LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MIOMEKTOMI DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD ULIN BANJARMASIN
Tanggal 12 Juni – 14 14 Juni 2017
Oleh:
Siska Lestari, S.Kep NIM. 1630913320037 1630913320037
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2017
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MIOMEKTOMI DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD ULIN BANJARMASIN
Oleh:
Siska Lestari, S.Kep NIM. 1630913320037
Banjarmasin, Juni 2017 Mengetahui, Pembimbing Akademik
Pembimbing Lahan
Agianto, S.Kep, Ns, MNS NIP. 19820818 200812 1 003
Mahyudi, S.Kep, Ns NIP. 19670728 198802 1 001
LANDASAN TEORI Definisi Miomektomi adalah prosedur pembedahan untuk mengangkat fibroid pada uterus atau leiomyoma (tumor jinak yang berkembang dalam uterus perempuan) tanpa harus mengangkat uterus.
Indikasi 1. Perdarahan uterus yang tidak respon terhadap terapi konservatif 2. Wanita yang ingin mempertahankan genitalia interna dan masih mungkin fertile. 3. Infertilitas karena gangguan cavum uteri maupun karena oklusi tuba 4. Nyeri dan penekanan yang sangat menganggu 5. Gangguan berkemih maupun obstruksi traktus urinaris
Tujuan Untuk mengangkat fibroid yang menyebabkan tanda gejala seperti nyeri, perdarahan, dan gangguan kehamilan.
MIOMEKTOMI
Komplikasi 1. Pendarahan 2. Cedera Rahim (perlukaan dinding uterus) 3. Infeksi 4. Trauma organ sekitas (usus, ovarium, rectum).
Persiapan Tindakan 1. Pasien dirawat minimal 12 jam preop dan dilakukan pemeriksaan lab 2. Pasien puasa selama 8 jam pre-op 3. Kulit bagian pusar dibersihkan dan ditutup dengan kapas alcohol 4. Dilakukan pengosongan usus besar 5. Diberikan obat pencahar, premedikasi, antibiotic profilaksis Prosedur Tindakan 1. Pembiusan umum 2. Posisi pasien telentang
Jenis Miomektomi
Miomektomi Abdomen
Sayatan besar diperut : untuk menghilangkan fibroid yang besar, banyak dan tumbuh jauh ke dalam dinding rahim Pemulihan : 4 – 6 minggu
Miomektomi La arosko i
Memasukkan instrumen ke dalam sayatan kecil di perut : untuk menghilangkan 1 atau 2 fibroid ( 2 in / 5,1 cm) yang tumbuh di luar rahim Pemulihan : 2 – 3 minggu
Miomektomi Histereskopi
Memasukkan instrumen melalui vagina dan leher rahim ke dalam rahim : menghilangkan fibroid pada dinding rahim yang belum tumbuh jauh ke dalam dinding rahim (mioma submukosum pada kavum uteri) Pemulihan : < 1 minggu
Mioma Uteri (tumor uterus)
Miomektomi
Pre operatif
Informasi tidak adekuat
Kurangnya supprot sistem
Kurang Pengetahuan
Ansietas
Intra Operatif
Terputusnya jaringan kulit
Terpaparnya agen infeksius
Risiko Infeki
Post Operatif
Risko Perdarahan
Perdarahan
Risiko Kekurangan Volume Cairan
Nyeri Akut
ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian 1. Identitas Klien 2. Keluhan Utama (pre, intra dan post miomektomi) 3. Riwayat Penyakit (Riwayat Penyakit sekarang, dahulu dan keluarga) 4. Pemeriksaan Fisik a. Aktivitas, istirahat b. Integritas ego c. Makanan, cairan d. Nyeri atau kenyamanan e. Pernapasan f. Keamanan 5. Pemeriksaan diagnostic PERSIAPAN OPERASI 1. Pemeriksaan laboratorium (Hb, leukosit, waktu perdarahan). 2. Berikan penjelasan kepada klien tindakan dan perawatan intra dan post operasi. 3. Puasa 6-8 jam sebelum operasi. 4. Berikan antibiotik sebagai propilaksis. 5. Berikan premedikasi ½ jam sebelum operasi.
Ansietas berhubungan dengan tindakan invasive Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x45 menit ansietas akan berkurang :
NOC : Anxiety control Coping Kriteria Hasil : 1. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas 2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas 3. Vital sign dalam batas normal 4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan NIC : Anxiety Reduction (penurunan
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi terkait penyakit dan tindakan operatif Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 30 menit pengetahuan klien meningkat NOC : Kowlwdge : disease process Kowledge : health Behavior Kriteria Hasil : 1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis,program pengobatan dan tindakan operatif. 2. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya NIC : Teaching : disease Process 1. Berikan penilaian tentang tingkat
kecemasan) 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan 2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku pasien 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur 4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut 5. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan dan prognosis 6. Dorong keluarga untuk menemani pasien 7. Dengarkan dengan penuh perhatian 8. Identifikasi tingkat kecemasan 9. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan 10. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi 11. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi 12. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan
Risiko infeksi NOC :
Risk Control
pengetahuan pasien tentang proses penyakit dan tindakan operatif 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat. 3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat 4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat 5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat 6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat 7. Hindari harapan yang kosong 8. Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat 9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit 10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan 11. Jelaskan tentang tindakan operatif yang akan dilakukan termasuk manfaat, tujuan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi selama operasi dan setelah operasi. Risiko perdarahan NOC:
Circulation status
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan tidak terjadi infeksi pada diharapkan tidak terjadi perdarahan pada pasien, dengan kriteria hasil: klien dengan kriteria hasil: 1. Klien tidak menunjukan adanya 1. Tekanan sistolik dalam batas yang diharapkan tanda-tanda infeksi 2. Tekanan diastolik dalam batas yang 2. TTV dalam rentang normal diharapkan NIC : 3. Nadi dalam batas yang diharapkan I nfection Control NIC: 1. Monitor TTV 2. Pertahankan teknik aseptif, kebersihan BleedingPrecaution 1. Pantau tanda-tanda vital tangan atau menggunakan alkohol 2. Catat tingkat HB/HT
3.
4. 5.
6.
sebelum kontak dengan pasien Mengkaji warna, turgor, kelenturan serta suhu kulit, membran mukosa terhadap kemerahan dan panas Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal. Evaluasi keadaan pasien terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat penusukan jarum intravena. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai ketentuan
Risiko kekurangan volume cairan dengan faktor risiko kehilangan cairan aktif (perdarahan) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x3 jam cairan klien terpenuhi:
NOC : Fluid balance Hydration Kriteria Hasil : 1. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal 2. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal 3. Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan NIC : Fluid management 1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat 2. Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik), jika diperlukan 3. Monitor vital sign 4. Lakukan terapi IV 5. Atur kemungkinan tranfusi 6. Persiapan untuk tranfusi
3. Monitor tanda dan perdarahan 4. Administrasi pengobatan
gejala
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x8 jam nyeri akan berkurang :
NOC : 1. Comfort level. 2. Pain control. 3. Pain level. Kriteria Hasil : 1) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan). 2) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri. 3) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri). 4) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang. 5) Tanda vital dalam rentang normal. 6) Tidak mengalami gangguan tidur. NIC :
Pain management 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi. 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan. 3. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan.
4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan. 5. Kurangi faktor presipitasi nyeri. 6. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi. 7. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dalam, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin. 8. Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri. 9. Tingkatkan istirahat. 10. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan 11. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali.
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek G.M., Howard K.B., Joanne M.D. (Eds.). 2008. Nursing Intervention Classification (NIC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc. Ferri FF. Uterine fibroids. In: Ferri FF, ed. Ferri’s Clinical Advisor 2016.
Philadelphia, PA: Elsevier Mosby; 2016.1271-2. Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). 2014. NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions and Classification 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell. Moorhead Sue, Marion Johnson, Meridean L.M., et al. (Eds.). 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc. Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikas Asuhan keperawatan NANDA NIC NOC Jilid 1. Yogyakarta : Mediaction