Gula pereduksi yaitu monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dapat ditunjukkan dengan pereaksi Fehling atau Benedict menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). selain pereaksi Benedict dan Fehling, gula pereduksi per eduksi juga bereaksi positif dengan pereaksi Tollens (Apriyanto et al 1989). Gula pereduksi dengan larutan benedict (campuran garam kuprisulfat, natrium sulfat natrium karbonat) akan terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan endapan warna merah dari kupro oksida. Endapan yang terbentuk warnanya tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa. Pereaksi benedict lebih banyak digunakan untuk pemeriksaan glukosa dalam urine. (Anonim b. 2010). Uji Benedict dapat dilakukan pada urine untuk mengetahui kandungan glukosa. Urine yang mengandung glukosa dapat menjadi tanda adanya penyakit diabetes. Sekali urine diketahui mengandung gula pereduksi, test lebih jauh mesti dilakukan untuk memastikan jenis gula pereduksi apa yang terdapat dalam urine. Hanya glukosa yang mengindikasikan penyakit diabetes. pembhshan 1. Uji Benedict Uji benedict bertujuan untuk mengetahui / membedakan gula pereduksi dan gula nonpereduksi berdasarkan tingkat kepekatannya. Pengujian yang positif merupakan gula pereduksi ditandai dengan terbentuknya endapan endapan merah bata. Pada percobaan ini, larutan gula (glukosa dan sukrosa) direaksikan dengan benedict kemudian dipanaskan menghasilkan endapan merah bata, yang menunjukkan larutan tersebut positif terhadap uji ini kecuali sukrosa. Glukosa dapat dioksidasi oleh Cu 2+ karena termasuk golongan aldosa yang memiliki gugus aldehid bebas. Karena glukosa dapat dioksidasi , maka glukosa termasuk golongan gula pereduksi. Sedangkan pada larutan sukrosa yang direaksikan dengan pereaksi benedict kemudian dipanaskan tidak menghasilkan endapan merah bata. Hal ini membuktikan bahwa sukrosa tidak dapat bereaksi dengan benedict. Hal ini disebabkan karena sukrosa tidak memiliki gugus aldehid dan gugus keton yang bebas. Sukrosa juga termasuk ke dalam jenis disakarida. Sukrosa memiliki ikatan yang sangat kuat sehingga memerlukan perlu di hidrolisis terlebih dahulu dengan menggunakan larutan asam. Sukrosa akan di pecah menjadi glukosa dan fruktosa. Karena sukrosa menunjukkan uji yang negatif maka sukrosa termasuk golongan gula non pereduksi.