بسم اهلل الرحمن الرحيم وبعد....الحمد هلل و الصالة و السالم على رسول اهلل... السالم عليكم و رحمة اهلل و بركاته
Tiada yang pantas untuk senantiasa kita haturkan kepada Dzat Yang Maha Rahman dan Rahim kecuali senandung puja dan puji atas segala karunia dan rahmat-Nya yang selalu mengiringi setiap langkah, nafas dan aktifitas kita semua. Dari Makkah Al Mukarromah saya menuliskan baris kata dan kalimat ini sebagai ungkapan rasa syukur dan haru atas terbitnya majalah Al Binaa yang sudah lama menjadi impian. Dan hari ini dengan ijin Allah l bisa terbit. Allahumma lakal hamdu wa lakasy syukru. Satu tahapan dan langkah awal ini hendaknya menjadi momentum besar dan penting untuk menjadi pondasi bagi langkah berikutnya. Memulai sesuatu memang susah dan akan lebih sulit lagi tentunya untuk melanjutkan dan mempertahankannya. Perlu didasari niat ikhlash kepada Allah f disertai dengan kekuatan tekad serta kesungguhan dan keseriusan, juga kedisiplinan dalam hari-hari ke depan untuk mempertahankan eksistensi majalah Al Binaa yang kita cintai ini. Saya tidak bisa panjang-panjang memberi ucapan tahni’ah (selamat) ini, mudah-mudahan masih ada slot halaman yang bisa memuat sekedar rasa haru saya atas terbitnya majalah ini saat saya masih di Makkah Al Mukarromah. Al Harom Al Makky, Maghrib 17 Dzulhijjah 1435 H.
Salam Redaksi
S
SEMANGAT BARU dalam Perubahan Dakwah dan Pendidikan : احلمد هلل والصالة والسالم على رسول اهلل وعلى اله وصحبه ومن تبع هداه وبعد
egala puji serta syukur kita panjatkan kepada Allahl. Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad n. Majalah AL BINAA merupakan majalah yang insya Allah akan diterbitkan secara berkala oleh AL BINAA Islamic Boarding School untuk menjadi wadah dan media dakwah kepada para santri dan asatidz, keluarga besar AL BINAA, serta bagi kaum muslimin pada umumnya. Salah satu cara dakwah Rasulullah adalah melalui tulisan surat yang Beliau kirimkan kepada raja-raja atau penguasa di Jazirah Arab dan sekitarnya. Hal ini menunjukkan dakwah bukan hanya dengan ceramah atau muhadhoroh saja, melainkan juga dapat dilakukan dengan berbagai cara. Bermula dari sunnah ini, Majalah AL BINAA akan menjadi sarana dakwah dengan torehan pena yang mudah-mudahan dipenuhi dengan iringan keikhlasan dalam berjuang. Walaupun ini edisi perdana, kami berusaha untuk membuat pembaca tidak kecewa apabila membacanya. Meski majalah ini sangat jauh dari sempurna, kami menganggap sudah ada menu rubrik yang menarik untuk dibaca. Tim redaksi pengisi rubrik kami rencanakan semuanya dari ustadz yang berkompeten dari sisi keilmuan yang dimilikinya. Ada pula rubrik alumni yang memang kami peruntukkan sebagai sarana komunikasi dan silaturahmi alumni AL BINAA. Sebagai pelengkap, kami hadirkan juga rubrik pesantren dan prestasi santri. Tema edisi perdana ini adalah “Hijrah Sebuah Momentum Perubahan”. Sebenarnya tema ini tidak menunjukkan bahwa hijrah Rasulullah terjadi di bulan Muharram, tetapi di bulan Robi’ul awal. Namun redaksi memandang dari sisi penamaan kalender Hijriyyah, yang di mulai dengan bulan Muharram. Berbicara tentang hijrah, tentu kita akan diingatkan dengan hijrahnya Rasulullah yang menjadi tonggak sejarah yang membawa perubahan sangat besar bagi peta jalan dakwah Islam ke berbagai negeri dan ke berbagai hati. Terakhir, bagi para pembaca yang budiman dan para jiwa-jiwa pejuang dakwah, semoga majalah ini memberi manfaat bagi Islam dan kaum muslimin. Jika banyak kekurangan dalam majalah ini, baik itu dari penulisan ataupun kata-kata yang tidak berkenan di hati, maka patut kiranya para pembaca yang budiman memberikan kritikan yang konstruktif. Dengan kritikan dari pembaca, diharapkan majalah ini bisa lebih baik di masa yang akan datang. Kami tunggu kritikan pembaca di dapur redaksi. Berbuatlah, niscaya Allah dan Rasul-Nya akan melihat amal usahamu.
َّ َوُق ِل ا ْع َم ُلوا َفس�يرى َّ ون إِلَى َعالِ ِم الْ َغ ْي ِب َو )١٠٥( ون َ الش َها َد ِة َ�فُ�ينَبِّئُ ُك ْم ب َِما ُك ْنتُ ْم �َت ْع َم ُل َ ون َو َسُ�ت َرُّد َ ُالل ُه َع َم َل ُك ْم َوَر ُسولُ ُه َوالْ ُم ْؤِمن َََ
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaan mu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (At-Taubah-105) Penanggung Jawab: Aslam Muhsin Abidin, Lc., Pemimpin Umum: Sofyan Toha, S.Si., Pemimpin Redaksi: Agung Wahyu Adhy, Lc., Sekretaris Redaksi: Sulaeman, S.Pd., Staff Redaksi: Zaenal Arifin, Lc. ,Musthofa Aini, Lc.,Nuralim, Lc., Zaenal Abidin, Lc., Saepul Anwar, S.Pd., Hasyim Nur. S.Pd Editor: Suratman, S.Pd., Rofael Afriyanto,Lc., Administrasi Keuangan: RM. Syarief Rusdy. SE., Pemasaran dan Sirkulasi: Abu Ishaq.,Ilustrator/ layout: M.S. Haromain, S. Ikom., Web: Agus Setiawan, ST.
Alamat Redaksi: AL BINAA IBS, Jl. Raya Pebayuran Kertasari Pebayuran Bekasi Jabar 17710 Telp/Fax: 021 89150720/021 89150721 Website: www.majalahalbinaa.com Email:
[email protected] Sms: 085285107991- 081398176123
daftar isi daftar isi daftar isi
daftar isi
daftar isi
daftar isi
daftar isi
daftar isi
daftar isi
daftar isi
Edisi PERDANA
DAFTAR Edisi 01/Vol. 1
AQIDAH 4 - Muharram Bulan Sial ? HADIST (HIJRAH) 15 - Hijrah dan Perubahan FIQIH (HIJRAH) 18 - Puasa Asyuro SAINS 25 - Air, Makhluk Allah SIROH
31 - Hijrah langkah Menuju Kemenangan
isi
FATAWA ULAMA 35 - Fatawa Ulama seputar Muharram TELADAN SALAF 38 - Keutamaan Akhlak Mulia AKHBAR MA'HAD 41- Silaturahmi Antara Yayasan & Mahad Sunnah SAFARI DAKWAH 44- Peta Awal Perjalanan Albinaa-Al-umm PRESTASI SANTRI 50- Kisah Sukses Santri KISAH MEREKA 53 - Ku temukan Pintu di balik Pintu
Aqidah
MUHARRAM
L a si ?
BULAN
Oleh: Abu Usaid al Banyumasi
Pembaca yang dirahmati Allah, berbicara tentang bulan Muharram, maka ada beberapa keyakinan dan ritual yang dilakukan sebagian orang pada bulan tersebut yang harus kita tinjau dan timbang kembali kesesuaiannya dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Karena seorang muslim hendaklah selalu menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai pijakan dalam berkeyakinan dan beramal. Kebiasaan masyarakat, adat istiadat, dan warisan leluhur tidak cukup untuk menjadi dalil dalam berkeyakinan dan beramal. Berikut ini adalah beberapa keyakinan dan ritual yang dilakukan sebagian orang di bulan Muharram: 1. Meyakini Bulan Muharram Sebagai Bulan Naas atau Sial Sebagian orang menganggap bahwa bulan Muharram atau bulan Suro (istilah orang Jawa) adalah bulan yang membawa naas atau kesialan. Mereka menghindari untuk melaksanakan hajatan besar, perjalanan jauh, dan aktivitas-aktivitas lain dengan alasan 4
/edisi 1/ vol.1
bulan tersebut adalah bulan sial. Mereka tidak berani melangsungkan akad nikah, karena takut pernikahan yang dilangsungkan pada bulan ini akan membawa pasangan dalam kesialan seperti perceraian, tidak harmonis, tidak diberikan keturunan, kematian, terlilit hutang, dan lainnya. Bagaimanakah Islam memandang keyakinan seperti ini? Dalam akidah Islam, meyakini sesuatu bisa mendatangkan kesialan disebut dengan istilah tiyaroh atau tathoyyur, yaitu menganggap sial hal yang dilihat atau didengar seperti menganggap sial hari-hari tertentu, bulan tertentu, tanggal, warna, suara, hewan, dan lainlain. Orang yang meyakini bulan Muharram sebagai bulan sial, dia telah melakukan tiyaroh yang merupakan kebiasaan orang Jahiliyyah, dan itu termasuk syirik. Rasulullah n bersabda: الطَِّ�ي َرُة ِش ْر ٌك
“Thiyaroh (menganggap sial sesuatu) adalah syirik” (HR. Ahmad dalam Musnadnya (1/440), Abu Dawud dalam Sunannya (4/230) kitab Ath-Thibb no. (3910) Keyakinan masyarakat yang seperti ini persis dengan keyakinan bangsa Arab Jahiliyyah dahulu. Mereka meyakini kesialan menikah di bulan Syawal. Mereka berkeyakinan bahwa “wanita yang hendak dikawini itu akan menolak lelaki yang ingin mengawininya seperti onta betina yang menolak onta jantan jika sudah dibuahi/bunting dan mengangkat ekornya”. Maka Nabi n membatalkan keyakinan tersebut dengan menikahi ‘Aisyahddi bulan Syawal dan berkumpul dengannya juga pada bulan tersebut. ‘Aisyahdmenuturkan: ُ َ�ت َزَّو َج يِن َر ُس ول اللَّ ِه َصلَّى اللَّ ُه َعلَيْ ِه َو َسلَّ َم يِف َش َّوال ِ ِسا ِء َر ُس ول اللَّ ِه َصلَّى اللَّ ُه َ َوَ�ب ىَن يِب يِف َش َّو ٍال فَأَ ُّي ن َعلَيْ ِه َو َسلَّ َم َكا َن أَ ْح َظى ِعنْ َد ُه مِن
“Rasulullah n menikahiku pada bulan Syawal dan berkumpul denganku pada bulan Syawal, maka siapakah di antara isteri-isteri Rasul yang paling beruntung daripada aku?” (HR. Muslim, 2/1039) Kitab an-Nikah no. 1423, Ahmad dalam Musnadnya (6/45) Ibnu Katsir v berkata, "Berkumpulnya Rasulullah n dengan 'Aisyah d pada bulan Syawal menjadi bantahan terhadap hal yang diprasangkakan oleh sebagian orang yang membenci untuk menikah/berkumpul (dengan pasangannya) di antara dua hari raya, khawatir keduanya akan bercerai. Padahal ini tidak ada hubungannya." (Al-Bidayah wa al-Nihayah: 3/253). Disisi lain, menganggap Muharram sebagai bulan sial sama artinya
ِّ � ٌك ْ ِالط رَ ي َ� ُة شر “Thiyaroh (menganggap sial sesuatu) adalah syirik” (HR. Ahmad dalam Musnadnya (1/440), Abu Dawud dalam Sunannya (4/230) kitab Ath-Thibb no. (3910)
dengan mencela waktu atau masa, dan perbutan tersebut juga dilarang dalam Islam. Konsekuensi dari mencela waktu adalah mencela Allahk, Dzat yang telah menciptakan waktu. Padahal Allah k telah menciptakan waktu, masa, hari, bulan dan tahun semuanya adalah baik. Kalaupun ada seseorang yang kemudian mendapatkan kesialan pada bulan tertentu, maka bukan karena bulannya yang sial, akan tetapi karena takdir Allah k. Rasulullah n bersabda: َق يَ ُس ُّب، ن ابْ ُن آ َد َم ِْ ُ�ي ْؤِذيْ ي:َال اهللُ َع َّز َو َج َّل
َّ َوأَنا،الد ْه َر َّ ِي الأَْ ْم ُر أَُ�قلِّ ُب اللَّيْ َل َ بِيَد،الد ْه ُر َوال�نَّ َه َار “Allahkberfirman, “Anak Adam telah menyakiti-Ku, ia mencela dahr (waktu), padahal Aku adalah (pencipta) dahr. Di tangan-Ku segala perkara, Aku memutar malam dan siang”.[HR. Bukhari hal. 1034 no. 5827 dan Muslim XV/5 no. 5824 dari Abu Hurairah] Bulan Syawal, Muharram, dan bulanbulan lainnya adalah ciptaan Allahk. Allahkmembolak balikkan kejadiankejadian pada bulan-bulan tersebut sesuai dengan takdir yang sudah ditetapkan-Nya dan sejalan dengan hikmah-Nya. Dan realitasnya, tidak sedikit pasangan yang menikah di luar bulan Muharram juga terkadang berakhir dengan perceraian, /edisi 1/ vol.1
5
Bukti lain yang menunjukkan bulan Muharram bukanlah bulan pembawa sial adalah karena Allah k menjadikan bulan Muharram salah satu dari bulanbulan yang mulia, bulan jika kebaikan yang dikerjakan padanya dilipatkan pahalanya dan keburukan yang dikerjakan padanya juga akan dilipatkan dosanya
kehidupan yang tidak harmonis, kesulitan dalam ekonomi, diuji dengan musibah-musibah. Lalu apakah dengan itu, kita juga akan mengatakan dan meyakini bahwa bulan tersebut juga pembawa sial? Wahai saudaraku, marilah kita berpikir sehat. Jangan sampai kita sendiri yang mempersempit hal yang Allah k lapangkan, membuat susah hal yang Allah mudahkan. Sudaraku para pembaca yang dirahmati Allah. Bukti lain yang menunjukkan bulan Muharram bukanlah bulan pembawa sial adalah karena Allah k menjadikan bulan Muharram salah satu dari bulan-bulan yang mulia, bulan jika kebaikan yang dikerjakan padanya dilipatkan pahalanya dan keburukan yang dikerjakan padanya juga akan dilipatkan dosanya. Muharram adalah salah satu dari al Asyhurul Hurum (bulan-bulan yang haram) yaitu; Dzul 6
/edisi 1/ vol.1
Qo’dah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab. Dan justru pada bulan Muharram inilah, Allah l memenangkan Nabiyullah Musa p atas Fir’aun. Allah menyelamatkan Nabi Musa p pada tanggal 10 Muharram yang kemudian ummat Islam disunnahkan untuk berpuasa pada tanggal tersebut. Dengan bukti ini apakah kita masih akan mengatakan bahwa Muharram adalah bulan pembawa sial? Pembaca yang dirahmati Allah. Marilah kita kembali kepada akidah yang benar, akidah shahihah yang diajarkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Akidah yang akan mambawa kepada ketenangan dan ketentraman hati, kelapangan jiwa, akidah yang akan memerdekakan kita dari perbudakan kepada makhluk menuju perbudakan kepada Al Khaliq (Sang Pencipta). Karena tidaklah keyakinan tentang kesialan bulan Muharram atau bulanbulan yang lainnya kecuali justru akan membawa hati kita kepada kekhawatiran, kegelisahan, rasa waswas, kesempitan, dan terpasung hati kita kepada makhluk. 2. Ngalap Berkah Kebo Bule
Kebo Bule alias kerbau albino yang juga sering dikenal dengan nama Kebo Kyai Slamet adalah kerbau berkulit putih kemerah-merahan (seperti warna kulit orang Eropa) yang dimiliki oleh Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Oleh
sebagian masyarakat, Kebo Kyai Slamet ini diyakini bukan sembarang kerbau, tetapi merupakan pepunden keramat, sakti, suci, hewan yang berwibawa dan membawa berkah. Malam 1 Suro atau 1 Muharram (dalam penanggalan Islam), dalam pelaksanaan upacara adat tahunan Kasunanan Surakarta, kehadiran sekawanan kebo bule ini menjadi hal yang paling ditunggu-tunggu masyarakat. Rombongan kebo bule ini akan memimpin arak-arakan kirab di barisan paling depan. Di sepanjang jalan, masyarakat yang menonton kirab ini akan berebut ngalap berkah (mencari berkah) dengan cara mengusap, mengelus bahkan ada yang lebih dari itu, kotoran kebo bule yang jatuh sepanjang perjalanan kirab juga diperebutkan. Memang aneh dan sangat tidak masuk akal, tetapi inilah kenyataan sebagian masyarakat yang percaya bahwa kebo bule/ kebo kyai slamet bisa mendatangkan berkah, keselamatan, pesugihan, rizki, dan hal-hal baik lainnya bahkan kotorannya sekalipun. Pembaca yang dirahmati Allah. Bagaimanakah keyakinan yang seperti ini dalam timbangan akidah Islam yang benar? Seorang muslim hendaklah bertabarruk (meraup berkah/ngalap berkah) hanya kepada Allahk, Dzat yang memiliki dan memberikan berkah. Berkah hendaklah dicari pada halhal yang memang telah diberkahi oleh Allah k, itu pun dengan cara yang benar dalam mencari dan meraup berkah tersebut. Sebagai contoh, Allah k memberkahi tiga masjid yang mulia; Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjid al Aqsha. Maka, kita boleh bahkan dianjurkan untuk mencari berkah pada tiga masjid tersebut, akan tetapi dengan cara yang benar yaitu dengan menegakkan
shalat padanya, iktikaf, memperbanyak dzikir, dan tilawah Al-Qur’an pada tiga masjid tersebut. Bukan dengan cara datang ke tiga masjid tersebut lalu kita mengusap-usap tembok, tiang, dan sudut-sudut masjid dengan anggapan untuk mendapatkan berkah. Karena berkahnya tiga masjid tersebut adalah dengan kita mengerjakan ibadah di dalamnya. Satu shalat di Masjidil Haram di berkahi pahalanya seperti shalat 100.000 kali di tempat yang lain. Adapun ngalap berkah dengan pohon, bebatuan, hewan, bahkan dengan sesuatu yang tidak logis seperti kotoran kebo bule, maka ini adalah perkara yang secara akal sehat saja tertolak apalagi secara syar’i. Ngalap berkah seperti ini dilarang dalam Islam karena akan menjadi dzari’ah (penghantar) kepada kesyirikan. Ngalap berkah seperti ini persis dengan apa yang dilakukan orangorang musyrikin kepada pohon yang dinamakan Dzatu Anwath. Di pohon tersebut mereka menggantungkan senjata guna mendapatkan berkahnya. ُصلَّى اهللِّ ب َواقِ ٍد اللَّيْث ْ َِع ْن أَي َ ِي أَ َّن َر ُس ْو َل اللَّ ِه بِش َج َرٍة َ لَ َّما َخ َرَج إ ىَِل َخيَْ�ب َر َم َّر-َعلَيْ ِه َو َسلَّ َم ُ ــِي ُ�يق ٍ َات أَْ�ن َو ُو َن َعلَْ�ي َها َ ْلِل ُْم ْش ِرك ن ُ َال لهََا ذ ْ اط ُ�ي َعلِّق َات َ ِحَ�ت ُه ْم َ�فقَالُ ْوا يَا َر ُس ْو َل اللَّ ِه ْاج َع ْل لَنَا ذ َ أَ ْسل َ َ�فق.اط ٍ َات أَْ�ن َو ٍ أَْ�ن َو صلَّىُّ َِال الن ي ُ اط َك َما لهَُ ْم ذ َ َّب َ ))سبْ َحا َن اللَّ ِه َهذَا َك َما ق َال ُ -اهللُ َعلَيْ ِه َو َسلَّ َم
ِي ْ (اج َع ْل لَنَا إِلهًَا َك َما لهَُ ْم هِآلٌَة) َو الَّذ ْ وسى َ َ�ق ْوُم ُم ُ ـب ُسنَّ َة َم ْن َكا َن َ�قْ�بل ََُّ�ن ْف ِس ْي بِيَ ِد ِه لَتَ ْــرَك ن ))َك ْم /edisi 1/ vol.1
7
“Dari Abu Waqid Al Laitsi z bahwa Rasulullah n keluar menuju Khoibar. Lalu, beliau melewati pohon orang musyrik yang dinamakan Dzatu Anwath. Mereka menggantungkan senjata mereka. Lalu mereka berkata, “Wahai Rasulullah! Buatkanlah untuk kami Dzatu Anwath (tempat menggantungkan senjata) sebagaimana mereka memiliki Dzatu Anwath.” Rasulullah n menjawab, “Subhanallah! Sebagaimana yang dikatakan oleh kaum Musa: Jadikanlah untuk kami sesembahan sebagaimana mereka memiliki sesembahansesembahan.” (QS. Al A’raaf: 138). Kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaankebiasaan orang-orang sebelum kalian.” (HR. Tirmidzi no. 2180) Pembaca yang dirahmati Allah, L i h a t l a h betapa kerasnya pengingkaran Rasulullah kepada sahabat-sahabat yang baru masuk Islam ketika mereka ingin memiliki pohon Dzatu Anwath untuk mendapatkan berkah seperti yang dimiliki oleh orangorang musyrikin. Seandainya ngalap berkah kepada pohon adalah perkara yang dibolehkan, tentunya Nabi tidak akan mengingkari keinginan sahabatsahabatnya tersebut. Hal yang dilakukan oleh sebagian masyarakat kita sekarang ini dengan ngalap berkah kepada kebo kyai slamet atau kebo bule, baik dengan mengusapnya, menyentuhnya bahkan dengan memperebutkan kotorannya, substansinya sama dengan hal yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin kepada pohon Dzatu Anwath. Walhasil, ngalap berkah kepada kebo kyai slamet termasuk kemungkaran yang tidak pantas dilakukan oleh manusia 8
/edisi 1/ vol.1
yang sudah Allah muliakan dengan akal. Bagaimana bisa manusia yang mulia, merendahkan dan menghinakan dirinya kepada hewan yang tidak punya akal, hewan yang tidak bisa mendatangkan manfaat dan madharat untuk dirinya sendiri apalagi untuk orang lain. 3. Muharram Hari Kesedihan dan Berduka Kemungkaran lain yang terjadi pada bulan Muharram adalah hal yang dilakukan oleh orang-orang Syiah Rafidhoh, tepatnya pada tanggal 10 yang dikenal dengan nama hari ‘Asyuro. Mereka menjadikan hari ‘Asyuro sebagai hari kesedihan, duka, tangisan, ratapan, memakai pakaian hitam, berkeliling kota dan melukai kepala serta menyiksa badan. Ini mereka lakukan sebagai peringatan wafatnya Husein bin Ali a di Karbala pada hari ‘Asyuro. Tidak diragukan lagi, menjadikan hari-hari musibah sebagai hari berkumpul dalam kesedihan, ratapan, dan duka bukanlah dari ajaran Islam. Bahkan ini adalah perbuatan Jahiliyyah. Orangorang Syiah bersandarkan kepada hadits-hadits yang tidak ada asalnya, diantaranya: اش ْوَر َاء ُ�ن ْوٌر تَ ٌّام َ�ي ْوَم الْقِيَا َم ِة ُ اَلْبُ َك ُاء َ�ي ْوَم َع “Tangisan di hari ‘Asyuro adalah cahaya sempurna di hari Kiamat” اش ْوَر َاء إاَِّل َكا َن َم َع أُ ْوىِل ُ ِن َعبْ ٍد َ�يبْ ِك ْي َ�ي ْوَم َع ْ َما م الر ُس ِل َ�ي ْوَم الْقِيَا َم ِة ُّ ِن َ الْ َع ْزِم م “Tidaklah seorang hamba menangis pada hari ‘Asyuro kecuali ia akan bersama Ulul Azmi dari para Rasul pada hari kiamat”. Pembaca yang dirahmati Allah.
Hal-hal yang dilakukan orang-orang Syiah Rafidhoh sangat jauh dari akidah Islam yang shahih, bertentangan dengan hadits-hadits Nabi n yang melarang kita untuk meratapi orang yang sudah mati apalagi sampai melukai tubuh sebagai bentuk kesedihan dan duka.
Setelah sadar beliau pun berkata: “Aku berlepas diri dari orang-orang yang mana Rasulullah n berlepas diri darinya. Sesungguhnya Rasulullah n berlepas diri dari wanita yang meratap, yang mencukur rambutnya dan yang menyobek sakunya (sebagai bentuk ketidak-ridhaan terhadap takdir).” َ ق:َال َال َر ُس ْو ُل ( َع ِن ابْ ِن َم ْس ُع ْوٍد َر ِض َي اهلل ُ َعنْ ُه ق َMuttafaqun ‘Alaihi) َ ق:َال ب ُه َرْ�ي َرَة َر ِض َي اهلل ُ َعنْ ُه ق َ ْ َِع ْن أَي "لَيْ َس ِمنَّا َم ْن َض َر َب:َال َر ُس ْو ُل اهللِ َصلَّى اهللُ َعلَيْ ِه َو َسلَّ َم َّاس ِ "ِاْ�ثنَا ِن يِف الن:اهللِ َصلَّى اهلل ُ َعلَيْ ِه َو َسلَّ َم َْالُ�ي ْو َب َو َد َعا بِ َد ْع َوى ج ُْال ُد ْوَد َو َش َّق ج ُْخ الا ِهلِيَّ ِة" َّ )اح ُة َعلَى (( ُمَّ�ت َف ٌق َعلَيْهِ) َ ََّس ِب َو الّنِي ْ مَُها ب َ اَلط ْع ُن يِف الن:هِِم ُك ْف ٌر
“Dari Ibnu Mas’ud a ia menuturkan; Nabi n bersabda: Tidak termasuk golongan kami, orang-orang yang menampar pipi, menyobek saku dan menyeru dengan seruan Jahiliyyah” (Muttafaqun ‘Alaih)
َ�ف َغ ِش َي، َو َج َع أَُ�ب ْو ُم ْو َسى:َال ب ُ�ب ْرَد َة ق َ ْ َِع ْن أَي ، ِن أَ ْهلِ ِه ِْ َو َرأْ ُس ُه ي، َعلَيْ ِه ْ ف ِح ْج ِر ا ْم َرأٍَة م
َت تَ ِصيْ ُح َبِرنٍَّة َ�فل َْم يَ ْستَ ِط ْع أَ ْن َ�ي ُرَّد َعلَْ�ي َها ْ فَأَْ�قَ�بل
َ ق، َاق ِئ ِمنْ ُه َ َ�فل ََّما أَف،َشيْئًا َ أَنَا بَر ِْي ٌء مِمَّ ْن بَر:َال إ َِّن َر ُس ْو َل، َر ُس ْو ُل اهللِ َصلَّى اهللُ َعلَيْ ِه َو َسلَّ َم
الصالِ َق ِة َو َّ ِن َ اهللِ َصلَّى اهللُ َعلَيْ ِه َو َسلَّ َم بَر َ ِئ م َّ الالِ َق ِة َو َْح ))ِ(( ُمَّ�ت َف ٌق َعلَيْه.الشاقَّةِ “Dari Abu Burdah ia menceritakan; Abu Musa sakit keras hingga pingsan, sementara kepala beliau ada dalam pangkuan salah seorang isterinya. Lalu istrinya menjerit, dan Abu Musa tidak sanggup untuk mencegahnya sedikitpun.
.ِم)) الْ َميِّ ِ َ (ت"( ٌ رَوا ُه ُم ْسل “Dari Abu Hurairah a berkata: Rasulullah n bersabda, “Dua perbuatan kufur yang ada pada manusia: mencela nasab dan meratapi mayit” (HR. Muslim) Jelaslah dari hadits-hadits shahih di atas, bahwa hal yang dilakukan orangorang Syiah pada hari ‘Asyuro bukan dari akidah Islam, bahkan Islam berlepas diri darinya. Pembaca yang dirahmati Allah. Marilah kita jadikan bulan Muharram yang mulia ini sebagai momen penting untuk kembali kepada akidah yang benar, bukan sekedar mengikuti apa yang menjadi adat dan kebiasan masyarakat atau menjadikan haditshadits yang tidak ada asalnya sebagai landasan. Mari kita hidupkan bulan Muharram dengan sunnah-sunnah Nabi n yang penuh berkah supaya kita bisa mendulang pahala yang banyak, bukan dihidupkan dengan kemungkarankemungkaran yang justru malah mendatangkan dosa dan kemurkaan Allahl. Referensi:
http://www.saaid.net/mktarat/mohram/11.htm http://www.kerajaannusantara.com/id/surakartahadiningrat/peliharaan http://sosbud.kompasiana.com/2011/11/27/kesaktiankebo-kyai-slamet-keraton-solo-413871.htm
/edisi 1/ vol.1
9
tafsir
Hijroh
Rosul dalam
Al-Quran
: ال اللَّ ُه َت َعالَى َ َقJikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika ص َرُه اللَّ ُه إِ ْذ أَ ْخ َر َج ُه kafir (musyrikin Mekah) ُ ص ُر َ وه َف َق ْد َن ُ إِال َت ْنorang-orang mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika ِي ا ْث َن ْي ِن إِ ْذ ُه َما فِي َ الَّذkeduanya berada dalam gua, di waktu dia ُ ِين َكف َ َروا َثان berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah ِ ِص اح ِب ِه ال َت ْح َز ْن ُ ا ْلغَا ِر إِ ْذ َيقbeserta kita." Maka Allah menurunkan َ ُول ل
ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara إِ َّن اللَّ َه َم َع َنا َف َأ ْن َز َل اللَّ ُه َسكِي َن َت ُهyang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan orang-orang kafir Itulah yang rendah. Dan kalimat Allah Itulah ِج ُنوٍد ل َْم َت َر ْوَها َو َج َع َل tinggi. Allah Maha Perkasa lagi ُ َعل َْي ِه َوأَ َّي َد ُه بyang Maha Bijaksana. (QS. At Taubah: 40) Kata hijroh di ambil dari kata Haajaro ِم ُة bermakna : meninggalkan negeri. ُّ َروا َ ِم َة الَّذ َ الس ْفلَى َوَكل َ َكلyang ُ ِين َكف Sebagaimana firman Alloh di surat Al َّ َّ Hasyr :
ِيم ٌ الل ِه ِه َي ال ُْعل َْيا َوالل ُه َعزِي ٌز َحك
َّ ِين َ�تَ�ب َّوُءوا ِم يحُِبُّو َن ْ الد َار َواإلميَا َن م َ َوالَّذ ْ ِن َ�قبْلِه )٤٠( اج ًة َ ِم َح َ َم ْن َه ْ ِم َوال يجَِ ُدو َن يِف ُص ُدوِره ْ اج َر إِلَيْه
10
/edisi 1/ vol.1
هِِم ْ ِم َولَ ْو َكا َن ب ْ مِمَّا أُوتُوا َوُ�ي ْؤ ُثِرو َن َعلَى أَْ�ن ُف ِسه َ وق ُش َّح َ�ن ْف ِس ِه فَأُولَئ ِك ُه ُم َ ُاص ٌة َوَم ْن ي َ َخ َص
pada hari Senin dan masuknya beliau ke kota Madinah juga pada hari Senin. (Siroh Nabawiyyah Shohihah jilid 1 hal 207 karya Dr. Akrom Dhiya’ Al Umary )
)٩( ِحو َن ُ الْ ُم ْفل Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. Ayat yang menerangkan tentang dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang hijrahnya Rosul n tidak hanya satu ayat, namun kita akan menjumpai beruntung. (QS. Al Hasyr: 9) beberapa ayat di Al-Quran, di antaranya ayat yang difirmankan dalam surat At Taubah ayat 40 di atas. Para pembaca yang budiman, mari kita tela’ah dan perhatikan ayat tersebut agar bisa mendapatkan banyak kebaikan darinya. Imam Al Qurthubiy v berkata dalam tafsirnya “ Al Jaami’ li ahkaamil qur’an: “Jika kalian tidak menolongnya maka Alloh yang akan menolongnya, di mana Alloh telah menolongnya di waktu (jumlah kalian) sedikit dan Alloh memenangkannya dari musuhnya dengan kemenangan dan kemuliaan". Pertolongan Alloh terhadap RosulTerkait dengan hijrohnya Rosul n Nya yang mulia dan juga terhadap para dari Mekkah ke Madinah, Imam Azzuhri wali-Nya merupakan sesuatu yang Alloh v berkata: Rosululloh berdiam setelah telah janjikan dalam banyak nash baik haji di sisa waktu bulan Dzulhijjah lalu berupa ayat maupun hadits, dan ini Muharram dan Shofar, kemudian orang merupakan makna dari maiyyatulloh orang musyrik Quraisy berkumpul dan yang khusus . sepakat untuk membunuh Rosul . Alloh menolong Rosul-Nya dalam Imam Al Hakim berkata : Berita-berita hijrohnya dari Mekkah ke Madinah. tentang hijrahnya Rosul telah mutawatir Hijroh itu sendiri terjadi setelah bahwa keluarnya beliau dari Mekkah mendapat izin dari Allohl. Abu Bakar /edisi 1/ vol.1
11
aberulang kali menemui Rosul meminta izin untuk hijroh ke Madinah menyusul para sahabat yang telah hijrah terlebih dahulu namun Rosul mencegahnya dan memintanya untuk bersabar hingga pada akhirnya Alloh menjadikan beliau sebagai sahabat yang menemani Rosul dalam perjalanan hijrahnya. ( lihat hadits no. 3905 shohih Al Bukhori kitab Manaqibul Anshor ) Asy Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’diy v menyebutkan dalam kitabnya Taisiir Al-Kariimi Ar-Rahman Fii Tafsiir Kalaami Al-Mannaan : Orangorang musyrik bermusyawarah di Dar An-Nadwah tentang hal yang akan mereka lakukan terhadap Nabi n : 1. Mengurung Nabi dan mengikatnya. 2. Atau Membunuh Nabi sehingga mereka nyaman dari kejahatannya –menurut sangkaan mereka. 3. Atau dengan mengeluarkannya dan mengusirnya dari rumahnya. Setiap dari mereka mengungkapkan 12
/edisi 1/ vol.1
pendapatnya. Maka sepakatlah mereka dengan pendapat Abu Jahl – la’anahulloh- yaitu mereka mengambil seorang pemuda dari setiap suku dari suku-suku Quroisy, dan memberikan kepadanya pedang yang terhunus lalu seluruhnya membunuh Nabi n seperti satu orang yang membunuh . Sehingga tercerai berailah darahnya (Rosul) pada seluruh suku, maka Bani Hasyim (keluarga Rosul) akan merelakan diyatnya. Dan Bani Hasyim tidak akan mampu untuk melawan seluruh suku Quraisy. Mereka memantau Nabi n pada malam hari untuk membunuhnya saat beliau bangun dari tidurnya. Maka datanglah wahyu dari langit, Rosul pun keluar dan menebarkan debu ke kepala mereka sehingga Allah membutakan (menutup) penglihatan mereka. (Taisiir Al Kariim Ar-Rahman , tafsir ayat 30 surat Al Anfal) Imam Al Qurthuby menyebutkan : Rosul n berjanjian dengan Abu Bakar
a untuk hijroh. Lalu Abu Bakar Tsur dengan Abu Bakar a, di mana menyerahkan dua ontanya kepada orang-orang kafir Quraisy sudah berada Abdulloh bin Urquth (Uraiqith), seorang di atas gua tempat beliau dan Abu Bakar penunjuk jalan yang kafir namun Rosul bersembunyi. Abu Bakar berkata: "Kalau dan Abu Bakar percaya dengannya. saja sebagian mereka menundukkan Beliau berdua menyewanya untuk pandangannya niscaya mereka melihat menunjukkan jalan kita”. Namun Rosul ke Madinah. berkata kepadanya Abu Bakar a : "Janganlah engkau Abu Bakar berkata: "Kalau saja sebagian menyiapkan sedih , sesungguhnya mereka menundukkan segalanya untuk Alloh bersama kita". pandangannya niscaya kesuksesan dan Alloh menurunkan mereka melihat keselamatan Rosul sakinah (ketenangan) kita”. Namun Rosul n dalam hijrahnya dan membantu berkata kepadanya : . Beliau menyiapakan "Janganlah engkau sedih dengan pasukan yang , sesungguhnya Alloh dua ontanya untuk tidak terlihat oleh bersama kita". safar, menyewa mata manusia berupa Abdulloh bin Urquth malaikat. untuk menunjukkan Adapun makna ayat jalan ke Madinah : Maka Alloh turunkan ,memerintahk an sakinah kepadanya, ada a n a k n y a , dua pendapat : Abdulloh untuk 1. Turunnya sakinah itu mendengarkan kepada Nabi n hal yang di 2. Turunnya sakinah itu bicarakan orangkepada Abu Bakara. orang Quraisy, lalu Ibnul Arobi t menyampaikannya berkata bahwa ulama kepada Rosul kita mengatakan dan Abu Bakar, pendapat yang kedua memerintahkan adalah yang kuat, karena Asma’, putrinya Abu Bakar khawatir atas yang bergelar “ Nabi n dari kaum Dzatunnithoqoin” musyrikin sehingga Alloh untuk menghantarkan menurunkan sakinahnya makanan dan juga kepada Abu Bakar memerintahkan ‘Amir dengan memberikan bin Fuhairoh untuk keamanan kepada mengiringi Abdulloh Nabi sehingga tenang dan Asma’ menuju perasaannya, hilang rasa Gua Tsur dengan takutnya, dan muncul GOA TSUR gembala kambingnya rasa aman . untuk menghilangkan Imam Al Qurthuby jejak kaki Abdulloh dan Asma’ menuju mengutip perkataan Imam Ibnul Aroby gua. yang menyebutkan : Firqoh Imamiyyah Alloh pun memberikan pertolongan- (qobbahahalloh) berkata : Sedihnya Nya tatkala beliau bersembunyi di Gua Abu Bakar ketika di gua merupakan /edisi 1/ vol.1
13
manusia “ di Madinah.ImamAl Qurthuby dalam tafsirnya juga menyebutk an pendapat sebagian ulama dari potongan ayat ِْان اْ�ثَ�ن ن " ي إِ ْذ مَُها َِثَ ي يِف ال َغا ِر bahwa khalifah setelah rosul n adalah Abu Bakar a . Sedangkan makna Alloh dalil akan menjadikan kebodohan, kalimat orang kekurangan, Imam Al Qurthuby dan kelemahan dalam tafsirnya juga menyebutkan kafir itu rendah yaitu kalimat pendapat sebagian ulama serta rusaknya dari potongan ayat syirik sedangkan hati Abu Bakar. Alloh menjadikan Para ulama kita kalimat-Nya ِْان اْ�ثَ�ن ن " ي إِ ْذ مَُها يِف ال َغا ِر (ahlussunnah) َِ" ثَ ي tinggi yaitu menjawab bahwa khalifah setelah Rosul n kalimat tauhid " b a h w a adalah Abu Bakar z . " ال إله إال الله. penyandaran Alloh l sedih kepada menutup firmanAbu Bakar tidak Nya dengan dua menunjukkan akan kekurangan beliau sebagaimana nama dari nama-nama Alloh yang indah tidak kurangnya Nabi Ibrahim u yaitu: " " عزيزyang berarti Alloh itu Maha tatkala Alloh berfirman dalam surat Hud Perkasa dalam mengalahkan musuhayat 70 , dan juga tidak berkurangnya musuhNya dan Alloh Maha Kuasa dalam Nabi Musa u tatkala Alloh berfirman menolong para wali-Nya. " " حكيمyang dalam surat Thoha ayat 67-68 , dan juga bermakna: Maha Bijaksana, baik dalam pada Nabi Luth u dalam ayat 33 firman-Nya ataupun perbuatan–Nya . Mudah- mudahan Alloh memberikan surat Al Ankabut. Jawaban yang kedua : kalaupun banyak kebaikan dan ketauladanan Abu Bakar Ash-Shiddiq a sedih , kepada kita dengan kisah hijrohnya sesungguhnya karena kekhawatiran Rosul n dari Mekkah ke Madinah . beliau atas Nabi n terhadap bahaya و صىل الله عىل نبينا محمد و عىل آله و صحبه و yang akan menimpanya. Rosul ketika سلم itu belum terjaga (ma’shum) karena turunnya ayat “ و الله يعصمك من الناس yang artinya “ Alloh menjagamu dari 14
/edisi 1/ vol.1
hadist
Hijrah dan Perubahan
D
Oleh: Muhammad Irfan Zain, Lc ari Abdullah bin ‘Amr bin al keduanya adalah kata yang bersinonim. ‘Aash radhiyallahu 'anhu , Oleh karena itu, Rasulullah n sabda: Rasulullah n bersabda; ِسانِ ِه َويَ ِد ِه َ ِم ْ ون م ُ ِم الْ ُم ْسل َ ِم َم ْن َسل ُ الْ ُم ْسل َ ِن ل ِن َ ِم ْ ون م ُ ِم الْ ُم ْسل َ ِم َم ْن َسل ُ “ الْ ُم ْسلOrang muslim itu adalah orang yang kaum muslimin lainnya selamat dari َّ اجر َم ْن َه َجر َما �َن َهى الل ُه َ لgangguan lisan dan tangannya.”, kiranya َ ُ ِ ِسانِ ِه َويَدِه َوالْ ُم َه dapat ditafsirkan dengan َع ْن ُه ِسانِ ِه َويَ ِد ِه َ ِم ْ ون م ُ الم ْؤم ُ ِم الْ ُم ْسل ُ َ ِن َم ْن َسل َ ِن ل “Orang muslim itu adalah orang yang “Orang beriman itu adalah orang yang kaum muslimin lainnya selamat dari kaum muslimin lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya. Dan gangguan lisan dan tangannya”. seorang muhajir (orang yang berhijrah) Dari ulasan tadi dapat disimpulkan adalah orang yang meninggalkan apa bahwa maksud dari penyebutan yang dilarang oleh Allah.HR. Bukhari, bab “muslim” dalam hadits ini adalah muslim “al Muslim man salima al muslimuuna paripurna (mukmin); selain membawa min lisaanihi wa yadihi”. dasar keimanan kepada Allah, pun hadir dalam lingkungannya dengan Muslim Paripurna keimanan itu secara Dalam hadits ini (hadits Abdullah implementasi faktual. bin ‘Amr), Rasulullah n ingin menggambarkan kepada kita tentang Muslim Paripurna Rahmatan Lil hal ideal yang seharusnya menjadi ciri ‘Aalamiin dasar seorang yang beriman kepada Sebaik-baik teladan bagi seorang Allah dan beriman kepada Rasul-Nya muslim Rasulullah n. Dengan n. Perlu diketahui bahwa kata islam demikian,adalah jika seorang meski mengandung makna berbeda hidup sebagai seorangmendambakan muslim yang dengan kata iman. Namun, bila kedua paripurna, hendaknya ia jadikan sosok kata itu disebutkan secara tersendiri Rasulullah n sebagai panutannya. dalam sebuah kalimat atau pernyataan, /edisi 1/ vol.1
15
Allah berfirman; Sebaliknya, mereka adalah sosok yang “menyenangkan”, sopan dalam bertutur, santun dalam bertindak. ِ {لَ َق ْد َكا َن لَ ُك ْم يِف َر ُسdan ول اللَّ ِه أُ ْس َوةٌ َح َسنٌَة ل َِم ْن Hijrah dan Muslim Paripurna Pada potongan kedua dari hadits } َكا َن َ�ي ْرُجو اللَّ َه َوالَْ�ي ْوَم آْال ِخ َر َوذ ََك َر اللَّ َه َكثِريًاAbdullah bin ‘Amr ini, Rasulullah n tentang hijrah. Secara “Sungguh telah ada suri teladan yang menyinggung bahasa, kata hijrah berasal dari akar baik pada diri Rasulullah n bagi mereka kata هـ جـ رyang mengandung yang menginginkan perjumpaan dengan beberapa arti, salah satunya Allah dan menginginkan kebaikan di ‘memutuskan’. Seseorang adalah hijrah hari akhirat, serta senantiasa mengingat meninggalkan kampung halamannya Allah”.(Al Quran, surah al Ahzaab, ayat menuju kampung lainnya, berarti ia 21) 'memutuskan hubungan' antara dirinya kampungnya. Lihat “Mukhtaaru Bagaimana Rasulullah n dengan as shihaah”, pada term هـ جـ ر mengaktualkan dirinya dalam Jika demikian, hijrah sangatlah identik keseharian? Allah berfirman; dengan perubahan. Sebab orang yang berpindah dari satu tempat atau satu َ َ } َوَما أَ ْر َس ْلنkeadaan ke tempat atau keadaan {َح ًة لِل َْعالَمِني َ ْاك إاَِّل َرم yang baru tentulah akan mengalami “Tidaklah Kami mengutusmu, wahai perubahan. Hal inilah yang kiranya menjadi inti Muhammad n melainkan sebagai dari syari’at berhijrah, yaitu “perubahan rahmat bagi seluruh alam.” Al Quran, surah al Anbiyaa’, ayat 107. ke arah yang lebih baik”. Mari kita Demikianlah kiranya misi yang diemban cermati hijrah pertama kaum muslimin, oleh Rasulullah n , “menjadi rahmat” dari Mekkah ke negeri Habasyah. Selanjutnya, hijrah ke-2, dari Mekkah ke bagi seluruh alam. Oleh karena itu, sangat wajar jika Madinah. Adakah perpindahan mereka Beliau n menyebut dalam hadits itu sekadar untuk mencari suasana Abdullah bin ‘Amr ini, bahwa salah baru dan kehidupan yang lebih mapan satu ciri mendasar yang dimiliki secara duniawi? Umar zberkata, oleh muslim paripurna adalah tidak “Rasulullah n bersabda, menyakiti manusia secara umum, dan saudara semuslim secara khusus. ِج َرتُُه إ ىَِل اللَّ ِه ْ ِج َرتُُه إ ىَِل اللَّ ِه َوَر ُسولِِه فَه ْ َم ْن َكانَ ْت ه ِج َرتُُه ل ُدْ�نيَا يُ ِصيُ�ب َها أَ ْو ا ْم َرأٍَة ْ َوَر ُسولِِه َوَم ْن َكانَ ْت ه
اج َر إِلَيْه ْ َ�يَ�ت َزَّو ُج َها فَه َ ِج َرتُُه إ ىَِل َما َه “Barangsiapa yang hijrah dalam rangka ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu akan dinilai sebagai sebuah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya (dan Allah lah yang akan membalasnya). Namun, barangsiapa
16
/edisi 1/ vol.1
yang hijrah karena dunia yang ingin diraihnya atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hasil dari hijrahnya adalah seperti yang diniatkannya.”HR. Bukhari, Bab “Maa jaa inna al a’maala bi anniyyati wal hisbah, wal likulli imri in maa nawaa”; dan HR. Muslim, Bab “Qaulihi innama al a’maalu bi anniyati”. Dari hadits tersebut disimpulkan bahwa hijrah dalam terminologi, Islam bukanlah semata-mata perpindahan yang bertujuan untuk mendapatkan maslahat duniawi, seperti halnya transmigrasi atau urbanisasi. Tidak demikian, tetapi hijrah yang dimaksud adalah perpindahan dari satu tempat atau keadaan ke tempat atau keadaan lain yang lebih baik dan lebih menunjang seseorang untuk lebih taat kepada Allah k. Syari’at berpindah (hijrah) dari satu tempat (yang tidak memungkinkan seorang untuk beribadah secara baik) ke tempat lain (yang lebih memberinya keluasan untuk itu), dinyatakan lewat hadits Rasulullah n yang disampaikan oleh Umar z. Adapun syariat hijrah dari keadaan buruk (maksiat) kepada ketaatan, hal itulah yang dinyatakan oleh Rasulullah n dalam hadits Abdullah bin ‘Amr, ِ َوالْ ُم َه ُاج ُر َم ْن َه َج َر َما َ�ن َهى اللَّ ُه َعنْه “Dan seorang muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” Kedua jenis hijrah ini bermuara pada satu tujuan yaitu menjadi muslim paripurna, yang lebih mampu mengondisikan diri agar lebih dekat dan taat kepada Allah k. Kesimpulan 1. Hijrah dalam Istilah Islam adalah
perpindahan dari satu tempat atau keadaan ke tempat atau keadaan lain yang lebih baik dan lebih menunjang seseorang untuk lebih taat kepada Allah k. 2. Hijrah dalam term Islam terbagai dua, yaitu; hijrah dengan badan (dengan meninggalkan satu tempat ke tempat yang lain), dan hijrah dengan hati (dengan meninggalkan sebuah kemaksiatan kepada ketaatan) . 3. Hijrah dan perubahan ke arah yang positif adalah dua hal yang identik dan tidak terpisahkan (Sebab dan akibat). 4. Muslim paripurna adalah muslim yang senantiasa memiliki kesiapan untuk melakukan hijrah demi terwujudnya risalah yang diemban oleh Rasulullah n sebagai rahmat bagi seluruh alam. Wallahu a’lam bi as shawaab Referensi
1. Al Quran al Kariim 2. Al Jaami’e As Shahiih Al Mukhtashaar, oleh Imam Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al Bukhari. 3. Al Jaami’e As Shahiih, oleh Imam Abu Husain Muslim bin Hajjaaj 4. Fathu al Baari, oleh Imam Abu Fadhl Ahmad bin Ali Ibnu Hajar al Asqalaany 5. Majmu’ al Fataawa, oleh Syaikhul Islam Taqiyuddin Ahmad bin Abdul Halim Ibnu Taimiyyah 6. Ar Risaalah At tabuukiyyah Zaadu al Muhaajir Ilaa Rabbih, oleh Imam Muhammad bin Abi Bakr Ibnu Qayyim al Jauziyyah. 7. Mukhtaaru as Shihaah, oleh Muhammad bin Abi Bakr bin Abdul Qadir ar Raazi
/edisi 1/ vol.1
17
FIQIH
keistimewaan di sisi Allah k. Allah k berfirman :
puasa
Asyuro oleh: Rafael Afrianto, Lc
P
embaca yang dirahmati Allah, Alhamdulillah pada edisi perdana ini kita dipertemukan oleh Allah k dengan salah satu bulan-Nya yang agung yaitu bulan Muharram. Bulan yang mendapatkan tempat istimewa di sisi Allah k. Bulan yang di dalamnya terdapat hari yang dikenal dengan hari Asyura. Bulan yang agung, namun tak sedikit dari kaum muslimin yang belum mengetahui akan keutamaan yang ada di dalamnya, termasuk yang berkaitan dengan shaum Asyura. Oleh karena itu, perlu rasanya kita bersama – sama mengingat kembali pengetahuan kita terkait dengan ibadah shaum Asyura dan yang berkaitan dengan keagungan bulan Muharram. Hal tersebut tentunya dengan tujuan dan cita – cita mulia yakni untuk mempelajari, mengamalkan, dan mendakwahkan apa yang menjadi syariat Allah k. Muharram Salah Satu Bulan yang Dihormati Bulan Muharram termasuk satu di antara sekian bulan yang mendapatkan 18
/edisi 1/ vol.1
َّ إ ُّ ِد َة َّ ِن ع الش ُهوِر ِعنْ َد اللَّ ِه اْ�ثنَا َع َش َر َش ْه ًرا ف ِ الس َم َاو ِ َكِت ض مِْ�ن َها َ ات َوالأَْ ْر َّ َق َ اب اللَّ ِه َ�ي ْوَم َخل
أَ ْرَ�ب َع ٌة ُح ُرم ”Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah 12 bulan di dalam ketetapan Allah pada hari di mana Allah menciptakan langit dan bumi, di antaranya 4 bulan haram ….” ( Q.S. At Taubah : 36 ) Yang dimaksud dengan bulan haram di sini ialah bulan – bulan yang dihormati dan bulan-bulan yang diharamkan peperangan dan pertumpahan darah. Keempat bulan yang dimaksud ialah Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram, sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits ََّب َصلَّى اهللُ َعلَيْ ِه َو َسلَّم َّ ِ أَ َّن الن ي،ََع ْن أَيِب بَ َك َرة َّ « أَاَل إ:َال َ َ�فق،َِخ َط َب يِف َح َّجتِه ان َّ ِن َ الزَم ِ او ات ْق َّ َق اللَّ ُه َ استَ َد َار َك َهيْئَتِ ِه َ�ي ْوَم َخل َ الس َم ْ َد
مِْ�ن َها أَ ْرَ�ب َع ٌة،السنَ ُة اْ�ثنَا َع َش َر َش ْه ًرا َ َوالأَْ ْر َّ ،ض َوذُو،َِع َدة ٌ َ�ث اَل،ُح ُرٌم ٌ َث ُمَ�ت َوالِي ْ ذُو الْق:ات ي َّ ال َ ْب ُم َض َر الَّذِي َ�ب ن ُ َوَرَج، َوالْ ُم َح َّرُم،ِحِْجة ان َ َجا َدى َو َش ْعب َُم Dari Abi Bakrah bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkhotbah saat beliau melaksanakan haji, lalu beliau bersabda : “ Ketahuilah, sesungguhnya waktu itu berputar sesuai
dengan penciptaannya pada hari di �بع َد،الصيا ِم َ أَف:اهللِ َصلَّى اهللُ َعلَيْ ِه َو َسلَّ َم ْ َ َ ِّ ْض ُل mana Allah menciptakan langit dan bumi, hitungan 1 tahun sama dengan ،ِالص اَلة َّ ْض ُل َ َوأَف، َش ْه ُر اهللِ الْ ُم َح َّرُم،َرَم َضا َن 12 bulan di antaranya ada 4 bulan yang haram, 3 di antaranya disebutkan secara berurutan: Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan ِ َص اَل ُة اللَّيْل،ِِيضة َ َ�ب ْع َد الْ َفر Muharram, dan Rajab bulan di tengahtengah antara Jumada dan Sya’ban” . Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu Musnad Imam Ahmad, Jilid 34, hal. 23 berkata : “Rasulullah n bersabda : ‘Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan ialah (berpuasa) pada syahrullah Muharram dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib ialah shalat malam“. Shahih Muslim, bab “Keutamaan Puasa pada Bulan Bulan Muharram termasuk satu di antara Muharram”, jilid 2, hal. 821. sekian bulan Puasa Asyura (10 Muharram) dan yang mendapatkan Sejarah Singkatnya keistimewaan di sisi Allah k. Dalam beberapa literatur Islam disebutkan bahwa puasa Asyura telah dijalani oleh Rasulullah n semenjak Bahkan di antara keistimewaan lainnya Beliau berada di Mekkah, berdasarkan yang Allah sandangkan kepada bulan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muharram ialah tatkala Rasulullah Aisyah j berikut. n menamakan bulan Muharram dengan syahrullah (bulan Allah). Ibnu َكانت ُ�قريش: قَالَت،عن عائِشة ر ِضي اهللُ ع�نها َ َْ َ َ َ َ َ ْ َ Rajab menyebutkan alasan di balik ٌ َْ ْ َ ْ penyandaran nama muharram (dengan ُ َوَكا َن َر ُس،ِالا ِهلِيَّة َْور َاء يِف ج syahrullah ) kepada Allah ialah untuk ِول اهلل ُ تَ ُصوُم َع َ اش menunjukkan kemuliaan bulan tersebut, karena sesungguhnya Allah l tidak اج َر إِل َ َ�فل ََّما َه،َصلَّى اهللُ َعلَيْ ِه َو َسلَّ َم يَ ُصوُم ُه menyandarkan nama-Nya kecuali pada makhluk-makhluk-Nya(ciptaan– ِ َصا َم ُه َوأَ َم َر،ِالْ َمدِينَة َ َ�فل ََّما فُر،ِبِصيَا ِمه ciptaanNya) yang istimewa. Lathaiful ِض َش ْه ُر Ma’arif , hal. 36 Memperbanyak Puasa di Bulan َ َرَم َضا َن ق ُ « َم ْن َش َاء َصا َم ُه َوَم ْن َش َاء َ�ت َرَكه:َال Muharram Bulan Muharram adalah bulan yang Dari ‘Aisyah j berkata, “Dahulu dimuliakan dan dihormati. Selain orang – orang Quraisy pada masa larangan untuk menumpahkan darah jahiliah berpuasa pada hari asyura dan pada bulan tersebut, Rasulullah n Rasulullah pun ketika itu juga berpuasa juga memberikan teladan kepada kita pada hari tersebut. Maka, ketika semua untuk memperbanyak puasa Rasulullah hijrah ke Madinah,Beliau pun pada bulan tersebut, berdasarkan tetap berpuasa pada hari tersebut seraya hadits Rasulullah n berikut ini. memerintahkan ummatnya untuk ikut berpuasa pada hari tersebut (Asyura). ُ َال َر ُس َ ق:َال َ ق، َع ْن أَيِب ُه َرْ�ي َرَة َر ِض َي اهللُ َعنْ ُهMaka, ketika diwajibkannya puasa ول /edisi 1/ vol.1
19
Ramadhan,lalu Beliau pun bersabda : untuk berpuasa atau tidak berpuasa ‘Barangsiapa yang berkehendak untuk pada hari asyura. Fase keempat, berpuasa, maka hendaklah ia berpuasa, menjelang akhir hayatnya, Rasulullah dan barangsiapa yang tidak ingin n berazam untuk berpuasa juga berpuasa maka dipersilakan baginya pada hari sebelum asyura (tanggal 9 untuk tidak berpuasa”. Shahih Muslim, Muharram atau yang sering disebut bab “Puasa Asyura”, jilid 2, hal. 792. dengan tasu’a) untuk menyelisihi orang Ibnu Rajab di dalam kitabnya Lathaiful – orang Ahli Kitab yang juga berpuasa Ma’aarif pun menjelaskan empat pada hari asyura. Lathaiful Ma’aarif, hal. fase yang dilalui Rasulullah ketika 48 – 51. menjalani puasa Asyura, fase pertama, Keutamaan Puasa Asyura Rasulullah puasa Asyura Puasa Asyura di Mekkah tanpa termasuk satu di memerintahkan antara beberapa ummatnya untuk puasa sunnah berpuasa; fase lainnya yang Sungguh besar kedua, ketika Allah berikan Rasulullah hijrah pahala besar pahala yang Allah ke Madinah dan bagi orang – janjikan melihat orang – orang yang orang ahli kitab kepada ummat berpuasa dan Rasulullah n mengagungkan hari tersebut, melaksanakannya. yang berpuasa Asyura lalu Rasulullah Dalam hadits yang pun memerintahkan shahih disebutkan ummatnya untuk berpuasa tentang keutamaan hingga anak – anak kecil berpuasa pada hari Asyura. pun ikut berpuasa pada hari tersebut. Pada fase kedua inilah ُِي َر ِضي اهلل َ ِّ َع ْن أَيِب َ�قتَا َد َة الأَْنْ َصار sebagian ulama menilai bahwa puasa Asyura adalah puasa yang diwajibkan َ أَ َّن َر ُس،َعنْ ُه ول اهللِ َصلَّى اهللُ َعلَيْ ِه َو َسلَّ َم atas ummat Islam ketika itu, sebelum turunnya perintah kewajiban shaum Ramadhan. Terjadi khilaf (perbedaan السنَ َة َ ور َاء؟ َ�فق َ ُسئ ُ ِل َعن َص ْوِم َ�ي ْوِم َع َّ يُ َك ِّف ُر:َال َ اش pendapat) di kalangan ulama terkait hukum shaum Asyura sebelum turunnya ِ الْ َم َاضيَة perintah shaum Ramadhan. Sebagian memandang bahwa hukum puasa Dari Abu qatadah Al Anshari z Asyura ketika itu (ketika Rasulullah bahwasanya Rasulullah n ditanya berada di Madinah dan menyuruh tentang keutamaan shaum pada kaum Muslimin untuk berpuasa pada hari asyura (10 Muharram), maka hari tersebut) adalah hanya sunnah beliau pun bersabda : “(Puasa asyura) muakkadah. Fase ketiga, ketika turun menghapus dosa setahun yang lalu“. perintah wajibnya berpuasa pada Shahih Muslim, Bab dianjurkan puasa bulan Ramadhan, lalu Rasulullah pun 3 hari tiap bulan, jilid 2, hal. 818. Al memberikan pilihan kepada ummatnya Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa 20
/edisi 1/ vol.1
dosa yang dihapuskan sebagaimana yang disebutkan hadits di atas – ialah dosa – dosa kecil dan apabila ia tidak memiliki dosa kecil, diharapkan (puasa asyura tersebut) dapat meringankan dosa – dosa besarnya dan apabila ia tidak memiliki dosa – dosa besar, Allah k akan mengangkat derajatnya. Syarhu An Nawawi ‘ala Muslim , jilid 8, hal. 51 ... Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, jilid 28, hal. 89. Sungguh besar pahala yang Allah janjikan kepada ummat Rasulullah n yang berpuasa Asyura. Tentunya ini merupakan fadhl (karunia) Allah k kepada ummat Nabi Muhammad yang tidak Allah berikan kepada ummat – ummat sebelumnya. Ya, amalan yang terlihat sederhana nan mudah, namun Allah k berikan ganjaran pahala yang besar. Maka, merugilah jika ada di antara kita yang kemudian “tertidur” hatinya dan merasa enggan untuk melaksanakan ibadah puasa Asyura tersebut hingga kesempatan untuk mendapatkan maghfirah (ampunan) dari Allah k terlewatkan begitu saja, tanpa sesal dan tanpa ada perasaan “merugi” dari dirinya.Wal’iyadzubillah. Puasa Asyura dan Tasu’a Selain puasa Asyura, Rasulullah n juga menganjurkan ummatnya untuk berpuasa pada tanggal 9 Muharram atau yang sering disebut dengan puasa tashu’a, berdasarkan sabda Rasulullah n berikut ini.
َ يَا َر ُس:بِصيَا ِم ِه قَالُوا ِ َوأَ َم َر ول اهللِ إِنَُّه َ�ي ْوٌم ُ�ت َع ِّظ ُم ُه ُ َال َر ُس َ َّص َارى َ�فق ول اهللِ َصلَّى اهللُ َعلَيْ ِه َ الَْ�ي ُهوُد َوالن
ُ فَإِذَا َكا َن الْ َعا ُم الْ ُمق:َو َسلَّ َم ْبِل إ ِْن َش َاء َ َّاس َع» ق ِ اهللُ ُص ْمنَا الَْ�ي ْوَم الت َ�فل َْم:َال
ُ يَْأ ِت الْ َعا ُم الْ ُمق ف َ ِّ َح ىَّت ُ�ت ُوي،ْبِل ُ َر ُس ول اهللِ َصلَّى اهللُ َعلَيْ ِه َو َسلَّم Dari Abdullah Ibn Abbas z berkata, “Ketika Rasulullah n puasa Asyura dan memerintahkan puasa Asyura, para sahabat berkata : ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari tersebut (Asyura) adalah hari yang diagung-agungkan kaum Yahudi dan Nashrani’. Lalu Rasulullah n bersabda, ‘Tahun depan insyaa’ Allah kita akan berpuasa juga pada tanggal 9 Muharram’”. Ibnu Abbas berkata , “Sebelum tahun depan tiba, Rasulullah n terlebih dulu wafat “. Shahih Muslim 2/797. Imam An-Nawai berkata , “Berkata Imam Syafi’i, Ahmad Ibn Hanbal, Ishaq dan yang lainnya dianjurkan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram karena Rasulullah berpuasa pada tanggal 10 Muharram dan berniat untuk berpuasa pada tanggal 9 Muharram ُ َ�يق،اس َر ِض َي اهللُ َعْ�ن ُه َما ِني ٍ َّ َعبْ َد اهللِ بْ َن َعبdan kemungkinan di antara sebab َ ح:ُول dianjurkannya puasa pada 9 Muharram bersamaan dengan puasa 10 Muharram َّ َّ ُ ُ ِ ِ ور َاء اش ع م و �ي م ل س و ه َي ل ع هلل ا ى ل ص هلل ا ول س ر م ا ص ُ َ َُ َ َ َ َ َْ َ َ َ َ ْ َ /edisi 1/ vol.1
21
ialah agar tidak menyerupai kaum Yahudi yang mengkhususkan puasa pada 10 Muharram saja sebagaimana yang ditunjukkan dalam hadits ini dan bisa juga agar untuk lebih berhati – hati untuk mendapatkan puasa Asyura ( terkadang penghitungan awal bulan bisa saja terjadi kesalahan,-pent ). Alasan yang pertama lebih tepat. Wallahua’lam”. Syarhun Nawawi ‘Ala Muslim 8/12. Shaum 3 Hari pada Tanggal 9, 10, dan 11 Muharram, Bolehkah ? Dalam penjelasan di atas telah dijelaskan bahwa hadits – hadits yang ada menunjukkan disyariatkannya puasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram saja. Lalu bagaimana jika seseorang ingin berpuasa selama 3 hari yakni pada tanggal 9,10, dan 11 Muharram, bolehkah? Apakah ada dalil yang membolehkan berpuasa pada tanggal 11 Muharram? Terkait masalah ini, terjadi khilaf di antara para ulama. Di antara mereka ada yang berpendapat bahwa berpuasa pada tanggal 11 Muharram adalah perkara yang tidak disyariatkan dikarenakan dalil yang menjelaskan tentang bolehnya berpuasa pada tanggal 11 Muharram tersebut adalah hadits yang dhaif ‘lemah’ sehingga tidak bisa dijadikan sebagai hujjah ’alasan’. Adapun hadits yang dimaksud ialah : َع ْن, ِي ٍّ َع ْن َد ُاوَد بْ ِن َعل, أَ ْخَ�ب َرنا ابْ ُن أَيِب لَْ�يلَى ُ َال َر ُس َ ق: َال َ اس ق ول ٍ َّ َع ْن َج ِّد ِه ابْ ِن َعب, أَبِي ِه
ور َاء ُ ُصوُموا َ�ي ْوَم َع:اللَّ ِه َصلَّى اهللُ َعلَيْ ِه َو َسلَّ َم َ اش أَ ْو َ�ب ْع َد ُه, ُصوُموا َ�قْ�بلَ ُه َ�ي ْوًما, َو َخالِ ُفوا الَْ�ي ُهوَد,
َ�ي ْوًما
22
/edisi 1/ vol.1
Dari Ibnu Abi Laila, dari Daud Ibn Ali, dari ayahnya, dari kekeknya, Ibnu Abbas berkata : “Rasulullah n bersabda , ‘Berpuasalah pada hari Asyura dan selisihilah kaum Yahudi, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya“. Musnad Imam Ahmad, jilid 4, hal. 52. Hadits tersebut dihukumi dhaif dikarenakan adanya Ibnu Abi Laila yang dikenal buruk hafalannya dan hadits-nya (Ibnu Abi Laila) tidak bisa dijadikan hujjah. Musnad Imam Ahmad, 4/52 Abu Malik Kamal Ibn Assayyid Salim berkata, “Hadits tersebut adalah hadits yang dha’if sekali dan bukan hujjah untuk menganjurkan puasa pada tanggal 11 Muharram“. Shahih Fiqih Sunnah 2/135. Sedangkan pendapat yang lainnya menyatakan bahwa puasa pada tanggal 11 Muharram tidaklah mengapa. Bahkan Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa puasa pada tanggal 9, 10, dan 11 Muharram adalah tingkatan yang paling sempurna ketika seorang muslim hendak menjalankan puasa Asyura. Beliau menjelaskan : “Puasa Asyura memiliki 3 tingkatan; tingkatan yang pertama dan paling sempurna ialah berpuasa pada sehari sebelumnya (sehari sebelum Asyura yaitu tanggal 9 Muharram) dan sehari setelahnya (tanggal 11 Muharram). Lalu, tingkatan selanjutnya ialah berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram sebagimana yang ditunjukkan kebanyakan hadits, dan tingkatan yang terakhir adalah berpuasa pada hari asyura (10 Muharram) saja “. Zaadul Ma’ad 2/72. Syekh Abdul Aziz Ibn Baz menyatakan bahwa berpuasa pada 3 hari tersebut (9,10 dan 11 Muharram) tidaklah mengapa dan sesuatu yang baik. Majmu’ Fatawa Ibn Baz, Jilid 15, hal. 404. Sedangkan Syekh Muhammad Ibn Shalih Al Utsaimin dalam fatwanya
menyatakan, “Wahai saudaraku, berpuasalah pada tanggal 9 dan 10 Muharram atau tanggal 10 dan 11 Muharram agar kamu mendapatkan pahala – in syaa’ Allah -. Apabila kamu berpuasa pada semua hari tersebut (9,10, dan 11 Muharram), itulah yang paling sempurna agar kamu mendapatkan pahala berpuasa 3 hari setiap bulannya. Nabi n telah mengabarkan kepada kita semua bahwa berpuasa 3 hari pada setiap bulan sebanding dengan berpuasa setahun penuh. Semoga Allah menunjukkan kita semua kepada kebaikan”. Majmu’ Fatawa wa Rasail Al utsaimin, Jilid 20, hal. 41 Bagaimanapun masalah ini adalah masalah khilafiyah. Barangsiapa yang ingin berpuasa pada tanggal 11 Muharram - bersamaan dengan puasa pada 9 dan 10 Muharram dengan hujjah keumuman hadits yang menganjurkan untuk berpuasa sunnah 3 hari setiap bulannya, maka dipersilakan baginya untuk mengamalkan hal tersebut sembari berharap pahala di sisi Allah k. Barangsiapa yang lebih cenderung kepada pendapat yang menyatakan tidak disyariatkannya puasa pada 11 Muharram dikarenakan hadits yang dijadikan hujjah adalah hadits yang dha’if, maka hendaklah ia berpuasa pada 9 dan 10 Muharram seraya mengharapkan ganjaran pahala yang melimpah di sisi Allahl. Wallahu a’lam. Puasa pada Hari Asyura Saja, Makruhkah ? Ulama berbeda pendapat terkait hukum berpuasa pada hari asyura saja tanpa menyertainya dengan berpuasa pada sehari sebelumnya atau sehari setelahnya. Sebagian ulama di antaranya mazhab Hanafi – dan hal tersebut juga maksud dari perkataan Imam Ahmad sebagaimana yang dikatakan oleh
Ibnu Taimiyah - yang menyatakan kemakruhan berpuasa pada hari Asyura saja, Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah 12/11. berdasarkan pada pemahaman hadits yang menyatakan tentang disyariatkannya puasa pada 9 Muharram guna menyelisihi kaumYahudi dan Nashrani yang juga berpuasa pada hari Asyura. Sedangkan sebagian yang lainnya berpendapat bahwa puasa pada hari asyura saja bukanlah perkara yang dimakruhkan namun tentunya lebih afdhal lagi jika berpuasa juga pada satu hari sebelumnya atau sehari setelahnya. Di antara ulama yang berpendapat dibolehkannya shaum Asyura saja adalah Syekh Muhammad Ibn Shalih Al Utsaimin yang juga merupakan pendapat Ibnul Qayyim berdasarkan pada pemahaman kita terhadap penjelasan Beliau tentang tingkatan puasa Asyura. Syekh Muhammad Ibn Shalih Al Utsaimin berkata : “Tidak semua ulama berpendapat bahwa shaum pada hari Asyura saja adalah perkara yang dimakruhkan. Sebagian ulama memandang bahwa perkara tersebut bukanlah perkara yang dimakruhkan, namun tentunya akan lebih afdhal lagi jika berpuasa juga pada satu hari sebelumnya atau satu hari setelahnya. Berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram lebih afdhal dibandingkan berpuasa pada tanggal 10 dan 11 Muharram . Mereka (para ulama) menyebutkan bahwa yang paling sempurna tingkatan puasanya adalah yang berpuasa pada hari asyura juga berpuasa pada sehari sebelumnya dan sehari setelahnya (puasa tanggal 9, 10, dan 11 Muharram), selanjutnya berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram, selanjutnya berpuasa pada tanggal 10 dan 11 Muharram, selanjutnya, berpuasa pada hari Asyura saja bukanlah sesuatu yang makruh, namun akan lebih afdhal jika /edisi 1/ vol.1 23
disertai dengan berpuasa pada sehari sebelumnya atau sehari setelahnya”. Majmu’ Fatawa wa Rasail Al Utsaimin, 20/42. Adapun pendapat yang rajih menurut kami – wallahu a’lam - adalah pendapat yang menyatakan bahwa berpuasa pada hari Asyura saja bukan termasuk sesuatu yang dimakruhkan, namun akan lebih afdhal jika dilaksanakan bersamaan dengan berpuasa sehari sebelumnya guna menyelisihi kaum Ahli Kitab. Terlepas dari perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan ulama terkait masalah ini, tentunya kita sebagai seorang muslim sudah seyogyanya untuk bersemangat menjalani setiap ibadah yang diperintahkan oleh 24
/edisi 1/ vol.1
Allah dan Rasul-Nya. Begitupun yang berkaitan dengan ibadah puasa Asyura. Terlebih syariat menganjurkan kita semua untuk memperbanyak puasa pada bulan Muharram. Bahkan, ibadah puasa itu sendiri adalah ibadah sunnah yang paling baik untuk dikerjakan. AlImam Ahmad Ibn Hanbal – t– berkata, “Ibadah puasa adalah ibadah sunnah yang paling utama untuk dikerjakan dibandingkan ibadahibadah sunnah lainnya, dikarenakan ibadah puasa terbebas dari riya’ (yang dapat menghapuskan pahala ibadah)“. Taudihul Ahkaam Min Bulughil Maraam, Jilid 2, hal. 608. Oleh karena itu, dalam rangka untuk menyambut apa yang menjadi panggilan Allah dan Rasul-Nya (dalam hal ini memperbanyak puasa pada bulan Muharram terutama shaum Tasu’a dan Asyura), rasanya perlu bagi kita semua untuk menghidupkan kembali semangat untuk ber-fastabiqul khairat ‘berlomba – lomba dalam kebaikan’ hingga kita bisa menjadikan momentum Muharram ini sebagai sarana untuk merengkuh pahala dan maghfirah dari Allah k. Demikian, semoga bermanfaat. Semoga Allah menerima ibadah puasa kita. Semua yang benar berasal dari Allah dan yang salah berasal dari kealpaan dan kekurangan kami pribadi sebagai hamba Allah yang dha’if dan faqiir terhadap maghfirah dan rahmat-Nya. Wallahu a’lam.
Sains
Air,
Makhluk Allah Yang Menakjubkan Oleh: Sofyan Toha, S.Si.
ض َكانَتَا رَت ْ ًقا َف َف َت ْقنَا ُه َما وَ َج َعلْنَا ِم َن َ ْ ات وَاألر َّ أَوَلَ ْم يَرَ الَّ ِذي َن َك َف ُروا أ َ َّن ِ َالس َماو َ اء ُك َّل )٣٠( ش ْي ٍء َح ٍّي أ َ َفال ي ُ ْؤ ِمنُو َن ِ َ مْال
Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?
S
etiap hari kita melihat dan menggunakan air dengan segala manfaatnya. Tetapi, sudahkah kita merenungkannya sejenak. Dari mana air? Untuk apa air? Kemudian, bagaimana air dapat menyebabkan sesuatu menjadi hidup? Pertanyaanpertanyaan tersebut mungkin pernah terlintas dalam benak kita. Mencermati ayat di atas, ahli tafsir, di antaranya Al Imam Ibnu Katsir menjelaskan makna langit dan bumi dahulunya suatu yang padu; langit dan bumi pada permulaan penciptaannya adalah satu saling melekat satu dengan yang lain serta tidak ada celah
antara keduanya. Kemudian Allah memisahkan keduanya; dijadikan langit menjadi tujuh dan demikian pula bumi. Setelah itu, Allah menciptakan udara dan menurunkan hujan dari langit dunia ke bumi. Dengan air hujan itu Allah menghidupkan segala macam kehidupan. Maka dari itu, air bisa dikatakan sebagai makhluk Allah yang menakjubkan; menyebabkan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini bisa hidup.l, Dzat Yang Maha Suci Yang telah menciptakan air. Air dalam Tubuh Manusia Sekitar 80% tubuh manusia terdiri atas air. Otak dan darah adalah dua /edisi 1/ vol.1 25
organ penting yang memiliki kadar air di atas 80%. Otak memiliki komponen air sebanyak 90%, sementara darah memiliki komponen air 95%. Sedikitnya, secara normal kita butuh 2 liter sehari atau 8 gelas sehari. Bagi pekerja berat jumlah tersebut harus ditambah setengahnya. Air tersebut diperlukan untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh lewat air seni, keringat, pernapasan, dan sekresi. Para dokter juga menyarankan agar mengonsumsi air putih 8-10 gelas setiap hari agar metabolisme tubuh berjalan baik dan normal. Seluruh makhluk hidup yang ada di muka bumi pasti menbutuhkan air. Air bisa dikatakan sebagai sumber kehidupan. Banyak manfaat yang diberikan air untuk makhluk hidup. Di sini sains akan menjelaskan pentingnya air dalam kehidupan.
Air Bekerja dengan Ajaib Setiap hari kita minum air. Apabila air yang kita minum dalam jumlah banyak, bersih dan jernih, maka hal tersebut akan memacu peningkatan kesehatan tubuh kita. Para peneliti menemukan, bila seseorang banyak minum air maka semakin banyak keuntungan yang diperolehnya. Minum air dalam jumlah yang cukup akan berdampak baik bagi kesehatan. Makanan yang kita makan harus dicerna oleh tubuh dan energi yang kita gunakan 26
/edisi 1/ vol.1
merupakan hasil dari metabolisme oleh tubuh kita. Jika demikian, betapa berat kerja pencernaan dan metabolisme tubuh kita. Minum air dalam jumlah yang cukup, baik pencernaan kita. Demikian juga metabolisme dalam tubuh kita dapat bekerja pada kapasitas yang maksimal. Faktanya, penelitian terbaru menyatakan bahwa kekurangan air dapat menyebabkan menurunnya metabolism. Memperbaiki Kemampuan dan Daya Tahan Tubuh Seseorang mampu bekerja lebih keras dan berat apabila mendapatkan air yang cukup. Sebagai tambahan, air dapat memperkuat daya tahan tubuh kita. Karena air dapat menaikkan simpanan glycogen, suatu bentuk dari karbohidrat yang tersimpan dalam otot dan digunakan sebagai energi saat kita bekerja. Tahan Lapar Rasa lapar kadang merupakan penyamaran dari rasa haus. Sewaktu tubuh kita mengalami dehidrasi (kekurangan air) kita mungkin merasa ingin makan padahal yang kita butuhkan sebenarnya adalah air. Kita juga dapat memanfaatkan efek rasa kenyang dari minum air untuk mencegah makan berlebihan. Mengurangi Risiko terhadap Beberapa Macam Penyakit Para peneliti saat ini meyakini bahwa air dapat berperan aktif dalam mengurangi risiko terhadap beberapa penyakit, seperti batu ginjal, kanker saluran kencing, kanker kantung kemih, dan kanker usus besar (Colon). Minum cukup air dapat pula menghindari sembelit. Senjata Ampuh Melawan Masuk Angin atau Pilek Antibodi dalam lendir yang melapisi
kerongkongan berfungsi untuk menjerat virus pilek. Daya tahan ini akan melemah apabila kita dehidrawsi (kekurangan air) karena terjadi pengeringan lendir. Sebagai catatan, banyak ahli kesehatan merekomendasikan air sebagai ekspektoran yang efektif untuk mengurangi batuk. Pelembab Wajah Paling Ampuh Meminum banyak air membantu kulit kita tetap kenyal dan kencang serta mengurangi garis-garis dan kerut pada wajah. Menangkal rasa letih akibat melakukan perjalanan. Udara panas dapat menyebabkan kita dehidrasi dan akan menimbulkan rasa letih pada saat dan setelah perjalanan. Dengan kita banyak air sebelum melakukan perjalanan, satu gelas tiap jam perjalanan akan membantu dan memulihkan kesegaran tubuh kita. Mengatasi Migrain / Sakit Kepala Para peneliti menyatakan bahwa dehidrasi dapat mengakibatkan migrain. Jadi, bila kita sering mengalami migraine; sangat dianjurkan untuk minum air dalam jumlah yang cukup. Sedangkan Fungsi Air yang utama lainnya adalah : 1. Membentuk sel-sel baru, memelihara dan mengganti sel-sel yang rusak, 2. Melarutkan dan membawa nutrisinutrisi, oksigen dan hormon ke seluruh sel tubuh yang membutuhkan, 3. Melarutkan dan mengeluarkan sampah-sampah dan racun dari dalam tubuh kita 4.Katalisator dalam metabolisme tubuh, 5.Pelumas bagi sendi-sendi, 6.Menstabilkan suhu tubuh, 7.Meredam benturan bagi organ vital; Mengonsumsi air secukupnya, tubuh kita akan selalu segar dan kesehatan tetap terjaga. Hal lain yang lebih menakjubkan adalah air zamzam, Tak
banyak yang tahu bagaimana caranya sumur zam-zam bisa mengeluarkan puluhan juta liter pada satu musim haji, tanpa pernah kering satu kali pun. Berapa Juta Liter air zamzam?
Berapa banyak air zam-zam yang di“kuras” setiap musim haji? Mari kita hitung secara sederhana. Jamaah haji yang berdatangan dari seluruh penjuru dunia pada setiap musim haji dewasa ini berjumlah sekitar dua juta orang. Semua jemaah diberi sekitar 5 liter air zam-zam ketika pulang ke tanah airnya. Jika 2 juta orang membawa pulang masing-masing 5 liter zam-zam ke negaranya;itu saja sudah 10 juta liter.Di samping itu, selama di Mekah, kalau saja jamaah rata-rata tinggal 25 hari; setiap orang menghabiskan 1 liter sehari,maka totalnya sudah 50 juta liter ! Keajaiban Air Zamzam Suatu digit Pada tahun 1971, seorang doktor dari negeri Mesir mengatakan kepada Pers dan media di Eropa bahwa air Zamzam itu tidak sehat untuk diminum. Asumsinya didasarkan bahwa kota Mekah itu ada di bawah garis permukaan laut. Air Zamzam itu berasal dari air sisa buangan penduduk kota Mekah yang meresap, kemudian mengendap terbawa bersama-sama air hujan dan keluar dari sumur Zamzam. Masya Allah. Berita ini sampai ke telinga RajaFaisal /edisi 1/ vol.1 27
yang kemudian memerintahkan Menteri Pertanian dan Sumber Air untuk menyelidiki masalah ini kemudian mengirimkan sampel air Zamzam ke Laboratorium-laboratorium di Eropa untuk dites atau uji klinis. Tariq Hussain, insinyur kimia yang bekerja di Instalasi Pemurnian Air Laut untuk diminum, di Kota Jedah, mendapat tugas menyelidikinya. Pada saat memulai tugasnya, Tariq belum punya gambaran, bagaimana sumur Zamzam bisa menyimpan air yang begitu banyak seperti tak ada batasnya. Ketika sampai di dalam sumur, Tariq amat tercengang ketika menyaksikan bahwa ukuran “kolam” sumur itu hanya 18 x 14 feet saja (Kira-kira 5 x 4 meter). Tak terbayang, bagaimana caranya sumur sekecil ini bisa mengeluarkan jutaan galon air setiap musim hajinya. Hal itu berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu sejak zaman Nabi Ibrahimp. Penelitian menunjukkan, mata air zamzam bisa memancarkan air sebanyak 11-18 liter air per detik. Dengan demikian, setiap menit akan dihasilkan 660 liter air. Itulah yang mencengangkan. Tariq mulai mengukur kedalaman air sumur. Dia minta asistennya masuk ke dalam air. Ternyata air sumur itu hanya mencapai sedikit di atas bahu pembantunya yang tinggi tubuhnya 5 feet 8 inci. Lalu dia menyuruh asistennya untuk memeriksa, apakah mungkin ada cerukan atau saluran pipa di dalamnya. Setelah berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, ternyata tak ditemukan apapun. Dia berpikir, mungkin saja air sumur ini disuplai dari luar melalui saluran pompa berkekuatan besar. Bila seperti itu kejadiannya, maka dia bisa melihat turun-naiknya permukaan air secara 28
/edisi 1/ vol.1
tiba-tiba. Tetapi dugaan inipun tak terbukti. Tak ditemukan gerakan air yang mencurigakan, juga tak ditemukan ada alat yang bisa mendatangkan air dalam jumlah besar.
Sketsa Sumur Zamzam
Selanjutnya Dia minta asistennya masuk lagi ke dalam sumur. Lalu menyuruh berdiri, dan diam ditempat sambil mengamati sekelilingnya. Perhatikan dengan sangat cermat, dan laporkan apa yang terjadi, sekecil apapun. Setelah melakukan proses ini dengan cermat, asistennya tibatiba mengacungkan kedua tangannya sambil berteriak, “Alhamdulillah, saya temukan dia; pasir halus menari-nari di bawah telapak kakiku. Dan air itu keluar dari dasar sumur”. Lalu asistennya diminta berputar mengelilingi sumur. Ketika pemompaan air (Untuk dialirkan ke tempat pendistribusian air) berlangsung. Dia merasakan bahwa air yang keluar dari dasar sumur sama besarnya seperti sebelum periode pemompaan. Aliran air yang keluar, besarnya sama di setiap titik, di semua area. Hal itu menyebabkan permukaan sumur relatif stabil, tak ada guncangan yang besar. Mengandung zat Anti Kuman Hasil penelitian sampel air di Eropa dan Saudi Arabia menunjukkan bahwa Zamzam mengandung zat fluorida yang punya daya efektif membunuh kuman; layaknya seperti sudah mengandung
obat. Lalu perbedaan air Zamzam dibandingkan dengan air sumur lain di kota Mekah dan Arab sekitarnya adalah dalam hal kuantitas kalsium dan garam magnesium. Kandungan kedua mineral itu sedikit lebih banyak pada air zamzam. Itu mungkin sebabnya air zamzam membuat efek menyegarkan bagi jamaah yang kelelahan. Keistimewaan lain, komposisi dan rasa kandungan garamnya selalu stabil, selalu sama dari sejak terbentuknya sumur ini. “Rasanya” selalu terjaga, diakui oleh semua jemaah haji dan umrah yang selalu datang tiap tahun. Bisa Menyembuhkan Penyakit Nabi n menjelaskan, “Sesungguhnya, Zamzam ini air yang sangat diberkahi, ia adalah makanan yang mengandung gizi”. Nabi n. Menambahkan, “Air zamzam bermanfaat untuk apa saja yang diniatkan ketika meminumnya. Jika engkau minum dengan maksud agar sembuh dari penyakitmu, maka Allah menyembuhkannya. Jika engkau minum dengan maksud supaya merasa kenyang, maka Allah mengenyangkan engkau. Jika engkau meminumnya agar hilang rasa hausmu, maka Allah akan menghilangkan dahagamu itu. Ia adalah air tekanan tumit Jibril, minuman dari Allah untuk Ismail”. (HR Daruqutni, Ahmad, Ibnu Majah, dari Ibnu Abbas). Rasulullah n. pernah mengambil air zamzam dalam sebuah kendi dan tempat air dari kulit kemudian membawanya kembali ke Madinah. Air zamzam itu digunakan Rasulullah n. Untuk memerciki orang sakit dan kemudian ia disuruh meminumnya. Dalam penelitian ilmiah yang dilakukan di laboratorium Eropa, terbukti bahwa zamzam memang lain. Kandungan airnya berbeda dengan sumur-sumur yang ada di sekitar Mekah: Kadar Kalsium dan garam
Magnesiumnya lebih tinggi dibanding sumur lainnya, berkhasiat untuk menghilangkan rasa haus dan efek penyembuhan. Zamzam juga mengandung zat fluorida yang berkhasiat memusnahkan kuman-kuman yang terdapat dalam kandungan airnya. Yang juga menakjubkan adalah, tak ada sedikit pun lumut di sumur ini. Zamzam selalu bebas dari kontaminasi kuman. Anehnya lagi, pada saat semua sumur air di sekitar Mekah dalam keadaan kering, sumur zamzam tetap berair. Dan zamzam memang tak pernah kering sepanjang zaman. Beberapa ulama fikih merekomendasikan agar jamaah haji membawa zamzam ketika pulang ke negaranya sebab zamzam itu bisa sebagai obat untuk suatu penyembuhan. Hal itu terbukti; banyak jamaah dari Indonesia maupun negara lain yang pernah merasakan keajaiban air zamzam.
/edisi 1/ vol.1 29
Molekul Air Apakah Ini? Di sebuah hotel di kota Kuala Lumpur, Malaysia, Dr. Masaru Emoto dari Universitas Yo k o h a m a , Jepang, memaparkan hasil risetnya mengenai air yang ditulisnya dalam buku “The True Power of Water.” Sejumlah slide kristal molekul air dari berbagai sumber, seperti air dari mata air, sungai, laut, telaga dsb. ditayangkan pada kesempatan itu. Beberapa molekul air yang ditelitinya berbentuk tak teratur, kecuali molekul air zam-zam. Susunan molekul air zamzam berstruktur sangat indah, teratur, cantik bak berlian yang berkilauan, dan memancarkan lebih dari 12 warna jika dibekukan. Rangkaian bentuk heksagonalnya sangat indah, cemerlang berkilau, dan penuh warna ketika dibacakan ayat yang mulia. Ada satu kristal air yang nampak paling indah dan cantik, berbentuk seperti bunga atau cakra, bagaikan bertahta berlian mutu manikam; berkilau-kilau memancarkan belasan warna. “Molekul air apakah ini?” Tanya Masaru Emoto. Suasana mendadak senyap, hadirin nampak terpana dan tak tahu persis apa itu kristal molekul. Namun tiba-tiba seorang dosen dari Universitas Malaysia mengacungkkan tangan, “mungkin itu adalah molekul air Zamzam.” Katanya. Dr. Masaru Emoto balik bertanya, 30
/edisi 1/ vol.1
“mengapa A n d a berpendapat b a h w a itu adalah molekul air Zamzam?”Kata dosen itu. “Sebab air Zamzam adalah air yang paling mulia di dunia ini. Jadi wajar kalau ia memiliki molekul b e r u p a berlian yang berpendar indah.” Ternyata dugaan dosen itu benar. Itu memang air Zamzam. Penelitian Dr. Masaru Emoto telah menunjukkan bahwa air Zamzam memiliki molekul air paling cantik dan indah di antara air lainnya. “Sebaik-baik air di muka Bumi adalah air Zamzam, di dalamnya ada makanan yang mengenyangkan dan obat yang menyembuhkan penyakit.” (Thabrani dan Ibnu Hibban). Maha suci Allah ldengan segala ciptaannya. Maroji : Al Qur’anul Karim Tafsir ibnu Katsir http://www.kamusilmiah.com/kesehatan/manfaat-airdalam-kehidupan/ http://faktaonthespot.blogspot.com/2012/08/keajaibanair-true-power-of-water.html www.medscore.com http://moeflich.wordpress.com/2011/11/17/rahasiakeajaiban-air-zam-zam/
HIJRAH, LANGKAH MENUJU KEMENANGAN
SIROH
Oleh: Abdussomad, Lc.
Allah l telah berjanji bagi siapa saja yang menolong agama-Nya, maka Allah akan menolongnya. Allah berfirman :
ص ُكم ُ ُِإنْ َت ْن ر ْ ُصوا ال َّلهَ َي ْن ر “Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu”. (QS. Muhammad : 7) Sudah menjadi Sunnatullah bahwa pertolongan, kemenangan, dan keberhasilan tidaklah akan bisa tergapai kecuali dengan pengorbanan. Itu pula yang telah dilalui oleh Rasulullah n. Tidaklah dakwah Beliau berhasil sehingga kita pun bisa merasakan nikmatnya, kecuali Beliau lalui dengan penuh cobaan, rintangan, rasa pahit, penderitaan, dan sarat dengan segala pengorbanan. Dakwah dan Cobaan Setelah Rasulullah n diangkat
oleh Allah l sebagai nabi dan rosul, berubahlah arah dan jalan hidup Beliau. Babak baru pun dalam kehidupan Beliau mulai dijalani. Beliau mendapatkan kemuliaan yang sangat agung. Namun juga di sisi lain, Beliau menanggung amanat yang sangat besar, yaitu menjadi hamba Allah yang menyampaikan syariat-Nya kepada umat. Setelah turun perintah untuk berdakwah, mulailah beliau menghimpun dan mengeluarkan seluruh tenaga dan kemampuan untuk bisa mengajak manusia agar bertauhid kepada Allahl.Beliau memulai dakwah dengan cara sembunyisembunyi kepada keluarga dan teman dekat Beliau, serta Allah pun bukakan pintu-pintu hati sebagian hambanya untuk bisa menerima dakwah Beliau. Selang kurang lebih tiga tahun, turunlah firman Allah l: َِض َع ِن الْ ُم ْشرِكين ْ َاص َدْع مِبَا ُ�ت ْؤَم ُر َوأَ ْعر ْ ف “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik” (Alhijr : 94) Dengan turunnya perintah tersebut, Nabi pun segera menunaikan perintah Rabbnya untuk berdakwah secara /edisi 1/ vol.1
31
terang-terangan. Beliau kumpulkan orang-orang dari berbagai suku, kemudian Beliau pun naik ke bukit shofa dan menyampaikan risalah dari Rabb semesta alam. Nabi juga mengumpulkan keluarga dan kerabat Beliau serta memberi peringatan akan datangnya adzab di hari yang agung. Permulaan Dakwah Nabi saat itu mengubah sikap orangorang Quraisy, dari cinta menjadi benci, dekat menjadi jauh. Kejujuran dan sifat al amin Nabi di mata mereka seperti sirna. Pujian pun menjadi cercaan dan hinaan. Silih berganti penganiayaan serta penyiksaan dari orang-orang kafir kepada Nabi dan juga para sahabat Beliau. Itu semua dilakukan agar dakwah Beliau padam. Beliau dijuluki sebagai tukang sihir, pemecah belah, dan julukan keji lainnya. Gangguan fisik pun tidak luput darinya; sampai-sampai dikala sujud sebagian kafir Quraisy meletakkan jeroan unta di punggung Beliau. Namun beliau tetap sabar dan istiqomah dalam berdakwah. Para sahabat Nabi juga mendapatkan perlakuan yang sama dari orang-orang kafir. Bahkan sebagian mendapatkan yang lebih berat dari apa yang dirasakan oleh Nabi Muhammad n, terutama para sahabat dari kalangan hamba sahaya dan orang-orang yang lemah. Suhaib bin Sinan disiksa sampai beliau hilang ingatan. Musab bin Umair yang tadinya hidup serba ada diusir oleh sang ibu; jadilah Beliau hidup dalam kefakiran. Bilal disiksa oleh tuannya. Leher beliau diikat dengan tali lalu ditarik dan dipermainkan oleh anakanak, kemudian dijemur di bawah terik matahari sambil ditindih dengan batu besar. Penyiksaan seperti itu tidaklah hanya sekali, namun berlangsung beberapa kali. Penyiksaan yang pedih juga menimpa keluarga Yasir. Yasir, 32
/edisi 1/ vol.1
sang istri, Sumayyah, dan Ammar sang anak menjadi korban kekejaman kafir Quraisy. Akibat beratnya penyiksaan tersebut, Yasir dan Sumayyah meninggal dunia. Adapun Ammar, beliau selamat dari pembunuhan dengan tetap terus mendapatkan siksaan. Seperti itulah orang-orang kafir Quraisy memperlakukan orangorang yang beriman. Semua itu mereka lakukan untuk menghentikan dakwah Nabi Muhammad n. Penyiksaan berat itulah yang kemudian mendorong Nabi Muhammad n untuk mencari jalan agar bisa menyelamatkan agama para shahabatnya.
Hijrah Ke Habasyah Dengan bertubi-tubinya gangguan dan penyiksaan yang dialami orangorang yang beriman, Rasulullah pun iba dan merasa khawatir akan keimanan mereka. Beliau pun mengizinkan mereka untuk keluar ke negeri Habasyah demi menyelamatkan agama mereka. Beliau berkata : َّ البَ َش ِة فَإ َْض ح ِن هِبَا َملِكاً اَل ِ لَ ْو َخ َر ْجتُ ْم إ ىَِل أَ ْر يُ ْظل َُم ِعنْ َد ُه أَ َح ٌد “Keluarlah kalian menuju negeri Habasyah, sungguh di sana ada raja yang mana seseorang bila ada di sisinya tidaklah ia didzolimi ” Maka di bulan Rajab, tahun kelima
dari kenabian, para sahabat yang berjumlah 12 laki-laki dan 4 wanita, dengan dipimpin oleh Utsman bin Affan z keluar meninggalkan tanah Arab menuju negeri Habasyah. Mereka pun mendapatkan tempat yang aman untuk bisa menjaga agama mereka. Namun, selang beberapa waktu, datang kabar kepada mereka bahwa penduduk Mekkah telah beriman; mereka pun kembali ke Mekkah. Setelah sampai ke Mekkah barulah mereka mengetahui keadaan sebenarnya bahwa penduduk Mekkah masih dalam kekufuran mereka. Akhirnya sebagian mereka kembali ke Habasyah dan sebagian mencari perlindungan di Mekkah. Setelah kejadian tersebut, gangguan dari orang-orang kafir kepada kaum muslimin kian bertambah dan semakin dahsyat. Kemudian Rasulullah n pun mengisyaratkan mereka kembali untuk keluar menuju Habasyah. Terjadilah hijrah yang kedua menuju Habasyah yang diikuti oleh sekitar 83 laki-laki dan 18 wanita. Dengan izin Allah l, dengan penuh perjuangan akhirnya mereka sampai ke negeri Habasyah dan bisa menyelamatkan kemurnian tauhid mereka. Adapun Rasulullah n dan sebagian sahabat tetap tinggal di Mekkah untuk terus menyampaikan dakwah beliau. Lika-liku Dakwah Rasulullah n Rasulullah n pun terus melanjutkan dakwah beliau di Mekkah. Selama kurang lebih tiga belas tahun dalam dakwah di Mekkah beliau melewati masa-masa yang sulit. Masa saat beliau mendapatkan gangguan yang sangat banyak. Para sahabatnya disiksa; masa saat terjadi pemboikotan kejam dari orang-orang Quraisy kepada keluarga kerabat dan beliau; masa saat dua orang yang sangat dicintai oleh Beliau dan pelindung Beliau, yaitu Khodijah dan Abu Tholib wafat, serta cobaan-cobaan
besar lainnya. Rintangan-rintangan yang dihadapi oleh Beliau, baik yang berhubungan langsung dengan dakwah atau dengan kehidupan pribadi. Semua itu tidaklah membuat Beliau gentar dan putus asa, tetapi Beliau hadapi dengan penuh kesabaran. Namun, di samping cobaan-cobaan tersebut, banyak pula nikmat-nikmat yang beliau dapatkan yang menjadi harapan besar untuk bisa menyebarnya agama Islam. Bertambahnya jumlah kaum muslimin, islamnya Hamzah dan Umar, perlindungan dari paman beliau Abu Tholib, serta nikmat lainnya sebagai buah dari kesabaran Beliau dalam berdakwah. Di antara nikmat yang besar yang Beliau dapatkan adalah adanya peristiwa janji setia antara Nabi dengan orang-orang yang beriman dari Madinah yang sedang menunaikan ibadah haji. Peristiwa ini dikenal dengan Baiatul Aqobah; terjadi sebanyak dua kali. Inti dari janji setia tersebut adalah komitmen melaksanakan syariat Allah dan mendukung dakwah Nabi n dan serta melindungi Beliau jika Beliau datang kepada mereka. Hijrah ke Madinah Setelah peristiwa Baiatul Aqobah yang kedua, mulailah kaum muslimin berhijrah meninggalkan Mekkah yang penduduknya telah mendzolimi mereka, menuju Madinah, negeri penuh harapan untuk memelihara tauhid. Satu-persatu, orang-orang beriman dengan penuh harapan dan keikhlasan; mereka tapaki jarak yang jauh demi menyelamatkan keimanan. Setelah hampir seluruh kaum muslimin hijrah ke Madinah, Nabi pun memulai perencanaan hijrah ke Madinah. Beliau meminta kepada Abu Bakar untuk menjadi teman perjalan Beliau. Pada malam ke-27 dari bulan Shafar, keluarlah Nabi n dari rumah Beliau bersama Abu Bakar menuju /edisi 1/ vol.1 33
Madinah. Untuk bisa lolos dari orangorang Quraisy, maka Beliau menapaki jalan yang terjal dan jarang dilalui, yaitu melewati arah selatan Mekkah. Setelah sampai di Madinah, Beliau disambut dengan sangat luar biasa meriah oleh penduduk Madinah. Di tempat inilah Beliau mulai menata kekuatan baru dan membangun masyarakat islami. Beliau bangun masjid sebagai tempat sentral bagi kaum muslimin, baik untuk ibadah, penyebaran dakwah dan ilmu serta untuk kepentingan lainnya. Beliau juga menyatukan antara kaum muslimin yang hijrah dari Mekkah (Muhajirin) dengan kaum muslimin Madinah (Anshor) dengan tali persaudaraan. Di samping itu, untuk menjaga kestabilan kehidupan masyarakat, Beliau membuat perjanjian damai dengan orang-orang Yahudi. Itulah tempat baru bagi kaum muslimin mendapatkan kebebasan setelah berada dalam cengkraman para musuh Allah. Mereka bisa menghimpun kekuatan setelah sebelumnya dihinakan. Mereka pun mendapatkan tempat yang aman untuk bisa tenang dalam beribadah kepada Allah l. Jadilah Madinah tempat yang aman dan tentram. Masyarakat yang berdiri di atas tauhid, tempat kader-kader dakwah dan mujahidin, di didik langsung oleh Rasulullah n. Dari merekalah, cahaya Islam kemudian bisa menyebar ke seluruh dunia. 34
/edisi 1/ vol.1
Pelajaran yang Dipetik Hijrah mempunyai makna yang sangat strategis; termasuk satu langkah dari langkah-langkah kemenangan. Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil perjalanan hijrah Beliau dan para shahabat, diantaranya sebagai berikut: 1. Tidaklah ada kemenangan dan kesuksesan kecuali dengan adanya ujian dan pengorbanan 2. Kepastian bahwa yang beriman akan diuji keimanannya. Hal ini juga telah ditegaskan olah Allah : َّاس أَ ْن ُ�يْ�ت َر ُك ْوا أَ ْن َ�ي ُقولُ ْوا آ َمنَّا َوُه ْم اَل ُ أَ َح ِس َب الن
َُ�ي ْفَ�تُ�ن ْون “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, ‘Kami Telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Al-Ankabut : 2) 3. Kuatnya iman para sahabat Nabi hasil didikan Rasullullah dan tempaan dari banyaknya siksaan dan rintangan dalam mempertahankan iman serta mereka tetap istiqomah di atas iman. 4. Disyariatkannya hijrah, yaitu meninggalkan negeri kafir, tempat ia tidak bisa beribadah kepada Allah menuju negeri tempat ia bisa beribadah kepada Allah. 5. Bahwa di dalam dakwah, akan selalu ada penolongnya dan juga ada penentangnya; serta pelajaranpelajaran lainnya. Wallahu a’lam (Diambil dari Ar Rahiiq Almakhtuum : Syaikh Shafiyurrohman Almubarokfuri dan Haadzaa Alhabiib: Syaikh Abu Bakr Aljazairi )
FATAWA
FATAWA
ULAMA SEPUTAR
MUHARRAM oleh: Zainal Abidin. Lc
1. Hari Terbaik untuk Berpuasa Sunnah Pertanyaan: Hari apakah yang paling baik untuk melaksanakan puasa sunnah? Dan bulan apakah yang paling utama untuk mengeluarkan zakat? Jawab: Hari yang paling baik untuk melaksanakan puasa sunnah adalah hari Senin dan Kamis, hari-hari bidh yaitu tanggal 13, 14, dan 15 pada setiap bulan Hijriyyah, sepuluh hari di bulan Zulhijjah khususnya hari ‘Arofah (sembilan Zulhijjah), puasa pada tanggal sepuluh Muharram yang dibarengi dengan puasa satu hari
sebelum atau setelahnya, dan puasa enam hari di bulan Syawwal. Adapun zakat, jika harta telah genap satu tahun dan telah mencapai nisab. Maka zakat tersebut dikeluarkan, pada bulan apa saja.Semoga Allah memberi kita taufik. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad n, keluarga, dan sahabat Beliau. (Fatwa Lajnah Daimah 1, juz 10 halaman 385, No. 12124) 2. Hanya Berpuasa Asyura Pertanyaan : Syaikh Utsaiminzpernah ditanya: “Apakah boleh berpuasa pada hari kesepuluh bulan Muharram (puasa Asyura) tanpa didahului dengan /edisi 1/ vol.1 35
berpuasa satu hari sebelum atau sesudahnya? Karena saya membaca fatwa di sebuah majalah yang membolehkan hal tersebut. Karena alasan makruhnya hanya berpuasa pada tanggal 10 Muharram telah hilang. Di mana saat ini orang-orang Yahudi tidak lagi berpuasa di hari kesepuluh bulan Muharram”. Maka Syaikh pun menjawab dengan perkataannya: “Makruhnya hanya berpuasa di hari asyura (sepuluh Muharram) bukanlah perkara yang disepakati di kalangan ulama. Di antara mereka ada juga yang berpendapat bolehnya berpuasa di hari Asyura saja. Akan tetapi, yang utama adalah berpuasa asyura dengan berpuasa satu hari sebelum atau sesudahnya, dan hari kesembilan lebih utama dari hari kesebelas. Artinya, yang utama adalah berpuasa satu hari sebelumnya, sembilan Muharram. Sebagaimana sabda Nabi n : “Jika aku masih hidup sampai tahun depan maka aku akan berpuasa pada hari kesembilan”. (HR. Imam Muslim). "Yakni (dikerjakan) bersama hari kesepuluh." Sebagian ulama menyebutkan bahwasanya puasa asyuro memiliki tiga kondisi: Kondisi pertama:Berpuasa sehari sebelum atau sesudahnya. Kondisi kedua: Berpuasa asyuro saja. Kondisi ketiga: Berpuasa sehari sebelum dan sesudahnya. Mereka mengatakan bahwasanya yang paling sempurna adalah dengan berpuasa sehari sebelum dan sesudahnya, kemudian berpuasa di hari kesembilan dan kesepuluh, kemudian berpuasa pada hari kesepuluh dan kesebelas, kemudian berpuasa pada hari kesepuluh saja. Yang paling jelas, berpuasa pada tanggal hari asyuro saja bukanlah perkara yang dimakruhkan. Namun yang paling utama adalah menggabung antara puasa Ayuro 36
/edisi 1/ vol.1
dengan satu hari sebelum atau setelahnya. (Majmu’ Fatawa Wa Rosail Fadhilatussyaikh Muhammad bin Sholih al ‘Utsaimin. Darul Wathon jilid 20 hal 42, Kitab Puasa, bab Puasa Sunnah)
3. Hukum Merayakan Tahun Baru Hijriyyah Pertanyaan: Pada hari kesepuluh, begitu pula hari kesembilan dari bulan Muharram, kami melihat kaum muslimin bersegera untuk bangun pagi. Mereka pergi menuju sungai-sungai dan mandi di sungaisungai tersebut. Mereka berpendapat jikalau Allah telah mengganti air tahun lalu dengan air yang baru. Jika matahari telah terbit mereka pun saling berjabatan tangan. Antara laki-laki dan perempuan tanpa membedakan satu dengan yang lainnya. Bagaimanakah pandangan Islam tentang masalah ini? Jawab: Berenangnya kaum laki-laki dan perempuan bersama-sama, kemudian saling berjabatan tangan setelah berenang pada hari kesembilan atau kesepuluh di bulan Muharram adalah kemungkaran besar yang tidak boleh dilakukan. Wajib mengingkari orang yang melakukannya. Wajib bagi
pemerintah untuk melarang mereka dari hal tersebut. Semoga Allah memberi kita taufik. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad n keluarga, dan sahabat Beliau. (Fatwa Lajnah Daimah Lil Buhuts Wal Ifta’1, juz 17 halaman 49 ) 4. Merayakan Tahun Baru Hijriyyah Ditanyakan kepada Fadhilatusy Syaikh Al Utsaimin t: “Tersebar di sebagian negara-negara Islam perayaan permulaan bulan Muharram pada setiap tahunnya. Mereka menganggap awal bulan Muharram sebagai permulaan hari-hari di tahun Hijriyyah. Sebagian kaum muslimin menjadikan hari tersebut sebagai hari libur kerja dan hari untuk saling bertukar hadiah. Jika dikatakan kepada mereka tentang hal tersebut maka mereka berkata: “Permasalahan hari raya dikembalikan kepada adat istiadat masyarakat. Maka tidaklah mengapa membuat hari raya-hari raya agar mereka bisa saling mengucapkan selamat dan bertukar hadiah. Apalagi di masa-masa seperti sekarang ini. Di mana orang-orang sibuk dengan pekerjaan mereka dan sulit untuk saling bertemu dan berkumpul. Ini termasuk bid’ah hasanah (perkara baru dalam agama yang baik). Inilah perkataan mereka. Bagaimanakah pendapat Syaikh? Semoga Allah memberi taufik kepada Anda. Kami berdoa kepada Allah semoga ini menjadi timbangan amal kebaikan Anda. Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barokatuh. Maka Syaikh pun menjawab dengan perkataan Beliau: “Wa alaikumussalam warahmatullah wa barakatuh. Mengkhususkan hari, bulan, atau tahun dengan hari raya barometernya adalah syariat bukan kepada adat
istiadat. Oleh karena ini, ketika Nabi n datang ke Madinah. Penduduk Madinah pada saat itu memiliki dua hari yang mereka jadikan sebagai hari untuk bermain dan bergembira. Maka Nabi pun bertanya kepada mereka: “Dua hari apa ini?” Mereka menjawab: “Kami bermain pada dua hari tersebut semasa jahiliyyah”. Maka Rasulullah n pun berkata: “Sesungguhnya Allah telah menggantikan dua hari tersebut untuk kalian dengan hari yang lebih baik dari kedua hari tersebut. Yaitu: hari raya Idul Adha dan Idul Fitri”. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Syaikh Albani). Jika saja hari raya di dalam Islam standarnya adalah adat istiadat, orangorang akan menjadikan setiap kejadian sebagai hari raya. Hal ini menjadikan hari raya-hari raya yang disyariatkan dalam Islam tidak akan terasa manfaat besarnya. Kemudian, dikhawatirkan juga kaum muslimin menjadikan awal tahun sebagai hari raya, karena mengikuti orang-orang Nasrani yang telah menjadikan awal tahun Masehi sebagai hari raya dan bermaksud untuk menyaingi mereka. Jika demikian, hal ini menjadi penyebab lain larangan menjadikan permulaan bulan Muharrom sebagai hari raya. Ditulis oleh Syaikh Muhammad Ash Sholih Al ‘Utsaimin pada tanggal 24 Muharram 1418 H. (Majmu’ Fatawa Wa Rosail Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Soleh al ‘Utsaimin, Juz 16 hal. 203)
/edisi 1/ vol.1 37
tELADAN sALAF
Keutamaan
Akhlak Mulia Oleh: Nur’alim, Lc.
Pada rubrik ini akan kami sampaikan riwayat-riwayat tentang kemuliaan akhlak para pendahulu kita dari kalangan para ulama, dengan tujuan agar kita dapat meneladani mereka dalam berakhlak dan berperilaku. Materi ini kami kutip dari kitab Aina Nahnu min Akhlakis Salaf dan dari berbagai sumber lainnya, dan in sya Allah akan kami sampaikan secara berseri. Pada edisi perdana ini, kami mulai dengan penjelasan tentang keutamaan akhlak di dalam Islam berdasarkan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Keutamaan Akhlak dalam Islam 1. Akhlak mulia adalah sebagian dari iman. Nabi n bersabda,
Sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas, jika membuang rintangan dan malu yang keduanya merupakan akhlak terpuji merupakan sebagian dari iman, maka seluruh akhlak terpuji lainnya juga termasuk sebagian dari iman, seperti jujur, sabar, syukur, dermawan, dan sebagainya. Apabila keimanan dan ketakwaan seorang hamba semakin kuat, hal tersebut akan semakin kuat pula dalam berpegang teguh kepada cabang-cabang keimanan, termasuk berakhlak mulia. Sebaliknya, jika keimanan seseorang lemah, hal itu akan membuat lemah amalnya dan buruklah akhlaknya. 2. Akhlak memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam sehingga tujuan diutusnya Rasulullah n adalah untuk menyempurnakan akhlak. أَ ْع اَل َها َ�ق ْو ُل الَ إِلََه،بِض ٌع َو َسْ�ب ُعو َن ُش ْعبَ ًة ْ اإلِيمَْا ُنNabi n bersasbda, َّ (رَوا ُه اإلِ َما ُم إاَِّل اهللُ َوأَ ْدنَا َها إِ َما َط ُة األَذَى َع ِن الط ِريْ ِق َوال َـحيَ ُاء َ إمَِّنَا بُ ِعثْ ُت أِلُتمَِّ َم َم َكا ِرَم األَ ْخ اَلق ٍ َمال )ِن اإلِيمَْا ِن (رواه البخاري )ح ُد َ ِْك َوأَ م َم
“Iman itu lebih dari tujuh puluh cabang, cabang yang paling tinggi adalah ucapan La Ilaha Illallah dan yang paling rendah adalah membuang rintangan dari tengah jalan, dan malu termasuk sebagian dari iman.” (H.R. Al Bukhori). 38
/edisi 1/ vol.1
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak” (HR. Malik dan Ahmad). 3. Di dalam Al-Qur’an, Allah memuji keluhuran akhlak Rasulullah dan menjadikan Beliau sebagai uswatun
hasanah ‘teladan yang baik’ bagi kaum mukminin. Allah berfirman, ٍُق َع ِظيم ٍ َوإِنَّ َك لَ َعلى ُخل “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-Qalam: 4) Allah berfirman: ِ لَ َق ْد َكا َن لَ ُك ْم يِف َر ُس ول اللَّ ِه أُ ْس َوةٌ َح َسنٌَة ِ ل َِم ْن َكا َن َ�ي ْرُجو اللَّ َه َوالَْ�ي ْوَم اآلخ َر َوذ ََك َر اللَّ َه )٢١( َكثِريًا “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”(Al-Ahzaab: 21)
ِن لَيُ ْدر ُِك حِبُ ْس ِن ُخلُ ِق ِه َد َرَج َة َ إ َِّن املُ ْؤم
)الصائِ ِم القَائِ ِم (رواه أبو دود َّ “Sesunguhnya seorang Mukmin itu dengan akhlaknya yang mulia menyamai derajatnya orang yang shaum lagi shalat malam.”(H.R. Abu Dawud) 5. Akhlak mulia yang dibarengi dengan ketakwaan kepada Allah Ta’ala merupakan amal yang banyak memasukkan seseorang ke dalam Surga. Sebagiamana yang diriwayatkan dari Abu Hurairah z ia berkata: “Rasulullah n ditanya tentang amal yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam Surga. Beliau menjawab: ‘Takwa kepada Allah dan akhlak mulia’.” (H.R. At-Tirmidzi). 6. Pada hari Kiamat, ketika amal perbuatan hamba ditimbang, tidak ada amal kebaikan yang lebih berat timbangannya bagi seorang mukmin daripada akhlak yang mulia. Rasulullah n bersabda:
ُ ِن َش ْي ٍء أَْ�ثق ُق ِ ِن ُح ْس ِن ا ُخلل ْ َل يِف املِْ�ي َزا ِن م ْ َما م )(رواه أبو دود والرتمذي “Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat timbangannya daripada akhlak mulia.” (HR. Abu Dawud dan At 4. Derajat orang yang memilki akhlak yang Tirmidzi). mulia menyamai derajat orang yang Beruntunglah bagi orang yang mulia shaum lagi shalat malam. dan merugilah orang yang Diriwayatkan dari Aisyah j, bahwa akhlaknya buruk akhlaknya, karena ia tidak Nabi n bersabda: mendapatkan pahala yang besar ini. /edisi 1/ vol.1 39
)أَ ْح َسنُ ُك ْم ُخلُقًا (رواه الرتمذي “Sesungguhnya orang yang aku cintai dan orang yang paling dekat tempatnya denganku pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian.” (HR. At Tirmidzi). Inilah beberapa keutamaan akhlak dalam Islam. Akhirnya tiada kata lain yang pantas diucapkan kecuali permohonan kepada Allah agar kita diberikan taufik untuk bisa menghiasi diri dengan akhlak yang mulia. Rasulullah n telah mengajarkan kepada kita doa yang terdapat dalam salah satu dari doa iftitahnya,
7.Nabi n menyebutkan bahwa manusia yang terbaik adalah orang ِي ألَحسنِها ِ ِن ألَ ْح َس ِن اْألَ ْخال َِْوا ْهد ي َ َ ْ ْ َق الَ َ�ي ْهد yang memiliki akhlak mulia. ُ الَ يَ ْصر،ن َسيَِّ�ئ َها ْ اصر ِف ع يِّن ْ ِِّف َع ي ْ َو،إِالَّ أَنْ َت اص َر ِض َي اهللُ َعْ�ن ُه َما ِ الع َ َ ْ َع ْن َعبْ ِد اهللِ بْ ِن ُع َمرِو بْ ِن َسيَِّ�ئ َها إِالَّ أَنْ َت َق ِ مَْل يَ ُك ْن َر ُس ْو ُل اهللِ ف:َال َاح ًشا َوالَ َمَ�ت َف ِّح ًش َاوإِنَُّه “Dan tunjukkanlah aku pada akhlak yang terbaik, tidak ada yang bisa َ (رواه. إ َِّن ِخيَ َارُك ْم أَ ْح َسنُ ُك ْم أَ ْخ اَلقًا:ُو ُل ق �ي ن ا ك َ ْ َ menunjukkannya kecuali Engkau. aku dari akhlak yang jahat, ) البخاري ومسلمHindarkanlah tidak akan ada yang bisa menjauhkan darinya, kecuali Engkau.” (HR. Dari Abdullah bin Amr bin Al ‘Ash aku Muslim) zberkata, “Tidaklah Rasulullah n itu kasar dan berperangai kasar, tetapi Referensi: Beliau mengatakan, ‘Sesungguhnya 1. Taujihat wa Mawaqif Akhlaqiyyah, karya DR. Abdul orang yang paling baik di antara Aziz bin Abdulloh Al Hamidi. kalian adalah orang yang paling baik 2. Al Akhlaq wal Adab Fiatun Nasyiah, karya DR. Abdulloh akhlaknya’” (H.R. Al Bukhori dan Wakilusy Syaikh dan DR. Abdulloh bin Muhammad Al ‘Amru. Muslim). 3. Hisnul Muslim, karya Sa’id bin Wahf Al Qohthoni. 8. Orang yang paling mulia akhlaknya akan menjadi orang yang paling dekat dengan Rasulullah n dan yang paling dicintai oleh Beliau pada hari Kiamat. Nabi n bersabda: َّ ِسا َ�ي ْوَم القِيَا َم ِة ً إ َِّن أَ َحبَّ ُك ْم إ يَِل َوأَْ�ق َربَ ُك ْم م يِِّن جَْمل 40
/edisi 1/ vol.1
AKHBAR MA'had
SILATURAHIM ANTAR YAYASAN DAN MA'HAD SUNNAH Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah f dan semoga kita termasuk di antara hamba-hamba-Nya yang senantiasa tunduk dan patuh terhadap semua perintah-Nya dan diberikan kekuatan dalam meninggalkan apa yang telah dilarang-Nya. Bermula dari apa yang menjadi keinginan besar untuk membangun dan mempererat silaturrahim antarsesama pimpinan dan lembaga pesantren serta yayasan di Indonesia maka Musyriful 'Aam Yayasan Binaaul Mustaqbal Syeikh Hajaj bin Abdullah Al-Orainy hafidzahullahu menyampaikan hajat tersebut untuk diadakannya acara "Liqo Ta'aaruf wa Mahabbah". Menyambut baik niat dan keinginannya untuk segera meresponsif acara tersebut, maka Pimpinan Pesantren Al Binaa Ustadz Aslam Muhsin Abidin, Lc mengundang para pimpinan pesantren dan yayasan yang dapat mewakili wilayah Indonesia. Peserta yang hadir tidak kurang dari 50 lembaga. Acara telah dilaksanakan di Ruang Serba Guna Pesantren Al Binaa pada
hari Selasa, 21 Dzulqo'dah 1435 / 16 September 2014. Sebagai langkah awal dalam memotivasi para peserta, maka dibawakan sebuah makalah singkat tentang " Majelis Ta'awuny Pesantren Indonesia Ahlussunnah Wal-Jamaah" yang dibawakan oleh Ustadz Yusuf Utsman Baisa sebagai keynote speaker. Maksud dan tujuan utama dari pertemuan ini adalah untuk mendengarkan dan mengambil pelajaran bagaimana kondisi dan realita dakwah di tiap-tiap daerah sehingga pada akhirnya semua kader du'aat bisa memahami apa yang menjadi subtansi dari kegiatan dakwah ahlu sunnah wal jama'ah yang disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing sesuai dengan lembaga pesantren dan yayasan itu berada. Uraian-uraian yang cukup membuat dada kaum muslimin ini terasa sesak dan miris, manakala dakwah kita berada dalam komunitas kaum muslimin yang minoritas, sebagaimana yang diungkapakan oleh salah satu /edisi 1/ vol.1
41
pimpinan yayasan yang hadir dalam acara ini yaitu Ustadz Fauzi Hamid Bashultana, Lc. Beliau menggarap sebuah lembaga pendidikan Islam di Denpasar, Bali, bahwa kondisi dakwah yang sangat terseok-seok dan sulit di lingkungan orang-orang yang kebanyak non-muslim dari mulai legalitas yayasan, acara-acara kegiatan dakwah dan pendidikan para santri. Begitupun dengan mudir pesantren dan yayasan lain menyampaikan kondisi dengan beraneka ragam tantangan dan kendala. Di akhir pemaparan makalah Ustadz Yusuf Utsman Baisa kepada 38 peserta yang hadir, beliau menawarkan kepada para mudir pesantren dan yayasan, untuk merintis sebuah wadah yang legal sebagai bentuk dari kepedulian terhadap pentingnya eksistensi dakwah yang mengusung manhaj ahlu sunnah wal jama'ah ini supaya lebih kokoh dan solid baik dari sisi aqidah, ukhuwwah dan iqtishodiyah. Semua peserta menanggapi secara positif ide yang disampaikan oleh Ustadz Yusuf Utsman Baisa. Hadir pula dalam acara "Liqo Ta'arruf wa Mahabbah" ini adalah Fadhilatu Syeikh Dr. Abdullah Al Hibr Hafidzahullahu (Qism Syariah LIPIA) yang hadir saat itu sebagai undangan yang mewakili LIPIA Jakarta. Beliau memberikan pandangan-pandangan yang konstruktif seputar qonun idary sebuah kelembagaan yang dinggap 42
/edisi 1/ vol.1
bisa establish dengan baik. Di sisi lain, sebagian peserta memberikan pengalaman dan warning terhadap ide-ide yang kadang hal ini sudah mereka rasakan sebelumnya, di mana ide-ide cemerlang ini hanya berakhir di majlis saja, tetapi setelah keluar dari majlis semua lupa atau lahu ibtidaa wa lahu intihaa. Sebagaimana hal ini disampaikan oleh al-Mukarrom Ustadz Muhammad Wujud selaku Mudir Yayasan Al-Furqon Magelang Jawa Tengah dan juga Ustadz Abu Qotadah dari Pondok Pesantren Ihya as-Sunnah Tasikmalaya Jawa Barat. Dalam rangka mengantisipasi kestabilan wadah formal ini harus diback up dengan faktor-faktor pendukung seperti legalitas, kepengurusan, dan lokasi sebagai sentral dari induk kegiatan ini. Hal itu seperti yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Ainul Harits dari Yayasan Bina Muwahidin Surabaya, Ustadz Agus Hasan Bashori, Lc., M.Ag. dari Yayasan Bina Mujtama' Malang, Ustadz Nafi' Zaenuddin, Lc. dari Litbang Pesantren Al Irsyad, Ustadz Kholid Syamhudi, Lc. dari Pondok Pesantren Abdullah bin Abas Salafi Sragen Jawa Tengah. Akhirnya, pada sesi kedua dari acara ini, yaitu setelah break sholat Dzuhur, dilanjutkan dengan pembentukan tim untuk membuat standar legalitas sebuah lembaga yang ditunjuk sebanyak sebelas lembaga yaitu: (1) Ustadz Kholid Syamhudi, Lc (2) Ustadz Abu Qotadah (3) Ustadz Agus Hasan Bashori, Lc, M.Ag, (4) Ustadz Hayat Setiawan (5)
Ustadz Muhammad Wujud, (6) Ustadz Ade Hermansyah, Lc, (7) Ustadz Aris Sugiyantoro, (8) Ustadz Dr. Ainul Haris (9) Ustadz Nafi' Zaenuddin, Lc (10) Ustadz Aslam Muhsin Abidin, Lc. dan (11) Ustadz Yusuf Utsman Baisa. Sebagai markas kegiatan idaariy, untuk sementara difokuskan di Pesantren Al Binaa dengan mengangkat tim kecil sebanyak 4 (empat) orang yaitu (1) Ustadz Aslam Muhsin Abidin, Lc. (dari Al Binaa) sebagai ketua, (2) Ustadz Nur'alim, Lc. (dari Pesantren Al Binaa) sebagai sekretaris 1, (3) Ustadz Dwi Wahyu, Lc. (dari Pesantren Andalus) sebagai Sekretaris 2, dan (4) Ustadz Sholahudin, Lc. (dari Pesantren Hidayatunnajah)sebagai Bendahara. Tim ini difungsikan untuk memantau keadministrasian dan koordinasi antar -mudaro sampai terwujudnya draft legalitas dalam waktu tiga bulan ke depan. Hanya kepada Allah l kita memohon perlindungan karena Dia adalah sebaik-baik Dzat untuk memohon dan berlindung. Semoga Allah l memberikan kemudahan dan kebarokahan dari acara Liqo Ta'aaruf wa Mahabbah ini sehingga jalinan silaturahim
dan ukhuwwah semakin erat demi tegaknya kalimah tauhid dan manhaj Ahlu As-Sunnah dengan pemahaman salaful ummah. Amiin Yaa rabbal 'Aalimin. Sumber : http://www.albinaa.or.id/albinaa/site/rencanapengembangan/1809-pertemuan-silaturrahim-antarpesantren.html
/edisi 1/ vol.1 43
safari dakwah PETA AWAL PERJALANAN MAJALAH ALBINAA
Alhamdulillah washolatu wassalamu ‘ala rosulillah amma ba’du. Tim Majalah Al Binaa telah memulai perjalanan studi banding ke redaksi Majalah Al Umm pada Ahad, 13 Agustus 2014. Setelah membagi tugas, masing-masing peserta menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan dalam perjalanan. Setelah semua hal siap, berangkatlah tim Majalah Al Binaa dengan iringan doa untuk kelancaran dan keselamatan kami dalam perjalanan sebagaimana yang telah diajarkan oleh nabi kita Muhammad n. Tepat pukul 16.15 WIB Tim Majalah Al Binaa melaju dengan mobil kijang inova meninggalkan ma’had tercinta Al Binaa menuju ke redaksi Majalah Al Umm di Malang Jawa Timur. Di perjalanan, sopir kami, pak encop dengan tenang
mengendalikan mobil di belakang kemudi. Ketika kami menjumpai pom bensin pertama, yang diingat langsung mengisi bensin dengan full karena kebetulan sedang sulit BBM. Memang saat itu banyak pom menuntut antrian panjang. Pernah suatu waktu kami masuk pom, ternyata premium tidak ada. Akhirnya kami keluar lagi mencari pom lain sampai bensin mobil hampir tandas; sopir sudah khawatir kehabisan bensin. Alhamdulillah, akhirnya kami dapat juga walaupun harus nyebrang jalan dan memutar balik. Selain mengisi BBM, kami juga harus mengisi tenaga untuk jasmani. Setelah perjalanan terasa melelahkan sebab melewati jalan tol yang menjemukan, beristirahatlah kami di Pejagan Brebes,
Tim majalah albinaa sedang mempersiapkan menuju malang. ke redaksi majalah Al-Umm
44
/edisi 1/ vol.1
Malang
tepatnya di salah satu rumah makan yang menjadi favorit para kuliner dengan menu kambing balibul (Bawah lima bulan ). Masyalloh, inilah nikmat Allah yang diberikan kepada kami; puji syukur pun tak henti-hentinya kami panjatkan kepada Allah, Alhamdulillah. Setelah itu, rasa syukur kami wujudkan dengan mencari masjid untuk menunaikan kewajiban seorang muslim, yaitu salat lima waktu. Kami salat di masjid jami’ Al Munawaroh Kluwut Bulakamba Brebes, sebuah masjid yang indah dengan bangunan dua lantai yang dihiasi ornament yang islami. Salat di sana terasa aman, nyaman, dan, tuma’ninah. Malam terus menyertai dalam perjalanan kami menyusuri Jalan Pantura yang sangat ramai karena ia dikenal dengan jalur yang gak pernah sepi. Alhamdulillah kondisi jalan yang cukup bagus, walaupun ada juga beberapa titik yang terus di perbaiki, namun tidak sampai membuat kemacetan yang serius seperti macetnya ketika mudik lebaran. Keheningan malam yang harusnya menjadikan seseorang untuk istirahat, menjadi saksi bagi kami dalam perjuangan dan bahkan seolaholah memberikan tanda kemudahan; sehingga tak terasa kami lalui malam itu hingga subuh. Menyadarkan kami untuk mensyukuri nikmat malam ini dengan ruku dan sujud yang mengharuskan kami menghentikan perjalanan dan mencari masjid. Tibalah kami di masjid Al Mujahidin Brondong Lamongan untuk bermunajat. Kami pun melanjutkan perjalanan setelah kami berbincang ringan dengan jamaah masjid. Diperoleh keterangan bahwa perjalanan ke malang masih
jauh, kurang lebih 5 jam lagi. Kemudian, ada pemandangan indah di pantai lamongan, yaitu Tanjung Kodok. Jika hari libur, banyak wisatawan berkunjung ke pantai dengan air laut yang jernih dan bentangan pasir putih yang lembut itu. Tak terasa, setelah ada pergantian driver semenjak dari masjid Mujahidin tadi. Ternyata perjalan menjadi lebih cepat; apalagi begitu masuk tol Surabaya yang memang tidak terlalu padat. Laju kendaraan pun bisa dipacu. Akhirnya kami menghentikan perjalanan sejenak di rest area tol Surabaya. Sampailah kami di Porong Sidoarjo yang terkenal dengan lumpur lapindonya. Kami pun mampir sejenak untuk mencari sarapan karena memang sudah waktunya. Sarapan ala jawa timur yang terkenal, yaitu soto ayam kampong yang panas. Menu itu menyegarkan badan kami dari lelah. Apalagi ditemani kerupuk dan minum teh panas masyaAllah. Akhirnya, kota yang menjadi tujuan kami pun, menyambut kami dengan gapuranya, ‘Selamat Datang di Kota Malang’. Karena kami tidak menguasai rute jalan di kota ini, kami pun menghubungi santri alumni AL BINAA yang sedang kuliah di Unibraw untuk menjadi patwal kami. Alhamdulillah, dengan sigapnya alumni menjemput dan mengawal kami. Kemudian dengan mudah kami sampai di markas redaksi majalah Al Umm. Puji syukur pun kami panjatkan kehadirat Allah yang telah menyampaikan kami sampai di tujuan. Begitu sampai di markas Al Umm, Kami langsung disambut hangat dan dipersilakan menuju kantor yang sudah dipersiapkan minuman dan dihidangkan /edisi 1/ vol.1 45
berbagai macam henti-hentinya kue di atas meja. lisan kami Setelah kami berzikir dengan m e nya m p a i k a n mengucapkan maksud kunjungan takbir dan tasbih. kami dengan Masya Allah, menyerahkan ternyata Allah surat resmi dari melimpahk an pimpes AL BINAA; nikmat-Nya markaz majalah al-umm, malang,,jawa timur lalu diterima oleh kepada hambaSekretaris Redaksi Nya berada di Majalah Al Umm, puncak gunung kami pun terlibat dalam perbincangan sangat luar biasa, yaitu bentangan yang antusias. kebun jeruk yang menakjubkan Mengawali kegiatan kami di markas dengan buah yang bergelayutan Al Umm; sederetan agenda akhirnya memenuhi dahan dengan warna yang di sepakati. Agenda pertama, yaitu kuning ranum; membuat orang yang penjelasan tentang manajerial majalah melihatnya tergoda untuk memetik Al Umm yang dimulai pukul 13.30 setelah lalu menikmati rasanya yang manis dan kami sholat dhuhur berjamaah di masjid segar dari bau khas jeruk malang yang Al Umm. Sesi pertama ini disampaikan terkenal. oleh Sekretaris Majalah Al Umm sampai waktu sholat Ashar tiba. Kemudian, ba’da salat Ashar kami mengadakan agenda perjalanan ke tempat wisata alam yang sungguh sangat menakjubkan. Baru kali ini kami mendapati pemandangan yang luar biasa indah; tak
Kami tersadar betapa suburnya bumi negeri ini. Negeri kami, Indonesia, kenapa negeri yang kaya ini harus menjadi pengimpor. Padahal Allah telah menganugerahkan yang lebih baik. Kenapa tidak pemberian Allah ini saja yang dikembangkan dan 46
/edisi 1/ vol.1
dibudidayakan. Kami hanya bergumam, Sekali lagi kami dikagetkan, jeruk yang segar manis ‘Kami bukan peletak yang biasa dijual di pasaran Jakarta dan sekitarnya kebijakan impor’. .Rp 20.000,00 / kg, di sini hanya dihargai Rp 5.000,00 / kg Tetapi yang jelas nyata bagi kami, betapa kayanya negeri ini; betapa Allah telah di masjid Al Umm adalah alumni Ma’had menganugerahkan nikmat yang luar AL BINAA angkatan ke-2. Selain menjadi biasa bagi penduduk negeri ini. Sudah imam, alumni kita ini juga menjadi sepantasnya kami bersyukur. Allahu dosen pengajar di Ma’had Aliy Al Umm. Subhanallah, kami pun bangga dengan Akbar. Akhirnya kami berhenti di salah satu AL BINAA yang mampu mencetak kebun. Walaupun sudah sore, Si pemilik para alumni yang berkiprah di medan kebun masih mau menerima kami dakwah; mudah-mudahan banyak lagi untuk memetik sendiri buah-buah jeruk alumni-alumni yang lain yang seperti lalu kami mencicipinya. Masya Allah, ini. Menjelang subuh kami semua sudah segarnya. Kemudian, buah-buah jeruk bangun. Alhamdulillah, badan terasa itu pun kami minta untuk ditimbang segar. Kondisi badan juga sehat untuk oleh pemiliknya untuk kami. Lalu kami menyambut agenda hari kedua yang Tanya berapa harganya. Sekali lagi kami padat. Setelah sarapan, kami memulai dikagetkan, jeruk yang segar manis kegiatan sesi pertama; terus bergantian yang biasa dijual di pasaran Jakarta sampai sesi ketiga hingga datang waktu dan sekitarnya Rp 20.000,00 / kg, di sini zuhur. Kami bersiap ke masjid untuk hanya dihargai Rp 5.000,00 / kg. Kami shalat berjamaah kemudian dilanjutkan pun memborong 10 kg untuk dimakan dengan makan siang. Ba’da zuhur kami praktik langsung di redaksi majalah bersama di Al Umm. Karena sudah masuk waktu maghrib, Al Umm, terutama bagian design dan kami kembali ke markas dan menunaikan layout. Kami banyak belajar di sini, salat berjamaah. Kemudian dilanjutkan mulai dari aplikasi program pendukung makan malam hingga datang waktu design sampai praktik langsung layout. isya. Kami pun bersiap untuk ke masjid, Waktu sudah hampir Magrib, Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan sholat isya berjama’ah. Masya Alloh, ternyata salah satu imam agenda yang begitu padat hari ini dengan lancar. Setelah semua yang kami inginkan terpenuhi dan dapatkan, Masya Allah, studi banding pun kita akhiri. Awalnya ternyata salah satu imam di masjid Al Umm kami berniat hendak langsung pamitan. Namun pihak kru majalah Al adalah alumni Ma’had AL BINAA angkatan kamu untuk menunggu ke-2. Selain menjadi imam, alumni kita ini juga menghendaki kedatangan Pemimpin Umum Majalah menjadi dosen,pengajar di Ma’had Aliy Al Umm, Al Umm yang Insya Allah baru datang besok Rabu, 27 Agustus 2014. Kami pun Malang menyetujuinya untuk menghormati /edisi 1/ vol.1 47
keinginan mereka. Tetapi kami minta untuk tidak bermalam di Al umm karena sudah banyak merepotkan. Akhirnya kami memutuskan untuk mencari penginapan di tempat lain. Ba’da magrib setelah kami sholat berjama’ah kemudian menjama’ salat Isya, kami berangkat meninggalkan markas Al Umm untuk sementara. Kami berharap di lain waktu dapat kembali lagi. Kami menuju ke kota Batu kurang lebih 10 Km dari markas Al Umm, tepatnya di Paradise Hotel karena tempatnya strategis. Hari ketiga di Malang, Rabu 27 Agustus 2014, kami sudah bangun sebelum subuh untuk persiapan salat subuh di masjid yang terjaga nilai s u n n a h ny a ; jaraknya tidak jauh dari hotel. Setelah salat subuh dilanjutkan dengan tadabbur ayat-ayat Al-Qur’an dan tanya jawab ringan seputar dakwah. Kemudian kami bersiap kembali ke markas Al Umm untuk bertemu dengan pimpinan umum majalah Al umm, ustaz Agus Hasan Bashori. Kami juga menyiapkan kenang-kenangan untuk redaksi majalah Al Umm untuk diserahkan ketika nanti kami berpamitan sebagai ungkapan terima kasih atas ilmu yang telah diberikan kepada kami selama studi banding. Tepat pukul 08.45 WIB kami meninggalkan hotel dan menuju 48
/edisi 1/ vol.1
markas Al Umm. Suasana pagi di Batu yang sejuk dan cerah menghantarkan kami dengan cepat tiba di markas Al Umm. Kami pun disambut kembali oleh kru. Ternyata saat itu Ustadz Agus Hasan Bashori belum hadir. Untuk mengisi waktu sambil menunggu, kami keliling area ma’had Al Umm. Selain memiliki majalah, Yayasan Bina Masyarakat yang menaungi majalah Al Umm juga mengelola Radio, sekolah dasar, dan Ma’had Aliy Al A’immah. Akhirnya, yang kita tunggu-tunggu sudah hadir. walaupun beliau baru pulang safar, namun beliau tidak tampak lelah. Beliau bahkan menyambut kami dengan penuh kehangatan dan persahabatan. Setelah duduk sejenak, kami menyampaikan maksud dan ungkapan terima kasih. Beliau pun juga memberikan banyak nasihat dan menyampaikan kiat-kiat dalam pembuatan majalah. Setelah itu, kami berpamitan. Masya Alloh, kami tidak menyangka, ternyata sudah dipersiapkan untuk kami hadiah yang luar biasa, kami di berikan hadiah majalah Al Umm dari edisi pertama sampai yang terakhir plus buku-buku yang di tulis oleh Ustadz Agus Hasan Bashori. Syukron wa jazakumullohu khoiro, kami ucapkan kepada Ustadz Agus Hasan Bashori dan seluruh kru majalah Al Umm. Alhamdulillah, kami juga sudah menyiapkan hadiah atas
masukkan dari Ustaz Agung dan Beliau yang menyerahkan langsung hadiahnya dan diterima ustaz Agus Hasan Bashori, mudah-mudahan bermanfaat dan langgeng pahalanya, amin. Kami berfoto bersama untuk mengabadikan momen yang penting dan bersejarah ini kemudian di lanjutkan dengan pelukan salam perpisahan sebagai tanda dimulainya ukhuwwah Islamiyyah antara dua lembaga dakwah ini; untuk berjuang menegakkan Dienul Haq dan meninggikan kalimatullah di muka bumi ini.
kebun-kebun yang luas dan ditanami buah-buahan. Apel malang sangat terkenal, maka kami pun penasaran dan tertantang berpetualang disini. Hal itulah yang menyebabkan kami tidak dapat menolak tawaran Beliau. Akhirnya kami memetik buah jeruk. Kali ini kami di temani langsung oleh Ustadz Agus Hasan Bashori pemimpin umum majalah Al Umm. Demikianlah safari dakwah ini berakhir dengan memetik salah satu karunia Allah, mudah-mudahan kami juga dapat memetik karunia Allah yang lain yang lebih besar.
Agenda kami selanjutnya adalah memetik buah jeruk sebagai agenda terakhir. Kegiatan ringan dan menyenangkan tetapi akan selalu terkenang. Awalnya kami hanya ingin sekedar membeli buah tangan saja untuk kami bawa pulang sebagai oleholeh bagi keluarga dan handai taulan, tetapi Ustadz Agus Hasan Bashori mempunyai ide lain, yaitu petik jeruk. Ternyata ada agrowisata yang saat ini sedang naik daun di malang. Banyak para petani berhasil di Malang yang memiliki /edisi 1/ vol.1 49
prestasi santri
Kisah Sukses Santri
Muhammad Mahendra Subrata, Oleh: Afifi Marzuki Muslim dan Hafidh Atsary
uatu mimpi, mimpi yang S akhirnya terjuwud menjadi kenyataan,tentunya dengan izin Allah
l. Suatu yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, yaitu menjadi salah satu delegasi sekolah dalam kompetisi sains bergengsi Tingkat Nasional. Bersaing dengan putra-putri bangsa dari Sabang sampai Merauke. Kompetisi ini menjadi ajang pembuktian. Pembuktian atas pengorbanan dan perjuangan. Bukan hanya sekadar menang dari lawan, tetapi suatu proses dengan kesabaran menghadapi rintangan. //Perjalanan panjang kami lalui. Tangis dan tawa menghiasi wajah kami. Pengorbanan pun kami lakoni. Tentunya hanya dengan mengharap ridho ilahi. Akulah salah seorang saksi hidupnya. Perjalanan panjangku bersamanya, tersirat banyak ibroh yang bisa dijadikan motivasi. Bukan hanya sekadar delegasi olimpiade, tapi perjalanan kami dalam thalabul ‘ilmi. Rangkaian kata-kata ini adalah sepenggal kisah seorang santri yang menyelami keilmuan dunia, khususnya Fisika. Dia adalah Muhammad Mahendra Subrata.*** Mahendra, itulah panggilan yang 50
/edisi 1/ vol.1
akrab terdengar. Anak laki-laki kelahiran Semarang, 23 Januari 1998, terkenal dengan melekatnya songkok hitam dengan jahitan benang keemasan di kepalanya. Karirnya sebagai seorang santri berprestasi, prestasi internal maupun eksternal diawali sejak kelas VII SMP. Dengan berbagai tahapan seleksi harus dia lalui. Bersaing untuk menjadi yang terbaik dan terpilih sebagai delegasi pesantren. Setiap tahapan desilingi dengan pembinaan oleh asatidz, bahkan sempat juga menjalani tahap pembinaan oleh dosen-dosen ITB yang dilaksanakan di Bandung dari bulan Januari 2012 sampai bulan April 2012. Akhirnya, terpilihlah empat santri sebagai delegasiAL BINAA, salah satu dari mereka adalah Mahendra. Pelaksanaan pun tiba, dengan segala karunia Allah, empat delegasi AL BINAA dapat melangkah ke tahap selanjutnya, seleksi tingkat provinsi. Awal yang baik, Mahendra lolos dengan status passing grade. Hasil passing grade ini tidak membuat Mahendra santai. Meskipun bisa disadari bahwa posisinya cukup aman. Tapi dia sadar, semua kemungkinan dapat terjadi,
kesuksesan tidak akan diperoleh tanpa pengorbanan. Untuk menghadapi OSN tingkat provinsi yang digelar pada bulan Juni 2012, Mahendra dan kawan-kawan harus dikarantina dan kembali meninggalkan kelas, padahal beberapa pekan berikutnya mereka harus menghadapi Ulangan Kenaikan Kelas(UKK). Setelah persiapan yang cukup panjang, datang undangan dari Dinas Pendidikan Jawa Barat. Pesaing-pesaing yang memiliki kemampuan luar biasa, tidak membuat Mahendra takut, justru ini memotivasinya u n t u k menunjukan yang terbaik. M o m e n yang ditunggu akhirnya tiba. Hasil OSN tingkat provinsi diumumkan di masjid oleh Ustadz Edi Siswanto selaku pembina olimpiade. Dari empat delegasi AL BINAA hanya tiga orang yang lolos ke tingkat nasional dengan status passing grade. Jantung berdegup kencang menunggu nama-nama yang disebutkan. “Alhamdulillah...” ujar Mahendra yang disebut pertama kali oleh Ustadz Edi. Ucapan selamat dari teman-temannya, juga doa mereka untuk kesuksesannya di tingkat nasional nantinya. Dalam kegiatan Usbu’ Tsaqofy 2012, dengan berbagai macam pertandingan dan bazarnya, karantina kembali Mahendra jalani untuk bergelut dengan buku-buku, soal, dan rumus yang tak
pernah membuatnya bosan. Dua hari yang ditunggu akhirnya tiba. Mahendra mulai berpapas wajah dengan soal-soal OSN. Kemampuannya telah dikerahkan semaksimal mungkin. Jawaban yang tertulis itulah hasil jerih payahnya. Apapun hasilnya yang terpenting baginya adalah berusaha semampunya. Seperti yang dia katakan, “Hasil dari sesuatu kita serahkan pada Allah l yang terpenting kita sudah berusaha keras dan belajar bersungguh-sungguh untuk menghadapi sesuatu.” Akhirnya.... “Muhammad Mahendra Subrata, SMP ISLAM TERPADU AL BINAA IBS, Provinsi Jawa Barat.” MC memanggil namanya s e b a g a i peraih medali perunggu bidang studi fisika dan itu adalah suatu hal yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Setelah perhelatan OSN tingkat Nasional yang diadakan di Pontianak pada bulan Juli 2012 selesai, semangat belajarnya tidak selesai begitu saja. Justru membuatnya semakin rajin dan bersemangat dalam belajarnya hingga namanya kembali dipanggil sebagai peserta pelatnas IJSO (International Junior Science Olimpiad) 2012. Dari pelatnas akan dicari putra-putri terbaik bangsa terbaik bangsa ini. Akan terpilih dua belas delegasi untuk mewakili Indonesia dalam kompetisi tingkat dunia. Walaupun demikian, dia tetap istiqamah dengan hal-hal yang dia /edisi 1/ vol.1
51
dapat dari pesantren, songkok hitam dengan jahitan benang keemasan tetap kokoh di kepalanya. Waktu luangnya diisi dengan membaca Al Qur’an. Berbeda dengan teman-temannya yang mengisi waktu mereka dengan bermain game. Dengan izin Allah l, Mahendra terpilih sebagai salah satu delegasi yang akan mewakili Indonesia dalam IJSO 2012 di Teheran, Iran. Tentunya ini perjalanan panjang, dari seleksi sekolah, kabupaten, provinsi, nasional, dan akhirnya internasional. Meskipun dia belum mengalungi medali, dia memperoleh banyak pengalaman. Sekeping medali tidak akan pernah mengalahkan nilai dari sebuah pegalaman. Bifadhlillah... Beasiswa berdatangan menghampirinya, baik dari pihak pesantren maupun lembaga lain seperti Pikiran Rakyat. Tidak hanya itu, SMA favorit juga menawarkannya secara cuma-cuma untuk melanjutkan studinya di sana. Keinginan awal untuk menerima tawaran tersebut berubah saat dia berpikir bahwa AL BINAA - lah pilihan yang terbaik untuknya. Tentunya setelah dia beristikharah dan bermusyawarah dengan orang tuanya, asatidz, dan teman-temannya. Di AL BINAA, dia mendapatkan sesuatu yang tidak bisa dia dapatkan di luar. Di AL BINAA, tidak hanya ilmu ashri seperti fisika, biologi, kimia, dan lain-lain yang 52
/edisi 1/ vol.1
dia dapat. Namun, ia mendapatkan ilmu syar’i sebaai bekal dunia akhirat serta sebagai pedoman hidup seorang muslim. Mahendra yang kini menjalani hariharinya sebagai santri SMA ISLAM TERPADU AL BINAA, membuktikan bahwa dirinya bisa terus berprestasi. Di tengah kesibukannya dalam belajar dan berorganisasi, dia bisa mengatur waktu dengan baik. Membagi antara waktu belajar, waktu untuk organisasi, dan waktu-waktu lain.//Setelah pengalamannya sampai ke Iran, Mahendra kembali mengharumk an nama AL BINAA. Tahun 2014, SMAIT AL BINAAmengutus dua orang santrinya yang salah satunya adalah Mahendra, sebagai perwakilan Jawa Barat dalam ajang OSN tingkat nasional di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Semangat belajarnya patut kita tiru. Belajar merupakan sebuah kebutuhan. Terlebih pula kita sebagai thullabul ‘ilmi. Tetapi yang harus jadi perhatian juga adalah niat kita. Kita harus luruskan niat supaya keberkahan ilmu kita dapatkan. Semoga kisah ini menjadi motivasi bagi kita semua dan kita bisa mengambil pelajaran.[]
kisah mereka
Kutemukan Pintu di Balik Pintu oleh: Ardityo Giantra *
K
enangan adalah sesuatu yang membekas dalam ingatan[1]. Ketika Anda membuka lembaran-lembaran masa lalu, Anda akan temukan kenangan. Terkadang kenangan tersebut indah sehingga Anda tak kunjung bosan membukanya berkali-kali. Tetapi tak jarang kenangan tersebut pahit sehingga Anda bertekad untuk membuangnya meskipun selalu terkenang. Dalam kenangan, Anda akan temukan, bahwa sejatinya, Anda telah melalui tahap-tahap yang panjang, bahkan rumit. Dari saat kita diciptakan di rahim ibu, masa balita, masa kanak-kanak, hingga masa remaja bagaikan pintu di balik pintu. Ketika Anda memasuki suatu pintu, kelak Anda akan keluar melalui pintu dan menemukan pintu *Alumni Albinaa angkatan IV, Mahasiswa ITB fak. Teknologi Industri jurusan fisika teknik, semester 3.
lain yang harus dimasuki. Begitulah dunia. Sejatinya, kita semua adalah seorang musafir. Manusia sejak diciptakan tidak hentihentinya sebagai musafir dan tidak ada batas akhir perjalanan mereka kecuali di Surga atau Neraka[2]. Aku akan berbagi kenangan kepadamu kawan. Kenanganku selama enam tahun di ma'had. Akan tetapi, aku hanyalah seorang diri bagaikan eceng gondok yang akarnya tak menembus tanah dan batangnya tak menjulang ke langit. Semoga Allah mengampuniku. Jika Anda temukan kekeliruan, perbaikilah diriku. Adapun jika Anda temukan kebaikan, semoga Allah menjadikannya pemberat timbangan amalku. Kumulai kenanganku dengan usaha /edisi 1/ vol.1 53
kedua orang tuaku. Semoga Allah menjaga keduanya. Keduanya sering mengajakku mengunjungi ma'had untuk menjenguk kakakku yang lebih dahulu belajar di sana. Meski tak ada keinginan belajar di sana, orang tuaku memasukkanku ke ma'had. Hari demi hari kulalui. Malam demi malam menyelimuti. A k u menemukan kawan dengan berbagai perbedaan, baik perbedaan kampung halaman, bahasa, tubuh, maupun watak. Tak jarang teman usil denganku. Hal itu sering membuatku meneteskan air mata. Hanya ada dua pilihan, yaitu sabar atau melaporkan ke musyrif dengan resiko dijuluki 'anak ngadu'. Entahlah apa yang mereka katakan. Ada yang diberi sanksi 'ngepel', menghafal hadits, bahkan jalan di got. Tepatnya got di depan gedung Mina (kala itu belum ada Masjid Syaikhoh al 'Anuud). Jalan di got ini mungkin yang terakhir, tak pernah kulihat hukuman seperti ini di tahuntahun setelahnya. Lelahnya sekolah ditambah air hitam lagi bau. Akan tetapi, Aku teringat sebuah ungkapan, "Barang siapa yang sabar, niscaya akan 54
/edisi 1/ vol.1
beruntung" dan "Sabar itu seperti obat, pahit rasanya, tapi hasilnya lebih manis daripada madu"[3]. Ungkapan tersebut mengokohkan pendirian dan tekad. Simpulannya, terlalu banyak kesan-kesan menarik di kelas VII. Kulalui kelas VIII dan IX, meski pasang-surut menerpaku. Kelas VIII kuanggap sebagai masa transisi yang penuh godaan karena merasa senior dan akan lulus. Tak jarang kurasa titik akhir perjuangan akan mengakhiriku. Alhamdulillah, Allah memberikanku kekuatan. Di akhir tingkat SMP, aku mengikuti perlombaan di luar pesantren bersama tiga santri lainnya, sahabatku Muhammad Adz-Dzahabie[4], Zaid Abdul Aziz, dan Muhammad Ihsan Fikri atas bimbingan Ustadz Hasanuddin dan Ustadz Rahmat Hidayat[5]. Momen ini bagiku sebagai momentum, motivasi, dan penyemangat untuk belajar ilmu syar'i dan menghafal Al-Qur’an. Beberapa bulan pertama di SMA merupakan masa yang banyak mengubah sisi kehidupanku. Aku sering bermain dengan teman-teman. Di kamar, kulihat sebagian teman sedang bercanda, bermain, usil,
tetapi aku paling tertarik kalau ada teman yang membaca kitab-Arab yang tidak aku pelajari (kelas syar'i). Rasa penasaran pun menggodaku. Aku sering berdiskusi dengannya hingga aku pun merenungkan, "Mengapa aku tidak mempelajarinya? Bukankah ini penting untukku?". Dari sini, aku terus memikirkannya. "Apa aku tidak berhak mempelajarinya," ujarku dalam hati. Bagiku, mereka itu orang spesial karena mereka mendapatkan pelajaran lebih daripada yang lain. Aku pun berdiskusi dengan Ustadz Edi Siswanto[6] saat bimbingan di perpustakaan bersama temanku Irfan dan malam yang menyelimuti. Akhirnya, Kuputuskan untuk menemui Ustadz Agung[7] dengan ayahku untuk pindah rombongan belajar dari satu 'S' ke dua 'S', yaitu Sains ke Sains beserta Syar'i. Terlebih lagi, rombongan belajar dua 'S' ini menghimpun berbagai disiplin ilmu dan wawasan, seperti Biologi, Fisika, Matematika, Komputer, hingga Aqidah, Ushul Fiqh, Ulumul Qur'an, Balaghah dan masih banyak pelajaran yang aku dapatkan sebagai dasar untuk
melanjutkan misi tholabul ilmi di luar ma'had. Tepat pada awal semester II, secara resmi aku pindah rombongan belajar. Salah satu yang menjadi kebanggaan adalah kelasku, kelas VIP yang hanya memiliki 15 anggota. Keakraban pun semakin rekat dan hangat. Di antara yang kuingat dari kelasku adalah pertandingan internal sepak bola antarkelas. Temanku memberi usul untuk makan tempe mentah dan gula jawa agar lari kencang dan body kuat. Meski resep ini tidak memberikan efek apa pun, aku tetap menjadikannya kenangan indah dalam lembaranku. Bagaimana tidak? Bagiku hal tersebut hanyalah hal konyol. Aku pun sampai di klimaks. Apa klimaks tersebut? Klimaks pertanggungjawaban dan persiapan. Pertanggungjawaban atas kehidupanku di ma'had dengan liku-liku kehidupan di dalamnya dan persiapan iman, ilmu, akhlak di luar dengan perjuangan masuk PTN favorit. Privat pun diadakan. Belajar malam, belajar kelompok, belajar ekstra bukan hal yang asing bagi kami. /edisi 1/ vol.1 55
Ada kisah penting dalam belajar bahasa Inggris. Sebut saja, Ustadz Azhar Adra. Semoga Allah menjaga dan membalas kebaikan beliau. Beliau mengajarkan kami bahasa Inggris. Tidak hanya itu. Beliau pun mengajarkan kami TOEFL dengan gigih di sore dan malam hari di luar waktu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), padahal umur beliau sudah tua. Beliau mengajari kami memaknai arti kehidupan. Tidak hanya dengan bimbingan, tapi juga dengan kegigihan beliau. Masa tua bukan halangan untuk berbagi. Masa tua bukan alasan untuk tidak produktif. Kelak akan kita temukan pintu berikutnya. Singkat cerita, aku pun diwisuda dan masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Beberapa bulan kemudian, diadakanlah reuni alumni atau lebih dikenal 'University Expo'. Guru kami, Ustadz Aslam Muhsin Abidin[8], memberikan kuliah singkat mengenai kisah 'Ashabul Kahfi'. Penyampaiannya sangat mengena, terlebih bagi kami yang baru menempuh dunia perkuliahan dengan seluk-beluk tantangan. Akhir kata, kurasa pilihan orang tuaku untuk memasukkanku ke ma’had adalah pilihan yang tepat. Sobat! Mungkin dirimu belum merasakan sensasi yang kurasakan, tapi kelak Anda akan mencicipinya. Sobat! Apa yang Anda sesalkan dari kegiatan ma'had akan diingat kelak. Di saat Anda sulit mengatur waktu, setidaknya Anda akan mengintip lembaran kegiatan ma'had dulu. Sobat! Seberapa besar pemberianmu kepada gurumu, sejatinya itu semua tiada artinya. Tidak mungkin akhirat dibayar dunia. Sobat! Hormatilah gurumu, doakanlah mereka, kelak Anda akan sulit menemukan 56
/edisi 1/ vol.1
seorang guru. Sobat! Semangatlah belajar agama dan menghafal Alquran, kelak kau akan mengahadapi berbagai macam halangan dan tantangan yang lebih besar di luar. Sobat! Punyakah Anda sahabat baik? Sahabat yang selalu mengingatkan kesalahan dan mendoakan dalam sujudnya. Tauhidulloh syiar kami, sunnah rasul tauladan kami. Bid'ah syirik harus diperangi, tinggilah tinggi kalimat ilahi[] ____________________________
[1] Kamus Besar Bahasa Indonesia. [2] Ibnul Qoyyim al Jauziyyah, al Fawaaid. [3] Ungkapan ini disampaikan oleh Ustadz Adam dalam kelas mahfuzhot. Semoga Allah menjaganya. Beliau juga menemani kami sebagai musyrif di asrama. [4] Beliau sahabatku yang selalu menemani. Semoga Allah memberikan keberkahan kepadanya dan persahabatan ini. [5] Semoga Allah membalasnya kebaikan. [6] Semoga Allah memberikan keberkahan kepadanya. [7] Semoga Allah memberikan keberkahan kepadanya. [8] Semoga Allah membalasnya kebaikan yang melimpah. Beliau sempat mengajarku di kelas IX dan SMA, serta mengisi kajian di masjid. Banyak pelajaran yang didapatkan dari beliau. Tak jarang juga beliau menceritakan kisah beliau saat kuliah di Universitas Islam Madinah dan kisah dakwah. BANDUNG, 4 SEPTEMBER 2014
TERIMA KASIH &
PENGHARGAAN
Yayasan Binaaul Mustaqbal
Menghaturkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Al Hai’ah Al ‘Aalamiyah Lit Tanmiyati Al Basyariah 2. Keluarga besar Yayasan Binaul Ukhuwwah 3. Keluarga Besar AL BINAA dari para asatidz dan karyawan 4. Santri-santri AL BINAA 5. Wali santri AL BINAA 6. Stakeholder Atas kepercayaannya untuk mengamanahkan pelaksanaan ibadah udhiyyah (kurban) tahun 1435 H kepada Yayasan Binaaul Mustaqbal. Alhamdulillah hewan udhiyyah tahun ini sejumlah
29 ekor sapi dan 278 ekor kambing.
Semoga Allah l menerima amal ibadahnya dan menjadikannya sebagai timbangan kebaikan di hari kiamat serta memberikan pahala yang besar disisi-Nya, jazakumullah ahsanal jaza`. Sebagaimana ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya dihaturkan kepada: 1. Seluruh panitia pelaksana udhiyyah 1435 H 2. Jam’iyyah Tholabah periode 1435/1436 H 3. Seluruh santri AL BINAA Yang telah bersama-sama mensukseskan pelaksanaan udhiyyah. Semoga Allah l membalas mereka dengan kebaikan, jazakumullah khoiron katsiron.
Direktur Umum Yayasan Ust. Aslam Muhsin Abidin, Lc
Ketua Panitia Ust. Agung Wahyu Adhy, Lc
Alamat Radio: Komplek AL BINAA. Jl. Raya Pebayuran Kertasari Pebayuran Bekasi Jabar 17710 Telp/Hp: 021 89150050 - 081222212350
Simak dan Ikuti Program Acara Kami ...
Radio Dakwah ... dan Pendidikan ...
UCAPAN SELAMAT Keluarga Besar Yayasan Binaaul Mustaqbal dan Ma’had AL BINAA Islamic Boarding School Mengucapkan Selamat kepada: 1. Al Ustadz Aslam Muhsin Abidin, Lc (MudirMa’had AL BINAA) dan keluarga
2. Al Ustadz Sufyan Toha, S.Si
(Sekretaris Ma’had AL BINAA)
Atas izin dan karunia Allah telah menunaikan ibadah haji tahun 1435 H dan telah kembali ke tanah air dengan selamat. Semoga Allah menerima ibadah hajinya dan menjadikan nya sebagai haji yang mabrur, amin.
Keluarga Besar Yayasan Binaaul Mustaqbal dan Ma’had AL BINAA Islamic Boarding School Mengucapkan Selamat kepada: Al Ustadz Taufiq Al Farizi, M.PFis
Atas izin dan karunia Allah l telah menyelesaikan program study Magister Pengajaran Fisika Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung. Semoga manjadi ilmu yang berkah dan bermanfaat bagi Islam dan kaum muslimin, amin.