Lymphedema akumulasi cairan interstisial kaya protein dalam kulit dan jaringan subkutan akibat disfungsi disfungsi limfatik.
Terbagi 2 :
lymphedema primer Kasus-kasus di mana etiologi tidak diketahui atau bawaan disfungsi limfatik
lymphedema sekunder Lymphedema yang terjadi dari penyumbatan
ETIOLOGI
Lymphedema primer
kelainan genetik (penyakit Milroy, lymphedema praecox, lymphedema tarda).
Lymphedema sekunder
-
infeksi parasit Wuchereria bancrofti
-
kerusakan atau pengangkatan bening regional dengan operasi
-
Radiasi
-
tumor invasi
-
akibat dari infeksi atau peradangan
kelenjar
getah
PATOFISIOLOGI
Normalnya fungsi pembuluh limfe untuk memindahkan cairan dari kapiler yang terakumulasi di interstitial.
Keluarnya cairan kaya protein terjadi ketika banyaknya cairan melebihi kapasitas transportasi limfatik .
Terjadi akumulasi cairan tekanan oksigen menurun penurunan fungsi makrofag, dan adanya peningkatan jumlah cairan kaya protein inflamasi kronis dan fibrosis.
DIAGNOSIS
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, termasuk penyakit jantung, ginjal, hati, dan penyakit vena.
Lymphedema awalnya berupa pitting edema bertahap menjadi non-pitting edema
Lymphology. 2003;36:84
Pasien mungkin mengeluh kelelahan atau tekanan di ekstremitas.
Teknik pencitraan dapat digunakan dalam diagnosis diferensial dan penilaian hasil terapi.
Limfoskintigrafi menggunakan radiokoloid dapat menggambarkan anatomi pembuluh getah bening dan mengevaluasi dinamika aliran getah bening. Swollen lower limb: lymphoedema. BMJ . 2000
Deep Vein Thrombosis, atau kelainan vaskuler kronis, didapatkan risiko edema ekstrim ultrasonografi perlu dilakukan.
Lymphedema dengan onset yang akut mengindikasikan terjadinya keganasan yang menekan saluran limfatik dieksklusi dengan Computed Tomography dan Magnetic Resonance Imaging
TERAPI MEDIS
Perawatan kaki akan membantu untuk mencegah infeksi jamur. Terapi antijamur topikal dianjurkan untuk infeksi jamur lokal, tetapi infeksi invasif mungkin memerlukan terapi antijamur sistemik.
Infeksi parasit yang melibatkan W.bancrofti dan Brugia malayi pada awalnya diobati dengan diethylcarbamazine
Antihistamin dan / atau agen anti-inflamasi digunakan untuk mengontrol reaksi alergi
Pengobatan agresif dan cepat dari limfangitis atau cellulitis dianjurkan untuk mencegah perkembangan sepsis.
Disarankan pengobatan dengan obat anti staphylococcal sistemik dan anti streptococcal, dikombinasikan dengan istirahat dan elevasi dari anggota badan yang terkena.
Penurunan berat badan dan elevasi ekstremitas penting sebagai langkah sederhana untuk mengurangi edema.
Pasien harus mengangkat ekstremitas di malam hari.
Pakaian dengan elastis tekan dipakai siang hari untuk mempertahankan volume ekstremitas.
Penggunaan Stoking Kompresi (www.knueppels.com)
Pneumatic Compressive machines telah digunakan secara luas untuk mengobati lymphedema perifer dan efektif jika digunakan di awal perjalanan penyakit, sebelum pengembangan fibrosclerotic jaringan.
Terapi harus dilanjutkan secara berkala, dan compressive garments harus dipakai selama perawatan.
Kontraindikasi: Gagal jantung, infeksi aktif, dan trombosis vena dalam
INTERVENSI PEMBEDAHAN jika terapi medis tidak efektif dalam mengendalikan atau mencegah komplikasi lymphedema mengurangi ukuran ekstremitas yang terkena, dengan hasil perbaikan dalam penampilan, fungsi, dan pencegahan infeksi. Pembedahan paling efektif bila edema ditemukan sebelum fibrosis terjadi. Prosedur Fisiologis saluran limfatik atau node dianastomosis (Shunts Lympholymphatic); pencangkokan vena atau pembuluh limfatik autologus diambil dari ekstremitas yang sehat dan dipindahkan untuk menghubungkan limfatik tersumbat
.Prosedur Eksisi
Charles, 1912 melakukan eksisi subkutan yang menghilangkan hampir semua kulit, jaringan subkutan dan fasia profunda yang meliputi otot dengan split atau fullthickness skin graft .
Staged subcutaneus axcision beneath flaps pertama kali dijelaskan oleh Sistrunk dan dipopulerkan oleh Homans. Perbaikan secara langsung berkaitan dengan kulit dan subkutan jaringan yang dieksisi.
Selama operasi, jaringan subkutan dan kulit dieksisi, sambil mencoba untuk menjaga kulit dan mencapai penyembuhan luka primer
BURIED DERMIS FLAP
prosedur operasi dimana eliminasi dari lymphedema dilakukan dengan melakukan flap kulit
Pada ekstremitas yang membengkak, insisi dilakukan di batas medial, secara sederhana dengan “mencukur” lapisan dermis dan dibuat suatu flap.
Luas maksimal yang dapat diambil adalah setengah dari perbedaan besar ukuran ektremitas normal dibanding ekstremitas yang mengalami lymphedema
Kemudian dilakukan eksisi pada lemak subkutan dan fascia hingga muskulus terekspos. (untuk mengurangi lymph load )
dilakukan transfiksi dari jahitan matras, dimasukkan drain ( perforated polythene drain) di sepanjang flap kulit. Luka kemudian dijahit dan diaplikasikan balut tekan
Tahap kedua dari prosedur operasi, pada prinsipnya sama dengan tahap sebelumnya, dimana setelah 3 bulan, elemen dermal dari flap, pada batas lateral dan medial dibenamkan ke musculus yang terdapat pada ekstremitas tersebut
PROSEDUR OPERASI
Courtesy of dr. Amru Sungkar, Sp.B, Sp.BP
Post operasi
Courtesy of dr. Amru Sungkar, Sp.B, Sp.BP (K) RE
KOMPLIKASI
Lymphangitis berulang, selulitis, jaringan fibrosis subkutan, gangguan fungsional, dan perubahan kulit.
Lymphangiosarcoma 10 tahun setelah onset lymphedema. Terapi utama adalah amputasi radikal. Kelangsungan hidup rata-rata adalah 19 bulan setelah dimulai pengobatan
Rekomendasi Terapi
Annals of Plastic Surgery, Vol 59, Number 4, Oct
TERIMA KASIH