26
PEMBAHASAN PRAKTIKUM I
PENGENALAN ALAT-ALAT, STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA.
PENGENALAN ALAT.
Tujuan praktikum : Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai macam alat yang digunakan pada saat praktikum berlangsung.
1.Autoklaf
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC. Lama waktu untuk mensterilakan alat kurang lebih 15-20 menit, sedangkan lama waktu untuk mensterilkan bahan kurang lebih 10-15 menit.
Komponen-komponen Autoklaf :
Tombol pengatur waktu mundur.(timer)
Katup pengeluaran uap.
Pengukur tekanan.
Klep pengaman.
Termometer.
Lempeng sumber panas.
Gambar :Autoklaf
Api Spiritus (Bunsen)
Api Spiritus (Bunsen) adalah peralatan laboratorium umum yang digunakan untuk menyalakan api gas. Hal ini digunakan untuk pemanasan dan memberikan pembakaran selama eksperimen.
Gambar :Bunsen
Inkubator
Inkubator adalah alat untuk menginokulasi suatu media atau sampel pada temperatur tertentu dan dalam periode tertentu. Tujuan alat ini adalah untuk menyediakan suatu kondisi terkontrol yang pas untuk pertumbuhan mikrobia pada suatu media. Inkubator sebenarnya tidak tergolong alat sterilisasi karena tidak dapat digunakan untuk mensterilkan alat atau bahan. Kompune ninkubator adalah ruang inkubasi yang ditutupoleh 2 lapis pintu, pintu besi dan pintu kaca. Pintu besi untuk mengamankan serta mengisolasi ruang, sementara pintu kaca dibagian dalam memudahkan kita untuk mengecek sampel. Komponen lain adalah pelat pemanaselektrik yang suhunya dapat dikontrol, dengan jang kasuhu 25- 73ºC ,serta panel pengatur suhu dan pengatur lamanya waktu (timer).
Gambar :Inkubator
Ose atau Kawat Inokulasi.
Ose adalah alat untuk memindahkan kultur dari satu media ke media lain. Ose ada dua jenis yaitu ose jarum dan ose bermata. Ose jarum digunakan untuk memindahkan kultur dari media agar tegak ke media agar tegak lain dengan tusukan. Ose bermata digunakan untuk memindahkan kultur mikrobiadari media agar miring ke media agar miring lainnya atau dari kultur media cairke media agar yang ditumbuhkan dengan metode penggoresan di permukaan agar.
Gambar1: Ose jarum Gambar2 : Ose bermata
Cawan Petri.
Cawan petri adalah alat yang berfungsi sebagai tempat media padat dalam menambahkan mikrobia dan tempat untuk isolasi mikrobia. Cawan petri terdiri atas wadah dan tutup. Tutup cawan biasanya memiliki diameter yang lebih besar dari bagian cawannya agar penutup dapat menutup rapat cawan, sehingga kontaminan tidak dapat masuk atau pun bakteri keluardari media.
Gambar :Cawan Petri
STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA.
Tujuan praktikum : Mahasiswa mengetahui bagaimana mensterilkan media dengan menggunakan autoclave dan mahasiswa mampu membuat media Nutrient Agar, dan EMBA.
1.Alat dan Bahan
Plate (cawan petri)
Inkubator
Media penanaman bakteri (Nutrient Agar (NA))
Api spiritus (bunsen) dan korek api
Ose
Media lama dengan sejumlah koloni yang telah tumbuh
Nutrient agar
Hati Babi.
2.Langkah Pembuatan Nutrient Agar
Timbang Komponen medium denganmenggunakan timbangan analitis untuk volume yang diinginkan.
Akuades sebanyak 100ml dibagi menjadi dua, satu bagian untuk melarutkan beef extract dan peptone dan sebagian lagi untukmelarutkan agar.
Larutan agar pada sebagian air tersebut dengan mengaduk secara konstan dan diberi panas. Dapat menggunakan hot plate (jangan sampai overheat).
Sementara sebagian dari akuades digunakan untuk melarutkan peptone dan beef extract, cukup dengan pengadukan.
Setelah keduanya larut, larutan tersebut dituangkan ke larutan agar dan aduk sampai homogen.
Setelah itu media dimasukan ke dalam labu erlemeyer dan disterilisasi dengan autoklaf
Tuang media steril ke cawan petri secara aseptis.
Gambar : Hasil dari Nutrient Agar
Gambar di atas adalah media berupa Nutrient Agar yang kami buat selama praktikum. Dalam pembuatan media ini, sebaiknya hati-hati karena banyak factor yang bisa mempengaruhi dalam proses pembuatannya. Contohnya seperti pada saat proses penuangan nutrient agar ke cawan petri untuk lebih hati-hati, selain itu ada juga media EMBA, tetapi pada praktikum kali ini, media EMBA sudah disiapkan oleh Asdos.
Gambar : EMBA
Media cair ini dibuat dengan cara mengekstrak nutrient dari jaringan tanaman atau hewan. Sejalan dengan berkembangnya teknologi, maka bahan-bahan tersebut kini tersedia secara komersial dalam bentuk bubuk kering, sehingga untuk membuat media cair tinggal mencampur beberapa komponen yang diperlukan dan dilarutkan dalam air(aqua destilata). Bahkan kini tersedia dalam bentuk bubuk lengkap yang siap digunakan. Contohnya : Nutrient Broth, Selenith Broth, Trypticase Soy Broth.
3.Kesimpulan
Dalam pembuatan media untuk kultur bakteri diharapkan untuk lebih berhati-hati agar hasil yang didapat juga memuaskan. Selain itu juga banyak factor yang mempengaruhi proses pembuatan media, seperti adanya kontaminan. Selain itu pembuatan media terdiri dari 2 macam, yaitu media cair dan media padat.
4. Teknik penanaman Dengan Goresan (Streak)
Bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannnya atau meremajakan kultur ke dalam media baru.
5.Langkah Kerja
A. Isolasi Bakteri di Media Padat
Lakukan penanaman sampel pada media padat
Panaskan osse lalu tunggu sampai dingin, kemudian ambil satu osse suspense sampel yang telah dipersiapkan terlebih dahulu
Goreskan osse pada permukaan nutient agar,dimulai dari bagian pinggir cawanpetri,secara tidak terputus osse digeser ke kiri dan ke kanan sampai sprempat luas permukaan media
Panaskan osse lagi, tunggu sampai dingin sambil posisi cawan petri diputar, goreskan pada bagian yang belum terkena goresan. Lakukan langkah tersebut sampai keseluruhan pinggiran cawan petri terkena goresan.
B. Isolasi Bakteri di Media Cair
Ambil tabung reaksi, sterilkan dengan memanaskan skelilignya
Panaskan osse, ambil sample, kemudian tunggu sampai dingin, tusukan ke media cair dalam tabung reaksi kemudian tutup kembali.
Panaskan kembali tabung reaksi yang telah ditutup tadi
Inkubasikan pada suhu 37"C selama 24 jam di incubator
C.Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan kami kelompok 4, adapun dalam praktikum ini mengenai hasil pengamatan isolasi bakteri yaitu sebagai berikut:
Pada NA ( Natrium Agar ) hasil yang kami dapatkan adalah :
Bentuk : Sirkuler
Ukuran : 2mm – 0.5mm
Elevasi : Timbul
Kenampakan : Halus
Tepian : Licin
Pigmen : Putih
Opacity : Opaque
Struktur : Granuler
Konsistensi : Lendir
Daya Larut : -
Aroma : Ada
Efek pada medium tidak ada.
Gambar hasil dari media Natrium Agar.
Pada EMBA hasil yang kami peroleh adalah :
Bentuk : Sirkuler
Ukuran : 3mm – 1mm
Elevasi : Timbul
Kenampakan : Halus
Tepian : Licin
Pigmen : Hitam
Opacity : Opaque
Struktur : Granuler
Konsistensi : Lendir (mudah dipisahkan)
Daya Larut : -
Aroma : Ada
Efek pada medium : Terdapat warna hijau metalik (methylin bluenya mengendap).
Gambar hasil dari EMBA.
Media Cair
Jenis bakteri : Kontaminan (menyebar)
Ciri yang ditemukan : cairan yang berubah keruh, bakteri tumbuh di segala tempat (disekitar media)
Media Padat
Pada media padat bakterinya kontaminan (menyebar). Tidak dapat didefinisikan jumlah dan bentuk koloninya karena terlalu banyak yang tumbuh.
III.Pembahasan
Pada media cair, kelompok kami melakukan kesalahan yaitu terlalu lama membuka cawan petri sehingga bakteri diudara ikut masuk dan mengkontaminasi sedian agar yang sedang ditanamkan bakteri. Maka keesokan harinya kami tidak bisa mengidentifikasi bentuk dan jenis bakteri yang tumbuh pada media agar tersebut. Namun, kami mendapatkan hasil yang cukup memuaskan, dari praktikum yang didapat bakteri yang terdapat pada hati babi tersebut adalah bacterium Escherichia coli.
Pada media padat, kelompok kami juga melakukan kesalahan yaitu terlalu dalam menggoreskan ossa pada sediaan agar sehingga sediaan agar itu rusak, akibatnya banyak ditumbuhi bakteri. Bakteri berwarna putih dan terlihat sama dan menyebar pada salah satu sisi cawan petri sehingga kami juga tidak bisa mengidentifiksi bentuk dan jenis pada media agar tersebut. Namun, kami mendapatkan hasil yang cukup memuaskan, dari praktikum yang didapat bakteri yang terdapat pada hati babi tersebut adalah bacterium Escherichia coli.
IV.Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan tesebut, kelompok kami berhasil menumbuhkan bakteri baik di media padat maupun di media cair. Walaupun terdapat kesalahan pada saat penananman bakteri di media padat dan media cair. Namun, kami mendapatkan hasil yang cukup memuaskan, dari praktikum yang didapat bakteri yang terdapat pada hati babi tersebut adalah bacterium Escherichia coli.
PEMBAHASAN PRAKTIKUM KE II
METODA ASEPTIS, ISOLASI BAKTERI, PEWARNAAN BAKTERI, DAN PENGHITUNGAN JUMLAH BAKTERI.
METODA ASEPTIS UNTUK MEMINDAHKAN SEL MIKROBA.
Tujuan praktikum : Mahasiswa mampu memindahkan atau mengkuktur mikroba dari satu tabung ke tabung lainnya.
Alat dan Bahan :
Kultur Bakteri
Media untuk pertumbuhan bakteri.
Ose
Bunsen
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Prosedur :
Siapkan tabung reaksi, dan ose yang akan digunakan, letakkan pada rak.
Peganglah ose seperti memegang pensil.
Pijarkan ose diatas Bunsen (api spiritus) sampai merah membara.
Biasrkan ose dingin, sebelum menyentuh kultur yang akan dipindahkan.
Peganglah tabung reaksi yang berisikultur yang akan dipindahkan dengan tangan kiri,dan buka tutup tabung reaksi dengan jari kelingking tangan kanan.
Bakar mulut tabung dengan api, kemudian masukkan ose dan ambil satu ose kultur yang tumbuh di tabung.
Bakar mulut tabung sekali lagi sebelum tabung ditutup,dan selanjutnya tabungdiletakkan kembali di rak.
Ambil tabung baru, buka tutupnya, dan bakar mulit tabung di atas Bunsen, masukkan ose yang sudah berisi kultur tadi dan goseskan pada permukaan medium.
Bakar kembali mulut tabung sebelum tabung, tutup, letakkan kembali pada rak.
Panaskan ose setelah dipakai dan letakkan kembakli pada rak.
Bagi yang sudah teramil dapat memegang 2 ose sekaligus.
Inkubasikan tabung reaksi yang sudah diinokulasi pada incubator.
II.ISOLASI BAKTERI
Tujuan praktikum : Mahasiswa mampu mengisolasikan bakteri dengan baik.
Alat dan bahan.
Incubator.
Bunsen.
Cawan petri dengan media Nutrien Agar.
Ose
Rak ose
Prosedur.
Lakukan penanaman sample padapermukaan media padat.
Pijarkan ose tunggu sampai dingin, kemudian ambil satu ose suspense sample yang telah terlebihdahulu sudah dipersiapkan.
Goreskan ose ini pada permukaan Nutrient Agar, dimulai dari bagian pinggir cawan petri, secara tidak terputus ose digerakkan kekiri dan kekanan sampai seluas ¼ luas permukaan media.
Pijarkam ose lagi, tunggu sampai dingin, sambil posisi cawan petri diputar sedikit kearah kiri (melawan arah jarum jam). Goreskan ose ini dengan awal goresan menyentuh bagian akhir dari goresan pertama. Jadi arah goresan kedua menyilang goresan pertama. Lakukan demikian seterusnya untuk goresan ketiga dan keempat. Perhatikan, ose harus dipijarkan setiap akan digunakan untuk menggores. Untuk mengurangi terjadinya kontaminasi, selama melakukan goresan cawan petri harus berada di dekat api Bunsen.
Inkubasikan pada suhu 37oC, selama 18-24 jam.
Pilih dari masing-masing tipe koloni satu koloni untuk digunakan dalam pembuatan preparat dan perwarnaan bakteri.
PEMBUATAN PREPARAT DAN PEWARNAAN BAKTERI.
Tujuan praktikum : Mahasiswa mampu melatih keterampilan membuat preparat,untuk keperluan pewarnaan, dan pada perwarnaan adalah untuk melihat bentuk bakteri (mempelajari morfologi bakteri, menentukan Gram Positif dan Gram Negatif dari bakteri yang diperiksa).
Alat dan Bahan.
Gelas objek.
Bunsen.
Isolate bakteri.
Larutan pewarnaan gram.
Prosedur.
Stetelah pembuatan preparat selesai, teteskan 2-3 tetes zat warna pertama, Kristal violet pada pemukaan gelas objek, yang berisi bakteri yang sudah difikasi. Biarkan selama 1 menit sampai mengering.
Cuci dengan air mengalir (air kran) kemudian keringkan.
Tetesi dengan beberapa tetes larutan iodn, (agar menemukan bakteri yang diwarnai tertutup dengan larutan pewarna), biarkan selama 1 menit.
Cuci sisa iodine dengan air mengalir lalu keringkan.
Gelas objek dimiringkan sedikit, kemudian sirami permukaan gelas objek yang berisi bakteri dengan larutan alcohol 96% sampai larutan bekas cucian alcohol kirakira tidak berwarna (kurang lebih 30 detik).
Cuci dengan air mengalir secara singkat, kemudian keringkan.
Teteskan beberapa tetes pewarna penutup, safranin dan biarkan selama 2 menit.
Cuci secara cepat dengan air mengalir dan keringkan (dapat menggunakan kertas saring). Sampai tahap ini preparat sudah dapat diamati dibawah microscop atau dapat pula preparat ditutupi dengan gelas penutup.
Amati preparat dengan microscop perbesaran kuat (100x, dengan minyak emersi).
Dicatat warna yang terlihat .
IV.PEMBAHASAN PEWARNAAN BAKTERI.
Metode pewarnaan Gram.
Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteri-bakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana.
Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
Zat warna utama (violet kristal)
Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama.
Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.
Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan dengan alcohol.
Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu :
Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.
Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.
Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin.
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).
Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk membantu determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif yaitu:
Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:
Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat didalam
Lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat.
Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
Peka terhadap streptomisin.
Toksin yang dibentuk Endotoksin.
Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:
Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam tekoat.
Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
Tidak peka terhadap streptomisin
Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin
Gambar 1. Perbedaan bakteri gram positif dan negatif
g
Gambar 2. Bakteri gram positif Gambar 3. Bakteri gram negatif
Sumber: "http://id.wikipedia.org/wiki/Pewarnaan_Gram
V.Hasil Pewarnaan Bakteri.
Dari hasil praktikum yang kami buat dapat disimpulkan bahwa pewarnaan bakteri ditemukan bakteri Gram Negatif, dan berbentuk basil. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri yang Gram negative adalah bakteri yang berwarna merah dan bakteri Gram Positif menunjukkan bakteri yang berwarna ungu. Hal ini dikarenakan bakteri Gram Positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna Kristal violet sewaktu proses pewarnaan gram sehingga akan berwarna ungu atau biru serta mempunyai peptidoglikan yang tebal, sedangkan bakteri Gram Negatif memiliki lapisan peptidoglikan sedikit dan lapisan lemak yang tebal, maka saat ditetesi alkohol pewarna Kristal violet ikut luntur bersama lapisan lemak, dan pada saat ditetesi zat pewarna keduaya itu sanfranin, zat warna itulah yang diserap oleh bakteri Gram Negatif sehingga berwarna merah.
Gambar di microscop adalah Gram Negative dan berbentuk basil.
VI. PENGHITUNGAN JUMLAH BAKTERI.
Tujuan praktikum : Mahasiswa mampu menghitung jumlah bakteri yang sudah diidentifikasi.
Metode
Untuk penghitungan bakteri menggunakan metode sebar (Plate count) dan tuang (Total count).
1. Langkah Kerja
Penghitungan jumlah bakteri dengan metode sebar (plate count)
Menyiapkan media padat Media Agar Eosin Methiline Blue Agar (EMBA) yang akan digunakan.
Menyiapkan sampel yang akan dihitung jumlah bakterinya. Bila menggunakan sampel padat (hati ayam) maka digunakan teknik maserasi/pemijatan/pencacahan. Bila media cair maka secara aseptik memipet 0,5 ml suspensi tersebut dengan pipet ukur dan tuangkan ke dalam tabung pertama (10-1) yang telah berisi larutan pengencer sebanyak 4,5 ml, kemudian mengocok tabung.
Mengambil 0,1 ml suspensi 10-1 dan menuangkan kedalam tabung pengenceran yang bertanda 10-2. Tabung kemudian dikocok.
Mengambil 0,1 ml suspensi 10-2 dan menuangkan ke dalam tabung pengenceran yang bertanda 10-3. Tabung kemudian dikocok.
Mengambil 0,1 ml suspensi 10-3 dan menuangkan ke dalam tabung pengenceran yang bertanda 10-4. Tabung kemudian dikocok.
Mengambil 0,1 ml suspensi 10-4 dan menuangkan ke dalam tabung pengenceran yang bertanda 10-5. Tabung kemudian dikocok.
Meneteskan suspensi 10-4 sebanyak 0,1 ml di cawan Petri yang berisi media pertama yang bertandakan pengenceran 10-4.
Meneteskan suspensi 10-5 sebanyak 0,1 ml di cawan Petri kedua yang bertandakan pengenceran 10-5.
Setelah suspensi berada pada permukaan medium, meratakan suspensi dengan menggunakan batang bengkok / batang L steril.
Menutup cawan petri dan menunggu media menjadi padat.
Setelahmedia memadat, menginkubasikan cawan petri pada suhu 37o C selama 24 jam dengan posisi terbalik.
Setelah inkubasi selesai, dilakukan pengamatan dan jumlah koloni pada masing – masing cawan petri. Menghitung rata – rata setiap pengenceran dan hasilnya diperhitungkan untuk tiap 0,1 ml suspensi sampel. Jumlah bakteri per ml sampel adalah rata – rata jumlah koloni pada cawan dilakukan faktor pengenceran. Faktor pengenceran adalah kebalikan dari pengenceran yang digunakan.
Penghitungan jumlah bakteri dengan metode tuang (Total count)
Menyiapkan media yang akan digunakan yaitu Larutan Media Nutrient Agar. Media yang telah terlebih dahulu disterilkan dan didinginkan mencapai suhu 45o – 50oC.
Menyiapkan sampel yang akan dihitung jumlah bakterinya. Bila menggunakan sampel padat (organ hati) maka digunakan teknik maserasi/pemijatan/pencacahan. Bila media cair (air keran) maka secara aseptik memipet 0,5 ml suspensi tersebut dengan pipet dan tuangkan ke dalam tabung pertama (10-1) yang telah berisi larutan pengencerse banyak 4,5 ml, kemudian mengocok tabung.
Mengambil 0,1 ml suspensi 10-1 dan menuangkan kedalam tabung pengenceran yang bertanda 10-2. Tabung kemudian dikocok.
Mengambil 0,1 ml suspensi 10-2 dan menuangkan kedalam tabung pengenceran yang bertanda 10-3. Tabung kemudian dikocok.
Mengambil0,1 ml suspensi 10-3 dan menuangkan kedalam tabung pengenceran yang bertanda 10-4. Tabung kemudian dikocok.
Mengambil0,1 ml suspensi 10-4danmenuangkankedalamtabungpengenceran yang bertanda 10-5. Tabung kemudian dikocok.
Mengambildengan pipet dan menuangkan suspensi 10-4 sebanyak 0,5 ml kecawan Petri Steril. Dan menambahkan 20 ml media semi solid yaitu Larutan Media Nutrient Agar. Kemudian dihomogenkan.
Memutarcawan petri membentukangka 8, membiarkan hingga memadat.
Setelah memadat. Menginkubasikan pada suhu 37oC selam 24 jam dengan posisi cawan Petri terbalik. Jika telah diinkubasikan.Bakteri siap dihitung.
Ulangi kembali mengambil dengan pipet dan menuangkan suspensi 10-5sebanyak 0,5 ml kecawan Petri Steril. Dan menambahkan 20 ml media semi solid yaitu Larutan Media Nutrient Agar. Kemudian dihomogenkan.
Memutar cawan petri membentuk angka 8, membiarkan hingga memadat.
Setelah memadat. Menginkubasikan pada sushu 37oC selam 24 jam dengan posisi cawan Petri terbalik. Jika telah diinkubasikan. Bakteri siap dihitung.
2.Pembahasan.
Setelah inkubasi 24jam, dilakukan pengamatan dan penghitungan jumlah koloni pada masing-masing cawan petri. Hitung rata-rata setiap pengenceran dan hasilnya diperhitungkan untuk tiap ml suspense sample.
Contoh:
Rumus:
Jumlah koloni x1faktor pengencer x volume inokulum
Metode Sebar (EMBA)
Pengenceran 10-4
4510-4 x 0,5 = 45 x1 10-4.5 x 10-1
= 45 x15 10-4x 10-1
= 45 x1 5 x 10-5
= 45 x105 5
= 9 x 105
= 900.000 CFU/ml
Pengenceran 10-5
9210-5 x 0,5 = 92 x1 10-55 x 10-1
= 92 x15 10-5x 10-1
= 92 x1 5 x 10-6
= 45 x106 5
= 18,4 x 106
= 18.400.000 CFU/ml
MetodeTuang ( Nutrient Agar )
Pengenceran10-4
1210-4 x 0,5 = 12 x1 10-4.5 x 10-1
= 12 x15 10-4x 10-1
= 12 x1 5 x 10-5
= 12 x105 5
= 2,4 x 105
= 240.000 CFU/ml
Pengenceran10-5
2010-5 x 0,5 = 20 x1 10-55 x 10-1
= 20 x15 10-5x 10-1
= 20 x1 5 x 10-6
= 20 x106 5
= 4 x 106
= 4.000.000 CFU/ml
3..Hasil.
Metode sebar EMBA.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil pengenceran 10-4 adalah 900.000 CFU/ml, koloni bakterinya lebih sedikit dibandingkan dengan dengan hasil dari pengenceran 10-5 yang hasilnya adalah 18.400.000 CFU/ml. Hal ini dikarenakan semakin pengencerannya berlanjut akan semakin banyak bakteri tumbuh atau koloni bakteri akan semakin spesifik.
Metode Tuang NutrientAgar.
Pada metode tuang atau NA bakteri yang tumbuh pada pengenceran 10-4 adalah 240.000 CFU/ml dan pada pengencer 10-5 sebesar 4.000.000 CFU/ml. sama dengan pada saat metode sebar atau EMBA, semakin pengencerannya berlanjut akan semakin banyak bakteri tumbuh atau koloni bakteri akan semakin spesifik.
DAFTAR PUSTAKA
Artikel teknik kimia 2012 http://artikelteknikkimia.blogspot.co.id/2012/02/pewarnaan-bakteri-mikrooragnisme.html Diakses Selasa, 24 November 2015 dan pada pukul 09.20 WITA)
Husada, Rieke Dian 2013 http://rikedianhusada.blogspot.co.id/p/cara-pewarnaan-bakteri.html Diakses Selasa, 24 November 2015 dan pada pukul 11.30 WITA)
Coretan Semua Kuliah. 2013. http://semuacoretankuliah.blogspot.com/2013 /09/laporan-mikrobiologi-isolasi-dan.html Diakses Kamis, 19 November 2015 dan pada pukul 17.55 WITA)
Rahmawati, yuni tri. 2011.http://blogyounee.blogspot.com/2011/04/pengenalan-alat-gelas-dan-peralatan.html. (Diakses Sabtu, 21 November 2015 dan pada pukul 18.15 WITA)
Monruw. 2011. http://monruw.wordpress.com/tag/inkubator/. (Diakses Jumat, 22 November 17.15 WITA)
Mery, Wintari. 2013. http://merywintari.blogspot.com/2012/04/mikrobiologi-laporan-praktikum-ii.html (Diakses Jumat, 22 November 2013 dan pada pukul 15.56 WITA)
Penuntun praktikum Mikrobiologi Veteriner I