BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi secara drastis. Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama adalah merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan pengertian yang sama, maka yang terjadi adalah “dialog “dialog antara orang satu”. Organisasi atau Organization Organization bersumber dari kata kerja bahasa latin Organizare “to form as or into a whole consisting of interdependent or coordinated parts (membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi). Organisasi adalah sarana dimana manajemen mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang. Tujuan organisasi tidak akan tercapai apabila tanpa manajemen dan komunikasi. Manajemen tidak akan mungkin ada tanpa organisasi. Manajemen ada, jika ada tujuan yang akan dicapai dan diselesaikan. Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus pada manusia-manusia yng terlibat dalam mencapai tujuan organisasi. Tujuan organisasi juga tidak terlepas dari peran pemimpin. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu menguasai komunikasi dengan baik pula. Dengan penguasaan komunikasi yang baik seorang pemimpin memiliki
1
nilai tambah, baik dalam kehidupannya secara umum, maupun dalam mengkontribusikan dirinya di tempat kerja, sehingga lebih produktif. Komunikasi
juga
dikatakan
sebagai
inti
dari
kepemimpinan.
Kepemimpinan yang efektif dapat dicapai melalui proses komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin kepada anggotanya. Visi pemimpin bisa saja bagus, namun tanpa komunikasi yang efektif, maka visi tersebut tidak akan pernah bisa terwujud. Dalam mengkomunikasikan visi, maka pemimpin harus bisa menyampaikan suatu gambaran di masa depan yang mendorong antusiasme serta komitmen orang lain.
B. Rumusan masalah
Masalah yang dapat dirumuskan dalam makalah ini adalah 1. Apakah hakikat komunikasi? 2. Apa saja teori komunikasi? 3. Apa saja macam-macam komunikasi? 4. “Apakah yang harus diperhatikan agar terwujud komunikasi yang efektif?”
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui hakikat komunikasi 2. Mengetahui teori komunikasi 3. Mengetahui macam-macam komunikasi 4. Mengetahui hal – hal hal yang harus diperhatikan agar mencapai komunikasi efektif.
2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Hakikat Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication yang berakar dari kata communis. Artinya adalah sama makna mengenai sesuatu hal. Dengan kata lain, suatu peristiwa komunikasi akan berlangsung apabila orang-orang yang terlibat di dalamnya memiliki kesamaan persepsi atau makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. Sebagai
sebuah
istilah
komunikasi
dapat
diartikan
sebagai
penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi di antara dua orang atau lebih dengan menggunakan simbol verbal (bahasa) dan nonverbal. Dengab demikian mengajar, berpidato, memberi isyarat, menulis surat, membaca berita, dan melihat tayangan televisi semuanya itu dapat disebut dengan komunikasi. Pendeknya, segala proses kegiatan antara dua orang (dua pihak) untuk berbagi informasi, ide, dan perasaan disebut komunikasi. ( Hybels dan weaver, 1992: 6). Komunikasi adalah suatu proses dengan mana informasi antar individual ditukarkan melalui sistem simbol, tanda atau tingkah laku yang umum. (Webster’s New Collegiate Dictionary 1981:225).
B.
Teori Komunikasi
1. Teori simbolik George Herbert mead di kenal sebagai pencetus awal teori interaksi simbolik ia menyatakan bahwa orang bergerak berdasarkan makna simbolik yang muncul di dalam sebuah situasi tertentu. Teori interaksi simbolik menekankan pada hubungan antara symbol dan interaksi. Menurut murid George Herbert dasar dari teori interaksi simbolik yaitu mind, self,and society (pikiran, diri dan masyarakata). Pertama interaksi simbolik terlalu banyak berfokus pada individu, dimana individu
3
menciptakan realitas tidak mengacuhkan batas orang hidup di dalam dunia yang tidak mereka ciptakan sendiri. Kedua interkasi simbolik melupakan beberapa konsep penting yang di butuhkan untuk memberikan penjelasan yang menyeluruh, dalam hal ini yaitu emosi dan penghargaan diri. 2. Teori manajemen makna terkoordinasi Teori ini berfokus pada diri dan hubungannya dengan orang lain. Teori ini mengkaji bagaimana seorang individu memberikan makna pada sebuah pesan teori ini penting karena berfokus pada hubungan antara individu dan masyarakatnya. 3. Teori disonansi kognitif Teori nini berpendapat bahwa suatu pikiran beroperasi seperti sebuah penengah antara rangsangan (stimulus) dan respons. Teori ini menyatakan bahwa ketika seseorang menerima informasi (rangsangan ) pikiran mereka mengaturnya menjadi sebuah pola dengan rangsangan lainnya yang telah di terima sebelumnya. 4. Teori pengurangan ketidak kepastian Menurut Berger dan Calabrese teori ini menyarankan bahwa terdapat dua ketidakpastian dari perjumpaan awal, kognitif dalam perilaku. Kognitif merujuk kepada keyakinan dan sikap yang kita dan orang lain anut. Sedangkan perilaku merupakan batasan sampai mana perilaku dapat di prediksi dalam sebuah situasi tertentu. 5. Teori Semiotik Semiotik bagaimana tanda-tanda mempresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi diluar tanda-tanda itu sendiri. 6. Teori Fenomenologis Fenomenologis
berasumsi
bahwa
orang-orang
secara
aktif
menginterpretasi pengalaman-pengalamannya dan mencoba memahami dunia dengan pengalaman pribadinya.teori ini memperhatikan pada pengalaman sadar seseorang.
4
7. Teori Sibernetika Sibernetika menjelaskan bagaimana proses fisik, biologis, sosiial, dan perilaku bekerja. Dalam sibernetika komunikasi dipahami sebagai sistem bagian-bagian atau variabel-variabel yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, membentuk, serta mengontrol karakter seluruh sistem, dan layaknya organisme, menerima keseimbangan dan perubahan. 8. Teori Sosiopsikologis Sosiopsikologis berfokus pada perilaku sosial individu, variabel psikologis, efek individu, kepribadian dan sifat, persepsi, serta kognisi. Teori ini memperhatikan perilaku dan sifat-sifat pribadi serta proses kognitif yang menghasilkan perilaku. 9. Teori Sosiokultural Sosiokultural menunjukan kepada kita cara pemahaman terhadap makna, norma, peran, dan peraturan yang dijalankan secara interaktif dalam komunikasi. Teori tersebut mengeksplorasi dunia yang dihuni oleh manusia, menjelaskan bahwa realitas bukanlah seperangkat susunan diluar kita, tetapi dibentuk melalui proses interaksi di dalam kelompok, komunitas, dan budaya. 10. Teori Kritik Kritik menyangkut bagaimana kekuatan, tekanan, dan keistimewaan sebagai hasil dari bentuk-bentuk komunikasi tertentu dalam masyarakat. Pertanyaan-pertanyaan akan keistimewaan dan kekuatan dianggap penting dalam teori komunikasi dan merupakan tema dari teori ini. 11. Teori Retorika Retorika mencangkup segala cara manusia dalam menggunakan symbol untuk mempengaruhi linggkungan disekitarnya dan untuk membangun dunia tempat mereka tinggal. 12. Teori-teori komunikasi massa Ketika kita membahas suatu teori, yang pertama-tama dilakukan adalah memahami apa teori itu. Beberapa ahli berbeda pandangan tentang teori . apalagi jika hal itu ditanyakan kalangan ilmu sosial maupun ilmu
5
an eksak. Jawaban yang dikemukakan akan sangat berbeda, tergantung pada kebutuhan sang ahli, kepercayaan terhadap dunia sosial dan pengalamannya. Sebagai sebuah dari bagian dari ilmu sosial, ilmu komunikasi atau tepatnya komunikasi massaakan memakai indicator, perangkat yang selama ini dipakai dalam ilmu sosial. Di kalangan ilmu sosial, jug aterdapat beberapa perbedaan. Hal ini sangat mungkin terjadi karena objek ilmu sosial biasanya adalah manusia atau hal lain yang berkaitan dengan manusia. Pada dasarnya, teori menurut turner (1998) adalah “cerita tentang bagaimana dan mengapa suatu itu terjadi, para ahli biasanya memulai dengan asumsi menyeluruh, termasuk seluruh bidang sosial yang dibentuk oleh aktivitas manusia, menyatakan landasan kepastian dan proses serta sifat dasar yang menerangkan pasang surutnya peristiwa dalam
proses
yang
lebih
khusus.”
Sementara itu, bowers dan courtright (1984) menawarkan sebuah definisi bahwa “teori adalah sebuah pernyataan yang menyatakan hubungnan antar variable” . bailey (1982) menawarkan bahwa teori harus bias memberikan jalan bagi usaha pemahaman untuk mengerti dunia sosial, maka baginya teori itu “penjelasan dan pemprediksian fenomena sosial yang berhubungan dengan subjek ketertarikan kepada beberapa fenomena yang lain. “Ilmu komunikasi yang mempunyai kaitan erat dengan manusia.
Sebab,
ilmu
komunikasi
merupakan
ilmu
human
communication. Proses yang terjadi [pada diri manusia mutlak melalui perantara komunikasi . oleh karena itu, teori-teori komunikasi pun )menurut pendapat di atas) harus bias menjelaskan fenomena sosial dan alas an semua itu terjadi. Komunikasi massa harus bisa menjelaskan berbagai fenomena yang berkaitan erat dengan aktivitas manusia. Karena, media massa merupakan alat utama dalam komunikasi massa. Keterkaitan antarfenomena itu tidak akan lepas dari media massa. Ini berarti bagaimana media massa mempengaruhi, membentuk dan mengarahkan
6
hidup manusia. Bagaimana pula fenomena media massa bisa menjelaskan berbagai aktifitas manusia dalam pergaulan sosialnya. C.
Macam – macam komunikasi 1. Komunikasi formal dan informal
Komunikasi formal adalah komunikasi yang timbul melalui garis – garis kekuasaan yang dibuat oleh manajemen. Garis – garis ini merupakan system syaraf organisasi yang diberikan melalui prosedur dan praktek. Komunikasi formal biasanya diperuntukan bagi atasan terhadap bawahan atau dalam pendidikan murid kepada kepala sekolah atau guru. Sedangkan komunikasi informal adalah kebalikan dari komunikasi formal, komunikasi ini terjadi secara tidak disengaja, karena adanya persamaan perasaan, kebutuhan, tugas maupun kewajiban seseorang. Pada dasarnya, komunikasi informal ini tidak terikat oleh tempat dan waktu. Dalam komunikasi informal tidak terdapat hirarki strukturalnya, oleh karena itu komunikasi informal mempunyai dua tujuan yaitu, untuk memenuhi kebutuhan seseorang akan interaksi sosial. Dan juga meningkatkan pelaksanaan pekerjaan organisasi dengan menciptakan alternatif, dan lebih cepat dan lebih efisien. 2. Komunikasi tertulis dan lisan
Komunikasi
tertulis
dan
lisan
mempunyai
ciri – ciri
yang
menguntungkan (kebaikan) dan tidak (keburukannya). Jadi keduanya sering sama – sama digunakan untuk saling melengkapi. Diantara keuntungan komunikasi tertulis yaitu, memberikan catatan – catatan dan referensi yang resmi, sehingga kita dapat mempersiapkan pesan dengan cermat dan dapat tersampaikan kebanyak orang. Sedangkan keburukan atau
kerugiannya
adalah
bahwa
sanya
pesan
tertulis
dapat
mengakibatkan timbulnya timbunan kertas dan tidak memberikan umpan balik dengan segera. Akibatnya akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui apakah suatu pesan telah diterima dan
7
difahami dengan baik. Di bawah ini terdapat beberapa petunjuk menurut Keith Davis dalam penyampaian komunikasi secara tertulis, yaitu :
Gunakan kata – kata dan ungkapan yang sederhana
Gunakan kata – kata yang singkat dan sudah lazim dipakai
Nyatakan pemikiran secara logis dan langsung Hindari
kata
–
kata
yang
tidak
perlu
Sedangkan komunikasi lisan dapat berupa pertemuan tatap muka dari dua orang atau lebih, dan pada komunikasi ini dapat berjalan secara formal atau informal dan dapat terencana atau tidak. Kebaikan dari komunikasi lisan adalah komunikasi seperti ini dapat memberikan pertukaran yang cepat dan mendapat umpan balik secara cepat pula. Sedangkan keburukannya adalah tidak menghemat waktu atau jika sedang asik akan membuang – buang waktu dan lupa waktu. 3. Komunikasi verbal dan nonverbal
Verbal berarti menggunakan kata – kata baik lisan maupun tulisan. Menurut Pitfield, komunikasi verbal dapat berupa kontak tatap muka, wawancara, konsultan bersama, dan pidato. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa menggunakan kata – kata, misalnya melalui gerakan badan, penampilan, bau harum, pakaian, pakaian seragam, ekspresi wajah, barang – barang perhiasan, mobil dan simbol isyarat lainnya. 4. Komunikasi satu arah dan dua arah
Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang hanya menjamin penyampaian pesan saja misalnya iklan. Komunikasi ini juga terdapat keuntungan dan kerugiannya, diantaranya adalah komunikasi satu arah itu lebih cepat, menghemat waktu dan uang. Disini sipengirim akan merasa puas karena tidak ditanyakan tetntang informasi, dan juga dapat melindungi kekhilafan dan kesalahannya. Sedang kerugiannya terletak pada sipenerima yang tidak mempunyai kesempatan untuk minta penjelasan pesan. Lain halnya dengan komunikasi dua arah komunikasi ini memiliki umpan balik yang melekat. Komunikasi ini menjamin
8
bahwa informasi, penjelasan, dan lain – lain diberikan lebih lanjut. Contohnya : seminar, kelompok partisipasi. Keuntungan komunikasi ini adalah komunikasi seperti ini pasti berguna, baik bagi si pemberi pesan maupun sipenerima pesan. Kerugiannya adalah komunikasi ini cenderung lamban dan memakan waktu yang cukup lama. 5. Komunikasi
yang
efektif,
efisien
dan
baik
Komunikasi yang efektif yaitu komunikasi yang paling cermat, sehingga maksud dan tujuan dalam komunikasi dapat tersampaikan dan dimengerti oleh sipenerima informasi. Komunikasi dikatakan efisien apabila berusaha untuk mengurangi sebanyak – banyaknya waktu dan biaya dalam pertukaran informasi, namun informasi yang disampaikan dapat dimengerti. Sedangkan komunikasi yang baik adalah komunikasi yang terjadi apabila pengertian penerima sesuai dengan maksud yang diinginkan oleh pengirim. Oleh karena itu ketiganya saling terkait, komunikasi yang baik harus yang bersifat efektif, efisien, dan baik.
D.
Pengertian komunikasi efektif
Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan samasama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya “the communication is in tune” , yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan.
E. Syarat – syarat komunikasi efektif
Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain : 1. Menciptakan suasana yang menguntungkan. 2. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti. 3. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan. 4. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya.
9
5. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak komunikan.
F.
Hukum komunikasi efektif
Ada lima hukum komunikasi yang efektif yang terangkum dalam kata REACH: 1. Hukum 1: Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektivitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim, bahkan menurut mahaguru komunikasi Dale Carnegie dalam bukunya How to Win Friends and Influence People, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Seorang ahli psikologi yang sangat terkenal William James juga mengatakan “Prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai”. Dia mengatakan ini sebagai sebuah kebutuhan (bukan harapan atau kei nginan yang bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi), yang harus dipenuhi. Ini adalah sustu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan. Lebih jauh Carnegie mengatakan bahwa setiap invidu yang dapat memuaskan kelaparan hati ini akan
menggenggam
orang
dalam
telapak
tangannya.
Charles Schwabb, salah satu orang pertama dalam sejarah perusahaan Amerika yang terdapat gaji lebih dari satu juta dolar setahun, mengatakan
10
bahwa aset paling besar yang dia miliki adalah kemampuannya dalam membangkitkan
antusiasme
pada
orang
lain.
Dan
cara
untuk
membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal-hal terbaik adalah dengan memberi penghargaan yang tulus.
2. Hukum 2: Empathy
Empathy adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan dan mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti orang lain. Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti: “Seek First to Understand – understand then be understood to build the skills of empathetic listening that inspires openness and trust”, kata Covey. Inilah yang disebutnya dengan komunikasi Empatik. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinerja dengan orang lain.Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Olehkarena itu dalam ilmu pemasaran (marketing) memahami perilaku konsumen (consumer’s behavior) merupakan keharusan. Dengan memahami perilaku konsumen, maka kita dapat empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat, harapan dan kesenangan dari konsumen. Demikian halnya dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi dalam membentuk kerjasama tim. Kita perlu saling memahami dan mengerti keberadaan orang lain dalam tim kita. Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan , kita
11
perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologi atau penolakan penerima. Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan berikap perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang posotif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengar saran, masukan, apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik dari penerima pesan. Oleh karena itu dalam kegiatan komunikasi pemasaran above the lines (mass media advertising) diperlukan kemampuan untuk mendengar dan menangkap umpan balik dari audiensi atau penerima pesan.
3. Hukum 3: Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat Bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.
4. Hukum 4: Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interprestasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Ketika saya bekerja di Sekretariat Negara, hal
12
ini merupakan hukum yang paling utama dalam menyiapkan korespondensi tingkat tinggi. Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana.Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan trasparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita. Ka rena tanpa keterbukaan akan menimbulkan sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita. 5. Hukum 5: Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Rendah hati tidak sama dengan rendah diri. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum yang pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap rendah hati pada intinya mencakup pengertian: a. Sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First Attitude); b. Sikap menghargai; c. Mau mendengar dan menerima kritik; d. Tidak sombong dan tidak memandang rendah orang lain; e. Berani mengakui kesalahan; f. Rela memaafkan; g. Lemah lembut dan penuh pengendalian diri; h. Mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah
13
yang
dapat
membangun
hubungan
jangka
panjang
yang
saling
menguntungkan dan menguatkan.
G. Ciri – ciri komunikasi efektif
Adapun cirri-ciri komunikasi yang efektif antara lain yaitu : 1. Menyediakan informasi yang praktis Dengan menerangkan bagaimana mengerjakan sesuatu, menjelaskan mengapa perubahan dilakukan, menberikan solusi terhadap masalah, mendiskusikan status sebuah proyek, dan lain-lain. 2. Memberikan fakta dibandingkan kesan Dengan menggunakan bahasa yang konkrit dan menjelaskan secara detailyang dimaksud. Informasi harus jeelas, meyakinkan, akurat, dan etis. 3. Mengklarifikasi dan menyingkat beberapa informasi Dengan menggunakan table, bagan, foto maupun diagram yang menjelaskan tentang pesan yang dimaksud. 4. Masyarakat tanggung jawab secara jelas Dengan menjelaskan apa yang kita harapkan atas apa yang dapat kita lakukan, karena pesan kita hanya ditujukan pada orang-orang tertentu saja. 5. Membujuk dan menyedikaitan rekomendasi Biasanya pesan yang disampaikan adalah membujuk para pegawai untuk melakukan sesuatu atau pelanggan untuk memanfaatkan la yanan yang kita tawarkan dengan menjelaskan manfaat yang akan mereka peroleh dengannya.
H. Kiat Sukses Berkomunikasi
Beberapa kiat sukses berkomunikasi: 1. Kenali dengan baik siapa lawan bicara kita. 2. Jangan terlalu banyak bicara dan kurang mendengar. Bersikaplah secara seimbang:
14
Berbicara dan mendengar sesuai kebutuhan. Ada nasihat menarik: “Diciptakannya dua telinga dan satu mulut pada diri kita adalah agar kita mendengar dua kali lebih banyak daripada berbicara”. 3. Jangan merasa (dan menampakkan) bahwa kita lebih tahu daripada lawan bicara kita. 4. Kenali betul-betul diri sendiri dan kemampuan diri sendiri. a. Apa saja kemampuan dan kelebihan yang Anda miliki. b. Apa saja kelemahan dan kekurangan Anda yang Anda rasa cukup mengganggu komunikasi. c. Kenali pula cara meningkatkan kelebihan dan menutupi kekurangan diri Anda. Pertanyaan: Bagaimana caranya agar kita bisa menerima diri kita secara apa adanya? Ada beberapa kiat lagi untuk bisa menerima diri sendiri apa adanya, dengan kelebihan dan kekurangannya, yaitu: 1) Hargai diri sendiri. Biasakan tidak terlalu membandingkan diri sendiri dengan orang lain,karena setiap orang itu unik. Kita dan orang lain berbeda segalanya. 2) Hargai upaya yang sudah kita lakukan. Walaupun mungkin belum berhasil, tetapi berusaha menghargai niat dan upaya yang telah kita lakukan. 3) Tentukan tujuan hidup kita Sebagai aktivis organisasi atau pemimpin suatu kelompok, tentukan tujuan
aktivis
Anda.
Ingin
menjadi
pemimpin
yang
berpengaruhkah, ingin belajarkah, dan sebagainya. 4) Berfikir
positif
terhadap
diri
sendiri
dan
orang
lain
Ini tidak berarti menganggap kesalahan-kesalahan yang pernag Anda lakukan. Ini lebih ditekankan pada cara pandang (tashawwur, persepsi) Anda tentang diri Anda. Misalnya, jangan pernah berfikir bahwa saya tidak bisa begini kan karena saya memang begitu, dan lain-lain. Begitu juga dengan orang lain.
15
5) Kembangkan minat dan kemampuan diri Bersedia menghabiskan waktu dan tenaga untuk belajar dan melakukan tugas sampai tujuan tercapai. 6) Kendalikan perasaan -
Tidak mudah marah
-
Hadapi kesedihan secara wajar dan tidak berlebihan
-
Tidak mudah terpengaruh keadaan sesaat.
16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi
efektif
dalam
pembelajaran
merupakan
proses
transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang paling bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam pembelajaran, sehingga dosen sebagai pengajar dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.
B. Saran
Dalam berkomunikasi sebaiknya dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan bahasa yang baik,sopan dan apabila menggunakan bahasa tubuh, gunakan bahasa tubuh yang sopan dan tidak membuat teman yang berkomunikasi kita tersinggung dengan perkataan dan gerak t ubuh kita.
17
DAFTAR PUSTAKA
Cruden dan Sherman, dalam bukunya, 1976, Personel Management R. Wayne Pace dan Don F. Faules. 2006. Komunikasi Organisasi; strategi meningkatkan kinerja perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Stoner, James A.F., 1996, Manajemen, Erlangga, Jakarta Applbaum, Ronald L, 1974, Strategies for Persuasive Communication, Charles E. Merril Publishing Company, Columbus, Ohio.
18
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Shalawat serta salam semoga tercurahlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah SWT. Maksud penulis membuat karya tulis ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah PSIKOLOGI MANAJEMEN yang diamanatkan oleh dosen penulis. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun dalam isi. Mudah-mudahan karya tulis ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini, untuk menambah pengetahuan tentang Komunikasi Efektif. Amin.
Sangatta, 27 September 2017
Penulis
19
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1 B. Rumusan masalah .......................................................................................... 2 C. Tujuan penulisan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Komunikasi ...................................................................................... 3 B. Teori Komunikasi .......................................................................................... 3 C. Macam – Macam Komunikasi ....................................................................... 7 D. Pengertian komunikasi efektif ....................................................................... 8 E.
Syarat – syarat komunikasi efektif ................................................................ 9
F.
Hukum komunikasi efektif ........................................................................... 9
G. Ciri – ciri komunikasi efektif ........................................................................ 14 H. Kiat Sukses Berkomunikasi .......................................................................... 14
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan ................................................................................................... 17 B. Saran ............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA
20
MAKALAH TEORI KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF (SDM)
Mata Kuliah : Psikologi Manajemen Dosen Pengampu : Indriana Rahmawati, S.Psi, M.Pd
Disusun Oleh :
KELOMPOK III
RAHMANIAH
Kelas : C-3
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI MENEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KUTAI TIMUR 2017 21
22