi pengaruh kosa kata dalam bahasa Indonesia antara lain : bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab dan bahasa Inggris. Masuknya unsur‐unsur asing ini secara historis juga sejalan dengan kontak budaya antara bangsa Indonesia dengan bangsa ‐bangsa pemberi pengaruh. Mula‐mula bahasa Sansekerta sejalan dengan masuknya agama Hindu ke Indonesia sejak sebelum bahasa Indonesia memunculkan identitas dirinya sebagai bahasa Indonesia, kemudian bahasa Arab karena eratnya hubungan keagamaan dan perdagangan antara masyarakat timur tengah dengan bangsa Indonesia, lalu bahasa Belanda sejalan dengan masuknya penjajahan Belanda ke Indonesia, kemudian bahasa
3
Inggris yang berjalan hingga sekarang, salah satu faktor penyebabnya adalah semakin intensifnya hubungan ilmu pengetahuan dan teknologi antara bangsa Indonesia dengan masyarakat pengguna bahasa Inggris. Unsur‐unsur asing ini telah menambah sejumlah besar kata ke dalam bahasa Indonesia sehingga bahasa Indonesia mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan zaman. Dan sejalan dengan perkembangan itu muncullah masalah‐masalah kebahasaan, khususnya penyerapan kata‐kata bahasa Inggris. Ada dua cara penyerapan kata‐kata dan ungkapan‐ungkapan dari bahasa inggris ke dalam bahasa Indonesia. Cara pertama adalah dengan menyerap secara seluruhnya, baik dalam ejaan maupun pada ucapannya. Cara kedua adlah dengan menyesuaikan ejaan maupun ucapannya. Penyerapan dengan [enyesuaian pada umumnya mengacu pada ucapan kata aslinya. Dengan demikian akan terjadi dalam ejaannya, diselaraskan dengan kaidah bahasa Indonesia. Berikut ini dapat dilihat beberapa macam pola penyerapan kata‐kata dalam bahasa inggris ke dalam bahasa Indonesia. 1. Kata‐kata dalam bahasa Inggris yang berawal dengan huruf C,Ch, huruf C,Ch, dan Q. Contoh: Inggris Certificate Censor Canteen Corruption Check Charter Chocolate Character Quality Quantity
Ucapan Se(r)tifikeit Sensor Kantiin Korapsien Cek Carter Cokeleit Karakte(r) Kwoliti Kwontiti
Indonesia Sertifikat Sensor Kantin Korupsi Cek Carter Coklat Karakter Kualitas Kuantitas 4
Quota Quiz
Kwota Kwiz
Kuota Kuiz
2. Suku kata bahasa inggris yang berakhir dengan “‐tion” dan “‐sion”, berubah menjadi “‐si” Contoh: Inggris Adoption Association Attension Calculation Combination Condition Deportasion
Indonesia Adopsi Asosiasi Atensi Kalkulasi Kombinasi Kondisi Deportasi
Discussion Deviation Emotion Vibration Transportstion Suggestion
Diskusi Deviasi Emosi Vibrasi Transportasi Sugesi
Arti Mengangkat(anak) Himpunan,ikatan Perhatian Perhitungan Kumpulan Keadaan Pengusiran WNA dari suatu Negara Pembicaraaan Penyimpangan Perasaan Getaran Pengangkutan Dorongan jiwa Dorongan jiwa
3. Kata‐kata dalam bahasa Inggris yang mempunyai suku‐kata akhir “‐ty” akan berubah menjadi “‐tas” dalam bahasa Indonesia. Contoh: Inggris Activity Facility Integrity Priority Quality
Indonesia Aktivitas Fasilitas Integritas Prioritas Kualitas
Arti Kegiatan Sarana Sifat jujur Sifat jujur Yang diutamakan Mutu
Reality University
Realitas Universitas
Kenyataan Perguruan tinggi
5
Namun, hal ini tidak berlaku untuk kata: Inggris Comodity Penalty Royalty
Indonesia Komoditi Penalty Royalty
Arti Barang dagangan Hukuman Pembayaran kepada pemegang hak cipta.
4. Kata‐kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata akhir “‐nt” akan berubah menjadi “‐n” dalam bahasa Indonesia Contoh: Inggris Argument Component
Indonesia Argument Komponen
Dominat Element Patent Statement
Dominan Elemen Paten Statemen
Arti Bantahan Bagian dari suatu alat Unggul Unsure Hak paten Pernyataan
Namun, Hal ini tidak berlaku untuk kata‐kata berikut: Inggris Comment Investment
Indonesia Komentar Investasi
Argument
Argu Argume ment ntas asi/ i/ar argu gume ment nt
Arti Pendapat Penanaman modal Sang Sangga gaha han n
5. Kata‐kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata akhir “‐ism” akan berubah menjadi “‐isme” dalam bahasa Indonesia. Contoh: Inggris Antogonism Dualism Egoism
Indonesia Antagonism Dualism Egoism
Arti Bert ertentangan Bersifat men‐dua Mementingkan diri 6
Organism Optism
sendiri Mahluk hidup Rasa percaya diri yang kuat
Organism Optismisme
6. Kata‐kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata akhir “‐ive” akan berubah menjadi “‐if” dalam bahasa Indonesia. Contoh: Inggris Aggressive Attracktive Competitive Destructive
Indonesia Agresif Atraktif Kompetitif Destruktif
Negative Selective
Negatif Selectif
Arti Galak Menarik Bersaing Bersifat merusak Kurang,buruk Pilih‐pilih
7. Kata‐kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata akhir “‐nal” akan berubah menjadi “‐nal” dalam bahasa Indonesia, namun ejaan keseluruhan berubah sesuai dengan ucapannya. Contoh: Inggris Emotional Functional
Indonesia Emosional Fungsional
Rational Proportion ional Traditional
Rasional Proporsional Tradisional
Arti Perasa Berkenaan dengan kerjanya dan tugasnya Masuk akal Sebanding,se ,sesuai Adat,kebiasan
8. Kata‐kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata awal “ph‐” sesuai dengan ucapannya menjadi “f ‐“ dalam bahasa Indonesia. Contoh:
7
Inggris Phantom Phenomena
Indonesia Fantom Fenomena
Arti Tiruan,ilusi Peristiwa yang hebat
Phrase Physics Physiologi
Frasa Fisika Fisiologi
Untaian kata Ilmu fisika Ilmu faal
9. Kata‐kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata awal “th‐” akan berubah menjadi “t‐” dalam bahasa Indonesia. Contoh: Inggris Theatre
Indonesia Teater
Theme Therapy Thermometer
Tema Terapi Thermometer
Arti Gedung pertunjukkan Pokok bahasan Pengobatan Alat pengukur suhu
10. Kata‐kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata akhir “‐y” akan berubah menjadi “‐i” dalam bahasa Indonesia. Contoh: Inggris Anarchy Biography Calligraphy Planology Pathology
Indonesia Anarki Biografi Kaligrafi Planologi Patologi
Subsidy
Subsidi
Arti Kekacauan Riwayat hidup Seni menulis indah Ilmu tata kota Ilmu tentang penyakit Bantuan berupa uang
11. Akhiran suku‐kata “‐ic” dalam bahasa Inggris dapat menjadi beberapa bentuk. Contoh: 8
Inggris 1.Athelete
Indonesia Atlit
Arti Olahragawan
Athletic
Atletis
Sifat badan yang kokoh
Athletics 2. Fantasy
Atletik Fantasi
Cabang olah raga atletik Khayalan
Fantasia
Fantasia
Karya seni penuh fantasi
Fantastic 3. Mechanic
Fantastis Mekanik
Sesuatu yang menakjubkan Montir
Mekanisme
Tata cara kerjanya
Mekanis
Berkaitan dengan mesin
4. Politics
Ilmu politik
Ilmu tentang tata‐cara mengelola negara
Political
Politis
Mechanism Mechanical
Berkaitan dengan politik Politic
Politik Berkaitan dengan pemerintahan
12. Kata‐kata dalam bahsa Inggris yang berawal dengan huruf C huruf C dapat berubah menjadi S, K, atau diawali dengan huruf C huruf C dalam bahasa Indonesia, sesuai dengan ucapannya. Contoh: Inggris Ceremony Celebrity Circuit Chaotic Check Café
Indonesia Seremoni Selebriti Sirkuit Keio Keiottik,k ik,kei eio otis Cek Kafe
Campus
Kampus
Career Clari larifi fica cati tion on
Karir Kla Klarifi rifika kasi si
Arti Upacara Boring‐orang terkenal Tempat balapan mobil Bera erantak ntakan an Memeriksa Semacam kedai atau restoran Lingkungan perguruan tinggi Pekerjaan Penjelasan 9
Kata‐kata serapan memang menambah pembendeharaan kosa‐kata bahasa Indonesia. Namun, penyerapan atau peminjaman kata‐kata asing tersebut juga tersebut juga akan menimbulkan kerancuan, keragu‐raguan, atau kekeliruan. Contoh: (a) Akses dan Ekses Dua kata ini memiliki kemirpan dalam ejaannya, tetapi memiliki arti yang berbeda. ð> Akses berasal dari access yang berarti jaln penghubung, kemudahan untuk mendapatkan sesuatu, kemudahan untuk menemui seseorang. ð> Ekses berasal dari kata Excess yang berarti berlebihan atau kelebihan, lebih dari seharusnya, perilaku yang melanggar moralitas dan kemanusiaan. (b) Even dan Event ð> Kata even memiliki arti rata, datar, genap, ama, bahkan. ð> Kata Event mengandung arti pertistiwa,kejadian,pertandingan. (c) Moment atau momen dan momentum ð> Moment atau momen berkaitan dengan waktu ð> Momentum berkaitan dengan gerak, dorongan, dan kekuatan. (d) Reformasi dan Anarki ð> Reformasi berasal dari kata to reform yang berarti memperbaiki (menjadi lebih baik). Namun, reformasi juga reformasi juga berarti perbaikan dalam tatanan social, politik, pemerintahan, dll.
10
ð> Anarki berasal dari kata anarchy berarti kekacauan. Selain itu, anarki juga mengabaikan atau tidak mengakui adanya hokum peraturan dan kekuasaan pemerintah. Dari penjelasan tersebut, jelaslah bahwa anarki bertentangan dengan reformasi dan bukan bagian dari reformasi. (a) Legal dan Legimate Dalam bahasa Indonesia, kedua kata ini memiliki arti sah (sah menurut hukum atau konstitusi). Lawan kata legal adalah illegal atu illegal, sedangkan lawan kata dari legitimate adalah illegitimate. ð> Legal biasanya berkaitan dengan hokum, misalnya pemalsuan ijazaah adalah perbuatan illegal. ð> Kata legitimate biasanya digunakan untuk pemerintahan, misalnya pemerintah yang legitimate merupakan pemerintahan yang dipilih oleh rakyat. (b) Kerancuan dalam proses penyerapan ð> Pada harian Pikiran Rakyat yang terbit tanggal 18 November 2000, pada halaman 4 (empat) terdapat judul berita sebagai berikut : “Karetaker Gubernur Banten Hari ini Dilantik Mendagri”. Kata caretaker dipakai sebagai pengganti caretaker (baca:keteike) yang artinya pejabat sementara. Penyerapan seperti ini jelas ini jelas tidak benar. ð> Akhir‐akhir ini banyak pejabat atau petinggi Negara menggunakan gabungan kata”kebohongan politik”. Bandingkan dengan kata‐kata berikut:
‐
Public opinion = opini pubic =pendapat umum.
‐
Public figure = tokoh public = tokoh masyarakat.
11
Jadi, kata “kebohongan publik” = public lie = kebohongan rakyat. Namun, rakyat berbohong kepada siapa? Agar tidak menimbulkan kerancuan, sebaiknya kata tersebut dinyatakan berbohong kepada rakyat atau tidak mengatakan yang sebenarnya kepada rakyat. (c) Okay Dalam bahasa Inggris kata ‘okay’ berarti ‘lumayan’, ‘cukuo baik’, atau ‘saya setuju’, tergantung dengan konteks . ð> A: Why don’t we go to shop?
==> A: Anda ingin ke toko?
B: Okay
B: Oke
Dalam konteks ini kata okay dan oke mengandung arti yang sama. ð> Oh, that place is okay I guess. ==>
Tempat itu lumayan menurut indah menurut
saya. Dalam konteks ini arti dari kata ‘okay’ dan ‘oke’ berbeda. Sejak kata ‘oke’ masuk bahasa Indonesia artinya sudah berubah terlalu jauh untuk digunakan untuk terjemahan langsung dalam contoh ini. ð> Who okayed this deal? ==>
Siapa yang menandatangani persetujuan ini?
Pennggunaan ‘okay’ ini belum terbiasa dalam bahasa Inggris, jadi tidak aneh bahwa artinya tidak ada dalam bahasa Indonesia. Dari contoh di atas, dapat diketahui ada terdapat perbedaan di antara ‘oke’ dan ‘okay ’. ’. Kata ‘oke’ dapat diartikan ’saya dapat’ atau ‘unggul’ tidak ada dalam bahasa Inggris. Contoh penggunaannya dapat dilihat dalam slogan stasiun televise RCTI, ‘Semakin Oke”. Jika kata ‘oke’ masih ada artinya sama dengan kata ‘okay’ dalam bahasa Inggris,
12
penggunaan ini tidak mungkin, karena tidak ada kampanye iklan yang harap meyakinkan penontonnya bahwa acaranya “semakin lumayan”. Dari beberapa contoh di atas terlihat jelas terlihat jelas bahwa bahasa Inggris sangat mempengaruhi pemakaian kosa‐kota dan bahkan struktur bahasa Indonesia. Banyak kata yang mengalami
perubahan.
Perubahan‐perubahan
yang
terjadi
terkadang
dapat menimbulkan kerancuan dalam pemakaiannya. Bahkan, pemakaian bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sering digabungkan dalam satu rangkaian kalimat. Hal ini terjadi supaya orang yang menggunakannya akan terlihat lebih modern. Penyerepan kosa‐kata tersebut dapat menambah pembendaharaan kosa‐kota Indonesia. Hal ini sudah tentu akan mempermudah kita berinteraksi khususnya kepada negar‐ negara lain. Namun.penyerapan kosa‐kota tersebut jangan diterima begitu saja. Dalam proses penyerapan harus dapat dilakukan dengan selektif, supaya karakteristik dari bahasa Indonesia tidak akan hilang. Contoh ‐contoh dampak negative masuknya bahasa asing selain diatas antara lain: 1. Anak‐anak mulai mengentengkan/menggampangkan untuk belajar bahasa Indonesia. 2. Rakyat Indonesia semakinlama kelamaan akan lupa kalau bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan. 3. Anak‐anak mulai menganggap rendah bacaan Indonesia. 4. Lama kelamaan rakyat Indonesia akan sulit mengutarakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 5. mampu melunturkan semangat nasionalisme dan sikap bangga pada bahasa dan budaya sendiri. Contoh ‐Contoh pengaruh positif bahasa positif bahasa asing bagi perkembangan anak antara lain : 1. mampu meningkatkan pemerolehan bahasa anak. 2. semakin banyak orang yang mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris maka akan semakin cepat pula proses transfer ilmu pengetahuan 13
3. menguntungkan dalam berbagai kegiatan (pergaulan internasional, bisnis, sekolah). 4. anak dapat memperoleh dua atau lebih bahasa dengan baik apabila terdapat pola sosial yang konsisten dalam komunikasi, seperti dengan siapa berbahasa apa, di mana berbahasa apa, atau kapan berbahasa apa. 5. anak akan melalui tahap perkembangan bahasa yang relatif sama relatif sama meskipun setiap anak dapat mencapai tahap‐tahap tersebut pada usia yang berbeda. 6. sangat baik untuk kondisi fisik dan kemampuan kerja otak.
2.2
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
Secara formal sampai saat ini bahasa Indonesia mempunyai empat kedudukan, yaitu sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa resmi. Dalam perkembangannya lebih lanjut, bahasa Indonesia berhasil mendudukkan diri sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu. Keenam kedudukan ini mempunyai fungsi yang berbeda, walaupun dalam praktiknya dapat saja muncul secara bersama‐sama dalam satu peristiwa, atau hanya muncul satu atau dua fungsi saja. Bahasa Indonesia dikenal secara luas sejak “Soempah Pemoeda”, 28 Oktober 1928, yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Pada saat itu para pemuda sepakat untuk mengangkat bahasa Melayu‐Riau sebagai bahasa Indonesia. Para pemuda melihat bahwa bahasa Indonesialah yang berpotensi dapat mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri atas ratusan suku vangsa atau etnik. Pengangkatan status ini ternyata bukan hanya isapan jempol. isapan jempol. Bahasa Indonesia bisa menjalankan fungsi sebagai pemersatu bangsa Indonesia. Dengan menggunakan bahasa Indonesia rasa kesatuan dan persatuan bangsa yang berbagai etnis terpupuk. Kehadiran bahasaIndonesia di tengah‐tengah ratusan bahasa daerah tidak menimbulkan sentimen negatif bagi etnis yang menggunakannya. Sebaliknya, justru Sebaliknya, justru kehadiran bahasa Indonesia dianggap sebagai pelindung sentimen kedaerahan dan sebagai penengah ego kesukuan. Dalam hubungannya sebagai alat untuk menyatukan berbagai suku yang mempunyai latar belakang budaya dan bahasa masing‐masing, bahasa Indonesia justru dapat 14
menyerasikan hidup sebagai bangsa yang bersatu tanpa meinggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai‐nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa etnik yang bersangkutan. Bahkan, lebih dari itu, dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan ini, kepentingan nasional diletakkan jauh di atas kepentingan daerah dan golongan. Latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda‐beda berpotensi untuk menghambat perhubungan antardaerah antarbudaya. Tetapi, berkat bahasa Indonesia, etnis yang satu bisa berhubungan dengan etnis yang lain sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Setiap orang Indonesia apa pun latar belakang etnisnya dapat bepergian ke pelosok‐pelosok tanah air dengan memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Kenyataan ini membuat adanya peningkatan dalam penyebarluasan pemakaian
bahasa
Indonesia
dalamn
fungsinya
sebagai
alat
perhubungan antardaerah antarbudaya. Semuanya terjadi karena bertambah baiknya sarana perhubungan, bertambah luasnya pemakaian alat perhubungan umum, bertambah banyaknya jumlah perkawinan antarsuku, dan bertambah banyaknya perpindahan pegawai negeri atau karyawan swasta dari daerah satu ke daerah yang lain karena mutasi tugas atau inisiatif sendiri. inisiatif sendiri. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mulau dikenal sejak 17 Agustus 1945 ketika bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Dalam kedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional atau lambang kebangsaan. Bahasa Indonesia mencerminkan nilai‐nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan. Melalui bahasa nasional, bangsa Indonesia menyatakan harga diri dan nilai‐nilai budaya yang dapat dijadikan pegangan hidup. Atas dasar kebanggaan ini, bahasa Indonesia dipelihara dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia. Rasa kebanggaan menggunakan bahasa Indonesia ini pun terus dibina dan dijaga oelh bangsa Indonesia. Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia dijunjung tinggi di samping bendera nasional, Merah Putih, dan lagu nasional bangsa Indonesia, Indonesia Raya. Dalam melaksanakan fungsi ini, bahasa Indonesia tentulah harus memiliki identitasnya sendiri sehingga serasi dengan lambang kebangsaan lainnya.
15
Bahasa Indonesia dapat mewakili identitasnya sendiri apabila masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga bersih dari unsur‐unsur bahasa lain, yang memang benar‐benar tidak diperlukan, misalnya istilah/kata dari bahasa Inggris yang sering diadopsi, padahal istilah.kata tersebut sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Sejalan dengan fungsinya sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya, bahasa Indonesia telah berhasil pula menjalankan fungsinya sebagai alat pengungkapan perasaan. Kalau beberapa tahun yang lalu masih ada orang yang berpandangan bahwa bahasa Indonesia belum sanggup mengungkapkan nuansa perasaan yang halus, sekarang dapat dilihat kenyataan bahwa seni sastra dan seni drama, baik yang dituliskan maupun yang dilisankan, telah berkembang demikian pesatnya. Hal ini menunjukkan bahwa nuansa perasaan betapa pun halusnya dapat diungkapkan secara jelas dan sempurna dengan menggunakan bahasa Indonesia. Kenyataan ini tentulah dapat menambah tebalnya rasa kesetiaan kepada bahasa Indonesia dan rasa kebanggaan akan kemampuan bahasa Indonesia. Dengan berlakunya Undang ‐undang Dasar 1945, bertambah pula kedudukan bahasa Indonesia, yaitu sebagai bahasa negara dan bahasa resmi. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia dipakai dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik secara lisan maupun tulis. Dokumen‐dokumen, undang ‐undang, peraturan‐peraturan, dan surat‐menyurat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan instansi kenegaraan lainnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Pidato‐pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dengan bahasa Indonesia. Hanya dalam kondisi tertentu saja, demi komunikasi internasional (antarbangsa dan antarnegara), kadang ‐kadang pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dengan bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Warga masyarakat pun dalam kegiatan yang berhubungan dengan upacara dan peristiwa kenegaraan harus menggunakan bahasa Indonesia. Untuk melaksanakan fungsi sebagai bahasa negara, bahasa perlu senantiasa dibina dan dikembangkan. Penguasaan bahasa Indonesia perlu dijadikan salah satu faktor yang menentukan dalam pengembangan ketenagaan, baik dalam penerimaan karyawan atau pagawai baru, kenaikan pangkat,
16
maupun pemberian tugas atau jabatan tertentu pada seseorang. Fungsi ini harus diperjelas dalam pelaksanaannya sehingga dapat menambah kewibawaan bahasa Indonesia. Dalam kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia bukan saja dipakai sebagai alat komunikasi timbal balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja dipakai sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarsuku, tetapi juga dipakai sebagai alat perhubungan formal pemerintahan dan kegiatan atau peristiwa formal lainnya. Misalnya, surat‐menyurat antarinstansi pemerintahan, penataran para pegawai pemerintahan, lokakarya masalah pembangunan nasional, dan surat dari karyawan atau pagawai ke instansi pemerintah. Dengan kata lain, apabila pokok persoalan yang dibicarakan menyangkut masalah nasional dan dalam situasi formal, berkecenderungan menggunakan bahasa Indonesia. Apalagi, di antara pelaku komunikasi tersebut terdapat jarak sosial yang cukup jauh,misalnya antara bawahan – atasan, mahasiswa – dosen, kepala dinas – bupati atau walikota, kepala desa – camat, dan sebagainya. Akibat pencantuman bahasa Indonesia dalam Bab XV, Pasal 36, UUD 1945, bahasa Indonesia pun kemudian berkedudukan sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu. Di samping sebagai bahasa negara dan bahasa resmi. Dalam hubungannya sebagai bahasa budaya, bahasa Indonesia merupakan satu‐satunya alat yang memungkinkan untuk membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga bahasa Indonesia memiliki ciri‐ciri dan identitas sendiri, yang membedakannya dengan kebudayaan daerah. Saat ini bahasa Indonesia dipergunakan sebagai alat untuk menyatakan semua nilai sosial budaya nasional. Pada situasi inilah bahasa Indonesia telah menjalankan kedudukannya sebagai bahasa budaya. Di samping itu, dalam kedudukannya sebagai bahasa ilmu, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuna dan teknologi (iptek) untuk kepentingan pembangunan nasional. Penyebarluasan iptek dan pemanfaatannya kepada perencanaan dan pelaksanaan pembangunan negara dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Penulisan dan penerjemahan buku‐buku teks serta penyajian pelajaran atau perkuliahan
17
di
lembaga‐lembaga
pendidikan
untuk
masyarakat
umum
dilakukan
dengan
menggunakan bahasa Indonesia. Dengan demikian, masyarakat Indonesia tidak lagi bergantung sepenuhnya kepada bahasa ‐bahasa asing (bahasa sumber) dalam usaha mengikuti perkembangan dan penerapan iptek. Pada tahap ini, bahasa Indonesia bertambah perannya sebagai bahasa ilmu. Bahasa Indonesia oun dipakai bangsa Indonesia sebagai alat untuk mengantar dan menyampaian ilmu pengetahuan kepada berbagai kalangan dan tingkat pendidikan. Bahasa Indonesia berfungsi pula sebagai bahasa pengantar di lembaga‐lembaga pendidikan, mulai dari lembaga pendidikan terendah (taman kanak ‐kanak) sampai dengan lembaga pendidikan tertinggi (perguruan tinggi) di seluruh Indonesia, kecuali daerah‐daerah yang mayoritas masih menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa ibu. Di daerah ini, bahasa daerah boleh dipakai sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan tingkat sekolah dasar sampai dengan tahun ketiga (kelas tiga). Setelah itu, harus menggunakan bahasa Indonesia. Karya‐karya ilmiah di perguruan tinggi (baik buku rujukan, karya akhir mahasiswa – skripsi, tesis, disertasi, dan hasil atau laporan penelitian) yang ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia, menunjukkan bahwa bahasa Indonesia telah mampu sebagai alat penyampaian iptek, dan sekaligus menepis anggapan bahsa bahasa Indonesia belum mampu mewadahi konsep‐konsep iptek.
18
BAB III PENUTUP 3.1
KESIMPULAN
Kedudukan Bahasa Inggris di Indonesia merupakan bahasa asing pertama. Kedudukan tersebut berbeda dengan bahasa kedua. Mustafa dalam hal ini menyatakan bahwa bahasa kedua adalah bahasa yang dipelajari anak setelah bahasa ibunya dengan ciri bahasa tersebut digunakan dalam lingkungan masyarakat sekitar. Sedangkan bahasa asing adalah bahasa negara lain yang tidak digunakan secara umum dalam interaksi sosial. Kedudukan Bahasa Inggris di Indonesia tersebut mengakibatkan jarang mengakibatkan jarang digunakannya Bahasa Inggris dalam interaksi sosial di lingkungan anak. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang menggunakan bahasa pengantar Bahasa Inggris karena pemerolehan bahasa asing bagi anak berbanding lurus dengan volume, frekuensi dan penggunaannya dalam kehidupan sehari‐hari. Bahasa Indonesia mempunyai ciri‐ciri umum dan kaidah‐kaidah okok tertentu yang membedakannya dengan bahasa ‐bahasa lainnya di dunia ini, baik bahasa asing maupun bahasa daerah. Dengan ciri‐ciri umum dan kaidah0kaidah pokok ini pulalah dapat dibedakan mana bahasa Indonesia dan mana bahasa asing ataupun bahasa daerah. Oleh karena itu, ciri‐ciri umum dan kaidah‐kaidah pokok tersebut merupakan jati merupakan jati diri bahasa Indonesia. Ciri‐ciri umum dan kaidah‐kaidah pokok yang dimaksud adalah antara lain sebagai berikut. Dengan berlakunya Undang‐undang Dasar 1945, bertambah pula kedudukan bahasa Indonesia, yaitu sebagai bahasa negara dan bahasa resmi. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia dipakai dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik secara lisan maupun tulis. Dokumen‐dokumen, undang ‐undang, peraturan‐peraturan, dan surat‐menyurat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan instansi kenegaraan lainnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Pidato‐pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dengan bahasa Indonesia. Hanya dalam kondisi tertentu saja, demi
19
komunikasi internasional (antarbangsa dan antarnegara), kadang ‐kadang pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dengan bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Warga masyarakat pun dalam kegiatan yang berhubungan dengan upacara dan peristiwa kenegaraan harus menggunakan bahasa Indonesia. Untuk melaksanakan fungsi sebagai bahasa negara, bahasa perlu senantiasa dibina dan dikembangkan. Penguasaan bahasa Indonesia perlu dijadikan salah satu faktor yang menentukan dalam pengembangan ketenagaan, baik dalam penerimaan karyawan atau pagawai baru, kenaikan pangkat, maupun pemberian tugas atau jabatan atau jabatan tertentu pada seseorang. Fungsi ini harus diperjelas dalam pelaksanaannya sehingga dapat menambah kewibawaan bahasa Indonesi
20
DAFTAR PUSTAKA 1. http://odhepriyamona.wordpress.com/2009/10/20/bahasa‐indonesia‐dan‐era‐ globalisasi/ 2. http://silviarasyid.blogspot.com/2010/04/pengaruh‐penerapan‐penggunaan‐ bahasa.html 3. http://wartawar http://wartawarga.gunadarma ga.gunadarma.ac.id/2011/04/penga .ac.id/2011/04/pengaruh ruh‐bahasa‐asing‐terhadap‐ perkembangan‐bahasa ‐indonesia/ 4. http://www.natalizer.co.cc/2010/02/pengaruh‐bahasa‐asing‐terhadap‐bahasa.html
21