I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Hibridisasi (persilangan) adalah penyerbukan silang antara tetua yang berbeda susunan genetiknya. Pada tanaman menyerbuk sendiri hibridisasi merupakan langkah awal pada program pemuliaan setelah dilakukan pemilihan tetua. Umumnya program pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri dimulai dengan menyilangkan dua tetua homozigot yang berbeda genotipenya. Pada tanaman menyerbuk silang, hibridisasi biasanya digunakan untuk menguji potensi tetua atau pengujian ketegaran hibrida dalam rangka pembentukan varietas hibrida. Selain itu, hibridisasi juga dimaksudkan untuk memperluas keragaman. Dalam dunia pertanian dan dalam sub ilmu pemuliaan tanaman khususnya ada yang di namakan dengan kastrasi dan hibridisasi tanaman, Kastrasi dan hibridisasi adalah teknik yang digunakan oleh para pemulia (orang yang berusaha untuk memperbanyak tanaman dalam lingkup pemuliaan tanaman) untuk meningkatkan produktifitas dari tanaman yang dimuliakan, kastrasi ini adalah proses untuk menghilangkan bagian tidak penting dari suatu bunga, Pada peristiwa hibridisasi akan memperoleh kombinasi genetic yang diperoleh melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipnya. Emaskulasi atau sering merupakan pengambilan tepung sari pada kelamin jantan agar tidak terjadi penyerbukan sendiri. Oleh karena pentingnya hal tersebut diatas, maka penting bagi kita untuk mengetahui mengenai hibridisasi serta tahapan – tahapan hibridisasi dari tanaman.
1.2 Tujuan Tujuan dilakukannya hibridisasi ialah untuk memperoleh kombinasi genetik yang di inginkan melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda, menambah keragaman genetik, mendapatkan varietas baru (produksi tinggi, rasa, estetika), memperbaiki ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, serta untuk mengetahui karakter-karakter pada tanaman yang diinginkan.
1
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Hibridisasi Kusnadi (2000) menyatakan bahwa hibridisasi adalah persilangan atau perkawinan antara dua individu ( tanaman) yang mempunyai sifat-sifat beda. Ellstrand (2011) menyatakan bahwa hybridization is the process of interbreeding between individuals of different species (interspecific hybridization) or genetically divergent individuals from the same species (intraspecific hybridization). “Hibridisasi adalah proses kawin antar individu dari spesies yang berbeda (persilangan interspesifik) atau individu genetik berbeda dari spesies yang sama (hibridisasi intraspesifik).” Yunianti (2007) menyatakan bahwa hybridization (crossing) is a cross-pollination between the elders of different genetic composition. “Hibridisasi (persilangan) adalah penyerbukan silang antara tetua yang berbeda susunan genetiknya.”
2.2 Tahapan Hibridisasi Menurut Nasir (2001) hibridisasi terdiri dari beberapa tahap diantaranya : 1. Persiapan Persiapan untuk melakukan kastrasi dan penyerbukan silang meliputi penyediaan alat-alat antara lain : pisau kecil yang tajam, pinset dengan ujung yang runcing, jarum yang panjang dan lurus, alkohol (75-85%) atau spiritus dalam botol kecil untuk mensterilkan alat-alat tersebut, wadah untuk tempat benang sari, sikat kecil untuk mengeluarkan serbuk sari dari benang sari, kuas untuk meletakkan serbuk sari di atas kepala putik Penutupan bunga sebelum dan sesudah penyerbukan dapat menggunakan kantong dari kain, kelambu, kantong plastik yang telah diberi lubang-lubang kecil untuk pernafasan (peredaran udara) atau isolatif, sesuai dengan ukuran bunga. Perlengkapan lain yang perlu disediakan yakni label dari kertas yang tahan air, selanjutnya label tersebut diberi nomor urut. Untuk keperluan penyerbukan silang antara jenis-jenis tertentu sebaiknya kertas label mempunyai warna tertentu, misalnya untuk persilangan A X B warna labelnya merah, untuk A X C warna labelnya putih, untuk D X B warnanya hijau dan seterusnya dengan warna lain.
2
2. Kastrasi Kastrasi adalah kegiatan membersihkan bagian tanaman yang ada di sekitar bunga yang akan di emaskulasi dari kotoran, serangga, kuncup-kuncup bunga yang tidak dipakai serta organ tanaman lain yang mengganggu kegiatan persilangan. Membuang mahkota dan kelopak juga termasuk kegiatan kastrasi. Kastrasi umumnya menggunakan gunting, pisau atau pinset. 3. Emaskulasi Emaskulasi adalah kegiatan membuang alat kelamin jantan (stamen) pada tetua betina, sebelum bunga mekar atau sebelum terjadi penyerbukan sendiri. Emaskulasi terutama dilakukan pada tanaman berumah satu yang hermaprodit dan fertil. Cara emaskulasi tergantung pada morfologi bunganya. 4. Isolasi Isolasi dilakukan agar bunga yang telah diemaskulasi tidak terserbuki oleh serbuk sari asing. Dengan demikian baik bunga jantan maupun betina harus dikerudungi dengan kantung. Kantung bisa terbuat dari kertas tahan air, kain, plastik, selotipe dan lain-lain. Ukuran kantung disesuaikan dengan ukuran bunga tanaman yang bersangkutan. 5. Penyerbukan Penyerbukan buatan dilakukan antara tanaman yang berbeda genetiknya. Pelaksanaannya terdiri dari pengumpulan polen (serbuk sari) yang viabel atau anter dari tanaman tetua jantan yang sehat, kemudian menyerbukannya ke stigma tetua betina yang telah dilakukan emaskulasi. 6. Pelabelan Ukuran dan bentuk label berbeda-beda. Pada dasarnya label terbuat dari kertas keras tahan air, atau plastik. Pada label antara lain tertulis informasi tentang: (1) Nomor yang berhubungan dengan lapangan, (2) Waktu emaskulasi, (3) waktu penyerbukan, (4) Nama tetua jantan dan betina, (5) Kode pemulia/penyilang. 7. Pendeteksian Keberhasilan Persilangan Buatan Keberhasilan suatu persilangan buatan dapat dilihat kira-kira satu minggu setelah dilakukan penyerbukan. Jika calon buah mulai membesar dan tidak rontok maka kemungkinan telah terjadi pembuahan. Sebaliknya, jika calon buah tidak membesar atau rontok maka kemungkinan telah terjadi kegagalan pembuahan.
3
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hibridisasi 2.3.1 Internal Menurut Syukur (2009) factor internal yang mempengaruhi hibridisasi adalah : Pemilihan Tetua Ada lima kelompok sumber plasma nutfah yang dapat dijadikan tetua persilangan yaitu: (a) varietas komersial, (b) galur-galur elit pemuliaan, (c) galurgalur pemuliaan dengan satu atau beberapa sifat superior, (d) spesies introduksi tanaman dan (e) spesies liar. Peluang menghasilkan varietas unggul yang dituju akan menjadi besar bila tetua yang digunakan merupakan varietas-varietas komersial yang unggul yang sedang beredar, galur-galur murni tetua hibrida, dan tetua-tetua varietas sintetik. Waktu Tanaman Berbunga Dalam melakukan persilangan harus diperhatikan: (1) penyesuaian waktu berbunga. Waktu tanam tetua jantan dan betina harus diperhatikan supaya saat anthesis dan reseptif waktunya bersamaan, (2) waktu emaskulasi dan penyerbukan. Pada tetua betina waktu emaskulasi harus diperhatikan, seperti pada bunga kacang tanah, padi harus pagi hari, bila melalui waktu tersebut polen telah jatuh ke stigma. Juga waktu penyerbukan harus tepat ketika stigma reseptif. Jika antara waktu antesis bunga jantan dan waktu reseptif bunga betina tidak bersamaan, maka perlu dilakukan singkronisasi. Caranya dengan membedakan waktu penanaman antara kedua tetua, sehingga nantinya kedua tetua akan siap dalam waktu yang bersamaan. Untuk tujuan sinkronisasi ini diperlukan informasi tentang umur tanaman berbunga.
2.3.2 Eksternal Menurut Syukur (2009) factor internal yang mempengaruhi hibridisasi adalah : Pengetahuan tentang Organ Reproduksi dan Tipe Penyerbukan Untuk dapat melakukan penyerbukan silang secara buatan, hal yang paling mendasar dan yang paling penting diketahui adalah organ reproduksi dan tipe penyerbukan. Dengan mengetahui organ reproduksi, kita dapat menduga tipe penyerbukannya, apakah tanaman tersebut menyerbuk silang atau menyerbuk sendiri. Tanaman menyerbuk silang dicirikan oleh struktur bunga sebagai berikut : 4
a. secara morfologi, bunganya mempunyai struktur tertentu b. waktu antesis dan reseptif berbeda c. inkompatibilitas atau ketidaksesuaian alat kelamin d. adanya bunga monoecious dan dioecious Cuaca Saat Penyerbukan Cuaca
sangat
besar
peranannya
dalam
menentukan
keberhasilan
persilangan buatan. Kondisi panas dengan suhu tinggi dan kelembaban udara terlalu rendah menyebabkan bunga rontok. Demikian pula jika ada angin kencang dan hujan yang terlalu lebat. Pelaksana Pemulia yang melaksanakan hibridisasi harus dengan serius dan bersungguh-sungguh dalam melakukan hibridisasi, karena jika pemulia ceroboh maka hibridisasi akan gagal.
2.4 Tanda Keberhasilan Hibridisasi Menurut Syukur (2009) tanda keberhasilan hibridisasi adalah pada proses perkembangan biji dapat dilihat pada hari 2-7 hari setelah penyerbukan. Jika pada bagian petal telah mengering, namun pada bakal buah tetap segar selanjutnya bakal buah membesar atau memanjang kemudian telah terjadi pembuahan. Bunga yang gagal mengadakan fertilisasi biasanya gugur atau pada bagian kepala putiknya terlihat layu dan bakal buah rontok.
2.5 Morfologi Bunga dan Masa Antesis,Reseptif Bunga Menurut Hutapea (1994) Bunga tanaman kacang panjang terdapat pada ketiak daun, majemuk, tangkai silindris, panjang kurang lebih 12 cm, berwarna hijau keputih-putihan, mahkota berbentuk kupu-kupu, berwarna putih keunguan, benang sari bertangkai, panjang kurang lebih 2 cm, berwarna putih, kepala sari kuning, putik bertangkai, berwarna kuning, panjang kurang lebih 1 cm, dan berwarna ungu. Buah tanaman ini berbentuk polong, berwarna hijau, dan panjang 15-25 cm. Bijinya lonjong, pipih, berwarna coklat muda. Akarnya tunggang berwarna coklat muda Bunga kacang panjang menyerbuk sendiri. Penyerbukan silang dengan bantuan serangga dapat juga terjadi dengan kemungkinan 10%. Masa
Anthesis
merupakan
tahap
ketika
terjadi
pemekaran
bunga.
Biasanya anthesis terjadi bersamaan dengan masaknya organ reproduksi jantan dan betina, 5
walaupun dalam kenyataannya tidak selalu demikian. Ada kalanya organ reproduksi, baik jantan maupun betina, masak sebelum terjadi anthesis, atau bahkan jauh setelah terjadinya anthesis. Perbungaan aksiler, tandan dengan beberapa bunga yang kekuningan atau biru pucat. Setiap bunga terdapat braktea, luruh, pedisel pendek, brakteola 2, luruh, bulat telur terjadi antara jam 07.00-09.00. Bersamaan terbalik; kelopak menggenta; mahkota papilaneus, bendera tegak berbentuk peci , sayap lonjong, lunas menyerupai perahu; benang sari diadelpus (9 membentuk 1 berkas dan yang 1 memisah), kepala putik mementol, tangkai putik melengkung, bakal buah dengan banyak bakal biji . Tipe bunga:_papiloneus. Menurut Uji (2009) Bunga mulai rekah dengan diawali oleh merekahnya bagian sayap dan lunas yang dimulai pagi hari antara jam 05.00-06.00. Selanjutnya disusul oleh bagian bendera ikut merekah , sehingga bunga mekar sempurna yang dengan saat bunga mekar sempurna tersebut kepala putik reseptif dan kepala sari pecah sehingga mengeluarkan serbuk sari yang berwarna kuning melalui celah melintang pada ruang sari. Namun antara jam 09.3010.30 bunga telah menutup kembali. Sore harinya bunga tampak layu dan hari berikutnya bakal buah sudah nampak berkembang. Masa antesis pada bunga pacar air biasanya ditandai dengan cirri bunga yang kuncup dan akan mekar pada keesokan harinya. Bunga yang akan mekar, akan memperlihatkan warna mahkotanya sedikit demi sedikit yang ditutupi dengan kelopaknya yang tipis. Masa antesis pada pacar air terjadi pada pagi hari, oleh karena itu persilangan bunga pacar air harus dilaksanakan pada waktu pagi hari, sedangkan waktu emaskulasi sangat objektif, bisa pada waktu pagi hari sebelum hibridisasi, ataupun pada waktu sore hari. Bunga pacar air, pada umumnya memiliki morfologi yang sama dengan bunga yang lain, yaitu memiliki mahkota, kelopak, putik, dan benang sari. Tetapi, pada bunga pacar air, letak putik berada dibawah benang sari. Sehingga secara kasat mata, kita tidak bisa mengetahiu letak putik pada bunga pacar air. Menurut Putu (2000) Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. 6
Menurut Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (2006) pada bunga jantan (malai) masa anthesisnya pada hari ke-65 setelah tanam, sedangkan pada bunga betina (tongkol) masa reseptifnya pada hari ke-71 setelah tanam. Masa anthesis malai ditandai dengan munculnya bulir-bulir yang berwarna merah keunguan yang mengandung antosianin pada tangkai malai, dan pada bulir terdapat serbuk sari (pollen) yang berwarna kuning. Masa reseptif tongkol ditandai dengan tumbuhnya bulu-bulu rambut pada ujung tongkol yang berwarna kuning bening kehijauan.
7
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu Dan Tempat Praktikum Praktikum hibridisasi kacang panjang dilaksanakan pada hari Sabtu-Minggu tanggal 24-25 Maret 2012 pada pukul 17.00-07.00. Lokasi atau tempat praktikum dilaksanakan di Lahan Jatikerto, Kabupaten Kepanjen, Malang Praktikum hibridisasi pacar air dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 2 Mei 2012 pada pukul 07.30-08.30. Lokasi atau tempat praktikum dilaksanakan di Lahan Budidaya Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Praktikum hibridisasi jagung dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 mei 2012 pada pukul 17.00-17.30. Lokasi atau tempat praktikum dilaksanakan di Lahan Ngijo, Karangploso, Malang.
3.2 Alat, Bahan Dan Fungsi Alat 1. Alat tulis
: Untuk pencatatan
2. Pinset
: Untuk kastrasi dan polinasi (perkawinan)
3. Kerta Label
: Sebagai label setelah proses hibridisasi
4. Benang
: Untuk mengikat label pada saat pelabelan
5. Kertas Sungkup
: Untuk membungkus hasil persilangan
6. Kamera
: Untuk dokumentasi
Bahan 1. Kacang panjang hijau
: Sebagai tetua jantan
2. kacang panjang ungu
: Sebagai tetua Betina
3. Pacar air ungu
: Sebagai tetua Betina
4. Pacar air merah
: Sebagai tetua Jantan
5. Jagung manis
: Sebagai tetua Jantan
6. jagung Ungu kemerahan
: Sebagai tetua Betina
8
3.3 Alur kerja Kacang panjang Pemilihan bunga untuk dijadikan tetua betina pada sore hari
Emaskulasi dan disungkup
Pemilihan bunga untuk dijadikan tetua jantan pada pagi hari
Polinasi pada pagi hari
Disungkup dan diberi label
Dokumentasi
Hasil (Berhasil atau gagal)
9
Pacar Air
Pemilihan tetua jantan dan betina
Emaskulasi tetua betina
Pembungkusan agar tidak terjadi [enyerbukan silang
Isolasi tetua betina
Pembungkusan agar tidak terjadi [enyerbukan silang
Polinasi pollen bunga ungu ke putik bunga merah
Memberi label pada persilangan
Pembungkusan hasil persilangan
Isolasi persilangan tersebut sampai mendapatkan hasil
10
Jagung (Ngijo) Penentuan tetua jantan dan betina
Mengambil malai jagung yang dijadikan tetua jantan
Memilih husk (betina) yang muda
Husk yang dipilih harus digunting ujung rambutnya
Buka tongkol sampai terlihat bakal buahnya
Polinasi malai (jantan) ke husk (betina)
Pembungkusan tetua betina (husk) dan pelabelan
Amati hasil hibridisasi setelah 7 hari
11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil 4.1.1 Pengamatan Perkembangan Bunga Tabel Perkembangan Bunga Kacang Panjang Parameter
Tetua Betina
Umur berbunga Perkembangan bunga
12
Tetua Jantan
Gambar morfologi bunga
Tabel Perkembangan Bunga Pacar Air Parameter
Tetua Betina
Umur berbunga Perkembangan bunga
13
Tetua Jantan
Gambar morfologi bunga
Tabel Perkembangan Bunga Jagung Parameter
Tetua Jantan
Umur berbunga Perkembangan bunga
14
Tetua Betina
Gambar morfologi bunga
15
4.1.2 Gambar Prosedur Persilangan Tabel Kontrol Persilangan Kacang Panjang Komoditas
: Kacang panjang
Tujuan Persilangan : Untuk menambah keragaman varietas tanaman Tetua Jantan
: Hijau
Tetua Betina
: Ungu
Tanggal Persilangan : 25 Maret 2012 Gambar prosedur persilangan
Gambar hasil persilangan
1 msp
Pemilihan tetua
Isolasi tetua betina
Penyungkupan bunga
Emaskulasi
Polinasi
Pelabelan
16
Tabel Kontrol Persilangan Pacar Air Komoditas
: Pacar Air
Tujuan Persilangan : Untuk menambah keragaman varietas tanaman Tetua Jantan
: Ungu
Tetua Betina
: Merah
Tanggal Persilangan : 2 Mei 2012 Gambar prosedur persilangan
Gambar hasil persilangan
1 msp
Pemilihan tetua
Polinasi
Emaskulasi
Penyungkupan+pelabelan
17
Tabel Kontrol Persilangan Jagung Komoditas
: Jagung
Tujuan Persilangan
: Untuk menambah keragaman varietas tanaman
Tetua Jantan
: Jagung Merah, Jagung Kuning
Tetua Betina
: Jagung Manis
Tanggal Persilangan : 2 Mei 2012 Gambar prosedur persilangan
Gambar hasil persilangan
Pemilihan tetua betina
Emaskulasi betina
Polinasi
Emaskulasi jantan
Penyungkupan 1 msp
18
4.1.3 Pengamatan Keberhasilan dan Kegagalan Persilangan Tabel Pengamatan Keberhasilan dan Kegagalan Dokumentasi Kacang Panjang Tetua
ƐKeberhasilan
ƐKegagalan
Persilangan Tetua jantan = Kacang panjang hijau
20
0
Tetua betina = Kacang panjang ungu Tetua jantan = Pacar air ungu
17
3
1
0
0
1
Tetua Betina = Pacar air merah
Tetua jantan = Jagung Merah Tetua Betina = Jagung Manis
Tetua jantan = Jagung Kuning Tetua Betina = Jagung manis
19
Dokumentasi
Dokumentasi
keberhasilan
kegagalan
4.2 Pembahasan Dari hasil pengamatan, hibridisasi kacang panjang yang dilakukan tanggal 24-25 Maret 2012, kami menyilangkan bunga kacang panjang berwarna ungu sebagai tetua betina dan bunga kacang panjang berwarna hijau sebagai tetua jantan. Menurut kelompok kami sudah berhasil, sebab bunga betina yang diamati menunjukkan tanda-tanda keberhasilan hibridisasi yaitu gugurnya kelopak bunga dan membesarnya bakal buah. Dari data yang diperoleh keberhasilan yang didapat sebesar 100%. Hal ini dikarenakan kami hanya menyilangkan 1 tanaman kacang panjang dan hasilnya berhasil. Faktor-faktor pendorong keberhasilan dalam persilangan kali ini adalah cara melakukan hibridisasi dengan benar dan sungguh-sungguh serta kualitas biji yang baik sebagai bibit tanaman tersebut. Keberhasilan suatu persilangan buatan dapat dilihat kira-kira satu minggu setelah dilakukan penyerbukan. Menurut literatur faktor keberhasilan tersebut di dukung oleh faktor iklim. Tanaman kacang panjang ini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah maupun dataran tinggi (pegunungan) ± 1.500 meter dari permukaan laut(dpl), tetapi tanaman kacang panjang paling baik di tanam di dataran rendah. Prasyarat iklim yang paling ideal untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang adalah daerah-daerah yang mempunyai suhu udara berkisar antara 20ºC-30ºC. Cirinya adalah lahan berada di tempat terbuka (mendapat sinar matahari penuh), iklim kering dan curah hujan tahunan 600-1.500 mm. Hibridisasi pacar air dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2012 di kebun BP Fakultas Pertanian Unversitas Brawijaya. Dari hibridisasi tersebut didapatkan hasil bahwa dari 20 bunga pacar air yang disilangkan, sebanyak 11 bunga yang berhasil dan sebanyak 9 bunga yang gagal. Bunga yang dinyatakan berhasil dalam hibridisasi adalah bunga yang ditemui dalam keadaan tetap tumbuh, tetapi kelopak bunganya rontok sedangkan bakal buahnya membesar. Sedangkan bunga yang dinyatakan gagal dalam proses hibridisasi ini adalah bunga yang ditemukan dalam keadaan kering atau layu bahkan rontok jatuh ke tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan proses hibridisasi ini antara lain adalah pelaku hibridisasi, iklim atau cuaca pada saat hibridisasi, dan kondisi bunga maupun tanaman yang dihibridisasi. Faktor pelaku berkaitan dengan cara memerlakukan bunga yang dibutuhkan kehati-hatian dan kesterilan, apabila pelaku kurang hati-hati dalam melakukan hibridisasi dan kurang menjaga kesterilan bunga, maka bunga yang disilangkan justru akan mengalami kerusakan yang berimbas pada kematian bunga yang teramati dalam keadaan kering atau layu bahkan rontok. Faktor cuaca juga merupakan faktor penting dalam 20
hibridisasi karena selama proses hibridisasi diharapkan cuaca yang baik dan mendukung sehingga bunga dalam kondisi yang sesuai dan stabil. Faktor kondisi tanaman atau bunga ini merupakan faktor yang paling mendasar, karena menentukan kesiapan bunga tanaman itu sendiri untuk dihibridisasi, antara lain kelamin jantan dan betina kedua tetua dalam keadaan masak, selain itu juga dalam hal kompabilitas kelamin jantan dan betina kedua tetua yang disilangkan. Baiknya, faktor-faktor yang tersebut di atas sebagian besar mampu mendukung keberhasilan hibridisasi yang kami lakukan, terbukti dari 20 bunga yang dihibridisasi, 11 dinyatakan berhasil dan hanya 9 yang dinyatakan gagal. Sejumlah kegagalan ini disebabkan oleh kurang terpenuhinya faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan hibridisasi tersebut di atas. Hibridisasi jagung dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2012 di Lahan Ngijo. Dari hibridisasi tersebut didapatkan hasil bahwa dari dua tanaman jagung yang disilangkan, tidak semua tanaman berhasil disilangkan, namun juga ada yang gagal. Tanaman jagung tersebut dikatakan berhasil sebab bunga betina yang diamati menunjukkan tanda-tanda keberhasilan hibridisasi yaitu rambut tongkol berubah warna menjadi kecoklatan dan tongkol membesar. Keberhasilan suatu persilangan buatan dapat dilihat kira-kira satu minggu setelah dilakukan penyerbukan. Jika calon buah mulai membesar dan tidak rontok maka kemungkinan telah terjadi pembuahan. Sebaliknya, jika calon buah tidak membesar atau rontok maka kemungkinan telah terjadi kegagalan pembuahan. Kami tidak tahu pasti apa yang menyebabkan kegagalan pada proses persilangan tersebut.
Banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya kegagalan dalam percobaan
tersebut. Diantaranya adalah serbuk sari yang kurang matang, putik yang kurang matang, gangguan serangga, jatuhnya serbuk sari yang tidak tepat dan lain-lain. Keberhasilan hibridisasi di lahan menunjukkan bahwa adanya penanganan dan waktu masaknya putik dan benang sari yang tepat dan tidak adanya gangguan serangga atau organisme yang lainnya.
21
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan Ada beberapa hal yang dapat kami simpulkan antara lain: 1.
Setiap tumbuhan memiliki tehnik persilangan yang tidak sama.
2.
Tehnik persilangan menyerbuk sendiri dilakukan pada tanaman yang dapat melakukan penyerbukan dalam satu bunga.
3.
Tehnik persilangan menyerbuk sendiri dilakukan pada tanaman yang dapat melakukan penyerbukan pada bunga lain.
4.
Banyak hal yang mempengaruhi pada tanaman menyerbuk sendiri antara lain kondisi lingkungan, stuktur bunga, jenis varietas dan ketelitian si pemulia.
5.
Demikian pula pada tanaman yang menyerbuk silang, ada beberapa faktor yang juga berpengaruh pada persilangannya, antara lain pengaruh organisme hidup, iklim dan keterampilan pemulia.
6.
Persilangan pada tanaman menyerbuk silang lebih mudah dilakukan dari tanaman yang menyerbuk sendiri.
7.
Tingkat keberhasilan pada tanaman yang menyerbuk silang ternyata lebih besar dari tanaman yang menyerbuk sendiri.
22
DAFTAR PUSTAKA
Ellstrand, Norman C.2007. Spontaneous Hybridization between Maize and Teosinte. Department of Botany and Plant Sciences, Center for Conservation Biology, and Biotechnology Impacts Center, University of California, Riverside, CA 92521-0124 (Ellstrand, Garner, Hegde, Guadagnuolo, and Blancas); the Horticulture and Crop Science Department, California Polytechnic State University, San Luis Obispo, CA 93407 (Garner); and the Laboratoire de Botanique Evolutive, Institut de Botanique, Universite´ de Neuchaˆ tel, rue Emile Argand 11, Neuchaˆ tel, Switzerland (Guadagnuolo) Hutapea, J.R., 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (III). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan, Jakarta Kusnadi, mustadjab hary. 2000. Kamus istilah pertanian. Kanisius. Yogyakarta Putu Budi Adnyana, Ida Bagus Putu Arnyana. 2000. Morfologi Tumbuhan. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Singaraja Pusat Perlindungan Varietas Tanaman. 2006. Panduan Pengujian Individual Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan Jagung. Departemen Pertanian Republik Indonesia. Uji T, Kahono S, dan Erniwati. 2009. Biologi Reproduksi Bunga Pada Tanaman Pertanian Terpilih: Kajian Awal Menuju Manajemen Penyerbukan. Laporan Akhir Penelitian Bidang IPTEK DIKTI-LiPI 2009 (draft). Yunianti, R. 2007. Analisis Genetik Pewarisan Sifat Ketahanan Cabai (Capsicum annuum L.) terhadap Phytophthora capsici Leonian. Disertasi. Sekolah Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti. 2009. Teknik pemuliaan tanaman. Bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Departemen Agronomi dan Hotikultura IPB. Bogor. 284 hal.
23
LAMPIRAN
Tabel Keberhasilan persilangan kacang panjang No
Nama
Nim
Keterangan
Pengamat
1.
Wilda Al Aluf
115040200111073
Berhasil
Reza v
2.
Siti Umi Fadhilah
115040200111074
Berhasil
Desy
3.
Betha Wahyuningtyas
115040200111075
Berhasil
Hatta
4.
Fi’liyah
115040200111076
Berhasil
Reza v
5.
David Galuh Permana
115040200111077
Berhasil
Cahyo
6.
M. Rizki Yuliansyah
115040200111078
Berhasil
Fauziah
7.
Theresia Yuli P
115040200111079
Berhasil
M Wildan
8.
Bagoes Dwi Prasodjo
115040200111081
Berhasil
Khurrotul
9.
Ghassani Anggiah P
115040200111082
Berhasil
Dyah Ayu
10.
Agung wicaksono
115040200111083
Berhasil
Melawati
11.
Arfan Alfian
115040200111084
Berhasil
Devy
12.
Annisaa Rahmawati
115040201111063
Berhasil
Firda
13.
Nanik Indah Dwi Winarsih
115040201111064
Berhasil
14.
Sinta Juwita Ika Minasari
115040201111065
Berhasil
Rudolfon
15.
Hesty Maranticha
115040201111066
Berhasil
Ricko
16.
Akhmad Hadi Faqih Syaikhu
115040201111067
Berhasil
Intan
17.
Dian Prabawati
115040201111068
Berhasil
Achmat eka
18.
Intan Dwi Putri
115040201111069
Berhasil
Intan
19.
Emira Dyah Larasati
115040201111070
Berhasil
Reza v
20.
Desi Kurnia Sari
115040201111071
Berhasil
Reza v
24
Tabel Keberhasilan persilangan pacar air No
Nama
Nim
Keterangan
1.
Wilda Al Aluf
115040200111073
Berhasil
2.
Siti Umi Fadhilah
115040200111074
Berhasil
3.
Betha Wahyuningtyas
115040200111075
Berhasil
4.
Fi’liyah
115040200111076
Gagal
5.
David Galuh Permana
115040200111077
Gagal
6.
M. Rizki Yuliansyah
115040200111078
Gagal
7.
Theresia Yuli P
115040200111079
Gagal
8.
Bagoes Dwi Prasodjo
115040200111081
Gagal
9.
Ghassani Anggiah P
115040200111082
Gagal
10.
Agung wicaksono
115040200111083
Berhasil
11.
Arfan Alfian
115040200111084
Gagal
12.
Annisaa Rahmawati
115040201111063
Berhasil
13.
Nanik Indah Dwi Winawanti
115040201111064
Berhasil
14.
Sinta Juwita Ika Minasari
115040201111065
Berhasil
15.
Hesty Maranticha
115040201111066
Gagal
16.
Akhmad Hadi Faqih Syaikhu
115040201111067
Berhasil
17.
Dian Prabawati
115040201111068
Berhasil
18.
Intan Dwi Putri
115040201111069
Berhasil
19.
Emira Dyah Larasati
115040201111070
Berhasil
20.
Desi Kurnia Sari
115040201111071
Gagal
25
Tabel Keberhasilan persilangan jagung No
Tetua Jantan
Tetua Betina
Keterangan
1.
Merah
Jagung Manis
Berhasil
2.
Kuning
Jagung Manis
Gagal
Dokumentasi Kacang Panjang
M. Rizki, Bagoes, Arfan (Berhasil)
Hesty, Dian, There (Berhasil)
Sinta, Intan, Hadi, Anisa (Berhasil)
Desi,Laras,Wilda,Fi’liyah(Berhasil) Betha,Siti, Ghassani (Berhasil) Agung,David (Berhasil)
Dokumentasi Pacar Air
Siti Umi (Gagal)
Betha (Berhasil)
26
Bagoes (Gagal)
Annisaa (Berhasil)
A. Hadi (Berhasil)
Desi (Gagal)
Agung (Berhasil)
Nanik (Berhasil)
Wilda (Berhasil)
Hesty (Gagal)
Dokumentasi Jagung
Tetua jantan
: Jagung Merah
Tetua Jantan 27
: Jagung Kuning
Tetua Betina
: Jagung Manis
Tetua Betina
: Jagung Manis
Contents I. PENDAHULUAN ......................................................................................................................................1 1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................................1 1.2 Tujuan ..................................................................................................................................................1 II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................................2 2.1 Pengertian Hibridisasi ..........................................................................................................................2 2.2 Tahapan Hibridisasi..............................................................................................................................2 2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hibridisasi ..................................................................................4 2.3.1 Internal .........................................................................................................................................4 2.3.2 Eksternal ....................................................................................................................................4 2.4 Tanda Keberhasilan Hibridisasi ...........................................................................................................5 2.5 Morfologi Bunga dan Masa Antesis,Reseptif Bunga ...........................................................................5 III. BAHAN DAN METODE ........................................................................................................................8 3.1 Waktu Dan Tempat Praktikum .............................................................................................................8 3.2 Alat, Bahan Dan Fungsi .......................................................................................................................8 3.3 Alur kerja .............................................................................................................................................9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................................................................12 4.1 Hasil ...................................................................................................................................................12 4.1.1 Pengamatan Perkembangan Bunga ............................................................................................12
Tabel Perkembangan Bunga Kacang Panjang ................................................................................12 28
Tabel Perkembangan Bunga Pacar Air ...........................................................................................13
Tabel Perkembangan Bunga Jagung................................................................................................14 4.1.2 Gambar Prosedur Persilangan.....................................................................................................16 Tabel Kontrol Persilangan Kacang Panjang ..........................................................................................16
Tabel Kontrol Persilangan Jagung ..............................................................................................................18 4.1.3 Pengamatan Keberhasilan dan Kegagalan Persilangan...............................................................19 Tabel Pengamatan Keberhasilan dan Kegagalan Dokumentasi Kacang Panjang .................................19 4.2 Pembahasan ........................................................................................................................................20 V. PENUTUP ...............................................................................................................................................22 5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................................22 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................23 LAMPIRAN .................................................................................................................................................24 Dokumentasi Kacang Panjang .....................................................................................................................26 Dokumentasi Pacar Air ................................................................................................................................26 Dokumentasi Jagung ....................................................................................................................................27
29