MAKALA HUKUM ADAT TRADISI ADAT LARUNG DAN MENGUBUR PLASENTA
Oleh: Muhammad Zunan Fanani (341216002)
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MA`ARIF HASYIM LATIEF
Page 1
DAFTAR ISI HALAMAN COVER ............................................................................... 1 DAFTAR ISI ............................................................................................ 2 BAB I PENDAHULUAN .........................................................................3 A. Latar Belakang .............…………………………………………. 3 B. Rumusan Masalah ………………………………………………. 4 BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 5 A. Pengertian Plasenta……………………………………………….5 B. Tradisi Adat Larung Dan Mengubur Plasenta ( Ari – Ari ) ……. 7 C. Tradisi Adat Larung Di Beberapa daerah di Indonesia ……….... 8 D. Hukum Mengubur Plasenta ( Ari – Ari ) Menurut Islam…….... 9 BAB III KESIMPULAN......................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA ........................... ..................................................12
Page 2
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di era yang serba canggih sekarang ini terkadang kita lupa akan latar belakang lahirnya hukum yang kita kenal dalam lingkungan kehidupan sosial di Indonesia dan negara-negara asia asia lainnya seperti jepang sebagai negara yang hampir sama dalam latar ideologi yaitu adanya sumber dimana peraturan-peraturan hukum yang tidak tertulis dan tumbuh dan berkembang dan dipertahankan dengan adat istiadat yang dianut oleh masyarakat tersebut dijadikan sebagai acuan dan pedoman dalam langkah. Hukum adat di Indonesia adalah suatu kompleks norma-norma yang bersumber pada perasaan keadilan rakyat yang selalu berkembang serta meliputi peraturan-peraturan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, sebagian besar tidak tertulis, senantiasa ditaati dan dihormati oleh rakyat, karena mempunyai akibat hukum (sanksi). Hukum adat pada umumnya belum atau tidak tertulis. Oleh karena itu, dilihat dari perspektif ahli hukum yang memegang teguh kitab undang-undang, seorang sarjana hukum yang berprespektif berdasar Kitab Undang-Undang, memang hukum keseluruhannya di Indonesia ini tidak teratur dan tidak tegas. Istilah Hukum Adat tidak begitu dikenal dalam pergaulan masyarakat sehari-hari. Istilah ini adalah terjemahan dari bahasa Belanda, ‘Adat-recht” yang pertama-tama dikenalkan oleh Snouck hurgronje yang kemudian dikutip dan dipakai oleh Van vollenhoven sebagai istilah teknis yuridis untuk menunjukkan kepada apa yang sebelumnya disebut dengan Undang-Undang agama, lembaga rakyat, kebiasaan, lembaga asli dan sebagainya. Istilah ini kemudian sering dipakai dalam literatur di kalangan Perguruan Tinggi Ilmu Hukum. Di dalam perundang-undangan istilah “adat-recht” itu baru muncul pada tahun 1920 dalam UU mengenai perguruan tinggi ilmu hukum di negeri Belanda. Dikalangan masyarakat atau dalam pergaulan rakyat umum hanya dikenal istilah “adat” saja. Adat sering dipandang sebagai sebuah tradisi sehingga terkesan sangat lokal, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan ajaran agama dan lain-lainnya. Hal ini dapat dimaklumi karena “adat”adalah suatu aturan tanpa adanya sanksi riil (hukuman) di masyarakat kecuali menyangkut soal dosa adat yang erat berkaitan dengan soal-soal pantangan untuk dilakukan (tabu dan kualat).Terlebih lagi muncul istilah-istilah adat budaya, adat istiadat, dll.
Page 3
Kata adat berasal dari bahasa Arab yang berarti kebiasaan atau tradisi. Hubungannya dengan hukum adalah bahwa adat atau kebiasaan dapat menjadi atau dijadikan hukum dengan syarat tidak bertentangan dengan kepentingan umum.
B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa tujuan Adat Larung Dan Mengubur Plasenta ( Ari – Ari ) ? 2. Apa Sanksi atau peristiwa apa yang terjadi jika tidak melaksanakan Adat Larung Dan Mengubur Plasenta ( Ari – Ari ) ?
Page 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Plasenta ( Ari – Ari ) Plasenta adalah organ yang menyediakan oksigen dan nutrisi bagi bayi untuk melakukan pertumbuhan dan perkembangan dalam kandungan. Oksigen dan nutrisi yang dibawa melalui aliran darah ibu kemudian menembus plasenta. Dari sini, tali pusar yang terhubung ke bayi membawa oksigen dan nutrisi tersebut untuk bayi. Hal inilah yang kemudian mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi. Melalui plasenta, nutrisi baik yang ibu konsumsi dapat ditransfer ke bayi, begitu juga dengan nutrisi buruk yang ibu konsumsi juga dapat diterima bayi, seperti alkohol dan obat. Melalui plasenta juga, bayi dapat membuang zat-zat buangan yang tidak ia perlukan, seperti karbon dioksida, yang kemudian diteruskan ke aliran darah ibu untuk kemudian dibuang oleh sistem dalam tubuh ibu. Selain itu, plasenta juga sebagai pelindung bayi terhadap kuman dan bakteri yang ada dalam tubuh ibu sehingga bayi dalam kandungan tetap dalam keadaan sehat. Plasenta jugalah yang menjadi penghalang agar sel-sel bayi tidak masuk ke dalam aliran darah ibu, sehingga bayi tidak disangka sebagai sel asing oleh tubuh Anda. Plasenta juga menjadi organ yang menghasilkan hormon yang diperlukan oleh Anda dan bayi selama dalam kandungan. Beberapa hormon yang dihasilkan plasenta adalah hormon human placental lactogen (HPL), relaksin, oksitosin, progesteron, dan estrogen. Menuju waktu akhir kehamilan, plasenta melepaskan antibodi dari ibu untuk diberikan ke bayi, sehigga bayi mempunyai kekebalan tubuh sekitar 3 bulan setelah kelahirannya ke dunia. B. Tradisi Adat Larung dan Mengubur Plasenta ( Ari – Ari ) Mengubur Ari-ari bayi yang baru lahir sudah menjadi tradisi masyarakat jawa sejak masa lampau. Proses penguburan ini menjadi sesuatu yang penting bagi sebagian masyarakat karena Ari-ari merupakan salah satu organ yang menjadi “jalur hidup” saat bayi dalam kandungan, bahkan masyarakat jawa menganggap ari-ari ini sebagai batir bayi
Page 5
(teman/saudara bayi) yang dengan setia menemani jabang bayi dalam kandungan hingga lahir. Begitu pentingnya peran Ari-ari bayi terhadap tumbuh kembang janin saat dalam rahim, masyarakat jawa memperlkukan ari-ari bayi setelah lahir dengan cukup baik, meski tugas utamanya dianggap sudah selesai. Bagi masyarakat yang masih menganut spiritual jawa, ari-ari dipandang tidak hanya berperan saat dalam kandungan. Istilah Kakang Kawah, Adi Ari-ari, Getih lan Puser merupakan sebuah penggambaran bahwasanya ari-ari tetap menjadi satu bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan orang jawa, ia merupakan “adik kandung” setiap pribadi, ia salah satu sedulur papat (saudara empat) yang selalu ada dan menemani pancer (diri pribadi) kemanapun pergi, sebagaimana nafsu yang selalu melekat pada diri seseorang. Menguburkan ari-ari bayi dengan baik, bagi orang jawa sama saja memperlakukan saudara kembar si jabang bayi dengan baik. Beberapa hal yang biasa dilakukan saat mengubur ari-ari bayi diantaranya adalah : 1. Setelah proses kelahiran selesai, Ari-ari dibersihkan dengan air bersih oleh dukun bayi ataupun petugas kesehatan. 2. Ari-ari diberi alas daun senthe dan dimasukkan dalam periuk/kendhil yang terbuat dari tanah, kemudian ditutup dengann cobek yang masih baru. Kalau tidak ada biasanya diganti dengan tempurung kelapa. 3. Ari-ari yang sudah dimasukkan dalam wadah kemudian diatasnya diberi berbagai barang uba rampe sebagai syarat. Barang-barang ini berbeda dari wilayah satu dengan lainnya. 4. Ari-ari dan uba rampe-nya dibungkus dengan kain putih baru (mori). 5. Sang ayah menggali lobang untuk ari-ari bayi sedalam satu lengan. Jika bayi perempuan lubangnya di sebelah kiri pintu utama rumah, apabila bayi laki-laki lubangnya di sebelah kanan pintu utama rumah. 6. Yang berhak mengubur ari-ari adalah ayah kandung, atau kakek si bayi, atau siapapun saudara laki-laki paling dekat dengan si bayi. Sebelum melakukan penguburan ada baiknya ia melakukan mandi besar untuk mensucikan diri, kemudian bagian bawah mengenakan pakaian bebedan (memakai kain atau sarung).
Page 6
7. Ari-ari dalam kendil dibawa dengan diemban (menggendong menyamping di pinggang), kemudian dimasukkan lubang dan ditimbun dengan tanah. Penimbunan lebih padat lebih baik agar aman dari binatang. 8. Di atas kuburan ari-ari bayi kemudian diberi pagar dari bambu, atau dengan tumpukan genting, atau keranjang. 9. Diberi lampu penerangan selama 35 hari (selapan), hal ini dimaksudkan agar ari-ari dan si bayi selalu diberi pepadhang (penerang). Ada banyak ragam dan cara dalam memperlakukan ari-ari bayi, hampir disetiap daerah di Indonesia memiliki cara yang berbeda. Apapun caranya, apapun tujuannya, ada satu hal yang bisa dipetik dari upacara ini, yakni bahwasanya setiap manusia harus memiliki rasa terima kasih pada siapapun, apapun, dan kapanpun.
C. Tradisi Adat Larung dan Mengubur Ari – Ari di beberapa daerah di Indonesia Larung Ari – Ari adalah prosesi upacara adat melarung atau menghanyutkan ari – ari si jabang bayi yang dikenal di Indonesia. Ari – ari si bayi akan dilarung bersama dengan bunga 7 rupa, kendil, kain putih, dan jarum ke laut. Upacara Larung Ari – Ari ini dilakukan dengan diiringi proses menyanyikan tembang Macapat yaitu Dhandhang Gula. Setelah acara melarung ari – ari ini selesai maka akan ditutup dengan pesta merayakan kelahiran si bayi dengan meriah. Larung Ari – Ari ini memang masih terjaga keberadaannya hingga sekarang. Sebagian besar masyarakat juga da yang tidak sepenuhnya meyakini tradisi tsb. Mereka hanya mengikuti tradisi. Tradisi ari - ari dilakukan dengan memperlakukan khusus dalam proses penguburuannya. Di beberapa wilaya di indonesia memiliki cara cara berbada : 1. Kediri Dalam proses penguburan ari-ari yang sudah dibersihkan lalu dibungkus kain putih dan memasukkan ke dalam kendil. Didalamnya juga ditambahkan beberapa barang sebagai lambang pengharapan orang tua terhadap anaknya.
Page 7
2. Batak Sebagian masyarakat batak mempercayai Ari – Ari memang merupakan saudara kembar si bayi. Saat dikuburkan ari – ari di masukkan ke dalam bakul anyaman dari pandaan atau dimasukkan ke dalam gerabah dari tanah liat. Hal ini berbeda dengan tradisi orang jawa masyarakat batak tidak menggunakan barang barang sebagai simbol pengharapan. 3. Palembang Di palembang ada perbedaan pada umumnya ari – ari dikuburkan seteah dibersikan dan diberi aneka barang sebagai lambang pengharapan orang tua si bayi. Masyarakat palembang memberikan barang barang saat penguburan ari – ari, seperti halnya bayi perempuan biasanya biberikan bumbu daput maksudnya biar anaknya nanti pandai memasak. Sedangkan anak laki laki biasanya disertai dengan alat tulis dengan harapan kelak si anak menjadi anak yang pandai, saat ini banyak orang beralih menggunkan panci untuk wadah sebagai pengganti bakul. 4. Padang Di Padang ada anggapan bahwa ari – ari sebaikanya dikuburkan di masjid, dengan tujuan kelak si anak agar rajin ke masjid. Sebagian masyarakat disana juga meyakini Tradis tsb Sebaiknya Di larung atau dihanyutkan kesungai yang airnya deras. Dengan harapan keak si anak tidak taut pergi merantau dan betah di perantauan sesuai budaya padang.
D. Hukum Mengubur Plasenta ( Ari – Ari ) Menurut Islam Menanam ari-ari bayi di masyarakat sudah seperti ritual wajib yang perlu dilakukan ketika setelah melahirkan. Biasanya dengan dibungkus kain putih diletakan dalam sebuah tempat kemudian ditanam di sekitar rumah. Tidak sedikit yang menyertakan benda-benda dan sesajen. Setelah ditanam ditabur bunga dan diberi penerangan selama beberapa hari yang sudah ditentukan. Selain ditanam ari-ari bayi yang baru lahir ada juga yang dilarung ke laut, tujuannya agar anak dapat merantau kemana saja menguasai bumi yang luas ini. Bagaimana menurut pandangan islam mengenai ritual ini, apakah dibolehkan dalam islam?
Page 8
Di antara tradisi yang masih hidup di tengah masyarakat sehubungan dengan kelahiran seorang anak yaitu menanam ari-ari (masyimah) bayi di depan atau di dalam rumah. Penanaman ini dilakukan dengan berbagai cara. Diantara cara yang masyhur ialah menanam dan sekaligus memberikan penerangan. Bahkan di daerah tertentu penanaman ari-ari ini disertai pula dengan menaburkan bunga di atasnya. Atau malahan dengan menyertakan berbagai makanan atau sesajen di dalamnya. Pada hakikatnya penanaman ari-ari ini dibenarkan dalam Islam bahkan disunnahkan. Akan tetapi kalau menyertakan berbagai benda yang bernilai dianggap tidak baik. Karena termasuk dalam kategori tabdzir (menghamburkan). Mengenai hukum sunnah mengubur ari-ari terdapat keterangan dalam kitab Nihayatul Muhtaj. “Dan disunnahkan mengubur anggota badan yang terpisah dari orang yang masih hidup dan tidak akan segera mati, atau dari orang yang masih diragukan kematiannya, seperti tangan pencuri, kuku, rambut, ‘alaqah (gumpalan darah), dan darah akibat goresan, demi menghormati orangnya”. Adapun tentang haramnya tabdzir sehubungan dengan menyertakan segala benda di lingkungan kubur ari-ari terdapat dalam Hasyiyatul Bajuri: “(Orang yang berbuat tabdzir kepada hartanya) ialah yang menggunakannya di luar kewajarannya. (Yang dimaksud: di luar kewajarannya) yaitu segala sesuatu yang tidak berguna baginya, baik sekarang (di dunia) maupun kelak (di akhirat), meliputi segala hal yang haram dan yang makruh”.
Page 9
BAB III KESIMPULAN 1. Apa tujuan Adat Larung Dan Mengubur Plasenta ( Ari – Ari ) ? Salah satu kegiatan meruwat ari-ari adalah melarung ari-ari yang merupakan serangkaian upacara menghanyutkan ari-ari bayi ke laut dengan tujuan agar ari-ari tersebut bersatu dengan air, dengan harapan agar kelak anak setelah dewasa mempunyai wawasan luas dan bebas sehingga tahan menghadapi gelombang kehidupan serta mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tujuan Adat Mengbur Ari – Ari Menurut Orang Jawa Menguburkan ari-ari dalam tanah dengan harapan agar si anak dekat dengan keluarganya, merasa hangat dan tentram dalam keluarganya. Selalu berkumpul walau dalam keadaan apapun juga. Mangan ora mangan, asal ngumpul. Tujuan Adat Larung Ari – Ari Menurut Orang Medan, Minang (Padang), Cina, Wajo, Bugis, Makassar Melarung ari-ari ke laut, agar si anak mobilitasnya tinggi dan dapat merantau kemana-mana dan dapat menguasai alam raya ini. Tujuan Adat Menurut Pendapat orang Tengger Ari – Ari Digantung dengan kendil di depan rumah, agar si anak tidak jauh dari tanah kelahirannya. Tujuan Adat Mengubur Ari-ari Menurut Orang Bone Mengubur ari-ari di bawah pohon kelapa. Harapannya agar kelak memiliki martabat tinggi sekaligus memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Potongan plasenta dan ari-ari dibungkus menyerupai bantal kecil sebesar jempol, di selipkan di pinggang sebagai pelindung bala atau marabahaya. Pada Dasarnya semua pendapat sama yaitu satu untuk kebaikan pada sang Anak tersebut.
Page 10
2. Apa Sanksi atau peristiwa apa yang terjadi jika tidak melaksanakan Adat Larung Dan Mengubur Plasenta ( Ari – Ari ) ? Menurut padangan Hukum Soepomo Hukum adat adalah hukum tidak tertulis didalam peraturan tidak tertulis, meliputi peraturan-peraturan hidup yang meskipun tidak ditetapkan oleh yang berwajib tetapi ditaati dan didukung oleh rakyat berdasarkan atas keyakinan bahwasanya peraturan-peraturan tersebut mempunyai kekuatan hukum. Menunjuk kepada pasal 32 UUDS yang menyatakan, “….istilah Hukum Adat ini dipakai sebagai sinonim dari hukum yang tidak tertulis di dalam peraturan legislatif, hukum yang hidup sebagai konvensi di badan-badan negara, hukum yang timbul karena putusanputusan hakim, hukum yang hidup sebagai peraturan, kebiasaan yang dipertahankan di dalam pergaulan hidup di kota-kota maupun di desa-desa. Jadi jika suatu masyrakat yang tidak melakukan Tradisi Adat tersebut Negara tidak berhak untuk menghukumannya dikarenakan tidak ada aturan atau dasar hukum negara yang mengharuskan setiap Orang atau Masyrakat melaksanakan tradisi Tersebut. Jika dilihat dari pandangan medis, Secara medis, kepercayaan ini tidak ada hubungannya dengan kesehatan, pertumbuhan maupun perkembangan bayi. Jadi, kalaupun ari-ari dibuang begitu saja tidak menjadi masalah. Hanya saja, secara etika, memang ada baiknya jika ari-ari atau plasenta tidak dibuang begitu saja. Bagaimana pun juga, ari-ari merupakan bagian dari tubuh bayi. Ini juga menjadi langkah antisipasi agar tidak ada orang yang akan menyalahgunakan ari-ari dan plasenta ini untuk berbagai tujuan.
Page 11
DAFTAR PUSTAKA http://fredikurniawan.com/pengertian-sumber-dan-contoh-hukum-adat/ https://budayajawa.id/tradisi-larung-ari-ari-surabaya/ https://budayajawa.id/tradisi-larung-ari-ari-surabaya/ https://www.plukme.com/post/hukum-mengubur-plasenta-bayi-menurut-islam https://www.ibudanbalita.com/forum/diskusi/Benarkah-Ari-Ari-Harus-Dikuburhttps://www.warassehat.com/mitos-tentang-ari-ari/ http://mnahyanzullfikar.blogspot.co.id/2014/11/makalah-hukum-adat.html https://hellosehat.com/kehamilan/perkembangan-janin/apa-itu-plasenta-ari-ari-bayi/ https://javanist.com/tradisi-mengubur-ari-ari-bayi-baru-lahir/
Page 12