MAKALAH ANALISIS KOSMETIK Penggunaan Rumput Laut untuk Preparat Kulit Muka
Disusun Oleh : Acik Lucia Hesti
201451443
Dirin
201451606
Evi Mulyani
201351381
Fitri Susanti
201351332
Frengki Donal R
201451068
Ninuk Titis Waskitasari
201351331
Randi Pratama
201451442
Suci Khairun Nisa
201451570
Wiwik Karlina
201351455
Sri Wulan
201351307
Irsyad Farhani
201551193
Kurniayati Sholina
201551311
Yuzana Ekaputri
201351243
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL KAMAL JAKARTA 2016
BAB I PENDAHULUAN Luas wilayah Indonesia sebagian besar, yaitu dua per tiganya merupakan wilayah perairan. United Nation Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) pada tahun 1982 melaporkan bahwa luas perairan Indonesia adalah 5,8 juta km2 dan didalamnya terdapat 27,2% dari seluruh spesies flora dan fauna di dunia. Rumput laut atau lebih dikenal dengan sebutan seaweed merupakan salah satu sumber daya hayati yang sangat melimpah di perairan Indonesia yaitu sekitar 8,6% dari total biota di laut (Dahuri, 1998). Luas wilayah yang menjadi habitat rumput laut di Indonesia mencapai 1,2 juta hektar atau terbesar di dunia (Wawa, 2005). Potensi rumput laut perlu terus digali, mengingat tingginya keanekaragaman rumput laut di perairan Indonesia. Van Bosse (melalui ekspedisi Laut Siboga pada tahun 1899-1900) melaporkan bahwa Indonesia memiliki kurang lebih 555 jenis dari 8.642 spesies rumput laut yang terdapat di dunia. Dengan kata lain, perairan Indonesia sebagai wilayah tropis memiliki sumber daya plasma nutfah rumput laut sebesar 6,42% dari total biodiversitas rumput laut dunia (Santosa, 2003; Surono, 2004). Rumput laut dari kelas alga merah (Rhodophyceae) menempati urutan terbanyak dari jumlah jenis yang tumbuh di perairan laut Indonesia yaitu sekitar 452 jenis, setelah itu alga hijau (Chlorophyceae) sekitar 196 jenis dan alga coklat (Phaeophyceae) sekitar 134 (Winarno, 1996). Dibalik peran ekologis dan biologisnya dalam menjaga kestabilan ekosistem laut serta sebagai tempat hidup sekaligus perlindungan bagi biota lain, golongan makroalga ini memiliki potensi ekonomis yaitu sebagai bahan baku dalam industri dan kesehatan. Pemanfaatan rumput laut secara ekonomis sudah dilakukan oleh beberapa negara. Cina dan Jepang sudah dimulai sejak tahun 1670 sebagai bahan obat-obatan, makanan tambahan, kosmetika, pakan ternak,dan pupuk organik. Kandungan rumput laut umumnya adalah mineral esensial (besi, iodin, aluminum, mangan, calsium, nitrogen dapat larut, phosphor, sulfur, chlor. silicon, rubidium, strontium, barium, titanium, cobalt, boron, copper, kalium, dan unsur-unsur lainnya), asam nukleat, asam amino, protein, mineral, trace elements, tepung, gula dan vitamin A,D,C,D,E,dan Kdan zat antioksidan yang tinggi.
Seperti yang telah di
sebutkan di atas rumput laut banyak mengandung mineral alami dan juga vitamin
2
yang bermanfaat bagi kesehatan kulit wajah. Oleh karena itu rumput laut dapat dimanfaatkan untuk bahan kosmetika terutama untuk preparat kulit muka. Mengingat tingginya keanekaragaman rumput laut di perairan Indonesia dan banyaknya kandungan rumput laut yang begitu bermanfaat maka industri di indonesia khususnya industri kosmetik dapat memanfaatkannya menjadi produk-produk yang unggul dan bersaing.
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Morfologi dan Ciri-ciri Karakteristik dari Rumput Laut Dari segi morfologi, rumput laut tidak memperlihatkan adanya perbedaan antara akar, batang dan daun. Secara keseluruhan, tanaman ini mempunyai morfologi
yang mirip, walaupun sebenarnya berbeda. Bentuk-
bentuk tersebut sebenarnya hanyalah thallus rumput laut ada bermacam- macam, antara lain bulat
seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti kantong dan
rambut dan sebagainya. Thalli ini ada yang tersusun uniselluler (satu sel) atau multiselluler (banyak sel). Percabangan thallus ada yang dichotomous (bercabang dua terus menerus), pectinate (berderet searah pada suatu sisi thallus utama), pinnate (bercabang dua- dua pada sepanjang thallus utama secara berselang seling), ferticillate (cabangnya berpusat melingkari aksis atau sumbu utama) dan ada juga yang sederhana, tidak bercabang. Sifat substansi thalli juga beraneka ragam, ada yang lunak seperti gellatin (gellatinous), keras diliputi atau mengandung zat kapur (calcareous), lunak seperti tulang rawan (cartilagenous)
berserabut
(spongious) dan sebagainya. Ciri fisik yang dimilki spesies ini diantaranya Thalus yang kasaar, agak pipih dan bercabang teratur, yaitu bercabang dua atau tiga, ujung-ujung percabangan ada yang runcing dan tumpul dengan permukaan bergerigi, agak kasar dan berbintil-bintil ( afrianto dan liviani 1933 dalam syukron 2009 Struktur anatomi thalli
untuk tiap jenis rumput laut berbeda- beda,
misalnya pada family yang sama antara Eucheuma spinosum dengan Eucheuma cottonii, potongan thallus
yang melintang mempunyai susunan sel yang
berbeda . Perbedaaan- perbedaan ini membantu dalam pengenalan berbagai jenis rumput laut baik dalam mengidentifikasi jenis, genus ataupun family.
4
2.2. Klasifikasi Rumput Laut Klasifikasi Berdasarkan Percabangan Thallus Pengelompokan rumput laut berdasarkan thallus dibagi ke dalam 4 golongan, yang pertama adalah rumput laut dengan thallus dichotomus, kelompok ini merupakan golongan rumput laut yang bercabang dua secara terus menerus. Golongan kedua adalah Pectinate, rumput laut kelompok ini memiliki cabang yang berderet searah pada satu sisi thallus utama. Golongan ketiga adalah Ferticillate yakni rumput laut dengan cabang yang berpusat mengitari aksis atau sumbu utama. Golongan yang terakhir adalah kelompok yang rumput laut yang sederhana sebab tidak memiliki cabang sama sekali, hanya berbentuk helaian atau lembaran. Selain dilkasifikasikan berdasarkan thallusnya, rumput laut juga bisa dikelompokkan berdasarkan warnanya. Pengelompokkan Berdasarkan Pigmen Klasifikasi rumput laut berdasarkan warnanya dibagi ke dalam 4 kelompok yakni Chlorophyceae atau rumput laut hijau, Cyanophyceae atau rumput laut hijau-biru, Phaeophyceae atau rumput laut coklat, dan yang terakhir Rhodopyceae atau rumput laut merah.Warna variatif yang dimiliki oleh rumput laut disebabkan oleh tingkat kandungan pigmennya. Pigmen tersebut menjadikan ganggang ini terlihat lebih indah. Selain itu, pigmen dari kromatophor ini juga berperan sebagai penyerap matahari yang digunakan dalam proses fotosintesis. Rumput laut atau alga merah (Rhodophyceae) memiliki ciri utama thalli atau kerangka tubuh yang berbentuk bulat silindris atau bahkan gepeng. Warna yang dominan adalah merah, tetapi pada jenis tertentu kita bisa menemukan Rhodophyceae dengan warna merah kecoklatan dan hijau kekuningan. Cabang pada rumput laut merah saling menyilang secara tidak teratur atau biasa dikenal dengan istilah tricotomus. Cabang tersebut juga memiliki benjolan dan duri-duri spines. Dalam ilmu taksonomi, klasifikasi rumput laut merah sebagai berikut:
5
Kingdom : Plantae Divisi : Rhodophyta Class : Rhodophyceae Ordo : Gigartinales Famili : Solieraciae Genus : Euchema Rumput laut coklat (Phaeophyceae) didominasi oleh pigmen bernama xantofil. Pigmen tersebut yang bertanggungjawab atas terbentuknya warna coklat pada rumput laut jenis ini. Selain xantofil, rumput laut coklat juga memiliki pigmen lain seperti klorofil dan karoten. tetapi jumlahnya tidak dominan sehingga tidak terlihat dalam bentuk warna. Rumput laut coklat memiliki bentuk serupa helaian benang dan lembaran. Rumput laut coklat memiliki banyak manfaat di antaranya menyembuhkan penyakit kangker, mencegah dan memulihkan stroke, sebagai penghasil yodium, bahan utama pupuk, bahan baku beberapa jenis sup, dan masih banyak lagi lainnya. Dalam ilmu taksonomi, klasifikasi Phaeophyceae sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Phaeophyta Class : Phaeophyceae Ordo : Fucales Famili : Sargassaceae Genus : Sargassum Rumput laut hijau atau Chlorophyceae merupakan ganggang yang mengandung pigmen khlorofil A dan B, santofil dan juga karoten. Namun yang paling dominan adalah Khlorofil dan bertanggungjawab atas warna hijau yang terlihat pada semua bagian Chlorophyceae. Rumput laut hijau memiliki dinding sel yang cenderung berlendir sehingga terasa sangat licin saat dipegang. Selain di laut, jenis ini biasa ditemukan di danau dan juga kolam. Pemanfaatan ganggang hijau ini cukup beragam antara lain sebagai bahan kuliner, kosmetik, obat-obatan dan masih banyak lagi lainnya. Adapun klasifikasi rumput laut hijau dalam sistem taksonomi sebagai berikut:
6
Kingdom : Plantae Divisio : Chlorophyta Class : Chlorophyceae Ordo : Halimedales Genus : Caulerpa Jenis
rumput
laut
terakhir
adalah
ganggang
hijau-biru
atau
Cyanophyceae. Ganggang hijau-biru mengandung pigmen klorofil a, karetenoid, dan fikosianin. Adanya fikosianin menyebabkan rumput laut hijaubiru memiliki warna yang sangat khas, yitu hijau kebiru-biruan. Namun, tidak semua ganggang jenis ini berwarna hijau-biru. Beberapa jenis ada yang berwarna hitam, coklat, kuning, merah, hijau rumput dan berbagai kombinasi warna lainnya.
2.3.
Kandungan Rumput Laut Rumput laut mempunyai kandungan nutrisi cukup lengkap. Secara kimia rumput laut terdiri dari air (27,8%), protein (5,4%), karbohidrat (33,3%), lemak (8,6%) serat kasar (3%) dan abu (22,25%). Selain karbohidrat, protein, lemak dan serat, rumput laut juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin (A,B,C,D, E dan K) dan makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium. Kandungan asam amino, vitamin dan mineral rumput laut mencapai 10 -20 kali lipat dibandingkan dengan tanaman darat. Rumput laut banyak mengandung nutrisi yang sangat baik untuk menjaga keremajaan kulit. Rumput laut mengandung berbagai macam vitamin diantaranya adalah vitamin A1, B1, B2, B6, B12, C, E, K yang dapat melindungi kulit dari polusi lingkungan. Selain itu, rumput laut juga mengandung antioksidan yang tinggi dan beberapa zat lain seperti potassium, kalsium, mangan, fosfor, magnesium dan zinc juga bermanfaat untuk melawan radikal bebas penyebab masalah kulit meliputi jerawat, kusam dan berminyak.
7
2.4.
Manfaat Rumput Laut Berikut ini beberapa manfaat dan khasiat rumput laut untuk kulit :
Membuang racun dan meningkatkan kinerja tiroid.
Dapat digunakan untuk membersihkan dan mengelupas sel kulit mati.
Dapat menarik kelebihan cairan dan produk limbah dari kulit.
Dapat menghaluskan kulit dengan cara diberikan secara langsung pada permukaan kulit.
Melawan radikal bebas penyebab penuaan dini.
Dapat meregenerasi sel-sel kulit sekaligus memberikan kelembaban tambahan.
Tidak menghilangkan jerawat saja tapi membuang racun penyebab jerawat dan mengatur kadar minyak wajah sehingga cocok digunakkan kulit berminyak,jerawat ataupun kering.
Detoksifikasi kulit sehingga racun dalam wajah hilang.
Meningkatkan sirkulasi peredaran darah wajah dan peremajaan kulit.
Perawatan kulit kering kronis
Penggunaan terus-menerus perawatan kulit alami rumput laut dapat meningkatkan tingkat hidrasi kulit dan untuk mempromosikan kulit bersinar sehat. Rumput laut penuh dengan lipid, protein, mineral dan vitamin, yang mudah menyerap untuk sangat melembabkan dan menyehatkan kulit.
Meratakan warna kulit dan menetralkan warna kulit sesudah berjerawat.
8
2.5.
Sediaan Kosmetik Rumput Laut Sediaan kosmetik dari bahan rumput laut khususnya untuk preparat kulit muka dapat dibuat dalam bentuk masker dan cream pemutih Masker Rumput Laut
Cream Rumput Laut
9
2.6.
Cara Pembuatan Sediaan Preparat Kulit Muka yang Berbahan Baku Rumput Laut Bahan – bahan masker rumput laut : 1. Rumput laut 2. Air secukupnya Cara Pembuatan Masker Rumput Laut : 1. Cari rumput laut yang berjenis rumput laut tawar, rumput laut jenis ini banyak tersedia di pasaran. Hal yang perlu di ingat adalah jangan membeli rumput laut alkali ataupun asin, karena rumput laut ini dari pemrosesannya
yang
memang
lebih
banyak
ditujukan
untuk
penggunaan industri. 2. Ambil beberapa batang rumput laut lalu masukkan ke dalam blender dan tambahkan air secukupnya, jangan terlalu banyak karena akan menyulitkan di gunakan untuk masker wajah nantinya. 3. Bersihkan wajah dengan menggunakan air hangat, lalu ambil rumput laut yang telah di haluskan. Gunakan rumput laut ini sebagai masker dan ratakan di wajah anda. 4. Tunggu sekitar 25 menit agar nutrisi yang tekandung meresap ke dalam kulit setelah itu bilaslah dengan menggunakan air bersih 5. Lakukan ini setiap malam sebelum tidur Bahan = bahan krim rumput laut : 1. Rumput laut 2. Nipagin 3. aquadest 4. Vaselin album
10
Cara Pembuatan Cream Rumput Laut : 1. Timbang rumput laut kemudian masukkan dalam blender hingga halus 2. Timbang aquadest kemudian dipanaskan 3. Timbang nipagin masukkan mortir kemudian larutkan dalam air panas secukupnya (bagian 1) 4. Timbang vaselin album masukkan mortir tambahkan air sedikit demi sedikit hingga homogen (bagian 2) 5. Tambahkan bagian 1 dan bagian 2 aduk hingga homogen 6. Tambahkan rumput laut yang sudah dihaluskan sedikit demi sedikit hingga homogen. 7. Masukkan dalam pot dan beri label etiket Cara pemakaian cream : 1. Bersihkan wajah menggunakan sabun bilas hingga bersih 2. Oleskan cream rumput laut secukupnya 3. Gunakan cream setiap hari pagi dan malam
2.7.
Evaluasi Mutu Cream Rumput Laut 2.7.1. Pemerian Pemeriksaan dilakukan terhadap bentuk, warna, bau, dan suhu lebur. Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV pemerian untuk hidrokortison, yaitu serbuk hablur putih sampai praktis putih, tidak berbau, dan melebur pada suhu ± 213oC disertai peruraian. 2.7.2. Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses pembuatan krim bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan tambahan lain yang diperlukan tercampur secara homogen. Persyaratannya harus homogen sehingga krim yang dihasilkan mudah digunakan dan terdistribusi merata saat penggunaan pada kulit. Alat yang digunakan untuk pengujian homogenitas ialah roller mill, colloid mill. Homogenizer tipe katup. Dispersi yang 11
seragam dari obat yang tidak larut dalam basis maupun pengecilan ukuran agregat lemak dilakukan dengan melalui homogenizer atau mill pada temperatur 30-40oC. Krim harus tahan terhadap gaya gesek yang timbul akibat pemindahan produk, maupun akibat aksi mekanis dari alat pengisi. (Anief, 1994). 2.7.3. Stabilitas
Tujuan pemeriksaan kestabilan obat adalah untuk menjamin bahwa setiap batch obat yang didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan meskipun sudah cukup lama dalam penyimpanan. Pemeriksaan kestabilan digunakan sebagai dasar penentuan batas kadaluarsa, cara-cara penyimpanan yang perlu dicantumkan dalam label. (Lachman, 1994). Ketidakstabilan formulasi dapat dideteksi dengan pengamatan pada perubahan penampilan fisik, warna, bau, rasa, dan tekstur dari formulasi tersebut, sedangkan perubahan kimia yang terjadi hanya dapat dipastikan melalui analisis kimia. (Ansel,1989). 2.7.4. pH
Harga pH adalah harga yang ditunjukkan oleh pH meter yang telah dibakukan dan mampu mengukur harga pH sampai 0,02 unit pH menggunakan elektroda indikator yang peka terhadap aktivitas ion hidrogen, elektroda kaca, dan elektroda pembanding yang sesuai seperti
elektroda
kalomel
dan
elektroda
perak-perak
klorida.
Pengukuran dilakukan pada suhu ±250C, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi ( Dirjen POM, 1995 ).
\
12
BAB III PENUTUP Seperti yang telah diketahui bersama bahwa rumput laut merupakan sumber daya alam yang berpotensi untuk dimanfaatkan di berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek kesehatan dan industri. Tentunya setelah mengetahui kandungan dan manfaat rumput laut untuk kosmetik khususnya kulit wajah, maka masyarakat akan semakin terbuka pikirannya untuk mengembangkan potensi rumput laut ini. Akan sangat disayangkan, Indonesia yang memiliki kekayaan laut yang melimpah dan bermanfaat bagi kesehatan tetapi justru masyarakatnya sendiri tidak bisa menikmati manfaat itu karena tidak mengetahui pemanfaatan sumber kekayaan itu. Peran serta pemerintah dalam mengelola sumber daya alam khususnya laut sangat diperlukan. .
13
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh., 1994, Farmasetika, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, Hal. 132.
Anonim. 1992. Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Rumput Laut. Penebar Swadaya. Jakarta. Ansel, H. C., 1989, Pengantar Untuk Sediaan Farmasi, Edisi ke – 4, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Atmadja, W.S., Kadi, A., Sulistijo & Rachmaniar. 1996. Pengenalan jenis-jenis rumput laut Indonesia. PUSLITBANG Oseanologi. LIPI. Jakarta Dirjen, POM Departemen Kesehatan RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi ke – 4, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
http://aimarusciencemania.wordpress.com/2012/10/13/deskripsi-rumput-lauteuchema-cottonii/ diakses tanggal 27 Januari 2016 http://manfaatrumputlaut.blogdetik.com/2012/09/15/klasifikasi-rumput-laut/
diakses
tanggal 27 Januari 2016 http://perawatan-kulit.com/manfaat-rumput-laut-untuk-kulit/ Lachman, Leon dkk, 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi ke – 3, Universitas Indonesia Press, Jakarta, Hal. 1666 – 1667.
Siti dzatir rohmah, 2013, Formulasi krim sarang burung walet putih (aerodramus fuciphagus) dengan basis tipe A/M sebagai pencerah kulit wajah, penelitian universitas kedokteran tanjungpura, universitas tanjung pura, Pontianak.
14