FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL ansiu m domes domesticum Corr.) SEBAGAI REPELLENT KULIT LANGSAT ( L ansiu ANTINYAMUK NURUL RIZKY VANNY DUDE, HAMSIDAR HASAN, S.Si.,M.Si.,Apt, NURAIN THOMAS,S.Si.,M,Si.,Apt. Program Studi S1 Farmasi Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK Repellent merupakan suatu bahan yang berfungsi dalam melindungi manusia dari gigitan nyamuk. Kulit langsat ( Lansium Lansium domesticum Corr.) merupakan salah satu tumbuhan yang bersifat sebagai repellent antinyamuk dengan senyawa triterpenoidnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memformulasikan ekstrak etanol kulit langsat menjadi sediaan lotion. Optimasi basis lotion dilakukan pada tiga variasi konsentrasi setil alkohol 3%, 5%, dan 7% dan didapatkan F2 dengan konsentyrasi setil alkohol 5% sebagai basis yang optimum. Formula basis lotion F2 dilanjutkan pada formulasi lotion ekstrak etanol kulit langsat dengan tiga variasi konsentrasi 10 %, 20 %, dan 35 %. Ketiga formula lotion ekstrak etanol kulit langsat dilakukan uji organoleptis, sediaan, sediaan, uji daya sebar, uji daya lekat dan uji stabilitas yang meliputi pH dan viskositas yang dipapar pada suhu 15-300C, suhu 40C dan 400C. Kata Kunci
: Kulit Langsat, Lansium Langsat, Lansium domesticum Corr, domesticum Corr, lotion.
Pendahuluan
Metode
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami proses pengolahan apapun kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan. Di Indonesia kulit langsat banyak dimanfaatkan untuk pembuatan kosmetik seperti lulur, lotion dan krim. Lotion merupakan sediaan semi padat berupa emulsi yang ditujukan untuk pemakaian luar. Lotion merupakan sediaan yang mudah diaplikasikan dengan penyebaran yang merata (Mirnawaty, 2012). Pada penelitian ini diformulasikan sediaan lotion ekstrak etanol kulit langsat.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik, evaporator, blender, gunting, sendok tanduk, batang pengaduk, wadah maserasi, gelas ukur, gelas kimia Pyrex, Pot salep No.50, Magnetic Stirrer,Sentrifugasi, penangas air, corong pisah, tabung reaksi reaksi Pyrex, Pyrex, rak tabung, cawan porselin, kaca arloji, mortar, stamper, Erlenmeyer, pH meter, sentrifugasi. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kulit langsat, Etanol 96%, Sweet almond oil , kertas saring, Aquadest, Span 80®,
Tween 80® Crodamol SS®, Setostearil alkohol, Setil Alkohol, Gliserin, Asam Sitrat, Natrium Sitrat , α-tocoferol, DMDM Hydantoin, Propilen glikol, LiebermannBurchard. Ek str aksi M aserasi
Sebanyak ± 400 g sampel yang telah dihaluskan diekstraksi dengan cara maserasi yakni merendam sampel dalam pelarut etanol 96% selama 3 kali 24 jam sambil sekali-kali diaduk. Ekstrak kulit langsat tersebut disaring untuk dipisahkan antara residu dan filtratnya. Filtrat dipartisi menggunakan pelarut N-Heksan dengan perbandingan 1:1. Dipisahkan hasil partisi dan diambil lapisan bagian atas. Lapisan bagian atas yang diperoleh dari perlakuan sebelumnya dimasukkan ke dalam alat evaporator untuk memisahkan ekstrak langsat dan pelarutnya. Selanjutnya menampung ekstrak kental yang diperoleh pada labu Erlenmeyer. Skri ning Fi tokimia
Triterpenoid Pemeriksaan triterpenoid dilakukan dengan reaksi LiebermannBurchard. Larutan uji sebanyak 2 ml diuapkan dalam tabung reaksi. Ekstrak ditambahkan 0,5 mL asam asetat anhidrat dan 2 mL asam sulfat pekat melalui dinding tabung. Berubah merah kecoklatan menunjukkan adanya triterpenoid (Ciulei, 1984). Optimasi Basis Lotion
Pada optimasi basis lotion ini menggunakan basis emulsi, langkah pertama dalam pembuatan sediaan lotion yakni dengan memisahkan fase
minyak (almond oil dan Span 80 ) dan fase air (Tween 80 dan air). Kedua fase di panaskan pada suhu 60-70 oC. Setelah pelarutan antara tween 80 dan Span 80 pada masing-masing fasenya, ditambahkan bahan tambahan lainnya berdasarkan kelarutannya. Fase air dan fase minyak dicampurkan menggunakan pengaduk elektrik ultraturax pada kecepatan 3200 rpm selama 2 menit. Pengadukan dilakukan hingga kedua fase homogen. Pada optimasi basis digunakan 3 variasi konsentrasi setil alkohol yakni 3%, 5%, 7%. Formulasi Sediaan Lotion Ekstrak Etanol Kulit Langsat
Langkah awal dalam pembuatan sediaan lotion ekstrak etanol kulit langsat ( Lansium domesticum) yakni dengan memisahkan bahan-bahan yang larut dalam fase air dan bahan bahan yang larut dalam fase minyak. Kedua fase tersebut dipanaskan pada suhu 60 - 70oC yang kemudian kedua fase tersebut dicampurkan menggunakan Ultra Turax dengan kecepatan 3200 rpm selama 2 menit. Pada pembuatan lotion ekstrak etanol kulit langsat menggunakan 3 varian konsentrasi ekstrak kulit langsat yang berbeda yakni 10%, 20%, dan 35%. Evaluasi Sediaan a.
Evaluasi Organoleptis Pemeriksaan organoleptis meliputi warna, bau dan homogenitas yang diamati secara visual. b. Evaluasi pH Evaluasi pH sediaan lotion menggunakann alat pH meter. Satu gram sediaan yang akan diperiksa dan diencerkan dengan air suling hingga
c.
d.
e.
f.
10 mL. Elektroda pH meter dicelupkan ke dalam larutan yangd iperiksa, jarum pH meter dibiarkan bergerak sampai menunjukkan posisi tetap, pH yang ditunjukkan jarum pH meter dicatat (Depkes RI, 1995). Evaluasi Viskositas Lotion ekstrak etanol kulit langsat sebanyak 25 gram dimasukkan ke dalam wadah, lalu dipasang rotor no.1 dan pastikan bahwa rotor terendam dalam sediaan uji. Alat viscometer BrookField dinyalakan dan dipastikan bahwa rotor dapat berputar. Diamati jarum penunjuk dari viskosimeter yang mengarah ke angka pada skala viskositas untuk rotor no 1 yang tersedia, ketika jarum menunjukkan ke arah yang stabil, maka angka itulah merupakan viskositasnya (Zulkarnain, 2013). Evaluasi F r eeze Thaw Sediaan lotion disimpan pada suhu dingin 4oC selama 24 jam, lalu dikeluarkan dan ditempatkan pada suhu 40oC selama 24 jam, proses ini dihitung 1 siklus. Percobaan ini dilakukan selama 7 siklus. Kemudian hasil dari cycling test dibandingkan dengan sediaan sebelumnya. Evaluasi sentrifugasi Sediaan lotion dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi kemudian dilakukan sentrifugasi pada kecepatan 3750 rpm selama 30 menit. Uji sentrifugasi ini menggambarkan kestabilan lotion karena pengaruh gravitasi yang setara selama 1 tahun. Evaluasi Daya Sebar Sebanyak 0,5 gram krim diletakkan dengan hati-hati di atas kertas grafik yang dilapisi plastik transparan, dibiarkan sesaat (15 detik) dan luas daerah yang diberikan oleh sediaan dihitung, kemudian tutup lagi
dengan plastik yang diberi beban tertentu masing-masing 1, 2, dan 5 g dan dibiarkan selama 60 detik pertambahan luas yang diberikan oleh sediaan dapat dihitung (Voigth, 1994). g. Evaluasi Daya Lekat Sampel 0,25 gram diletakan diatas 2 object glass yang telah ditentukan. Kemudian ditekan dengan beban 1 kg selama 5 menit. Setelah itu beban diangkat dari object glass kemudian object glass dipasang pada alat uji. Alat uji diberi beban 80 gram dan kemudian dicatat waktu pelepasannya krim dari object glass (Miranti, 2009).
Hasil Ekstraksi Maserasi
Sampel sebanyak 400 g diekstraksi secara maserasi selama 3 x 24 jam menggunakan pelarut etanol 96% dan dipartisi menggunakan N-Heksan menghasilkan ekstrak sebanyak 13 gram. Skrining Fitokimia
Skrinning fitokimia merupakan analisis kualitatif terhadap senyawasenyawa metabolit sekunder. Pada penelitian ini uji skrining fitokimia menggunakan pereaksi Lieberman Burrchard . Pada skrining fitokimia menghasilkan perubahan warna warna merah kecoklatan menandakan positif triterpenoid (Poongthai et al., 2011). Optimasi Basis Lotion
optimasi basis sediaan lotion yang dapat dilihat pada tabel 1. tujuan dari optimasi basis ini adalah untuk mendapatkan basis sediaan lotion yang
Jumlah Bahan (%) BAHAN
stabil dan baik. Bahan yang digunakan pada formulasi ini dibuat dalam sediaan lotion emulsi m/a. Pada penelitian ini digunakan kombinasi 2 surfaktan yakni tween 80 dan span 80 mengingat sediaan ini diformulasikan dalam bentuk emulsi m/a. Tween 80 adalah agen pengemulsi yang larut air sehingga mampu membentuk emulsi tipe m/a. Span 80 merupakan agen pengemulsi nonionik, dimana gugus lipofiliknya lebih dominan. Selain itu pada optimasi basis ini menggunakan 3 variasi konsentrasi setil alkohol sebagai peningkat viskositas. Tabel 1. Hasil Optimasi Basis Lotion Sumber Data: Data Primer yang diolah, 2015
Keterangan : M (Memisah) TM (Tidak Memisah) Hasil optimasi basis dapat dilihat pada tabel 1, dari hasil yang didapatkan pada F2 dan F3 menunjukan tidak adanya pemisahan. Namun pada F3 terlihat bahwa penampak dari sediaan menyerupai sediaan krim karena memiliki viskositas yang tinggi sehingga tidak dapat dituang, karena Menurut Ansel (1989) lotion adalah sediaan topikal tanpa obat untuk penggunaan topikal yang kecairannya memungkinkan pemakaian yang merata, sehingga viskositas dari lotion lebih rendah dibandingkan krim (dalam Hutagalung, 2013) Oleh karena itu dipilih F2 sebagai basis yang stabil.
Ekstrak Kulit Langsat Fase Minyak Sweet Almond oil Span 80 Crodamol SS Alpha Tocoferol Setil Alkohol Setostearil Alkohol Fase Air Tween 80 Propilen glikol Gliserin Asam Sitrat Natrium Sitrat DMDM Hydantoin Aquadest Hasil
F2a 10
F2b 20
F2c 35
15 1,4 0,5 0,02 5 5
15 1,4 0,5 0,02 5 5
15 1,4 0,5 0,02 5 5
3,598 5 5 0,294 0,137 0,5 100
3,598 5 5 0,294 0,137 0,5 100
3,598 5 5 0,294 0,137 0,5 100
TM
TM
TM
Formulasi Sediaan Lotion Ekstrak Etanol Kulit Langsat tahap ini zat aktif atau ekstrak etanol kulit langsat dibuat dalam beberapa variasi konsentrasi (dapat dilihat pada tabel 2) yang kemudian ditambahkan pada basis formula F2. Setelah zat Jumlah Bahan (%) BAHAN Fase Minyak Sweet Almond oil Span 80 Crodamol SS Alpha Tocoferol Setil Alkohol Setostearil Alkohol Fase Air Tween 80 Propilen glikol Gliserin Asam Sitrat Natrium Sitrat DMDM Hydantoin Aquadest Hasil
F1
F2
F3
15
15
15
1,4 0,5 0,02
1,4 0,5 0,02
1,4 0,5 0,02
3 5
5 5
7 5
3,598 5 5 0,294 0,137 0,5
3,598 5 5 0,294 0,137 0,5
3,598 5 5 0,294 0,137 0,5
100
100
100
M
TM
TM
aktif ditambahkan pada basis, didapatkan 3 formula sediaan lotion ekstrak etanol kulit langsat yang meliputi F2A,F2B,F2C. Ketiga formula ekstrak etanol kulit langsat ( Lansium domesticum Corr.) di sentrifugasi menggunakan alat sentrifus. Tujuan sentrifugasi yaitu untuk melihat adanya pemisahan dari fase terdispersi karena adanya pembentukan krim atau
penggumpalan bila emulsi dipaparkan pada sentrifugasi (Lachman et al ., 1994). Pada hasil evaluasi sentrifugasi terlihat tidak adanya pemisahan pada ketiga formula lotion ekstrak etanol kulit langsat ( Lansium domesticum Corr.). Dapat dilihat pada tabel 2. Sumber Data: Data Primer yang diolah, 2015
Evaluasi Sediaan Evaluasi Organoleptis
konsentrasi ekstrak kulit langsat yang digunakan, semakin berwarna kuning sediaan yang dihasilkan. Namun ketiga formula ini memiliki bau khas yang sama yakni bau kulit langsat dan menunjukan sediaan yang homogen. Evaluasi pH Pada evaluasi ini pada suhu ruangan dengan suhu 15-30oC diukur dengan menggunakan pH mete. Berdasarkan tabel 3. bahwa hasil pengukuran pH selama 7 siklus atau T0-T30 adalah berkisar ± 5, hal tersebut sesuai dengan pH kulit 4,5-7,0 (Wasitaatmadja, 1997). Evaluasi Viskositas Ketiga formula dilanjutkan dengan evaluasi stabilitas viskositas sediaan ekstrak etanol kulit langsat ( Lansium domesticum Corr.). Pada evaluasi ini pada suhu ruangan dengan suhu 1530oC diukur dengan menggunakan pH meter dan viscometer Brookfield, menurut (Martin dkk, 1993) viskositas adalah suatu pernyataan tekanan dari suatu cairan untuk mengalir, makin rendah viskositas maka makin tinggi tahanannya. Lotion memiliki viskositas yang lebih rendah dari sediaan krim dan gel sehingga lebih mudah digunakan (penyebarannya lebih merata daripada krim). Lotion cocok untuk daerah kulit yang berbulu
ketiga formula tersebut diamati secara organoleptis yang meliputi warna, bau dan homogenitas. Dari hasil pengamatan diperoleh untuk F2A memiliki warna putih gading, sedangkan untuk F2B dan F2C memiliki warna putih kekuningan. Perubahan warna dari masing-masing formula ini dikarenakan warna dari ekstrak kulit langsat yang berwarna kuning, sehingga terjadi perunbahan warna pada sediaan. Semakin besar seperti kulit kepala dan menyebar dalam bentuk lapisan tipis sehingga lebih ekonomis (Ansel, 1989). sedangkan pada tabel 4. menunjukan pengukuran viskositas ketiga sediaan yang berkisar ± 1500 cps. Evaluasi F reeze Thaw Evaluasi Freezthaw yang dilakukan selama 7 siklus yang meliputi viskositas dan pH. Untuk setiap siklus dipapar pada suhu 400C selama 48 jam, lalu ditempatkan pada suhu 40C selama 48 jam. Tujuan dari evaluasi Freeze thaw ini adalah untuk mengevaluasi shelf-life dari suatu sediaan. Selain itu tujuan dari uji Freeze thaw yaitu untuk mendapatkan hasil yang diinginkan pada waktu sesingkat mungkin dengan cara menyimpan sampel pada kondisi yang dirancang untuk mempercepat terjadinya perubahan yang biasanya terjadi pada kondisi normal (Laverius, 2011). Dari hasil yang diperoleh menunjukan adanya perubahan pH selama 0 penyimpanan pada suhu 40 C dan 40C selama 7 siklus yang dapat dilihat pada tabel 5. Berdasarkan hasil pengukuran pH, dihasilkan pH sediaan berkisar ± 5, hal tersebut sesuai dengan pH kulit manusia 4,5-7,0 (Wasitaatmadja, 1997). Sedangkan untuk evaluasi
viskositas diukur menggunakan viskometer Brookfield selama 7 siklus, dari hasil yang diperoleh terjadi perubahan viskositas selama 0 penyimpanan pada suhu 40 C dan 40C selama 7 siklus. Viskositas yang dihasilkan berkisar ± 1700 cps. Evaluasi Daya Sebar evaluasi daya sebar lotion ekstrak etanol kulit langsat ( Lansium domesticum Corr.) dengan menggunakan beban diantaranya 1,2 dan 5 gram beban. Uji daya sebar dilakukan bertujuan melihat sejauh mana lotion dapat menyebar merata bila diaplikasikan ke kulit. dari hasil yang diperoleh menunjukan adanya perbedaan daya sebar dari masingSiklus 0 1 2 3 4 5 6
pH F1 5,64±0,005 5,59±0,005 5,70±0,015 5,69±0,017 5,78±0,011 5,70±0,01 5,73±0,011
masing formula. Hal tersebut diakibatkan adanya perbedaan viskositas dari masing-masing formula, karena Daya sebar berbanding terbalik dengan viskositas. Semakin encer suatu lotion, semakin besar daya sebarnya (Shintaningsih, 2007). Dari hasil yang diperoleh daya sebar lotion ekstrak etanol kulit langsat berkisar 3,5 - 5 cm. Menurut Laverius Tabel 3. Hasil Evaluasi pH Sediaan Pada Suhu 15-30 0C Selama 7 siklus Tabel 4. Hasil Evaluasi pH Sediaan Pada Suhu 15-30 0C Selama 7 siklus Siklus
Viskositas Formula I
(2011) menyatakan bahwa daya sebar sediaan semisolid yakni berkisar >5 cm, sehingga daya sebar dari ekstrak etanol kulit langsat memenuhi syarat dari daya sebar sediaan semi solid. Evaluasi Daya Lekat Uji daya lekat pada ketiga formula dengan menggunakan beban 1000 gram dan 80 gram (Zulkarnain, 2013). Dari uji daya lekat didapatkan hasil yang dapat dilihat pada tabel 6, ketiga formula memiliki daya lekat yang berbeda yang dikarenakan perbedaan viskositas dari masing-masing formula. Perbedaan viskositas ini terjadi akibat perbedaan dari konsentrasi zat aktif, zat aktif (ekstrak kulit langsat) memiliki fisik yang
Formula
Formula
F2 5,66±0,011 5,49±0,011 5,60±0,02 5,58±0,011 5,61±0,01 5,65±0,011 5,64±0,005
F3 5,65±0,005 5,63±0,01 5,68±0,005 5,57±0,005 5,64±0,01 5,67±0,005 5,68±0,005
kental sehingga dapat mempengaruhi viskositas dari sediaan.
II
III
0
1703±11,01
1697±4,58
1672±4,35
1
1685±5,13
1680±7,09
1681±3,05
2
1688±4,58
1584±4,58
1593±3
3
1460±5
1581±2,51
1542±4,35
4
1562±4,35
1697±6,08
1596±5,29
5
1514±4,5
1670±4,16
1651±4,16
6
1625±4,72
1647±2,51
1648±7,5
us
0
1
Tabel 5. Hasil Evaluasi F reeze Thaw Sikl
pH
us
0
1
2
3
4
5
6
2
Formul
Formul
Formul
aI
a II
a III
5,69±0,
5,72±0,
5,75±0,
005
005
005
5,70±0,
5,72±0
5,68±0,
005
01
5,74±0,
5,73±0,
5,73±0,
01
03
005
5,80±0,
5,79±0,
5,76±0,
01
01
01
5,81±0,
5,80±0,
5,75±0,
01
01
01
5,75±0,
5,75±0,
5,79±0,
01
01
005
5,78±0,
5,78±0,
5,50±0,
01
01
005
Sumber Data: Data Primer yang
3
4
5
6
Formul
Formul
Formul
aI
a II
a III
1796±4,
1791±3,
1846±3,
16
21
15
1999±1
1991±4,
1817±5,
1,9
72
29
1795±5,
1984±4,
1973±4,
13
58
04
1724±5,
1893±4
1843±6,
56
65
1852±4,
1728±3,
1872±4,
50
08
5
1724±4,
1768±3,
1731±5,
50
78
68
1811±4,
1803±7,
1855±5,
7
6
13
Sumber Data: Data Primer yang diolah, 2015
Tabel 6. Hasil Evaluasi Daya Lekat Lotion Formula
Waktu (detik)
F2A
6 detik
F2B
9 detik
F2C
9 detik
diolah, 2015 Sikl
Viskositas
Kesimpulan Ekstrak etanol kulit langsat ( Lansium domesticum Corr.) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan lotion dengan formulasi ekstrak etanol kulit langsat dengan konsentrasi 10%, 20%, 35% dan stabil berdasarkan evaluasi stabilitas yang meliputi evaluasi organoleptis, viskositas, dan pH selama 7 siklus.
Daftar Pustaka Amalliyah, B. 2013. Stabilitas Fisika Sediaan Body Scrub Mengandung Bekatul, Rice Bran Oil, virgin Coconut Oil (VCO), Kopi dan Ekstrak Aloevera Dengan Bahan Pengawet DMDM Hydantoin dan Natrium Benzoat. Jurnal Ilmiah. Surabaya: Universitas Surabaya
Ansel, H.C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Penerjemah: Farida Ibrahim. Edisi keempat. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Arbieastutie, Yanieta, & Muslihati. 2008. Isolasi dan uji aktivitas kandungan kimia dari biji duku (Lansium domesticum Corr). Universitas Tanjung Pura. Balfas, R., dan M. Willis. 2009. Pengaruh Ekstrak Tanaman Obat Terhadap Mortalitas dan Kelangsungan Hidup Spodoptera litura F. (Lepidoptera: Noctuidae). Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Budianto,F. 2012. Bioinsektisida dari tumbuhan bakau merah (rhizhopora stylosa. Griff) (rhizophoraceae). Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Ciulei, J. 1984. Methodology for Analysis of Vegetables and Drugs. Bucharest: Faculty of Pharmacy. Croda. 2014. Pharmaceuticals Dermatology Delivering your Solution Animal Health Nutraceuticals. Croda Europe Ltd. Dewangga, A, L. 2013. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan fraksi nonpolar ekstrak etanol bawang putih (allium sativum l.) Terhadap bakteri streptococcus mutans dan pseudomona saeruginosa serta bioautografi. Surakarta: Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Ditjen POM. 1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Elfiyani,R. 2013. Perbandingan Penggunaan Setil Alkohol dan Setostearil Alkohol Sebagai Thickening Agent Terhadap Stabilitas Fisik Scalp Lotion Ekstrak Etanol 96% Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.). Jakarta: UHAMKA. EPA, 2007. The Insect Repellent Deet . http://www.epa.gov/pesticides/fa ctsheets/chemicals/deet.html. Diakses 1 Januari 2015. Harborne, J, B. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Bandung: ITB. Haryanto,Y,R.,Wahyu,V.,Amelia.,A., Arif.,dan Ya’Julchairi. 2014. Formulasi Sediaan Losio Ekstrak Metanol Kulit Langsat (Lansium domesticum) Sebagai Repelan Pada Nyamuk Betina. Pontianak : Universitas Tanjungpura. Hutagalung, D. 2013. Pengaruh Ekstrak Daun Kenikir (tagetes erecta l.) Sebagai Repellent Terhadap Nyamuk Aedes spp. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Medan.
Sumatra
Utara
:
Islamiyah,M, A.,Setyo, Z.,Penata. 2013. Distribusi dan Komposisi Nyamuk di Wilayah Mojokerto. Brawijaya : Malang Khan, A. 2014. Pesticidal and pest repellency activities of a plant derived triterpenoid 2α,3β,21β,23,28-penta hydroxyl 12-oleanene against Tribolium castaneum. Biological Research Kumar, K, K. 2011. Formulation And Evaluation Of Diacerein Cream. India: Narasaraopeta Institute of Pharmaceutical Sciences Lachman, L., Lieberman HA, Kanig JL. Teori dan Praktek Farmasi Indrustri. Edisi Ketiga. Vol.III. Jakarta: UI Press. Laverius,F.,A. 2011. Optimasi Tween 80 dan Span 80 Sebagai Emulsifying Agent Serta Carbopol Sebagai Gelling Agent Dalam Sediaan Emulgel Photoprotector Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis l.): Aplikasi Desain Faktorial . Yogyakarta: Universitas Martin, A., Swarbric k, J., and Ca mma rata, A. 1993. Farmasi Fisik : Dasar – dasar Farmasi Fisik dalam Ilmu Farmasetika. Universitas Indonesia: Jakarta Sanata Dharma Mayanti,T. 2009. Kandungan Kimia dan Bioaktivitas Tanaman Duku. Bandung : Universitas Padjajaran. Miranti, L. 2009. Pengaruh Konsentrasi Minyak Atsiri Kencur (Kaempferia galangae)
Dengan Basis Salep Larut Air Terhadap Sifat Fisik Salep dan Daya Hambat Bakteri Staphylococcus aureus Secara In vitro. Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Muhamadiyah. Mirnawaty.,Supriadi.,B.,Jaya. 2012. Uji Efektivitas Ekstrak Kulit Langsat ( Lansium domesticum) Sebagai Anti Nyamuk Elektrik Terhadap Nyamuk Aedes Aegypti. Palu : Universitas Tadulako. Mustanir. 2011. Aktifitas Repellent Nyamuk Lotion Kombinasi Ekstrak Batang Vitex trifolia L. Dan N,N-Dietil-MetaToluamida. Sumatra Utara: Unsyiah Noe,A.Y. 2014. Formulasi dan Optimasi Gel Arbutin Dalam Penghambatan Hiperpigmentasi Pada Kelinci Jantan (Orictolagus cuniculus) Secara In Vivo. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo Prijono, D. 1999. Prospek dan Strategi Pemanfaatan Insektisida Alami Dalam PHT. Bahan Pelatihan Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida Alami Pusat Kajian PHT , Institut Pertanian Bogor : Bogor. Poongthai,A. 2011. Preliminary phytochemicals screening of ficus racemosa linn. Bark. India: Avinashilingam Deemed University for Women Rowe,
R. 2009. Handbook Pharmaceutical Excipient
of 6th
Edition. Washington: Pharmaceutical Press
Penelitian Rawa.
Pertanian
Lahan
Shahin,M. 2011. Development Of Stable O/W Emulsions Of Three Different Oils.Canada. University Of Alberta
Tobo, F. 2001. Buku Pegangan Laboratorium Fitokimia. Laboratorium Fitokimia Jurusan Farmasi Unhas: Makassar
Shintaningsih, L. 2007. Optimasi Komposisi Polysorbate 80 & Cetyl Alcohol Sebagai Emulsifying Agent Dalam Lotion Virgin Coconut Oil Dengan Aplikasi Desain Faktorial . Yogyakarta: Universitas Sanatadharma.
Voight, 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi 5. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sitompul,F,A. 2013. Uji Efektifitas Insektisida Nabati Terhadap Mortalitas leptocorisa acuta thunberg Pada Tanaman Padi (oryza sativa l.) Di rumah Kaca. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara : Medan Soedarto. (1992). Entomologi Kedokteran. Cetakan Pertama. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Soegijanto, S. 2006. Demam Berdarah Dengue. Airlangga University Press : Surabaya. Sritrabuta,D. 2013. Repellent activity of herbal essential oils against Aedes aegypti (Linn.) and Culex quinquefasciatus (Say.). Bangkok: King Mongkut’s Institute of Technology Ladkrabang. Thamrin, M., S. Asikin, Mukhlis dan A. Budiman. 2007. Potensi Ekstrak Flora Lahan Rawa Sebagai Pestisida Nabati. Balai
Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik . Universitas Indonesia Press: Jakarta World Health Organization. 2005. Bahaya Bahan Kimia Pada Kesehatan Manusia dan Lingkungan. EGC: Jakarta Yunia, N. 2006. Aktivitas Insektisida Campuran Ekstrak Empat Jenis Tumbuhan Terhadap Larva Crocidolomia pavonana (F.) (Lepidoptera: Pyralidae). Skripsi. Institut Pertanian Bogor : Bogor. Zulkarnain,K. 2013. Stabilitas Fisik Sediaan Lotion O/W Dan W/O Ekstrak Buah Mahkota Dewa Sebagai Tabir Surya Dan Uji Iritasi Primer Pada Kelinci. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Jurnal yang berjudul Formulasi dan Evaluasi sediaan Lotion Ekstrak Etanol Kulit Langsat (Lansium domesticum Corr. ) Sebagai Repellent Antinyamuk
Oleh Nurul Rizky Vanny Dude Telah diperiksa dan disetujui
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
HAMSIDAR HASAN, S.Si, M.Si, Apt NIP. 19700525 200501 2 001
NURAIN THOMAS, S.Si, M.Si, Apt NIP. 198221231 200801 2 012
MENGETAHUI KETUA JURUSAN FARMASI
Dr. WIDYSUSANTI ABDULKADIR, M.Si., Apt
NIP. 19711217 200012 2 001