KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, kelompok kami dapat menyelesaikan makalah Farmakologi, Farmakologi, yang berjudul “PEMBERIAN OBAT MELALUI JARINGAN INTRA KUTAN (IC) “ dengan dengan tepat pada waktu yang telah diberikan. Besar harapan kami, semoga makalah ini dapat membantu kita dalam mempelajari dan memahami tentang intrakutan. Namun kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi tercapainya perbaikan ataupun kekurangan dalam makalah ini.
05 Februari 2018
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Salah satu tugas terpenting seorang perawat adalah memberi obat yang aman dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki masalah. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang sebenarnya. Seorang perawat juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien untuk menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan. B. Rumusan Masalah a. Menjelaskan pengertian intrakutan (IC) b. Menyebutkan alat dan bahan dalam pemberian obat melalui jaringan intrakutan (IC) c. Menyebutkan prinsip Dalam Pemberian Obat melalui jaringan Intrakutan (IC) d. Menjelaskan prosedur kerja dalam pemberian obat melalui jaringan intrakutan (IC)
C. Tujuan a. Agar
mahasiswa
dapat
mengetahui
dan
memahami
pengertian
intrakutan b. Agar mahasiswa dapat menyebutkan alat dan bahan, c. Agar mahasiswa dapat menyebutkan prinsip serta menjelaskan prosedur kerja dalam pemberian obat melalui jaringn intrakutan (IC )
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Intrakutan Intrakutan Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit. Intra kutan biasanya di gunakan untuk mengetahui sensivitas tubuh terhadap obat yang disuntikkan. Hal tersebut bertujuan untuk melakukan skintest atau tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat melalui jaringan intra kutan ini dilakukan di bawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral. Hal tersebut bisa dilkakukan pada pasien
yang
tidak
sadar,
tidak
mau
bekerja
sama
karena
tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak alergi. Letak pemberian intrakutan yaitu: 1. Dilengan atas, yaitu tiga jari di bawah sendi bahu tepat di tengah daerah muskulus
deltoideus.
2. Dilengan bawah, yaitu bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan siku atau 2/3 dari pergelangan tangan pada kulit yang sehat, jauh dari peredaran darah.
a. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberikan obat melalui jaringan intrakutan yaitu: 1.
Tempat injeksi
2.
Jenis spuit dan jarum yang digunakan
3.
Infeksi yang mungkin terjadi selama infeksi
4.
Kondisi atau penyakit klien
5.
Pasien yang benar
6.
Obat yang benar
7.
Dosis yang benar
8.
Cara atau rute pemberian obat yang benar
9.
Waktu yang benar
b. Prinsip Dalam Pemberian Obat Melalui Jaringan Intrakutan 1.
Sebelum memberikan obat perawat harus mengetahui diagnosa medis pasien, indikasi pemberian obat, dan efek samping obat, dengan prinsip 10 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu pemberian, benar cara pemberian, benar pemberian keterangan tentang obat pasien, benar tentang riwayat pemakaian obat oleh pasien, benar tentang riwayat alergi obat pada pasien, benar tentang reaksi pemberian beberapa obat yang
berlainan bila diberikan bersama-sama, dan benar dokumentasi pemakaian obat. 2.
Untuk mantoux tes (pemberian PPD) diberikan 0,1 cc dibaca setelah 2-3 kali 24 jam dari saat penyuntikan obat.
3.
Setelah dilakukan penyuntikan tidak dilakukan desinfektan.
4.
Perawat harus memastikan bahwa pasien mendapatkan obatnya, bila ada penolakan pada suatu jenis obat, maka perawat dapat mengkaji penyebab penolakan,
dan
dapat
mengkolaborasikannya
dengan
dokter
yang
menangani pasien, bila pasien atau keluarga tetap menolak pengobatan setelah pemberian inform consent, maka pasien maupun keluarga bertanggungjawab
menandatangani
surat
penolakan
untuk
yang
pembuktian penolakan therapi. 5.
Injeksi intrakutan yang dilakukan untuk melakukan tes pada jenis antibiotik,
dilakukan
dengan
cara
melarutkan
antibiotik
sesuai
ketentuannya, lalu mengambil 0,1 cc dalam spuit dan menambahkan aquabidest 0,9cc dalam spuit, yang disuntikkan pada pasien hanya 0,1cc. Injeksi yang dilakukan untuk melakukan test mantoux, PPD diambil 0,1 cc dalam spuit, untuk langsung disuntikan pada pasien.
c. Tujuan Pemberian IC 1.
Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan dokter.
2.
Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam pemberian obat.
3.
Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu (misalnya tuberculin tes).
4.
Menghindarkan pasien dari efek alergi obat ( dengan skin test).
d. Indikasi dan kontra indikasi 1. Indikasi : biasa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya. 2. Kontra indikasi : Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf besar di bawahnya. e. Alat dan Bahan Dalam Pemberian Obat melalui Jaringan Intrakutan 1. Daftar buku obat/catatan, 2. jadwal pemberian obat. 3. Obat dalam tempatnya 4. Spuit 1 cc/spuit insulin 5. Cairan pelarut 6. Bak steril dilapisi kas steril (tempat spuit) 7. Bengkok 8. Perlak dan alasnya.
f.
Prosedur Kerja Dalam Pemberian Obat Melalui Jaringan Intrakutan 1.
Cuci tangan
2.
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
3.
Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang terbuka dan keatasan
4.
Pasang perlak/pengalas di bawah bagian yang akan disuntik
5.
Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan aquades. Kemudian ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc dan siapkan pada bak injeksi atau steril.
6.
Pakai sarung tangan bersih
7.
Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan
8.
Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik.
9.
Lakukan penusukan dengan lubang jarum suntik menghadap ke atas dengan sudut 15-20 derajat di permukaan kulit.
10. Suntikkkan sampai terjadi gelembung. 11. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase. 12. Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/tes obat, waktu, tanggal dan jenis obat.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi pasien, salah satunya intra kutan. Dalam pemberian obat ada hal-hal yang perlu diperhatikan, diantaranya prosedur kerja, alat dan bahan dalam pemberian obat. Sebab ada jenis-jensi obat tertentu yang tidak bereaksi jika diberikan dengan cara yang salah. B. Saran Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping yang tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu, kita sebagai perawat kiranya
harus
melaksanakan
tugas
kita
dengan
sebaik-baiknya
tanpa
menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, AAA. Uliyah, Musriful. 2005. Buku Saku Pratikum: Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta:EGC
Hidayat, AAA, Uliyah, Musriful. 2008. Konsep Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan Edisi 2. Jakarta:Salemba Medika Priharjo, Robert. 1995. Tekhnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat, Jakarta: EGC Potter, Patricia A. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik Edisi 1. Jakarta: EGC
CHECKLIST MEMBERIKAN INJEKSI INTRACUTAN (IC)
Nama : …………………………………… NIM
: …………………………………....
ASPEK YANG DINILAI
NILAI 0
Definisi :
Memberikan obat melalui suntikan intracutan/ intradermal adalah suatu tindakan membantu proses penyembuhan melalui suntikan ke dalam jaringan kulit atau intra dermis.
Tujuan :
1. Pasien mendapatkan pengobatan
sesuai program pengobatan
dokter. 2. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam pemberian obat. 3. Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu (misalnya tuberculin tes). 4. Menghindarkan pasien dari efek alergi obat ( dengan skin test).
Indikasi :
biasa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya
Kontra indikasi
kontra indikasi : Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf besar di bawahnya.
1
2
Pelaksanaan
1. Persiapan Pasien : 2. Memperkenalkan diri 3. Bina hubungan saling percaya 4. Meminta pengunjung atau keluarga meninggalkan ruangan 5. Menjelaskan tujuan 6. Menjelasakan langkah prosedur yang akan di lakukan 7. Menyepakati waktu yang akan di gunakan
Persiapan alat dan bahan :
1. Daftar buku obat/catatan, 2. jadwal pemberian obat. 3. Obat dalam tempatnya 4. Spuit 1 cc/spuit insulin 5. Cairan pelarut 6. Bak steril dilapisi kas steril (tempat spuit) 7. Bengkok 8. Perlak dan alasnya. Persiapan Lingkungan :
1. Sampiran Tahap pre interaksi
1. Cuci tangan 2. Siapkan alat-alat
Tahap orientasi
1. Memberi salam , panggil klien dengan panggilan yang disenangi 2. Memperkenalkan nama perawat 3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga 4. Menjelaskan tentang kerahasiaan Tahap Kerja
1. Cuci tangan 2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien 3. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang terbuka dan keatasan 4. Pasang perlak/pengalas di bawah bagian yang akan disuntik 5. Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan aquades. Kemudian ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc dan siapkan pada bak injeksi atau steril. 6. Pakai sarung tangan bersih 7. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan 8. Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik. 9. Lakukan penusukan dengan lubang jarum suntik menghadap ke atas dengan sudut 15-20 derajat di permukaan kulit. 10. Suntikkkan sampai terjadi gelembung. 11. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase. 12. Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/tes obat, waktu, tanggal dan jenis obat. Tahap terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan 2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya 3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
Tahap Evaluasi
1.
Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan kegiatan
Tahap dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Keterangan : 0 = tidak dikerjakan 1= di kerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna 2= dikerjakan dengan sempurna