Departemen Emergensi LAPORAN PENDAHULUAN
PVC (Premature (Premature Ventricular Contraction)
Oleh: Nuryantri Puspitasari 170070301111079
PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017
Premature Ventricular Contraction (PVC) 1. DEFINISI Aritmia Cordis adalah gangguan pembentukan impuls (rangsangan) dan atau konduksi di setiap bagian di dalam jantung. Premature Ventricular Contraction (Extrasistole ventrikel / Ventrikel Premature Beats) adalah gangguan irama jantung dimana timbul denyut jantung prematur yang berasal dari fokus yang terletak di ventrikel. 2. EPIDEMIOLOGI DAN INSIDENSI Jarang pada infants atau anak –anak, tetapi insidensi meningkat seiring bertambahnya usia PVC dapat mengenai pasien dengan atau tanpa kelainan jantung organik PVC muncul dengan frekuensi yang meningkat terutama pada pasien dengan kelainan jantung organik seperti ischemik , penyakit katup jantung, dan juga idiopatik kardiomiopati PVC dapat juga muncul pada intoksikasi obat misalnya intoksikasi digitalis, ataupun gangguan elektrolit seperti hipokalemia Framingham study menunjukkan bahwa insidensi lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita 3. ETIOLOGI Penyebab dari prematur ventrikel contraction diantaranya adalah: Hipoksia Ischemia dan irritability Stimulasi simpatis : Hipertiroidisme Obat – obatan : Kuinidin, intoksikasi digitalis Gangguan elektrolit : Hipokalemia, hipokalsemia, hipomagnesemia Bradicardia Hipertrofi atrium dan ventrikel 4. FAKTOR RESIKO Ada beberapa faktor resiko dari prematur ventrikel contraction diantaranya adalah: Usia Jenis kelamin Kebiasaan minum kopi, merokok , alkohol Stres Adanya penyakit jantung organik 5. KLASIFIKASI a. Berdasarkan frekuensi Frequent : 10 atau lebih VPCs/ jam(dengan holter monitor), 6 atau lebih/ menit Occasional : < dari 10 VPCs/ jam atau kurang dari 6 / menit b. Berdasarkan hubungan dengan irama jantung yang normal Bigemini kompleks yang berpasangan ,VPCs setiap 1 irama normal Trigemini setelah 2 irama normal Quadrigemini setelah 3 irama normal
Couplet 2 VPC yang berurutan Nonsustained 3 atau lebih VPC yang berurutan( kurang dari 30 detik)
c. Berdasarkan fokus Banyaknya fokus 1. Unifokal/ unimorfik – irama berasal dari satu focus, semua VPCs punya morfologi yang sama 2. Multifokal/ multimorfik – VPCs memiliki lebih dari 1 morfologi dan mungkin berasal dari lebih dari satu sisi Tempat asal fokus 1. Ventrikel kiri 2. Ventrikel kanan Berhubungan dengan penyakit jantung 1. Tidak ada (idiopathic) 2. Adanya penyakit jantung structural
6. PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI
Secara umum ada 3 mekanisme terjadinya aritmia, termasuk aritmia ventrikel, yaitu : Automaticity Terjadi karena adanya percepatan aktivitas fase 4 dari potensial aksi jantung Aritmia ventrikel karena automaticity biasanya terjadi pada keadaan akut dan kritis seperti infark miokard akut, gangguan elektrolit, gangguan keseimbangan asam basa dan juga tonus simpatis yang meningkat Reentry Mekanisme aritmia ventrikel yang paling sering Biasanya disebabkan oleh kelainan kronis seperti infark miokard lama atau kardiomiopati dilatasi, pada keadaan ini dapat terjadi kematian mendadak Kondisi – kondisi yang dapat menyebabkan reentry : a. Panjang jarak yang harus ditempuh impuls mengelilingi lingkaran reentry b. Kecepatan konduksi impuls yang berkurang c. Periode refrakter otot berkurang banyak Triggered activity Adanya kebocoran ion positif ke dalam sel sehingga terjadi lonjakan potensial pada akhir fase 3 atau awal fase 4 dari aksi potensial jantung. Bila lonjakan cukup bermakna, maka dapat terjadi aksi potensial baru. Keadaan ini disebut juga after depolarization. Triggered activity terjadi jika keadaan depolarisasi sebelumnya belum mengalami repolarisasi sempurna sebelum terjadi depolarisasi lagi. 7. GEJALA KLINIK Keluhan – keluhan yang sering timbul : a. Palpitasi, detak jantung sering berhenti / meloncat, letih, lemas, cepat lelah, kesadaran menurun, kejang, dsb b. Keluhan lain sesuai penyakit dasar, komplikasi dan faktor presipitasi (sesak, nyeri dada, stroke, dll) c. Palpitasi dapat ditandai oleh heart rate yang irregular dan cepat, umumnya disebabkan oleh adanya ektopik beats ( denyut ektopik ), seperti pada PAC dan PVC
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. EKG Pada PVC: morfologi QRS bizzare, lebar > 0,12 second, gel T berlawanan arah dengan QRS b. Ambulatory monitoring Untuk memonitor EKG dalam jangka waktu yang lama c. Holter monitor Menggunakan media digital / tape untuk merekam 3 -5 lead dari EKG secara kontinous selama 24 – 48 jam d. Berguna untuk mendiagnosis gejala yang bersifat frekuen, dan juga untuk diagnosis disfungsi SA node ( mis : Sick Sinus Syndrome) atau juga AV block yang intermittent
9. PENATALAKSANAAN Tujuan Terapi Aritmia secara umum : Menurunkan aktivitas pacemaker ektopik Memodifikasi konduksi atau kerefrakteran pada sirkuit re-entry untuk menggagalkan terjadinya gerakan sirkus Pada PVC , indikasi utama terapi adalah untuk mengurangi keluhan pasien Non Farmakologi Hentikan / kurangi minum kopi Psikoterapi Hentikan obat diet ( Amfetamin ) Amfetamin: obat adrenergik, berefek anoreksik, efek samping dapat berupa sakit kepala, palpitasi, pusing, gangguan vasomotor Hindari merokok dan juga alkohol Terapi ablasi . Menurut ACC/AHA/ESC 2006 dapat dilakukan pada : Pasien dengan frekuen, simptomatis, monomorfik PVC yang refrakter dengan terapi medikamentosa Pasien yang menghindari /menolak terapi medikamentosa jangka panjang Pemasangan Implantable Cardioverter Defibrilator ( ICD ) Indikasi pemasangan ICD adalah pasien dengan resiko sudden death yang tinggi, misalnya pasien dengan PVC yang frekuen , muncul pasca infark dengan penurunan fungsi fraksi ejeksi ( < 35%) atau kardiomiopati dilatasi Vagal Manuver Farmakologi
Penatalaksanaan untuk keadaan akut Mencari dan mengobati penyebab ( misalnya hipoksia, hipokalemia, hipomagnesemia ) Penatalaksanaan jangka panjang KELAS MEKANISME KERJA I Penyekat Channel Na A
OBAT Kuinidin , Prokainamid, Disopiramid
II
Depresi sedang fase 0 , konduksi lambat (2+) , memanjangkan repolarisasi Depresi minimal fase 0, konduksi lambat (0-1+), mempersingkat repolarisasi Depresi kuat fase 0, konduksi lambat (3+-4+) , efek ringan terhadap repolarisasi Beta Bloker
III IV
Prolong Repolarisation Calcium Channel Blocker
Amiodaron, Bretilium, Ibutilid Diltiazem , Verapamil
B
C
Lidokain, Meksiletin , Fenitoin, Tokainid Enkainid, Flekainid, Indekainid, Propafenon
Propranolol, asebutolol, esmolol
Penyekat Channel Na Kelas IA Menghambat arus masuk ion Na , menekan depolarisasi pada fase 0, dan juga memperlambat kecepatan konduksi serabut purkinje sehingga memanjangkan repolarisasi Penggunaan terapi : Efektif untuk pengobatan jangka pendek dan jangka panjang Bermanfaat untuk pengobatan paroksismal atrial takikardi Efektif untuk pengobatan jangka panjang depolarisasi prematur ventrikel dan takikardi ventrikel atau untuk pencegahan fibrilasi ventrikel. Tidak digunakan untuk pengobatan ventrikular takikardi yang menetap dan aritmia yang disebabkan digitalis , karena efek toksiknya mudah timbul. Dosis dan Sediaan Kuinidin : dosis oral, 3 -4 kali, 200 – 300 mg, untuk pasien dengan kontraksi atrium atau ventrikel prematur atau untuk terapi pemeliharaan
Penyekat Channel Na Kelas IB Mekanisme kerja mirip dengan IA , tetapi berlawanan dengan kelas IA, obat kelas IB mempercepat repolarisasi membran Penggunaan terapi : Lidokain : efektif terhadap aritmia ventrikel yang disebabkan oleh infark miokard, bedah jantung terbuka, digitalis Fenitoin : digunakan untuk aritmia atrium dan ventrikel yang disebabkan oleh digitalis Tokainid dan Meksiletin : untuk pengobatan aritmia ventrikel
Penyekat Channel Na Kelas IC Berafinitas tinggi terhadap channel Na di sarkolema ( membran sel ). Paling poten dalam memperlambat konduksi dan menekan arus masuk Na ke dalam sel. Enkainid dan flekainid telah digunakan dalam praktek , sedangkan propafenon dan indekainid sedang dalam penelitian
Beta Blocker Meningkatkan arus masuk ion K, dan pada dosis tinggi menekan arus masuk ion Na, dikenal sebagai efek stabilisasi membran Penggunaan terapi : Propranolol terutama digunakan untuk pengobatan takiaritmia supraventrikel. Propranolol merupakan obat pilihan yang paling baik untuk pengobatan depolarisasi prematur ventrikel yang simptomatis pada pasien yang tidak berpenyakit jantung organik
Prolong Repolarisation Mempunyai efek memperpanjang lama potensial aksi dan masa refrakter efektif serabut purkinje juga serabut otot ventrikel. Penggunaan terapi :
Bretilium : untuk pengobatan aritmia ventrikel yang mengancam jiwa yang gagal diobati dengan obat antiaritmia lini pertama seperti lidokain atau prokainamid. Amiodaron : sangat efektif untuk berbagai aritmia. Namun efek samping sering terjadi dan meningkat secara nyata setelah 1 tahun pengobatan, dapat mengenai berbagai organ dan dapat membawa kematian
Calcium Channel Blocker Menghambat channel Ca, dan juga perlambatan konduksi di AV node. Verapamil adalah satu – satunya CCB yang dipasarkan sebagai antiaritmia sedangkan manfaat diltiazem masih dalam penelitian. Penggunaan terapi : Obat pilihan pertama pada serangan akut paroksismal atrial takikardia. Dapat berguna untuk aritmia dengan hipertensi
Pasien dengan PVC yang simptomatis dan tanpa kelainan jantung organik dapat diberikan beta blocker. Misalnya Atenolol ( 25 – 100 mg/ hari ) atau metoprolol ( 50 – 200 mg/hari ). Selain itu pada pasien tanpa kelainan jantung organik ini, terapi ditujukan pada yang non farmakologi, seperti menghentikan kebiasaan minum kopi, merokok, stres, dll. Pada pasien PVC yang simptomatis, selain dapat diberi Beta blocker, dapat juga diberi CCB ( Verapamil, diltiazem ). 10. KOMPLIKASI Ventricular Tachycardi Ventricular Fibrilation Sudden Cardiac Death 11. PENCEGAHAN Hindari faktor – faktor pemicu misalnya kopi , merokok , alkohol , stres
DAFTAR PUSTAKA
Hudak, C.M, Gallo B.M. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Jakarta : EGC.1997 Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Alih bahasa Peter Anugrah. Editor Caroline Wijaya. Ed. 4. Jakarta : EGC ; 1994. Santoso Karo karo. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 1996 Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. J akarta : EGC; 2001. Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC;1999 Hanafi B. Trisnohadi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Ed. 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 2001 http://asuhankeperawatans.blogspot.com/2010/11/asuhan-keperawatan-aritmia-gangguan.html