TUGAS PERANCANGAN JEMBATAN “CABLE STAYED”
DISUSUN OLEH : WIDIAKSO NOER FAJRIN M. IRVAN ZIDNY PRAMUWICAKSONO JEFRY DWI PRASETYO PATRICK MATHEUS WIBOWO BUDI MUHAMMAD IRFAN AMELIA TUTUT S. DIKO M. ABE DWINA MAHARANI AHMAD BUSIRI
L2A009157 L2A009162 L2A009164 L2A009166 L2A009222 L2A009227 L2A009234 L2A009235 L2A009236 L2A009242 L2A009244
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Diponegoro Semarang 2012
PENDAHULUAN
Jembatan cable stayed (Kabel Tetap) sudah dikenal sejak lebih dari 200 tahun yang lalu (Walther, 1988) yang pada awal era tersebut umumnya dibangun dengan menggunakan kabel vertical dan miring seperti Dryburgh Abbey Footbridge di Skotlandia yang dibangun pada tahun 1817. Jembatan seperti ini masih merupakan kombinasi dari jembatan cable stayed modern. Sejak saat itu jembatan cable stayed mengalami banyak perkembangan dan mempunyai bentuk yang bervariasi dari segi material yang digunakan maupun segi estetika. Pada umumnya jembatan cable stayed menggunakan gelagar baja, rangka, beton atau beton pratekan sebagai gelagar utama (Zarkasi dan Rosliansjah, 1995). Pemilihan bahan gelagar tergantung pada ketersediaan bahan, metode pelaksanaan dan harga konstruksi. Penilaian parameter tersebut tidak hanya tergantung pada perhitungan semata melainkan masalah ekonomi dan estetika lebih dominan. Kecenderungan sekarang adalah menggunakan menggunakan gelagar beton, cast in situ atau prefabricated (pre cast). Suatu penelitian menunjukkan
antara jembatan
gantung dan jembatan
bahwa kelebihan jembatan
cable-stayed
cable-stayed lebih unggul daripada
jembatan gantung. Kelebihan jembatan cable-stayed antara lain rasio panjang
bentang utama dan tinggi pilon yang lebih murah. Defleksi akibat pembebanan pembebanan simetris
dan asimetris
pada lebih
dari
separuh
bentang
jembatan
gantung
mempunyai defleksi yang lebih besar di tengah bentang daripada cable-stayed. Keuntungan
yang
menonjol
dari
cable-stayed adalah
tidak
dipcrlukan
pengangkeran pengangkeran kabcl yang berat berat dan besar besar seperti jembatan gantung. Gaya-gaya angker pada ujung kabei bekelja secara vertikal dan biasanya diseimbangkan dengan berat dari pilar dan pondasi tanpa menambah biaya konstruksi lagi. Komponen
horisontal
gaya
pada
kabel
dilimpahkan pada
struktur
atas
gelagar berupa takanan dan tarik.
Di lihat dari segi panjang bentang utamanya ada perbedaan antara jembatan cable-stayed dan jembatan suspension. Jembatan cable-stayed hanya
bisa
digunakan untuk bentang
utama dengan panjang maksimal
1000 m.
Untukjembatan yang memiliki bentang utama Iebih dari 1000 m digunakan jembatan tipe suspension
Jembatan cable-stayed adalah stmktur yang kabellinear dan
mempunyai sederetan
memikul elemen horisontal kaku
rangka batang). Jembatan cable-stayed terdiri
(misalnya balok
atas
atau
sistem strukturyang
meliputi suatu dek orthotropik dan balok girder menerus yang didukung
oleh penunjang, bempa kebel yang dibentang miring dan dihubungkan ke menara
sebagai
menyebar dari
tunjangan satu
atau
utamanya. lebih
Kabel-kabel
tiang
sistem dapat mempunyai bentang besar
tekan tanpa
tersebut
umumnya
penyangga. Keseluruhan
hams menggunakan kabel
rurnit Dewasa ini, banyak struktur jembatan yang dibangun
lengkung yang
dengan cara demikian, begitu pula dengan gedung-gedung. Untuk jembatan dengan bentang yang cukup panjang dipedukan struktur
stayed) yang
berfungsi sebagai
kabel
(cable-
pilar-pilar penghubung dalam memikul
sebagian besar dari bebanjembatan yang kemudian dilimpahkan ke pondasi.
Gambar : Jembatan Cable-stayed
Maksud
pengembangan
bentang-bentang pendek mempunyai mempunya i lintas yang
kekuatan
teknologi
menjadi memadai
kabel
ialah
bentang
satu
untuk memikul berat
melewati jembatan. Dwi
merangkai
panjang
yang
scndiri dan lalu
ti.mgsi sistem cable- stayed ialah
sebagai perletakan antara dari bentangan gelagar pengaku dan sekaligus sebagai penahan untuk stabilitas menara. Dalam
pelaksanaan
konstruksi
jembatan,
konstruksi, besarnya gaya-gaya dalam, tidak penampang dan pu.t1cak tower
pada dan
boleh
tahap akhir pembebanan,
lendutan
lantai
jembatan
setiap
tahapan
melampaui kapasitas perpindahar1 titik hams memenuhi yang
disyaratkan da!am perencanaan. Pada
jembatan sistem cable-stayed, pada tahap akhir dari kasus jembatan
pembebanan (beban konstmksi), displacement dari
puncak tower hams
sekecil mungkin dan lendutan pada
toleransi. Demikian pula
masih dalam
dengan
lantai jembatan. Sebagai syarat, bahwa displacement dari
lantai pada posisi
kabel (stay support) akibat beban konstruksi bekerja
hams sekecil mungkin. Dengan dicapainya lendutan pada yang kecil, bidang momen dari
posisi
kabel
lantai jembatan menjadi optimun dan
bahkan dapat dicapai kondisi momen positif hampir sama dengan momen
negatif pada setiap peralihan antar tumpuan stay. Untuk mendapatkan kondisi tersebut di
atas
dapat dilakukan
dengan mengaplikasikan gaya pratekan (gaya axial) pada kabel. Dengan cara dernikian, setiap tahapan pelaksanaan konstruksi jembatan besamya
gaya pratekan dapat ditentukan. Pada analisa struktur jembatan sistem cable-stayed, metode konstruksi akan menentukan tahapan analisa. suatu
sistern tiga
dirnensi, secara umum, dek balok girder dapat berupa box
beton atau
Jernbatan
cable-stayed modem
menyajikan
suatu sistem gabungan struktur baja
yang membingkai girder, struktur
komposit balok lantai melintang, dan
sebuah dek beton. Bagian-bagian
pendukung seperti tiang tower tertekan tertarik. beberapa
Pada
umumnya
liang
tower
dan
kabel yang melintang
terbuat
dari
beton
pada
tipenya. Karakteristik yang penting dari struktur tiga dimensi
adalah keikutsertaan penuh kerja pada konstruksi me!intang dalam struktur
utama arab longitudinal. lni berarti sangat perlu ditingkatkan
momen inersia konstruksinya, yang mengijinkan suatu pengurangan tinggi balok girder dan
secara ekonomi pada baja. Dek orthotropik
digunakan sekarang sekarang ini, cable-stayed jarang digunakan untuk jembatan cable-stayed jarang
secara umum mahal dan
sebab
pengeijaan pengelasannya harus dilakukan
dengan intensif.
KOMPONEN JEMBATAN CABLE STAYED Pada atas
umumnya komponen
utama jembatan
cable-stayed terdiri
gelagar, kabe!, dan menara atau pilon. Masing-masing bagian
mempunyai berbagai tipe dan bentuk yang bermacam-macam yang jembatan cable-stayed digunakan sesuai fungsinya. Setiap komponen jembatan saling berhubungan dimana kabel memikul beban dari
besrta
lalu
lintasnya
kemudian
beban
tersebut
dek jalan raya ditransfer
ke
dan dilimpahkan ke
menara
diuraikan beberapa tipe
pondasi jembatan.
Di
bawah ini
akan
dan bentuk dari komponen utama jembatan cable-
stayed. 1. Memua atau Pilon
Pemilihan bentuk pilon sangat dipengaruhi oleh konfigurasi kabel, estetika, dan kebutuhan perencanaan serta menara dari
trapezium,
berbagai konstruksi dapat menara
kembar,
menara menyalurkan beban
menara
dari
dilimpahkan ke pondasi. Tinggi seperti sistem kabel, j umlah
tinggi
menara
dan
A,
pertimbangan biaya. berupa dan
potal
Tipe
berbentuk
menara tunggal. Pungsi
dek jalan raya melalui kabel kemudian
menara ditentukan dari
kabel
dan
beberapa hal
perbandingan estetika dalam
panjang bentang, untuk
itu direkomendasikan
perbandingan antara bentang terpanjang dan tinggi menara antara 0,19 0,25.
Gambar : Menara Jembatan Suramadu
-
2. Gelagar
Bentuk gelagar jembatan cabie-stayed sangat
bervariasi namun yang
paling sering digunakan ada dua yaitu stiffening truss dan solid web. Stiffening truss digunakan untuk struktur baja dan solid web digunakan untuk struktur baja
atau
beton baik
beton bertulang maupun beton
prategang. Pada
awal
perkembangan jembatan cable-stayed modern, stiffening truss banyak diguitakan tetapi sekarang sudah
mulai ditinggalkan dan jarang digunakan dalam
karena mempunyai banyak
desain,
kekurangan. Kekurangannya adalah membutuhkan membutuh kan
pabrikasi yang besar, perawatan yang relatif sulit, dan kurang menarik dari menarik dari segi
estetika.
Gambar : Stiffening Truss
Gambar : Solid Web
Gelagar yang tersusun dari solid web yang terbuat dari baja atau beton
cenderung atas duatipe, yaitu: ), dapat terdiri atas dua atau banyak gelagar, a) Gelagar pelat (plate girder ), b)
Gelagar box ( box girder ), dapat terdiri atas satu satu atau susunan box yang
dapat berbentuk persegi berbentuk persegi panjang atau trapesium.
Susunan dek yang tersusun dari gelagar pelat tidak memiliki kekakuan torsi yang besar
sehingga tidak
dapat
jemb atan yang bentangnya digunakan untuk jembatan
panjang dan lebar atau jembatan jemba tan yang dircncanakan hanya
mcnggunakan satu
bidang kabel penggantung. Dek jembatan jemba tan yang menggunakan satu atau susunan box akan memilik.i kekakuan torsi yang besar sehingga cocok mengalami torsi kabel
yang sangat besar. Jembatan yang
penggantung biasanya menggunakan
jembatan jembata n yang
lebar
gelagar
jemba tan yang untuk jembatan
menggunakan satu bidang box
tunggal,
sedangkan
menggunakan susunan gelagar box. Gelagar pelat atau box
yang terbuat dari baja rnempunyai masalah seperti pada truss berupa perawatan terhadap korosi
yang
Bentuk gelagar yang
relatif mahal meskipun biaya konstruksi
lebih
murah.
digunakan untuk Jembatan Suramadu adalah gel agar box
seperti Gambar 2.8.
Stringer
Gambar : Gelagar Jembatan Suramadu
3. Kabel Sistem
kabel
merupakan
salah
satu
hal
mendasar
perencanaan jembatan cable-stayed. Kabel digunakan gelagar di
antara
dua tumpuan dan memindahkan
untuk beban
dalam
menopang
terpusat
ke
menara. Secara umum sistem kabel dapat dilihat sebagai tatanan kabel
dan
transversal
tatanan kabel longitudinal. Pemilihan tatanan kabel
tersebut didasarkan atas berbagai hal
karena akan memberikan pengaruh
yang berlainan tcrhadap perilaku struktur terutama pada bentuk menara dan tampang gelagar. Selain itu
biaya
dan
arsitektur
akan berpengaruh pada metode pelaksanaan,
jembatan. Sebagian besar struktur yang sudah
dibangun terdiri atas dua bidang kabel dan diangkerkan pada gelagar. Namun ada Penggunaan tiga
beberapa yang
bidang atau
sisi-sisi
hanya menggunakan satu bidang.
lebih mungkin
dapat dipikirkan untuk
jembatan jembatan yang sangat Iebar agar dimensi balok melintang dapat lebih keciL
a. Tatanan Kabel Transversal Tatanan kabel tranversal terhadap arah sumbu longitudinal jembatan dapat dibuat satu atau dua simetri.
Akan
menggunakan diterapkan di
tetapi
tiga
bidang dan
di beberapa
bidang
sebaliknya ditempatkan secara
kasus
kabel
ada
perencana
yang
sampai sekarang belum dapat
lapangan. Berkenaan dengan berbagai posisi pada
ruang
yang mungkin diambil pada bidang dimana kabel ditempatkan, tatanan kabel transversal terdiri dari beberapa penempatan dasar, yaitu :
1.
Sistem satu bidang
Sistem ini sangat menguntungkan dari segi estetika karena
kabel bersilangan yang terlihat oleh
tidak teljadi
pandangan sehingga terlihat penarnpilan
struktur yang indah. Kabel diternpatkan di tengah-tengah dek dan rnernbatasi dua arah jalur
lalu
lintas.
Penempatan kabel
di tengah-tengah dek menyebabkan
torsi pada dek menjadi besar akibat beban !alu lintas yang tidak simetri dan tiupan angin.
Kelemahan tersebut diatasi dengan
menggunakan dek
kaku
berupa
gelagar kotak (box g1rder) yang mempunyai kekakuan torsi yang sangat besar. Penempatan menara yang Iebar
lantai
mengikuti bidang kabel
kendaraan sehingga perlu
di tengah
dek mengurangi
dilakukan penambahan Iebar
sampai
batas
minimum yang
jemba tan bentang benta ng panjang panja ng biasanya biasa nya dibutuhkan. Untuk jembatan
memerlukan menara yang sangat besar. dengan tidak
mcnyebabkan Iebar
tinggi
Penyebaran kaki ke sisi-sisi
mengurangi Iebar
lantai
dek dapat dapat
menara di bawah dek mengatasi hal tersebut
kendaraan yang
jemba tan yang sangat panjang atau umum jembatan
sangat
Iebar
dibutuhkan. Secara tidak cocok dengan
penggantung kabcl satu bidang.
Gambar : Sistem satu bidangSistem dua bidang Penggantung dua atau
bidang dapat
berupa
dua
bidang vertikal seJaJar
dua bidang miring yang pada sisi atas lebih sempit. Penggunaan bidang
miring dapat menimbulkan masalah pada lalu lintas yang !ewat di antara dua mempun yai bentang yang relatif pendek bidang kabel, terlebih bila jembatan mempunyai atau
menengah. Kemiringan kabel
sangat curam
akan
sehingga mungkin
diperlukan pelebaran dek jembat an. Pada ujung balok melintang dimana akan dek jembatan.
dipasang angker kabel, mungkin akan
terjadi
struktur, khususnya bila menggunakan beton
kesulilan pada pratekan.
dapat bertentangan dengan kabel prategang balok melintang.
Gambar : Sistem dua bidang
pcndetailan
Pengangkeran kabel
!8
2.
Tatanan Kabel Longitudinal Tatanan
kabel
longitudinal
tergantung pada pengalaman pengalaman bentang
dengan
tunggal
mungkin
perencana
tinggi menara.
sudah
bentang utama yang
jembatan
mempunyai
menentukan menentukan
Untuk bentang yang
cukup untuk
menahan
banyak
perbandingan perbandingan
variasi antara
lebih pendek kabe!
beban
rencana.
Untuk
panjang dan bentang tidak simetris yang menggunakan
angker, variasi tatanan kabel tidak cukup dengan kebutuhan sacara teknis
tetapi harus menghasilkan konfigurasi dasar tatanan kabel longitudinal yaitu radial, harpa, bentuk kipas, dan bintang.
A.
Tipe Radial Merupakan sistem memusat dimana semua kabel mengarah ke tower. Secara struktural,
kabel mengarak untuk
kc
pengaturan ini
puncak
arab horisontal
dicapai
menara
dan
barangkali
dengan
rnati
dan
beban hidup, dan
terbaik, semua
kemiringan
memerlukan
sedikit. Kabel menyalurkan komponen yang
yang
jumlah
maksimwn dari
komponen minimwn yang
puncak
maksimwn
baja gaya
paling beban
disalurkan adalah
jembatan.. Kelebiha Kelebihan n tipe ini adalah kemiringan rata-rata struktur aksial dek jembatan kabel cukup besar sehingga komponen gaya horisontal tidak terlalu besar kabel
yang terkumpul di atas
kepala menara menyulitkan dalam perencanaan dan
pendetailan sambungan.
Gambar : Tipe Radial
B.
Tipe Harpa Merupakan sistem
kabel yang dihubungkan dengan menara pada
paralel
ketinggian berbeda, dan menempatkan paralel untuk satu sama lain. Sistem
lebih
disukai
menyebabkan
momen
memberi suatu diangkur pada
disusun
dilihat
dari
scgi pandangan estctika. Bagaimanapun hal itu
lentur
di
kekakuan yang pangkal
ini
menara baik
tersebut. Kabel
untuk bentang utama
jembatan. Jumlah baja
berbentuk harpa jika
tiap
kabel
yang diperlukan untuk kabel
bcrbentuk harpa sedikii lebih banyak dari kabel yang disusun dengan
bentuk kipas.
Gam bar : Tipe Harpa
C. Tipe Kipas
Merupakan solusi tengah antara tipe radial dengan tipe harpa. Kabel clisebar pada bagian tidak
sejajar.
atas menara
dan pada dek sepanjang bentang, menghasilkan kabel
Penyebaran kabel
pada
tulangan.
Gambar : Tipe Kipas
menara akan
memudahkan pendetailan
D. Tipe Bintang Memiliki bentuk
yang beriawanan dengan
terpusat pada gelagar.
Bentuk
namun menyulitkan
pendetailan
antara
dua tumpuan
tetap
ini
memberikan sambungan
jembatan
hanya
tipe radial efek
pada ada
dimana kabel
estetika gelagar.
pada
yang
baik
Dukungan
pertemuan
kabel
sehingga momen lentur yang akan teijadi menjadi lebih besar.
Gambar : Tipe Bintang
Kelebihan Jembatan Cable Stayed : •
Kabel lurus memberikan kekakuan yang lebih besar dari kabel melengkung. Disamping itu, analisis non linier tidak perlu dilakukan untuk geometri kabel lurus.
•
Kabel diangker pada lantai jembatan dan menimbulkan gaya aksial tekan yang menguntungkan menguntungkan secara ekonomis dan teknis.
•
Tiap – tiap kabel penggantung lebih pendek dari panjang jembatan secara keseluruhan dan dapat diganti satu persatu.
Kelemahan Jembatan Cable Stayed :
1. Diperlukan metode pelaksanaan yang cukup teliti jika jembatan Cable Sta yed dibangun dengan bentang yang lebih panjang, bagian yang terkantilever sangat rentan terhadap getaran akibat angin selama masa konstruksinya. 2. Sama halnya dengan jembatan penggantung, kabel penggantungnya memerlikan perawatan yang intensif untuk melindungi dari karat.
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (TESTING AND INSPECTION)
Karakteristik angker dari stay cable system (sebagai contoh dalam hal ini produk OVM250 China) mengikuti “the National Standard, Anchorage, Grip and Coupler for Prestressing Tendons, GB/T14370-2000 yang mana harus dicapai efisiensi
η
> 95% dan
ε
>
2%. Terhadap angker dan kawat prategang dilakukan pengujian kelelahan (fatique test) pada tegangan sampai dengan 250 N/mm² (diatas tegangan 0,45
σь)
untuk ketahanan atas
lebih dari 2 (dua) juta load cycles sesuai FIP standard, Recommendations for Stay Cable Design, Testing and Installation. Stay cables harus terlihat baik performancenya pada kondisi tegangan rendah (0,15 – 0,45 σь) serta terjamin baik b aik karakteristiknya pada pengujian performance dari angker.
METODE PEMASANGAN
Terdapat berbagai cara pemasangan stay cables yang tergantung kondisi lapangan, serta hambatan ruang dan waktu. Berikut ini i ni dijelaskan dua methode utama sebagai berikut : a). Pertama kali, PE strands ditempatkan dan distress. Kemudian damping device dan strands hoop dipasang pada tempatnya. Terakhir, segmen selubung HDPE dipasang satu demi satu dengan sambungan HDPE kemudian di sekat pada ceruk pipanya.
b).
Kawat
prategang
ditempatkan
setelah
selubung
luar
HDPE
terpasang
Pertama, selubung HDPE dibentuk dahulu dengan panjang sesuai kebutuhan. Kemudian selubung pengarah yang dikaitkan dengan sebuah kawat prategang (strand) ditarik masuk keposisinya dengan menggunakan mesin penarik mini untuk kemudian dipasang pada tempatnya. Selanjutnya kawat-kawat prategang yang diperlukan, ditempatkan dalam stay pipa HDPE, selanjutnya distress satu per-satu sampai selesai.
Kawat-kawat prategang dari stay cable system di pasang satu persatu. Kabel dan angker harus di rangkai pada konstruksi dilapangan secara benar. Kabel tunggal prategang harus dicoating dengan epoxy, kemudian diberi gemuk dan di Hot Extruded dengan HDPE coating di pabrik. Oleh sebab itu tidak diperlukan lagi perlindungan korosi tambahan. Gulungan kawat prategang
dibawa
kelapangan
kemudian
dipotong
sesuai
kebutuhan
untuk
di
rangkai/dipasang. Kawat prategang yang telah siap tersebut diangkat dengan hati-hati dan cepat untuk kemudian distress.
Cara Penempatan Katrol pada Pylon
Cara Penarikan Kabel Prategangdengan Katrol
Cara Penempatan Kabel Prategang
Cara Stressing Kabel Prategang Tahapan pemasangan pemasangan PC Girder dapat digambarkan sebagai berikut : •
Tempatkan crane mengapung dekat Tower, pasang bagian bawah Tower;
•
Pasang sejumlah segmen Girder baja pada Tower secara balance cantilever;
•
Tempatkan crane didekat Tower;
•
Diarah darat, girder dipasang bertahap menuju arah tower;
•
Girder lanjutan dipasang dari arah tower ke arah darat;Demikian juga pasang girder dari Tower ke arah Tower yang lain
KESIMPULAN Jembatan cable-stayed adalah struktur yang mempunyai sederetan kabel linear dan memikul elemen horisontal kaku (misalnya balok atau rangka batang). Jembatan cable-stayed terdiri atas sistem struktur yang meliputi suatu dek orthotropik dan balok girder menerus yang didukung oleh penunjang, berupa kabel yang dibentangkan miring dan dihubungkan ke menara sebagai tunjangan utamanya. Pada umumnya, komponen utama jembatan cable-stayed terdiri atas gelagar, kabel dan menara atau pilon. 1.
Menara atau pilon Fungsi menara atau pilon ini adalah untuk menyalurkan beban dari dek jalan raya
melalui kabel kemudian dilimpahkan ke pondasi. Tinggi menara ditentukan dari beberapa hal seperti sistem kabel, jumlah kabel dan perbandingan estetika dalam tinggi menara dan panjang bentang. Untuk itu, direkomendasikan perbandingan antara bentang terpanjang dan tinggi menara adalah antara 0,19-0,25. 2.
Gelagar Bentuk gelagar jembatan yang paling sering digunakan adalah stiffening truss dan solid
web. Stiffening truss digunakan untuk struktur baja dan solid web digunakan untuk struktur
baja atau beton, baik bertulang ataupun beton prategang. 3.
Kabel Kabel digunakan untuk menopang gelagar di antara dua tumpuan dan memindahkan
beban terpusat ke menara. Pemilihan kabel akan berpengaruh pada metode pelaksanaan, biaya dan arsitektur jembatan. Sebagian besar struktur yang sudah dibangun terdiri atas dua bidang kabel dan diangkerkan pada sisi-sisi gelagar. Namun ada beberapa yang hanya menggunakan satu bidang. Penggunaan tiga bidang atau lebih mungkin dapat dipikirkan untuk jembatan yang sangat lebar agar dimensi balok melintang dapat lebih kecil. a.
Tatanan Kabel Transversal 1. Sistem Satu Bidang Sistem ini
sangat menguntungkan dari
segi
estetika karena
tidak
terjadi kabel bersilangan yang terlihat oleh pandangan sehingga terlihat penarnpilan struktur yang indah. Kabel diternpatkan di tengah-tengah dek dan rnernbatasi dua arah jalur lalu lintas. Penempatan kabel di tengahtengah dek menyebabkan torsi pada dek menjadi besar akibat beban !alu
lintas yang tidak simetri dan tiupan angin.
Kelemahan
tersebut
diatasi
dengan
menggunakan dek
kaku
berupa gelagar kotak (box girder ) yang
mempunyai kekakuan torsi yang sangat besar. 2. Sistem Dua Bidang Penggantungan dua bidang dapat berupa dua bidang vertikal sejajar atau dua bidang miring yang pada sisi atas lebih sempit. Kemiringan kabel akan
sangat
sehingga
curam
jembatan. jemba tan. Pada
ujung
balok
kabel, mungkin akan
mungkin
diperlukan
dipasang angker
melintang dimana akan
terjadi
kesulitan
pada
pelebaran dek
pendetailan struktur,
khususnya bila menggunakan beton pratekan. b. Tatanan Kabel Longitudinal Untuk bentang yang
lebih pendek pendek kabel tunggal mungkin sudah cukup
untuk menahan beban rencana. Untuk bentang utama yang
bentang tidak simetris yang
panjang dan
menggunakan angker, variasi tatanan kabel
tidak cukup dengan kebutuhan secara teknis tetapi harus menghasilkan
konfigurasi dasar tatanan kabel longitudinal yaitu radial, harpa, bentuk kipas, dan bintang.
1.
Tipe Radial Merupakan sistem memusat dimana semua kabel mengarah ke puncak tower.
Secara struktural, pengaturan ini barangkali mungkin yang terbaik. Semua kabel mengarah ke puncak menara dengan kemiringan maksimum untuk arah horisontal dan memerlukan jumlah baja paling sedikit. 2.
Tipe Harpa Merupakan sistem paralel kabel yang dihubungkan dengan menara pada
ketinggian berbeda, dan menempatkan paralel untuk satu sama lain. Sistem
ini lebih disukai dilihat dari segi pandangan estetika. 3.
Tipe Kipas
Kabel disebar pada bagian atas menara dan pada dek sepanjang bentang, menghasilkan kabel yang tidak sejajar. Penyebaran kabel pada menara akan memudahkan pendetailan tulangan. 4.
Tipe Bintang Bentuk
menyulitkan
ini
memberikan
pendetailan
efek
sambungan
estetika pada
yang
gelagar.
baik
Dukungan antara
dua tumpuan tetap jembatan hanya ada pada pertemuan kabel momen lentur yang akan teijadi menjadi lebih besar.
namun
sehingga
Kelebihan Jembatan Cable-Stayed : •
Kabel lurus memberikan kekakuan yang lebih besar dari kabel melengkung. Disamping itu, analisis non linier tidak perlu dilakukan untuk geometri kabel lurus.
•
Kabel diangker pada lantai jembatan dan menimbulkan gaya aksial tekan yang menguntungkan menguntungkan secara ekonomis dan teknis.
•
Tiap – tiap kabel penggantung lebih pendek dari panjang jembatan secara keseluruhan dan dapat diganti satu persatu.
Kelemahan Jembatan Cable-Stayed :
3.
Diperlukan metode pelaksanaan yang cukup teliti jika jembatan c able-stayed dibangun dengan bentang yang lebih panjang, bagian yang terkantilever sangat rentan terhadap getaran akibat angin selama masa konstruksinya.
4.
Sama halnya dengan jembatan penggantung, kabel penggantungnya memerlukan perawatan yang intensif untuk melindungi dari karat.