KATA KATA PENGANTAR PEN GANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Yang Maha Esa. karena kami dapat membuat laporan ini, dan atas berkat dan perkenaan-Nta kita dapat merasakan kehidupan sekarang ini, sehingga memotivasi kami untuk membuat laporan ini. Kami menyadari baha laporan ini tidak mungkin terujud tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, khususnya dosen pembimbing kami yang telah memberikan arahan dan inspirasi untuk membuat laporan ini. !leh karena itu, kami mengu"apkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah telah berpar berpartisi tisipas pasii dalam dalam pembua pembuatan tan laporan laporan ini, ini, sehing sehingga ga lapora laporan n ini dapat dapat terselesaikan dengan baik. #an kami juga menyadari baha isi dari penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, dan oleh karena itu saran dan kritikan dari berbagai pihak yang yang bersi$a bersi$att memban membangun gun sangat sangat dihara diharapka pkan n demi demi kesemp kesempurn urnaan aan karya karya kami kami selanjutnya. %emoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. &min
Makale, '( )uni *+'
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
%eiring
dengan
semakin
berkembangnya
sains
dan
teknologi,
perkembangan di dunia $armasi pun tak ketinggalan. %emakin hari semakin banyak jenis dan ragam penyakit yang mun"ul. Perkembangan pengobatan pun terus dikembangkan. erbagai ma"am bentuk sediaan obat, baik itu li/uid, solid, dan semi solid telah dikembangkan oleh ahli $armasi dan industri. &hli $armasi mengembangkan obat untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, yang bertujuan untuk memberikan e$ek terapi obat, dosis yang sesuai untuk dikonsumsi oleh masyarakat. %elain itu, sediaan semisolid digunakan untuk pemakaian luar seperti krim, salep, gel, pasta dan supositoria yang digunakan melalui rektum. Kelebihan dari sediaan semisolid ini yaitu praktis, mudah dibaa, mudah dipakai, mudah pada pengabsorbsiannya. )uga untuk memberikan perlindungan pengobatan terhadap kulit. erbagai ma"am bentuk sediaan semisolid memiliki kekurangan, salah satu diantaranya yaitu mudah di tumbuhi mikroba. 0ntuk meminimalisir kekurangan tersebut, para ahli $armasis harus bisa mem$ormulasikan dan memproduksi sediaan se"ara tepat. #engan demikian, $armasis harus mengetahui langkah-langkah yang tepat untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. #engan "ara melakukan, menentukan $ormulasi dengan benar dan memperhatikan konsentrasi serta karakteristik bahan yang digunakan dan dikombinasikan dengan baik dan benar.
1.2 Maksu an Tu!uan Per"#$aan 1.2.1 Maksu Per"#$aan Maksud dari per"obaan ini adalah agar mahasisa mampu
mengetahui ran"angan $ormulasi sediaan pasta, "ara pembuatan pasta 1.2.2
dan "ara mengevaluasi sediaan pasta. Tu!uan Per"#$aan &dapun tujuan dari per"obaan ini, yaitu1 '. Mahasisa mampu meran"ang suatu $ormula sediaan pasta *. Mahasisa mampu membuat suatu sediaan pasta 2. Mahasisa mampu mengevaluasi sediaan pasta
BAB II TIN%AUAN PUSTAKA 2.1 TE&RI
#e$inisi Pasta Pasta adalah salep yang mengandung lebih dari 3+4 5at padat serbuk. Karena merupakan salep yang tebal, keras dan tidak meleleh pada suhu badan maka digunakan sebagai salep penutup atau pelindung. (buku farmasetika, prof. Drs. Moh. Anief,Apt.) Menurut Farmakope Indonesia Edisi ke-3, pasta adalah sediaan berupa masa lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. iasanya dibuat dengan men"ampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau para$in "air atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, musilago atau sabun. #igunakan sebagai antisepti atau pelindung. Menurut farmakope edisi ke-4, pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk pemakaian topikal. Menurut DOM, pasta adalah sediaan semi padat dermatologis yang menunjukkan aliran dilatan yang penting. Ketika digunakan, pasta memiliki nilai yield tertentu dan tahan untuk mengalir meningkat dengan meningkatnya gaya pada penggunaan. Pasta biasanya disiapkan dengan menambahkan sejumlah serbuk yang tidak larut yang signi$ikan 6biasanya *+4 atau lebih7 pada basis salep konvensional sehingga akan merubah aliran plastis dari salep menjadi aliran dilatan. Menurut !o"i##e$s, pasta terkenal pada daerah dermatologi dan tebal, salep kental dimana pada dasarnya tidak melebur pada suhu tubuh, sehinggah
membentuk dan menahan lapisan pelindung pada area dimana pasta digunakan. Menurut %res!ription, pasta terbagi menjadi dua kelas seperti sediaan salep untuk penggunaan luar. Pasta berlemak seperti pasta 8n! dan pasta tidak berlemak mengandung gliserin dengan pektin, gelatin, tragakan dan lain-lain. Pasta biasanya sangat kental atau kaku dan kurang berlemak dibandingkan dengan salep dimana bahan-bahan serbuk seperti pati, 8n! dan kalsium karbonat pada basisnya memiliki bagian yang tinggi. %ehinggah se"ara umum pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan se"ara topikal. iasanya mengandung serbuk sampai 3+4 hinggah pasta lebih kaku dan kental dan kurang berminyak dibandingkan salep. Pasta tidak melebur pada suhu tubuh dan memberi perlindungan berlebih pada daerah dimana pasta digunakan. Pasta dibuat dengan "ara yang sama dengan salep. Tetapi, bila bahan untuk menggerus dan menghaluskan digunakan untuk membuat komponen serbuk menjadi lembut, bagian dari dasar ini sering digunakan lebih banyak daripada minyak mineral sebagai "airan yang akan melembutkan pasta. !leh karena kualitas pasta yang keras dan absorpti$, pasta tersebut akan tetap tinggal pada tempatnya setelah pemakaian dengan sedikit ke"enderungan melunak dan mengalir, oleh karena itu e$ekti$ digunakan untuk mengabsorbsi sekresi "airan serosal pada tempat pemakaian. Pasta lebih disukai daripada salep untuk luka akut yang "enderung mengeras, menggelembung atau mengeluarkan darah. &kan tetapi karena si$atnya yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya tidak sesuai untuk pemakaianpada bagian tubuh yang berbulu. #iantara pasta yang digunakan sekarang ini adalah Pasta 9igi Triamsinolon &setonid, preparat anti in$lamasi dipakai se"ara topikal pada mukosa di selaput mulut dan Pasta 8ink !ksida (Anse#&'') Karakteristik Pasta
a. #aya adsorbsi pasta lebih besar. b. %ering digunakan untuk mengadsorbsi sekresi "airan serosal pada tempat pemakaian, sehinggah "o"ok untuk luka akut. ". Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu. d. Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal. e. Konsistensi lebih kenyal dari unguentum. $. Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum. g. Memiliki persentase bahan padat lebih besar daripada salep yaitu mengandung bahan serbuk 6padat7 antara :+4-3+4. Kelebihan dan Kekurangan Pasta a. Kelebihan '7 Pasta mengikat "airan se"ret, pasta lebih baik dari unguentum untuk luka akut dengan tendensi mengeluarkan "airan. *7 ahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehinggah meningkatkan daya kerja lokal. 27 Konsentrasi lebih kental dari salep. :7 #aya adsorbsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan dengan sediaan salep. b. Kekurangan '7 Karena si$at pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu. *7 #apat mengeringkan kulit dan merusak lapisan epidermis kulit. 27 #apat menyebabkan iritasi kulit. ;ara &bsorbsi pasta a. Penetrasi Penetrasi pasta ke dalam kulit dimungkinkan melalui dinding $olikel rambut. &pabila kulit utuh maka "ara utama untuk penetrasi masuk umumnya melalui lapisan epidermis lebih baik daripada melalui $olikel rambut atau kelenjar keringat. &bsorpsi melalui epidermis relati$ lebih "epat karena luas permukaan epidermis '++ sampai '+++ kali lebih besar dari rute lainnya. %tratum korneum, epidermis yang utuh, dan dermis merupakan lapisan penghalang
penetrasi obat ke dalam kulit. Penetrasi ke dalam kulit ini dapat terjadi dengan "ara di$usi melalui penetrasi transeluler 6menyebrangi sel7, penetrasi 6antar sel7, penetrasi transepidageal 6melalui $olikel rambut, kelenjar keringat, dan perlengkapan pilo sebaseus7. b. #isolusi #isolusi dide$inisikan sebagai tahapan dimana pasta mulai masuk ke dalam larutan dari bentuk padatnya atau suatu proses dimana suatu bahan kimia atau obat menjadi terlarut dalam pelarut. #alam sistem biologis pelarut obat dalam media a/ueous merupakan bagian penting sebelum kondisi absorpsi sistemik. %upaya partikel padat terdisolusi molekul solut pertama-tama harus memisahkan diri dari permukaan padat, kemudian bergerak menjauhi permukaan memasuki pelarut. ". #i$usi #i$usi adalah suatu proses perpindahan massa molekul suatu 5at yang dibaa oleh gerakan molekul se"ara a"ak dan berhubungan dengan adanya perbedaan konsentrasi aliran molekul melalui suatu batas, misalnya membran polimer. #i$usi pasi$ merupakan bagian terbesar dari proses trans-membran bagi umunya obat. Tenaga pendorong untuk di$usi pasi$ ini adalah perbedaan konsentrasi obat pada kedua sisi membran sel. Menurut hukum di$usi
:7 Menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan tahan air dan meningkatkan absorbsi obat melalui kulit. 37 #ibagi menjadi 3, yaitu1 %o$t para$$in, =ard para$$in, >i/uid para$$in, Para$$in substitute, Para$$in ointment. ;ontoh1 ?aselin, @hite PetrolatumApara$$in, @hite !intment. b. asis &bsorbsi Karakteristik1 ersi$at hidro$ilik dan dapat menyerap sejumlah tertentu air dan larutan "air. Terbagi1 Non emulsi "o, basis ini menyerap air untuk memproduksi emulsi air dalam minyak. ". asis >arut &ir Misalnya PE9 6polyethylene 9ly"ol7 yang mampu melarutkan 5at akti$ yang tak larut dalam air dan meningkatkan penyebaran obat. ersi$at stabil, tersebar merata, dan mengikat pygmen dan higroskopis 6mudah menguap7, sehinggah dapat memberikan kenyamanan pada pemakaian sediaan pasta. Komposis Pasta Komposisi dari sediaan pasta yang sering di$ormulasikan diantaranya adalah1 a. %ediaan pasta dengan menggunakan satu jenis bahan akti$ yaitu 8n! sebagai 5at akti$ yang ber$ungsi sebagai astrigen atau pelindung pada penggunaan topikal. %edangkan bahan dasar lemak yang digunakan adalah ?aselin aboratorium dan Bndustri a. %kala >aboratorium
0mumnya pasta dibuat dengan "ara yang sama dengan salep. Tetapi bahan untuk menggerus dan menghaluskan digunakan untuk membuat komponen serbuk menjadi lembut, bagian dari dasar ini sering digunakan lebih banyak
daripada minyak mineral sebagai
"airan untuk melembutkan pasta. 0ntuk bahan dasar yang berbentuk setengah padat, di"airkan terlebih dahulu, setelah itu baru kemudian di"ampur dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih ter"ampur dan homogen. Pembuatan pasta dilakukan dengan dua metodel1 '7 Pen"ampuran Komponen dari pasta di"ampur bersama-sama dengan segala "ara sampai sediaan yang rata ter"apai. *7 Peleburan %emua atau beberapa komponen dari pasta di"ampurkan dengan meleburkannya se"ara bersamaan, kemudian didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental. Komponenkomponen yang tidak di"airkan biasanya ditambahkan pada "ampuran yang sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk. b. %kala Bndustri '7 Penentuan bahan yang berkualitas *7 Tes sterilisasi aal 27 %terilisasi terminal dari pasta :7 &< 7 0ji stabilitas obat C7 Tonisitas D7 ?is"ositas '+7 Pengemasan ''7 Pemeriksaan hasil dengan teliti Peralatan yang dibutuhkan untuk pembuatan sediaan pasta untuk skala ke"i 6laboratorium7 maupun skala besar 6industri7 pada prinsipnya sama. Perbedaannya hanya pada kapasitas alatnya, pada skala laboratorium kapasitas peralatannya lebih ke"il. Evaluasi %ediaan
0ntuk mengetahui kestabilan sediaan pasta, perlu dilakukan beberapa pengujian, yakni1 a. !rganoleptik Merupakan pengujian sediaan dengan menggunakan pan"aindra untuk mendiskripsikan bentuk atau konsistensi 6misalnya padat, serbuk, kental, "air7, arna 6misalnya kuning, "oklat7 dan bau 6misalnya aromatik, tidak berbau7. (Anonim, ***). b. p= Prinsip uji derajat keasaman 6p=7 yakni berdasarkan pengukuran aktivitas ion hidrogen se"ara potensiometriA elektrometri dengan menggunakan p= meter (Anonim, **4). ". ?iskositas ?iskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu "airan untuk mengalir, makin tinggi viskositas, akan makin besar tahanannya (Martin et a#., ++3). d. PenghamburanAdaya sebar 0ji penghamburan diartikan sebagai kemampuan untuk disebarkan pada kulit. Penentuannya dilakukan dengan Etensometer. ;aranya yakni salep dengan volume tertentu dibaa ke pusat
antara dua
lempeng gelas, lempeng sebelah atas dalam interval aktu tertentu dibebani oleh peletakan dari anak timbang. Permukaan penyebaran yang dihasilkan dengan menaiknya pembebanan menggambarkan suatu karakteristik untuk daya hambur (oit, ++4). e. Fesitensi panas 0ji ini untuk mempertimbangkan daya simpan suatu sediaan salep atau gel dalam daerah iklim dengan perubahan suhu 6tropen7 nyata dan terus menerus. ;aranya yakni salap dalam adah tertutup diulang dan ditempatkan dalam pertukaran kontinue suhu yang berbeda-beda 6misalnya *+ jam pada 2+; dan : jam pada :++;7 dan ditentukan aktunya (oit, ++4). 2.2 URAIAN BAHAN
*.*.' &sam %alisilat (FI edisi III, ++, /a#& '0)
Nama Fesmi 1
&;B#0M %&>B;Y>B;0M
Nama >ain
1
&sam salisilat
FMAM
1
;=(!2A'2C,'*
Pemerian
1
=ablur
ringan
tidak
berarna
atau
serbuk
berarna putih, hampir tidak berbau, rasa agak manis dan tajam. Kelarutan
1
>arut dalam 33+ bagian air dan dalam : bagian etanol 6D347 P, mudah larut dalam kliro$orm P dan dalam eter P, larut dalam larutan amonium asetat P, dinatrium hidrogen$os$at P, kalium sitrat P dan natrium sitrat P.
Khasiat
1
Keratolitikum, &nti $ungi.
Penyimpanan 1
#alam adah tertutup baik.
%tabilitas
1
%tabil pada tekanan dan suhu normal.
Bnkom
1
Bnkompatibel dengan oksidator, dapat bereaksi dengan oksidator ter"ampurkan.
BB.*.* 8in"i !yd (FI edisi III, ++, /a#& 030) Nama Fesmi 1
8BN;B !GY#0M
Nama >ain
1
%eng !ksida
FMAM
1
8n!AC',2C
Pemerian
1
%erbuk amor$, sangat halus, putih atau putih kekuningan, tidak berbau, tidak berasa, lambat laun menyerap karbondioksida dari udara.
Kelarutan
1
Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol 6D347 P, larut dalam asam mineral en"er dan dalam larutan alkali hidroksida.
Khasiat
1
&ntiseptikum lokal
Penyimpanan 1
#alam adah tertutup baik
%tabilitas
)ika dipanaskan dengan kuat, terjadi arna kuning
1
yang akan hilang pada pendinginan. Ketika kontak dengan udara, 8n! perlahan menyerap uap lembap dan ;!*. Bnkom
1
Bnkompatibel dengan en5il Penisilin.
Feaktivitas
1
ereaksi lambat dengan asam lemak dalam minyak dengan lemak untuk membuat ester asam lemak.
*.*.2 &mylum Triti"i 6
&mylum Triti"i
Nama >ain
1
Pati 9andum, Pati Terigu
Pemerian
1
%erbuk halus kadang-kadang berupa gumpalan ke"il, putih tidak berbau dan tidak berasa.
Kelarutan
1
Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol 6D347
Khasiat
1
Penyimpanan 1
#alam adah tertutup baik di tempat sejuk dan kering.
Bnkom
1
Bnkompatibilitas dengan 5at pengoksidasi kuat.
*.*.: ?aselin
Nama Fesmi 1
?&%E>BN0M <>&?0M
Nama >ain
1
?aselin Kuning
Pemerian
1
Massa lunak, lengket, bening, kuning muda smpai kuning, si$at ini tetap setelah 5at dileburkan dan dibiarkan
hingga
dingin
tanpa
diaduk,
ber$luoresensi lemah juga jika di"airkan, tidak berbau, hampir tidak berasa. Kelarutan
1
Praktis tidak larut air dan dalam etanol 6D347 P, larut dalam kloro$orm P, dalam eter P dan dalam eter
minyak tanah
P,
larutan
kadang-kadang
beropalesensi lemah. Khasiat
1
8at tambahan
Penyimpanan 1
#alam adah tertutup baik
%tabilitas
agian stabil dari komponen hidrikarbon alam non-
1
reakti$, banyak masalah stabilitas terjadi karena adanya sejumlah ke"il kontaminan. Bnkom
1
Bnkompatibilitas dengan klorobutanol.
*.*.3 Etanol (FI edisi III, ++, /a#& 0') Nama Fesmi 1
&ET=&N!>0M
Nama >ain
1
Etanol, &lkohol
FMAM
1
;*=(!A:(,+
Pemerian
1
;airan tak berarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap
Kelarutan
1
%angat mudah larut dalam air, dalam kloro$orm P dan dalam eter P.
Khasiat
1
Penyimpanan 1
8at tambahan #alam adah tertutup rapat, terlindung dari "ahaya, di tempat sejuk, jauh dari nyala api.
%tabilitas
1
Mudah menguap alaupun pada suhu rendah
Bnkom
1
&lumunium, organik.
material
oksidasi,
alkali,
garam