LAPORAN PENGUJIAN HAMMER TEST PROYEK FLY OVER RING ROAD KOTA MADIUN
I. PENDAHULUAN Pengujian dengan hammer test adalah pengujian dengan cara memukul permukaan beton yang akan diuji. Dari aksi tersebut, akan memberikan nilai akibat pemukulan balik dari piston yang disebut dengan rebound value (R). Sebelum alat hammer test digunakan, wajib dilakukan pengujian anvil, yaitu suatu alat untuk mengkalibrasi alat hammer test. Pengujian dilakukan secara berulang dengan rebound value rata-rata 72. Apabila kurang dari nilai tersebut maka alat hammer test dinyatakan tidak layak Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui tegangan karakteristik suatu komponen beton yang telah tercetak tanpa merusak struktur tersebut (non destructive). Dari pengujian ini juga digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja struktur paska pembangunan.
II. SPESIFIKASI ALAT - Nama alat
: Hammer test merkPROCEQ tipe N-34
- Buatan
: SA Zurich, Switzerland
- Kalibrasi anvil : 74
1
III. METODE PENGUJIAN 1. Pada bidang yang akan diuji, hendaknya dibersihkan dengan gerinda (batu gosok) sehingga permukaan beton menjadi rata dan bebas dari spesi yang merekat. 2. Bagian yang telah dibersihkan kemudian dibuat titik pengujian dengan membuat grid antar titik 3cm, sebanyak 5 titik horizontal dan 5 titik vertikal (gambar. 1). 3cm
3cm
3cm
3cm 3cm
3cm
3cm
3cm
Gambar 1.
Grid Pengujian
Hammer Test 3. Pengujian dalam satu tempat akan didapatkan 25 data rebound value (R) selanjutnya dirata-rata. 4. Dari rata-rata rebound value (R) diambil 5 titik dibawah rata-rata dan 5 titik diatas rata-rata sebagai data terpakai. 5. Dengan menambah nilai koreksi yang tergantung dari kondisi beton dan sudut pemukulan serta kalibrasi anvil, maka akan diperoleh nilai akhir rebound value (Rakhir), dengan formulasi sebagai berikut
RAkhir ( R R Rsudut )
80 Ra
Dimana, R
= rebound value hammer test
R
= Faktor koreksi kondisi beton (beton basah=5, beton kering=0)
Rsudut
= Faktor koreksi sudut pemukulan (tabel. 1)
Ra
= nilai kalibrasi anvil
2
Tabel 1. Faktor koreksi sudut penekanan hammer test Rebound Value (R)
Faktor Koreksi Sudut -90
-45
10
+45
+90
+2,4
+3,2
20
-5,4
-3,5
+2,5
+3,4
30
-4,7
-3,1
+2,3
+3,1
40
-3,9
-2,6
+2,0
+2,7
50
-3,1
-2,1
+1,6
+2,2
-1,6
+1,3
+1,7
60 -2,3 Sumber : Kamekura Seiki C, Ltd
6. Nilai akhir rebound value (Rakhir) tersebut selanjutnya dikonversi sesuai grafik spesifikasi alat (grafik. 1) untuk mendapatkan nilai tegangan beton (benda uji kubus). Dengan menggunakan analisis statistik, maka diperoleh tegangan karakteristik beton dengan nilai toleransinya.
Grafik 1. Konversi rebound value terhadap tegangan benda uji.
3
IV. HASIL PENGUJIAN Hasil pengujian secara ringkas ditabelkan sebagai berikut, Tabel. 2. Hasil pengujian Bagian struktur
Tegangan rencana
Tegangan hasil pengujian
Toleransi
Dinding penahan
K-225
227,5
11,365
K-225
205
10,8
Poor 7
K-350
300,5
15,537
Kolom P7
K-350
412
19,32
Kolom P1
K-350
329
17,28
Pier Head 1
K-350
394
48,523
(arah Solo) Dinding penahan (arah Surabaya)
V. KESIMPULAN & SARAN 1. Dari data yang telah diambil, hasil akhir menunjukkan bahwa masih ada bagian struktur yang mempunyai tegangan karakterisitik dibawah rencana yaitu bagian dinding penahan (arah Surabaya), Poor 7 dan kolom P1. 2. Sebagai saran teknis, perlu dipertimbangkan untuk melakukan proses perhitungan ulang dengan mempertimbangkan tegangan karakteristik aktual hasil pengujian hammer test.
Madiun, 23 Juni 2006 Penguji,
A.F. Sujatmiko, ST
4