Laporan Resensi Film
The Martian
Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas XI semester genap tahun ajaran 2016/2017
Disusun oleh :
Adlan Gustav A P
Dewi Ayu Lestari S
Ghina Septiani
Mohammad Rizky Saputra
Rania Fikri M
Zakiah Darajat
XI MIPA 9
SMA NEGERI 1 CIREBON
Jalan Dr. Wahidin 5 Nomor 81 Telp.203666
Website: www.smansacirebon.sch.id E-mail:
[email protected]
Kata Pengantar
Assalamu 'alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyesaikan penulisan Laporan "Resensi Fim" yang penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya.
Penulis mengakui dalam laporan ini mungkin masih banyak terjadi kekurangan sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan.Penulis sangat berharap kepada semua pihak kiranya memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Besar harapan penulis dengan terselesaikannya laporan ini dapat menjadi bahan tambahan bagi penilaian guru bidang studi dan mudah-mudahan isi dari laporan ini dapat di ambil manfaatnya oleh semua pihak yang membaca makalah ini.Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan ini sehingga laporan ini terselesaikan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Terima Kasih
Cirebon, Mei 2017
Penulis,
Daftar Isi
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat
BAB II : KAJIAN TEORI
2.1. Pengertian Film
2.2. Sejarah dan Perkembangan Film Internasional
2.3. Sejarah dan Perkembangan Film di Indonesia
2.4. Unsur-unsur Film
BAB III : PEMBAHASAN
3.1. Identitas Film
3.2. Sinopsis
3.3. Unsur Intrinsik Film
3.4. Unsur Ekstrinsik Film
3.5. Kelebihan dan Kekurangan
BAB IV : PENUTUP
4.1. Simpulan
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA iii
LAMPIRAN-LAMPIRAN vi
BIODATA PENULIS vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Film merupakan salah satu media massa yang digunakan sebagai sarana hiburan. Selain itu film berperan sebagai sarana modern yang digunakan untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat. Film menjadi salah satu media massa yang cukup efektif dalam menyampaikan suatu informasi.
Gambar bergerak (fim) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film dari bioskop, televise, dan film laser setiap minggunya. (Ardianto, Komala, dan Karlina, 2007: 143)
Film menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah slaput tipis yang dibuatnndari seluloid untuk tempat negative (yang kemudian akan dibuat menjadi potret) atau untuk gambar positif (yang dimainkan di bioskop). Film juga merupakan cerita gambar hidup.Film merupakan gabungan antara audio dan visual yang digilongkan menjadi bagian dari karya sastra.
Film dapat mencerminkan kebudayaan suatu bangsa dan mempengaruhi kebudayaan itu sendiri. Film berfungsi sebagai sebuah proses sejarah atau proses suatu budaya masyarakat yang suatu masyarakat yang disajikan dalam bentuk gambar hidup. Melalui film, dapat melihat secara nyata apa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat tertentu pada masa tertentu. Film dapat terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif.
Kemampuan dan kekuatan film menjangkau banyak orang menjadi potensi untuk mempengaruhi masyarakat yang menotonnya.Tema film yang menimbulkan perhatian dan kecemasan di masyarakat saat ini adalah film dengan adegan-adegan kekerasan, kriminalitas, dan sex.Adegan-adegan tersebut sering dipertunjukkan dalam film secara gamblang sehingga tanpa sadar mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan isi pesan dibaliknya. Dapat terlihat dengan jelas saat ini film dipasaran indonesia didominasi oleh tema tertentu saja seperti horor yang kurang memberikan fungsi edukatif juga informative. Padahal kalau dicari, masih banyak film yang akan menambah pengetahuan dan informasi. Banyak film dengan tema-tema unik dan berbeda pengemasannya dari berbagai belahan dunia.Dengan begitu maka masyarakat bisa memiliki pengetahuan luas karena menyaksikan berbagai film dengan sudut pandang berbeda-beda.Sehingga pengetahuan juga informasi yang didapat dari film bertambah juga berkembang, tidak hanya dengan menikmati karya hasil anak negeri saja namun dari berbagai belahan dunia juga.
Masyarakat Indonesia jarang menonton film asing yang bermutu dapat dilihat dari jarangnya film-film festival luar yang masuk ke Indonesia, hanya film tertentu yang biasanya ditemui seperti film-film box office dari Hollywood Amerika saja, film festival ini hanya muncul di acara-acara tertentu saja seperti JIFFEST (Jakarta Internasional Film Festival) yang belum banyak diketahui oleh sebagian masyarakat. Buktinya adalah batalnya JIFFEST pada tahun 2011 kemarin karena tidak memiliki sponsor.Padahal JIFFEST merupakan festival yang menekankan ke apresiasi dan edukasi.Hal ini menunjukkan dengan jelas tentang kurangnya minat masyarakat terhadap acara seperti ini.Film asing yang sering memenangkan penghargaan atau biasanya disebut film festival jarang ditemui di bioskop tanah air, padahal film-film itulah yang telah dinilai oleh para ahlinya memiliki kualitas dan pesan baik yang dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat.Keterbatasan inilah yang membuat sebagian orang kurang paham dengan isi pesan dalam film.Banyak makna-makna yang kadang tesirat dalam film yang justru menunjukkan sisi positif yang dapat dimbil dalam film tersebut.Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap film itu sendiri dan unsur-unsur yang ada dibaliknya.Makna-makna tersembunyi dalam film biasanya dibangun dengan tanda-tanda yang membentuk suatu sistem tanda yang bekerjasama dengan baik menjadi suatu makna dalam film.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang dirumuskan pada makalah resensi film 'The Martian' adalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan film?
1.2.2 Bagaimana sejarah perkembangan film internasional?
1.2.3 Bagaimana sejarah perkembangan film Indonesia?
1.2.4 Apa saja unsur-unsur dalam film?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan
Menambah pengetahuan lebih tentang pengertian film dan bagaimana sejarah perfilman di dunia internasional serta Indonesia.
Manfaat
Memberikan informasi tentang dunia perfilman
Menciptakan seseorang bisa mempelajari dunia perfilman yang mana bisa dijadikan sebagai profesi sampingan
Menambah wawasan dan pengalaman tentang dunia perfilman
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Film
Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. (Effendy, 1986: 134). Pesan film pada komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan dan informasi. Pesan dalam film adalah menggunakan mekanisme lambang – lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan dan sebagainya.
Film juga dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap massa yang menjadi sasarannya, karena sifatnya yang audio visual, yaitu gambar dan suara yang hidup. Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak dalam waktu singkat. Ketika menonton film penonton seakan-akan dapat menembus ruang dan waktu yang dapat menceritakan kehidupan dan bahkan dapat mempengaruhi audiens.
Dewasa ini terdapat berbagai ragam film, meskipun cara pendekatannya berbeda-beda, semua film dapat dikatakan mempunyai satu sasaran, yaitu menarik perhatian orang terhadap muatan-muatan masalah yang dikandung. Selain itu, film dapat dirancang untuk melayani keperluan publik terbatas maupun publik yang seluas-luasnya.
2.1 Sejarah dan Perkembangan Film Internasional
Tahun 1250, ditemukan sebuah kamera bernama OBSCURA.Tahun 1250-1895, disebut dengan masa pra sejarah film karena itu merupakan masa dimana terdapat penemuan" baru yg disebabkan obsesi" besar orang eropa, contohnya terciptanya sebuah alat yang bisa merekam gerak (yang hingga kini digunakan untuk membuat sebuah film).
Tahun 1895, dikenal sebagai tahun dimana awal adanya sebuah sinema, karena pada tanggal 28 Desember 1895, untuk pertama kalinya dalam sejarah perfilman, sebuah film cerita dipertunjukkan di depan umum. Film ini dibuat oleh Lumiere bersaudara, Lumiere Louis (1864-1948) dan Auguste (1862-1954), inventor terkenal asal Perancis dan pelopor industri perfilman. Tempat pemutaran film itu adalah di Grand Cafe di Boulevard des Capucines, Paris. Sekitar 30 orang datang dengan dibayar untuk menonton film-film pendek yang mempertunjukkan kehidupan warga Perancis.
Sesungguhnya, pada awal 1885, telah diproduksi gambar bergerak pertama namun, film karya Lumiere bersaudara yang dianggap sebagai film sinema yang pertama. Judul film karya mereka adalah "Workers Leaving the Lumiere Factory." Pemutaran film ini di Grand Cafe menandai lahirnya industri perfilman.
Thomas A. Edison juga menyelenggarakan bioskop di New York pada 23 April 1896. Dan meskipun Max dan Emil Skladanowsky muncul lebih dulu di Berlin pada 1 November 1895, namun pertunjukan Lumiere bersaudara inilah yang diakui kalangan internasional. Kemudian film dan bioskop ini terselenggara pula di Inggris (Februari 1896), Uni Sovyet (Mei 1896), Jepang (1896-1897), Korea (1903) dan di Italia (1905).
Perubahan dalam industri perfilman, jelas nampak pada teknologi yang digunakan. Jika pada awalnya, film berupa gambar hitam putih, bisu dan sangat cepat, kemudian berkembang hingga sesuai dengan sistem pengelihatan mata kita, berwarna dan dengan segala macam efek-efek yang membuat film lebih dramatis dan terlihat lebih nyata.
Isu yang cukup menarik dibicarakan mengenai industri film adalah persaingannya dengan televisi. Untuk menyaingi televisi, film diproduksi dengan layar lebih lebar, waktu putar lebih lama dan biaya yang lebih besar untuk menghasilkan kualitas yang lebih baik.
Menurut Jack Valenti, kekuatan unik yang dimiliki film, adalah:
1. Sebagai hasil produki sekelompok orang, yang berpengaruh terhadap hasil film;
2. Film mempunyai aliran-aliran yang menggambarkan segmentasi dari audiensnya. Seperti: drama, komedi, horor, fiksi ilmiah, action dan sebagainya. Bagi Amerika Serikat, meski film-film yang diproduksi berlatar belakang budaya sana, namun film-film tersebut merupakan ladang ekspor yang memberikan keuntungan cukup besar.
Hal lainnya adalah soal konglomerasi dalam industri ini, dimana konglomerat besar industri film dunia mempunyai kontrol terhadap pendistribusian film ke bioskop, video, stasiun Televisi kabel dan stasiun televisi sampai luar negeri. Hal tersebut berimplikasi yang membuat pemain baru tidak bisa masuk.
Hampir sama dengan industri musik dan rekaman, pelanggaran hak atas kekayaan intelektual juga menghantui industri perfilman. Meski dalam setiap film produksi AS terhadap peringatan dari FBI, namun pembajakan film tetap saja tidak bisa diremehkan begitu saja.
Sejarah film baru dimulai dan baru sedikit orang yang bekerja di sini sehingga sejarah film memiliki keterbatasan teoritik.
Selama ini sejarah film:
· Terlalu ditekankan pada TV dan film itu sendiri, karena sejarah ini ditulis oleh para kritikus.
· Film merupakan sesuatu yang sangat kompleks. Selama ini pendekatan sejarah film dilakukan dengan pendekatan yang sulit diadaptasi.
· Penulisan sejarah tergantung dan hanya menyangkut kenangannya saja, bukan pendekatan sejarah yang benar.
· Penulisan sejarah dilakukan dengan menggunakan sumber sutradara atau actor tanpa sikap kritis. Pendekatan baru dalam sejarah film menggunakan lebih banyak data, bukan hanya kesaksian actor, sutradara, dll.
· Pendekatan sejarah film selama ini terlalu kategorik. Pengertian gerakan film dan aliran film tidak membantu banyak dalam penulisan sejarah film. Contohnya, nouvelle vague (new wave: gerakan baru sinema Perancis di tahun 1960-an, dengan Jean Luc-Godard sebagai salah satu eksponennya, pen.). Nouvelle vague itu gerakan atau hal yang semu semata?
· Bentuknya stereotip. Penulisan sejarah film biasanya menggunakan biografi klasik (kelahiran, perkembangan, dan kejatuhan). Padahal sejarah tidak harus linear, tidak mengikuti skema Negara. Tujuan film kan dikembangkan untuk seluruh dunia.
Film bersuara keluar pertama kali dari studio Warner Brothers karena kondisi studio itu yang terdesak dan hampir merugi. Wartawan mengembangkan mitos persoalan WB ini. Padahal terlihat bahwa WB memang sengaja melakukan investasi besar-besaran untuk film bersuara ini. Faktanya sekarang WB menjadi konglomerasi media raksasa, bernama AOL-Time Warner.
Tahun 1913-1914 merupakan periode sejarah yang kompleks. Film bisu merupakan early cinema, tapi bukan film primitif. Pengertian primitif dalam film sebenarnya terpengaruh oleh terminologi seni primitif yang mengacu pada seni Afrika. Lalu istilah ini dipakai untuk menyebut film-film Melies. Early cinema digunakan untuk menyebuat sinema awal.
Periode tahun 1902-1908, gambar ditampilkan dalam bentuk lukisan (model Melies). Ini yang disebut model representasi primitive (Noel Bratch). Pengambilan gambar diambil dalam bentuk general shot. Penonton berada di luar frame. Setiap tableu bersifat otonom.
Pada tahun 1918, ada fenomena yang berdampak ganda pada film seni. Dalam salah satu film Melies, ada adegan kejar-mengejar yang menampakkan cirri film comic. Dari sinilah muncul scenario dan munculnya scenario ini didorong oleh munculnya editing film. D.W. Griffith mengembangkan adegan kejar-mengejar ini dari Pathe, sementara ia juga menggunakan gambar telepon dan surat yang silih berganti. Gambar ini beraasl dari film Goumount. Di film Griffith ini mulai terjadi peralihan ruang.
Pada tahun 1978, Federasi Arsip Film mengadakan kongres di Brighton dan mempertontonkan 500 film early cinema. School of Brighton adalah sebuah kolokium historiografi film. Film-film ini ditemukan oleh sinematek Inggris. Ahli-ahli yang berkonsentrasi pada early cinema ini kira-kira 350-an orang. Dari temuan itu, kita mengetahui bahwa pada tahun 1908 profesi sutradara belum seterhormat sekarang. Hal ini membuktikan bahwa sejarah film harus terus-menerus ditulis.
2.3 Unsur-unsur Film
Film merupakan hasil kerja kolektif, yang mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :
a. Produser
Merupakan unsur yang paling tertinggi dalam suatu tim kerja produksi
dalam pembuatan film.
b. Sutradara
Merupakan unsur kedua yang paling penting dalam proses pembuatan sebuah film
karena sutradaralah yang bertanggung jawab dalam proses tersebut.
c. Penulis Skenario
Penulis Skenario adalah seseorang yang menulis naskah yang difilmkan.
d. Penata Kamera (Kameramen)
Seseorang yang bertanggung jawab dalam proses perekaman (pengambilan)
gambar di dalam pembuatan sebuah film.
e. Penata Artistik
Seseorang yang bertugas menampilkan cita rasa artistik pada sebuah film
yang di produksi.
f. Penata Musik
Seseorang yang bertanggung jawab dalam pengisian suara musik sebuah film.
g. Editor
Seseorang yang bertanggung jawab dalam pengeditan suatu gambar
dalam film.
h. Pengisi dan Penata Suara
Seseorang yang bertugas mengisi suara pameran atau pemain film.
i. Aktor atau Aktris
Mereka yang membintangi film yang diproduksi dengan memerankan tokoh-tokoh
yang ada di dalam cerita film tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Identitas Flm
Tema : Perjuangan Hidup
Genre : Fiksi Alamiahi
Sutradara : Ridley Scott
Produser : Simon Kinberg
Ridley Scott
Aditya Sood
Michael Schaefer
Mark Huffam
Pembuat scenario : Drew Goddard
Penyunting : Pietro Scalia
Perusahaan Produksi : Scott Free Productions Kinberg Genre TSG Entertaiment
Distributor : 20th Century Fox
Durasi : 141 menit
Pemain : Matt Damon
Jessica Chastain
Kristen Wiig
Jeff Daniels
Michael Peña
Kate Mara
Sean Bean
Sebastian Stan
Chiwetel Ejiofor
Aksel Hennie
Donald Glover
Benedict Wong
Bahasa : Bahasa Inggris
Tanggal rilis : 2 Oktober 2015
3.2. Sinopsis
Dimulai saat misi Ares 3 NASA mengalami masalah.Badai yang hebat menghentikan penelitian mereka di permukaan planet Mars, para awak diperintahkan komandannya untuk menggagalkan misi dan pulang ke bumi. Namun, ahli botani Mark Watney tersambar puing-puing benda yang terkena badai dan menghilang.Awak Ares 3 pun berjalan pulang ke bumi tanpanya.
Namun Watney telah bertahan dan menemukan dirinya terdampar dan sendirian di planet yang mengerikan. Dengan pasokan logistik yang sedikit, Ia bertahan hidup di kamp yang awalnya dipakai oleh para awak Ares 3 selama di Mars. Ia mengandalkan peralatan yang ada dan kemampuan sebisanya, untungnya dia adalah seorang ahi botani. Ia memikirkan cara untuk menumbuhkan tumbuhan di planet mars.
Watney juga memanfaatkan kecerdikan, kecerdasan dan semangat untuk bertahan hidup untuk menemukan cara mengirimkan sinyal ke bumi untuk menunjukkan bahwa ia masih hidup.Ia pun mencoba perjalanan menuju tempat Ares 4, yaitu misi NASA selanjutnya.
Di bumi NASA menangkap sebuah sinyal yang membuktikan Watney masih hidup.Upaya untuk bisa berkomunikasi dan membantuWatney pun mulai dilakukan.Akhirnya mereka bisa melakukan komunikasi dengan pathfinder dan memikirkan cara untuk membawa Watney pulang.
Tetapi, jarak bumi dan Mars yang sangat jauh membuat waktu untuk menyelamatkan Watney lebih panjang daripada waktu yang dipunyai Watney untuk bisa bertahan hidup di Mars.
3.3. Unsur Intrinsik
Tema
Perjuangan Hidup
Alur
Tunggal, karena menceritakan perjuangan Mark Watney hidup di Planet Mars sampai bantuan datang.
Latar
Waktu
Pagi
Siang
Malam
Tempat
Laboratorium HAB
Planet Mars
NASA
Laboratorium Tenaga Pendorong Jet
Pesawat Hermes
Lokasi Pendaratan Ares 4
Suasana
Hangat
Panik
Sedih
Tegang
Bahagia
Penokohan
Mark Watney
Optimis : Dalam menghadapi Watney selalu menanggapinya denganceria. Ia langsung bergerak maju.
Pekerja Keras : Semangat untuk bertahan hidup. Mencari jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi.
Arogan : Terkadang tidak mendengarkan perintah atasannya.Mengambil keputusan sendiri.
Vincent Kapoor (Direktur Misi Mars)
Pekerja Keras : Berusaha untuk menyelamatkan Watney di Mars.Memperhatikan Watney dari Bumi
Komandan Melissa Lewis (Awak Ares 3)
Belajar dari kesalahan : Mengambil resiko untuk tidak mempertaruhkan awak lain.
Awak Ares 3
Setia kawan : Bersedia menjemput Watney meskipun kepulanganmereka di tunda.
Bruce Ng (Direktur Laboratorium Tenaga Penggerak Jet)
Pekerja Keras : Berusaha untuk menyelamatkan Watney di Mars.
Annie Montrose (Direktur Hubungan Media)
Patuh : Patuh kepada atasan yang memberi keputusan.
Theodore "Teddy" Sanders (Direktur Nasa)
Kurang Bijaksana : Seringkali memberikan kebijakan yang kurang tepat.
Mitch Henderson (Direktur Penerbangan Hermes)
Pekerja Keras : Berusaha untuk menyelamatkan Watney di Mars
Rich Purnell (Pekerja Astrodynamics)
Ulet : Memiliki rasa ingin tahu yang besar untuk memecahkan masalah untuk menjemput Watney.
Sudut Pandang
Orang ketiga serba tau.
Amanat
Masalah biasanya silih berganti, dalam menghadapi masalah tersebut kita harus pintar-pintar menyelesaikannya, jangan terpuruk pada masalah tersebut.Selalu optimis dalam hidup.Tidak meninggalkan teman dalam suatu masalah.
3.4. Unsur Ekstrinsik
Latar Belakang Sutradara
Sir Ridley Scott adalah seorang sutradara berkebangsaan Inggris.Ia lahir di South Shields, Country Durham, Inggris Timur Laut, 30 November 1937. Ia lahir beberapa saat sebelum perang dunia kedua, ia dibesarkan dalam keluarga tentara sehingga ayahnya yang merupakan seorang perwira di Royal Engineers tidak selalu hadir selama masa mudanya. Ia juga mempunyai kakak bernama Frank dan adik bernama Tony, yang juga sebagai sutradara film.
Dia bersekolah di Grangefield Grammar School dan West Hartlepool College of Art dari tahun 1954 sampai 1958 dan mendapatkan diploma dalam desain.Scott juga melanjutkan studi di Royal College of Art di London, dan berkontribusi pada ARK yaitu majalah perguruan tinggi dan membantu mendirikan departemen film perguruan tinggi.Pada bulan Februari 1963 Scott dinobatkan penghargaan sebagai "Perancang" untuk program televisi BBC, tentang musim dingin yang parah pada tahun 1963. Setelah lulus pada tahun 1963, dia mendapatkan pekerjaan sebagai perancang set trainee dengan BBC, yang memimpin untuk mengerjakan Serial polisi televisi populer seri Z-Cars dan science fiction Out of the Unknown.
Debut penyutradaraan Ridley Scott adalah pada tahun 1965 melalui film pendek Boy and Bicycle, yang dibintangi oleh adik laki-lakinya dan ayahnya.Kariernya beranjak naik dengan membuat serial televisi. Tahun 1977 merupakan debut penyutradaraan Ridley di film panjang melalui film The Duellists.Dia menjadi terkenal saat menyutradarai film utamanya seperti Alien, Blade Runner, Thelma & Louise, Gladiator, Black Hawk Down, Matchstick Men, Kingdom of Heaven, dan American Gangster.
Ridley Scott mendapat kehormatan tertinggi di ranah sutradara film dengan mendapatkan lifetime Achievement Award dari Director Guild of America (DGA). Penghargaan hanya diberikan kepada mereka para sutradara yang telah menghabiskan usia dan waktunya untuk menghasilkan karya-karya hebat dalam sejarah industri perfilman.Lebih dari 50 tahun berkarya, Scott pula telah meraih banyak penghargaan, baik Academy Awards atau Oscar, Golden Globe, BAFTA, Saturn Awards, Sattellite Awards, Cannes, Emmy Awards dan lain sebagainya. Tak heran jika kemudian DGA memberikan Scott sebuah penghargaan tertinggi, Lifetime Achievement Award.
Ia juga dikenal sebagai sutradara dengan konsentrasi yang tinggi dalam visual style.Ia juga diakui kemampuannya dalam membuat setting sejarah,serta imajinasinya dalam pemandangan kota masa depan. Hal tersebut dapat disaksikan dari karya-karyanya filmnya yang beragam genre.
Prestasi Scott ini kemudian membanggakan negara asalnya, Inggris.Scott pun diberi gelar bangsawan oleh Ratu Elizabeth II di Istana Buckingham tahun 2003. Tak hanya itu, sang sutradara juga diberi gelar kehormatan doktoral dari Royal College of Art, London, Inggris pada tahun 2015.
Nilai Agama
Selalu percaya Tuhan akan menyelamatkan hamba-Nya yang membutuhkan pertolongan.
Nilai Moral
Budaya setia kawan, yaitu menolong teman yang berada dalam kesulitan.
Nilai Sosial
Sesama manusia mempunyai Simpati dan Empati, dengan berusaha memecahkan masalah untuk membawa Watney pulang ke Bumi.
Nilai Budaya
Dalam keadaan apapun entah bahagia ataupun kesulitan selalu ingat Tuhan.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
Naskah bagus, berisi mengenai pengetahuan alam.
Tampilan visual yang berkualitas tinggi, serta di perankan oleh pemain yang terkenal.
Tingkat keakuratan yang lumayan besar. Tim NASA memberikan dukungan penuh dengan mengizinkan film ini menggunakan logo NASA pada filmnya dan memberikan konsultasi agar film mendekati sempurna.
Menjelaskan akan pentingnya hubungan humanism yang tinggi. Berbagai cara dilakukan dalam menyelamatkan satu orang.
Kekurangan
Kurangnya eksplorasi konflik emosional Mark Watney. Ekspresi sudah ditampilkan, tetapi tidak diperlihatkan sisi kelelahan mental yang dalam.
Banyak karakter yang terbuang, pemain terkenal dihadirkan, namun sayang hanya dihadirkan sendiri.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Film 'The Martian' ini mengisahkan tentang Mark Watney yang merupakan astraunot yang tertinggal di Mars. Film ini mengajarkan pada kita betapa sulitnya Shidup di Mars tanpa siapapun dan harus berjuang seorang diri untuk menyambung hidup. Disini juga kita bisa melihat Mark Watney yang berusaha dengan keras tanpa menyerah untuk tetap menghubungi NASA bahwa ia masih hidup.
4.2 Saran
Film 'The Martian' cukup bagus untuk film bergenre fiksi ilmiah. Kita benar-benar terhanyut dalam film ini, kita bisa merasakan betapa sulitnya hidup di mars. Saya harap penulis bisa lebih mengembangkan film-film bergenre fiksi ilmiah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia, 2015. "The Martian", https://en.wikipedia.org/wiki/The_Martian_(film), di akses pada 25 Mei 2017.
Putih, Micah, 2015. "The Inspiring Story Of The Martian", https://www.biography.com/news/the-martian-andy-weir, di akses pada 25 Mei 2017
Setiawan, Shinta, 2015. "Mengenal Lebih Jauh Karakter The Martian", http://www.rappler.com/indonesia/101657-karakter-film-the-martian, di akses pada 25 Mei 2017.
Movie Magazine, 2015. "Penghargaan Lifetime Achievement dari DGA", http://movimagz.com/public/index.php/movies/ridley-scott-raih-penghargaan-lifetime-achievement-dari-dga di akses pada 24 Mei 2017.
Wikipedia, 2015. "Ridley Scott", https://en.m.wikipedia.org/wiki/Ridley_Scott di akses pada 24 Mei 2017.
Nugroho, Adhi Prasetyo.2013.Pengertian Film.[On Line].Tersedia : https://adhitoge.wordpress.com/2013/09/01/pengertian-film/.[9 Januari 2013].
Kamal, Adittya.2015.Sejarah dan Perkembangan Film Dunia..[On Line].Tersedia : http://akmfilmography.blogspot.co.id/2015/11/sejarah-dan-perkembangan-film-dunia.html.[2 November 2015].
Wisty.2011.Unsur-unsur Dalam Film.[On Line].Tersedia : http://akmfilmography.blogspot.co.id/2015/11/sejarah-dan-perkembangan-film-dunia.html.[4 Maret 2011].
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
Andrew Taylor Weir kelahiran 16 Juni 1972 adalah seorang novelis Amerika yang novel debutnya "The Martian" kemudian diadaptasi menjadi film dengan nama yang sama yang disutradarai oleh Ridley Scott di 2015. Ia juga bekerja sebagai programmer komputer untuk sebagian besar hidupnya. Dia menerima John W. Campbell Award untuk Best New Writer di tahun 2016.Weir mulai menulis fiksi ilmiah di usia dua puluhan dan menerbitkan karya di situsnya selama bertahun-tahun. Dia juga menulis komik web humor yang disebut Casey dan Andy yang menampilkan versi "ilmuwan gila" fiksi tentang dirinya dan teman-temannya (seperti penulis Jennifer Brozek ) dari tahun 2002-2008. Dia juga sempat mengerjakan komik lain bernama Cheshire Crossing yang menjembatani Alice in Wonderland, Peter Pan dan The Wizard of Oz.
Weir terkenal karena novel pertamanya yang diterbitkan, The Martian.Dia menulis buku itu seakurat mungkin secara ilmiah, dan tulisannya mencakup penelitian ekstensif tentang mekanika orbital, kondisi di planet Mars, sejarah ruang angkasa berawak, dan botani.Awalnya diterbitkan sebagai serial gratis di situsnya, beberapa pembaca meminta agar membuatnya tersedia di Amazon Kindle . Pertama terjual seharga 99 sen, novelnya masuk ke daftar terlaris Kindle. Weir kemudian didekati oleh seorang agen sastra dan menjual hak-hak buku tersebut kepada Crown Publishing Group.Versi cetak (sedikit diedit dari aslinya) dari novel ini diluncurkan di daftar buku terlaris The New York Times.The Wall Street Journal menyebut novel tersebut, "novel fiksi ilmiah murni terbaik selama bertahun-tahun."Film ini dibuat menjadi film yang dibintangi Matt Damon dan Jessica Chastain , yang dirilis pada 2 Oktober 2015, dan mendapat banyak perhatian publik.
[Type text]Page 1
[Type text]