BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
1) Stru Strukt ktur ur Pas Pasa ar Pasa Pasarr adal adalah ah temp tempat at / pros proses es untu untuk k inte intera raks ksii anta antara ra perm permin intaa taan n (pem (pembe beli li)) dan dan penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat menetapkan harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan. Jadi setiap proses yang mempertemukan antara pembeli dan penjual, akan membentuk harga yang disepakati antara pembeli dan penjual. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat pasar dalam bentuk fisik seperti pasar barang (barang konsumsi). Strukt Struktur ur Pasar Pasar adalah adalah pengge penggelom lompok pokan an produs produsen en kepada kepada beberap beberapaa bentuk bentuk pasar pasar berdasarkan pada ciri-ciri seperti : •
Jenis produk yang dihasilkan,
•
Banyaknya perusahaan dalam industri,
•
Mudah tidaknya keluar atau masuk ke dalam industri, dan
•
Peranan iklan dalam kegiatan industri. Berdasarkan jumlah penjual, struktur pasar dibedakan menjadi empat, yaitu :
i. ii. ii.
Pasar Pasar Persa Persaing ingan an Semp Sempurn urna: a: pasa pasarr denga dengan n jumla jumlah h penju penjual al sang sangat at bany banyak. ak. Pasa Pasarr Mono Monopo poli li : Pasa Pasarr deng dengan an hany hanyaa satu satu penj penjua ual. l.
iii. iii.
Pasa Pasarr Olig Oligop opol olii : Pasa Pasarr deng dengan an jum jumlah lah pen penju jual al sedi sediki kit. t.
iv. iv.
Pas Pasar Pers Persai aing ngan an Monop onopol olis isti tik k : pasar asar deng engan ban banyak yak penju enjual al teta tetap pi produ rodukk produknya heterogen, sehingga masing-masing penjual dapat mempengaruhi harga. Ketiga pasar terakhir termasuk dalam pasar persaingan tidak sempurna.
2) Pasar Pasar Pers Persain aingan gan Sempur Sempurna na Struktur pasar i persaingan sempurna ini merupakan struktur yang paling ideal, karena struktur pasar ini akan dapat menjamin berlangsungnya aktivitas produksi dengan tingkat 1
efisiensi yang tinggi. Sebab dalam analisis ekonomi sering digunakan asumsi bahwa perekonomian merupakan pasar persaingan sempurna. Tetapi dalam praktek tidak mudah untuk menentukan suatu industri dapat digolongkan ke dalam pasar persaingan sempurna yang sesungguhnya (sesuai teori). Umumnya, yang ada adalah yang mendekati ciri-ciri struktur pasar tersebut , yaitu: •
Terdapat sangat banyak penjual dan pembeli.
•
Produk yang dihasilkan oleh para produsen adalah homogen.
•
Setiap produsen adalah pengambil harga ( price taker).
•
Perusahaan-perusahaan bebas masuk dan keluar pasar ( free entry and exit of firms). Maksimisasi profit/keuntungan.
•
Tidak ada regulasi dari pemerintah.
•
Mobilitas faktor-faktor produksi sempurna.
•
Pengetahuan sempurna ( perfect knowledge).
3) Pasar Persaingan tidak Sempurna Bahasan yang berhubungan dengan pasar persaingan tidak sempurna, di mana pada pasar persaingan tidak sempurna pembahasannya yaitu : •
Pasar monopoli,
•
Pasar oligopoli,
•
Pasar duopoli,
•
Pasar monopolistik dan
•
Monopsoni.
Akhirnya pada makalah ini akan membahas tentang Pasar Monopoli dan nantinya akan dikaitkan dengan artikel atau Jurnal manajemen ekonomi manajerial tentang struktur pasar monopoli.
2
BAB II TINJAUAN MATERI
1. Pengertian Pasar Monopoli
Monopoli adalah struktur pasar di mana hanya terdapat satu penjual, tidak ada substitusi produk yang mirip (close substitute) , dan terdapat hambatan masuk ( barriers to
entry) ke pasar . Jadi Arti dari pasar monopoli merupakan bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran di mana hanya ada satu penjual/produsen yang berhadapan dengan banyak pembeli atau konsumen.
2. Ciri-Ciri Pasar Monopoli
Hanya terdapat satu penjual atau produsen, harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli, umumnya monopoli dijalankan oleh pemerintah untuk kepentingan hajat hidup orang banyak, sangat sulit untuk masuk ke pasar karena peraturan undang-undang maupun butuh sumber daya yang sulit didapat, hanya ada satu jenis produk tanpa adanya alternatif pilihan, dan tidak butuh strategi dan promosi untuk sukses. 3.
Penyebab Terjadinya Pasar Monopoli
Ada beberapa penyebab terjadinya pasar monopoli, di antara penyebabnya adalah sebagai berikut: a) Ditetapkannya Undang-undang (Monopoli Undang-undang). b) Hasil pembinaan mutu dan spesifikasi yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain, sehingga lama kelamaan timbul kepercayaan masyarakat untuk selalu menggunakan produk tersebut. c) Hasil cipta atau karya seseorang yang diberikan kepada suatu perusahaan untuk diproduksi, yang kita kenal dengan istilah hak paten atau hak cipta. 3
d) Sumber daya alam. Perbedaan sumber daya alam menyebabkan suatu produk hanya dikuasai oleh satu daerah tertentu seperti timah dari pulau Bangka. e) Modal yang besar, berarti mendukung suatu perusahaan untuk lebih mengembangkan dan penguasaan terhadap suatu bidang usaha.
4
BAB III ISI
Studi Kasus Monopoli Siaran Liga Inggris oleh Astro Tv Dengan Larangan Penguasaan Pasar Pada pembahasan berukut penulis mengambil beberapa artikel yang berkaitan dengan kasus monopoli ASTRO terhadap Siaran Liga Inggris pada waktu lalu yang akan dibahas pada makalah ini, berikut arikel-artikel tersebut :
Ligagame Forum KOMUNITAS => Komunitas => Topic started by: jahhh on September 05, 2007, 10:23:19 AM Rabu, 05/09/2007 00:15 WIB Menkominfo Didesak Membela Pecinta Sepakbola Achmad Rouzni Noor II - detikSport Jakarta - Penguasaan hak siar Liga Inggris di Indonesia oleh Astro masih terus menuai protes. Para pecinta Premiership mendesak Menkominfo M. Nuh untuk mengakhiri monopoli stasiun TV Malaysia itu. 5
Adalah Komunitas Pecinta Bola (KPB) yang melakukan desakan kepada Menkominfo di Jakarta, Selasa (4/9/2007). Ini merupakan aksi kedua, setelah pada 31 Agustus lalu juga menggelar aksi serupa. Berorasi di depan Depkominfo Jl. Medan Merdeka Barat, komunitas yang diketuai M. Iqbal itu mendesak Menkominfo mengambil langkah penting untuk membela kepentingan publik, khususnya pecinta sepakbola. "Kami minta Menkominfo segera mengambil langkah dalam rangka membela kepentingan publik. Pecinta sepakbola di Indonesia butuh hiburan murah," ujar Iqbal dalam unjuk rasa tersebut. Iqbal menambahkan pemerintah, dalam hal ini Depkominfo, harus melakukan segala upaya institusional termasuk berkoordinasi dengan seluruh instansi pemerintah terkait dan lembaga negara serta lembaga hukum untuk mengakhiri eksklusivitas dan monopoli penayangan program EPL oleh Astro. "Kami juga mendesak pemerintah turut melaporkan kepada Komisi Persaingan Usaha mengenai adanya persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan Astro," tambah Iqbal. Menurut Iqbal, pengambilalihan secara eksklusif siaran EPL oleh salah satu pelaku usaha dengan mengorbankan kepentingan publik merupakan bentuk praktek monopoli atau persaingan usaha tidak sehat. Iqbal menambahkan hal ini pantas saja terjadi karena jumlah masyarakat Indonesia yang menyukai siaran liga Inggris sangatlah besar. "Jumlah masyarakat yang besar ini telah dimanfaatkan oleh Astro untuk memperbesar pangsa pasarnya," lanjutnya. Masih menurut Iqbal, ia menambahkan bahwa usaha Astro memonopoli hak siar Liga Inggris merupakan bentuk pelanggaran terhadap komitmen FIFA yang tercantum dalam slogannya yaitu, football for all (sepakbola untuk semua). "Tindakan tersebut justru mengakibatkan siaran tersebut tidak dapat dinikmati oleh masyarakat kecil yang tidak mampu," tegas dia. http://www.ligagame.com/forum/index.php?action=printpage;topic=56188.0
KPPU Mulai Mendalami Kasus Monopoli Astro TV Senin, 11 Februari 2008 23:35
Kapanlagi.com - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memanggil tiga pelapor kasus dugaan monopoli siaran Sepakbola Liga Inggris oleh operator TV berbayar Astro (PT Direct
6
Vision) yaitu Indovision, Telkomvision dan IM2 untuk memberikan keterangan di kantor KPPU di Jakarta, Senin. "Pelapor memberikan keterangan disertai data-data yang kami minta untuk mendukung proses pemeriksaan selanjutnya, karena ini masih dalam proses pemeriksaan pendahuluan yang berlangsung sampai 30 hari kerja" kata Ketua Tim Pemeriksa Kasus Astro, Tri Anggraini usai pemeriksaan pelapor di kantor KPPU di Jakarta, Senin. Dia mengatakan dalam pemeriksaan pendahuluan ini pihaknya mempunyai kewenangan memeriksa dokumen dan juga keterangan baik dari pelapor dan terlapor yang diperiksa minggu depan. Tri mengatakan pihak pelapor mengakui sudah menderita kerugian material berupa kehilangan pelanggan akibat monopoli siaran Liga Inggris oleh Astro berkisar Rp1 triliun sampai Rp2 triliun tiap-tiap operator TV berbayar tersebut. "Masing-masing mengalami kerugian Rp1 triliun sampai Rp2 triliun, tergantung pada jumlah pelanggan, karena ada satu operator yang kehilangan jumlah pelanggan cukup signifikan," kata Tri. Dia menjelaskan berdasarkan undang-undang, KPPU mempunyai kewenangan untuk menjatuhkan sanksi administrasi berupa denda yang masuk kas negara atau ganti rugi dari pihak terlapor kepada pelapor. Tri menjelaskan dari keterangan dan data-data pelapor, KPPU melihat adanya indikasi awal bahwa Astro menghambat siaran sepakbola Liga Inggris kepada operator TV berbayar lainnya. "Indikasi awalnya adalah mereka (Astro) melakukan tindakan yang menghambat untuk memberikan jasa yang sejenis terutama dalam hal ini adalah program liga sepakbola Inggris," kata Tri. Bila dalam waktu 30 hari kerja KPPU mempunyai bukti kuat adanya monopoli siaran Liga Inggris oleh Astro maka kasus tersebut akan diteruskan pada pemeriksaan lanjutan. Tri menambahkan KPPU berencana memanggil tiga terlapor yaitu PT Direct Vision (Astro Indonesia), Astro Malaysia dan satu perusahaan dari Singapura pada minggu depan untuk dimintai keterangan. Pada kesempatan yang sama, Wakil Presiden Direktur PT MNC Skyvision pemilik Indovision Digital, Handhi S Kentjono membenarkan bahwa pihaknya bersama dengan Telkomvision dan IM2 memberikan keterangan kepada KPPU mengenai dugaan monopoli siaran Liga Inggris oleh Astro. "Data yang disampaikan hari ini sudah menunjuk ke subtansi bahwa sudah ada pelanggaran dan kita sampaikan estimasi kerugian yang kita alami," kata Handhi. Handhi mengatakan kasus ini baru pertama kalinya bahwa operator TV berbayar mengalami diskriminasi channel untuk disiarkan dari distributor dalam hal ini tiga operator tersebut tidak mendapatkan siaran Liga Inggris. 7
Sekretaris Perusahaan PT MNC Skyvision, Arya Mahendra mengatakan pihaknya memberikan keterangan kepada KPPU bahwa Indovision kehilangan pelanggan sekitar 50 ribu karena kasus ini dan akan bertambah tiap bulannya. Arya menjelaskan bahwa Astro saat ini mempunyai jumlah pelanggan 195 ribu karena memonopoli siaran Liga Inggris dari sebelumnya hanya mempunyai 4.000 pelanggan. "Dari data mereka, pada Januari 2007 mereka mempunyai 55 ribu pelanggan, pada Juli 2007 mempunyai 80 ribu pelanggan dan hanya dalam tiga bulan yaitu Oktober 2007 mereka mempunyai 140 ribu pelanggan," kata dia. Arya menambahkan Astro mendapat pelanggan sebanyak tersebut tanpa harus melakukan promosi dengan biaya yang besar seperti Indovision karena Astro memonopoli siaran Liga Inggris. Menanggapi tiga operator TV berlangganan yaitu Indovision, Telkomvision dan IM2 yang melaporkan PT Direct Vision, kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) karena melakukan monopoli siaran Liga Inggris di Indonesia, Vice President Corporate Affairs PT Direct Vision, Halim Mahfudz mengatakan pihaknya tidak akan menanggapi hal tersebut. "Kami menolak dan tidak setuju dengan tuduhan tentang pelanggaran UU Anti Monopoli atau pelanggaran hukum lainnya. Jika ada tuduhan semacam itu, kami akan memperjuangkan hak-hak kami dan hak-hak pelanggan kami secara hukum," kata Halim dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (14/10/2007). (*/rsd) http://berita.kapanlagi.com/ekonomi/nasional/kppu-mulai-mendalami-kasus-monopoli-astrotv-5hn0o6a.html
Pembahasan Dalam Undang-Undang No. 5 tahun Tahun 1999 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan monopoli ialah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha. Monopoli dapat muncul dalam berbagai bentuk dan cara. Yang pertama ialah yang terjadi karena memang dikehendaki oleh hukum. Kedua ialah monopoli yang lahir dan tumbuh secara alamiah karena didukung oleh iklim dan lingkungan yang cocok. Bentuk yang ketiga ialah monopoli yang diperoleh melalui lisensi dengan menggunakan mekanisme kekuasaan . Dari ketiga bentuk monopoli ini yang paling sering mencuat ialah jenis yang ketiga. Kemudian, hal-hal yang dilarang oleh UU No.5/1999 ada tiga golongan :
1) Perjanjian-perjanjian tertentu yang berdampak tidak baik untuk persaingan pasar. 2) Kegiatan-kegiatan tertentu yang berdampak tidak baik untuk persaingan pasar. 8
3) Posisi dominan di pasar.
Salah satu yang diatur dalam UU No.5/1999 ialah adanya beberapa perjanjian yang dilarang. Beberapa di antaranya ialah; perjanjian bersifat oligopoli, penetapan harga, pembagian wilayah, pemboikotan, kartel, trust, bersifat oligopsoni, mengatur integrasi vertikal, tertutup, dan perjanjian dengan pihak luar negeri. Dalam tulisan ini masalah yang diangkat khususnya perjanjian yang dilakukan dengan pihak luar negeri, yang mana pihak luar negeri tersebut memiliki hak eksklusif terhadap seuatu produk barang atau jasa. Pasal 16 meneyebutkan bahwa pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pihak lain di luar negeri yang memuat ketentuan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau praktek persaingan usaha tidak sehat.
A. Monopoli dan Hal-Hal Yang Dilarang
Untuk menilai berlangsungnya suatu proses monopolisasi, sehingga dapat terjadi suatu bentuk monopoli yang dilarang ada beberapa hal yang harus diperhatikan : 1)
Penentuan mengenai pasar yang bersangkutan (the relevant market)
2)
Penilaian terhadap keadaan pasar dan jumlah pelaku usaha
3)Ada tidaknya “kehendak” untuk melakukan monopoli oleh pelaku usaha tertentu tersebut. Posisi dominan ialah keadaan di mana pelaku usaha tidak mempunyai pesaing yang berarti di pasar yang bersangkutan dalam kaitan dengan pangsa pasar yang dikuasai, atau pelaku usaha mempunyai posisi tertinggi di antara pesaingnya di pasar yang bersangkutan dalam kaitannya dengan kemampuan keuangan, kemampuan akses pada pasokan atau penjualan, serta kemampuan untuk meyesuaikan pasokan atau permintaan barang atau jasa tertentu . Hal-hal yang dilarang oleh Undang-Undang Anti Monopoli adalah sebagai berikut : 1) Perjanjian-perjanjian tertentu yang berdampak tidak baik untuk persaingan pasar, yang terdiri dari : a) Oligopoli
d) Pemboikotan
b) Penetapan harga
e) Kartel
c) Pembagian wilayah
f) Trust 9
g) Oligopsoni
i) Perjanjian tertutup
h) Integrasi vertical
j) Perjanjian dengan pihak luar negeri
2) Kegiatan-kegiatan tertentu yang berdampak tidak baik untuk persaingan pasar, yang meliputi kegiatan-kegiatansebagai berikut : a) Monopoli
c) Penguasaan pasar
b) Monopsoni
d) Persekongkolan
3) Posisi dominan, yang meliputi : a) Pencegahan konsumen untuk memperoleh barang atau jasa yang bersaing b) Pembatasan pasar dan pengembangan teknologi
c) Menghambat pesaing untuk bisa masuk pasar d) Jabatan rangkap e) Pemilikan saham f) Merger, akuisisi, konsolidasi
B. Perjanjian Yang Dilarang
Jika dibandingkan dengan pasal 1313 KUH Perdata, UU No.5/199 lebih menyebutkan secara tegas pelaku usaha sebagai subyek hukumnya, dalam undang-undang tersebut, perjanjian didefinisikan sebagai suatu perbuatan satu atau lebih pelaku usaha untuk mengikatkan diri terhadap satu atau lebih pelaku usaha lain dengan nama apapun, baik tertulis maupun tidak tertulis . Hal ini namun masih menimbulkan kerancuan. Perjanjian dengan ”understanding” apakah dapat disebut sebagai perjanjian. Perjanjian yang lebih sering disebut sebagai tacit agreement ini sudah dapat diterima oleh UU Anti Monopoli di beberapa negara, namun dalam pelaksanaannya di UU No.5/1999 masih belum dapat menerima adanya ”perjanjian dalam anggapan” tersebut. Sebagai perbandingan dalam pasal 1 Sherman Act yang dilarang adalah bukan hanya perjanjian (contract), termasuk tacit agreement tetapi juga combination dan conspiracy. Jadi cakupannya memang lebih luas dari hanya sekedar ”perjanjian” kecuali jika tindakan tersebut —collusive behaviour—termasuk ke dalam kategori kegiatan yang dilarang dalam bab IV dari Undang-Undang Anti Monopoli . Perjanjian yang dilarang dalam UU No.5/1999 tersebut adalah perjanjian dalam bentuk sebgai berikut : a) Oligopoli b) Penetapan harga 10
c) Pembagian wilayah d) Pemboikotan e) Kartel f) Trust g) Oligopsoni h) Integrasi vertical i) Perjanjian tertutup j) Perjanjian dengan pihak luar negeri
Dalam hal ini penulis akan lebih menyoroti tentang perjanjian dengan pihak luar negeri terkait dengan studi kasus yang ditelaah, yakni kasus monopoli siaran liga Inggris yang dilakukan oleh Astro TV. Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pihak lain di luar negeri yang memuat ketentuan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau praktek persaingan usaha tidak sehat . Dengan demikan perjannjian dengan pihak luar negeri sebenarnya sah-sah saja dengan syarat perjanjian yang dibuat tidak menimbulkan praktek monopoli atau persaingan bisnis yang tidak sehat. Hal yang perlu dicermati ialah tidak adanya penjelasan lebih lanjut mengenai pasal 16 ini. Yang paling utama ialah, status pihak luar negeri atau pihak lain di luar negeri. Hal ini jelas berbeda, ”pihak luar negeri” dapat diartikan sebagai status atau kewargaan, jadi dapat berarti pelaku usaha, badan usaha, orang perorangan, yang bukan warga negara Indonesia, sedangkan ”pihak lain di luar negeri” dapat diartikan dengan lokasi di mana pihak tersebut berada atau di mana perjanjian tersebut dibuat Di samping itu, apabila terjadi pelanggaran terhadap Undang-Undang Anti Monopoli ini, apakah hanya pelaku usaha Indonesia saja yang dapat ”diadili” oleh pihak yang berwenang? Lantas bagaimana dengan pihak luar negeri yang membuat perjanjian dengan pelaku usaha Indonesia tersebut. Jika dibandingkan dengan Sherman Act, bukan hanya pelaku usaha Amerika Serikat sja yang dapat diadili namun pihak asing yang membuat pelanggaran dapat diproses ke pengadilan apabila melakukan pelanggaran . C. Hak Siar Eksklusif atau Hak Publik
11
Menurut Habermas pada awalnya media dibentuk dan menjadi bagian intgrasi dari public sphere, tetapi kemudian dikomersialkan menjadi komoditas (commodified) melalui distribusi secara massal dan menjual khalayak massa ke perusahaan periklanan sehingga media menjauh dari peran public sphere . Civil society juga dapat diwujudkan dengan menggerakkan dinamika kehidupan publik yang berbasis nilai kultural. Ada dua cara, positf dan negatif, yang positif yakni membangun otonomi dan indpendensi institusi sosial. Dan yang kedua ialah dengan cara negatif, yaitu dominasi dan monopoli kekuasaan pasar harus dijauhkan dari kehidupan publik . Kemudian mengenai status hukum tentang hak siar eksklusif dimasukkan ke dalam Nighboring Rights. Dalam terminologi lain Neighboring Rights dirumuskan juga sebgai Rights Related to,or “neighboring on” copy rights (hak yang ada kaitannya, yang ada hubungannya dengan atau “berdampingan dengan” hak cipta) Dalam Neighboring Rights terdapat 3 hak yaitu : 1. Hak penampilan artis atas penampilannya 2. Hak produser rekaman suara atas fiksasi suara atas karya rekaman suara tersebut 3. Hak lembaga penyiaran atas karya siarannya melalui radio dan televisi
Tidak ada perbedaan yang tajam antara hak cipta (copy rights) dengan neigboring rights. Sebuah karya pertunjukan atau karya seni lainnya yang disiarkan oleh lembaga penyiaran, di dalamnya terdapat perlindungan hukum kedua hak ini. Copy rights berada di tangan pencipta atau oprodusernya, sedangkan neighboring rights dipegang oleh lembaga penyiaran yang mengumandangkan siaran tersebut. Dalam pasal 49 Undang-Undang No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta secara rinci diuraikan tentang ruang lingkup atau cakupan Neighboring rights yang meliputi : 1. Pelaku memiliki hak eksklusif untuk memberikan izin atau melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya membuat, memperbanyak, atau menyiarkan rekaman suara dan/atau gambar pertunjukannya. 2. Produser Rekaman Suara memiliki hak eksklusif untuk memberikan izin atau melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya memperbanyak dan/atau menyewakan Karya Rekaman suara atau rekaman bunyi.
12
3. Lembaga Penyiaran memiliki hak eksklusif untuk memberikan izin atau melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya membuat, memperbanyak, dan/atau menyiarkan ulang karya siarannya melalui transmisi dengan atau tanpa kabel, atau melalui sistem elektromagnetik lain. Khusus dalam kaitannya dengan perlindungan neigboring rights dan televisi dapat menyiarkan hasil rekaman dengan membayar royalti kepada pemegang hak eksklusif. Pemegang hak eksklusif itu adalah lembaga penyiaran pertama atau untuk pertamakalinya menyiarkan acara tersebut. Adapun hak-hak yang dimiliki oleh lembaga penyiaran tersebut itu adalah : 1.
Moral Rights, merupakan hak dari seorang performer untuk disebutkan namanya dalam kaitannya dengan pertunjukan mereka dan hak untuk menolak kerugian yang ditimbulkan akubat dari pertunjukan mereka
2. Exclusive Rights, dalam hal reproduksi, distribusi, rental dan rekaman suara secara online (on-line availability of sound recording) terhadap pertunjukan mereka. 3.
Hak untuk memperoleh pembayaran yang wajar dari siaran dan komunikasi kepada khalayak dari penayangan ulang siaran mereka. Pembayaran royalti adalah merupakan salah satu bentuk implementasi ditegakkannya
pengakuan atas hak cipta secara umum dan secara khusus penegakan hak atas neighboring rights di kalangan lembaga penyiaran. Hal ini juga tak lain dalah konsekuensi logis akibat berlakunya ketentuan TRIPs di Indonesia, lagi pula Indonesia adalah salah satu peserta penandatangan konvensi ROMA yang di dalamnya mengatur ketentuan tentang masalah neighboring rights ini . D. Dugaan Penguasaan Pasar
Monopoli di tangan Astro memang mengubah kebiasaan masyrakat banyak. Kini hanya mereka yang sanggup membayar Rp. 200 ribu per bulan dengan berlangganan Astro yang dapat menyaksikan sebuah liga sepakbola yang sering disebut sebagai paling kompetitif dan atraktif di dunia tersebut. Mayoritas penggemar lainnya akan hanya bisa mendengarkan
13
cuplikan beritanya, karena satu alasan sederhana: tarif berlangganan itu terlalu tinggi untuk kondisi ekonomi mereka yang memang sangat ter batas. Namun tentu saja, yang mengeluh bukan hanya kaum miskin. Isu ini juga diangkat oleh para pengelola lembaga penyiaran berlangganan pesaing Astro yang kehilangan salah satu program unggulan mereka. Yang dikuatirkan, monopoli di tangan Astro akan merebut pangsa pasar yang jumlahnya sudah sangat terbatas . Dalam studi kasus monopoli siaran liga Inggris yang dilakukan oleh Astro TV banyak pasal yang bisa dikaitkan atau dikenakan, dalam pasal 19 disebutkan bahwa pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan baik sendiri maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat berupa : a. Menolak dan atau menghalangai pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan, atau b. Mematikan usaha pesaingnya di pasar yang bersangkutan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat Ada dua aspek tentang penyiaran Liga Inggris, yaitu ada hak publik dan sisi keadilan berbisnis. Hak publik harus segera dikembalikan ke publik. Masyarakat tidak mau tahu mengenai tender internasional hak siar Liga Inggris yang dimenangkan oleh ESPN Star Sport, dan untuk Indonesia hak siar tersebut dipegang hanya oleh Astro. Masyarakat hanya mengharapkan mereka bisa melihat siaran Liga Inggris dengan mudah dan gratis di TV mana pun. Mengenai aspek kedua terkait Liga Inggris, adalah dari sisi keadilan berbisnis. Hal inilah yang akan dibawa dan diselesaikan ke KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) . Pasal lanjutan yang dikenakan adalah mengenai persekongkolan, bahwa pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain unyuk mengatur dan atau menentukan pemenag tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat . Dugaan diluncurkan para pihak yang merasa dirugikan karena diduga proses pemberian hak siar ekslusif dari ESS kepada Astro, tidak melalui mekanisme competition for the market yang wajar.
14
Mengenai penjualan hak siar Liga Inggris kepada Astro ini, berkembang di kalangan pertelevisian bahwa diduga dana pembelian ESS ketika memenangkan lelang tayangan Liga Inggris berasal dari Astro, sementara pihak ESS hanya bertindak sebagai broker saja
BAB IV KESIMPULAN
Dari berbagai telaah yang dilakukan kesimpulan terkait monopoli siaran Liga Inggris yang dilakukan oleh Astro TV: Pertama, bahwa penyiaran siaran sepakbola Liga Ingris yang dilakukan oleh hanya satu-satunya tv terrestrial, yakni Astro TV jelas telah merenggut kebebasan publik untuk menikmati dan mengetahui informasi sesuatu. Nilai publik yang terpinggirkan ini jelas berbahaya dan merugikan. Karena dengan begitu, secara logis hanya para pelaku usaha yang memiliki modal besar yang dapat menguasai pasar, dan memaksakan siarannya atas nama “hak siar eksklusif”. Kedua, permainan tender yang dilakukan oleh Astro TV sungguh mencederai sisi keadilan bisnis. Apabila memang benar ada tender, maka pelaku usaha lain akan berusaha mendapatklan produk tertentu secara maksimal, dan tentunya pasar yang bersangkutan akan semakin kompetitif. Ketiga, kepercayaan terhadap kinerja pemerintah yang patut dikaji lebih lanjut. Contohnya adalah dalam pasal 16 UU No.5/1999, yang secara rancu menyebutkan pihak lain di luar negeri atau pihak luar negeri. Dengan adanya ketidakjelasan ini, masyarakat patut mempertanyakan legitimasi pemerintah. Yang terakhir adalah imbasnya kepada masyarakat, khususnya masyarakat golongan ekonomi mengah ke bawah (low-end). Pada musim sebelumnya, 2006/2007, siaran liga Ingggris dapat disaksikan di TV nasional (tidak berbayar), secara gratis. Dengan adanya monopoli ini, hanya masyarakat yang mampu membayar Rp. 200 ribu saja yang mampu menikmati siaran ini. Jelas ini memojokkan kepentingan masyarakat menengah ke bawah. Bahkan untuk menikmati siaran sepakbola saja mereka tidak diperbolehkan. Sebuah diskriminasi hak dalam bentuk yang lain.
15
MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL
“STRUKTUR PASAR MONOPOLI” Studi Kasus Monopoli Siaran Liga Inggris oleh Astro Tv dengan Kaitan Larangan Penguasaan Pasar
Oleh :
M.RIZKY WANAHDI
16
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT TAHUN 2009
17