i
ii
ii
Cost of Capital " 3
MAKALAH
MANAJEMEN KEUANGAN
BIAYA MODAL
(COST OF CAPITAL)
Oleh :
Suryati Arumsari
2013020071
Program Studi Akuntansi
STIE DHARMA BUMIPUTERA
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas rahmat dan karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Biaya Modal (Cost of Capital) ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk tugas akhir di Semester III dalam mata Kuliah Manajemen Keuangan dan berisi tentang definisi, jenis-jenis serta faktor yang mempengaruhi Biaya Modal (Cost of Capital) serta pengaruh Biaya Modal (Cost of Capital) dengan Penganggaran Modal (Capital Budgeting).
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dna masih banyak kesalahan / kekurangan baik dalam pengetikan maupun proses penyusunan makalah ini. Untuk itu penyusun mohon maaf.
Untuk lebih menyempurnakan makalah ini, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun sehingga akan membuat makalah ini semakin baik. Akhir kata, penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpera serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Jakarta, 20 Januari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR1
DAFTAR ISI2
BAB I PENDAHULUAN3
1.2 Latar Belakang3
1.3 Rumusan Masalah3
1.4 Tujuan Perumusan Masalah3
BAB II PEMBAHASAN4
2.1 Biaya Modal (Cost of Capital)4
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Biaya Modal (Cost of Capital)18
2.3 Hubungan antara Biaya Modal (Cost of Capital) dengan
Penganggaran Modal (Capital Budgeting)20
BAB III PENUTUP22
3.1 Kesimpulan22
DAFTAR PUSTAKA23
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Ada tiga hal yang menjadikan biaya modal sebagai materi pembahasan yang peting. Pertama, keputusan penganggaran modal berakibat besar pada perusahaan sedangkan penganggaran yang tepat memerlukan prkiraan biaya modal. Kedua, struktur keuangan mempengaruhi tingkat resiko dan besarnya arus pendapatan. Pengetahuan tentang biaya modal dan bagaimana biaya ini diperngaruhi oleh leverage keuangan, akan beruna dalam pengambilan keputusan dibidang strultur modal. Ketiga, sejumlah keputusan seperti leasing, pendanaan kembali, obligasi dan kebijaksanaan modal kerja, semuanya memerlukan perkiraan biaya modal.
Selain itu biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diperoleh dari investasi tersebut. Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko tertentu.
RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud dengan Biaya Modal (Cost of Capital)?
Apa saja jenis-jenis Biaya Modal (Cost of Capital)?
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Biaya Modal (Cost of Capital)?
Apa hubungan antara Biaya Modal (Cost of Capital) dengan Capital Budgeting (Penganggaran Modal).?
TUJUAN PERUMUSAN MASLAAH
Untuk mengetahui pengertian Biaya Modal (Cost of Capital).
Untuk mengetahui jenis-jenis Biaya Modal (Cost of Capital).
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Biaya Modal (Cost of Capital).
Untuk mengetahui hubungan antara Biaya Modal (Cost of Capital) dengan Capital Budgeting (Penganggaran Modal).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)
2.1.1 DEFINISI
Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi perusahaan.
Perhitungan biaya penggunaan modal adalah penting berdasar tiga alasan berikut:
Maksimisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal) diminimumkan.
Capital budgeting memerlukan estimasi tentang biaya modal.
Keputusan lain juga memerlukan estimasi biaya modal, misal leasing, modal kerja.
Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya uatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan rate of return dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. Biaya modal disini adalah overall cost of capital.
Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dari seluruh komponen modal (weighted cost of capital atau WACC).Biaya modal harus dihitung berdasar basis setelah pajak, karena arus kas setelah pajak adalah yang paling relevan untuk keputusan investasi.
Biaya yang harus dibayar :
Pembayaran Bunga.
Pembayaran dividen.
Pembayaran angsuran pokok pinjaman atau "principal".
Biaya modal dapat diukur dengan "rate of return" minimum dari investasi baru yang dikeluarkan perusahaan, dengan asumsi bahwa tingkat risiko dari investasi baru sama dengan risiko dari aktiva yang dimiliki saat ini.
Namun untuk hutang wesel ( notes payable ) atau hutang jangka pendek yang berbunga dimasukkan dalam perhitungan rata-rata tertimbang hanya jika hutang tersebut merupakan bagian dari pembelanjaan tetap perusahaan, bukan pembelanjaan sementara.
Sehingga dengan demikian pada umumnya hutang jangka dan modal sendirinya yang merupakan unsur untuk menghitung rata-rata tertimbang. Dengan demikian kita harus menghitung :
Biaya Hutang (Cost of Debt).
Biaya Saham Preferen (Cost of Preferen Stock).
Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning).
Biaya Saham Baru (Cost of New Common Stock).
2.1.2 BIAYA HUTANG (COST OF DEBT)
BIAYA MODAL SECARA INDIVIDUAL
Jika hutang jangka pendek merupakan bagian dari pembelanjaan perusahaan dimasukkan pula pada WACC, misal hutang bank jangka pendek.
Cost of debt = biaya hutang sebelum pajak x (1 – tingkat pajak)
Jika Hutang jangka pendek dikeluarkan oleh bank, disebut kredit bank, jangka waktu pinjaman paling lama satu tahun. Biasanya bank me-motong bunganya didepan, plus premi asuransi, sehingga jumlah yang diterima dibawah nilai nominal hutangnya.
Interest Payment + Premi Asuransi
Cod = ------------------------------------------------ x 100%
Nilai Nominal Hutang – (IP + PA)
Cod After Tax = (Cod before tax)(1-tax).
Biaya Hutang dari Obligasi.
Dapat dihitung dengan dua cara, yaitu denga rumus pendek atau Short Cut Formula, dan dengan Metode Accurate (menggunakan table Present Value).
Short Cut Formula : (before tax)
C + F - P dimana :
N C = Annual Int.Payment.
YTM = x 100% F = Value of Bond.
P + F P = Market Price of Bond.
2 N = Period.
Metode Accurate.
Metode ini diselesaikan dengan trial and error, menggunakan tabel PV kemudian diinterpolasi.
Interpolasi :
Selisih Selisih PV of Int. Selisih PV of Interest dengan
Bunga& NV of Bond PV of Market Value of Bond
Bunga I
PV of Int. & VB I
PV of Interest & VB I
Bunga II
PV of Int. & VB II
PV of Nominal Value of Bond
A B C
YTM = Bunga I + (B/C) (A)%
YTM After Tax = (YTM before tax)(1-t).
Jika perusahaan menggunkan hutang jangka panjang dengan menerbitkan obligasi, maka biaya hutang obligasi sbb:
Biaya modal obligasi = I + (N – Nb) /n
(Nb + N) /2
Ket:
I
= Buanga hutang obligasi satu tahun dalam rupiah
N
Nb
= Harga nominal obligasi
= Nilai bersih penjualan
n
= Umur obligasi
Kemudian biaya modal obligasi sebelum pajak disesuaiakan menjadi biaya modal setelah pajak.
Biaya Modal Saham Preferen
Biaya saham preferen adalah sama dengan tingkat keuntungan yang dinikmati pembeli saham preferen.
Kp = Dp/Pn
Ket :
Kp
= biaya saham preferen
Dp
= deviden saham preferen
Pn
= harga saham preferen bersih yang diterima (harga setelah dikurangi flotation cost).
Biaya Laba Ditahan
Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Dasarnya adalah prinsip opportunity cost. Jika laba tidak ditahan, laba tersebut dibagiakan dalam bentuk deviden. Jika laba tersebut ditahan berarti pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang menjadi haknya ke perusahaan (flow back fund).
Ada tiga cara menaksir biaya modal laba ditahan:
Pendekatan CAPM
Ks = bunga bebas risiko + premi risiko
Ks = krf + bi (km – krf)
Ket: Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan I, Krf = bunga bebas risiko
Km = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar
Bi = beta saham perusahaan i.
Biaya modal dihitung dengan memperhatikan premium risiko pasar dan beta saham.
ke = Rf + i(Rm – Rf)
Ket: Rf = Tingkat keuntungan bebas risiko.
Rm= Tingkat keuntungan pasar.
= Beta saham perusahaan.
Persamaan tersebut sebenarnya diperoleh dari persamaan Garis Pasar Sekuritas
(GPS), sebagai berikut : Ri = Rf + i (Rm – Rf)
Ket : Ri = Tingkat keuntungan yang diharapkan pemilik saham biasa.
Ri = ke
Pendekatan discounted cash flow / Pendiskontoan Aliran Kas.
Model yang digunakan untuk estimasi adalah Gordon. Model:
Po = D1
Ks – g
Maka D1 = Deviden akhir periode
Po = Harga saham awal periode
g = Tingkat pertumbuhan
Ks = D1 + g deviden.
Po
Model ini dihitung dengan mengestimasikan biaya modal de-ngan mendiskontokan aliran kas, yaitu dari dividen yang diha-rapkan akan diterima pemegang saham.
Keterangan :
Po = Dt Po = Harga pasar saham saat ini.
(1+ke)t Dt = Dividend diterima untuk periode t
T=1 ke = Expected return bagi investor.
Besarnya ke ditentukan oleh besarnya dividend yang diharapkan akan diterima selama periode t. Saham dimiliki untuk jangka waktu tidak terbatas, dan dividend tidak mengalami pertumbuh-an, maka biaya modalnya menjadi :
ke = D x 100%
Po
Namun yang lebih realistis sesuai dengan harapan investor dividend mengalami pertumbuhan, sebesar g. Sehingga biaya modalnya menjadi :
Po = Do(1+g)t dimana Do merupakan dividend yg di- t=1 (1+ke)t terima pada t = 0.
Diasumsikan bahwa ke > g, maka persamaan tersebut dapat diubah menjadi :
Po = D1 x 100% dimana; D1 = Do(1+g).
ke – g
maka, biaya modal sendiri dapat ditulis :
ke = D1 + g
Po
Model ini juga dapat digunakan untuk dividend yang mengalami pertumbuhan beberapa tahap.
Po = m Do(1+g1)t
t=1 (1+ke)t
+
Dm
(1+ke)m
= m Do(1+g1)t + ( 1 ) ( D m+1 )
t=1 (1+ke)t (1+ke)m ke – g2
Keterangan :
Po = Harga pasar saham.
g1 = Tingkat pertumbuhan dividend tahap pertama.
g2 = Tingkat Pertumbuhan dividend tahap kedua.
m = Periode waktu pertumbuhan.
Pendekatan bond yield plus risk premium
Model ini biasanya digunakan oleh para analis yang tidak mem-percayai CAPM. Model ini lebih subyektif, hanya menambah-kan premi risiko mereka sendiri sebesar 3 sampai dengan 5 poin persentase.
Ks = Tingkat keuntungan obligasi perusahan + Premi risiko
Semakin berisiko obligasi, maka biaya modalnya akan menjadi lebih tinggi pula.
Biaya Saham Biasa Baru
Biaya modal saham biasa baru biasanya lebih tinggi dari biaya modal laba ditahan, karena penjualan saham baru memerlukan biaya emisi atau flotation cost. Biaya emisi akan mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham.
D1
Ksb = + g
Po (1 –FC)
Ket :
Ksb
= biaya saham biasa baru
FC
= flotation cost
Biaya Modal dari Hutang Perniagaan
Biaya modal ini bersifat explicit, karena perusahaan gagal mem-bayar pada tepat waktu, sehingga kehilangan kesempatan untuk mendapatkan discount.
Cash Discount
Cod = x 100% Average Payable
Cod After Tax = (Cod before tax)(1-t).
Weighted Average Cost of Capital
Jika pembiayaan suatu investasi berasal dari berbagai sumber pendanaan, maka biaya modal dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang.
WACC = [Wd x Kd (1- tax)] + [Wp x Kp] + [Ws x (Ks atau Ksb)]
Ket : WACC = biaya modal rata-rata tertimbang
Wd = proporsi hutang dari modal
Wp = proporsi saham preferen dari modal
Ws = proporsi saham biasa atau laba ditahan dari modal
Kd = biaya hutang
Kp = biaya saham preferen
Ks = biaya laba ditahan
Ksb = biaya saham biasa baru.
Marginal Cost of Capital
Marginal cost of capital adalah biaya memperoleh rupiah tambahan sebagai modal baru. Pada umumnya marginal cost of capital akan meningkat sejalan dengan meningkatnya penggunaan modal.
Pada umumnya perusahaan akan menggunakan laba ditahan untuk menambah modal baru menerbitkan saham baiasa baru. Dengan demikian diperlukan suatu titik dimana kebutuhan modal sendiri harus dipenuhi dengan penjualan saham biasa baru.
Titik dimana marginal cost of capital naik sering disebut Break Point.
Jumlah laba diatahan
Break point = Bagian modal sendiri dalam struktur modal
Biaya Modal dari Hutang Wesel.
Dalam hutang wesel bunga dibayar dimuka, dengan memotong jumlah yang akan diterima.
Interest Payment
Cod = x 100% Nominal Wesel – Interest Payment
Cod After Tax = (Cod before tax)(1-tax).
Biaya Modal dari Emisi Saham Baru.
Biaya modal dari emisi saham baru lebih tinggi dari biaya modal dari laba ditahan, karena saham baru dibebani biaya emisi (flotati-on cost).
ke = Ror yang diharapkan dari Saham Biasa
1 – Persentase Biaya Emisi.
Catatan : Persentase biaya emisi dihitung dari harga jual sebelum dikurangi biaya emisi.
Atau : ke = D1 x 100%
Pnet
dimana : D1 = Divident yang diharapkan.
Pnet = Harga pasar saham dikurangi biaya emisi saham.
Jika diharapkan dividend akan mengalami pertumbuhan selamanya sebesar g, maka besarnya biaya modal :
ke = D1 + g
Pnet
BIAYA MODAL SECARA KESELURUHAN.
Tingak biaya modal yang harus dihitung perusahaan adalah tingkat biaya modal secara keseluruhan. Perhitungannya menggunakan konsep Weighted Average Cost of Capital (WACC).
Komponen
Modal
Biaya Masing-Masing
Komponen
Jumlah Persentase
Modal
Bond Payable
10%
$ 100,000
20%
Preferred Stock
15
100,000
20
Common Stock
21
300,000
60
$ 500,000
100%
Tambahan Modal.
Tambahan modal akan dapat mengakibatkan kenaikan marginal cost of capital (MCC), sehingga WACC-nya naik, apabila tambah-an modal tersebut begitu besarnya sehingga perusahaan harus melakukan emisi saham baru. Agar supaya tambahan modal tidak menaikan WACC, maka tambahan modal harus memperhatikan besarnya laba ditahan pada periode tersebut.
Besarnya tambahan modal yang diperlukan supaya tidak mening-katkan WACC
dapat dihitung dengan rumus sbb :
Tambahan Modal =
Laba Ditahan
Persentase Saham Biasa
Misalkan, diketahui :
Komponen
Modal
Jumlah Modal
Biaya masing- komponen
Persentase dari total
Obligasi
Rp
200.000.000
4,8 %
20%
Saham Preferen
50.000.000
10
5
Saham Biasa
750.000.000
12
75
Total Rp 1.000.000.000 100%
Dalam operasinya perusahaan memperoleh laba ditahan sebesar Rp 150.000.000,00. Besarnya tambahan modal maksimum yang diperlukan untuk mempertahankan WACC-nya adalah :
Rp 150.000.000
Tambahan Modal = Rp 200.000.000,00.
0,75
Jika tambahan modal lebih besar dari Rp 200 juta, maka WACC-nya akan naik, karena perusahaan harus menerbitkan saham baru. Dimana penerbitan saham baru ini akan dibebani biaya emisi atau flotation cost, sehingga wacc-nya naik.
Biaya Saham Lama
Biaya Saham Baru =
1 – Biaya Emisi
Marginal Cost of Capital (MCC).
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan tambahan ru-piah modal baru; biaya rata-rata tertimbang dari rupiah terakhir modal baru yang diperoleh. Skedul biaya modal marginalnya sbb :
MCC tetap, karena setiap rupiah tambahan modal baru mempunyai biaya sebesar 15%.
Skedul Biaya Modal Marginal
Jika tambahan modal lebih besar dari Rp 200 juta, misalkan Rp 500 juta berarti perusahaan harus menerbitkan saham baru, sehing-ga WACC-nya naik menjadi 11,46%.
Komposisi Tambahan Modal :
Jika Rp 200 juta. Jika Rp 500 juta.
Obligasi Rp 40 juta. Obligasi Rp 100 juta. Saham Preferen Rp 10 juta. Saham Preferen Rp 25 juta. Laba Ditahan Rp 150 juta. Saham Biasa Rp 375 juta.
Biaya Modal dari Depresiasi.
Biaya modal dari depresiasi sama dengan biaya modal rata-rata sebelum menggunakan modal yang berasal dari emisi saham baru.
Skedul Oportunitas Investasi (IOS).
Merupakan sebuah grafik dari oportunitas investasi perusahaan yang diberi peringkat berdasarkan tingkat pengembalian proyek tersebut.
Return (%)
A = 13%
13
C = 12%
12
MCC
B = 12,5%
10 IOS D = 10,2%
0 50 100 150 200 Jutaan
Tambahan Modal
Anggaran Modal Optimal Baru.
Sebesar Rp 180 juta.
Proyek
Modal (Rp)
Return (%)
A
50.000.000
13,00
B
50.000.000
12,50
C
80.000.000
12,00
D
80.000.000
10,20
2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)
Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan Perusahaan.
a. Tingkat Suku Bunga.
Jika suku bunga dalam perkonomian meningkat, maka biaya utang juga akan meningkat karena perusahaan harus membayar pemegang obligasi dengan suku bunga yang lebih tinggi untuk memperoleh modal utang.
b. Tarif Pajak.
Tarif Pajak digunakan dalam perhitungan biaya utang yang digunakan dalam WACC, dan terdapat cara-cara lainnya yang kurang nyata dimana kebijakan pajak mempengaruhi biaya modal.
Faktor yang Dapat Dikendalikan Peusahaan.
a. Kebijakan Struktur Modal.
Perhitungan WACC didasarkan pada tarif bunga setiap kompo-nen modal dengan komposisi struktur modalnya. Sehingga jika struktur modalnya berubah, maka biaya modalnya akan ber-ubah.
b. Kebijakan Dividend.
Penurunan ratio pembayaran dividend mungkin dapat menye-babkan biaya modal sendiri meningkat, sehingga MACC-nya naik.
c. Kebijakan Investasi.
Akibat dari kebijakan investasi akan membawa dampak yang berrisiko. Besar kecilnya risiko inilah yang akan mempengaruhi biaya modal.
Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:
a. Keadaan-keadaan umum perekonomian
Faktor ini menentukan tingkat bebas risiko atau tingkat hasil tanpa risiko.
b. Daya Jual saham suatu perusahaan
Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil minimum para investor akan turun dan biaya modal perusahaaan akan rendah.
c. Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen
Jika manajemen menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan utang dan saham khusus secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah. Para investor selanjutnya meminta tingkat yang lebih tinggi sehingga biaya modal perusahaan meningkat pula.
d. B esarnya pembiayaan yang diperlukan
Permintaan modal dalam jumlah besar akan meningkatkan biaya modal perusahaan.
Asumsi-asumsi dalam model biaya modal diantaranya:
a. Risiko bisnis bersifat konstan.
Risiko bisnis merupakan potensi tingkat perubahan return atas suatu investasi. Tingkat risiko bisnis dalam suatu perusahaan ditentukan dengan kebijakan manajemen investasi. Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi yang hanya tepat untuk suatu investasi yang memiliki risiko bisnis setingkat dengan aktiva-aktiva yang telah ada.
b. Risiko keuangan bersifat konstan.
Risiko keuangan didefinisikan sebagai peningkatan variasi return atas saham umum karena bertambahnya pemanfaatan sumber pemiayaan hutang dan saham istimewa. Biaya modal dari sumber individual merupakan fungsi dari struktur keuangan berjalan.
c. Kebijakan dividen bersifat konstan.
Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya modal yang berkenaan dengan kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini menyatakan bahwa rasio pembayaran dividen (dividen/laba bersih) juga konstan.
2.3 HUBUNGAN BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL) DENGAN PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)
Perusahaan multinasional mengevaluasi proyek dengan menggunaan penganggaran modal, yang membandingkan manfaat dari suatu proyek dengan biaya-biayanya. Capital budgeting ditujukan untuk memisahkan proyek yang pantas diimplementasikan dan proyek yang tidak patut dilaksanakan. Capital budgeting multinasional biasanya melibatkan proses yang sama. Namun, karakteristik khusus dari proyek yang mempengengaruhi arus kas masa datang atau suku bunga diskonto yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas membuat penganggaran modal multinasional menjadi lebih rumit.
Modal (capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi dan anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang. Penganggaran modal (capital budgeting) adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap dan merupakan proses menyeluruh menganalisa proyek dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal.
Capital budgeting adalah proses dimana manager financial dihadapi pada keputusan apakah akan menginvestasi pada projek tertentu atau pada asset tertentu. Capital budgeting perlu diperhatikan beberapa hal yaitu (1) proyek apakah yang menguntungkan bagi perusahaan, (2) dari serangkaian pilihan proyek, asset apakah yang diperlukan untuk mendukung proyek tersebut, dan (3) berapa besar jumlah investasi yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan asset tersebut. Capital budgeting dilakukan oleh instansi yang memiliki proyek jangka panjang yang ingin dijalankannya. Proyek jangka panjang ini dapat berupa ekspansi pada sebuah divisi dari anak perusahaan hingg pendirian anak perusahaan baru. Keputusan penganggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama sehingga perusahaan kehilangan fleksibilitasnya.
Tahap penganggaran modal meliputi (1) biaya proyek harus ditentukan, (2) manajemen harus memperkirakan aliran kas yang diharapkan dari proyek, termasuk nilai akhir aktiva, (3) risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi memakai distribusi probabilitas aliran kas, (4) dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal (cost of capital) yang tepat untuk mendiskon aliran kas proyek, (5) dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva, (6) nilai sekarang dari aliran kas yang diharapkan dibandingkan dengan biayanya. Penganggaran modal yang efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari penambahan aktiva dan pengeluaran modal sangatlah penting untuk dikaji.
Capital budgeting decision mempunyai pengaruh yang besar pada perusahaan dan capital budgeting yang baik akan memerlukan ramalan akan cost of capital yang tepat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi perusahaan.
Biaya modal (Cost of Capital) merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang diguna-kan untuk investasi perusahaan.
Faktor- faktor biaya modal di perusahaan diantaranya:
Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan Perusahaan.
Tingkat Suku Bunga.
Tarif Pajak.
Faktor yang Dapat Dikendalikan Peusahaan.
Kebijakan Struktur Modal.
Kebijakan Dividend.
Kebijakan Investasi.
Jadi biaya modal itu sangat berpengaruh besar bagi perusahaan untuk menjalankan
aktifitas perusahaan karenan biaya modal bisa dijadikan patokan perusahaan untuk
mengetahui apakah perusahaan tersebut mendapatkan profit yang tinggi apa tidak.
Capital budgeting decision mempunyai pengaruh yang besar pada perusahaan dan capital budgeting yang baik akan memerlukan ramalan akan cost of capital yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
F. Brigham, Eugene, Joel F, Houston. 2009. Fundamentals of Financial Management Dasar-dasar Manajemen Keuangan. ed.10. Jakarta. Salemba4.
Weston, J. Fred, F. Brigham, Eugene, dan A. Q. Khalid. 1991. Dasar-dasar Manajemen Keuangan jilid 2. Jakarta. Erlangga.
Imam Gunawan. 2009. Analisa Capital Budgeting (online). (http://masimamgun.blogspot.com/2009/11/analisa-capital-budgeting.html, diakses tanggal 19 Jauari 2014).