Daftar Isi
BAB I ...................................................................................... ...................................... 2 1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 2 BAB II ................................................. ...................................................... .......................................................................... .................... 4 Landasan Teori T eori ............................................. ..................................................... ................................................................. ............ 4 a.
Pandangan Induktif Terhadap Teknologi Informasi ...................................... 4
b.
Karakteristik Teknologi Digital.................................................. .................... 4
c.
Karakteristik Bisnis Di Era Teknologi Digital .............................................. 6
d.
Dampak Teknologi Digital Terhadap Bisnis ............................................... ... 7
e.
Hambatan Bisnis ( Business Barrier ) .................................................. ........ 10
f.
Teknologi Informasi Sebagai Pemampu (Enabler) ...................................... 15
a.
Paradigma ................................................ .................................................... ...................................................... 19
b.
Keyakinan dan nilai dasar .................................................................. .......... 21
c.
Komponen fisik teknologi informasi .................................................... ............................................................ ........ 22
2.3. Prinsip-Prinsip P rinsip-Prinsip Pengembangan Teknologi Informasi....................................... 27 a.
Teknologi Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing Technology).... Technology).... 27
b.
Teknologi Pemrosesan Informasi ( Information Information Processing Technology). Technology). ... 27
BAB III ....................................................................................................................... 30 Rangkuman ............................................... ..................................................... ............................................................... .......... 30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Jejaring informasi merupakan salah satu komponen struktur sistem pengendalian manajemen. Oleh karena perusahaan sekarang berada di zaman digital, pendesainan sistem pengendalian manajemen arus didasarkan pada karakteristik lingkungan bisnis di zaman digital tersebut. Jejaring informasi yang merupakan komponen struktur struktur sistem pengendalian manajemen harus dibangun dengan memanfaatkan teknologi digital agar perusahaan mampu bersaing dilingkungan bisnis digital. Berbicara tentang jejaring informasi di zaman teknologi informasi ini tidak bisa lepas dari teknologi informasi itu sendiri. Jejaring informasi yang secara ekstensif dan intensif memanfaatkan teknologi informasi merupakan sarana u ntuk melakukan transaksi bisnis di zaman teknologi informasi ini. Lingkungan bisnis global pada awal millennium ini semakin didominasi oleh lalu lintas transaksi secara elektronik (cyber business transaction). Upaya perusahaan untuk bertahan hidup dan berkembang dalam lingkungan lingkungan bisnis global sangat tergantung pada kompetensi perusahaan memanfaatkan segala potensi yang terkandung dalam teknologi informasi untuk menerobos berbagai hambatan dan mengubah potensi tersebut menjadi peningkatan kecepatan, fleksibilitas, integrasi dan inovasi berkelanjutan. 2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ditemukan beberapa masalah yang dirumuskan sebagai berikut : 1) Apa karakteristik teknologi informasi? 2) Bagaimana Building Bagaimana Building blocks teknologi blocks teknologi informasi? 3) Apa saja prinsip-prinsip pengembangan teknologi informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Jejaring informasi merupakan salah satu komponen struktur sistem pengendalian manajemen. Oleh karena perusahaan sekarang berada di zaman digital, pendesainan sistem pengendalian manajemen arus didasarkan pada karakteristik lingkungan bisnis di zaman digital tersebut. Jejaring informasi yang merupakan komponen struktur struktur sistem pengendalian manajemen harus dibangun dengan memanfaatkan teknologi digital agar perusahaan mampu bersaing dilingkungan bisnis digital. Berbicara tentang jejaring informasi di zaman teknologi informasi ini tidak bisa lepas dari teknologi informasi itu sendiri. Jejaring informasi yang secara ekstensif dan intensif memanfaatkan teknologi informasi merupakan sarana u ntuk melakukan transaksi bisnis di zaman teknologi informasi ini. Lingkungan bisnis global pada awal millennium ini semakin didominasi oleh lalu lintas transaksi secara elektronik (cyber business transaction). Upaya perusahaan untuk bertahan hidup dan berkembang dalam lingkungan lingkungan bisnis global sangat tergantung pada kompetensi perusahaan memanfaatkan segala potensi yang terkandung dalam teknologi informasi untuk menerobos berbagai hambatan dan mengubah potensi tersebut menjadi peningkatan kecepatan, fleksibilitas, integrasi dan inovasi berkelanjutan. 2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ditemukan beberapa masalah yang dirumuskan sebagai berikut : 1) Apa karakteristik teknologi informasi? 2) Bagaimana Building Bagaimana Building blocks teknologi blocks teknologi informasi? 3) Apa saja prinsip-prinsip pengembangan teknologi informasi
3. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk menjawab, menerangkan, dan menjelaskan masalah yang terjabar di atas, sehingga ditemukan penerangan mengenai karakteristik teknologi informasi, building blocks blocks teknologi informasi, dan prinsip-prinsip pengembangan teknologi informasi.
BAB II Landasan Teori
2.1. Karakteristik Teknologi Informasi a. Pandangan Induktif Terhadap Teknologi Informasi
Teknologi informasi dapat dipandang dari dua sudut, yaitu sudut pandang dedukif dan induktif. Pandangan deduktif terhadap teknologi informasi (deductive view of information technology) dimulai dengan perumusan masalah yang dihadapi perusahaan saat ini, kemudian dilakukan pemecahan masalah tersebut melalui pemanfaatan kemampuan teknologi informasi. Sedangkan pandangan induktif terhadap teknologi informasi (inductive view of information tecnology) dimulai dengan pengeksplorasian berbagai kemampuan potensial yang terkandung dalam teknologi informasi, kemudian dilakukan pencarian berbagai peluang yang dapat diraih dengan menggunakan kemampuan potensial tersebut. Sering kali suatu masalah baru dianggap sebagai masalah setelah teknologi informsi menjanjikan pemecahan masalah atas masalah tersebut. b. Karakteristik Teknologi Digital
Teknologi digital memiliki dua karakteristik yang menjadikannya lebih unggul dibandingkan dengan teknologi analog. Kedua karakteristik tersebut adalah : 1. Kecepatan tinggi 2. Keakuratan tinggi Teknologi digital memiliki kecepatan tinggi. Oleh karena proses teknologinya
dilakukan melalui pengiriman muatan listrik, bukan gerakan mekanis berbentuk gelombang, teknologi digital memiliki kecepatan yang sangat tinggi.
Teknologi digital memiliki keakuratan tinggi. Oleh karena sifat yang berlainan
tersebut, teknologi digital hanya mengenal dua alternatif, yakni muatan listrik (pulse) dan tidak ada muatan listrik (no pulse). Kedua karakteristik teknologi digital tersebut dimiliki oleh teknologi komputer digital yang pada perkembangannya telah dikombinasikan dengan teknologi komunikasi, sehingga menimbulkan dampak yang luar biasa dengan munculnya tambahan karakteristik pada teknologi digital berikut ini : 1. Keterhubungan (connectivity) tinggi 2. Kemampuan multimedia tinggi 3. Kemampuan penyimpanan yang besar namun ringkas (compact) Keterhubungan (connectivity). Keterhubungan yang tinggi dapat dicapai melalui
perkembangan teknologi yang mampu mengonversikan teknologi analog menjadi teknologi digital, dan sebaliknya. Dampak dari kemudahan konversi tersebut menjadikan berbagai komputer dapat berkomunikasi dengan mudah, akurat, dan cepat satu dengan yang lainnya. Kemudahan konversi ini menjadi awal timbulnya teknologi dan komunikasi internet , e-commerce dan e-corporation. Kemampuan multimedia . Kemampuan multimedia yang tinggi diperoleh karena
kombinasi teknologi digital dan teknologi komunikasi mampu mengirim semua jenis media (teks, image, audio, video, dan motion) secara serentak ke seluruh penjuru dunia. Kemampuan multimedia tinggi ini difasilitasi oleh perkembangan teknologi komuikasi satelit yang mutakhir , sehingga tidak terdapat lagi penundaan transmisi (transmision delay) data bolak balik. Stelah digunakan low-orbiting satellite yang tidak bersifat stationary, komunikasi multimedia menjadi on-line real-time interaction. Penggunaan low-orbiting satellite inilah yang menjadi awal dapat dilaksanakannya komunikasi internet-in-the-sky. Kemampuan penyimpanan yang besar namun ringkas. Kemampuan ini
diperoleh dari kombinasi teknologi digital dengan teknologi laser dan optik,
sehingga secara digital data dan informasi dapat disimpan dalam jumlah besar dan dapat diakses kembali dengan menggunakan teknologi laser dan optik. Kemampuan ini menjadikan komunikasi data dan informasi tidak hanya secara multimedia namun juga dalam jumlah yang sangat besar, sehingga pengelolaan database menjadi mudah dan bergerak (mobile). c. Karakteristik Bisnis Di Era Teknologi Digital
Dampak kemajuan teknologi komputer digital yang dikombinasikan dengan teknologi komunikasi dan teknologi laser/optik menjadikan bisnis memiliki platform baru (digital platform) yang memiliki karakterisrik berikut : 1. Transaksi bisnis diselenggarakan dengan kecepatan cahaya 2. Transaksi bisnis digital memiliki akurasi tinggi 3. Transaksi bisnis dapat dilaksanakan dalam volume besar 4. Transaksi bisnis dapat diselenggarakan dengan keterhubungan yang tinggi 5. Transaksi bisnis difasilitasi dengan kemudahan akses yang tinggi Kecepatan tinggi. Transaksi bisnis pada kecepatan cahaya (light speed clock)
berdampak terhadap perluasan basis kompetisi. Sebelumnya basis kompetisi hanya didasarkan pada harga, dan kemudian meluas ke basis pemasaran dan bisnis mutu. Waktu tidak lagi berpihak pada perusahaan yang tidak mampu memetik manfaat terbaik dari kecepatan yang dapat disediakan teknologi digital. Kecepatan perusahaan dalam memanfaatkan kecepatan teknologi digital untuk menciptakan value dan merespon tuntutan customer merupakan faktor kunci sukses dalam era bisnis digital. Keakuratan tinggi . Transaksi bisnis dengan akurasi tinggi berdampak pada
pengelolaan bisnis berbasis fakta (fact-based bussiness). Bisnis di era teknologi digital dapat diselenggarakan dengan estimasi yang lebih baik karena peningkatan point-of-sale-accuracy. Bisnis di era teknologi digital menimbulkan peningkatan persaingan ketepatan dan keandalan dalam memberikan layanan. Ketersediaan informasi dengan akurasi tinggi memacu bisnis untuk meningkatkan cost
effectiveness, karena dunia bisnis mampu meningkatkan kualitas estimasi melalui better-your-number game yang dengan mudah mengembangkan berbagai skenario untuk merespons perubahan lingkungan. Transaksi dalam volume besar . Teknologi digital memungkinkan pelaksanaan
transaksi dalam volume besar secara serentak. Hal ini berdampak pada peningkatan luar biasa produktivitas dunia bisnis. Volume transaksi bisnis di era digital tidak lagi dibatasi volume transaksi secara fisik. Hal ini terutama sangat dapat dirasakan pada transaksi di sektor keuangan. Keterhubungan tinggi . Transaksi bisnis di era teknologi digital dapat
diselenggarakan dengan keterhubungan (connectivity) tinggi. Keterhubungan tinggi memungkinkan transaksi bisnis bersifat on-line, real-time, serentak, kontinu, dan global. Keterhubungan seperti ini berakibat terjadinya k eserentakan di seluruh penjuru dunia sehingga kompetisi bersifat global. Kemudahan akses . Transaksi bisnis di era teknologi digital memiliki kemudahan
akses yang tinggi. Kemudahn akses yang tinggi ini menjadikan bisnis di era teknologi digital bersifat maya (virtual). Kehadiran barang, jasa dan organisasi secara fisik menjadi tidak penting lagi. Kemudahan akses telah menjadikan sesuatu yang bersifat fisik dapat dinikmati atau diakses secara ma ya. d. Dampak Teknologi Digital Terhadap Bisnis
Penyelenggaraan bisnis dan transaksi bisnis denga digital flatform berdampak luar biasa terhadap lingkungan bisnis . Oleh karena itu manajemen perlu merumuskan upaya
respons secara
konseptual
yang tepat
untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan di era bisnis digital. Berikut ini adalah upaya respons secara konseptual yang m emadai terhadap karakteristik bisnis di era digital, yaitu : 1. Respon terhadap transaksi bisnis berkecepatan cahaya . Untuk menghadapi lingkungan kompetisi bisnis yang berbasis waktu , perusahaan pernu
meningkatkan kemampuan dan kualitas responnya terhadap perubahan lingkungan . Perusahaan harus melakukan pengindraan ( sensing ) secara terus menerus terhadap tren perubahan lingkungan , dan segera menindaklanjuti dengan respons cepan dan komprehensif. Kecepatan pengindraan dan respons memerlukan dungan jejaring informasi digital yang mampu menangkap signal tren perubahan , dan segera memacu upay arespons secara komprehensif. Keterpaduan upaya respons diwujudkan melaui keterkaitan antara upaya respons secara strategik sampai dengan upaya respons operasionalnya. Dalam hal ini pula di perlukan upaya jejaring
informasi digital yang mampu
mewujudkan keterpaduan antara langkah strategik sampai dengan langkah operasional. 2. Responns terhadap transaksi bisnis berakurasi tingg i. Respon yang memadai terhadap dampak tingginya akuransi yang di hasilkan oleh teknologi digital adalah perusahaan harus meningkatkan kemampuannya dalam pembelajaran ( learning ), sehingga upaya peningkatan berkelanjutan ( continuous improvement ) dapat dilakukan melebihi perusahaan pesaing . Akurasi tinggi memicu pemahaman yang lebih baik terhadap faktor kunci sukses perusahaan, minsalnya seperti perilaku customer , tingkat cost effectivenedd, dan tinkat scurity . Upaya yang benar adalah memanfaatkan jejaring informasi digital untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran atas kejadian, dan meningkatkan kemampuan untuk membagi ( sharing ) di antara personel perusahaan agar proses learning dan sharing cepat dan akurat. 3. Respon terhadap kemampuan teknologi digital dalam memproses transaksi bervolume besar secara serentak . Perusahaan harus memanfaatkan
keunggulan teknologi digital ini agar mampu melayani customer dalam jumlah banyak dalam periode waktu yang bersamaan. Upaya ini di lakukan dengan membangun dan memelihara hubungan dengan customer, dan menawarkan barang dan jasa secara digital . Minsalnya , rumah sakit yang membangun sistem rekam medik digital mampu memberikan pelayanan kepada customernya dalam volume yang besar dan berkecepatan tinggi.Hal ini akan berbeda
sekali dengan rumah sakit yang masih mengelola aspek rekam mediknya secara manual yang menghadapi hambatan dalam meningkatkan produktivitas layanannya. 4. Respon tehadap keterhubungan tinggi yang bersifat on-line, real-time, kontinu, dan serentak . Dalam kompetisi global, perusahaan harus senatiasa
memasang radar agar senatiasa mampu memelihara kedekatan denga customer , mempertahankan daya saing , atau memantau perilaku market leader . Jejaring informasi digital sangat membantu dalam menyediakan informasi yang memadai untuk memantau perilaku market leader . Misalnya, dengan senatiasa mengakses situs (website) untuk melakukan marketing
intelligence.
Pemanfaatan jejaring informasi untuk memfasilitasi organisasi untuk senantiasa mengikuti perkembangan lingkungan yang terkini (keeping abreast of current development ), seperti pada misalnya perusahaan pialang saham u ang menggunakan jejaring informasi digital yang terhubung secara on-line, realtime dengan bursa efek, sehingga dimungkinkan terjadi continuous monitoring and interacting . Di sisi lain, perusahaan dapat pula menggunakan jejaring informasi digital untuk membangun brand equity di benak customer yang dituju, dan memengaruhi perilaku customer dengan berbagai kemudahandan komunikasi secara on-line, real-time, dan kontinu. Jejaring informasi digital dapat pula di manfaatkan untuk membangun keterlibatan dan komunikasi dua arah dengan customer , mitra bisnis, dan pemasok , sehingga kompetensi seluruh sistem rantai nilai (value chain system) akan meningkat tajam dan menghasilkan loyalitas customer . 5. Respon terhadap kemudahan akses tinggi yang di sediakan teknologi digital . Kemudahan akses mengakibatkan kehadiran fisik barang, jas dan
organisasi, menjadi tidak penting lagi. Kemudahan akses menimbulkan fleksibilitas baik bagi produsen maupun customer . Fleksibilitas yang di sediakan dunia bisnis maya tidak dimiliki dunia bisnis fisik, sehingga perusahaan yang tidak memiliki fasilitas layanan maya akan menghadapi
keterbatasan akses, dan pada ahirnya berakibat pada keterbatasan pasar. Jejaring informasi digital dapat mempasilitasi organisasi untuk berteransaksi di dunia bisnis maya, sehingga daya jangkau perusahaan menjadi tidak dibatasi oleh waktu dan tempat. Ketersediaan fasilitas transaksi di dunia bisnis maya juga berakibat penurunan biaya transaksi baik bagi produsen maupuncustomer , sehingga cost effectiveness dan penghematan biaya dapat dinikmati oleh kedua belah pihak.
Dunia bisnis di era digital memili karakteristik yang baru, sehingga menuntut perusahaan untuk mengubah cara bebisnis. Perubahan cara berbisnis di era digital akan mudah dan efektif dilakukan dengan memanfaatkan jejaring informasi. Pemanfaatan jejaring informasi dapat di petik jika dua perannya dapat di lakukan oleh perusahaan, yaitu : 1. Peran jejaring informasi untuk menerobos hambatan bisnis dan 2. Peran
jejaring
informasi
untuk
menyelenggarakan
open-book
management
e. Hambatan Bisnis ( Business Barrier )
Teknologi informasi merupakan pemampu untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Namun, dalam hal apakah sebenarnya teknologi informasi dapat berperan sebagai pemampu? Teknologi informasi merupakan pemampu bagi perusahaan untuk menembus berbagai faktor yang menghambat perusahaan dalam menghasilkan kinerja secara optimal, yaitu : (1) hambatan waktu, (2) hambatan geografis (3) hambatan biaya (4) hambatan birokrasi dalm struktur organisasi dan ( 5) hambatan kesenjangan pengetahuan dan keterampilan personel. Gambar 15.1 melukiskan berbagai hambatan yang dapat di pecahkan dengan pemanfaatan teknologi informasi.
Hambatan birokrasi Dalam struktur organisasi
Teknologi Sebagai informasi Pemampu untuk Hambatan
Menerobos berbagai
kesenjangan pengetahuan
hambatan geografik
hambatan
dan keterampilan personel
hambatan waktu
hambatan biaya
Gambar 15.1 teknologi informasi sebagai pemampu untuk menerobos berbagai hambatan
Hambatan waktu . Kinerja perusahaan seringkali tidak optimal karena hambatan
waktu. Hambatan waktu ini timbul karena miningkatnya jumlah customer yang harus dilayani, sedikitnya waktu yang tersedia bagi customer , dan perbedaan lokasi dengan semakin meningkatnya jumlah customer , waktu yang di perlukan untuk menyelesaikan transaksi dengan costumer secara individual menjadi sangat menentukan
keberhasilan
perusahaan
dalam
melayani
customer.
Dalam
perusahaan penerbangan minsalnya, pengoperasian pesawat besar dengan jumlah penumpang lebih dari 300 orang menuntut kecepatan layanan check – in penumpang dengan membuka empat counter dan layanan 2 menit perpenumpang, diperlukan 2,5 jam per counter untuk melayani check-in penumpang. Oleh karena itu perusahaan penerbangan yang mengoprasikan layanan pesawat – pesawat besar , di samping memanfaatkan teknologi informasi dalam layanan penumpang, juga menawarkan fasilitas city check-in, untuk mengatasi hambatan waktu yang timbul sebagai akibat meningkatnya jumlah penumpang yang harus di layani.
Sebagai mana telah disebutkan di atas, lingkungan bisnis ditandai dengan semakin meningkatnya persaingan berbasis waktu (time-based compelition) dalam lingkungan bisnis seperti itu, perusahaan di tuntut untuk meningkatkan kualitas layanan dalam bentuk peningkatan kecepatan dan ketepatan waktu layanan bagi customer. dan perlu disadari bahwa teknologi digital sekarang telah menyediakan fasititas untuk itu. kegagalan perusahaan dalam memenuhi kecepatan dan ketepatan waktu sesuai dengan kebutuhan dan harapan customer akan berakibat larinya customer keperusahaan pesaing.
Hambatan geografis . seringkali kinerja perusahaan dipengaruhi secara signifikan
oleh jarak geografis yang memisahkan secara fisik perusahaan dengan customer , dan pemasoknya. Jarak geografis menimbulkan hambatan bagi perusahaan dalam melakukan transaksi bisnis dengan customer dan pemasok. Oleh karena itu, usaha keras mengatasi hambatan jarak geografis telah banyak di lakukan untuk memungkinkan perusahaan melakukan transaksi bisnis dengan pemasok dan
customer -nya dengan lancar dan cepat. banyak perusahaan kelas dunia berupaya menghilangkan hambatan gografis dengan membuka cabang di berbagai negara, beraliansi dengan mitra bisnis domestik, dan melaksanakan transaksi bisnis secara maya (virtual ) melalui internet.
Sebelum dimanfaatkannya teknologi informasi dalam perbankan, hubungan antar cabang bank mengalami hambatan geografis, sehingga sangat sulit bagi nasabah bank melakukan transaksi yang menyangkut pelibatan cabang bank yang terpisah jauh karena jarak geografis. dengan fasilitas teknologi informasi, transaksi bisnis dengan nasabah yang melibatkan beberapa cabang dan beberapa bank sekaligus dapat di lakukan secara akurat dan cepat. di masa mendatang, kelan gsungan hidup perusahaan sangat di tentukan oleh kemampuannya dalam mengatasi hambatan geografis ini.
Hambatan biaya . tingginya biaya yang di konsumsi untuk penyediaan barang dan
jasa bagi customer sering menjadi hambatan signifikasi bagi perusahaan dalam melakukan transakai bisnis dengan customer . hal ini akibat semakin luasnya kesempatan yang dimiliki customer untuk mengakses struktur, dan besarnya biaya produsen sebelum mereka membuat keputusan pembelian. Bahkancustomer yang memilih akan mampu melakukan prakiraan tentang kemampuan produsen dalam melaksanakan layanan purna jual berdasarkan karakteristik dan besarnya biaya yang di pikul produsen dalam memproduksi produk dan jasa.
Dalam kompetisi global, biaya merupakan salah satu kriteria yang menentukan
keberhasilan
perusahaan
dalam
memenangkan
pertarungan
memperebutkan pangsa pasar yang menghasilkan laba. Karakteristik dan besarnya biaya yang tidak menghasilkan laba bagi perusahaan akan berakibat pada rendahnya daya saing dan terbentuknya citra sebagai perusahaan yang tidak cost effective di benak customer . Kondisi demikian pada akhirnya akan mengancam kelangsungan kehidupan perusahaan.
Hambatan birokrasi dalam struktur organisasi . Transaksi bisnis antara
perusahaan dengan customer dan pemasok seringkali berjalan sangat lambat sebagai akibat birokrasi yang berbelit dan lepas tangan ( hand-off ) di antara manager perusahaan. Struktur organisasi yang di bangun dengan banyak jenjang dan banyak fungsi merupakan penyebab pokok timbulnya hambatan birokrasi. Transaksi bisnis dalam organisasi ini, di samping memerlukan otoritas berjenjang, juga memerlukan kerja sama antar fungsi. Otoritas berjenjang akan mengakibatkan lamanya pelaksanaan transaksi, sedangkan banyaknya fungsi yang terkait dalam melaksanakan transaksi bisnis akan menimbulkan hambatan karena kurangnya koordinasi dan kerjasa antar fungsi.
Dalam lingkungan bisnis global, persaingan di tandai dengan kompetisi antar jaringan organisasi. Kemampuan manajemen dalam membangun jejaring organisasi merupaka faktor kunci keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan value bagi customer . Penembangan jejaring organisasi yang memadai diperlukan untuk meningkatkan kelancaran arus nilai (value flow) yang mengalir melalui mata rantai nilai (value chain) dari pemasok sampai ke customer . Perusahaan harus memiliki fasilitas memadai untuk mendukung pembangunan bisnis secara j ejaring, dan kemampuan mengelola jejaring organisasi. Hambatan birokrasi dalam struktur organisasi harus di hilangkan untuk menjadikan perusahaan mampu bersaing secara jejaring.
Hambatan kesenjangan pengetahuan dan keterampilan personel . Rendahnya
pengetahuan dan keterampilan personel organisasi dapat menyebabkan rendahnya kualitas produk dan jasa yang di hasilkan perusahaan, yang pada gilirannya akan mengakibatkan rendahnya tingkat kepuasan customer terhadap respon dan pelayanan personel perusahaan. Rendahnya pengetahuan dan keterampilan personel organisasi terutama di sebabkan sulitnya personel organisasi mengakses
informasi
yang
diperlukan
untuk
meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilannya. Personel organisasi yang hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan terbatas akan menyebabkan ketidak berdayaan personel dalam menghadapi pertanyaan, permintaan, dan tututan customer perusahaan. Lingkungan bisnis yang di dalamnya terdapat customer yang pandai, pemilih, dan sangat penuntut (smart, choosy, and demanding ) serta berdaya beli tinggi, akan menuntut personel perusahaan yang responsif , berpengetahuan dan berketerampilan tinggi untuk dapat mempertahankan, kesetiaan customer terhadap produk dan jasa yang di hasilkan perusahaan. f.
Teknologi Informasi Sebagai Pemampu (Enabler)
Dalam awal millenium mendatang, perusahaan memerlukan pemampu untuk mengatasi berbagai hambatan yang telah dibahas di atas. Teknologi informasi merupakan salah satu pemampu utama perusahaan dalam mengatasi hambatan tersebut, dan sekaligus mampu menempatkan perusahaan pada posisi yang sulit untuk disaingi dalam persaingan untuk memuaskan kebutuhan customer . Teknologi Informasi sebagai Pemampu untuk Menerobos Hambatan Waktu
Teknologi informasi mampu memperpendek interval waktu yang dipe rlukan untuk menyelesaikan berbagai langkah penting dalam proses bisnis. Sebagai contoh, teknologi informasi yang digunakan dalam sistem otorisasi penjualan kartu kredit secara on-line mampu memberikan informasi diterima atau ditolaknya permintaan transaksi pembayaran dalam waktu yang sangat singkat. Tujuan yang ingin dicapai adalah memperpendek waktu respons (response time) ke customer . Kecepatan respons ke customer membuat perusahaan mampu meningkatkan customer value dan cycle effectiveness (CE). Kecepatan waktu dapat
pula
diperoleh perusahaan melalui pemanfataan electronic data interchange (EDI) dan electronic fund transfer (EFT) dalam menciptakan hubungan berkualitas antara perusahaan dengan pemasok.
Teknologi Informasi Sebagai Pemampu untuk Menerobos Hambatan Geografik
Banyak perusahaan yang beroperasi dari berbagai lokasi, dan memiliki pemasok dan customer yang tersebar dan terpisah jarak geografis dengan perusahaan. Teknologi informasi mampu mengintegraksikan, mengomunikasikan, dan mempertukarkan berbagai aktivitas bisnis penting yang terdistribusi secara geografis. Salah satu contoh yang sedang berkembang dalam bisnis sekarang ini adalah penggunaan Internet untuk komunikasi dan transaksi bisnis. Fasilitas teknologi informasi seperti Internet memampukan perusahaan bertransaksi dengan customer dan pemasok, serta berkomunikasi dengan mereka yang terpisah secara geografis, dan bahkan menghilangkan hambatan waktu karena perbedaan jam kerja. Penggunaan teknologi informasi untuk bertransaksi, yang lazim dikenal dengan istilah e-commerce, telah meletakkan norma-norma baru dalam bertranksaksi, misalnya: 1. Perusahaan dapat memberikan kemudahan bagi customer untuk melakukan transaksi bisnis tanpa harus secara fisik mendatangi masing-masing lokasi produsen, sehingga customer dapat
melakukan belanja secara maya
(virtual) dengan mengunjungi berbagai homepage produsen di Internet. 2. Perusahaan dapat memberikan kemudahan bagi customer untuk melakukan perbandingan berbagai barang dan jasa yang dihasilkan dari berbagai lokasi geografis, misalnya memanfaatkan web site: http://www.compare.com. 3. Perusahaan dapat memenuhi permintaan individual customer secara customized sekaligus bersaing dengan pesaing (melalui lelang elektronik), tanpa harus bersusah payah mendatangi customer secara fisik dengan memanfaatkan web site yang mendaftarkan permintaan customer secara individual. Teknologi Informasi Sebagai Pemampu untuk Menerobos Hambatan Biaya
Teknologi informasi memampukan perusahaan menekan biaya yang harus dipikul customer dalam memeroleh manfaat produk dan jasa yang disediakan perusahaan.Teknologi informasi juga memampukan perusahaan dalam upaya menurunkan biaya untuk meningkatkan daya saing. Sebagai contoh adalah penawaran program studi jarak jauh (distance learning) yang diselenggarakan dengan fasilitas Internet untuk menangani kegiatan interaktif pengajar-siswa. Bagi siswa sebagai customer , dengan program ini mereka akan memeroleh manfaat dari hilangnya hambatan geografis, sekaligus pengehematan biaya transportasi dan akomodasi yang harus dikorbankan selama mengikuti program belajar. Demikian pula perusahaan dapat menekan berbagai biaya dengan memanfaatkan fasilitas teleconferencing untuk penyelenggaraan diskusi yang melibatkan berbagai pihak dari berbagai lokasi geografis yang berbeda. Fasilitas teknologi informasi memampukan perusahaan menerobos hambatan biaya melalui peningkatan produktivitas. pengambilan
Teknologi keputusan
informasi perusahaan
juga
mampu
sehingga
meningkatkan
tercapai
kualitas
peningkatan cost
effectiveness. Teknologi Informasi Sebagai Pemampu untuk Menerobos Hambatan Birokrasi dalam Struktur Organisasi
Teknologi informasi mampu menerobos tembok birokrasi yang terbentuk karena struktur organisasi,sehingga batas antarfungsi dalam organisasi menjadi mudah ditembus untuk peningkatan kelancaran kerja sama lintas fungsional dan arus customer value perusahaan. Teknologi informasi juga mampu menyelesaikan dikotomi sentralisasi-desentralisasi, karena kedua konsep tersebut dapat diwujudkan secara bersamaan melalui pemanfaatan teknologi informasi. Teknologi informasi dapat mendukung inovasi dalam penyediaan jasa, mendukung kemampuan perusahaan dalam penyediaan jasa, mendukung kemampuan perusahaan dalam meningkatkan cakupan dan penetrasi pasar, serta mendukung penciptaan aliansi strategik dengan pemasok, customer, mitra bisnis
lainnya, bahkan dengan pesaing. Sebagai contoh, mesin ATM yang digunakan bersama oleh beberapa bank dan perusahaan kartu kredit yang dipasang dipasar swalayan dan mall, merupakan perwujudan kemampu teknologi informasi dalam menerobos hambatan struktural antarperusahaan yang bersaing (antarbank dan perusahaan kartu kredit), dan sekaligus memperluas lingkup jasa layanan keuangan yang disediakan bank dan perusahaan kartu kredit,serta merupakan bentuk inovasi penyediaan jasa. Contoh lain adalah penggunaan secara intensif dan ekstensif electronik data interchange (EDI). Teknologi ini dapat mewujudkan hubungan strategik ( strategic links) antara perusahaan dengan pemasok dan customer -nya. Mereka menjadi mitra bisnis yang saling terhubung dengan EDI untuk tujuan peningkatan kemudahan,penghematan biaya dari transaksi dan penggunaan jejaring EDI itu sendiri, dan penciptaan kemungkinaan inovasi jasa baru bagi berbagai prospective cutomer . Teknologi Informasi Sebagai Pemampu untuk Menerobos Hambatan Kesenjangan Pengetahuan dan Keterampilan Personel
Teknologi infomasi mampu menerobos hambatan yang timbul karena sedikitnya pengetahuan dan rendahnya keterampilan personel perusahaan dalam melayani kebutuhan customer. Teknologi infomasi memiliki kemampuan memberdayakan personel perusahaan, sehingga dapat merespons tuntutan customer secara tepat waktu dan akurat. Sebagai contoh, penggunaan teknologi informasi dengan fasilitas multimedia (teks , image, video, dan audio) menjadikan personel perusahaan lebih mudah menerima dan mencari informasi yang diperlukan untuk merespons tuntutan customer . Aplikasi teknologi informasi secara multimedia pada sistem layanan rumah sakit akan menjadikan dokter berdaya untuk merespons tuntutan pasien. Sebagai contoh, orang tua pasien anak yang meminta agar obat tertentu diberikan dalam bentuk sirup, dapat dengan mudah dipenuhi karena dokter dengan mudah dapat mengakses informasi obat dari database DOI (Daftar Obat Indonesia), atau secara on-line dengan database obat dari perusahaan farmasi, sehingga dokter tidak hanya sekedar menjawab tidak ad a
atau mengganti obat terbatas pada daftar obat yang ada dalam ingatannya. Teknologi informasi multimedia menjadikan personel organisasi mudah mengakses informasi dengan berbagai indera secara serentak. Indera penglihatan untuk melihat teks , image, dan video animasi; sedangkan indera pendengaran untuk mendengar suara (audio).
2.2. Building Blocks Teknologi Informasi
Teknologi informasi terdiri atas tiga building block yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Pengembangan teknologi informasi
memerlukan
konsistensi dan koherensi diantara tiga konstituen building block yang membentuknya. Ketiga building block yang terkait dalam rancangan teknologi informasi ada
a. Paradigma
-
Modal manusia
-
Aktivitas
-
Database
Tampak
Luar -
Jejaring
-
Teknologi
Komponen Fisik Teknologi Informasi
Keyakinan Dasar dan Mindset terhadap Nilai Dasar
Teknologi Informasi
Paradaigma terhadap Teknologi Informasi
Paradigma merupakan asumsi yang mendasari pengembangan teknologi informasi. Paradigma pengembangan teknologi informasi memberikan
arah
panduan
bagaimana
seharusnya
perusahaan
menggunakan teknologi informasi dalam berhubungan dengan lingkungan bisnisnya. Paradigma yang berkembang meliputi : a. Paradigma Customer Value
Dalam lingkungan bisnis yang di dalamnya customer memegang kendali bisnis, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi perusahaan ditujukan untuk mendedikasikan seluruh fasilitas teknologi
informasi
dalam
memenuhi
kebutuhan
customer .
Paradigma ini memandang bahwa pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi bukan untuk memudahkan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya, namun untuk memuaskan kebutuhan customer . b. Paradigma Continuous I mprovement
Untuk menghadapi lingkungan bisnis yang turbulen dan kompetitif, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi ditujukan untuk senantiasa memampukan perusahaan melakukan improvement
secara berkelanjutan dalam memenuhi tuntutan customer -nya. Improvement hanya layak dilakukan jika berupa peningkatan kemampuan perusahaan dalam melayani dan memuaskan customer , bukan dimaksudkan untuk berfokus pada kepentingan intern perusahaan. c. Paradigma Cross-F unctional
Dengan paradigma ini, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi ditujukan untuk peningkatan kerjasama lintas functional yang ditujukan untuk meningkatkan cycle effectiveness perusahaan dalam melayani dan memuaskan customer. d. Paradigma Pemberdayaan Karyawan ( E mployee E mpowerment )
Dengan paradigma ini, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi ditujukan untuk memampukan personel perusahaan dalam merespon tuntutan dan meningkatkan kepuasan customer -nya. e. Paradigma Peluang ( Opportunity )
Dengan paradigma ini, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi ditujukan untuk menggali peluang sebanyak mungkin, tidak semata-mata hanya untuk memecahkan masalah yang telah dikenali sebelumnya (unknown problem).
b. Keyakinan dan nilai dasar
Keyakinan dasar adalah hal-hal yang diyakini kebenarannya oleh personel perusahaan untuk diwujudkan. Keyakinan dasar menjadi semnagat yang mendorong personel perusahaan untuk mewujudkan paradigma. Nilai dasar, merupakan karakter, sifat, dan sikap yang dijunjung tinggi personel perusahaan dalam mewujudkan paradigma yang telah dipilih. Nilai dasar memberikan batasan bagi personel perusahaan dalam mewujudkan paradigma. Paradigma yang telah dipilih memerlukan keyakinan d asar dan nilai dasar tertentu. Mengenai keyakinan dasar dan nilai dasar yang
diperlukan untuk mewujudkan berbagai paradigma tersebut di atas dapat dilihat dalam pembahasan mindset dalam bab 4-8.
c. Komponen fisik teknologi informasi
Komponen fisik TI merupakan sekumpulan unsur yang terintegrasi untuk memfasilitasi aktivitas bisnis dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Komponen fisik ini merupakan bagian TI secara keseluruhan yang tampak yang dapat ditangkap indera penglihatan. Komponen fisik ini merupakan pemampu bagi perwujudan komponen yang tidak tampak (yakni: paradigma, keyakinan dasar, dan nilai dasar), oleh karena itu harus terdapat koherensi diantara komponen fisik dan komponen yang tidak tampak (non fisik). Komponen berwujud TI meliputi lima unsur berikut ini:
1) Modal Manusia
Modal manusia merupakan komponen terpenting dan utama dari unsur berwujud TI, karena modal manusia adalah subjek dan pelaksana pemanfaatan teknologi dalam perusahaan. Komponen modal manusia lazim disebut sebagai information worker , merupakan personel perusahaan yang bertanggung jawab atas penciptaan,
pengumpulan,
pemrosesan,
pendistribusian,
dan
penggunaan informasi. Dalam kelompokinformation worker ini ada bagian yang disebut knowledge worker , yakni bagian dari information worker yang bertanggung jawab atas pemanfaatan bidang ilmu dan pengetahuan (body of knowledge) tertentu secara optimal bagi perusahaan, terutama berkaitan dengan penciptaan ide dan informasi baru. Contoh knowledge worker adalah akuntan, insinyur, analis keuangan, pengacara, ahli statistika, dan lain-lain.
Dalam kaitannya dengan teknologi informasi modal manusia dalam perusahaan dapat berperan satu diantara empat kemungkinan, yaitu: system owner, system user, system designer, dan system builder . Sebagian besar modal manusia dalam perusahaan berperan sebagai system user . Pemahaman personel perusahaan terhadap mindset (paradigma, keyakinan dasar, dan nilai dasar) yang mendasari TI akan sangat menetukan efektivitas pemanfaatan TI sebagai pemampu perusahaan dalam menerobos berbagai hambatan bisnis. Efektivitas pemanfaatan TI oleh perusahaan juga ditentukan oleh tingkat kemampuan personel organisasi dalam memanfaatkan ilmu dan pengetahuan serta teknologi.
2) Aktivitas
Aktivitas merupakan bagian dari proses yang dilakukan perusahaan dalam memuaskan kebutuhancustomer . Identifikasi dan pengembangan aktivitas perlu diselenggarakan secara terarah oleh perusahaan sesuai dengan tuntutan customer . Perusahaan harus mampu
mengidentifikasi
dan
membedakan
antara
aktivitas
penambah nilai (value-added activity) dan aktivitas yang tidak menambah nilai (non value-added activity), sehingga pemanfaaatan teknologi informasi dapat dilakukan secara efektif. Pemanfaatan teknologi informasi dalam aktivitas penambah nilai ditujukan agar perusahaan dapat mengoptimalkannya dengan melakukan activity sharing dan activity selection. Sedangkan disisi lain, pemanfaatan teknologi
informasi
ditujukan
untuk
menghilangkan
atau
mengurangi aktivitas yang tidak menambah nilai.
3) Database
Data dibedakan dari informasi karena data merupakan bahan baku pembuatan informasi. Data merupakan kumpulan fakta yang
sudah dipisahkan. Sedangkan, informasi adalah data yang memberikan tambahan nilai bagi seseorang atau kelompok orang. Untuk menghasilkan nilai bagi personel tertentu diperlukan pemahaman tentang kebutuhan pemakai yang menjadi persyaratan data (data requirement ). Dewasa ini dikenal relational database yang mampu memudahkan penyedia informasi secara serentak dan efisien
yang
diperlukan
perusahaan
untuk
memberdayakan
personelnya dalam merespon tuntutan customer . Ketersediaan database dan informasi juga memudahkan perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan berbagai pihak diluar perusahaan. Pembangunan database yang terencana diperlukan perusahaan untuk meningkatkan kecermatan dan keandalan informasi.
4) Jejaring (Network )
Pembangunan
jejaring
ditujukan
untuk
memudahkan
perusahaan dalam memberikan respon dan melaksanakan transaksi dengan customer . Jejaring juga diperlukan untuk ,menciptakan integrasi dalam perusahaan, dan antara perusahan dengan pemasok serta customer. Pembangunan jejaring juga dapat menghantar perusahaan menuju komunikasi maya (virtual ), sehingga tercipta peluang-peluang baru yang tidak terpikirkan sebelumnya. Sebagai contoh, pemanfaatan jejaring VAN (Value-Added Network ) dan VPN (Virtual Private Network ) untuk mempermudah dan meningkatkan
fleksibilitas
perusahaan
dalam
berkomunikasi
dengan berbagai pihak. Pembangunan jejaring ditujukan untuk mnyediakan sarana kerja sama proses dan integrasi antarsistem, komputer, dan personel.
Berbagai faktor yang menyebabkan jejaring semakin diperlukan antara lain:
1) Peningkatan kecepatan bisnis
Perusahaan yang mampu mengakses informasi penting secara cepat akan memperoeh keunggulan komparatif. Hal ini seringkali dilakukan dengan menduplikasi teknoligi informasi diberbagai
lokasi
perusahaan,
sehingga
meningkatkan
kedekatan dan kecepatan respon terhadap tuntutan customer nya. 2) Peningkatan jangkauan bisnis
Perusahaan dapat memperoleh keunggulan komparatif dengan memasukkan pemasok dan customer dalam bisnisnya, hingga kelancaran arus nilai (value flow) akan meningkat tajam. 3) Peningkatan kompleksitas bisnis
Dalam era kompetisi global tejadi peningkatan kegiatan bisnis di berbagai lokasi, baik nasional maupun internasional. Kondisi demikian
menjadikan
bisnis
semakin
kompleks,
karena
perusahaan beroperasi di berbagai lingkungan hukum, pasar, bahasa, dan kultur bisnis yang berbeda. Upaya untuk mengintegrasikan berbagai hal yang kompleks tersebut di atas memerlukan dukungan jejaring informasi yang andal.
Pembangunan unsur jejaring dalam TI memungkinkan perusahaan untuk (1) mendistribusikan modal manusia, data, aktivitas,
dan
teknologi
mengkomunikasikan informasi
ke
berbagai
lokasi,
data
antarlokasi.
Pemanfaatan
memungkinkan
perusahaan
menerobos
geografis.
5) Teknologi (Technology)
dan
(2)
jejaring hambatan
Teknologi merupakan unsur fisik yang diperlukan ke empat unsur yang lain dalam pemanfaatan teknologi informasi secara optimal. Komponen teknologi dalam teknologi informasi meliputi : (1) perangkat keras (hardware), dan (2) perangkat lunak ( software). Pengoperasian teknologi mutakhir memiliki konsekuensi terhadap kemampuan modal manusia dalam mengikuti pesatnya perkembangan teknologi, agar setiap rupiah yang diinvestasikan dalam teknologi informasi dapat dimanfaatkan secara optimal sebelum kadaluwarsa. Komponen fisik teknologi dalam TI mencakup dua unsur utama, yaitu : teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi. Unsur teknologi dalam TI meliputi tiga bidang, yaitu : 1. Teknologi data (data technology). Yakni perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( software) yang digunakan untuk menangkap (capture), menyimpan ( store), dan mengelola (manage) data. 2. Teknologi
pemrosesan
( processing
technology).
Yakni
perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk mengubah data dalam (sebagai masukan) menjadi informasi yang bermanfaat (sebagai keluaran). 3. Tenologi komunikasi (communication technology). Yakni perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk menghubungkan (interconnect ) teknologi data dan teknologi pemrosesan yang terdapat pada berbagai lokasi.
2.3. Prinsip-Prinsip Pengembangan Teknologi Informasi
Pengembangan teknologi informasi meliputi pengembangan atas dua b agian utama berikut : a. Teknologi Pemrosesan Transaksi ( Transaction Processing Technology ).
Teknologi ini merupakan kumpulan unsur yang terpadu untuk memfasilitasi
dan
mengatur
perilaku
anggota
organisasi
dalam
melaksanakan transaksi bisnis yang senantiasa mengacu pada kaidahkaidah berikut : 1) Diupayakan untuk mempermudah customer dalam mengakses informasi tentang produk dan jasa yang disediakan perusahaan. 2) Memudahkan
karyawan
dalam
pengoperasiannya,
sehingga
karyawan perusahaan menjadi berdaya (empowered ) dalam merespons pemintaan customer. 3) Memfasilitasi pendekatan kerja tim lintas fungsional (cross functional team approach). 4) Memfasilitasi system pengendalian masukan dan pengendalian proses
(input
and
process
control
systems),
sehingga
menghindarkan perusahaan dari risiko yang tinggi di kemudian hari. b. Teknologi Pemrosesan Informasi ( I nformation Processing Technology ).
Teknologi ini merupakan perpaduan antara brainware, hardware, dan software yang menyediakan informasi bagi organisasi untuk melakukan upaya-upaya berikut :
1) I mprovement berkelanjutan Teknologi pemrosesan informasi harus mampu menghasilkan informasi yang relevan dengan upaya peningkatan berkelanjutan terhadap faktor kunci sukses perusahaan. Ketersediaan informasi yang rinci dan akurat secara tepat waktu memberikan status dan
kondisi kinerja perusahaan, sehingga mendorong legairahan untuk melakukan peningkatan. Teknologi pemrosesan informasi yang mampu
menghasilkan
informasi
berbasis
aktivitas
akan
memberikan panduan untuk melakukan pengelolaan berbasis aktivitas yang meliputi : 1. Activity
Elimination — penghilangan
aktivitas
yang
tidak
yang
tidak
menambah nilai bagi customer. 2. Activity
Reduction — pengulangan
aktivitas
menambah nilai bagi customer. 3. Activity Sharing — pemanfaatan penambah nilai yang belum digunakan secara optimal. 4. Activity Selection — pemilihan aktivitas penambah nilai yang paling efisien. Pengelolaan berbasis aktivitas tersebut di atas akan mendorong pelaksanaan kegiatan secara cost effective.
2) Pengambilan keputusan yang ekonomis rasional Teknologi pemrosesan informasi harus mampu mengahasilkan informasi yang relevan dengan masalah yang dihadapi perusahaan. Pemanfaatan teknologi pemanfaatan data (data capturing ) dan pengelolaan data dengan relasional database menyebabkan pengumpulan data dapat dilakukan secara rinci dan efisien. Akibatnya, informasi yang dihasilkan akurat dan mendorong ketepatan proses pengambilan keputusan. Sebagai contoh adalah pemanfaatan teknologi POS ( point of sales) yang dihubungkan dengan perpetual inventory systems sehingga memungkinkan manajemen perusahaan memecahkan masalah kehabisan persediaan ( stock-out ) atau bauran penjualan ( sales mix) yang tidak optimal.
3) Review dan evaluasi terhadap kinerja operasi dan validitas strategi.Teknologi pemeroesan informasi diharapkan mampu memberikan informasi umpan balik yang konferhensif dan kohren, sehingga seluruh faktor kritikal dapat dipantau dan terdapat hubungan yang jelas antara indicator oprasional dengan faktor kunci sukses perusahaan yang bersifat strategic. 4) Pelaksanaan mekanisme manajemen secara tersentralisasi dan terdesentralisasi secara bersamaan.Dewasa ni
sudah tidak
menjadi masanya lagi manajemen perusahaan dihadapkan pada pilihan melakukan sentralisasi atau desentralisasi secara mutually exclusive dengan penerapan relational database system, maka kedua dikotomi tersebut dapat diselenggarakan secara bersamasama dan baik kantor pusat maupun kantor cabang dapat memetik manfaat yang optimal dari keunggulan masing-masin pilihan tesebut. Pengembangan teknologi informasi dalam era cyber business memerlukan dukungan ilmu, pengetahuan, teknologi (IPTEK) yang semakin banyak. Namun, tersedianya dukungan IPTEK saja tidak cukup; diperlukan sudut pandang induktif terhadap teknologi informasi, sehingga diharapkan pengembangan teknologi informasi memiliki karakteristik sebagai berikut: 1.
Mampu memberikan segala kemudahan bagi existing and potential customer untuk bertransaksi dengan organisasi.
2.
Dapat berperan sebagai pemampu dan pelaksana bagi organisasi untuk mengemban misi mewujudkan visi organisasi.
3.
Mampu memfasilitasi lintas fungsi koordinasi dan komunikasi (horizontal) dan vertical untuk penciptaan value bagi customer .
4.
Mampu memberdayakan personel organisasi melalui penyediaan informasi relevan yang muktahir secara akurat, tepat waktu, dan cost effective.
5.
Mampu menjadi senjata persaingan bagi organisasi, sehingga menempatkan perusahaan pada posisi yang tidak mudah disaingi.
6.
Mampu memberikan panduan bagi organisasi dalam melakukan improvement berkelanjutan.
7.
Mampu memfasilitasi kerjasama sinergis dan transparan dengan mitra bisnis yang terpisah secara hokum maupun geografis.
BAB III Rangkuman
Dunia bisnis global pada awal millennium mendatang akan semakin dipenuhi transaksi bisnis elektronik (cyber business). Porsi pelaksanaan transsaksi yang diselenggarakan melalui jalan raya elektronik akan semakin meningkat. Dalam kondisi demikian, virtuality (kemayaan) akan semakin mendominasi pelaksanaan proses dalam mencapai tujuan. Transaksi akan terjadi diantara empowered object. Kondisi lingkungan bisnis akan berubah semakin turbulen sebagai akibat dari perubahan yang terjadi pada: 1. teknologi yang merupakan penyebab utama perubahan 2. komunikasi semakin menggelobal dan cepat, yang kan berakibat pada munculnya world class benchmarking . 3. costumer menjadi empowered costumer yang mendikte kegiatan produsen. 4. Perlunya penguasaan dan pemanfaatan untuk menjadi pemain kelas dunia.