LAPORAN KASUS
I.
IDENTITAS
Nama
: Nurahmah
Umur
: 54 tahun (20-10-1964)
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Minasa upa
Pekerjaan
: IRT
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Tgl Pemeriksaan
: 16 Januari 2017
No. RM
: 09 23 06
TanggalPemeriksaan : 16 Juni 2016
II.
ANAMNESIS
Autoanamnesis, pada tanggal 16 Januari 2017 Keluhan Utama: Rasa mengganjal pada kedua mata Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien perempuan berusia 54 tahun datang ke BKMM Makassar dengan keluhan kedua matanya terasa mengganjal (+) yang dialami 3-4 bulan yang lalu tapi memberat ± 2 minggu terakhir. Keluhan ini tidak disertai nyeri hanya saja terasa tidak nyaman, gatal (+), mata berair (+), mata merah (-).
1
Riwayat Penyakit Dahulu
a. Umum -
Hipertensi
: disangkal
-
Kolesterol
: disangkal
-
Penyakit jantung
: disangkal
-
Diabetes Melitus
: disangkal
b. Mata -
Riwayat sakit mata sebelumnya
:
-
Riwayat penggunaan kaca mata baca : (+)
-
Riwayat operasi mata
-
Riwayat trauma mata sebelumnya : disangkal
: Tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga:
Penyakit mata serupa : tidak ada Penyakit mata lainnya : disangkal Diabetes
: disangkal
Glaukoma
: disangkal
Alergi
: disangkal
2
III.
PEMERIKSAAN FISIK A. STATUS GENERALIS
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda Vital
: Tekanan Darah
: 150/90mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Respirasi
: 20x/menit
Suhu
: Afebris
B. STATUS OPTHALMOLOGIS
3
OD
Pemeriksaan
OS
20/20
Visus
20/20
Kedudukan bola
Orthoforia
mata
Orthoforia
Gerakan bola mata Normal
Lapangan pandang
Normal
Edema (-) spasme (-)
Palpebra
Edema (-) spasme (-)
Hiperemis (-), lithiasis
Konjungtiva
Hiperemis (-), lithiasis (+),
(+), edema (-), sekret (-)
palpebra superior
edema (-), sekret (-)
Hiperemis (-), lithiasis
Konjungtiva
Hiperemis (-), lithiasis (+),
(+), edema (-), sekret (-)
palpebra inferior
edema (-), sekret (-)
Tidak ada kelaian
Sklera
Tidak ada kelaian
Jernih
Kornea
Jernih
Kedalaman cukup
COA
Kedalaman cukup
Coklat, kripte (+)
Iris
Coklat, kripte (+)
Bulat, sentral, reguler Ø 3 mm, RP(+) N
IV.
Bulat, sentral, reguler Ø 3 mm, RP(+) N
Jernih
Lensa
Jernih
Cemerlang (+)
Refleks Fundus
Cemerlang (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
V.
Pupil
Tidak dilakukan
RESUME
Pasien perempuan berusia 54 tahun datang ke BKMM Makassar dengan keluhan kedua matanya terasa mengganjal (+) yang dialami 3-4 bulan yang lalu tapi memberat ± 2 minggu terakhir. Keluhan ini tidak
4
disertai nyeri hanya saja terasa tidak nyaman, gatal (+), mata berair (+), mata merah (-). Pada pemeriksaan status ophtalmologi VOD 20/20, lithiasis (+) konjungtiva palpebra superior dan inferior, benjolan berwarna putih kekuningan padat. Pada VOS 20/20, lithiasis (+) konjungtiva palpebra superior dan inferior benjolan berwarna putih kekuningan padat.
VI.
DIAGNOSIS KERJA
ODS Lithiasis + Presbiob Dasar Diagnosis : 1. Benjolan
putih
kekuningan
yang
mengeras
di
konjungtiva
tarsal/palebralis. 2. Diameternya kecil-kecil, berukuran <1-3mm. 3. Biasanya jumlahnya multiple.
VII.
DIAGNOSIS BANDING
Hordeolum Ektropion Dasar Diagnosis : 1. Benjolan yang nyeri bila di tekan 2. Kelopak bengkak dengan rasa sakit. 3. Rasa mengganjal dan merah.
VIII.
ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kadar kolesterol serum darah
5
IX.
PENATALAKSANAAN
Medika Mentosa
:
Cendo Lyters ED 5x1 tetes ODS Berisi
Cendo Polydex ED 4x1 tetes ODS Berisi
Non-medikamentosa
:
Ekstraksi lithiasis Dilakukan bila ukuran dan jumlah yang cukup banyak, dan mengiritasikan kornea dan konjungtiva.
X.
Melakukan rujukan ke spesialis mata.
PROGNOSIS
OCCULI SINISTRA (OS)
OCCULI DEXTRA(OD)
Ad Vitam
:
Bonam
Bonam
Ad Fungsionam
:
Bonam
Bonam
Ad Sanationam
:
Bonam
Bonam
6
TINJAUAN PUSTAKA KONJUNGTIVA Anatomi
Secara anatomis konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva palpebralis melapisi permukaan posterior kelopak mata dan melekat erat ke tarsus. Di tepi superior dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke posterior (pada forniks superior dan inferior) dan membungkus jaringan episklera menjadi konjungtiva bulbaris. Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum orbital di forniks dan melipat berkali-kali. Adanya lipatan-lipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan memperbesar permukaan konjungtiva sekretorik.
1
Gambar 3.1. Anatomi konjungtiva
7
Histologi
Secara histologis, lapisan sel konjungtiva terdiri atas dua hingga lima lapisan sel epitel silindris bertingkat, superfisial dan basal . Sel-sel epitel superfisial mengandung sel-sel goblet bulat atau oval yang mensekresi mukus yang diperlukan untuk dispersi air mata. Sel-sel epitel basal berwarna lebih pekat dibandingkan sel-sel superfisial dan dapat mengandung pigmen. Stroma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid (superfisialis) dan satu lapisan fibrosa (profundus). Lapisan adenoid mengandung jaringan limfoid dan tidak berkembang sampai setelah bayi berumur 2 atau 3 bulan. Lapisan fibrosa tersusun dari jaringan penyambung yang melekat pada lempeng tarsus dan tersusun longgar pada mata. Perdarahan dan Persarafan
Arteri-arteri konjungtiva berasal dari arteria siliaris anterior dan arteria palpebralis. Kedua arteri ini beranastomosis dengan bebas dan bersama dengan banyak vena konjungtiva membentuk jaringan vaskular konjungtiva yang sangat banyak. Konjungtiva juga menerima persarafan dari percabangan pertama nervus V dengan serabut nyeri yang relatif sedikit.
LITHIASIS Definisi
Disebut juga konjungtiva konkresi, yang merupakan bagian seperti kecil keras, berwarna putih kekuningan, kalsifikasi, dangkal terkubur di bawah konjungtiva palpebra. Sebagian concretions dalam bentuk mata di konjungtiva
8
palpebra, yang merupakan membran yang jelas untuk mengelilingi bagian dalam kelopak mata.2 Penyebab
Konjungtivitis kronis (misalnya trachoma) dan faktor penuaan adalah dua penyebab konjungtiva konkresi, yang akan membuat degenerasi sel konjungtiva untuk menghasilkan inklusi kista epitel, diisi dengan sel epitel dan puing-puing keratin. Setelah kalsifikasi, kista konjungtiva mengeras dan membentuk konjungtiva konkresi. Manifestasi Klinis
Umumnya asimtomatik. Gejala umum termasuk ketidaknyamanan pada mata, iritasi mata, dan sensasi benda asing.2,3 Tanda klinis yang didapatkan berupa: 3 -
Benjolan putih kekuningan yang mengeras di konjungtiva tarsal/palpebralis (superior atau inferior).
-
Diameternya kecil-kecil, berukuran <1-3mm.
-
Biasanya jumlahnya multiple.
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan, A. 2010. Oftalmologi Umum , Ed 17 . EGC, Jakarta 2. Sowka J W., Gurwood A S., Kabat A G. 2011. The Handbook of Ocular th
Disease M anagement , Ed 13 . RPA, U.S
3. Haicl P, Jankova H. 2015. Cli ni cal M anagement Guidl in es: Cobcretions . The College of Optometrist (Conju nctival L ith iasis)
10